Anda di halaman 1dari 392

METODA PELAKSANAAN

Lokasi
Jl. Lintas Kiliran Jao Jorong Batang Kariang Nagari Kamang
Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung

PT RELIS SAPINDO UTAMA


PEMBAHASAN
METODA PELAKSANAAN

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. PENDAHULUAN
2. PERSIAPAN DAN ADMINISTRASI
3. PENYELENGGARAHAN SMK3
4. PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID-19

B. METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN UTAMA

1. PEKERJAAN STRUKTUR
2. PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
3. PEKERJAAN IPAL

C. METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI GEDUNG


1. PEKERJAAN TANAH
2. PEKERJAAN PONDASI SUMURAN
3. PEKERJAAN STRUKTUR BETON
4. PEKERJAAN ARSITEKTUR
5. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

D. PEKERJAAN SERAH TERIMA PERTAMA


1. PEKERJAAN PEMBERSIHAN AKHIR PROYEK
2. PELAPORAN DAN SERAH TERIMA
A
1 PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. PENDAHULUAN

Metode Pelaksanaan Konstruksi adalah keterangan yang detail, yang tersusun rapi dan menerangkan tentang
konstruksi proyek, yang terdiri dari :
• Keterangan tentang lingkup pekerjaan dan detail pekerjaan
• Keterangan tentang urutan pekerjaan secara umum dan detail
• Zona atau group kerja
• Hubungan timbal balik antar pekerjaan
• Penjelasan detail dari metode
• Peralatan yang digunakan
• Sumber daya yang digunakan
• Target dari jadwal pekerjaan

Perencanaan Metode Pelaksanaan

• Merupakan faktor kunci dalam mencapai keberhasilan pelaksanaan pekerjaan


• Hasil pembahasan ,diskusi dan referensi dari berbagai sumber
• Dituangkan dalam gambar – gambar kerja serta urut – urutan pelaksanaan pekerjaan (procedure, work
instruction) yang menjadi acuan dalam pelaksanaan setiap pekerjaan
Perencanaan Jadwal Pelaksanaan
• Perencanaan jadwal pelaksanaan mengacu kepada batas waktu penyelesaian yang dituangkan dalam
kontrak
• Disusun Time Schedule berupa bar chart dan dilengkapi dengan kurva S yang dapat berupa Jadwal
Pelaksanaan Induk (Master Schedule).

Jadwal Pendukung
• Jadwal Peralatan (Equipment Schedule) menyangkut penyediaan, pendatangan serta jumlah peralatan yang
diperlukan
• Jadwal Bahan (Material Schedule) menyangkut pemesanan, pendatangan serta jumlah dan jenis bahan yang
diperlukan
• Jadwal Tenaga Kerja (Manpower Schedule) menyangkut pendatangan, keahlian serta jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan

Pengendalian Waktu Pelaksanaan


Pengendalian waktu pelaksanaan dilakukan dengan Time Schedule berupa CPM network dan Barchart
dilengkapi "S" curve rencana.
Pengendalian Mutu Pelaksanaan
Untuk menjamin mutu pekerjaan maka dalam pelaksanaannya akan mengacu pada spesifikasi teknis yang ada
didalam dokumen tender, Berita acara rapat tinjauan lapangan, addendum (jika ada) dan dikendalikan dengan
Quality Control Plan.
INFORMASI UMUM PROYEK

DATA UMUM KETERANGAN

NAMA PEKERJAAN Pembangunan Rumah Sakit Pratama Type D dan


Pembangunan Prasarana Rumah Sakit Pratama

LOKASI PEKERJAAN Jl. Lintas Kiliran Jao Jorong Batang Kariang Nagari
Kamang Kecamatan Kamang BaruKabupaten Sijunjung

INFORMASI SUMBER DANA APBD Kabupaten Sijunjung


Tahun Anggaran 2022
UMUM
PROYEK PENYEDIA JASA PT RELIS SAPINDO UTAMA

JENIS KONTRAK TAHUN TUNGGAL

WAKTU PELAKSANAAN 210 ( Dua ratus Sepuluh ) HARI KALENDER

WAKTU PEMELIHARAAN 180 ( Seratus Delapan Puluh ) HARI KALENDER


FLOW CHART PELAKSANAAN PEKERJAAN SECARA UMUM
BAGAN ALIR PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI

A
A

B B

B B
2 PERSIAPAN ADMINISTRASI
2. PERSIAPAN ADMINISTRASI
Dokumentasi dan Administrasi Proyek

Selama pelaksanaan proyek perlu dokumentasi foto yang yang mengambarkan pekerjaan dari 0%
sampai 100% , yang terkumpul dalam album untuk laporan Mingguan dan bulanan atau ditentukan
sesuai spesifikasi teknis dan akan diserahkan kepada pemilik proyek.

Semua adminsitrasi proyek dari ; Kontrak kerja, Perijinan, Shop drawing, Request pekerjaan,
Progress pekerjaan berupa harian , mingguan dan bulanan, surat-menyurat, As build drawing,
Pengarsipan, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kelancaran proses pekerjaan dsb
dilaksanakan oleh pihak kontraktor secara sistemmatis, rapi dan akurat dengan melaksanakan
prosedur-prosedur yang ada pada sistem Standard ISO yang dimiliki Kontraktor
METODA KERJA
MANAJEMEN LAPANGAN
a). PERSIAPAN PRE CONSTRUCTION MEETING (PCM)

Pekerjaan Persiapan harus direncanakan sebelum masa pelaksanaan suatu proyek konstrusksi. bahkan ,
pekerjaan persiapan ini harus telah disiapkan pada saat Pre Construction Meeting (PCM) dan dijadikan
awal akan dimulai proyek. Perencanaannya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh suatu
hasil perencanaan yang efisien, namun bisa mencakup segala pekerjaaan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Rumah Sakit Pratama Tipe D dan Pembangunan
Prasarana Rumah Sakit Pratama (Pekerjaan listrik, Air Bersih dan IPAL) Kabupaten Sijunjung

b). Pengelolaan Manajemen Lapangan


• Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini ditangani oleh tenaga-tenaga terampil yang
sudah berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek besar, sehingga keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan akan benar-benar terjamin, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
semua pihak.
• Disamping itu tenaga-tenaga kerja yang akan diikutsertakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
merupakan tenaga-tenaga yang telah dibina kemampuan dan produktifitasnya dalam
pelaksanaan proyek-proyek besar serupa, yang sebelum ini telah ditangani oleh perusahaan.

1. Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Kepala Proyek, dibantu oleh
beberapa tenaga staf dan tenaga pelaksana lapangan yang sesuai dengan bidang pekerjaannya
beserta pembantu-pembantunya.
2
METODA KERJA
2. STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

Koordinasi
Pimpinan Proyek (PM) memimpin semua kegiatan proyek, baik di bidang administrasi, teknik dan lain-lain.Untuk masalah
teknik engineering dan quality control, kepala proyek dibantu oleh bagian teknik beserta stafnya. Urusan keuangan,
administrasi umum dan personalia, dibantu oleh bagian personalia dna keuangan berserta stafnya. Urusan logistik dan
peralatan, dibantu oleh bagian logistik dan peralatan.
Secara organisasi perusahaan, kepala proyek bertanggung jawab langsung kepada kepala divisi/wakil kepala divisi yang
bertindak sebagai pengelola operasional perusahaan dan bertanggung jawab kepada direksi perusahaan.

Dengan sistem organisasi seperti tersebut, maka pelaksanaan proyek akan berjalan dengan lancar, dan penyelesaian
pekerjaan akan dapat tercapai dalam waktu yang ditentukan dan dengan mutu yang diharapkan.
PEKERJAAN PERSIAPAN

BAGAN ALIR
PEKERJAAN
PERSIAPAN
ALUR KERJA DAN KOORDINASI : UMUM

 Sebelum melakukan analisis terhadap alur kerja dan koordinasi pekerjaan, terlebih dahulu dilakukan
analisis terhadap garis besar pekerjaan pada proyek ini secara umum.

 Alur Kerja umum menceritakan tentang proses pelaksanaan proyek ini secara umum, dimulai SPMK (Surat
Perintah Mulai Kerja) sampai dengan proses produksi (perencanaan dan Pelaksanaan konstruksi) dan
serah terima pekerjaan.

