I. MANAJEMEN MUTU
A. INFORMASI UMUM
DESKRIPSI PEKERJAAN
1. PENGENDALIAN WAKTU
Monthly Schedule:
Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun pada minggu terakhir setiap bulan yang berisi
rencana pelaksanaan berbagai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk bulan berikutnya.
Weekly Schedule:
Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun untuk dilaksanakan dalam waktu satu minggu.
Daily Schedule:
Rencana kerja harian yang disusun dengan mengacu pada weekly schedule.
Selain membuat Time Schedule pengendalian waktu pelaksanaan proyek juga dilakukan dengan
membuat
Bar Chart dan Network Planning.
Bar Chart berisi kegiatan pelaksanaan pekerjaan dan waktu pelaksanaannya dalam waktu satuan
minggu yang dikemas dalam bentuk table.
Sedangkan Network Planning dibuat untuk menggambarkan jalur- jalur yang menghubungkan satu
kegiatan dengan kegiatan lainnya dengan durasi dan waktu paling awal/akhir untuk
memulai/mengakhiri kegiatan tersebut. Dengan Network Planning dapat ditentukan kegiatan –
kegiatan yang termasuk dalam lintasan kritis (critical path) yaitu kegiatan yang jika mengalami
keterlambatan dapat mempengaruhi kegiatan lain.
2. PENGENDALIAN BIAYA.
Pengendalian biaya merupakan salah satu point perhatian tersendiri, dimana disetiap
tahapan pekerjaan akan mengeluarkan biaya untuk melaksanakannya. Pengendalian biaya
biasanya dilakukan dengan melalui system pembayaran. Dalam hal ini sebelum dilakukan
pembayaran harus dilakukan pengecekan dan perhitungan bersama dengan pihak owner,
Konsultan Pengawas, dan Konsultan Perencana. Hasil dari perhitungan bersama yang disepakati
dituangkan dalam bentuk Progress prestasi pekerjaan yang dituangkan di setiap akhir
minggu, dan di berita acarakan serta di tanda tangan bersama-sama.
Pengendalian Biaya di dalam internal pelaksana sangat penting terkait dengan tingkat
prioritas, jumlah dan jenis kebutuhan material yang sudah disepakati dalam forum rapat dan
RKS yang ada.
3. PENGENDALIAN MUTU.
Pengendalian mutu bahan/material merupakan bentuk pengawasan terhadap kesesuaian
material dengan RKS yang direncanakan. Pengendalian mutu bahan/material dilakukan oleh
Quality Control sebelum tahapan pekerjaan dimulai. Bahan yang akan digunakan harus
diusulkan terlebih dahulu dan mendapatkan persetujuan bersama konsultan pengawas,
konsultan perencana dan owner. Bahan/material yang sudah disetujui harus tersimpan dan
terdokumentasikan dengan benar, terawat dengan baik. Pengendalian disini bersifat sebelum
pelaksanaan pekerjaan. Pengendalian mutu bahan/material ini dilakukan di setiap kedatangan
material.
Tahap pengendalian mutu bahan/material selanjutnya dilanjutkan dengan tahapan
pelaksanaan pekerjaan. Tahapan atau proses di setiap pekerjaan harus dilakukan dengan
metode yang benar sesuai yang disyaratkan. Di setiap tahapan yang harus dilalui dilakukan
pengawasan oleh pelaksana lapangan yang mengerti teknis pekerjaan. Kesalahan
pelaksanaan akan berakibat pada hasil kualitas pekerjaan. Kualitas hasil pekerjaan harus
dituangkan dalam bentuk daftar checklist. Pekerjaan-pekerjaan yang mutu akhirnya kurang
sesuai standard harus dilakukan perbaikan sampai mendapatkan hasil sesuai dengan standard
yang diinginkan. Inti dari tahapan ini adalah selalu dilakukan pengecekan terhadap
pemakaian material, proses tahapan pekerjaan dan pengecekan akhir pekerjaan.
Tahapan pekerjaan agar sesuai yang distandarkan sebelum pelaksanaannya harus dijelaskan
dalam bentuk metode pelaksanaan masing- masing pekerjaan. Metode pelaksanaan
pekerjaan ini harus juga mempertimbangkan factor keselamatan pekerjaan dan lingkungan
sekitarnya (termasuk orang yang mungkin lalu lalang di sekitar pekerjaan). Rambu-rambu
pengamanan harus dibuat sejelas-jelasnya agar setiap orang dapat bersikap waspada dan
hati-hati. Untuk penjelasan khusus perihal K-3 lihat lampiran rencana program K-3. Sebagai
3
gambaran, apabila dilakukan pekerjaan galian harus dilihat jenis tanahnya. Dari jenis tanah ini
dibuatlah kemiringan galian yang dimungkinkan. Di sekitar keliling galian dibuatlah pengaman
dan rambu-rambu peringatan. Rambu-rambu peringatan dapat berupa tulisan ataupun
garis/tali batas aman.
Apabila bekerja di ketinggian harus perhatikan benar-benar perancah kerja yang digunakan
apakah benar-benar kuat dan memenuhi syarat tidak. Apakah pengaman dari barang-barang
jatuh sudah ada belum. Apakah sabuk pengaman untuk pekerja sudah ada belum. Apakah
rambu-rambu peringatan ada pekerjaan di bagian atas sudah ada belum. Pertanyaan tersebut
haruslah sudah terdeteksi dan terjawab sebelum pelaksanaan pekerjaan itu sendiri.
MANAJEMEN SISTEM
PENGENDALIAN PROYEK
PROYEK
Struktur organisasi kerja Penyedia Jasa (kontraktor) dalam hal ini merupakan organisasi
kerja yang dipersiapkan secara khusus untuk menangani , melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan yang ditugaskan kepada Penyedia Jasa (kontraktor) dengan baik. Struktur
organisasi kerja ini terdiri dari satu tim kerja operasional yang dibentuk sebagai “Team
Operasional Lapangan” dipimpin oleh Project manager yang bertanggung jawab secara
4
substansi teknis pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud oleh pemberi tugas. Oleh karena itu
organisasi kerja ini adalah bersifat hubungan teknis operasional. Struktur organisasi kerja
dapat dilihat pada Gambar di bawah.
STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTUR
KEUANGAN/
PROYEK MANAGER ADMINISTRASI
LOGISTIK
TUKANG/PEKERJA
PROYEK
ket :
Garis Komando/Instruksi
Garis Koordinasi
5
D. SETTING OUT DAN TITIK TETAP
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
B. PEKERJAAN PEMBONGKARAN
Untuk semua item pekerjaan pembongkaran agar dilakukan pembongkaran secara hati –
hati dan secara terstruktur dengan baik agar dapat berjalan sesuai dengan rencana.
6
Kontraktor melakukan engineering survey, antara lain mencakup melihat
kondisi struktur yang akan dibongkar termasuk peninjauan atas kekuatan
bangunan, bagian yang tidak stabil dari bangunan dan kemungkinan collapse,
merencanakan metode, peralatan dan tenaga yang akan dipergunakan untuk
pembongkaran serta pengamana epentingan publik
Menyiapkan perangkat pengaman seperti Jaring pengaman, rambu/ tanda
peringatan,alat pelindung diri, bracing, serta shoring.sekaligus memasang
barikade, pagar pengaman agar orang
Kontraktor telah menyiapkan tenaga personil yang berkompeten dan
berpengalaman atau ahli dalam melaksanakan pembongkaran bangunan
sebelum melaksankan pembongkaran memastikan semua aliran listrik dalam
kondisi mati (shut off), dan saluran air kondisi tertutup jika dipandang perlu
maka dapat dipindahkan ke lokasi sementara diluar bangunan dalam kondisi
aman.
Memastikan bangunan yang akan dibongkar sudah tidak terdapat sisa-sisa
barang yang berbahaya.
Jika semuanya sudah aman baru setelah itu pembongkaran bisa dilakukan.
Bagian yang harus dibongkar pertama kali yaitu pintu dan jendela berikut
kusen dan element lain yang bisa dilepas secara langsung. Perabot ini masih
bisa dipakai lagi sehingga harus diamankan agar tidak rusak terkena runtuhan
element yang lain.
