Anda di halaman 1dari 64

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

I. MANAJEMEN MUTU

A. INFORMASI UMUM

KEGIATAN : RENOVASI EXTERIOR & INTERIOR KANTOR UCP PAOTERE


TAHUN ANGGARAN : 2020
WAKTU PELAKSANAAN : 90
0 HARI KALENDER

DESKRIPSI PEKERJAAN

No. JENIS PEKERJAAN


(1) (2)
PEKERJAAN PERSIAPAN, PEMBONGKARAN &
I
PERBAIKAN
II PEK. PASANGAN, PLESTERAN & PARTISI
III PEKERJAAN BETON BERTULANG
IV PEK. LANTAI, LAPISAN DINDING
V PEK. KACA & ALUMINIUM
VI PEKERJAAN PLAFOND
VII PEKERJAAN PINTU
VIII PEKERJAAN PENGECATAN
IX PEK. FASAD ACP, ATAP
X PEKERJAAN PLUMBING
XI PEKERJAAN ELEKTRIKAL FIXTURE & INSTALASI
XII PEKERJAAN FURNITURE
XIII PEKERJAAN AKHIR

B. MANAJEMEN PENGENDALIAN PROYEK.

1. PENGENDALIAN WAKTU

Pengendalian waktu pelaksanaan proyek dilakukan dengan mengadakan rapat


rapat--rapat periodik yang
diselenggarakan setiap satu kali seminggu dan bertempat di kantor proyek (site office). Untuk
memudahkan kontrol pengendalian waktu pelaksanaan proyek dilakukan pen
penjadwalan
jadwalan waktu kerja
(time schedule) yang dibuat sesuai dengan urutan pelaksanaan pekerjaan. Penjadwalan kerja
dilakukan agar waktu pelaksanaan yang telah ditentukan dapat dimanfaatkan secara optimal
sehingga pekerjaan yang dilaksanakan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penjadwalan waktu
kerja (Time Schedule) yang dibuat antara lain :
Master Schedule:
Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun berdasarkan urutan pekerjaan dari saat proyek
dimulai hingga proyek selesai. Dengan Master Schedule dibuat kurva-S perencanaan dan kurva-S
aktual.

Monthly Schedule:
Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun pada minggu terakhir setiap bulan yang berisi
rencana pelaksanaan berbagai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk bulan berikutnya.
Weekly Schedule:
Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun untuk dilaksanakan dalam waktu satu minggu.
Daily Schedule:
Rencana kerja harian yang disusun dengan mengacu pada weekly schedule.
Selain membuat Time Schedule pengendalian waktu pelaksanaan proyek juga dilakukan dengan
membuat
Bar Chart dan Network Planning.
Bar Chart berisi kegiatan pelaksanaan pekerjaan dan waktu pelaksanaannya dalam waktu satuan
minggu yang dikemas dalam bentuk table.
Sedangkan Network Planning dibuat untuk menggambarkan jalur- jalur yang menghubungkan satu
kegiatan dengan kegiatan lainnya dengan durasi dan waktu paling awal/akhir untuk
memulai/mengakhiri kegiatan tersebut. Dengan Network Planning dapat ditentukan kegiatan –
kegiatan yang termasuk dalam lintasan kritis (critical path) yaitu kegiatan yang jika mengalami
keterlambatan dapat mempengaruhi kegiatan lain.
2. PENGENDALIAN BIAYA.
Pengendalian biaya merupakan salah satu point perhatian tersendiri, dimana disetiap
tahapan pekerjaan akan mengeluarkan biaya untuk melaksanakannya. Pengendalian biaya
biasanya dilakukan dengan melalui system pembayaran. Dalam hal ini sebelum dilakukan
pembayaran harus dilakukan pengecekan dan perhitungan bersama dengan pihak owner,
Konsultan Pengawas, dan Konsultan Perencana. Hasil dari perhitungan bersama yang disepakati
dituangkan dalam bentuk Progress prestasi pekerjaan yang dituangkan di setiap akhir
minggu, dan di berita acarakan serta di tanda tangan bersama-sama.
Pengendalian Biaya di dalam internal pelaksana sangat penting terkait dengan tingkat
prioritas, jumlah dan jenis kebutuhan material yang sudah disepakati dalam forum rapat dan
RKS yang ada.

3. PENGENDALIAN MUTU.
Pengendalian mutu bahan/material merupakan bentuk pengawasan terhadap kesesuaian
material dengan RKS yang direncanakan. Pengendalian mutu bahan/material dilakukan oleh
Quality Control sebelum tahapan pekerjaan dimulai. Bahan yang akan digunakan harus
diusulkan terlebih dahulu dan mendapatkan persetujuan bersama konsultan pengawas,
konsultan perencana dan owner. Bahan/material yang sudah disetujui harus tersimpan dan
terdokumentasikan dengan benar, terawat dengan baik. Pengendalian disini bersifat sebelum
pelaksanaan pekerjaan. Pengendalian mutu bahan/material ini dilakukan di setiap kedatangan
material.
Tahap pengendalian mutu bahan/material selanjutnya dilanjutkan dengan tahapan
pelaksanaan pekerjaan. Tahapan atau proses di setiap pekerjaan harus dilakukan dengan
metode yang benar sesuai yang disyaratkan. Di setiap tahapan yang harus dilalui dilakukan
pengawasan oleh pelaksana lapangan yang mengerti teknis pekerjaan. Kesalahan
pelaksanaan akan berakibat pada hasil kualitas pekerjaan. Kualitas hasil pekerjaan harus
dituangkan dalam bentuk daftar checklist. Pekerjaan-pekerjaan yang mutu akhirnya kurang
sesuai standard harus dilakukan perbaikan sampai mendapatkan hasil sesuai dengan standard
yang diinginkan. Inti dari tahapan ini adalah selalu dilakukan pengecekan terhadap
pemakaian material, proses tahapan pekerjaan dan pengecekan akhir pekerjaan.
Tahapan pekerjaan agar sesuai yang distandarkan sebelum pelaksanaannya harus dijelaskan
dalam bentuk metode pelaksanaan masing- masing pekerjaan. Metode pelaksanaan
pekerjaan ini harus juga mempertimbangkan factor keselamatan pekerjaan dan lingkungan
sekitarnya (termasuk orang yang mungkin lalu lalang di sekitar pekerjaan). Rambu-rambu
pengamanan harus dibuat sejelas-jelasnya agar setiap orang dapat bersikap waspada dan
hati-hati. Untuk penjelasan khusus perihal K-3 lihat lampiran rencana program K-3. Sebagai

3
gambaran, apabila dilakukan pekerjaan galian harus dilihat jenis tanahnya. Dari jenis tanah ini
dibuatlah kemiringan galian yang dimungkinkan. Di sekitar keliling galian dibuatlah pengaman
dan rambu-rambu peringatan. Rambu-rambu peringatan dapat berupa tulisan ataupun
garis/tali batas aman.
Apabila bekerja di ketinggian harus perhatikan benar-benar perancah kerja yang digunakan
apakah benar-benar kuat dan memenuhi syarat tidak. Apakah pengaman dari barang-barang
jatuh sudah ada belum. Apakah sabuk pengaman untuk pekerja sudah ada belum. Apakah
rambu-rambu peringatan ada pekerjaan di bagian atas sudah ada belum. Pertanyaan tersebut
haruslah sudah terdeteksi dan terjawab sebelum pelaksanaan pekerjaan itu sendiri.

MANAJEMEN SISTEM
PENGENDALIAN PROYEK

PENGENDALIAN PENGENDALIAN PENGENDALIAN


WAKTU MUTU BIAYA

PROYEK

C. STRUKTUR ORGANISASI KERJA TIM KONTRAKTOR

Struktur organisasi kerja Penyedia Jasa (kontraktor) dalam hal ini merupakan organisasi
kerja yang dipersiapkan secara khusus untuk menangani , melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan yang ditugaskan kepada Penyedia Jasa (kontraktor) dengan baik. Struktur
organisasi kerja ini terdiri dari satu tim kerja operasional yang dibentuk sebagai “Team
Operasional Lapangan” dipimpin oleh Project manager yang bertanggung jawab secara

4
substansi teknis pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud oleh pemberi tugas. Oleh karena itu
organisasi kerja ini adalah bersifat hubungan teknis operasional. Struktur organisasi kerja
dapat dilihat pada Gambar di bawah.

STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTUR

KEUANGAN/
PROYEK MANAGER ADMINISTRASI
LOGISTIK

TENAGA K3 PELAKSANA TEKNIS

TUKANG/PEKERJA

PROYEK

ket :
Garis Komando/Instruksi
Garis Koordinasi

5
D. SETTING OUT DAN TITIK TETAP

a. Untuk menentukan posisi serta keinginan rencana di lapangan Kontraktor harus


melakukan pengukuran di lapangan seperti ditunjukkan dalam gambar.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor dan Direksi Pekerjaan harus mengadakan
pengukuran ulang (MC.0) guna mendapatkan Titik Tetap di lapangan dan diadakan
pengamatan ulang yang dialkukan oleh Kontraktor dan Pengawas yang disahkan oleh
Pemberi Tugas.
c. Dalam hal terdapatnya perbedaan antara rencana dalam gambar dengan hasil
pengukuran, maka Kontraktor harus melaporkan hal ini kepada Direksi Pekerjaan untuk
mendapatkan keputusan dan dinyatakan dalam Berita Acara. Keputusan akan didasarkan
atas keamanan konstruksi serta kelancaran kegiatan di luar dan di dalam lokasi pekerjaan.
d. Pemasangan Titik Tetap dilakukan dengan menggunakan patok beton, yang akan
merupakan titik utama dalam melaksanakan pekerjaan, atau metode lain menurut
pertimbangan Direksi Pekerjaan sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.

II. PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

A. PEKERJAAN PERSIAPAN

1) Pengamanan Daerah Kerja


2) Gudang Kontraktor
3) Fasilitas Penerangan
4) Fasilitas Pengadaan Air Kerja
5) Keamanan Pekerjaan dan Tanda Pengenal Pekerja
6) Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran

B. PEKERJAAN PEMBONGKARAN

Untuk semua item pekerjaan pembongkaran agar dilakukan pembongkaran secara hati –
hati dan secara terstruktur dengan baik agar dapat berjalan sesuai dengan rencana.

a) Langka-Langka pembongkaran gedung lama :


Pada saat pembongkaran bangunan exetting tersebut perlu diperhatikan
pengamanan K3 untuk semua pekerja yang berada di tempat kerja

6
Kontraktor melakukan engineering survey, antara lain mencakup melihat
kondisi struktur yang akan dibongkar termasuk peninjauan atas kekuatan
bangunan, bagian yang tidak stabil dari bangunan dan kemungkinan collapse,
merencanakan metode, peralatan dan tenaga yang akan dipergunakan untuk
pembongkaran serta pengamana epentingan publik
Menyiapkan perangkat pengaman seperti Jaring pengaman, rambu/ tanda
peringatan,alat pelindung diri, bracing, serta shoring.sekaligus memasang
barikade, pagar pengaman agar orang
Kontraktor telah menyiapkan tenaga personil yang berkompeten dan
berpengalaman atau ahli dalam melaksanakan pembongkaran bangunan
sebelum melaksankan pembongkaran memastikan semua aliran listrik dalam
kondisi mati (shut off), dan saluran air kondisi tertutup jika dipandang perlu
maka dapat dipindahkan ke lokasi sementara diluar bangunan dalam kondisi
aman.
Memastikan bangunan yang akan dibongkar sudah tidak terdapat sisa-sisa
barang yang berbahaya.
Jika semuanya sudah aman baru setelah itu pembongkaran bisa dilakukan.
Bagian yang harus dibongkar pertama kali yaitu pintu dan jendela berikut
kusen dan element lain yang bisa dilepas secara langsung. Perabot ini masih
bisa dipakai lagi sehingga harus diamankan agar tidak rusak terkena runtuhan
element yang lain.
Pekerjaan berikutnya adalah melakukan pembongkaran yang berada di bagian
atas. Lepas satu persatu susunannya lalu dilanjutkan dengan melepas bagian
kerangka yang terdiri dari reng dan usuk. Jika memakai bahan dari kayu,
perlu lebih berhati-hati karena banyak paku yang bisa melukai kaki atau
tangan. Selain itu ketika melepas kayu, perhitungkan dengan cermat agar
posisi duduk tidak berada pada kayu yang berhungan dengan kayu lain yang
sedang dilepas. Hal yang sama juga harus dilakukan pada kerangka yang
terbuat dari besi baja
Langkah berikutnya yaitu membongkar dinding atau tembok. Pertama kali
yang harus dibongkar adalah dinding yang punya ukuran paling tinggi. Karena
dinding ini sudah tidak punya element penahan, maka resiko bisa roboh dan
jatuh sendiri menjadi lebih besar. Dan sebelum dibongkar sebaiknya dilakukan
penyiraman lebih dulu menggunakan air. Tujuannya adalah agar debu yang
berterbangan bisa diminimalkan.