Penerbitan Proses
Start Pemeliharaan Finish
SPMK Produksi

Serah Terima Serah Terima


Pekerjaan 1 Pekerjaan 2

 Alur kerja pada proses produksi dibedakan atas dua, yakni eksternal (dengan pihak Owner dan MK) dan
juga alur kerja internal (dalam organisasi proyek), seperti dijelaskan pada pembahasan selanjutnya.
ALUR KERJA DAN KOORDINASI : EKSTERNAL
• Alur Kerja Eksternal Proyek dirancang sebagai acuan koordinasi antara Tim Kontraktor – Konsultan MK –
Tim Owner dalam menjalankan proyek, yang dibuat dalam bentuk flowchart.

• Alur Kerja Proyek bertujuan mempermudah dan mempertegas sistem komunikasi agar Proyek bisa
diselesaikan dengan hasil yang baik.

• Alur Kerja Eksternal menjelaskan tentang koordinasi terkait :


 Review Desain (DED)
Kebutuhan perencanaan
 For Cont Drawings
 Shop Drawings
 Approval Material
 Metode Kerja (Method’s Statements)
 Ijin Kerja
 Checklist Pekerjaan
 Site Instruction
Kebutuhan pelaksanaan konstruksi
 Request For Information
 Pengukuran Bersama (Joint Survey)
 Kedatangan Material
 Mock Up
 Pelaksanaan Pengujian Material
 Pelaporan (harian, mingguan, bulanan)
 As Built Drawings
 Pengajuan Termyn Kebutuhan finansial, addendum & finalisasi
 Pengajuan Addendum pekerjaan

• Alur Kerja yang resmi akan dilaksanakan setelah Kick-off meeting


 Tahapan Suplai Material

Tahapan Pengadaan Material / Subkontraktor

Pengadaan Material dan Subkontraktor


Setelah menentukan lingkup pekerjaan proyek ,maka akan terlihat jenis dan material serta peralatan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pembangunan proyek.dari data –data tersebut untuk menentukan pengadaan atau pembelian dan subkontraktor
untuk pekerjaan yang perlu di subkontraktorkan .

Procurement Material
Proses pembelian didasarkan pada spesifikasi teknik yang diminta dalam dokumen ,untuk menjaga agar jumlah, mutu, ukuran,
dan persyartan lain maka pengajuan atau penyusunan material requisition dilakukan koordinasi bersama antara bidang
engineering, pengendalian mutu, dan logistic.

Pengecekan Suplier
Pengecekan material ke supplier atau kunjungan pabrik bertujuan untuk mengetahui kemampuan penyediaan barang atau
material sesuai dengan spesifikasi ,sesuai dengan kuantitas dan kapasitas produksinya untuk mengantisipasi keterlambatan
pasokan material agar tidak terjadi keterlambatan pelaksanaan proyek nantinya. Kunjungan ke beberapa perusahaan atau
pabrik yang potensial akan menjadi rekanan proyek ,akan merupakan bahan pertimbangan pokok untuk menentukan supplier
pemasok material.
Evaluasi Penentuan Suplier

Sebelum menentukan supplier kontraktor mengadakan evaluasi atas penawaran yang masuk dari beberapa vendor ,termasuk
analisis dan penjelasan penyimpangan yang mungkin ada terhadap spesifikasi dan syarat yang ditentukan dalam dokumen
yang bertujuan untuk mendapatkan supplier yang kompeten ,penentuan ini didasarkan dengan harga yang kompetitif setelah
diadakannya penyesuaian –penyesuaian dan hasil evaluasi teknis.

Kontrak Pengadaan (Purchase Order)

Ikatan yang terjadi atau kontrak pengadaan dituangkan dalam Surat Kontrak Pengadaan atau Purchase Order (PO), Di dalam
Surat Kontrak Pengadaan disamping syarat komersial, seperti harga material ,biaya angkutan, cara pembayaran, potongan
harga, dan jaminan, juga perlu dicantumkan syarat –syarat umum yang meliputi lokasi penyerahan, jadwal pengiriman,tujuan
pengiriman, prosedur pemeriksaan, peraturan pemerintah yang harus dipenuhi, pajak, bea masuk, dan lain-lain.
Dengan dikeluarkannya PO, berarti langkah penting proses pengadaan material telah dilaksanakan, tetapi ini belum berarti
material dan peralatan yang dipesan dengan sendirinya akan tiba dilokasi pekerjaan pada waktu dan kondisi sesuai dengan
yang diharapkan . Pemantauan terhadap mutu, jadwal, dan kinerja peralatan pada proses manufaktur yang diperlukan.
 Proses Distribusi
Proses Pemesanan Material

IDENTIFIKASI
PENETAPAN
RENCANA DAFTAR
REKANAN
KEBUTUHAN REKANAN / KONTRAK PURCHASING
DAN
BAHAN SUPLIER PENGADAAN ORDER
PROSES
/MATERIAL
NEGOISASI

PENGIRIMAN

PENERIMAAN

GUDANG/LOGISTIK
3 PERENCANAAN SITE MANAGEMENT
3. PEKERJAAN PERENCANAAN SITE MANAGEMENT
PERENCANAAN SITE MANAGEMENT
Perencanaan Site Management pada prinsipnya adalah perencanaan tata letak atau lay out dari fasilitas-fasilitas
yang diperlukan selama pelaksanaan proyek. Fasilitas-fasilitas yang dimaksud antara lain:
• Kantor proyek / direksi keet
• Gudang material dan peralatan
• Los kerja besi dan kayu
• Pagar proyek dan pintu gerbang
• Jalan kerja & Washing Bay
• Penempatan alat berat,
• Pos jaga
• Toilet
• Parkir
• Instalasi air bersih & kotor
• Instalasi Listrik
Dalam membuat lay out untuk pekerjaan persiapan ini, perlu diperhitungkan secara cermat penempatan masing-
masing fasilitas dan sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek. Dengan memperhatikan kondisi lapangan
yang ada dan disesuaikan dengan disain lay out proyek yang akan dikerjakan, penempatan fasilitas dan sarana
proyek nantinya akan dapat berfungsi secara optimal sesuai perencanaan. Namun demikian yang tetap harus
dipertimbangkan adalah bahwa seluruh fasilitas dan sarana proyek yang dibangun untuk pekerjaan persiapan
tersebut adalah bersifat sementara dan nantinya dibongkar setelah pelaksanaan proyek selesai dan dikembalikan
ke gudang peralatan kontraktor.
PENGELOLAAN AKSES LAPANGAN
Pelaksanaan konstruksi, selain terkait erat dengan kondisi lapangan dimana suatu proyek konstruksi dikerjakan, juga
tergantung jenis proyek yang dikerjakan.
Semua tahapan pekerjaan gedung mempunyai pelaksanaan yang disesuaikan dengan disain dari konsultan perencana.
Hal yang berpengaruh dalam metode pelaksanaan gedung adalah :
 Kondisi dari lokasi proyek
 Volume pekerjaan
 Keadaan sekitar dari lokasi proyek
 Keadaan jalan akses untuk material dan peralatan
 Ketersediaan alat
 Tingkat kualitas yang dibutuhkan
 Jadwal pelaksanaan (schedule)
 Ketersediaan dari teknologi konstruksi dan sumber daya
Sehingga dibutuhkan perencanaan dan manajemen lapangan (site plan) yang memadai agar semua proses pekerjaan
dapat berjalan dengan baik dan lancar. Perencanaan site plan ini merupakan proses menentukan posisi-posisi kantor,
gudang terbuka dan tertutup, jalan kerja, alat angkat vertikal, los kerja, toilet, dan lain-lain dengan prinsip agar proses
pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien dan efektif.
Item pekerjaan yang banyak dan kompleks memiliki banyak jenis kegiatan dan memerlukan banyak jenis material
dengan berbagai macam spesifikasi. Bahkan jenis material konstruksi pun ikut berkembang sesuai dengan penemuan-
penemuan baru yang dihasilkan.
Perencanaan site plan pada prinsipnya adalah perencanaan tata letak atau lay out dari fasilitas-fasilitas yang diperlukan
selama pelaksanaan proyek pelaksanaan.
Dalam membuat lay out untuk pekerjaan persiapan ini, perlu diperhitungkan secara cermat penempatan masing-masing
fasilitas dan sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek. Dengan memperhatikan kondisi lapangan yang ada dan
disesuaikan dengan disain lay out proyek yang akan dikerjakan, penempatan fasilitas dan sarana proyek nantinya akan
dapat berfungsi secara optimal sesuai perencanaan. Namun demikian yang tetap harus dipertimbangkan adalah bahwa
seluruh fasilitas dan sarana proyek yang dibangun untuk pekerjaan persiapan tersebut adalah bersifat sementara dan
nantinya dibongkar setelah pelaksanaan proyek selesai dan dikembalikan ke gudang peralatan kontraktor.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan lay out fasilitas dan sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan
proyek , antara lain:
 Menempatkan semua fasilitas proyek di luar dari bagian denah bangunan yang akan dikerjakan sedemikian rupa agar
tidak mengganggu pelaksanaan proyek.
 Menempatkan material bangunan, seperti: besi beton, kayu, dan lainnya, harus dipisahkan sesuai dengan jenis dan
ukurannya, sehingga memudahkan penyimpanan dan pengambilannya.
 Menempatkan material-material yang harus terlindung dari cuaca, seperti: semen maupun material finishing lainnya
dalam gudang tertutup.
 Menempatkan alat-alat berat pada posisi strategis, agar dapat menjangkau seluruh area kerja yang diperlukan dengan
tetap memperhatikan aspek kemudahan
 Merencanakan jalur jalan kerja dan arus lalu lintasnya secara benar agar tidak menimbulkan stagnasi lalu lintas, baik
lalu lintas material maupun manuver alat-alat berat.
 Menempatkan los kerja tidak jauh dari penumpukan material.
 Menempatkan pos jaga yang tepat sehingga memudahkan mengawasi seluruh kegiatan proyek.
 Merencanakan pagar proyek yang rapi dan memperhitungkan estetika, namun tetap efisien.
 Menempatkan barak pekerja dan base camp staf proyek yang tidak jauh dari lokasi proyek.
Dalam mendukung proses pekerjaan konstruksi pembangunan proyek ini maka diperlukan adanya
pengelolaan akses dilapangan serta penempatan posisi alat kerja dan stok material yang tepat sehingga
terhindar dari permasalahan yang menyebabkan progres pekerjaan di lapangan jadi terhambat, yang dapat
disebut dengan “SITE MANAGEMENT PLAN ”.
Hal pendukung pengelolaan akses lapangan meliputi :
A. Penempatan Akses Masuk - Keluar dan Pagar Proyek
B. Penempatan Pos Pemantau / Pos Jaga
C. Penempatan Tower Crane,Pasanger Hoist (Alat Bantu Angkut)
D. Penempatan Stok Material Proyek
E. Penempatan Peralatan Proyek / Gudang Material
F. Penempatan Direksi Keet (Kantor Kontraktor, MK, & Owner)
G. Penempatan Fasilitas Proyek ( Barak Pekerja, MCK, Rambu-rambu, Dll)
H. Sirkulasi Masuk Dan Keluar Kendaraan Proyek
METODA KERJA

PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAPANGAN


Pembersihan lahan adalah pekerjaan yang terdiri dari pembersihan lahan dari semua pohon, halangan -
halangan, puing ex Bongkaran bangunan Existing, sampah, dan bahan lainnya yang tidak dikehendaki
atau menggangu keberadaannya sesuai dengan yang diperintahkan oleh direksi Pekerjaan.

Adapun Tahapan pekerjaan pembersihan lahan tersebut adalah sebagai berikut:

Tahap Pertama yaitu melakukan Pekerjaan Survey pengukuran,Pekerjaan Survey pengukuran dilakukan
untuk menentukan batas-batas daerah yang akan dibersihkan menggunakan peralatan survey seperti
pita ukur atau GPS. Batas daerah yang akan dibersihkan dapat diberi tanda dengan menggunakan
patok dari kayu atau dengan menggunakan tali pembatas, atau dengan cara lain yang disetujui direksi
pekerjaan . Jika pekerjaan pembersihan lahan tersebut dalam skala yang lebih besar atau diperlukan
pengupasan lapisan permukaan tanah dasar maka ketersediaan data elevasi (ketinggian) merupakan
salah satu hal yang harus terpenuhi. Untuk dapat memperoleh data ketinggian diperlukan survey
pemetaan yang lebih detail menggunakan peralatan survey seperti Total Station atau theodolite.
PAGAR KELILING PENGAMAN PROYEK
Pembuatan pagar pengaman proyek dilaksanakan sebelum aktivitas pelaksanaan di
lapangan dilakukan.
Tujuannya adalah untuk menjamin keamanan kerja didalam lingkungan proyek dan
sekaligus sebagai pemisah aktifitas diluar dan didalam areal proyek. Pagar pengaman
ini dibuat berdinding seng dan disokong oleh tiang-tiang penyanggah yang kokoh,
dibangun mengitari lokasi proyek sehingga dapat memenuhi fungsinya sebagai
pengaman. Pembuatan pagar pengaman proyek membutuhkan waktu pelaksanaan ±
7 hari.

Tahapan Pelaksanaan
 Hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pengukuran untuk menentukan
batas-batas yang termasuk kedalam wilayah proyek.
 Pemasangan papan kayu dan seng gelombang sebagai bahan utama pembuatan
pagar pengaman.
 Setelah papan dan seng siap untuk dipasang, maka pada bagian dalam pagar akan
diberikan kayu penopang sebagai tumpuan.

Peralatan yang digunakan :


 Meteran . Kaka tua ( Gegep)
 Tang . Palu
 Gergaji . Gunting Seng
12
METODA KERJA
METODA PENGAMANAN PROYEK

Untuk melaksanakan tiga fungsi pokok pengamanan dengan efektif, kegiatan pengamanan fisik (phisical security)
perusahaan harus ditopang tiga elemen utama pengamanan yakni:
1.Petugas Keamanan (Security Guard).
2.Kebijakan Pengamanan, Standard Operating Procedures (SOP) dan Post Standing Order (PSO).
3.Peralatan Pengamanan berbasis teknologi.

Tampak jelas, bahwa Standard Operating Procedures (SOP) memiliki kedudukan strategis dalam fungsi pengamanan.
Dengan demikian SOP Pengamanan harus dirancang dan disusun dengan cermat, karena merupakan panduan
bagi petugas keamanan dalam menjalankan tiga fungsi pokok pengamanan.
a. Tugas Pokok Satpam
Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban dilingkungan /kawasan kerja khususnya pengamanan phisik (
Physical Security )
b. Fungsi Satpam
Segala usaha atau tindakan guna melindungi dan mengamankan dari segala gangguan/ancaman baik
yang berasal dari luar atau dari dalam perusahaan.
c. Peranan Satpam
Dalam melaksanakan tugasnya satpam mempunyai peranan sebagai:
1) Unsur pembantu pimpinan dalam hal pengamanan dan penertiban dilingkungan/area kerjanya.
2) Unsur pembantu Polri dalam hal pembinaan keamanan dan penegakan hukum di lingkungan/area
kerjanya.

8
METODA PENGAMANAN PROYEK

Kegiatan satpam disesuaikan dengan keadaan dan lingkungan serta kebutuhan masing-masing instansi / proyek /
badan usaha yang bersangkutan sebagai penjabaran dari fungsi satpam, maka dalam melaksanakan tugasnya
satpam melakukan kegiatan-kegiatan yang pada pokoknya sebagai berikut:
1) Mengadakan pengaturan dengan maksud menegakkan tata tertib yang berlaku dilingkungan kerjannya,
khususnya yang menyangkut keamanan dan ketertiban atau tugas-tugas lain yang diberikan pimpinan
instansi / proyek/ badan usaha yang bersangkutan seperti:
a) Tanda pengenal pegawai/karyawan.
b) Pengaturan penerimaan tamu.
c) Pengaturan parkir kendaraan.

2) Melaksanakan penjagaan dengan maksud mengawasi masuk keluarnya orang atau barang dan mengawasi
keadaan-keadaan atau hal-hal yang mencurigakan disekitar tempat tugasnya.
3) Melakukan perondaan sekitar kawasan kerjanya menurut rute dan waktu tertentu dengan maksud
mengadakan penelitian dan pemeriksaan terhadap segala sesuatu yang tidak wajar dan tidak pada
tempatnya yang dapat atau diperkirakan menimbulkan ancaman dan gangguan serta mengatur kelancaran
lalu lintas diluar komplek / sekitar lingkungan kerjanya.
4) Mengadakan pengawalan uang/barang bila diperlukan dan disesuaikan instasi/proyek/badan usaha yang
bersangkutan.
5) Mengambil langkah-langkah dan tindakan sementara bila terjadi
6) Suatu tindak pidana antara lain seperti:
a) Mengamankan tempat kejadian perkara.
b) Menangkap/memborgol pelakunya (hanya dalam hal tertangkap tangan)
c) Menolong korban.
d) Melaporkan/meminta bantuan Polri.
e) Selanjutnya memberikan bantuan serta menyerahkan penyelesaiannya kepada Polri yang terdekat.

7) Memberikan tanda-tanda bahaya atau keadaan darurat, melalui alat-alat alarm dan kode kode isyarat
tertentu bila terjadi kebakaran, bencana alam atau kejadian-kejadian lain yang membahayakan jiwa, badan
atau harta benda, orang banyak disekitar kawasan kerjanya serta memberikan pertolongan dan bantuan
penyelamatan.