Pekerjaan berikutnya adalah melakukan pembongkaran yang berada di bagian
atas. Lepas satu persatu susunannya lalu dilanjutkan dengan melepas bagian
kerangka yang terdiri dari reng dan usuk. Jika memakai bahan dari kayu,
perlu lebih berhati-hati karena banyak paku yang bisa melukai kaki atau
tangan. Selain itu ketika melepas kayu, perhitungkan dengan cermat agar
posisi duduk tidak berada pada kayu yang berhungan dengan kayu lain yang
sedang dilepas. Hal yang sama juga harus dilakukan pada kerangka yang
terbuat dari besi baja
Langkah berikutnya yaitu membongkar dinding atau tembok. Pertama kali
yang harus dibongkar adalah dinding yang punya ukuran paling tinggi. Karena
dinding ini sudah tidak punya element penahan, maka resiko bisa roboh dan
jatuh sendiri menjadi lebih besar. Dan sebelum dibongkar sebaiknya dilakukan
penyiraman lebih dulu menggunakan air. Tujuannya adalah agar debu yang
berterbangan bisa diminimalkan.
7
Bagian yang tidak boleh dilupakan adalah perhitungkan arah dinding tersebut
mau jatuh. Bikin suatu sistem yang membuat arah jatuhnya tidak mengenai
bangunan lain yang ada disampingnya. Kecuali jika batu bata yang ada di
dalam dinding mau digunakan lagi, bisa dilepas satu persatu agar tidak pecah.
Memang pekerjaan ini membutuhkan waktu yang lebih lama, namun jika mau
membuat bangunan yang baru lagi dana yang dikeluarkan menjadi lebih
hemat dan irit.
Bagian paling sulit dalam pembongkaran dinding adalah ketika harus melepas
konstruksi yang terbuat dari tulang besi. Selain butuh waktu yang lebih lama
prosesnya juga rumit. Terlebih lagi bila rumah tersebut terdiri dari dua lantai
atau lebih. Karena tulang besi tersebut tidak hanya ada di dinding saja namun
juga berada di lantai bagian atas. Bahkan element ini menjadi merupakan
pekerjaan yang paling melelahkan.
Jika semuanya sudah dibongkar, tinggal melepas lantainya lalu disusul dengan
pondasi yang ada di dalam tanah. Pekerjaan ini juga tidak kalah rumit
dibanding dengan pembongkaran konstruksi. Kita harus membuat galian atau
lubang lebih dahulu.
Untuk : sloef, Kolom, balok, Balok Latei Kolom Praktis dan Plat yang merupakan
pekerjaan pembetonan yang prinsip pembetonan mengacu kepada spesifikasi dan
gambar.
a. Pekerjaan Pembesian/Penulangan
Fungsi tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tarik, gaya geser dan
momen torsi yang timbul akibat beban-beban yang bekerja pada konstruksi beton
tersebut. Oleh karena itu perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan
sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja, RKS dan Aanvulling yang telah
direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal:
- Ukuran diameter baja tulangan
- Kualitas baja tulangan
- Kuantitas baja tulangan
- Penempatan/pemasangan baja tulangan
8
Proses fabrikasi besi terdiri dari pemotongan dan pembengkokan besi tulangan.
Sebelum mengerjakan proses fabrikasi besi bagian pembesian harus menyusun
daftar pembengkokan dan pemotongan besi tulangan berdasarkan gambar
pelaksanaan ( shop drawing ). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun
daftar pembengkokan dan pemotongan adalah sebagai berikut :
a) Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,
minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi
daya lekat antara baja tulangan dengan beton.
b) Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah
yang momennya nol atau dengan menggunakan sambungan lewatan sehingga
gaya dari batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain.
c) Panjang dan bentuk baja tulangan harus direncanakan secara ekonomis
sehingga bagian-bagian sisa atau yang tidak terpakai didapat seminimal
mungkin. Sedemikian rupa sehingga teknik pemasangan tulangan tidak
menyulitkan dalam pelaksanaan lapangan.
d) Penganyaman besi tulangan harus diikat kuat dengan memakai kawat beton
agar waktu pengecoran posisi tulangan tidak bergeser. Penopang, ganjalan, jepit
dan kawat beton harus berkualitas sama dengan bahan besi tulangan.
1. Penulangan Kolom
Pada penulangan kolom, ujung bawah dihubungkan dengan pondasi sedangkan
bagian atas dihubungkan dengan balok sehingga merupakan satu kesatuan struktur
portal yang kaku.
9
Besi kolom yang dipasang pertama kali berbentuk L dan diikatkan pada tulangan
bawah tulangan sloef. Pemasangan tulangan dimulai dengan memasang sebelah
luar. Setelah itu dilakukan pemasangan besi-besi yang lain dan menyambungnya
dengan tulangan yang sudah ada.
2. Penulangan Balok
Pemasangan tulangan balok dan pelat dak Konsol dilakukan secara serentak setelah
pemasangan bekisting balok dan pelat Dak konsol. Pemasangan tulangan balok
dilakukan sebagai berikut :
Dipasang tulangan bawah diatas beton decking tebal 3,0 cm. ujung tulangan bawah
dimasukkan ke dalam tulangan kolom sebagai penjangkaran sepanjang minimal 25D.
Apabila terdapat sambungan pada penulangan dilakukan sambungan lewatan sekitar
40D. sambungan tulangan dilakukan selang seling dan harus dihindarkan
penempatan sambungan ditempat-tempat dengan tegangan maksimum.
Pemasangan tulangan sengkang yang diatur jaraknya dimana jarak pada tumpuan
lebih rapat dibandingkan jarak tengah bentang. Sengkang diikat dengan kawat
beton.
Tulangan atas dipasang dengan cara dimasukkan satu per satu kedalam tulangan
sengkang dibagian atas kemudian diikat dengan kawat. Ujung tulangan atas
dimasukan kedalam tulangan kolom sebagai panjang penjangkaran sepanjang 40D
atau ¾ kali tinggi manfaat balok jika balok berukuran besar. Sebagai pengaku
dipakai tulangan pinggang sesuai dengan perencanaan.
b. Pekerjaan Bekisting
Dalam pekerjaan bekisting terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni :
− Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi
seperti yang disyaratkan pada gambar kerja.
− Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang
diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya.
− Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk
yang tetap bagi struktur beton sesuai yang direncanakan.
− Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan,
kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
− Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat
pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton.
− Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan
juga tidak merusak beton.
− Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik
secara vertical maupun horizontal.
Sedangkan bahan bekisting yang digunakan pada proyek ini adalah menggunakan
bahan yang sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam RKS, Bekisting dari
10
multipleks/papan tersebut diperkuat dengan rangka kayu meranti ukuran 5/7, atau
dari bahan lain yang disetujui oleh konsultan pengawas untuk mendapatkan
kekuatan dan kekakuan yang sempurna. Sedangkan steiger yang digunakan adalah
dari pipa – pipa besi standar pabrik atau kayu /dolken.
Adapun pemasangan bekisting meliputi pemasangan sloef bekisting kolom, balok,
Plat.
a. Bekesting Sloof
Bekesting sloof pondasi dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton pondasi
yang diinginkan sesuai gambar, bekisting ini menggunakan multiplek tebal 9 mm
dan diberi tembiring usuk 4/6 & stut menggunakan kayu 4/6 cm dengan ketentuan
sebegai berikut
• Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti
yang disyratkan pada gambar
• Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan
oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
• Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang
tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
• Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan
pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
• Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat pelaksanaan
pengecoran dan juga tidak merusak beton
• Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga
tidak merusak beton
• Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik secara
vertical maupun horizontal
b. Bekisting Kolom
Kolom merupakan salah satu elemen struktur utama pada bangunan gedung yang
digunakan untuk menyalurkan beban-beban diatasnya ke pondasi bangunan. Ukuran dan
jumlah kolom pada suatu bangunan sangat tergantung dari perencanaan struktur.
Perencanaan struktur dilakukan oleh konsultan perencana yang mempunyai Sertifikasi.
Mengapa harus bersertifikasi? Tentu karena resiko yang ditmbulkan sangat besar apabila
perencanaannya gagal. Dalam pembuatan kolom struktur pun harus dilakukan oleh
kontraktor yang mempunyai grade. Proses pembuatan kolom struktur antara lain
Fabrikasi pembesian, Pemasangan Bekisting dan Pengecoran. Nah, dalam artikel ini akan
dibahas khusus mengenai Metode pemasangan bekisting kolom.