7
Bagian yang tidak boleh dilupakan adalah perhitungkan arah dinding tersebut
mau jatuh. Bikin suatu sistem yang membuat arah jatuhnya tidak mengenai
bangunan lain yang ada disampingnya. Kecuali jika batu bata yang ada di
dalam dinding mau digunakan lagi, bisa dilepas satu persatu agar tidak pecah.
Memang pekerjaan ini membutuhkan waktu yang lebih lama, namun jika mau
membuat bangunan yang baru lagi dana yang dikeluarkan menjadi lebih
hemat dan irit.
Bagian paling sulit dalam pembongkaran dinding adalah ketika harus melepas
konstruksi yang terbuat dari tulang besi. Selain butuh waktu yang lebih lama
prosesnya juga rumit. Terlebih lagi bila rumah tersebut terdiri dari dua lantai
atau lebih. Karena tulang besi tersebut tidak hanya ada di dinding saja namun
juga berada di lantai bagian atas. Bahkan element ini menjadi merupakan
pekerjaan yang paling melelahkan.
Jika semuanya sudah dibongkar, tinggal melepas lantainya lalu disusul dengan
pondasi yang ada di dalam tanah. Pekerjaan ini juga tidak kalah rumit
dibanding dengan pembongkaran konstruksi. Kita harus membuat galian atau
lubang lebih dahulu.

C. PEKERJAAN BETON BERTULANG

Pekerjaan struktur atas terdiri dari pekerjaan bekisting, penulangan/pembesian dan


pengecoran.

Untuk : sloef, Kolom, balok, Balok Latei Kolom Praktis dan Plat yang merupakan
pekerjaan pembetonan yang prinsip pembetonan mengacu kepada spesifikasi dan
gambar.

a. Pekerjaan Pembesian/Penulangan

Fungsi tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tarik, gaya geser dan
momen torsi yang timbul akibat beban-beban yang bekerja pada konstruksi beton
tersebut. Oleh karena itu perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan
sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja, RKS dan Aanvulling yang telah
direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal:
- Ukuran diameter baja tulangan
- Kualitas baja tulangan
- Kuantitas baja tulangan
- Penempatan/pemasangan baja tulangan

8
Proses fabrikasi besi terdiri dari pemotongan dan pembengkokan besi tulangan.
Sebelum mengerjakan proses fabrikasi besi bagian pembesian harus menyusun
daftar pembengkokan dan pemotongan besi tulangan berdasarkan gambar
pelaksanaan ( shop drawing ). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun
daftar pembengkokan dan pemotongan adalah sebagai berikut :

a) Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,
minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi
daya lekat antara baja tulangan dengan beton.
b) Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah
yang momennya nol atau dengan menggunakan sambungan lewatan sehingga
gaya dari batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain.
c) Panjang dan bentuk baja tulangan harus direncanakan secara ekonomis
sehingga bagian-bagian sisa atau yang tidak terpakai didapat seminimal
mungkin. Sedemikian rupa sehingga teknik pemasangan tulangan tidak
menyulitkan dalam pelaksanaan lapangan.
d) Penganyaman besi tulangan harus diikat kuat dengan memakai kawat beton
agar waktu pengecoran posisi tulangan tidak bergeser. Penopang, ganjalan, jepit
dan kawat beton harus berkualitas sama dengan bahan besi tulangan.

Pekerjaan Pemasangan Tulangan


Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke
lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai dengan gambar pelaksanaan.
Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :

Pemeriksaan diameter, panjang dan bentuk tulangan sebelum baja


tulangan tersebut terpasang.
Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur
maupun tulangan geser.
Sengkang dipasang secara manual. Pemasangan sengkang dilakukan
dengan kawat beton.
Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran, sambungan
lewatan dan panjang penjangkaran sesuai yang direncanakan.
Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang tahu beton sebagai
acuan sesuai tebal tebal selimut beton yang akan di cor.

Adapun pekerjaan pembesian/penulangan meliputi pemasangan tulangan kolom,


balok, sloef/plat.

1. Penulangan Kolom
Pada penulangan kolom, ujung bawah dihubungkan dengan pondasi sedangkan
bagian atas dihubungkan dengan balok sehingga merupakan satu kesatuan struktur
portal yang kaku.

9
Besi kolom yang dipasang pertama kali berbentuk L dan diikatkan pada tulangan
bawah tulangan sloef. Pemasangan tulangan dimulai dengan memasang sebelah
luar. Setelah itu dilakukan pemasangan besi-besi yang lain dan menyambungnya
dengan tulangan yang sudah ada.

2. Penulangan Balok

Pemasangan tulangan balok dan pelat dak Konsol dilakukan secara serentak setelah
pemasangan bekisting balok dan pelat Dak konsol. Pemasangan tulangan balok
dilakukan sebagai berikut :

Dipasang tulangan bawah diatas beton decking tebal 3,0 cm. ujung tulangan bawah
dimasukkan ke dalam tulangan kolom sebagai penjangkaran sepanjang minimal 25D.
Apabila terdapat sambungan pada penulangan dilakukan sambungan lewatan sekitar
40D. sambungan tulangan dilakukan selang seling dan harus dihindarkan
penempatan sambungan ditempat-tempat dengan tegangan maksimum.

Pemasangan tulangan sengkang yang diatur jaraknya dimana jarak pada tumpuan
lebih rapat dibandingkan jarak tengah bentang. Sengkang diikat dengan kawat
beton.

Tulangan atas dipasang dengan cara dimasukkan satu per satu kedalam tulangan
sengkang dibagian atas kemudian diikat dengan kawat. Ujung tulangan atas
dimasukan kedalam tulangan kolom sebagai panjang penjangkaran sepanjang 40D
atau ¾ kali tinggi manfaat balok jika balok berukuran besar. Sebagai pengaku
dipakai tulangan pinggang sesuai dengan perencanaan.

b. Pekerjaan Bekisting

Dalam pekerjaan bekisting terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni :
− Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi
seperti yang disyaratkan pada gambar kerja.
− Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang
diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya.
− Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk
yang tetap bagi struktur beton sesuai yang direncanakan.
− Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan,
kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
− Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat
pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton.
− Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan
juga tidak merusak beton.
− Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik
secara vertical maupun horizontal.
Sedangkan bahan bekisting yang digunakan pada proyek ini adalah menggunakan
bahan yang sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam RKS, Bekisting dari

10
multipleks/papan tersebut diperkuat dengan rangka kayu meranti ukuran 5/7, atau
dari bahan lain yang disetujui oleh konsultan pengawas untuk mendapatkan
kekuatan dan kekakuan yang sempurna. Sedangkan steiger yang digunakan adalah
dari pipa – pipa besi standar pabrik atau kayu /dolken.
Adapun pemasangan bekisting meliputi pemasangan sloef bekisting kolom, balok,
Plat.

a. Bekesting Sloof

Bekesting sloof pondasi dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton pondasi
yang diinginkan sesuai gambar, bekisting ini menggunakan multiplek tebal 9 mm
dan diberi tembiring usuk 4/6 & stut menggunakan kayu 4/6 cm dengan ketentuan
sebegai berikut

• Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti
yang disyratkan pada gambar
• Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan
oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
• Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang
tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
• Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan
pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
• Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat pelaksanaan
pengecoran dan juga tidak merusak beton
• Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga
tidak merusak beton
• Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik secara
vertical maupun horizontal

b. Bekisting Kolom

Kolom merupakan salah satu elemen struktur utama pada bangunan gedung yang
digunakan untuk menyalurkan beban-beban diatasnya ke pondasi bangunan. Ukuran dan
jumlah kolom pada suatu bangunan sangat tergantung dari perencanaan struktur.
Perencanaan struktur dilakukan oleh konsultan perencana yang mempunyai Sertifikasi.
Mengapa harus bersertifikasi? Tentu karena resiko yang ditmbulkan sangat besar apabila
perencanaannya gagal. Dalam pembuatan kolom struktur pun harus dilakukan oleh
kontraktor yang mempunyai grade. Proses pembuatan kolom struktur antara lain
Fabrikasi pembesian, Pemasangan Bekisting dan Pengecoran. Nah, dalam artikel ini akan
dibahas khusus mengenai Metode pemasangan bekisting kolom.

11
Bekisting kolom sangat penting dalam proses pembuatan kolom struktur karena
berpengaruh terhadap bentuk kolom. Semakin kuat dan presisi suatu bekisting maka hasil
akhir dari kolom tersebut juga akan baik. Sehingga diperlukan suatu metode pemasangan
bekisting yang baik agar hasil kolom tersebut bisa dikatakan baik.

Sebelum memulai pembahasan Metode pemasangan bekisting kolom yang perlu diketahui
adalah urutan langkah pekerjaan kolom antara lain 1) Fabrikasi dan pemasangan
pembesian yang terdiri dari tulangan pokok dan begel, 2) Pemasangan bekisting dan 3)
Pengecoran. Langsung saja, berikut ini penjelasan mengenai metode pemasangan
bekisting.

1. Fabrikasi Bekisting kolom

Fabrikasi adalah pembuatan bekisting sebelum dirakit di lapangan. Sebelum fabrikasi


dimulai tentu harus disiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang akan digunakan antara
lain Multiplek, Paku, kaso. Tebal multiplek menyesuaikan dengan ukuran kolom. Ukuran
kolom sekitar 60X90 menggunakan tebal 15 mm multiplek jenis Tegofilm yang
permukaannya licin. Sedangkan kayu kaso menggunakan kayu kruing dengan ukuran 5/7.
Adapun rangkaian untuk fabrikasi bekisiting kolom seperti pada gambar berikut.

Bekisting sebelum disupport

Pada gambar di atas, bekisting hanya sekedar didirikan saja belum diperkuat. Jarak antar
kaso sangat menyesuaikan dengan ukuran kolom struktur. Semakin lebar dan tinggi
kolom, kaso semakin banyak.

12
2. Pemasangan bekisting

Seperti pada gambar di atas bahwa sebelum pemasangan bekisting dilanjutkan,


dipastikan terlebih dahulu pembesian kolom sudah selesai. Berikut langkah-langkah
dalam memasang bekisting pada kolom struktur

• Menyiapkan sepatu kolom. Fungsinya agar bekisting tepat berada pada titik
koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan. Sepatu kolom biasanya
menggunakan besi stek yang dibor pada lantai.
• Memasang bekisting kolom seperti pada gambar di atas. Jangan lupa beton
decking atau tahu beton sudah di dalamnya. Tujuan beton decking ini untuk
menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah selama proses pengecoran.
• Memasang sabuk balok pada bekisting kolom untuk memperkuat. Ukuran balok
yang digunakan biasanya 6/12 atau 8/12 kayu kruing. Untuk mengunci balok
tersebut harus menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri atau membeli jadi.
Jika ingin membuat sendiri menggunakan as drat ukuran 10 mm, besi ulir 10 mm
dan plat besi tebal 3-5 mm. Jarak balok sangat tergantung dari tinggi kolom.
Apabila tinggi kolom sekitar 3-4 m maka jumlah sabuk balok 4 dengan jarak
dibagi rata. Namun jika tinggi kolom lebih dari 4 m maka menyesuaikan dengan
prinsip semakin ke bawah jarak sabuk semakin pendek karena bebannya lebih
besar di bawah.
• Memasang pipa support Untuk menjaga vertikaliti dari kolom. Untuk mendapatkan
kolom struktur yang sempurna, bekisting tidak boleh miring ataupun goyang saat
pengecoran Oleh karena itu pemasangan pipa support dinilai sangat penting. Lalu
bagaimana cara agar kolom benar-benar tegak vertikal? baca selengkapnya di
artikel

c. Bekisting Balok Latei / Ringbalk & Plat Dak

Sebelum pemasangan perancak dimulai pastikan dasar tempat pijakan perancak kuat
untuk menahan beben beton, ini sangat penting untuk menghindari terjadinya setel
(penurunan) akibat pengecoran balok atau plat dak berlangsung.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam antara lain :

Menentukan elevasi lantai kemudian lakukan penandaan sebagai acuan dalam


pembigestingan pelat lantai dan balok.
Elevasi dasar atas begisting pelat lantai adalah = El. LT II - (tebal spesi + keramik) -
tebal pelet beton
Elevasi dasar atas begisting Balok lantai adalah = El. Dasar atas begisting pelat -
(tinggi balok - tebal pelat)
Pasangkan perancah untuk balok terlebih dahulu searah balok
Pasangkan Pasangkan balok 8/12 searah balok beton
Pasangkan suri-suri 6/12 dengan jarak 60 cm
Pasangkan begisting sesuai ukuran dimensi balok yang akan di cor

13
Masukan pembesian yang sudah dirakit kedalam bekisting balok yang sudah
disiapkan
Kemudian dengan cara yang sama lakukan pada pembegistingan pada plat overstek
beton
Pasangkan Hori beam dengan jarak per 40 cm
Pasangkan begisting dengan plywood dengan ketebalan 15 mm
Lakukan pemasangan pembesian pelat
Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti
yang disyratkan pada gambar
Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan
oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang
tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan
pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat pelaksanaan
pengecoran dan juga tidak merusak beton
Dalam pemasangan bekisting harus selalu di kontrol elevasi begisting

3. Pekerjaan Pengecoran

Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :

− Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, air compressor, lampu


penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
− Sebelum adukan beton dituang, dilakukan pengambilan benda uji dan test slump. Jika
tidak memenuhi syarat maka adukan beton ditolak.
− Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran,
diameter tulangan, beton decking yang harus sesuai dengan gambar rencana. Diperiksa
pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.
− Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran dengan
kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.

Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton

14
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil/split dan batu pecah.
Tahap-tahap pekerjan pengecoran yaitu:

• Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
• Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen, pasir,
split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
• Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volune split serta air
secukupnya.
• Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru
kemudian ditambahkan air secukupnya
• Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit tabung
mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
• Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang sudah
diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan dilakukan/dikerjakan
bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang
berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah tulangan.

Pembongkaran
o Pada konstruksi beton yang baru dicor harus dijaga terhadap pengaruh pengaruh
panas, getaran dsb. Yang akan dapat mempengaruhi proses pengikatan beton.
o Permukaan beton harus dilindungi dari pengeringan yang terlalu cepat dan atau
tidak merata, dengan cara disiram air atau ditutup karung goni yang dibasahi selama
14 (empat belas) hari.
Perawatan
Bekisting hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut telah mencapai
kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban beban pelaksanaan
yang bekerja padanya. Pembongakaran tersebut harus mendapatkan persetujuan
dari para ahli. Setelah ia memeriksa hasil-hasil pemeriksaan benda uji dan
perhitungan-perhitungan tersebut. Bagian-bagian konstruksi dimana terjadi barang-
barang kerikil harus diperbaiki dengan penuh keahlian.

15
MULA

Persiapan Bekisting • Survey Persiapan


• Shop

CEK TIDAK Diperbaiki


DIREKSI

YA
Pasangan Tulangan Febrikasi

Inspeksi 1 TIDAK Diperbaiki

YA
Pasang Bekisting

Inspeksi 2 TIDAK Diperbaiki

YA

Pengecoran

Bongkar Bekisting

Inspeksi 3 TIDAK Diperbaiki

YA
Curing

SELESAI

16
d. Pekerjaan Tangga

Sebelum memulai pekerjaan tangga, maka yang perlu dilakukan setelah


mempersiapkan bahan & alat adalah langkah-langkah sebagai berikut
• Pelat Badan Tangga
Sebenarnya tidak perlu pabrikasi secara khusus, karena bisa dipabrikasi pada saat
penyetelan langsung. Yang perlu dipersiapkan adalah posisi kemiringan badan
tangga serta pipa galvanis (panjang disesuaikan bentang badan tangga) yang
disusun sesuai kemiringan badan tangga.

• Dinding Tangga
Dibuat sesuai dengan ukuran tangga (tebal plat + tinggi trape tangga).
Cara pabrikasi sama seperti pabrikasi dinding balok.

• Anak Tangga
Plywood 12 mm dipotong sesuai dengan tinggi trape (optrade) dan lebar tangga,
kemudian diberi rangka.

Setelah tahap persiapan selesai dilakukan, maka perlu dilakukan langkah-langkah


penyetelan sebagai berikut :

• Bordes Tangga
Sebelum memulai pekerjaan bordes tangga, perlu diperhatikan elevasi / ketinggian
dari lantai dibawahnya sehingga diketahui kombinasi alat yang diperlukan, apakah
menggunakan pipe support.
Pekerjaan bordes tangga dimulai dari pekerjaan balok bordes, yang cara
penyetelannya sama seperti balok biasa. Kemudian antar dinding balok dipasang
kayu 5/7 (jarak maksimum 25 cm). Kayu ini berfungsi sebagai pengganti pipa
(karena bentang pendek). Setelah selesai pemasangan kayu 50/10, lalu diikuti
pemasangan plywood yang ukurannya disesuaikan dengan panjang dan lebar
bordes.

• Badan Tangga
Badan tangga ada 2 buah, yaitu antara bordes dengan lantai dibawahnya dan antara
bordes dengan lantai di atasnya.

• Dinding Tangga dan Bordes


Setelah pekerjaan bordes dan badan tangga selesai, kemudian dipasang dinding
tangga kanan-kiri dan dinding bordes diatas badan tangga dan bordes.
Dinding tangga dipaku dengan badan tangga dan diberi perkuatan dengan potongan
kayu 5/7 (jarak maksimum 40 cm). Potongan kayu 5/7 dipaku antara badan tangga
dengan dinding tangga sehingga benar-benar kuat, rapi, dan tidak goyang. Dinding
ini telah dipabrikasi sebelumnya.

• Trape / Dinding Anak Tangga

17
Anak tangga dipasang setelah dilakukan pengecekan terhadap elevasi bordes,
kemiringan badan tangga, penggambaran trape / anak tangga pada dinding badan
tangga dan pembesian.

Pemasangan bordes dan badan tangga salah apabila jumlah anak tangga tidak pas,
dengan antrade dan uptrade yang telah ditentukan ukurannya (bisa kurang bisa
lebih). Bila kesalahan ini terjadi maka harus dibetulkan terlebih dahulu.
Trape / dinding anak tangga dipasang diantara dinding badan tangga sesuai dengan
yang telah digambar pada dinding badan tangga dan dipaku dari dinding tangga ke
arah dalam. Untuk memudahkan pemasangan dapat dilakukan dari bawah ke atas.
Setelah semua terpasang, kemudian antar anak tangga dirangkai dengan kayu 5/7
memanjang dari atas ke bawah pada dua tempat kanan-kiri dan dipaku. Sama
halnya dengan dinding badan tangga, dinding anak tangga ini pun telah dipabrikasi
sebelumnya.

Selanjutnya, setelah proses persiapan dan penyetelan dilakukanlah proses


pembongkaran. Pembongkaran dinding badan tangga dan trape dapat dilakukan
setelah beton berumur 12 jam, sedangkan untuk badan tangga dan bordes
dilakukan setelah tujuh hari atau setelah mendapat ijin dari pihak direksi.

Untuk pembongkaran balok bordes cara dan urutannya seperti pada pembongkaran
balok biasa. Untuk pembongkaran badan tangga dan bordes, dimulai dari
pengendoran jack base dan U-head, kemudian diikuti pembongkaran lader/pipe
sipport dan kayu 6/12. Setelah itu dibongkar kayu 5/7 dan terakhir adalah
pembongkaran plywood. Setelah semua dibongkar kemudian dirapikan dan
ditumpuk pada tempat yang mudah dijangkau oleh alat angkut.

18
D. PEKERJAAN PASANGAN DINDING & PLESTERAN
a. Pekerjaan ini pada umumnya mempergunakan pasangan dinding bata sesuai yang
dinyatakan dalam gambar-gambar.
b. Pasangan dinding harus dikerjakan sedemikian rupa sehinngga menghasilkan dinding
yang rata, tidak bergelombang dan tidak menunjukkan retak-retak. Kontraktor diwajibkan
mengikuti cara-cara teknis yang baik secara cermat yang meliputi pekerjaan pemasangan
bata, penyelesaian sudut-sudut, pertemuan dari dinding-dinding dan lain sebagainya.
c. Pasangan dinding bata hanya dapat dilaksanakan oleh tukang-tukang yang ahli dalam
pekerjaan tersebut.
d. Direksi Pekerjaan Lapangan berhak untuk menolak dipekerjakannya tukang yang menurut
penilaiannya tidak memiliki keahlian/keterampilan yang cukup untuk mengerjakan pekerjaan
ini. Dalam hal seperti itu, Kontraktor harus dengan segera mengganti tukang tersebut
dengan tukang-tukang yang memenuhi syarat-syarat keahlian/keterampilan. Keterampilan
dalam pengambilan tindakan demikian, yang dapat berakibat tertundanya penyelesaian
pekerjaan adalah menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya.
e. Bata merah harus dipasang pada hamparan adukan yang penuh dan semua siar vertikal
dan siar-siar antara tembok dan struktur beton yang mengelilinginya harus terisi penuh.
Tebal siar harus minimal 1 cm.
f. Batu bata sebelum dipasang, terlebih dahulu harus direndam dalam air hingga jenuh.
g. Batu merah yang digunakan harus dari kwalitas terbaik dan dari hasil pembakaran yang
matang. Untuk pemasangan bata, biasa digunakan adukan 1 PC : 5 Psr. Sedangkan untuk
pemasangan batu bata yang berkenaan dengan air menggunakan adukan 1 PC : 3 Psr .
Pasir yang dipergunakan haruslah pasir pasang yang memenuhi ketentuan pelaksanaan
pekerjaan.
h. Pada kolom-kolom, kolom praktis dan balok yang berhubungan dengan dinding batu bata
harus dipasang stek Ø 12 jarak ± 50 cm.
Agar dihasilkannya kualitas dinding tembok yang baik, maka pemasangan bata untuk
dinding tembok akan dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
a) Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, akan dibuatkan gambar shop drawing dinding
terlebih dahulu sehingga bisa dilihat dengan tepat di mana posisi tembok yang akan
dipasang serta pada bagian mana terdapat lubang kusen pintu & jendela.
b) Kontraktor akan mengajukan jenis batu bata yang kualitas baik, seperti tidak rapuh, dan
telah mengalami pembakaran sempurna, pada prinsipnya batu bata dengan tektur kasar
akan lebih mengikat adukan dibandingkan dengan batu bata dengan tekstur halus dan rapi.

19
Contoh Persiapan Pemasangan dinding bata

c) Untuk mengontrol kedataran dan ketegakan pasangan bata, akan digunakan


waterpass , kayu jidar, dan benang ukur.
d) Pasang rangka hollow jarak 60cm sesuai keinginan jangan lupa di lot (agar tidak
miring), seperti gambar di bawah ini
e) Menggunakan adukan dengan perbandingan campuran pasir dan semen yang
cukup , sesuai dengan petunjuk dalam Dokumen Perencanaan.
f) Dalam melakukan pekerjaan plesteran dan acian, akan diupayakan agar ada waktu
tenggang dari waktu pemasangan dinding bata, guna menghindari tembok
mengalami perkerasan terlalu cepat, yang menyebabkan dinding retak-retak.

E. PEKERJAAN PLESTERAN
a. Untuk semua pekerjaan plesteran tidak diperkenankan memakai kapur. Semua
permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar dan dibersihkan dari segala
macam kotoran, kemudian pada tahap pertama dibuat basah, selanjutnya dikamprot dengan

20
adukan 1 Pc : 3 Psr yang tajam. Kamprotan ini dibiarkan sampai mengering. Pada
pelaksanaan plesteran pertama (kamprotan) harus disiram air sebelum diplester 1 Pc : 3
Psr. Tebal plesteran beton ini adalah antara 6 mm – 10 mm.

b. Pada permukaan dinding bata yang akan diplester, siar-siar sebelumnya harus dikorek
sedalam 1 (satu) cm untuk memberikan pegangan pada plesteran. Kemudian dinding disikat
sampai bersih dan disiram air, barulah plesteran dapat dikerjakan. Plesteran terakhir berupa
acian semen baru dapat dilaksanakan setelah dinding terpasang untuk paling kurang 2 (dua)
minggu.

c. Tebalnya plesteran dinding bata tidak boleh kurang dari 1 (satu) cm dan tidak boleh lebih
dari 2 (dua) cm kecuali ditetapkan lain.

d. Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus. Jika plesteran
menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata , tidak tegak lurus atau
bengkok, adanya pecahan atau retak, keropos, maka bagian tersebut harus dibongkar
kembali untuk diperbaiki.

e. Pada dasarnya plesteran lapis pertama adalah sama dengan adukan pasangan dimana
plesteran tersebut diadakan. Ketentuan mengenai perbandingan campuran bahan untuk
adukan bagi macam-macam keperluan dapat dilihat pada pasal adukan dan campuran.
Agar tembok yang diplester rapih dan bagus, Permukaan harus rata dan halus, tali air
lurus dan rapi, tidak keropos, ketegakan dinding lurus dan rapi, ketebalan plesteran
hemat. agar terlihat rata dan indah berikut ada proses cara pembuatannya:

Contoh pelesteran dinding

21
Beberapa Peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran dinding
antara lain:
 Meteran
 Jidar alumunium / jidar kayu
yu kkaso
 Roskam kayu / roskam besi
 Kertas semen/ kertas bekas
as za
zak semen
 Benang
Bahan-bahan
bahan yang digunakan dalam pekerjaan plesteran dinding yaitu:
 Triplek
 Kawat ayam ( digunakan pada
ada plesteran yang memerlukan perkuatan khusus
sus
atau pada plesteran dengan ketebalan lebih dari 3 cm )
 Air
 Semen

F. PEKERJAAN ACIAN DINDING


Pekerjaan Acian semen pada didning tembok merupakan langkah akhir dari rangkaian
pekerjaan pemasangan dinding batu bata, kemudian dilakukan plesteran dan diakhiri
dengan acian.