9
METODA PENGAMANAN PROYEK

Keadaan Darurat didefinisikan sebagai keadaan sulit yang tidak diduga yang memerlukan penanganan segera supaya
tidak terjadi kecelakaan/kefatalan.
Definisi Unit Tanggap Darurat ialah unit kerja yang dibentuk secara khusus untuk menanggulangi keadaaan darurat di
tempat kerja.
Unit kerja tersebut dibentuk dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan OHSAS 18001:2008 klausul 4.4.7 Emergency
Preparedness and Response (Persiapan Tanggap Darurat). Bagian dari perencanaan untuk memenuhi klausul OHSAS
18001:2007 4.4.7 tersebut antara lain :

Mendefisinikan Potensi Keadaan Darurat


1. Kebakaran yang tidak mampu dipadamkan Regu Pemadam Kebakaran Perusahaan dalam waktu singkat.
2. Peledakan spontan pada tangki, bin, silo, dsb.
3. Kebocoran gas/cairan/bahan material berbahaya lainnya dalam sekala besar dan tidak bisa diatasi dalam waktu
singkat.
4. Bencana alam di lingkungan Perusahaan (Banjir, Gempa Bumi, Angin Ribut, Gunung Meletus, dsb).
5. Terorisme (Ancaman Bom, Perampokan, dsb).
6. Demonstrasi/Unjuk Rasa/Huru-hara di dalam/di luar lingkungan Perusahaan.
7. Kecelakaan / Keracunan Massal.

Mendefinisikan Tugas dan Fungsi Unit Tanggap Darurat


1. Menentukan dan menanggulangi keadaan darurat Perusahaan.
2. Melaksanakan latihan tanggap darurat bersama serta melibatkan seluruh karyawan secara berkala.
3.Melaksanakan pertemuan rutin/non-rutin kinerja Unit Tanggap Darurat
10
Kantor Direksi Keets & Gdng Matrial
Kantor Proyek/Direksi Keet dibangun sebagai tempat bekerja
bagi para staf dari Kontraktor, Pengawas, maupun Pemilik
Proyek dilapangan yang dilengkapi dengan ruang-ruang
kerja staf, ruang rapat, ruang pimpinan, mushola,
kelengkapan K3 dan toilet. Besar kecilnya kantor peoyek ini
tergantung pada jenis proyek maupun jumlah staf yang
bekerja.

Seluruh fasilitas dan sarana yang akan dibangun untuk


pekerjaan persiapan ini adalah sementara. Oleh Karena itu,
Desain Kantor proyek/direksi keet tersebut juga dibuat tidak
permanen ( Rakitan ) bisa digunakan berulang kali namum
demikian harus tetap mengutamakan kenyamanan dan
persyaratan untuk bekerja.

13
- GUDANG MATERIAL DAN PERALATAN GUDANG TERTUTUP

Bahan- bahan yang harus terlindungi dari pengaruh


cuaca, seperti semen dan material finishing disimpan
dalam tempat tertutup. Untuk iru diperlukan tempat
penyimpanan yang disebut gudang, Sebagai tempat
penyimpanan material, gudang harus memenuhi
berbagai persyaratan kondisinya harus dijaga tetap
kering dan tidak lembab , semntara itu gudang
peralatan berpungsi sebagaiu temapt penyimpanan alat
alat ringan seperti : vibrator, Mesin genset portable, alat
pengukuran, dan berbagai komponen lainya.

Konstruksi gudang penyimpanan material dan peralatan


dibangun seperti kantor poyek, yakni dirancang dengan
sisitem rakitan sehingga dapat digunakan berulang kali.

- JALAN KERJA PENYIMPANAN RAPIH DAN SESUAI DENGAN JENIS


DAN TYPE
Jalan Kerja dibuat sebagai jalur lalulintas kendaraan
proyek baik untuk pengangkutan material maupun
mob/demobilisai alat 1. CONCRETE PAVEMENT
Konstruksi Jalan kerja yang akan dibuat untuk proyek ini 2. JALAN SIRTU
3. KANTOR PROYEK
merupakan kombinasi dari konstruksi Concrete pavement 4. GUDANG
dan jalan sirtu, 5. GERBANG

Konstruksi concrete pavement dibuat untuk akses dari


pintu gerbang ke kantor proyek/direksi keet dan gudang
tertutup , sedangkan jalan sirtu dibuat untuk akses ke
lokasi pekerjaan ( keliling bangunan )
PERSIAPAN LISTRIK DAN AIR KERJA
Dalam pekerjaan persiapan pelaksanaan proyek konstruksi perlu dilakukan perencanaan kebutuhan sumber daya proyek. Yang
dimaksud dengan sumber daya proyek adalah menyangkut kebutuhan listrik kerja dan air kerja, yang akan diuraikan sebagai berikut :
 Kebutuhan Listrik Kerja
Kebutuhan tenaga listrik yang dimaksud, adalah daya yang diperlukan oleh Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi selama pelaksanaan proyek. Sumber daya listrik, biasanya diperoleh dari gardu PLN maupun penyediaan genset
sendiri, tergantung penggunaannya.
 Kebutuhan Air Kerja
Kebutuhan air kerja untuk keperluan proyek bisa diperoleh dari sumur atau PAM. Air sangat diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan selama pelaksanaan pekerjaan di proyek. Air dari sumber air disimpan pada tangki-tangki penampungan
air sesuai dengan kapasitasnya.

Penyediaan Listrik Kerja

Penyediaan Air Bersih dan Kerja


Listrik Kerja dan Jaringannya
Listrik kerja yang diperlukan untuk proyek ini, meliputi penerangan, AC, Peralatan Kerja, Peralatan
Kantor, dan lain-lain berupa pekerjaan pemotongan keramik, pemotongan besi, pompa air, serta
power untuk mengoperasikan alat bantu kerja lainnya. Pengadaan listrik kerja dengan membuat
meteran listrik baru dengan pengajuan ke PLN atau dari Genset tergantung dari efisiensinya
terhadap pelaksanaan pekerjaan.

PANEL PEMBAGI UNTUK


1 KEBUTUHAN SUMBER DAYA Bar bender, bar cutter, pompa air, los
Dalam pekerjaan persiapan pelaksanaan kerka kayu dan penerangan lapangan
proyek perlu dilakukan perhitungan kebutuhan RENCANA PENEMPATAN
sumber Daya Proyek. Yang dimaksud dengan PANEL LISTRIK
Sumber Daya Proyek adalah Kebutuhan Listrik Proyek
dan Air

2. Kebutuhan Listrik Kerja

Kebutuhan tenaga listrik yang dimaksud adalah


jumlah daya yang diperlukan oleh kontraktor untuk
melaksanakan pelaksanaan konstruksi selama masa
pelaksanaan proyek. Kebutuhan tenaga listrik ini,
diluar daya listrik untuk proyek bangunan itu sendiri.
Rencana Sumber daya listrik untuk proyek Pem ini
menggunakan sumber daya dari PLN dan Genset
tergantung penggunaanya. Daya listrik yang
diperlukan meliputi:

• Penerangan
• Air Conditioner ( AC )
• Peralatan Kerja, seperti : Tower Crane, Lift
bahan, Mesin potong, Bar bender, Bar cutter,
Pompa Air, dan lainya.
• Peralatan kantor, seperti : Komputer, Mesin foto
kopi dan l ainya
Pengadaan Air Kerja dan Jaringannya

Air kerja sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan, dimana air kerja
berfungsi untuk pekerjaan testing comissioning dan campuran adukan pekerjaan lainnya.
Untuk pengadaan air kerja diperlukan satu buah mesin pompa untuk distribusi air kerja.
Pemasangan pompa air dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pemantekan untuk
mendapatkan sumber air, kemudian dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air untuk
keperluan kerja ditampung dalam toren air atau drum air. Air kerja dapat juga diperoleh
dari sumber existing yang ada dengan penyambungan dan membayar sejumlah biaya
yang telah ditentukan.