11
Bekisting kolom sangat penting dalam proses pembuatan kolom struktur karena
berpengaruh terhadap bentuk kolom. Semakin kuat dan presisi suatu bekisting maka hasil
akhir dari kolom tersebut juga akan baik. Sehingga diperlukan suatu metode pemasangan
bekisting yang baik agar hasil kolom tersebut bisa dikatakan baik.
Sebelum memulai pembahasan Metode pemasangan bekisting kolom yang perlu diketahui
adalah urutan langkah pekerjaan kolom antara lain 1) Fabrikasi dan pemasangan
pembesian yang terdiri dari tulangan pokok dan begel, 2) Pemasangan bekisting dan 3)
Pengecoran. Langsung saja, berikut ini penjelasan mengenai metode pemasangan
bekisting.
Pada gambar di atas, bekisting hanya sekedar didirikan saja belum diperkuat. Jarak antar
kaso sangat menyesuaikan dengan ukuran kolom struktur. Semakin lebar dan tinggi
kolom, kaso semakin banyak.
12
2. Pemasangan bekisting
• Menyiapkan sepatu kolom. Fungsinya agar bekisting tepat berada pada titik
koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan. Sepatu kolom biasanya
menggunakan besi stek yang dibor pada lantai.
• Memasang bekisting kolom seperti pada gambar di atas. Jangan lupa beton
decking atau tahu beton sudah di dalamnya. Tujuan beton decking ini untuk
menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah selama proses pengecoran.
• Memasang sabuk balok pada bekisting kolom untuk memperkuat. Ukuran balok
yang digunakan biasanya 6/12 atau 8/12 kayu kruing. Untuk mengunci balok
tersebut harus menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri atau membeli jadi.
Jika ingin membuat sendiri menggunakan as drat ukuran 10 mm, besi ulir 10 mm
dan plat besi tebal 3-5 mm. Jarak balok sangat tergantung dari tinggi kolom.
Apabila tinggi kolom sekitar 3-4 m maka jumlah sabuk balok 4 dengan jarak
dibagi rata. Namun jika tinggi kolom lebih dari 4 m maka menyesuaikan dengan
prinsip semakin ke bawah jarak sabuk semakin pendek karena bebannya lebih
besar di bawah.
• Memasang pipa support Untuk menjaga vertikaliti dari kolom. Untuk mendapatkan
kolom struktur yang sempurna, bekisting tidak boleh miring ataupun goyang saat
pengecoran Oleh karena itu pemasangan pipa support dinilai sangat penting. Lalu
bagaimana cara agar kolom benar-benar tegak vertikal? baca selengkapnya di
artikel
Sebelum pemasangan perancak dimulai pastikan dasar tempat pijakan perancak kuat
untuk menahan beben beton, ini sangat penting untuk menghindari terjadinya setel
(penurunan) akibat pengecoran balok atau plat dak berlangsung.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam antara lain :
13
Masukan pembesian yang sudah dirakit kedalam bekisting balok yang sudah
disiapkan
Kemudian dengan cara yang sama lakukan pada pembegistingan pada plat overstek
beton
Pasangkan Hori beam dengan jarak per 40 cm
Pasangkan begisting dengan plywood dengan ketebalan 15 mm
Lakukan pemasangan pembesian pelat
Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti
yang disyratkan pada gambar
Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan
oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang
tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan
pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat pelaksanaan
pengecoran dan juga tidak merusak beton
Dalam pemasangan bekisting harus selalu di kontrol elevasi begisting
3. Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
14
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil/split dan batu pecah.
Tahap-tahap pekerjan pengecoran yaitu:
• Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
• Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen, pasir,
split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
• Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volune split serta air
secukupnya.
• Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru
kemudian ditambahkan air secukupnya
• Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit tabung
mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
• Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang sudah
diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan dilakukan/dikerjakan
bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang
berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah tulangan.
Pembongkaran
o Pada konstruksi beton yang baru dicor harus dijaga terhadap pengaruh pengaruh
panas, getaran dsb. Yang akan dapat mempengaruhi proses pengikatan beton.
o Permukaan beton harus dilindungi dari pengeringan yang terlalu cepat dan atau
tidak merata, dengan cara disiram air atau ditutup karung goni yang dibasahi selama
14 (empat belas) hari.
Perawatan
Bekisting hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut telah mencapai
kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban beban pelaksanaan
yang bekerja padanya. Pembongakaran tersebut harus mendapatkan persetujuan
dari para ahli. Setelah ia memeriksa hasil-hasil pemeriksaan benda uji dan
perhitungan-perhitungan tersebut. Bagian-bagian konstruksi dimana terjadi barang-
barang kerikil harus diperbaiki dengan penuh keahlian.
15
MULA
YA
Pasangan Tulangan Febrikasi
YA
Pasang Bekisting
YA
Pengecoran
Bongkar Bekisting
YA
Curing
SELESAI
16
d. Pekerjaan Tangga
• Dinding Tangga
Dibuat sesuai dengan ukuran tangga (tebal plat + tinggi trape tangga).
Cara pabrikasi sama seperti pabrikasi dinding balok.
• Anak Tangga
Plywood 12 mm dipotong sesuai dengan tinggi trape (optrade) dan lebar tangga,
kemudian diberi rangka.
• Bordes Tangga
Sebelum memulai pekerjaan bordes tangga, perlu diperhatikan elevasi / ketinggian
dari lantai dibawahnya sehingga diketahui kombinasi alat yang diperlukan, apakah
menggunakan pipe support.
Pekerjaan bordes tangga dimulai dari pekerjaan balok bordes, yang cara
penyetelannya sama seperti balok biasa. Kemudian antar dinding balok dipasang
kayu 5/7 (jarak maksimum 25 cm). Kayu ini berfungsi sebagai pengganti pipa
(karena bentang pendek). Setelah selesai pemasangan kayu 50/10, lalu diikuti
pemasangan plywood yang ukurannya disesuaikan dengan panjang dan lebar
bordes.
• Badan Tangga
Badan tangga ada 2 buah, yaitu antara bordes dengan lantai dibawahnya dan antara
bordes dengan lantai di atasnya.
17
Anak tangga dipasang setelah dilakukan pengecekan terhadap elevasi bordes,
kemiringan badan tangga, penggambaran trape / anak tangga pada dinding badan
tangga dan pembesian.
Pemasangan bordes dan badan tangga salah apabila jumlah anak tangga tidak pas,
dengan antrade dan uptrade yang telah ditentukan ukurannya (bisa kurang bisa
lebih). Bila kesalahan ini terjadi maka harus dibetulkan terlebih dahulu.
Trape / dinding anak tangga dipasang diantara dinding badan tangga sesuai dengan
yang telah digambar pada dinding badan tangga dan dipaku dari dinding tangga ke
arah dalam. Untuk memudahkan pemasangan dapat dilakukan dari bawah ke atas.
Setelah semua terpasang, kemudian antar anak tangga dirangkai dengan kayu 5/7
memanjang dari atas ke bawah pada dua tempat kanan-kiri dan dipaku. Sama
halnya dengan dinding badan tangga, dinding anak tangga ini pun telah dipabrikasi
sebelumnya.
Untuk pembongkaran balok bordes cara dan urutannya seperti pada pembongkaran
balok biasa. Untuk pembongkaran badan tangga dan bordes, dimulai dari
pengendoran jack base dan U-head, kemudian diikuti pembongkaran lader/pipe
sipport dan kayu 6/12. Setelah itu dibongkar kayu 5/7 dan terakhir adalah
pembongkaran plywood. Setelah semua dibongkar kemudian dirapikan dan
ditumpuk pada tempat yang mudah dijangkau oleh alat angkut.