Adapun metode cara Acian dinding yang akan diterapkan Penyedia Jasa, adalah
sebagai berikut:

22
a) Persiapan bahan peralatan seperti air, semen, cetok, kertas bekas zak semen
dan bahan-bahan lainnya sesuai kebutuhan.

b) Menyiapkan tempat penampungan air, bisa berupa ember bekas tempat cat atau
tempat lainnya yang dapat digunakan untuk menampung air acian.
c) Menaburkan semen ke dalam air secara perlahan-lahan, cukup dengan
menaburkan saja dan tidak akan diaduk karena dapat menyebabkan semen
bergumpal serat cepat kering, sehingga tidak bisa digunakan lagi sebagai bahan
acian dinding.
d) Menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan
agar nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
e) Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan dinding dengan
menggunakan cetok.
f) Menghaluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas zak semen, sehingga
permukaan benar-benar rata dan halus.
g) Mengupayakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering , yaitu dengan cara
menyiram air, karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan
kertakan dinding
h) Pekerjaan acian dinding selesai, namum perlu menunggu beberapa waktu untuk
melanjutkan ke pekerjaan pengacatan.

23
G. PEKERJAAN PARTISI ,PINTU DAN JENDELA

A. Pekerjaan Partisi Gypsum

LANGKAH KERJA
1. Pemasangan kerangka vertikal dan horisontal

2. Check kelurusan rangka hollow partisi

3. Pemasangan Papan Gypsum di kedua sisi dan


finishing permukaan partisi

24
H. PEKERJAAN KACA DAN PEMASANGANNYA
a. Untuk kaca dapat dipergunakan hasil produksi dalam negeri (Untuk pekerjaan kaca pada
Renovasi ruang Kantor Pegadaian Maros Menggunakan kaca bening 5mm dan kaca Oneway
hijau 5mm sesuai rencana kerja. Permukaan kaca harus rata sehingga menghasilkan
bayangan yang tidak berubah-ubah. Kaca yang menghasilkan bayangan yang berubah-ubah
diganti dengan kaca yang memenuhi syarat. Kaca tidak boleh mengandung retak-retak
(diluar atau didalamnya) atau bintik-bintik.
b. Ukuran kaca sesuai petunjuk dalam gambar kerja.
c. Pinggiran kaca (bekas potongan) harus diasah sebelum dipasang.
d. Tidak diperkenankan suatu kontak langsung (menyandar atau menumpu) antara kaca
dan rangka. Pada waktu pemasangan harus tahan atau tumpuan berupa setting blok dari
bahan-bahan yang elastis dan tidak menimbulkan korosi. Selanjutnya alur-alur yang ada diisi
dengan bahan-bahan mastik atau sealant yang elastis dan kedap udara. Pemasangan harus
menghasilkan kaca yang terpasang teguh pada tempatnya (tidak goyang).
1. Pekerjaan Daun Pintu dan jalusi
. Daun pintu dipasang dengan ukuran yang telah ditentukan dan harus betul-betul
rapat dan rapi.
Jalusi atau ventilasi sebagai ventilasi udara atau pencahayaan dipasang diatas pintu
atau jendela dengan ukuran yang telah ditentukan.
Untuk pemasangan kusen/ pintu Polding Gate dilakukan setelah bidang dinding
terbentuk, apabila pemasangan kusen/ pintu Polding gate dipasang bersamaan
dengan dinding maka dikwatirkan akan kotor dan bisa merusak pada lapisan-lapisan
pintu tersebut. Dan pada pelaksanaannya harus disesuaikan dengan gambar detail.
Pelaksanaan Pemasangan daun Pintu kaca tempered

25
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-lubang bukaan),
termasuk mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, caraa pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka aluminium dan penguat lain
yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga
kerapihan terutamaa untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada cacat berkas
penyetelan.
Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
Daun pintu.
a. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan
Perencana/Konsultan Management Konstruksi tanpa meninggalkan bekas cacat pada
permukaan yang tampak.
b. Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dan tidak bergelombang
dan tidak melintir.
I. Pelaksanaan Pemasangan daun Multifleks/teakwood finishing HPL

Kita pasangkan greenlam laminates pada panel multiplex dengan lem kuning
(kami sarankan jenis Fox Prima D), dengan dioleskan 2x pada masing-masing
bidang multiplex dan hpl, tunggu hingga cukup kering sentuh, kemudian
tempelkan hpl pada multiplex perlahan-lahan dan ditekan secara berurutan
ke arah luar, supaya udara tidak terjebak didalam sampai hpl merekat kuat
dan rata pada multiplex
Potong panel multiplex sesuai ukuran yang kita inginkan dengan meja potong
( cara 1 dan 2 dapat dibalik )
Setelah mendapat ukuran panel yang kita inginkan, bersihkan dengan amplas
bagian pinggiran bekas potongnya
Siapkan edging yang akan ditempel ke pinggiran panel, dan berikan lem
kuning 2x pada masing-masing permukaan, tunggu hingga cukup kering
sentuh, setelah itu tempelkan edging secara hati-hati ke pinggiran panel dan
tekan-tekan secara berurutan ke arah pinggir, hingga cukup kuat
Potong sisa pinggiran hpl dengan router, dengan tipe mata pisau samping,
dan bentuk edging yang sudah rata dengan panel hpl tersebut dengan sedikit
pingul supaya tidak terlalu runcing, haluskan dengan amplas

26
J. PEKERJAAN MEBEULAIR & FURNITURE

2.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan dinding partisi satu muka gypsum,
termasuk pemasangan rangka sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam
gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas
a. Pekerjaan yang dimaksud dengan spesifikasi ini mencakup pengadaan
barang- barang , tenaga kerja, perabotan, serta perlengkapan pengiriman
serta instalasi dari furniture/meubelair di site sesuai dengan layout.
b. Pengadaan furniture sesuai jenis yang diterangkan di gambar dan Bill of
Quantity (BOQ)
c. Pengiriman, penyimpanan, serta pengaman satuan meubelair harus dilakukan
sehingga tidak mengakibatkan kerusakan.
d. Meubelair harus disimpan hingga pekerjaan fisik sudah siap
untuk menerimanya.
e. Lindungi semua permukaan meubelair untuk mencegah kotoran, goresan, serta
panas matahri dan hujan selama pengiriman.
f. Simpan di tempat yang kering dan bersih hingga tidak merusak meubelair.
2.2. Bahan
a. Rangka
Rangka vertikal dari besi hollow 4 x 4 cm/ 2 x 4 cm, tebal pelat besi hollow
minimal 0,3 mm. Rangka horizontal atas dan bawah dari metal runner
berbahan steel galvanized, berupa profil kanal C (C-Channal).
b. Penutup Partisi dan mebeulair
Penutup partisi menggunakan bahan Gypsum dengan kualitas baik.
Sedangkan untuk mebeulair : Jenis plywood veneer yang dipakai adalah
plywood nyatoh dan plywood mega sungkai atau sesuai yang tercantum
dalam gambar desain. Kayu padat/solid yang dipakai adalah sama/sejenis
dengan plywood veneer yang dipakai dalam satu barang/item tersebut.
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar desain adalah ukuran jadi artinya
ukuran kayu sesudah diserut dan diproses atau diberi finishing. Kedap air :
kayu harus melalui proses tertentu supaya mempunyai kedap air yang cukup,
terutama bila digunakan untuk jenis furniture sebagai berikut :

27
Kualitas / Mutu Kayu : Kayu yang digunakan harus memiliki kualitas / mutu
yang sesuai standard yang ada dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Metode : Semua pekerjaan kayu di tempat pengerjaan harus sebaik
mungkin, dalam ruang yang kering, sirkulasi udara baik dan dijaga agar tidak
terkena cuaca / udara langsung. Pencegahan kerusakan oleh benturan amat
mutlak, baik sebelum maupun sesudah terpasang
c. Alat Pengikat dan Bahan Perekat Mebeulair
Alat Pengikat : Sediakan alat-alat pengikat kayu yang diperlukan seperti
angkur, paku, sekrup, baut dan jenis lain yang disetujui. Penggunaan
pengikat ini harus tampak rapi, tidak menimbulkan keretakan dan harus
menunjang konstruksi furniture agar kuat dan kokoh. Bila perlu kayu harus
dibor agar permukaannya tidak retak.
Metode : Pembuatan, persiapan dan pemasangan alat-alat pengikat yang
terbuat dari logam / “iron mongery” pada kayu harus dikerjakan dengan
mesin kayu sehingga tercapai kerapian dan ketepatan yang setinggi-
tingginya.
Bahan Perekat : Perekat yang digunakan harus disetujui dan tidak
berpengaruh bagi kesehatan. Penggunaan perekat ini harus menunjang
konstruksi furniture agar kuat dan kokoh, permukaan kayu harus tampak rapi
dan tidak meninggalkan noda (terutama bila di-spesifikasikan bahwa
permukaan kayu diberi “clear / transparent finish”).
d. Bahan Finishing 2 – HPL
Persyaratan : High Pressure Laminate ( HPL ) yang dipakai adalah ex
Grassmerino motif kayu dan warna solid atau Setara, warna sesuai dengan
skema warna dan material yang dikeluarkan oleh Perencana. Tebal HPL yang
disyaratkan adalah minimum 0,8 mm. Untuk finishing HPL dengan profil post
forming adalah dengan ketebalan maksimal 0,8 mm. Proses laminasi
sebaiknya dipress secara hydrolis (High Pressure system) di bengkel / work-
shop Kontraktor. Arah serat dari HPL, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
rencana/desain. Permukaan HPL dilarang keras diamplas. Bagian tepi
(edging) dari daun pintu, bidang atas/top meja
/credenza, diberi edging berbahan PVC tebal minimal 2 mm. Warna disesuaikan
dengan warna HPL nya atau sesuai petunjuk gambar rencana/desain.
e. Bahan Finishing 3 - Pelapis / “Upholstery”

28
Persyaratan : Tekstur bahan pelapis harus konsisten, polanya rapi dan teratur
dan tidak bercacat. Kondisinya harus kuat, tidak menyusut. Mempunyai warna
yang awet, tidak luntur / “colorfast” dan mempunyai daya tahan terhadap
sinar matahari
/ “UV resistant.
Tahan api : Harus mempunyai daya tahan terhadap api dan memenuhi
standard keselamatan.
Anti noda : Bahan pelapis tersebut harus sudah diberi lapisan anti noda yang
sesuai
dan memenuhi standard.
f. Bahan Pelengkap / Hardware
Jenis : Bahan pelengkap / hardware yang digunakan untuk furniture ini
adalah produk Hafele ex Jerman, Blum ex Austria atau Stanley.
Untuk handel laci/pintu lemari digunakan ex Vogel atau setara, metal/besi
dengan diameter handel 12mm panjang + 15 cm, kecuali disebutkan lain
dalam gambar rencana/desain ( misal dengan finger pull, dll ).
Glides untuk kaki meja/kursi/sofa/credenza : Berbahan plastik atau karet
keras harus berasal dari sumber yang disetujui Perencana / KP dan dianggap
memenuhi persyaratan penggunaan setelah pihak Pelaksana mengajukan
contohnya.
Hardware : Pemasangan rel laci, rel laci, engsel, handel dan kunci dll, harus
kuat dan tepat, sehingga mudah digunakan dan mudah dibuka – tutup.
Elemen Lepasan : Pemasangan elemen lepasan harus tepat dan sesuai
dengan ukuran yang telah ditetapkan. Kesalahan dalam ukuran yang
berakibat pada kerapihan bentuk dan desain harus dihindari. Bila hal itu
terjadi,
Pelaksana harus mengganti sebagian atau seluruh bagian yang tidak sesuai.
Digunakan Plywood yang bermutu baik, tebal = 12 mm.
2.3. Pelaksanaan
a. Potong rangka hollow dengan ukuran dengan sesuai gambar kerja.Pasang
rangka hollow pada bagian lantai dan dinding mengikuti marking dengan jarak
rangka 60x60 cm.Pastikan dan cek rangka hollow sudah terpasang tegak lurus
(siku).Pasang lembaran gypsum board pada rangka hollow dengan perkuatan
menggunakan sekrup gypsum.Lembaran gypsum board dipasang satu sisi
dahulu, untuk memudahkan pekerjaan instalasi mekanikal dan elektrikal.