TORN AIR

TORN AIR
Sistem Telekomunikasi Dalam Proyek

a. Telepon
Untuk kantor Kontraktor dan Direksi, sistim komunikasi menggunakan jaringan telepon dengan
penyambungan jaringan Telkom setempat. Jaringan ini nantinya dapat digunakan sebagai alat komunikasi
untuk operasinal bangunan.
b. VHF (Very High Frequency) Sistim
Sistim radio komunikasi Handy Talky (HT) akan digunakan untuk komunikasi di lapangan pada saat
pelaksanaan. Jumlah Handy Talky akan disediakan sesuai keperluan lapangan.
PEKERJAAN PENGUKURAN DAN SURVEY
Survey lapangan dilakukan sebelum dimulai pekerjaan dengan maksud untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak
diketahui dalam gambar terhadap kondisi exsisting (sarana dan prasarana barang inventaris) yang telah dan masih
beroperasi.
Sebelum dilakukan kegiatan pengukuran dan pematokan, lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan/diamankan dari
semak-semak dan hal-hal lain yang menggangu. Sebelum pekerjaan ini dimulai, lapangan selalu dijaga tetap bersih dan
rata.
Kemudian dilakukan pengukuran ulang dan gambaran kembali untuk lokasi pembangunan dengan dilengkapi
keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang
sudah ditera kebenarannya.
Pengukuran dikerjakan oleh tenaga surveyor (juru ukur) dibantu oleh wakilnya, sebelum dilaksanakan pengukuran yang
perlu diperhatikan adalah kemungkinan adanya pipa-pipa saluran dan instalasi kabel yang masih berfungsi di bawah
tanah di site.

Setting Out

Melakukan pengukuran area dan leveling kondisi existing dengan peralatan theodolith dan waterpas. Semua ukuran
disesuaikan dengan peil-peil dan level yang telah ditentukan dalam gambar, yang sebelumnya telah mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Jika terdapat perbedaan, atau perubahan serta ukuran yang belum
termuat dalam gambar/bestek, maka perubahan atau penggantian tersebut di atas akan diajukan untuk dimintakan
persetujuannya atau keputusan kepada Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
Ilustrasi Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank

Peralatan Pengukuran

Surveying Equipment
Titik Acuan Titik Bench Mark

Kegiatan Pelaksanaan Pengukuran


METODA KERJA

PEMBUATAN SHOP DRAWING


Shop dawing atau gambar kerja, harus sudah disiapkan dalam tahap awal dan mendapatkan pengesahan dari
pihak pengawas arau konsultan perencana sebelum dilaksanakan dilapangan, shop drawing disiapkan oleh
bagian engineering berprdoman pada desain bangunan dari konsultan.

Pembuatan shop drawing dimulai setelah kontraktor memperoleh ijin dari pemilik proyek untuk
memasuki lapangan. Setiap bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan terlebih dahulu dibuatkan shop drawing
yang memuat semua ukuran-ukuran, dimensi dan informasi secara detail dan disetujui oleh pengawas lapangan
sebelum digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakn pekerjaan. Shop drawing atau gambar kerja,
merupakan acuan dari pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Dengan adanya gambar kerja, maka pekerjaan
lapangan menjadi mudah dilaksanakan dan terkendali secara teknis, baik dari segi waktu maupun mutu kerja.
Gambar kerja, harus sudah disiapkan dalam tahap awal proyek dan mendapat pengesahan dari pihak pengawas
atau konsultan perencana, sebelum dilaksanakan di lapangan.

Pengukuran MC 0%, MC 100% dan Asbuilt Drawing.


Pengukuran dilakukan untuk mengetahui ketinggian dan keadaan topografi daereah pekerjaan
secara memanjang (long section) dan secara melintang ( cross section) sebelum pekerjaan dimulai yang disebut
MC 0%. Setelah pengukuran dilaksanakan maka akan dihasilkan gambar yang lengkap dan terencana untuk
pelaksanaan lapangan.

Cara Pelaksanaan.
a. Penyedia jasa harus menyiapkan peralatan ukur, termasuk pekerja, patok-patok, serta peralatan
lainnya yang diperlukan untuk pengukuran. Pekerjaan ini dimulai dengan memasang patok yang
terbuat dari balok kayu 4/6 dengan jarak yang telah ditentukan.
b. Patok – patok yang telah dipasang tidak bolah goyang dan berpindah tempat karena telah memiliki
elevasi yang didasarkan pada BM sekitar setelah dilakukan Pengukuran.
c. Setelah data pengukuran diperoleh dan diolah maka akan dihasilkan gambar kerja (working drawing)
sebagai panduan pekerejaan di lapangan yang harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi.
d. Setelah pekerjaan lapngan selesai maka diadakan pengecekan dan pengukuran ulang di lokasi
pekerjaan (MC 100%) untuk membuat gambar purna laksana (asbuilt drawing) sebagai tanda
pekerjaan selesai.
e. Penyedia jasa harus segera menyerahkan semua data survai serta hasil perhitungan dan gambar-
gambar dari pengukuran MC 0% dan MC 100% kepada direksi secepatnya, dengan rincian sebagai
berikut :
 Data ukur 1 (satu) asli dan 1 (satu) rekaman.
 Gambar dengan ukuran A3 sebanyak 3 (satu) asli (kalkir) danMETODA PELAKSANAAN
1 (satu) rekaman serta ukuran
A3 sebanyak 2 (dua) rekaman. 22
METODA KERJA
. PENGUKURAN SITE

a. Kontraktor harus memulai pekerjaan berpedoman pada as utama dan asreferensi seperti yang terlihat pada
rencana tapak dan bertanggung jawab penuh atashasil pengukuran.
b. Kontraktor harus menyediakan material, alat dan tenaga kerja, termasuk juruukur yang berpengalaman, dan
setiap saat diperlukan harus siap mengadakanpengukuran ulang.
c. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melindungi dan memeliharapatok tetap utama selama pekerjaan
pembangunan. Kontraktor bertanggung jawabuntuk memelihara patok sekunder dilapangan dengan jumlah
dan posisi sesuaipengarahan pengawas.

Tahapan-tahapan Pematokan dan Pengukuran


Tahapan-tahapan pengukuran dan pengukuran yang harus dilakukan oleh juru ukur dalam menerapkan sistem ini
adalah sebagai berikut:
a. Meginterpretasi data dan informasi yang disajikan pada gambar kerja (gambar site plan, denah ruang dan
pondasi).
b. Menghitung jarak datar dan sudut datar setiap as gedung sesuai gambar kerja.
c. Menyajikan hasil hitungan dalam bentuk tabel.
d. Menentukan garis sempadan ( Rooi ) bangunan sesuai gambar rencana (site plan)
e. Menentukan basis ukur sebagai pedoman pengukuran jarak dan sudut datar .
f. Menentukan setiap as bangunan gedung sesuai jarak dan sudut datar yang telah dihitung.
g. Mengontrol kesikuan dan jarak datar sesuai data ukuran yang tersedia pada gambar denah ruang dan pondasi
h. Menghitung kebutuhan bahan konstruksi bowplank.
i. Memasang patok bowplank menerus sesuai bentuk dan ukuran gedung
j. Menentukan peil lantai ( ± 0.00 )
k. Memindah as ukuran gedung pada konstruksi bowplank
l. Mengontrol kesikuan dan jarak sesuai denah ruang dan pondasi

METODA PELAKSANAAN
23
METODA KERJA

MOBILISASI DEMOBILISASI

Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua kegiatan yang berhubungan
dengan transportasi peralatan yang akan dipergunakan dalam melaksanakan paket pekerjaan.
Pada tahap awal peralatan yang dimobilisasi adalah peralatan-peralatan yang diperlukan untuk
membangun fasilitas proyek, seperti : kantor proyek, Gudang, sotckyard ( gudang terbuka ). Pada
tahap ini peralatan-peralatan yang dibutuhkan masih terbatas pada peralatan ringan seperti alat
Bor , Gergaji dll.

Cara Pelaksanaana.
a. Penyediaan Peralatan dan Personil
 Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan personil sesuai dengan
kebutuhan seperti yang termuat dalam kontrak untuk menyelesaikan
pekerjaan.
 Sebelum mobilisasi dilaksanakan, maka penyedia jasa harus segera melaporkan
kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan, dan bila dipandang perlu,
direksi dapat meminta tambahan peralatan maupun personil atas tanggungan
penyedia jasa.

b. Program dan Pemberitahuan


 Penyedia Jasa harus membuat schedule mobilisasi peralatan dan personil yang
dilengkapi dengan keterangan akan jenis dan kapasitas peralatan yang akan
didatangkan.
 Penyedia Jasa harus membuat pemberitahuan tertulis kepada direksi perihal
kedatangan maupun pengangkutan kembali peralatan dan personil.
 Penyedia jasa harus meminta persetujuan direksi atas setiap perubahan jadwal
peralatan dan penyediaan personil.
 Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan, bila sudah tidak
diperlukan, dapat dipindahkan dari areal pekerjaan dengan seijin direksi.