18
D. PEKERJAAN PASANGAN DINDING & PLESTERAN
a. Pekerjaan ini pada umumnya mempergunakan pasangan dinding bata sesuai yang
dinyatakan dalam gambar-gambar.
b. Pasangan dinding harus dikerjakan sedemikian rupa sehinngga menghasilkan dinding
yang rata, tidak bergelombang dan tidak menunjukkan retak-retak. Kontraktor diwajibkan
mengikuti cara-cara teknis yang baik secara cermat yang meliputi pekerjaan pemasangan
bata, penyelesaian sudut-sudut, pertemuan dari dinding-dinding dan lain sebagainya.
c. Pasangan dinding bata hanya dapat dilaksanakan oleh tukang-tukang yang ahli dalam
pekerjaan tersebut.
d. Direksi Pekerjaan Lapangan berhak untuk menolak dipekerjakannya tukang yang menurut
penilaiannya tidak memiliki keahlian/keterampilan yang cukup untuk mengerjakan pekerjaan
ini. Dalam hal seperti itu, Kontraktor harus dengan segera mengganti tukang tersebut
dengan tukang-tukang yang memenuhi syarat-syarat keahlian/keterampilan. Keterampilan
dalam pengambilan tindakan demikian, yang dapat berakibat tertundanya penyelesaian
pekerjaan adalah menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya.
e. Bata merah harus dipasang pada hamparan adukan yang penuh dan semua siar vertikal
dan siar-siar antara tembok dan struktur beton yang mengelilinginya harus terisi penuh.
Tebal siar harus minimal 1 cm.
f. Batu bata sebelum dipasang, terlebih dahulu harus direndam dalam air hingga jenuh.
g. Batu merah yang digunakan harus dari kwalitas terbaik dan dari hasil pembakaran yang
matang. Untuk pemasangan bata, biasa digunakan adukan 1 PC : 5 Psr. Sedangkan untuk
pemasangan batu bata yang berkenaan dengan air menggunakan adukan 1 PC : 3 Psr .
Pasir yang dipergunakan haruslah pasir pasang yang memenuhi ketentuan pelaksanaan
pekerjaan.
h. Pada kolom-kolom, kolom praktis dan balok yang berhubungan dengan dinding batu bata
harus dipasang stek Ø 12 jarak ± 50 cm.
Agar dihasilkannya kualitas dinding tembok yang baik, maka pemasangan bata untuk
dinding tembok akan dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
a) Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, akan dibuatkan gambar shop drawing dinding
terlebih dahulu sehingga bisa dilihat dengan tepat di mana posisi tembok yang akan
dipasang serta pada bagian mana terdapat lubang kusen pintu & jendela.
b) Kontraktor akan mengajukan jenis batu bata yang kualitas baik, seperti tidak rapuh, dan
telah mengalami pembakaran sempurna, pada prinsipnya batu bata dengan tektur kasar
akan lebih mengikat adukan dibandingkan dengan batu bata dengan tekstur halus dan rapi.
19
Contoh Persiapan Pemasangan dinding bata
E. PEKERJAAN PLESTERAN
a. Untuk semua pekerjaan plesteran tidak diperkenankan memakai kapur. Semua
permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar dan dibersihkan dari segala
macam kotoran, kemudian pada tahap pertama dibuat basah, selanjutnya dikamprot dengan
20
adukan 1 Pc : 3 Psr yang tajam. Kamprotan ini dibiarkan sampai mengering. Pada
pelaksanaan plesteran pertama (kamprotan) harus disiram air sebelum diplester 1 Pc : 3
Psr. Tebal plesteran beton ini adalah antara 6 mm – 10 mm.
b. Pada permukaan dinding bata yang akan diplester, siar-siar sebelumnya harus dikorek
sedalam 1 (satu) cm untuk memberikan pegangan pada plesteran. Kemudian dinding disikat
sampai bersih dan disiram air, barulah plesteran dapat dikerjakan. Plesteran terakhir berupa
acian semen baru dapat dilaksanakan setelah dinding terpasang untuk paling kurang 2 (dua)
minggu.
c. Tebalnya plesteran dinding bata tidak boleh kurang dari 1 (satu) cm dan tidak boleh lebih
dari 2 (dua) cm kecuali ditetapkan lain.
d. Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus. Jika plesteran
menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata , tidak tegak lurus atau
bengkok, adanya pecahan atau retak, keropos, maka bagian tersebut harus dibongkar
kembali untuk diperbaiki.
e. Pada dasarnya plesteran lapis pertama adalah sama dengan adukan pasangan dimana
plesteran tersebut diadakan. Ketentuan mengenai perbandingan campuran bahan untuk
adukan bagi macam-macam keperluan dapat dilihat pada pasal adukan dan campuran.
Agar tembok yang diplester rapih dan bagus, Permukaan harus rata dan halus, tali air
lurus dan rapi, tidak keropos, ketegakan dinding lurus dan rapi, ketebalan plesteran
hemat. agar terlihat rata dan indah berikut ada proses cara pembuatannya:
21
Beberapa Peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran dinding
antara lain:
Meteran
Jidar alumunium / jidar kayu
yu kkaso
Roskam kayu / roskam besi
Kertas semen/ kertas bekas
as za
zak semen
Benang
Bahan-bahan
bahan yang digunakan dalam pekerjaan plesteran dinding yaitu:
Triplek
Kawat ayam ( digunakan pada
ada plesteran yang memerlukan perkuatan khusus
sus
atau pada plesteran dengan ketebalan lebih dari 3 cm )
Air
Semen
Adapun metode cara Acian dinding yang akan diterapkan Penyedia Jasa, adalah
sebagai berikut:
22
a) Persiapan bahan peralatan seperti air, semen, cetok, kertas bekas zak semen
dan bahan-bahan lainnya sesuai kebutuhan.
b) Menyiapkan tempat penampungan air, bisa berupa ember bekas tempat cat atau
tempat lainnya yang dapat digunakan untuk menampung air acian.
c) Menaburkan semen ke dalam air secara perlahan-lahan, cukup dengan
menaburkan saja dan tidak akan diaduk karena dapat menyebabkan semen
bergumpal serat cepat kering, sehingga tidak bisa digunakan lagi sebagai bahan
acian dinding.
d) Menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan
agar nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
e) Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan dinding dengan
menggunakan cetok.
f) Menghaluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas zak semen, sehingga
permukaan benar-benar rata dan halus.
g) Mengupayakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering , yaitu dengan cara
menyiram air, karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan
kertakan dinding
h) Pekerjaan acian dinding selesai, namum perlu menunggu beberapa waktu untuk
melanjutkan ke pekerjaan pengacatan.
23
G. PEKERJAAN PARTISI ,PINTU DAN JENDELA
LANGKAH KERJA
1. Pemasangan kerangka vertikal dan horisontal
24
H. PEKERJAAN KACA DAN PEMASANGANNYA
a. Untuk kaca dapat dipergunakan hasil produksi dalam negeri (Untuk pekerjaan kaca pada
Renovasi ruang Kantor Pegadaian Maros Menggunakan kaca bening 5mm dan kaca Oneway
hijau 5mm sesuai rencana kerja. Permukaan kaca harus rata sehingga menghasilkan
bayangan yang tidak berubah-ubah. Kaca yang menghasilkan bayangan yang berubah-ubah
diganti dengan kaca yang memenuhi syarat. Kaca tidak boleh mengandung retak-retak
(diluar atau didalamnya) atau bintik-bintik.
b. Ukuran kaca sesuai petunjuk dalam gambar kerja.
c. Pinggiran kaca (bekas potongan) harus diasah sebelum dipasang.
d. Tidak diperkenankan suatu kontak langsung (menyandar atau menumpu) antara kaca
dan rangka. Pada waktu pemasangan harus tahan atau tumpuan berupa setting blok dari
bahan-bahan yang elastis dan tidak menimbulkan korosi. Selanjutnya alur-alur yang ada diisi
dengan bahan-bahan mastik atau sealant yang elastis dan kedap udara. Pemasangan harus
menghasilkan kaca yang terpasang teguh pada tempatnya (tidak goyang).
1. Pekerjaan Daun Pintu dan jalusi
. Daun pintu dipasang dengan ukuran yang telah ditentukan dan harus betul-betul
rapat dan rapi.
Jalusi atau ventilasi sebagai ventilasi udara atau pencahayaan dipasang diatas pintu
atau jendela dengan ukuran yang telah ditentukan.
Untuk pemasangan kusen/ pintu Polding Gate dilakukan setelah bidang dinding
terbentuk, apabila pemasangan kusen/ pintu Polding gate dipasang bersamaan
dengan dinding maka dikwatirkan akan kotor dan bisa merusak pada lapisan-lapisan
pintu tersebut. Dan pada pelaksanaannya harus disesuaikan dengan gambar detail.
Pelaksanaan Pemasangan daun Pintu kaca tempered
25
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-lubang bukaan),
termasuk mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, caraa pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka aluminium dan penguat lain
yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga
kerapihan terutamaa untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada cacat berkas
penyetelan.
Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
Daun pintu.
a. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan
Perencana/Konsultan Management Konstruksi tanpa meninggalkan bekas cacat pada
permukaan yang tampak.
b. Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dan tidak bergelombang
dan tidak melintir.
I. Pelaksanaan Pemasangan daun Multifleks/teakwood finishing HPL
Kita pasangkan greenlam laminates pada panel multiplex dengan lem kuning
(kami sarankan jenis Fox Prima D), dengan dioleskan 2x pada masing-masing
bidang multiplex dan hpl, tunggu hingga cukup kering sentuh, kemudian
tempelkan hpl pada multiplex perlahan-lahan dan ditekan secara berurutan
ke arah luar, supaya udara tidak terjebak didalam sampai hpl merekat kuat
dan rata pada multiplex
Potong panel multiplex sesuai ukuran yang kita inginkan dengan meja potong
( cara 1 dan 2 dapat dibalik )
Setelah mendapat ukuran panel yang kita inginkan, bersihkan dengan amplas
bagian pinggiran bekas potongnya
Siapkan edging yang akan ditempel ke pinggiran panel, dan berikan lem
kuning 2x pada masing-masing permukaan, tunggu hingga cukup kering
sentuh, setelah itu tempelkan edging secara hati-hati ke pinggiran panel dan
tekan-tekan secara berurutan ke arah pinggir, hingga cukup kuat
Potong sisa pinggiran hpl dengan router, dengan tipe mata pisau samping,
dan bentuk edging yang sudah rata dengan panel hpl tersebut dengan sedikit
pingul supaya tidak terlalu runcing, haluskan dengan amplas
26
J. PEKERJAAN MEBEULAIR & FURNITURE
27
Kualitas / Mutu Kayu : Kayu yang digunakan harus memiliki kualitas / mutu
yang sesuai standard yang ada dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Metode : Semua pekerjaan kayu di tempat pengerjaan harus sebaik
mungkin, dalam ruang yang kering, sirkulasi udara baik dan dijaga agar tidak
terkena cuaca / udara langsung. Pencegahan kerusakan oleh benturan amat
mutlak, baik sebelum maupun sesudah terpasang
c. Alat Pengikat dan Bahan Perekat Mebeulair
Alat Pengikat : Sediakan alat-alat pengikat kayu yang diperlukan seperti
angkur, paku, sekrup, baut dan jenis lain yang disetujui. Penggunaan
pengikat ini harus tampak rapi, tidak menimbulkan keretakan dan harus
menunjang konstruksi furniture agar kuat dan kokoh. Bila perlu kayu harus
dibor agar permukaannya tidak retak.
Metode : Pembuatan, persiapan dan pemasangan alat-alat pengikat yang
terbuat dari logam / “iron mongery” pada kayu harus dikerjakan dengan
mesin kayu sehingga tercapai kerapian dan ketepatan yang setinggi-
tingginya.
Bahan Perekat : Perekat yang digunakan harus disetujui dan tidak
berpengaruh bagi kesehatan. Penggunaan perekat ini harus menunjang
konstruksi furniture agar kuat dan kokoh, permukaan kayu harus tampak rapi
dan tidak meninggalkan noda (terutama bila di-spesifikasikan bahwa
permukaan kayu diberi “clear / transparent finish”).
d. Bahan Finishing 2 – HPL
Persyaratan : High Pressure Laminate ( HPL ) yang dipakai adalah ex
Grassmerino motif kayu dan warna solid atau Setara, warna sesuai dengan
skema warna dan material yang dikeluarkan oleh Perencana. Tebal HPL yang
disyaratkan adalah minimum 0,8 mm. Untuk finishing HPL dengan profil post
forming adalah dengan ketebalan maksimal 0,8 mm. Proses laminasi
sebaiknya dipress secara hydrolis (High Pressure system) di bengkel / work-
shop Kontraktor. Arah serat dari HPL, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
rencana/desain. Permukaan HPL dilarang keras diamplas. Bagian tepi
(edging) dari daun pintu, bidang atas/top meja
/credenza, diberi edging berbahan PVC tebal minimal 2 mm. Warna disesuaikan
dengan warna HPL nya atau sesuai petunjuk gambar rencana/desain.
e. Bahan Finishing 3 - Pelapis / “Upholstery”
28
Persyaratan : Tekstur bahan pelapis harus konsisten, polanya rapi dan teratur
dan tidak bercacat. Kondisinya harus kuat, tidak menyusut. Mempunyai warna
yang awet, tidak luntur / “colorfast” dan mempunyai daya tahan terhadap
sinar matahari
/ “UV resistant.
Tahan api : Harus mempunyai daya tahan terhadap api dan memenuhi
standard keselamatan.
Anti noda : Bahan pelapis tersebut harus sudah diberi lapisan anti noda yang
sesuai
dan memenuhi standard.
f. Bahan Pelengkap / Hardware
Jenis : Bahan pelengkap / hardware yang digunakan untuk furniture ini
adalah produk Hafele ex Jerman, Blum ex Austria atau Stanley.
Untuk handel laci/pintu lemari digunakan ex Vogel atau setara, metal/besi
dengan diameter handel 12mm panjang + 15 cm, kecuali disebutkan lain
dalam gambar rencana/desain ( misal dengan finger pull, dll ).
Glides untuk kaki meja/kursi/sofa/credenza : Berbahan plastik atau karet
keras harus berasal dari sumber yang disetujui Perencana / KP dan dianggap
memenuhi persyaratan penggunaan setelah pihak Pelaksana mengajukan
contohnya.
Hardware : Pemasangan rel laci, rel laci, engsel, handel dan kunci dll, harus
kuat dan tepat, sehingga mudah digunakan dan mudah dibuka – tutup.
Elemen Lepasan : Pemasangan elemen lepasan harus tepat dan sesuai
dengan ukuran yang telah ditetapkan. Kesalahan dalam ukuran yang
berakibat pada kerapihan bentuk dan desain harus dihindari. Bila hal itu
terjadi,
Pelaksana harus mengganti sebagian atau seluruh bagian yang tidak sesuai.
Digunakan Plywood yang bermutu baik, tebal = 12 mm.
2.3. Pelaksanaan
a. Potong rangka hollow dengan ukuran dengan sesuai gambar kerja.Pasang
rangka hollow pada bagian lantai dan dinding mengikuti marking dengan jarak
rangka 60x60 cm.Pastikan dan cek rangka hollow sudah terpasang tegak lurus
(siku).Pasang lembaran gypsum board pada rangka hollow dengan perkuatan
menggunakan sekrup gypsum.Lembaran gypsum board dipasang satu sisi
dahulu, untuk memudahkan pekerjaan instalasi mekanikal dan elektrikal.
29
Setelah instalasi mekanikal dan elektrikal terpasang baru lembaran gypsum
board sisi berikutnya dipasang.Cek kerataan permukaan pasangan dinding
partisi gypsum board.Sambungan antar gypsum board diberi textile tape dan
di compound kemudian digosok dengan ampelas halus untuk mendapatkan
permukaan yangrata/flat.Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu
gosok dengan ampelas agar permukaan rata.Pekerjaan terakhir adalah
finishing cat permukaan gypsum.
30
menggunakan alat bor listrik dan setiap pemasangan masing-masing sekrup
sejajar minimal berjarak 300 mm.
h. Kepala sekrup yang terlihat diberi compund agar tertutup dan diamplas.
1. Pekerjaan Panel
3.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan panel HPL pada partisi plywood dan
plafon/ceiling/langit-langit, juga panel back-dropped sesuai yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.
3.2. Persyaratan Bahan
a. Bahan panel HPL yg digunakan pada partisi adalah :
- HPL tebal 3-4 mm bermutu baik.
- Plywood tebal minimal 9 mm sebagai backing atau alas/HPL.
- Rangka plywood sebagai penebal dan pengaku.
- Bahan perekat adalah lem putih setara Rakol atau di-stapler.
- Kayu HPL yang kering dan bermutu baik untuk edging sekeliling panel
b. Bahan panel Back-dropped adalah plywood dengan ketebalan 18 mm,
finishing HPL
3.3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Alas/backing/dasar untuk dipasangi panel, baik partisi maupun
plafon/ceiling, harus merupakan permukaan yang bersih dan rata.
b. Panel kayu/plywood dan backwall/backdrop adalah di-finish dengan HPL
c. Panel kayu/plywood setelah selesai di-finish, diberi perlindungan agar tidak
rusak/cacat oleh pekerjaan lainnya.