29
Setelah instalasi mekanikal dan elektrikal terpasang baru lembaran gypsum
board sisi berikutnya dipasang.Cek kerataan permukaan pasangan dinding
partisi gypsum board.Sambungan antar gypsum board diberi textile tape dan
di compound kemudian digosok dengan ampelas halus untuk mendapatkan
permukaan yangrata/flat.Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu
gosok dengan ampelas agar permukaan rata.Pekerjaan terakhir adalah
finishing cat permukaan gypsum.

b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pelaksana diwajibkan untuk meneliti


gambar- gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil),
termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out / penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. Juga terlebih dahulu harus
memeriksa untuk dikoordinasikan dengan pekerjaan-pekerjaan yang terkait
dengan partisi, diantaranya adalah :
- Pekerjaan Instalasi pada dinding
- Pekerjaan Kosen, dan lain sebagainya yang terkait dalam terlaksananya
pekerjaan ini.
c. Plywood yang dipasang adalah plywood yang telah dipilih dengan baik, bentuk
dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal
atau cacat- cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas. Yang dimaksud dengan plywood adalah kayu lapis bukan
woodblock/blocktieak, Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa harus dapat
menunjukkan contoh kepada Direksi maupun pemberi tugas sebelum
malaksanakan tugas.
d. Sebelum pemasangan metal runner, dibuat tanda/marking terlebih dahul u di
atas bidang lantai sesuai gambar rencana dan diajukan untuk diperiksa
terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas dan Perencana.
e. Modul rangka vertikal besi hollow adalah setiap berjarak per as = 60 cm.
f. Rangka besi hollow dan metal runner harus siku, tegak, kaku dan kuat, kecuali
bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar.
g. Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti
yang telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar. Plywood dipasang dengan sekrup khusus, dengan

30
menggunakan alat bor listrik dan setiap pemasangan masing-masing sekrup
sejajar minimal berjarak 300 mm.
h. Kepala sekrup yang terlihat diberi compund agar tertutup dan diamplas.
1. Pekerjaan Panel
3.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan panel HPL pada partisi plywood dan
plafon/ceiling/langit-langit, juga panel back-dropped sesuai yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.
3.2. Persyaratan Bahan
a. Bahan panel HPL yg digunakan pada partisi adalah :
- HPL tebal 3-4 mm bermutu baik.
- Plywood tebal minimal 9 mm sebagai backing atau alas/HPL.
- Rangka plywood sebagai penebal dan pengaku.
- Bahan perekat adalah lem putih setara Rakol atau di-stapler.
- Kayu HPL yang kering dan bermutu baik untuk edging sekeliling panel
b. Bahan panel Back-dropped adalah plywood dengan ketebalan 18 mm,
finishing HPL
3.3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Alas/backing/dasar untuk dipasangi panel, baik partisi maupun
plafon/ceiling, harus merupakan permukaan yang bersih dan rata.
b. Panel kayu/plywood dan backwall/backdrop adalah di-finish dengan HPL
c. Panel kayu/plywood setelah selesai di-finish, diberi perlindungan agar tidak
rusak/cacat oleh pekerjaan lainnya.

1) Pek. Daun Ventilasi Alluminium Kaca Bening 5 mm


Cara memasang kaca pada daun pintu/jendela adalah sebagai berikut dalam
manajemen proyek;
Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian
atas. Usahakan letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan
luas daun pintu. Atau letakkan pada lantai yang datar.
Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.
Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton
atau kain untuk memegang kaca.

31
Pasang paku pada list alumunium sebelum dipasang pada keempat sisi
daun pintu/jendela.
Setelah lis terpasang, perlahan masukkan paku dengan martil.
Sebaiknya letakkan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang
dipasang lis kayu. Ini untuk menghindari goresan pada permukaan kaca
karena gerakan martil
Tenaga yang dibutuhkan :
- Pekerja
- Tukang

2) Pek. Dinding Kaca Mati 12 mm


Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar,
uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini.
Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
Bahan yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan
diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh
menggunakan kapur. Tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas
yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.
Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-
alat pemotong kaca khusus.
Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm
masuk kedalam alur kaca pada kusen.
Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak
dengan menggunakan cairan pembersih kaca.
Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa
melalui kusen, harus diisi dengan lem silikon warna transparan cara
pemasangan dan persiapan-persiapan pemasangan harus mengikuti
petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak
diperkenankan retak/ pecah, dan bebas dari segala noda dan bekas
goresan.
1. Pekerjaan Penggantung dan Pengunci

32
Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi
seluruh pemasangan pada daun daun pintu aluminium dan daun
jendela aluminium seperti yang ditunjukkan/disyaratkan dalam
detail gambar.
Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu.
• Semua pintu menggunakan peralatan kunci kualitas baik,
bahan stainless steel / bebas dan anti karat.
• Untuk pintu-pintu aluminium ( unit hunian ) dan pintu-pintu
besi pada ruang panel yang dipakai adalah kunci "mortise
lock set" berbahan stainless steel atau logam anti karat.
• Pekerjaan Engsel.
• Untuk pintu-pintu aluminium pada umumnya menggunakan
engsel pintu kualitas baik, dipasang sekurang-kurangnya 2
buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup
kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel.
Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut
beban berat daun pintu.
• Untuk pintu-pintu aluminium serta pintu panel menggunakan
engsel lantai ( floor hinge ) double action, kualitas baik
dipasang dengan baik pada lantai.

K. PEKERJAAN ATAP, FASAD ACP & CARTAIN WAll

A. Pekerjaan atap
1. Persiapan
• Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan penutup atap Spandek.
• Approval material yang akan digunakan.
• Persiapan lahan kerja.
• Persiapan material kerja, antara lain : zinkcalume, genteng ringan, nok atap,
dynabolt, sekrup, dll.
• Persiapan alat bantu kerja, antara lain : schaffolding, waterpass, meteran, selang air,
bor listrik, cutting well, benang, dll.
2. Pengukuran

33
• Terlebih dahulu lakukan survey lapangan untuk area yang akan dipasang penutup
atap genteng ringan dan penentuan leveling ketinggian rangka atap baja ringan.
3. Fabrikasi kuda-kuda atap baja ringan dan pemasangannya
• Kuda-kuda atap baja ringan mulai difabrikasi pada saat kolom lantai atas sudah
terpasang, dengan asumsi setelah ring balk selesai dicor, kuda-kuda baja ringan
sudah siap untuk dipasang. Pemotongan baja ringan dilakukan dengan
menggunakan mesin potong baja ringan.
• Setelah ring balok selesai dicor, diadakan pengukuran dan setting supaya lebih
akurat.
• Setelah semua ukuran diketahui, maka atap baja ringan mulai dapat dipasang yang
menumpu pada ring balk dengan perkuatan baut dynabolt. Perkuatan antara rangka
baja ringan dengan menggunakan sekrup (baut).
• Karena daya tariknya tinggi dan kekakuannya rendah, maka factor yang sangat
menentukan dalam pekerjaan kuda-kuda baja ringan adalah pengaku (bracing).

4. Pemasangan reng baja ringan


• Sebelum reng baja ringan dipasang, pastikan dahulu bahwa posisi kemiringan kuda-
kuda baja ringan sudah sama dan kuat sehingga tidak akan ada lagi perubahan.
• Kuda-kuda baja ringan diberi tanda untuk pemasangan siku penahan reng. Setelah
seluruh kuda-kuda baja ringan diberi tanda, kemudian reng dipasang diatas kuda-
kuda baja ringan pada posisi plat siku dengan perkuatan menggunakan sekrup.

5. Pasang penutup atap Spandek Dan Nok Atap.

• Setelah seluruh kuda-kuda baja ringan dan reng terpasang dengan benar (setting)
dilanjutkan dengan pemasangan penutup atap spandek.
• Sebelum penutup atap dipasang, semua kemiringan atap dan kelurusan akhiran reng
serta kuda-kuda diperiksa ulang, karena kalau kemiringan reng dan kuda-kuda tidak
sama mengakibatkan genangan air.
• Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan penutup atap adalah jarak reng sesuai
dengan aturan yang telah ditentukan.
• Pasang penutup atap pada posisi di atas reng, kemudian dilanjutkan pemasangan
nok atap.

34
• Pemasangan Nok Atap terlebih dahulu dilakukan pengukuran panjang dan lebar nok
atap
• Kemudian dilakukan pemotongan seng plat sesuai dengan lebar nok
• Pembentukan Nok seng plat zincalium.
• Dilakukan pemasangan nok dengan sekrup
B. Pekerjaan Dinding & Rangka Alcopanel

1. Dinding Alcopan menggunakan bahan Alcopanel Setara Merk SEVEN dengan ukuran
dimensi 122 x 244 Cm bentuk dipasang sesuai dalam gambar rencana.
2. Rangka dinding menggunakan besi hollow dengan ukuran dimensi 2x4 dan 4x4 atau besi
siku galvanis 4 x 4 dipasang dan dilengkapi dengan penggantung dari besi yang sama
sesuai dalam gambar rencana dan dikerjakan dengan metode pengelasan.
3. Sebelum pemasangan dinding Alcopan pada bagian luar dan lapisan dinding Gypsum
bagian dalam, rangka besi hollow terlebih dahulu harus dicat dengan residu ter atau
yang sejenis.
4. Pelaksana kontraktor sudah harus memperhitungkan dalam penawaran komponen kaca
pencahayaan dan perlengkapannya yang berkaitan dengan dinding Alcopan.
5. Sebelum pemasangan terlebih dahulu meminta petunjuk kepada Direksi/Konsultan
Pengawas.
6. Pemasangan dinding Alcopan mutlak mengikuti gambar rencana, jika ada perubahan
harus dengan persetujuan Pengawas/Direksi.
7. Siar – siar/Nat dinding alcopanel diisi dengan sealant sesuai dengan persetujuan dari
konsultan pengawas ataupun direksi baik mengenai mutu maupun warna sealant yang
digunakan.
8. Warna Dinding Alcopanel akan ditentukan kemudian.

C. Pekerjaan Curtain Wall.

a. Pengukuran di Lapangan

Pengukuran di lapangan untuk menentukan posisi terluar rangka aluminium Curtain Wall
harus dilakukan berdasarkan ukuran serta mudule yang tercantum didalam shop drawing
approval.
Pengelotan untuk menentukan arah vertikal dilakukan dengan satu tarikan kawat dari
lantai paling atas ke lantai paling bawah dengan menggunakan kawat piano dan lot

35
(bandul).Hasil pengelotan tersebut direfleksikan ketiap-tiap lantai dengan memberi sipatan
yang jelas serta tanda-tanda dengan cat berwarna merah sehingga mudah untuk
dipergunakan.
Untuk menentukan ukuran ketinggian posisi mullion dan transom Curtain Wall, harus
menggunakan alat water pas yang baik dan hasil pengukuran ketinggian tersebut
direfleksikan pada kolom didekat posisi Curtain Wall yang akan dipasang dengan memberi
sipatan yang jelas sehingga mudah dipergunakan.
Pekerjaan pengukuran tersebut harus dilakukan oleh tenaga Supervisor yang telah
berpengalaman.
b. Pemasangan Steel Bracket
a) Penentuan posisi serta module jarak Steel Bracket harus sesuai dengan Shop
Drawing approval.
b) Steel Bracket tersebut harus sinchromate atau digalvanish terlebih dahulu supaya
tidak berkarat.
c) Pembuatan Steel Bracket tersebut harus dilengkapi dengan lubang moer baut
berbentuk oval serta steel washer plate supaya adjustable pada saat penyetelan
posisi mullion di lapangan, baik untuk penyetelan kearah luar dan masuk ataupun
penyetelan kearah kiri kanan ataupun penyetelan mullion kearah naik turun.
d) Pemasangan Steel Bracket tersebut dilakukan dengan dynabolt dengan ukuran
diameter sesuai spesifikasi yang diminta dan sesuai material approval yang
diikatkan ke plat beton lantai.
c. Pemasangan Aluminium Mullion.
a) Pemasangan aluminium mullion vertikal terhadap steel bracket dilakukan dengan
mekanikal joint system dengan menggunakan galvanished bolt dan nut sesuai
dengan spesifikasi yang sudah disetujui.
b) Penempatan posisi mullion untuk lantai yang pertama dilakukan dengan teliti
sesuai ukuran dan jarak serta module yang tercantum didalam shop drawing
approval dengan cara melakukan penyetelan kearah luar masuk, kearah kiri
kanan dan kearah naik turun, sehingga mullion-mullion tersebut menempati
posisi yang benar serta lurus baik arah vertikal maupun arah horizontal dengan
mengikuti pedoman tarikan kawat piano yang telah dibuat pada saat pengukuran
lapangan.
c) Bilamana posisi-posisi mullion di lantai pertama tersebut telah benar, maka
dilakukan tip weld pada setiap steel washer terhadap bracket-bracket tersebut

36
supaya tidak dapat berubah posisi lagi. Selanjutnya pemasangan vertikal mullion
tersebut dapat dilanjutkan ke lantai atas berikutnya dengan cara yang sama.
d) Pemasangan mullion yang satu dengan mullion yang lain diatasnya harus diberi
gap untuk expansion join dilengkapi joining sleeve, sehingga bilamana terjadi
pemuaian maka mullion tersebut tidak akan mengalami deformasi. Gap
expansion join tersebut pada akhirnya ditutup dengan silicone sealant.