24
4 PENYELENGGARAHAN SMK 3
S I S T E M K E A M A N A N DA N K 3

A. MEMENUHI KELENGKAPAN ADMINISTRASI K3:


 PENDAFTARAN PROYEK KE DEPNAKER SETEMPAT. SEBELUM MELAKUKAN PEKERJAAN DI LAPANGAN, PIHAK PROYEK AKAN MELAPOR DAN
MENDAFTAR KE DEPNAKER SETEMPAT (SEBAGAI INSTANSI PEMERINTAH YANG BERWENANG MENANGANI MASALAH K3) HINGGA MENDAPAT
SURAT PENDAFTARAN PROYEK DAN PENERIMAAN / KONFIRMASI DARI DEPNAKER.

 PENDAFTARAN DAN PEMBAYARAN ASURANSI TENAGA KERJA (ASTEK). SESUAI DENGAN KETENTUAN PEMERINTAH, PERUSAHAAN ATAU
PROYEK YANG MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA LEBIH DARI 10 ORANG WAJIB MELINDUNGI TENAGA KERJA MELALUI ASTEK. SEBAGAI
BUKTI DARI PELAKSANAANNYA BERUPA POLIS DARI ASTEK BERIKUT KUITANSI PEMBAYARAN PREMINYA.
 PENDAFTARAN DAN PEMBAYARAN ASURANSI LAINNYA, MISALNYA CAR, BILA DIISYARATKAN. APABILA DISEBUTKAN DALAM KONTRAK,
PROYEK AKAN WAJIB MEMBAYAR POLIS ASURANSI CONSTRUCTTION ALL RISK (CAR) ATAU UNTUK BANGUNAN/ FISIK ROYEK DAN
PERALATAN KERJANYA.

 IZIN DARI KANTOR KIMPRASWIL TENTANG PENGGUNAAN JALAN/ JEMBATAN YANG MENUJU LOKASI UNTUK LALU LINTAS ALAT BERAT. IZIN
INI BERTUJUAN BAHWA INSTANSI TERKAIT SETEMPAT TELAH MENGADAKAN PEMERIKSAAN TERHADAP KEKUATAN JALAN/ JEMBATAN YANG
AKAN DILALUI ALAT BERAT. SEBAGAI BUKTI DARI KEGIATAN INI ADALAH SURAT IZIN DARI DEPARTEMEN.

 KETERANGAN LAIK PAKAI UNTUK ALAT BERAT/ RINGAN (PERALATAN YANG MENYANGKUT KESELAMATAN UMUM/ ORANG BANYAK)
MEMERLUKAN REKOMENDASI DARI DEPNAKER ATAU INSTANSI BERWENANG DAN PERLU DIPANTAU PEMAKAIANNYA OLEH INSTANSI
PEMERINTAH YANG BERWENANG. SEPERTI MOBIL BIS/ TRUK, LIFT, TOWER CRANE, DSB.

 PEMBERITAHUAN KEPADA PEMERINTAH/ LINGKUNGAN SETEMPAT. PEMERINTAH SETEMPAT/ MUSPIDA TERDIRI DARI UNSUR DEPARTEMEN
DALAM NEGERI (LURAH/ CAMAT/ BUPATI/ WALIKOTA), KEPOLISIAN (POLSEK/ POLWIL/ POLDA), DAN TNI (BABINSA/ KORAMIL/ KODIM).
SEBAGAI BUKTI PELAKSANAANNYA ADALAH : BERUPA SURAT PEMBERITAHUAN KE PEMERINTAH/ LINGKUNGAN SETEMPAT DAN SUDAH ADA
INFORMASINYA.
S I S T E M K E A M A N A N DA N K 3
PRINSIP-PRINSIP KERJA YANG AKAN DISIAPKAN BERKAITAN DENGAN KETENTUAN K3:

B. PENYUSUNAN SAFETY PLAN (RENCANA K3) :


 TUJUAN SAFETY PLAN ADALAH PROYEK DALAM PELAKSANANNYA NANTI AMAN DARI KECELAKAAN DAN PENYAKIT SEHINGGA
MENGHASILKAN PRODUKTIVITAS KERJA TINGGI.

 PEMBUKAAN. GAMBARAN PROYEK; POKOK PERHATIAN UNTUK KEGIATAN K3;.

 RESIKO KECELAKAAN DAN PENCEGAHANNYA. RESIKO YANG MUNGKIN TERJADI DI LAPANGAN.

 TATA CARA PENGOPERASIAN PERALATAN.

 ALAMAT INSTANSI TERKAIT. RUMAH SAKIT; POLISI; DEPNAKER PEMADAM KEBAKARAN.

 SEBAGAI BUKTI PELAKSANAANNYA. SAFETY PLAN YANG SUDAH DISYAHKAN OLEH MANAJER PROYEK.

C. KEGIATAN K3 DI LAPANGAN :
 MERUPAKAN PELAKSANAAN SAFETY PLAN YANG HARUS DILAKSANAKAN. MANYANGKUT BEBERAPA KEGIATAN ANTARA LAIN :

 KERJASAMA DENGAN INSTANSI YANG TERKAIT K3. DEPNAKER; KEPOLOISIAN; RUMAH SAKIT. SEBAGAI BUKTI PELAKSANAANNYA ADALAH
DOKUMEN-DOKUMEN/ SURAT-SURAT SERTA HUBUNGAN KERJASAMA YANG NYATA DENGAN INSTANSI TERKAIT.
 PENGAWASAN PELAKSANAAN K3. MELIPUTI SAFETY PATROL; SAFETY SUPERVISOR; SAFETY MEETING DAN PELAPORAN SERTA PENANGANAN
KECALAKAAN.

 PELAPORAN DAN PENANGANAN KECALAKAAN. TERDIRI DARI PELAPORAN DAN PENANGANAN KECELAKAAN RINGAN, BERAT, KECELAKAAN
DENGAN KORBAN MENINGGAL DAN KECELAKAAN PERALATAN BERAT.
S I S T E M K E A M A N A N DA N K 3
PRINSIP-PRINSIP KERJA YANG AKAN DISIAPKAN BERKAITAN DENGAN KETENTUAN K3:

D. PERLENGKAPAN DAN PERALATAN PENUNJANG PROGRAM K3 :


 PROMOSI PROGRAM K3.
BERUPA PAMASANGAN BENDERA K3, BENDERA RI, BENDERA PERUSAHAAN
PEMASANGAN SIGN BOARD K3 YANG DAPAT BERISI ANTARA LAIN: SLOGAN-SLOGAN YANG MENGINGATKAN AKAN PERLUNYA BEKERJA
DENGAN SELAMAT; SELAIN BERISI GAMBAR-GAMBAR/ PAMFLET TENTANG BAHAYA/ KECELAKAAN YANG MUNGKIN TERJADI YANG DIPASANG
DI KANTOR PROYEK ATAU LOKASI PEKERJAAN DI LAPANGAN.
 SARANA PERALATAN UNTUK K3.
YANG MELEKAT PADA ORANG: TOPI HELM; SEPATU LAPANGAN; SABUK PENGAMAN; SARUNG TANGAN UNTUK PEKERJA TERTENTU; KACA
MATA LAS GOGGLE; OBAT-OBATAN UNTUK P3K.
SARANA PERALATAN LINGKUNGAN: TABUNG PEMADAM KEBAKARAN; PAGAR PENGAMAN; PENANGKAL PETIR DARURAT; PEMELIHARAAN
JALANKERJA DAN JEMBATAN KERJA; JARING PENGAMAN; PAGAR PENGAMAN LOKASI PROYEK.

 RAMBU-RAMBU PERINGATAN
PERINGATAN BAHAYA DARI ATAS; PERINGATAN BAHAYA BENTURAN KEPALA; PERINGATAN BAHAYA LONGSOR; BAHAYA API/KEBAKARAN;
PERINGATAN TERSENGAT LISTRIK; PENUNJUK KETINGGIAN; PENUNJUK JALUR INSTALASI LISTRIK KERJA SEMENTARA, DSB.

E. PENATAAN LINGKUNGAN :
 MERUPAKAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS UNTUK MELAKSANAKAN PEKERJAAN DAN PENGELOLAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN
KERJA ANTARA LAIN :

 LAYOUT PLANNING. AGAR ORANG DAN ALAT YANG BEKERJA TIDAK SALING MENGGANGGU, TETAPI MENDUKUNG AGAR LEBIH PRODUKTIF.
 HOUSE KEEPING. LEBIH PADA KEBERSIHAN DAN KERAPIHAN TEMPAT KERJA. SEPERTI AIR BERSIH; TOILET; MUSHOLA; BAK SAMPAH; SALURAN
PEMBUANGAN LIMBAH; DSB.
METODE KERJA

IMPLEMENTASI K3L DI PROYEK


RAMBU
Pemasangan rambu dalam proyek yang berisikan pesan berupa larangan, perhatian, ataupun anjuran yang bertujuan
untuk menertibkan setiap orang yang berada di dalam areal proyek, baik itu pekerja ataupun tamu yang datang agar
tertib dalam K3L.