31
Pasang paku pada list alumunium sebelum dipasang pada keempat sisi
daun pintu/jendela.
Setelah lis terpasang, perlahan masukkan paku dengan martil.
Sebaiknya letakkan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang
dipasang lis kayu. Ini untuk menghindari goresan pada permukaan kaca
karena gerakan martil
Tenaga yang dibutuhkan :
- Pekerja
- Tukang
32
Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi
seluruh pemasangan pada daun daun pintu aluminium dan daun
jendela aluminium seperti yang ditunjukkan/disyaratkan dalam
detail gambar.
Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu.
• Semua pintu menggunakan peralatan kunci kualitas baik,
bahan stainless steel / bebas dan anti karat.
• Untuk pintu-pintu aluminium ( unit hunian ) dan pintu-pintu
besi pada ruang panel yang dipakai adalah kunci "mortise
lock set" berbahan stainless steel atau logam anti karat.
• Pekerjaan Engsel.
• Untuk pintu-pintu aluminium pada umumnya menggunakan
engsel pintu kualitas baik, dipasang sekurang-kurangnya 2
buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup
kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel.
Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut
beban berat daun pintu.
• Untuk pintu-pintu aluminium serta pintu panel menggunakan
engsel lantai ( floor hinge ) double action, kualitas baik
dipasang dengan baik pada lantai.
A. Pekerjaan atap
1. Persiapan
• Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan penutup atap Spandek.
• Approval material yang akan digunakan.
• Persiapan lahan kerja.
• Persiapan material kerja, antara lain : zinkcalume, genteng ringan, nok atap,
dynabolt, sekrup, dll.
• Persiapan alat bantu kerja, antara lain : schaffolding, waterpass, meteran, selang air,
bor listrik, cutting well, benang, dll.
2. Pengukuran
33
• Terlebih dahulu lakukan survey lapangan untuk area yang akan dipasang penutup
atap genteng ringan dan penentuan leveling ketinggian rangka atap baja ringan.
3. Fabrikasi kuda-kuda atap baja ringan dan pemasangannya
• Kuda-kuda atap baja ringan mulai difabrikasi pada saat kolom lantai atas sudah
terpasang, dengan asumsi setelah ring balk selesai dicor, kuda-kuda baja ringan
sudah siap untuk dipasang. Pemotongan baja ringan dilakukan dengan
menggunakan mesin potong baja ringan.
• Setelah ring balok selesai dicor, diadakan pengukuran dan setting supaya lebih
akurat.
• Setelah semua ukuran diketahui, maka atap baja ringan mulai dapat dipasang yang
menumpu pada ring balk dengan perkuatan baut dynabolt. Perkuatan antara rangka
baja ringan dengan menggunakan sekrup (baut).
• Karena daya tariknya tinggi dan kekakuannya rendah, maka factor yang sangat
menentukan dalam pekerjaan kuda-kuda baja ringan adalah pengaku (bracing).
• Setelah seluruh kuda-kuda baja ringan dan reng terpasang dengan benar (setting)
dilanjutkan dengan pemasangan penutup atap spandek.
• Sebelum penutup atap dipasang, semua kemiringan atap dan kelurusan akhiran reng
serta kuda-kuda diperiksa ulang, karena kalau kemiringan reng dan kuda-kuda tidak
sama mengakibatkan genangan air.
• Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan penutup atap adalah jarak reng sesuai
dengan aturan yang telah ditentukan.
• Pasang penutup atap pada posisi di atas reng, kemudian dilanjutkan pemasangan
nok atap.
34
• Pemasangan Nok Atap terlebih dahulu dilakukan pengukuran panjang dan lebar nok
atap
• Kemudian dilakukan pemotongan seng plat sesuai dengan lebar nok
• Pembentukan Nok seng plat zincalium.
• Dilakukan pemasangan nok dengan sekrup
B. Pekerjaan Dinding & Rangka Alcopanel
1. Dinding Alcopan menggunakan bahan Alcopanel Setara Merk SEVEN dengan ukuran
dimensi 122 x 244 Cm bentuk dipasang sesuai dalam gambar rencana.
2. Rangka dinding menggunakan besi hollow dengan ukuran dimensi 2x4 dan 4x4 atau besi
siku galvanis 4 x 4 dipasang dan dilengkapi dengan penggantung dari besi yang sama
sesuai dalam gambar rencana dan dikerjakan dengan metode pengelasan.
3. Sebelum pemasangan dinding Alcopan pada bagian luar dan lapisan dinding Gypsum
bagian dalam, rangka besi hollow terlebih dahulu harus dicat dengan residu ter atau
yang sejenis.
4. Pelaksana kontraktor sudah harus memperhitungkan dalam penawaran komponen kaca
pencahayaan dan perlengkapannya yang berkaitan dengan dinding Alcopan.
5. Sebelum pemasangan terlebih dahulu meminta petunjuk kepada Direksi/Konsultan
Pengawas.
6. Pemasangan dinding Alcopan mutlak mengikuti gambar rencana, jika ada perubahan
harus dengan persetujuan Pengawas/Direksi.
7. Siar – siar/Nat dinding alcopanel diisi dengan sealant sesuai dengan persetujuan dari
konsultan pengawas ataupun direksi baik mengenai mutu maupun warna sealant yang
digunakan.
8. Warna Dinding Alcopanel akan ditentukan kemudian.
a. Pengukuran di Lapangan
Pengukuran di lapangan untuk menentukan posisi terluar rangka aluminium Curtain Wall
harus dilakukan berdasarkan ukuran serta mudule yang tercantum didalam shop drawing
approval.
Pengelotan untuk menentukan arah vertikal dilakukan dengan satu tarikan kawat dari
lantai paling atas ke lantai paling bawah dengan menggunakan kawat piano dan lot
35
(bandul).Hasil pengelotan tersebut direfleksikan ketiap-tiap lantai dengan memberi sipatan
yang jelas serta tanda-tanda dengan cat berwarna merah sehingga mudah untuk
dipergunakan.
Untuk menentukan ukuran ketinggian posisi mullion dan transom Curtain Wall, harus
menggunakan alat water pas yang baik dan hasil pengukuran ketinggian tersebut
direfleksikan pada kolom didekat posisi Curtain Wall yang akan dipasang dengan memberi
sipatan yang jelas sehingga mudah dipergunakan.
Pekerjaan pengukuran tersebut harus dilakukan oleh tenaga Supervisor yang telah
berpengalaman.
b. Pemasangan Steel Bracket
a) Penentuan posisi serta module jarak Steel Bracket harus sesuai dengan Shop
Drawing approval.
b) Steel Bracket tersebut harus sinchromate atau digalvanish terlebih dahulu supaya
tidak berkarat.
c) Pembuatan Steel Bracket tersebut harus dilengkapi dengan lubang moer baut
berbentuk oval serta steel washer plate supaya adjustable pada saat penyetelan
posisi mullion di lapangan, baik untuk penyetelan kearah luar dan masuk ataupun
penyetelan kearah kiri kanan ataupun penyetelan mullion kearah naik turun.
d) Pemasangan Steel Bracket tersebut dilakukan dengan dynabolt dengan ukuran
diameter sesuai spesifikasi yang diminta dan sesuai material approval yang
diikatkan ke plat beton lantai.
c. Pemasangan Aluminium Mullion.
a) Pemasangan aluminium mullion vertikal terhadap steel bracket dilakukan dengan
mekanikal joint system dengan menggunakan galvanished bolt dan nut sesuai
dengan spesifikasi yang sudah disetujui.
b) Penempatan posisi mullion untuk lantai yang pertama dilakukan dengan teliti
sesuai ukuran dan jarak serta module yang tercantum didalam shop drawing
approval dengan cara melakukan penyetelan kearah luar masuk, kearah kiri
kanan dan kearah naik turun, sehingga mullion-mullion tersebut menempati
posisi yang benar serta lurus baik arah vertikal maupun arah horizontal dengan
mengikuti pedoman tarikan kawat piano yang telah dibuat pada saat pengukuran
lapangan.
c) Bilamana posisi-posisi mullion di lantai pertama tersebut telah benar, maka
dilakukan tip weld pada setiap steel washer terhadap bracket-bracket tersebut
36
supaya tidak dapat berubah posisi lagi. Selanjutnya pemasangan vertikal mullion
tersebut dapat dilanjutkan ke lantai atas berikutnya dengan cara yang sama.
d) Pemasangan mullion yang satu dengan mullion yang lain diatasnya harus diberi
gap untuk expansion join dilengkapi joining sleeve, sehingga bilamana terjadi
pemuaian maka mullion tersebut tidak akan mengalami deformasi. Gap
expansion join tersebut pada akhirnya ditutup dengan silicone sealant.