7 Pemasangan Horizontal Transom :

a) Pemasangan horizontal transom terhadap mullion yang telah selesai di stel


dengan baik dengan menggunakan joint bracket dan diikat dengan
mempergunakan bolt & nut yang ukurannya sesuai dengan spesifikasi material
yang tercantum didalam shop drawing approval. Posisi ketinggian transom dari
lantai harus sesuai seperti yang tercantum didalam shop drawing approval.
b) Pemasangan transom yang satu dengan transom yang lain diberi gap / celah
antara ± 5 mm s/d 8 mm untuk expansion joint dan pada setiap ujung transom
ditutup dengan penutup yang terbuat dari karet dan di-sealant sebagai blokade
dengan tujuan untuk mencegah terjadi masuknya air kedalam transom.
c) Setiap module pada transom dibuatkan wipping hole minimal 2 buah berukuran 5
mm x 10 mm untuk mengeluarkan air yang kemungkinan masuk kedalam groove
kaca pada transom pada waktu terjadi hujan.Gap transom joint tersebut pada
akhirnya harus ditutup dengan sealant, sebelum dilakukan pemasangan kaca.
d. Pemasangan Kaca dan Sealant Kaca

d) Sebelum dilakukan pemasangan kaca, groove kaca pada transom harus


dibersihkan terlebih dahulu dari segala kotoran semen maupun pasir.
e) Pemasangan ganjal kaca yang terbuat dari bahan Neo Phreme berukuran 10 mm
x 10 mm dengan panjang 50 mm 2 buah pada setiap lembar kaca.
f) Penempatan posisi ganjal kaca Curtain Wall yang benar ± 10 cm dari ujung
transom atau ¼ x L untuk pemasangan kaca Window Wall.

L. PEKERJAAN ELECTRICAL

1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah

37
Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop kontak),
saklar, kotak-kotak tarik (pull box), cabinet / panel daya, kabel, alat-alat
bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan
penyelesaian yang memuaskan dari sistem instalasi daya tegangan rendah
220 / 380 V dan penerangan.

a. Kotak-kotak (doos) Outlet.

1) Jenis

Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL 2000, AVE
atau standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single / multi gang box
empat persegi atau segi delapan. Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang
tertutup rapi harus dipasang dengan baik dan benar.

2) Ukuran

Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di temp at
yang diperlukan. Setiap kotak harus
cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran conduit, sesuai
dengan persyaratan, tetapi kurang dari
ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan.

3) Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type)


Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut dibawah ini harus dari
tipe yang diberi gasket tahan cuaca :
a. tempat-tempat yang kena matahari.
b. tempat-tempat yang kena hujan.
c. tempat-tempat yang kena minyak.
d. tempat-tempat yang kena udara lembab.
e. tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.

4) Outlet Pada Permukaan Khusus.


Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada
partisi, blok beton, marmer, frame

38
besi, bata atau dinding kayu harus berbentuk persegi dan harus
mempunyai sudut dan sisi -sisi tegak.

b. Saklar dan Stop Kontak

1) Bahan Doos.
Kecuali tereatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk
saklar dinding dan reeeptables outlet harus galvanized steel dan tidak
boleh berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm untuk peralatan tunggal
dan 11,9 cm x 11,9 cm untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang
untuk lebih dari dua peralatan.

2) Cara Pemasangan.

a. Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanism dengan rating


minimum lOA / 250V. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap
permukaan tembok, keeuali ditentukan lain pada gambar.
b. Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada
ketinggian 140 em di atas lantai yang sudah selesai.
c. Saklar-saklar tersebut harus di pasang doos (kotak) yang sesuai.
d. Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
e. Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan
ketinggian 110 em (diruang basah dan pantry) dan 30 em (selain di
ruang basah dan pantry) dari permukaan lantai yang sudah
selesai(finish) sesuai petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.
f. Saklar dan stop Kontak setara produk dari BROCO.

3) Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan ranting minimum 10 A / 220 V. Cara pemasangan
harus disesuaikan dengan peraturan PUlL 2000 dan diberi saluran
pentanahan.

4) Pendukung dan Pengikat.


Kotak-kotak pelat baja didukung atau diikat dengan cukup supaya

39
mempunyai bentuk yang tetap.

c. Kabel- Kabel

Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi


kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan
barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan
menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistem dan
peralatan
1. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600 V)
a. Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi
persyaratan PUIL 2000, IEC, VDE, SNI dan LMK untuk
pengganguan sebagai kabel instalasi dan peralatan (mesin),
kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau
dianjurkan oleh pabrik pembuatnya.
b. Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus
berurat banyak dan di pilin (stranded).
c. Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5
mm2 kecuali untuk pemakaian control pada sistem remote
control yang kurang dari 30 meter panjangnya bisa
menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2 kabel instalasi di
dalam bangunan dari jenis NYM
d. Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada didalam
conduit.
e. Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk
instalasi di dalam bangunan harus diadakan secara lengkap.
f. Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah 40
% Kabel merek SUPREME.
2. lnstalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.
a. Kabel-kabellistrik untuk penerangan dan stop kontak untuk
extension dan daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai
dari sambungan panel daya ke saklar dan titik cahaya serta stop
kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar.
b. Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan
stop kontak harus dari jenis NYM dan diletakkan di dalam PVC

40
high-impact heavy gauge.
c. Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2
, kecuali tercatat lain.
d. Home run untuk rangkaian instalasi bertegangan 220 V yang
panjangnya lebih dari 40 meter dari panel daya ke stop kontak
pertama harus mempunyai luas penampang minimum 4 mm2
(kapasitas hantar arus minimum 20 A).

3. Splice / Pencabangan

a. Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun


sambungan-sambungan di dalam pipa konduit.
b. Sambungan atau pencabangan harus dilakukan didalam kotak-
kotak cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak
saklar danstop kontak.
c. Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus kuat
secara elektris dengan solderless connector jenis tekan, jenis
compression atau soldered. Dalam membuat pencabangan atau
sambungan, konektor harus dihubungkan pada konduktor-konduktor
dengan baik sedemikian rupa, sehingga semua konduktor tersambung
dan tidak ada konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas
oleh getaran.

4. Kabel Kontrol

a. Di tempat-tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan,


kabel kontrol motor, starter dan peralatan-peralatan lain harus
terbuat dari tembaga jenis standed annealed copper yang
fleksibel.
b. Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating
tegangan sampai 600 V.
c. Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan
(minimum 2,5 sqmm untuk panjang lebih dari 30 m) untuk
mendapatkan operasi yang memuaskan dari peralatan yang di
kontrol, dengan pertimbangan-pertimbangan mengenai panjang

41
circuit dan sebagainya.
d. Kabel merek SUPREME, TRANKA, KABELMETAL, KABELINDO.

D. Bahan Isolasi

Semua bahan isolasi untuk splin, conection dan lain-lain seperti karet, PVC,
vernished cambric, asbes, gelas, tape sintetis, splice case, composition dan
lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan
kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan cara yang
disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik
pembuatnya.

5. Peralatan Penerangan

Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-Iampu, accessories,


peralatan serta alat-alat lain yang diperlukan
untuk operasi yang lengkap dan sempurna dari semua peralatan
penerangan. Fixture harus seperti yang
disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.

Kualitas dan Pengerjaan


a. Semua material dan accessories, baik yang disebut secara maupun
khusus harus dari kualitas terbaik.
b. Pengerj aan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara
dengan standar komersil yang utama.
c. Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul, atau seperti yang
disyaratkan di sini.
d. Semua fixture TL harus dilengkapi dengan Balast dari tipe
elektronik (hemat energi).
e. Armatur produk PHILIPS.
f. Ballast setara produk PHILLIPS.
g. Lampu produk dari PHILLPS.

42
Jenis Armature

1. Lampu-Iampu Flourescent (TL)


2. Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.
3. Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead-lag
untuk meniadakan efek stroboskopis.
4. Perlengkapan lain seperti pemegang lampu harus memenuhi
standar PLN / SNI / LMK.

2. Lampu Down Light.

Lampu down light yang dipasangkan di ruang-ruang tertentu


menggunakan jenis lampu PL-C sesuai dengan
yang tercantum dalam rencana anggaran biaya.

3. Lampu Baret
Lampu baret yang digunakan harus berbentuk persegi, terbuat dari
kaca susu dengan lampu pijar
(incandescent) atau lampu TL circle 32 W sesuai dengan kebutuhan.

Pemasangan

1) Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus


dipasang oleh tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan
cara-cara yang disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
2) Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-
bahan yang perlu agar di peroleh hasil pemasangan yang baik.
3) Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa,
sehingga betul-betul lurus.
4) Armature yang dipasang merata terhadap permukaan (surface
mounted) tidak boleh mempunyai sela-sela di antara bagian-
bagian fixture dan permukaanpermukaan di sebelahnya.
5) Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded).
6) Pada waktu diselesaikannya pemasangan armature penerangan,
peralatan tersebut harus siap untuk bekerj dengan baik dan

43
berada dalam kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat /
kekurangan.
7) Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan
perlengkapannya harus menyala secara lengkap.

3. Pekerjaan Fire Alarm , Dan Elektonik

• Yang dimaksud pekerjaan Fire Alarm Telpon dan Sound


System adalah pekerjaan pemasangan instalasi sistem deteksi
dini untuk kebakaran dalam gedung dan sistem komunikasi
dengan orang lain

a. Proses Pelaksanaan.

a.1. Handling.

Untuk material – material fire alarm, kabel tv (conduit, kabel,


klem), karena dimensinya tidak terlalu besar dan tidak terlalu
berat maka untuk pekerjaan yang dekat dengan gudang,
pengangkutannya dapat menggunakan tenaga manusia. Tetapi
untuk yang lokasinya jauh maka pengangkutannya dapat
menggunakan bantuan mobil pengangkut.
a.2. Pemasangan / Pelaksanaan.
· Pada saat pengecoran plat lantai, pekerjaan instalasi Fire Alarm,
kabel tv dan Sound System dapat segera dimulai dengan
pemasangan sparing conduit bersamaan dengan pembesian plat
lantai.
· Setelah bekisting plat lantai dibongkar, maka pekerjaan wiring
kabel untuk Fire Alarm dan Telpon dapat segera dimulai sesuai
shop drawing yang disetujui.
· Test tahanan kontinuitas.
· Pada saat pekerjaan bata (dinding), sparing dan wiring Fire
Alarm dan Telpon dipasang pada dinding dimana titik Fire Alarm
(bell, manual station, dll) dan titik outlet Telpon nanti diletakkan.
· Setelah dinding dilakukan finishing, ceiling sudah terpasang dan
kondisi keamanan sudah terjamin (ruangan terkunci) maka titik
Fire Alarm dan Detector, Outlet Tv dapat segera dipasang.

44
· Setelah itu dilanjutkan dengan connection instalasi ke terminal
box Fire Alarm dan TB Telpon di masing – masing lantai.

Connection terminal box per lantai dengan MDF Fire Alarm, MDF kabet
tv.

4. Pengujian / Penyetelan Peralatan Dan Sistem

1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan


pengujian (testing) penyetelan serta commissioning dari seluruh
peralatan listrik yang dipasang.
2. Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan
kontrol yang tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini
serta penyediaan semua instrumentasi dan tenaga kerja harus
dilaksanakan oleh kontraktor.
3. menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten dan
berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commisioning.

Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah


pengawasan Konsultan Manajemen Konstruksi antara lain:

1) Pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian


(section) maupun keseluruhan (overall)
2) Pengujian pentanahan panel
3) Pengujian kontinuitas konduktor
4) Pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel daya
5) Pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
6) load testing
7) Penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload)
dan mencatat data setelah yang dilakukan.
8) Semua instalasi listrik yang baru harus mendapat pengesahan dari
PLN atau badan resmi yang ditunjuk Konsultan Manajemen
Konstruksi.
Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah diuraikan
di atas atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta dibuatkan

45
M. PEKERJAAN RANGKA & PLAFOND

a. Rangka plafond menggunakan bahan Hollow ukuran 2 x 4 cm dan 4 x 4 cm untuk plafond


gypsumboard, dan Plafond Kambang Lambrisering.
b. Rangka plafond Hollow dipasang dengan sistem Grid, Hollow ukuran 4 x 4 cm dipasang
terlebih dahulu secara memanjang dengan jarak 120 cm, pada jarak maksimal 160 cm harus
dipasang penggantung dari Hollow ukuran 4 x 4 cm atau kawat suspensi (Suspension
Hanger) dimana pada kawat penggantung ini menggunakan waltermur yang bisa digerakkan
ke atas dan kebawah untuk mencapai level plafond yang sama sehingga permukaan plafond
benar-benar rata dan lurus, dengan sistem penggantung pada titik pertemuan kedua rangka
tadi dan bagian atas menggantung pada rangka atap. Rangka 2 x 4 cm dipasang melintang
dibawah rangka 4 x 4 cm (menempal) dipasang dengan jarak 60 cm, dipaku dengan
menggunakan paku ramset atau paku mur yang khusus untuk pekerjaan itu.
c. Langit-langit/plafon menggunakan bahan :
~ Gypsum Board untuk seluruh ruangan dalam kecuali ditunjukkan lain dalam
gambar. Ketebalan Gypsum 9 mm dengan ukuran 120 cm x 240 cm, merek setara
Knauf atau jaya board.
~ bagian luar bangunan (teras/selasar) menggunakan plafond spandrel lebar 10cm.
~ Semua bahan harus berkualitas baik, rata dan tidak pecah-pecah.

d. Pemasangan plafond harus benar-benar rata dan lurus, tidak bergelombang dan tidak ada
celah antara. Pada pertemuan pertemuan lembaran plafond harus diberi cornice compound
gypsum dan plester agar dalam pengecatan nantinya tidak nampak sambungan.
e. Lembaran gypsum dan Spandril harus rata, baik, tidak pecah-pecah. Lembaran dipasang
dengan paku ramset atau paku sekrup, terbenam pada rangka plafond (2 x 4 cm). Jarak
antara paku plafond minimal 30 cm pada bagian tengah plafond, sedangkan pada bagian
tepi jarak minimal paku 20 cm. Langit-langit difinish dengan cat yang warnanya ditentukan
kemudian.
f. Pada sudut pertemuan dengan dinding tembok dan dinding partisi dipasang list plafond
Multiplex 12mm lapis HPL (profil) ukuran 10cm, sedangkan untuk bagian luar menggunakan
list plafond Spandril siku 2cm.
Pemasangan Plafond Gypsum akan dilakukan sebagai berikut:

46
Contoh persiapan pemasangan rangka plafon

a) Menentukan Marking Elevasi Plafon dan buat garis sipatan serta titik-titik paku kait.
b) Pemasangan Paku Kait
c) Pasang Penggantung Rangka Plafon ( Hanger dan Clip Adjuster) dengan posisi tegak
lurus.
d) Pasang Rangka Tepi Plafon ( Steel Hollow dan Wall Angle Profil) sebagai list tepi pada
garis sipatan.

Contoh pengukuran untuk pemasangan rangka plafon

e) Menentukan jarak penempatan Kait Penggantung.


f) Memasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian rangka
plafon.

47
Contoh pengukuran elevasi untuk pemasangan rangka plafon

g) Memasang Rangka Utama (Top Cross Rail)


h) Memasang Rangka Pembagi ( Furing Channel) dengan menggunakan Locking Clip

Contoh pemasangan rangka utama pemasangan rangka plafon

i) Memasang dan mengencangkan Clip /Rod.


j) Pasang Panel Gypsum pada rangka plafon dengan Sekrup Ceiling menggunakan
Screw Driver dan setiap sambungan harus tepat pada rangka.

48
Contoh pemasangan clip untuk pemasangan rangka plafon

N. PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING

Sistem plumbing adalah suatu pekerjaan yang meliputi sistem pembuangan limbah /
air buangan (air kotor dan air bekas), sistem venting, air hujan dan penyediaan air
bersih. Untuk proyek ini, sistem plumbing terdiri atas:
• Instalasi Air Bersih

Instalasi Air bersih :

• Terlebih dahulu akan diteliti denah Plumbing serta Diagram Isometri dimana dapat
diketahui jalur-jalur instalasi pipa air bersih diletakkan.

49
• Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan
plesteran serta acian, tujuannya adalah untuk menghindari bobokan yang
menyebabkan keretakan dinding.
• Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan
setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.
• Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton akan dipasang sparing
atau pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
• Pipa yang posisi/letaknya sudah tepat akan segera ditutup dengan plug/dop yang
tidak mudah lepas, tujuannya adalah untuk menghindari kotoran/adukan masuk
sehingga terjadi penyumbatan.
• Dalam pemasangan, akan dihindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.
• Posisi pipa pada kamar mandi akan disesuaikan dengan posisi-posisi sanitair.
• Instalasi air bersih diupayakan dapat diletakkan pada perempatan nat keramik /
as keramik, simetris dengan luas keramik.

1. Pekerjaan Instalasi Air Kotor.

Alat kerja:
• Gergaji besi
• Meteran
• Ampelas
Bahan
• Sambungan pipa
• Lem
Langkah kerja
• Pipa saluran harus diperhatikan kemiringannya, karena
kemiringan pipa dapat memperlancar penyaluran kotoran
apabila digelontor dengan air, kemiringan minimal 2 %.
• Pipa sebaiknya dipergunakan kwalitas yang baik atau minimal
type A
• Marking jalur pipa.
• Gali jalur pipa sesuai dengan kedalaman elevasinya
• Sambung pipa diatas galian dan lapisi pipa dengan lem

50
• Lakukan test tekan pipa sesuai dengan spesifikasi teknis yang
berlaku.
• Beri lapisan pasir pada dasar galian.
• Turunkan pipa ke dalam galian dan urug kembali dengan pasir.
• Urug galian.

a. Pekerjaan Alat Sanitary


1. Pek. Kran
Langkah
Kerja
Alat kerja:
• Kunci-kunci
Bahan
• Keran Air"
• TBA
• Lem pralon

Ada beberapa hal yang tentunya harus kamu diperhatikan


sebelum melakukan pemasangan kran air, yaitu :
1. Sebelum kita mamasang kran hal pertama yang harus
diperhatikan adalah pastikan jika instalasi pipa dan tembok
sudah betul-betul kelar dikerjakan hal ini supaya kran
terhindar dari kerusakan akibat benturan dan goresan.
2. Hal yang kedua adalah harap diperiksa air yang akan dialirkan
sudah benar-benar besih dari kotoran ataupun sisa material
bangunan. Untuk mengecek sisakan waktu beberapa saat
biasanya dilakukan dengan mengalirkan air ke intalasi pipa.
3. Aktifitas tersebut berguna supaya menjamin kebersihan air
dan juga menghidari kran kamu mengalami penyumbatan.
4. Yang ketiga adalah harap dipastikan Kran air yang bakal kamu
pasang mempunyai tipe drat yang sama. Biasanya tipe drat
PT1/2 atau PJ1/2. jika ternyata berbeda dan kamu telah
terlanjur membeli Kran itu kamu dapat menggunakan Joint

51
atau Connector yang dua dratnya pas dengan hujung kran
dan ujung pipa.
Langkah kerja
1. Belitkan seal tape pada drat kran yang bakal dipasang. Hal
tersebut berguna untuk mencegah supaya sambungan tidak
bocor ketika air mengalir.
2. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat,
siku, penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar
untuk itu.
3. Pasanglah Kran ke pipa searah jarum jam.
4. Periksalah sambungan kran dari kebocoran dengan mengaliri
air pada instalasi. Jika ditemukan kebocoran.

4. Pek. Floor Drain Onda

4.1. Langkah Kerja


Alat kerja:
• Alat pertukangan
• Waterpass manual
Bahan
• Floor Drain TotoTX1BN
• Semen warna
• Semen PCC
• Air
Langkah kerja
1. Floor drain yang digunakan adalah semutu dengan merk
Dalam negeri, metal verchroom, lubang diameter 2 inchi
dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel.

52
2. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai dengan gambar
untuk itu.
3. Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tanpa
cacat dan telah disetujui oleh Pemilik Pekerjaan.
4. Pada tempat-tempat yang telah dipasang floor drain, penutup
lantai harus dilubangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil
dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan ukuran floor drain
tersebut.
5. Hubungan saringan metal dengan beton/lantai menggunakan
perekat beton kedap air.
6. Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapi waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

5. Pek. Closet Duduk Toto

5.1. Langkah
Kerja
Alat kerja:
• Alat pertukangan
• Waterpass manual
Bahan
• Closet jongkok Toto
• Semen warna
• Semen PCC
• Pasir pasangan
• Air
Langkah kerja
1. Buka cover toilet set dan baca petunjuk, dengan begitu akan diketahui jarak dari dinding
belakang closet ke bagian tengah pipa (jika merek American Standard biasanya 30,5 cm).
2. Persiapan alat yang diperlukan, antara lain: Bor listrik, gergaji besi, meteran ukur, obeng
plus dan obeng minus, Catut atau tang kakaktua, kunci inggris, lem silicon, kunci pipa,
kunci 10 dan 12, dynabolt ukuran 10 mm sebanyak 2 buah.
3. Mempersiapkan lubang pembuangan dan pipa suplai air bersih sebelum melakukan
pemasangan closet. Sebagaimana pernah dijelaskan di atas.

53
4. Ukur lubang pengunci bowl (untuk merek American Standardberjarak 14,5 cm), tandai
dengan pensil atau sejenisnya, dan lubangi pada sisi kanan dan kiri dengan jarak
tersebut dengan membagi dua titik tengah pipa. Kemudian masukkan dynabolt,
kencangkan menggunakan kunci 12, lepaskan
mur-nya.

5. Balik closet dan pasang wax ring dengan cara menekannya pada bagian sisi lubangnya
dan pastikan lengket pada sisi lubang
kloset. pemasangan wax ring

6. Pasang stop kran, T, flexible hose dan jet


shower yang berada pada bagian belakang kloset. Gunakan kunci inggris untuk
mengencangkan drat-nya.
7. Jika kloset duduk menggunakan tempat duduk yang memiliki bijet, maka T juga harus
dipasang pada bagian belakang juga. Jika closet dipasang terlebih dahulu akan
menyulitkan Anda ketika akan memasang stop kran.
8. Pasang closet di atas lubang pipa yang telah dipasang dynabolt pada kedua sisi kanan
dan kiri. Masukkan lubang kaki closet pas pada dynabolt dan pasang ring dan mur,
kemudian kencangkan dengan kunci 12.
9. Pasang alat-alat dalam tangki/tank trim dan memasangnya pada kloset dengan
memasang rubber tank terlebih dahulu sebagai pencegah bocor dan dudukan tanki.
10. Sambungkan flexible hose pada T dan tank trim dan kencangkan dengan memutar drat
secukupnya.
11. Pengaturan ketinggian air dapat Anda atur sendiri sesuai dengan selera Anda.

54
12. Tahap berikutnya adalah memasang tutup
tangki dan tombol (push button).

13. Kemudian memasang seat cover pada closet.


14. Lakukan pengetesan jika closet telah dipasang, apakah terdapat rembesan atau
kebocoran pada tangki dan flexible hose.
6. Pemasangan tangki Air

1. Tempat peletakan tangki :


-Tower yang terbuat dari kerangka besi (tidak memilikit celah pada alas dudukan
tangki).
Tower yang terbuat dari beton bertulang
-Dak dari beton bertulang
-Lantai dasar dibuat dari beton bertulang atau pasangan batu bata
2. Pondasi untuk alas tangki harus bersih, datar, rapat dan rata (usahakan diatur
dengan waterpass)
3.Tempat untuk membuat pondasi harus dalam kondisi padat dan stabil
4. Lebar pondasi harus lebih besar daripada diameter tangki.
5. Usahakan untuk tidak menempatkan tangki air di atas instalasi pipa dan/atau kabel
tertimbun (untuk memudahkan bila suatu saat pipa atau kabel tersebut akan diservis
atau perawatan rutin).
6. Tenpat yang akn dipasang tangki sebaiknya terbebas dari lalu lintas atau mobilitas
sehingga seluruh peralatan yang berhubungan dengan tangki aman dari gangguan.
7. Hindari memasang tangki air di atas struktur bawah tanah seperti gudang, tangki
septik, saluran limbah, dll
General Tank tidak dirancang untuk instalasi bawah tanah. Maka tidak dapat dipendam
sepenuhnya / sebagian
Permukaan Dudukan/Pondasi (Klik gambar untuk memperbesar)

55
Batas toleransi untuk elastisitas pemuaian/ penyusutan yang dimiliki Tangki Polyethylene
adalah 3% dari dimensi tangki. Semua sambungan tangki harus memiliki ketentuan yang
memungkinkan pergerakan saat tangki memuai/ menyusut karena perubahan suhu dan
beban.

Pemasangan tangki - pompa

1. Gunakan pompa sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan.


2. Pompa diletakkan ditempat yang mudah untuk diperiksa jika terjadi masalah.
3. Tempatkan pompa sedekat mungkin dengan sumber air, karena dengan
memperkecil jarak pipa hisap (suction) akan menambah daya pipa dorong
(discharge).
4. Pemasangan pompa tidak boleh langsung atau dekat dengan outlet tangki.
5. Gunakan koneksi fleksibel untuk melindungi dinding tangki dari getaran pompa. Lihat
gambar
6. Pompa harus diikat (dibaut) kuat pada dudukan, untuk menghindari pergerakan dan
getaran pompa saat sedang beroperasi.
7. Kurangi jumlah tikungan dalam sambungan pipa untuk mencegah kebocoran dalam
instalasi pipa dan meminimalkan hambatan tenaga.
8. Pasang Saringan Pasir (strainer) untuk sumber air yang mudah terhisap kotoran.