PINTU MASUK JALAN UTAMA PINTU MASUK PROYEK


SPANDUK
Pemasangan spanduk dalam proyek yang berisikan informasi berupa informasi tertentu ataupun tata tertib bertujuan untuk
menertibkan setiap orang yang berada di dalam areal proyek agar tertib dalam K3L.

GERBANG JALAN KERJA TATA TERTIB PROYEK ANJURAN ATURAN


METODE KERJA

IMPLEMENTASI K3L DI PROYEK

Sistem Manajemen K3L


 Merupakan suatu rangkaian proses kegiatan K3 yang memiliki siklus dimulai dari kegiatan
PERENCANAAN , IMPLEMENTASI, PEMANTAUAN dan PENINJAUAN KEMBALI.
 Prinsip dasar manajemen perbaikan melalui siklus Plan – Do – Check -Action.
 Rangkaian merupakan rangkaian tertutup yang mengandung spirit PERBAIKAN
BERKESINAMBUNGAN …..

ZERO ACCIDENT

WAJIB HELM & APD


TARGET K3L PROYEK
MATERIAL TERTATA
RAPI

PROYEK BERSIH &


SEHAT
METODE KERJA

IMPLEMENTASI K3L DI PROYEK


SAFETY SIGN (Rambu-rambu K3L)
METODE KERJA

IMPLEMENTASI K3L DI PROYEK


PETUNJUK BEKERJA
SECARA AMAN BAGI PEKERJA PROYEK
METODE KERJA

PETUNJUK BEKERJA SECARA AMAN

Wujud kasih sayang kita kepada keluarga adalah Pelajari, pahami Buku Panduan K3 ini.
bekerja sesuai dengan petunjuk kerja, aman dan Camkan mana yang terkait dengan pekerjaan yang
tidak ceroboh. akan dilakukan dan laksanakan sesuai petunjuk
kerja.
Kita adalah tumpuan harapan keluarga.
METODE KERJA

PETUNJUK BEKERJA SECARA AMAN

Tidak adanya kekompakan di antara rekan sekerja


lapangan seringkali menjadi penyebab terjadinya
Kecelakaan kerja lebih sering terjadi di bidang kecelakaan. Setiap karyawan harus ingat bahwa :
industri konstruksi dibandingkan bidang lain, dan
karena itulah perusahaan menyediakan sarana Kita semua adalah bagian dari kelompok
keselamatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan Kita harus sealu saling membantu
pada diri anda. Tetapi yang paling dibutuhkan adalah Kita harus selalu mengalah pada rekan satu
kerjasama anda. Anda harus sungguh-sungguh kelompok kerja
mematuhi semua peringatan yang tertera dalam Kita harus selalu saling memberi salam saat
Buku Panduan ini agar tempat kerja anda aman dan masuk kerja pada pagi hari dan saat kita pulang
menyenangkan!
METODE KERJA

PETUNJUK BEKERJA SECARA AMAN

Dengarkan baik-baik penjelasan yang disampaikan oleh


Patuhi dengan sungguh-sungguh peraturan mandor anda, atau atasan anda lainnya, mengenai
keselamatan kerja yang ada di lokasi (berbagai kondisi tempat kerja anda saat ini dan pahami semua
peringatan dan aturan rutin). Undang-undang yang dikatakannya.
nasional menyebutkan bahwa “Pekerja harus
mematuhi peraturan yang dibuat untuk mencegah Kenali tempat-tempat yang membahayakan, jalur
terjadinya kecelakaan kerja dan harus bekerjasama yang aman tempat mengamankan diri.
dalam mengambil langkah-langkah pencegahan
kecelakaan kerja yang ditetapkan oleh perusahaan Caritahu lokasi alat pemadam api dan peralatan P3K
dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.”
Undang-Undang tersebut juga menharuskan
karyawan mematuhi ketentuan tentang pemakaian
helm proyek, sabuk pengaman dan masker
pernapasan. (Pasal 26, Undang-Undang Kesehatan
dan Keselamatan Kerja).
METODE KERJA

PETUNJUK BEKERJA SECARA AMAN


Setiap hari sebelum mulai bekerja, patuhi ketentuan
mewaspadai bahaya, dan :
Selalu hadiri pertemuan harian di lokasi kerja yang membahas
Semua orang bersama-sama memikirkan cara
masalah keselamatan saat upacara pagi dan pertemuan pada
mewaspadai bahaya.
akhir jam kerja.
Diskusikan langkah-langkah yang harus ditempuh.
<Siklus Mingguan>
Pembersihan tempat kerja bersama-sama
Tetapkan prosedur kerja paling aman yang akan
<Siklus Bulanan>
dipakai.
Inspeksi bulanan, dll.
METODE KERJA

PETUNJUK BEKERJA SECARA AMAN

Setiap karyawan harus berpakaian dengan rapih. Helm pengaman harus selalu ada pakai. Luka di kepala
bisa membahayakan diri anda!
Selalu kenakan baju kerja yang bersih.
Tali pengikat helm pengaman harus selalu
Jahit bagian baju yang robek dan lepas jahitannya, terpasang dengan baik dan kencang
dll.
Helm harus dipakai dengan posisi yang benar dan
Ujung kemeja dan celana harus selalu terkancing jangan dipakai di belakang kepala.
dengan baik.

Pakai selalu sepatu yang aman sesuai jenis


pekerjaan anda atau pakai sepatu cats yang
mempunya sol anti selip.
METODE KERJA

PETUNJUK BEKERJA SECARA AMAN

Selalu gunakan sabuk pengaman jika anda bekerja di Selalu kenakan sarung tangan pengaman
tempat tinggi yang tidak berlantai atau berbagar, atau sebagaimana diwajibkan ketika mengangkut barang
ketika anda bekerja di tempat yang mewajibkan berat di lokasi kerja.
pengunaan sabuk pengaman.
Pilih sarung tangan yang sesuai dengan jenis
Sabuk pengaman harus dikaitkan ke kabel yang pekerjaan anda. (Gunakan sarung tangan tahan
sudah terpasang baik. getar untu pekerjaan vibrasi).
Jika anda bekerja sambil berpindah-pindah, pastikan Jangan kenakan sarung tangan jika
bahwa kabel dalam keadaan tegang sebelum sabuk mengoperasikan bor listrik.
pengaman anda pasangkan
Sabuk pengait tunggal hanya boleh digunakan
dengan cara yang sudah ditetapkan perusahaan.
METODE KERJA

PETUNJUK BEKERJA SECARA AMAN

Selalu kenakan peralatan pelindung yang sesuai dengan Di tempat kerja banyak terpasang rambu-rambu
jenis pekerjaan anda saat berada di lokasi. untuk keselamatan anda. Pelajari apa arti masing-
masing rambu dan bekerjalah dengan hati-hati!
i. Selalu kenakan kacamata las jika bekerja
dengan alat las listrik atau gas atau alat Jangan merusak rambu atau memindahkannya
pemotong. ke tempat lain.
ii. Kenakan masker anti debu dan kacamata
pelindung debu saat melakukan pekerjaan
yang menghasilkan debu.
iii. Jika pekerjaan yang anda lakukan
menimbulkan suara yang keras, kenakan
penutup telinga.
METODE KERJA

PETUNJUK BEKERJA SECARA AMAN

Di tempat kerja, telah ditetapkan berbagai sinyal/tanda- Selalu gunakan jalur orang yang telah ditetapkan
tanda untuk digunakan. Pelajari apa arti masing-masing meskipun anda sedang terburu-buru!
sinyal/tanda-tanda dan patuhi sinyal/tanda-tanda yang
diberikan oleh siapapun yang ada di lokasi. Jalur orang yang tinggi letaknya, balok
penyangga dan tangga harus selalu dalam
<Untuk jenis-jenis pekerjaan dibawah ini telah keadaan aman untuk dipakai
ditetapkan sinyal/tanda-tanda tertentu>
Jangan biarkan ada barang-barang yang
menghambat gerak di jalur yang dilalui orang.
Mengangkut barang dengan tali baja.
Pindahkan semua hambatan yang ditemui.
Saat menjalankan kendaraan konstruksi
dan memindahkan crane, dsb.

Saat mengoperasikan lift dan katrol.