L. PEKERJAAN ELECTRICAL
37
Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop kontak),
saklar, kotak-kotak tarik (pull box), cabinet / panel daya, kabel, alat-alat
bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan
penyelesaian yang memuaskan dari sistem instalasi daya tegangan rendah
220 / 380 V dan penerangan.
1) Jenis
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL 2000, AVE
atau standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single / multi gang box
empat persegi atau segi delapan. Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang
tertutup rapi harus dipasang dengan baik dan benar.
2) Ukuran
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di temp at
yang diperlukan. Setiap kotak harus
cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran conduit, sesuai
dengan persyaratan, tetapi kurang dari
ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan.
38
besi, bata atau dinding kayu harus berbentuk persegi dan harus
mempunyai sudut dan sisi -sisi tegak.
1) Bahan Doos.
Kecuali tereatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk
saklar dinding dan reeeptables outlet harus galvanized steel dan tidak
boleh berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm untuk peralatan tunggal
dan 11,9 cm x 11,9 cm untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang
untuk lebih dari dua peralatan.
2) Cara Pemasangan.
3) Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan ranting minimum 10 A / 220 V. Cara pemasangan
harus disesuaikan dengan peraturan PUlL 2000 dan diberi saluran
pentanahan.
39
mempunyai bentuk yang tetap.
c. Kabel- Kabel
40
high-impact heavy gauge.
c. Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2
, kecuali tercatat lain.
d. Home run untuk rangkaian instalasi bertegangan 220 V yang
panjangnya lebih dari 40 meter dari panel daya ke stop kontak
pertama harus mempunyai luas penampang minimum 4 mm2
(kapasitas hantar arus minimum 20 A).
3. Splice / Pencabangan
4. Kabel Kontrol
41
circuit dan sebagainya.
d. Kabel merek SUPREME, TRANKA, KABELMETAL, KABELINDO.
D. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splin, conection dan lain-lain seperti karet, PVC,
vernished cambric, asbes, gelas, tape sintetis, splice case, composition dan
lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan
kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan cara yang
disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik
pembuatnya.
5. Peralatan Penerangan
42
Jenis Armature
3. Lampu Baret
Lampu baret yang digunakan harus berbentuk persegi, terbuat dari
kaca susu dengan lampu pijar
(incandescent) atau lampu TL circle 32 W sesuai dengan kebutuhan.
Pemasangan
43
berada dalam kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat /
kekurangan.
7) Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan
perlengkapannya harus menyala secara lengkap.
a. Proses Pelaksanaan.
a.1. Handling.
44
· Setelah itu dilanjutkan dengan connection instalasi ke terminal
box Fire Alarm dan TB Telpon di masing – masing lantai.
Connection terminal box per lantai dengan MDF Fire Alarm, MDF kabet
tv.
45
M. PEKERJAAN RANGKA & PLAFOND
d. Pemasangan plafond harus benar-benar rata dan lurus, tidak bergelombang dan tidak ada
celah antara. Pada pertemuan pertemuan lembaran plafond harus diberi cornice compound
gypsum dan plester agar dalam pengecatan nantinya tidak nampak sambungan.
e. Lembaran gypsum dan Spandril harus rata, baik, tidak pecah-pecah. Lembaran dipasang
dengan paku ramset atau paku sekrup, terbenam pada rangka plafond (2 x 4 cm). Jarak
antara paku plafond minimal 30 cm pada bagian tengah plafond, sedangkan pada bagian
tepi jarak minimal paku 20 cm. Langit-langit difinish dengan cat yang warnanya ditentukan
kemudian.
f. Pada sudut pertemuan dengan dinding tembok dan dinding partisi dipasang list plafond
Multiplex 12mm lapis HPL (profil) ukuran 10cm, sedangkan untuk bagian luar menggunakan
list plafond Spandril siku 2cm.
Pemasangan Plafond Gypsum akan dilakukan sebagai berikut:
46
Contoh persiapan pemasangan rangka plafon
a) Menentukan Marking Elevasi Plafon dan buat garis sipatan serta titik-titik paku kait.
b) Pemasangan Paku Kait
c) Pasang Penggantung Rangka Plafon ( Hanger dan Clip Adjuster) dengan posisi tegak
lurus.
d) Pasang Rangka Tepi Plafon ( Steel Hollow dan Wall Angle Profil) sebagai list tepi pada
garis sipatan.
47
Contoh pengukuran elevasi untuk pemasangan rangka plafon
48
Contoh pemasangan clip untuk pemasangan rangka plafon
Sistem plumbing adalah suatu pekerjaan yang meliputi sistem pembuangan limbah /
air buangan (air kotor dan air bekas), sistem venting, air hujan dan penyediaan air
bersih. Untuk proyek ini, sistem plumbing terdiri atas:
• Instalasi Air Bersih
• Terlebih dahulu akan diteliti denah Plumbing serta Diagram Isometri dimana dapat
diketahui jalur-jalur instalasi pipa air bersih diletakkan.
49
• Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan
plesteran serta acian, tujuannya adalah untuk menghindari bobokan yang
menyebabkan keretakan dinding.
• Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan
setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.
• Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton akan dipasang sparing
atau pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
• Pipa yang posisi/letaknya sudah tepat akan segera ditutup dengan plug/dop yang
tidak mudah lepas, tujuannya adalah untuk menghindari kotoran/adukan masuk
sehingga terjadi penyumbatan.
• Dalam pemasangan, akan dihindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.
• Posisi pipa pada kamar mandi akan disesuaikan dengan posisi-posisi sanitair.
• Instalasi air bersih diupayakan dapat diletakkan pada perempatan nat keramik /
as keramik, simetris dengan luas keramik.
Alat kerja:
• Gergaji besi
• Meteran
• Ampelas
Bahan
• Sambungan pipa
• Lem
Langkah kerja
• Pipa saluran harus diperhatikan kemiringannya, karena
kemiringan pipa dapat memperlancar penyaluran kotoran
apabila digelontor dengan air, kemiringan minimal 2 %.
• Pipa sebaiknya dipergunakan kwalitas yang baik atau minimal
type A
• Marking jalur pipa.
• Gali jalur pipa sesuai dengan kedalaman elevasinya
• Sambung pipa diatas galian dan lapisi pipa dengan lem
50
• Lakukan test tekan pipa sesuai dengan spesifikasi teknis yang
berlaku.
• Beri lapisan pasir pada dasar galian.
• Turunkan pipa ke dalam galian dan urug kembali dengan pasir.
• Urug galian.
51
atau Connector yang dua dratnya pas dengan hujung kran
dan ujung pipa.
Langkah kerja
1. Belitkan seal tape pada drat kran yang bakal dipasang. Hal
tersebut berguna untuk mencegah supaya sambungan tidak
bocor ketika air mengalir.
2. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat,
siku, penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar
untuk itu.
3. Pasanglah Kran ke pipa searah jarum jam.
4. Periksalah sambungan kran dari kebocoran dengan mengaliri
air pada instalasi. Jika ditemukan kebocoran.
52
2. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai dengan gambar
untuk itu.
3. Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tanpa
cacat dan telah disetujui oleh Pemilik Pekerjaan.
4. Pada tempat-tempat yang telah dipasang floor drain, penutup
lantai harus dilubangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil
dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan ukuran floor drain
tersebut.
5. Hubungan saringan metal dengan beton/lantai menggunakan
perekat beton kedap air.
6. Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapi waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.
5.1. Langkah
Kerja
Alat kerja:
• Alat pertukangan
• Waterpass manual
Bahan
• Closet jongkok Toto
• Semen warna
• Semen PCC
• Pasir pasangan
• Air
Langkah kerja
1. Buka cover toilet set dan baca petunjuk, dengan begitu akan diketahui jarak dari dinding
belakang closet ke bagian tengah pipa (jika merek American Standard biasanya 30,5 cm).