56
Instalasi Pompa

O. PEKERJAAN RABAT BETON DAN PAVING BLOK

3. Pekerjaan Rabat Beton

Sumber Daya

Personil : 1 pelaksana, 1 mandor, 4 pekerja.

Peralatan : Cangkul, sekop, vibrator

Langkah Kerja

• Siapkan Peralatan

57
• Siapkan bahan mulai dari pasir, semen, split, air. Atau
tergantung metode bila di haruskan menggunakan Portland
cement.
• Siapkan gambar kerja untuk memastikan lokasi dan dimensi
pekerjaan yang akan dilaksanakan.

• Material campuran beton (semen, pasir, aggregate) yang di


campur dalam Concreate Mixer.
• Sebagai persiapan, lokasi pengecoran di bersihkan dari sampah,
potongan kayu, bendrat, paku, dan sampah lainnya dengan
penghisap debu, kompresor, dan atau air
• ekisting bisa di lumuri mould oil hingga rata. Kebocoran
bekisting telah dicek dan disumbat. Sambungan dengan
pengecoran sebelumnya telah disiram dengan calbond atau air
semen serta bekisting di bebaskan dari genangan air. Sebelum
instruksi pengecoran segala persetujuan yang di perlukan telah
di urus dan di setujui oleh direksi/owner dan pengawas
pengerjaan.
• Penuangan di lakukan secara langsung dari concreate mixer
yang di bantu dengen gerobak dorong, ke tempat
bekisting/lokasi pekerjaan.
• Lama penggetaran pada suatu tempat yang sama secara
manual dapat di deteksi dengan indera pendengaran. Jika alat
vibrator di dalam beton frekwensi suara yang di hasilkan rendah
dan semakin meninggi meninggi. Saat frekwensi suara yang di
hasilkan konstan di mungkinkan pemadatan sudah cukup.
Selanjutnya di lakukan perawatan beton sesuai spesifikasi
teknis.

58
• Pemadatan di bantu dengan vibrator mekanikal type tertentu
dalam jumlah yang memadai. Selang vibrator di benamkan
sampai batas kedalaman beton sebelumnya dan agar tidak
terjadi kantong udara.
• Pekerjaan ini di lakukan Per Segment hingga selesai Curing
• Lakukan penyiraman air secara berkala setidaknya 5 hari sesudahnya,
karena beton akan kehilangan air pada penampang beton akibat
penguapan.

a. Pekerjaan paving Block

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga serta


pelaksanaan seluruh pekerjaan pasangan paving block seperti tampak
pada gambar rencana.
Pemasangan paving block dilakukan setelah seluruh permukaan yang
akan dipasang paving block telah dilakukan pekerjaan lapisan pasir dan
sebelumnya juga lapisan tanah timbunan, serta seluruh permukaan telah
padat dan elevasinya telah sesuai dengan petunjuk/gambar rencana.
Paving block yang digunakan dengan jenis yang tebuat dari cetakan
campuran semen portland dan pasir (agregat kasar) yang mutunya baik
tidak cacat atau rusak (pecah-pecah/retak) dan benar-benar padat.
Bentuk/jenis/model dan ukuran paving block yang digunakan ditentukan
kemudian setelah melalui kesepakatan bersama pihak Direksi, Konsultan
Perencana dan Konsultan Pengawas.
Pemasangan paving block harus benar-benar diukur rata permukaannya
sehingga tidak bergelombang, untuk kepentingan pengaliran floordrain
(air permukaan) ke saluran-saluran maka perlu diperhatikan kemiringan
permukaan pasangan lantai paving block sehingga aliran permukaan
dapat dengan cepat mengalir ke saluran-saluranm (tidak terjadi
genangan air).
Paving block yang digunakan untuk satu bidang yang sama harus dari
paving block dengan ukuran dan jenis yang sama.
Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh bahan yang akan
dipergunakan. Bahan yang akan dipergunakan harus mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.

59
A. PEKERJAAN PENGECATAN DAN FINISHING .

1. Pengecatan

Sumber Daya

Peralatan yang Digunakan :

• Kertas semen / Koran


• Lakban
• Amplas
• Rol
• Kwas
• Skrap
• Kain lap
Bahan yang digunakan :

• Plamir
• Cat dinding
Tenaga kerja :

• Tukang Cat 4 orang


• Pekerja 2 orang
• Mandor

Langkah Kerja

Bersihkan permukaan kolom dan balok dari debu, kotoran


dan bekas percikan plesteran dengan kain lap.
Lindungi bahan-bahan / pekerjaan lain yang berbatasan
dengan kolom dan balok yang akan dicat dengan kertas
semen / Koran dan lakban.
Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian kolom dan
balok yang retak & kurang rata dengan plamir, kemudian
tunggu sampai kering.
Haluskan plamir yang telah kering dengan amplas hingga rata.
Cek, apakah permukaan kolom dan balok sudah rata.
Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar
dengan alat Rol pada bidang yang luas & dengan kwas
untuk bidang yang sempit (sulit).
Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan
finish yang pertama.
Jika cat finish yang pertama sudah kering, lakukan
pengecatan finish yang kedua / terakhir (Jumlah pelapisan
cat sesuai dengan spesifikasi).

60
Jika cat finish yang kedua sudah kering, lakukan pengecatan
finish yang ketiga / terakhir (Jumlah pelapisan cat sesuai
dengan spesifikasi).

Cek, apakah pengecatan finish yang ketiga / terakhir itu


sudah rata.
Apabila sudah rata, bersihkan cat-cat yang mengotori bahan-
bahan / pekerjaan lain yang seharusnya tidak terkena cat
dengan kain lap.

2. Pembersihan Akhir
pekerjaan finishing dilaksanakan setelah semua item pekerjaan lain selesai dilaksanaka.
pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembersihan akhir, finishing bangunan yang belum
rapi.
Pada saat penyelesaian Pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan
bersih dan siap untuk dipakai Pemilik. mengembalikan bagian-bagian dari
tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen Kontrak ke kondisi
semula.
Pada saat pembersihan akhir, semua pekerjaan struktur harus diperiksa ulang
untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum
pembersihan akhir.
Permukaan tanah harus digaru sampai bersih dan semua kotoran yang
terkumpul kemudian dibuang ketempat pembuangan akhir.

61
Barang bongkaran atau material yang masih didigunakan seperti bekas kayu
bekesting harus disimpan dengan rapih dan ditempatkan sesuai persetujuan
owner.

3. Penanganan Masa Pemeliharaan

MC. 100%
Setelah semua pekerjaan dilaksanakan, dilakukan perhitungan Mutual Check Akhir
(MC.100%) yang dilakukan bersama-sama antara penyedia jasa, pengawas lapangan
dan direksi. Apabila dalam perhitungan Mc.100% masih ada kekurangan segera
penyedia jasa menyelesaikan pekerjaan yang masih kurang.
Setelah disepakati bersama maka dibuat berita acara perhitungan Mutual Check
Akhir yang ditandatangani bersama oleh Penyedia jasa, pengawas lapangan dan
direksi.
Asbuilt drawing
Penyedia jasa membuat gambar purna pelaksanaan (Asbuilt drawing) sesuai dengan
pekerjaan yang telah dilaksanakan dilapangan. Gambar Asbult drwing dibuat dengan
kertas A3 dan dicopy rangkap 4 yaitu untuk Pengawas lapangan, Direksi dan
Pengguna Jasa dan arsip.
Laporan – laporan yang disampaikan selama masa Kontrak :
1. Laporan Mingguan, memuat antara lain :
- Hasil kemajuan fisik pekerjaan Mingguan
- Hal – hal penting lainnya
2. Laporan Bulanan, memuat antara lain :
- Rangkuman laporan Mingguan
- Hasil kemajuan fisik pekerjaan bulanan
- Hal – hal penting lainnya
Foto Dokumentasi 100%

Foto dokumentasi 100% diambil dari titik awal foto 0% dan 50% serta di buat album
ukuran 3R.
Penyerahan I
Setelah semua pekerjaan fisik selesai dan jangka waktu pelaksanaan telah habis
maka dilakukan penyerahan pekerjaan pertama (PHO).
Pemeliharaan
Pemeliharaan dilaksanakan selama 180 hari kalender. Selama masa pemeliharaan
kami selaku penyedia jasa akan selalu memantau lokasi pekerjaan dan menjaga
serta memperbaiki apabila terjadi kerusakan di sekitar lokasi pekerjaan.

62
Masa pemeliharaan adalah suatu masa (jangka waktu) tertentu setelah suatu proyek
selesai dilaksanakan dan diserah-terimakan ke user (pengguna) untuk
dioperasikan/digunakan. Dalam masa pemeliharaan, tanggung jawab pemeliharaan
sebagian besar masih berada di pihak Kontraktor, termasuk penyediaan spare parts.
Tujuan diadakannya masa pemeliharaan ini adalah:
1) Sebagai masa pembelajaran bagi user untuk mengoperasikan, memelihara dan
menjaga agar peralatan/sistem yang dipasang dalam proyek tersebut tetap
bekerja sesuai dengan yang diinginkan; Ini penting, terutama untuk
peralatan/sistem yang baru dimana user belum memiliki pengalaman
sebelumnya.
2) Masa untuk menyiapkan sumber daya yang akan digunakan untuk
mengoperasikan dan memelihara peralatan/sistem yang terpasang melalui
proyek (diantaranya: anggaran operasi/pemeliharaan, SDM yang melaksanakan
pemeliharaan, spare part, consummable material, dsbnya).
3) Masa untuk menyiapkan sistem pengoperasian dan pemeliharaan terhadap
peralatan/sistem yang dipasang melalui proyek (termasuk menyipakan Sistem
tatakerja pengoperasian maupun pemeliharaan).

Walaupun tanggung jawab pemeliharaan selama masa pemeliharaan ini masih


berada di pihak Kontraktor, namun demikian keterlibatan secara langsung dari user
juga sangat diperlukan, karena proses pembelajaran yang paling efektif adalah
dengan cara melakukannya secara langsung.

4. Lingkup Masa Pemeliharaan.

Melimpahkan semua kewajiban/kegiatan pemeliharaan kepada Kontraktor selama


masa pemeliharaan, menurut pendapat saya kurang bijaksana. Karena, selain biaya
yang mahal, juga proses pembelajaran yang merupakan salah satu tujuan
diadakannya masa pemeliharaan tidak akan berjalan dengan baik. Tidak ada
rumusan yang baku dalam menentukan lingkup kerja masa pemeliharaan proyek,
karena sangat bergantung dari jenis pekerjaan/peralatan yang disupply,
kompleksitas serta tingkat kesulitannya. Untuk proyek dengan teknologi yang baru
dengan tingkat kesulitan yang tinggi, mungkin sebaiknya porsi kontraktor lebih
besar, Sebaliknya, jika teknologi yang disupply sudah pernah digunakan user, maka
porsi kontraktor bisa dikurangi, misalnya hanya menyediakan tenaga supervisor atau
hanya melakukan kunjungan rutin, sedangkan eksekutor hariannya dilakukan oleh
user sendiri.

Satu hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan penentuan lingkup masa
pemeliharaan adalah jangan sampai terjadi duplikasi dengan lingkup garansi. Garansi

63
suatu peralatan merupakan tanggung jawab pabrikan/vendor sedangkan masa
pemeliharaan adalah tanggung jawab Kontraktor. Untuk itu, sebelum membuat
lingkup kerja masa pemeliharaan, perlu diidentifikasi/diuraikan terlebih item-item
pekerjaan yang masuk dalam garansi, sehingga tidak terjadi duplikasi, yang pada
akhirnya akan merugikan kita/user sendiri.

Apapun lingkup kerjanya, yang paling penting adalah lingkup tersebut harus
diuraikan secara jelas dalam Scope of Work sehingga tidak terjadi pertentangan
(gray area) pada saat pelaksanaan. Dan jika sudah jelas lingkup kerja-nya, maka
selanjutnya agar masing-masing pihak, baik itu Kontraktor, Pengelola Proyek
maupun User agar komit terhadap kewajibannya, sehingga sistem/peralatan yang
dipasang dapat digunakan secara optima

Penyerahan II
Setelah masa pemeliharaan selesai dilakukan Penyerahan II (FHO).
Demikian metode pelaksanaan ini kami buat sebagai gambaran pelaksanaan untuk
pekerjaan tersebut diatas,saran yang positif sangat diharapkan untuk kesempurnaan
pelaksanaan pekerjaan jika kami memenangkan tender ini.

Makassar 02 Juni 2020


CV. SINAR ANUGERAH DUA TUJUH

(WILLY ALVIRA WORKAS)


Direktur

64

Anda mungkin juga menyukai