2. Persiapan alat yang diperlukan, antara lain: Bor listrik, gergaji besi, meteran ukur, obeng
plus dan obeng minus, Catut atau tang kakaktua, kunci inggris, lem silicon, kunci pipa,
kunci 10 dan 12, dynabolt ukuran 10 mm sebanyak 2 buah.
3. Mempersiapkan lubang pembuangan dan pipa suplai air bersih sebelum melakukan
pemasangan closet. Sebagaimana pernah dijelaskan di atas.
53
4. Ukur lubang pengunci bowl (untuk merek American Standardberjarak 14,5 cm), tandai
dengan pensil atau sejenisnya, dan lubangi pada sisi kanan dan kiri dengan jarak
tersebut dengan membagi dua titik tengah pipa. Kemudian masukkan dynabolt,
kencangkan menggunakan kunci 12, lepaskan
mur-nya.
5. Balik closet dan pasang wax ring dengan cara menekannya pada bagian sisi lubangnya
dan pastikan lengket pada sisi lubang
kloset. pemasangan wax ring
54
12. Tahap berikutnya adalah memasang tutup
tangki dan tombol (push button).
55
Batas toleransi untuk elastisitas pemuaian/ penyusutan yang dimiliki Tangki Polyethylene
adalah 3% dari dimensi tangki. Semua sambungan tangki harus memiliki ketentuan yang
memungkinkan pergerakan saat tangki memuai/ menyusut karena perubahan suhu dan
beban.
56
Instalasi Pompa
Sumber Daya
Langkah Kerja
• Siapkan Peralatan
57
• Siapkan bahan mulai dari pasir, semen, split, air. Atau
tergantung metode bila di haruskan menggunakan Portland
cement.
• Siapkan gambar kerja untuk memastikan lokasi dan dimensi
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
58
• Pemadatan di bantu dengan vibrator mekanikal type tertentu
dalam jumlah yang memadai. Selang vibrator di benamkan
sampai batas kedalaman beton sebelumnya dan agar tidak
terjadi kantong udara.
• Pekerjaan ini di lakukan Per Segment hingga selesai Curing
• Lakukan penyiraman air secara berkala setidaknya 5 hari sesudahnya,
karena beton akan kehilangan air pada penampang beton akibat
penguapan.
59
A. PEKERJAAN PENGECATAN DAN FINISHING .
1. Pengecatan
Sumber Daya
• Plamir
• Cat dinding
Tenaga kerja :
Langkah Kerja
60
Jika cat finish yang kedua sudah kering, lakukan pengecatan
finish yang ketiga / terakhir (Jumlah pelapisan cat sesuai
dengan spesifikasi).
2. Pembersihan Akhir
pekerjaan finishing dilaksanakan setelah semua item pekerjaan lain selesai dilaksanaka.
pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembersihan akhir, finishing bangunan yang belum
rapi.
Pada saat penyelesaian Pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan
bersih dan siap untuk dipakai Pemilik. mengembalikan bagian-bagian dari
tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen Kontrak ke kondisi
semula.
Pada saat pembersihan akhir, semua pekerjaan struktur harus diperiksa ulang
untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum
pembersihan akhir.
Permukaan tanah harus digaru sampai bersih dan semua kotoran yang
terkumpul kemudian dibuang ketempat pembuangan akhir.
61
Barang bongkaran atau material yang masih didigunakan seperti bekas kayu
bekesting harus disimpan dengan rapih dan ditempatkan sesuai persetujuan
owner.
MC. 100%
Setelah semua pekerjaan dilaksanakan, dilakukan perhitungan Mutual Check Akhir
(MC.100%) yang dilakukan bersama-sama antara penyedia jasa, pengawas lapangan
dan direksi. Apabila dalam perhitungan Mc.100% masih ada kekurangan segera
penyedia jasa menyelesaikan pekerjaan yang masih kurang.
Setelah disepakati bersama maka dibuat berita acara perhitungan Mutual Check
Akhir yang ditandatangani bersama oleh Penyedia jasa, pengawas lapangan dan
direksi.
Asbuilt drawing
Penyedia jasa membuat gambar purna pelaksanaan (Asbuilt drawing) sesuai dengan
pekerjaan yang telah dilaksanakan dilapangan. Gambar Asbult drwing dibuat dengan
kertas A3 dan dicopy rangkap 4 yaitu untuk Pengawas lapangan, Direksi dan
Pengguna Jasa dan arsip.
Laporan – laporan yang disampaikan selama masa Kontrak :
1. Laporan Mingguan, memuat antara lain :
- Hasil kemajuan fisik pekerjaan Mingguan
- Hal – hal penting lainnya
2. Laporan Bulanan, memuat antara lain :
- Rangkuman laporan Mingguan
- Hasil kemajuan fisik pekerjaan bulanan
- Hal – hal penting lainnya
Foto Dokumentasi 100%
Foto dokumentasi 100% diambil dari titik awal foto 0% dan 50% serta di buat album
ukuran 3R.
Penyerahan I
Setelah semua pekerjaan fisik selesai dan jangka waktu pelaksanaan telah habis
maka dilakukan penyerahan pekerjaan pertama (PHO).
Pemeliharaan
Pemeliharaan dilaksanakan selama 180 hari kalender. Selama masa pemeliharaan
kami selaku penyedia jasa akan selalu memantau lokasi pekerjaan dan menjaga
serta memperbaiki apabila terjadi kerusakan di sekitar lokasi pekerjaan.
62
Masa pemeliharaan adalah suatu masa (jangka waktu) tertentu setelah suatu proyek
selesai dilaksanakan dan diserah-terimakan ke user (pengguna) untuk
dioperasikan/digunakan. Dalam masa pemeliharaan, tanggung jawab pemeliharaan
sebagian besar masih berada di pihak Kontraktor, termasuk penyediaan spare parts.
Tujuan diadakannya masa pemeliharaan ini adalah:
1) Sebagai masa pembelajaran bagi user untuk mengoperasikan, memelihara dan
menjaga agar peralatan/sistem yang dipasang dalam proyek tersebut tetap
bekerja sesuai dengan yang diinginkan; Ini penting, terutama untuk
peralatan/sistem yang baru dimana user belum memiliki pengalaman
sebelumnya.
2) Masa untuk menyiapkan sumber daya yang akan digunakan untuk
mengoperasikan dan memelihara peralatan/sistem yang terpasang melalui
proyek (diantaranya: anggaran operasi/pemeliharaan, SDM yang melaksanakan
pemeliharaan, spare part, consummable material, dsbnya).
3) Masa untuk menyiapkan sistem pengoperasian dan pemeliharaan terhadap
peralatan/sistem yang dipasang melalui proyek (termasuk menyipakan Sistem
tatakerja pengoperasian maupun pemeliharaan).
Satu hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan penentuan lingkup masa
pemeliharaan adalah jangan sampai terjadi duplikasi dengan lingkup garansi. Garansi
63
suatu peralatan merupakan tanggung jawab pabrikan/vendor sedangkan masa
pemeliharaan adalah tanggung jawab Kontraktor. Untuk itu, sebelum membuat
lingkup kerja masa pemeliharaan, perlu diidentifikasi/diuraikan terlebih item-item
pekerjaan yang masuk dalam garansi, sehingga tidak terjadi duplikasi, yang pada
akhirnya akan merugikan kita/user sendiri.
Apapun lingkup kerjanya, yang paling penting adalah lingkup tersebut harus
diuraikan secara jelas dalam Scope of Work sehingga tidak terjadi pertentangan
(gray area) pada saat pelaksanaan. Dan jika sudah jelas lingkup kerja-nya, maka
selanjutnya agar masing-masing pihak, baik itu Kontraktor, Pengelola Proyek
maupun User agar komit terhadap kewajibannya, sehingga sistem/peralatan yang
dipasang dapat digunakan secara optima
Penyerahan II
Setelah masa pemeliharaan selesai dilakukan Penyerahan II (FHO).
Demikian metode pelaksanaan ini kami buat sebagai gambaran pelaksanaan untuk
pekerjaan tersebut diatas,saran yang positif sangat diharapkan untuk kesempurnaan
pelaksanaan pekerjaan jika kami memenangkan tender ini.
64