Pekerjaan dengan menggunakan tekanan


tinggi

Pekerjaan peledakan batu


METODE KERJA

PETUNJUK BEKERJA SECARA AMAN

Pastikan bahwa barang-barang ditumpuk dengan baik


v. Semua barang yang mudah menggelinding harus
agar tidak berjatuhan.
diberi penahan atau diikat agar tidak bergerak
dari posisinya.
i. Jangan menumpuk barang terlalu tinggi vi. Setiap kali menumpuk barang, selalu gunakan
ii. Barang-barang yang ukurannya panjang tidak palet atau penyangga.
boleh diletakan dalam posisi berdiri. Letakkan vii. Jangan menumpuk barang yang berbeda-beda
barang-barang tersebut dalam posisi rebah dan bentuk, panjang dan ukurannya dalam satu
teratur. tumpukan.
iii. Barang tidak boleh menghalangi jalan, dan viii. Sejak awal, pisahkan barang-barang yang sedang
jangan meletakkan barang di atas balok atau dipakai dan yang tidak dipakai.
pondasi, dll. ix. Ketika menumpuk barang, tumpuklah dari yang
iv. Jangan meletakkan barang-barang di pinggir terberat sampai yang teringan, dan dari yang
tempat kerja atau dekat pintu. terbesar sampai yang terkecil.
x. Tabung oksigen dan barang-barang berat yang
mudah terjatuh harus diikat dengan baik agar
tidak jatuh.
METODE KERJA

PETUNJUK BEKERJA SECARA AMAN

Periksa semua perkakas sebelum digunakan Agar pekerjaan bisa diselesaikan dengan aman dan
cepat, patuhi urut-urutan kerja yang baik dan benar
i. Segera ganti perkakas yang rusak yang anda pelajari dalam pertemuan (harian)
ii. Perkakas yang digunakan untuk pekerjaan di
tempat yang tinggi harus dilengkapi tali i. Lakukan pekerjaan dengan urut-urutan
pengikat untuk mencegahnya agar tidak jatuh. seperti yang telah ditetapkan oleh
iii. Jangan pernah biarkan perkakas tidak pimpinan di lokasi kerja (mandor).
dibersihkan. Selalu bersihkan perkakas setiap ii. Jangan melakukan sendiri; jangan
kali selesai digunakan. mencoba melakukan sesuatu yang belum
iv. Setelah digunakan selalu simpan kembali pernah dikerjakan sebelumnya.
perkakas di tempat yang disediakan.
METODE KERJA

PETUNJUK BEKERJA SECARA AMAN


viii. Jangan melakukan pekerjaan dengan posisi
tubuh menjulur dari tangga.
Ketika menggunakan tangga, selalu jaga agar tangga tersebut ix. Pasang tangga ditempat datar, dan jangan
tidak jatuh atau terbalik. lupa untuk memasang penguncinya.
x. Hanya boleh ada satu orang diatas tangga.
i. Jangan menaiki tangga hanya dengan satu tangan xi. Tangga dan kuda-kuda adalah dua peralatan
yang bebas sementara tangan lain mengangkat yang berbeda. Setiap kali menggnakan
sesuatu. tangga, pilih yang pijakannya datar.
ii. Jangan ada lebih dari satu orang yang naik atau turun xii. Ketika menggunakan diatas kuda-kuda atau
tangga pada saat yang bersamaan. tanggga, selalu pastikan papannya terpasang
iii. Jangan melakukan apapun ketika berdiri diatas anak dengan baik.
tangga. xiii. Ketika menggunakan tangga untuk bekerja di
iv. Posisi tubuh harus selalu menghadap tangga saat ketinggian lebih dari 2 meter, selalu gunakan
menaiki atau menuruni tangga. sabuk pengaman.
v. Sebaiknya anda tidak menggunakan tangga jika
menggunakan sepatu bot atau sandal.
vi. Gunakan tangga dengan kaki atau penahan anti selip
dan pasang tangga tersebut dengan baik.
vii. Ujung atas tangga harus menjulur 60cm dari bagian
atas bangunan dan membentuk sudut sekitar 75
derajat.
METODE KERJA

PETUNJUK BEKERJA SECARA AMAN

Scaffolding/Steger beroda bisa terbalik, karena itu berhati- Selalu berhati-hatilah jika bekerja di atas steger
hatikah saat menggunakannya. karena bahaya jatuh selalu ada!

i. Pasang rem pada rodanya. i. Saat menaiki atau menuruni steger,


ii. Turun atau naik harus melalui bagian steger yang selalu gunakan jalur atau tangga yang
disediakan khusus untuk itu. tersedia.
iii. Jangan gunakan steger pada bidang yang miring ii. Jangan membuka sendiri pegangan
iv. Jangan pindahkan steger jika ada orang di atasnya. tangan atau pengikat.
v. Jangan naik atau turun dari steger sambil iii. Jangan memindahkan sendiri papan
memegang sesuatu. lantai.
vi. Jangan cabut pegangan tangan pada steger
vii. Jangan menjulurkan tubuh saat bekerja
menggunakan steger.
METODE KERJA

PETUNJUK BEKERJA SECARA AMAN

Setiap kali melakukan pekerjaan di atas atap genteng Saat melakukan pekerjaan di atas atau di bawah
atau atap asbes, jaga jangan sampai anda jatuh karena gedung, selalu waspadai benda-benda yang jatuh.
atap pecah.
Jika di atas sedang dilakukan pekerjaan, jangan
Ketika berjalan melintasi atap genteng atau asbes, bekerja di bawah tempat tersebut.
selalu alasi atap dengan papan selebar minimal 30 Jika melakukan pekerjaan di bagian atas dan
cm. bawah pada saat bersamaan, usahakan untuk selalu
bekerja bersamaan.
Selalu gunakan penyangga dan kenakan sabuk
Dilarang melempar benda apapun.
pengaman.
METODE KERJA

PETUNJUK BEKERJA SECARA AMAN

Berhati-hatilah ketika bekerja di area terbuka yang


tidak terlindung.
Pekerjaan pengecoran lapisan beton selalu dilakukan
bersama pekerja lain, jadi semua pekerja yang terlibat
i. Jangan sembarangan membuka pegangan
harus sama-sama waspada.
tangan atau penutup tanpa alasan.
ii. Setiap kali diperintahkan untuk membuka
i. Selang pemompa bahan coran dari mesin
pegangan tangan kembalikan lagi begitu
pemompa bisa tiba-tiba bergerak tak terkendali,
pekerjaan selesai dilakukan.
jadi berhati-hatilah.
iii. Setiap kali membawa barang melintasi area
ii. Sebelum mulai menuangkan bahan coran yang
yang terbuka, kenakan sabuk pengaman.
bertekanan tinggi, patikan bahwa semua
iv. Jangan sampai menjatuhkan barang dari
sambungan sudah rapat.
area terbuka.
iii. Berhati-hatilah jangan sampai jari atau tangan
anda terjepit saat menyetel talang pada molen.
iv. Jangan cabut talang sebelum bahan coran
berhenti mengalir.
v. Ketika melakukan pekerjaan di pinggir work
platform, selalu kenakan sabuk pengaman.
METODE KERJA

PETUNJUK BEKERJA SECARA AMAN

Perhatikan urut-urutan kerja yang akan dilakukan sebelum


dimulai.
Jaga agar tempat kerja selalu bersih, teratur dan rapih,
dan pekerja harus saling memberi informasi. i. Periksa semua perkakas yang akan digunakan hari
itu sebelum mulai bekerja.
i. Amankan jalur orang (pathway) ii. Sebelum mengangkut besi seton, periksa jalur
ii. Jaga agar bahan pencetak tidak rusak. transportasi dan tempat penyimpanan agar tidak
iii. Saat menggunakan tangga, jangan melakukan timbul kecelakaan
pekerjaan apapun saat berdiri di atasnya. iii. Di tempat kerja dengan ketinggian lebih dari 2m
iv. Bersihkan selalu perkakas listrik anda. dan tanpa pengangan, kenakan selalu sabuk
v. Saat memasang cetakan beton, ikuti petunjuk pengaman.
pengawas lokasi iv. Saat mengikat besi beton dengan menggunakan
tangga, jangan melakukannya sambil berdiri diatas
tangga.
v. Saat mengikat besi beton berdua dengan rekan
kerja anda, lakukan pekerjaan itu bersamaan
METODE KERJA

PETUNJUK BEKERJA SECARA AMAN

Selalu bekerja dengan hati-hati agar tidak bertubrukan atau


iv. Operator mesin harus selalu melakukan
terjepit diantara mesin.
inspeksi sebelum mulai bekerja.
v. Operator mesin harus selalu mematuhi
i. Jangan berjalan di bawah barang yang sedang
arahan petugas pengatur lokasi.
diangkat dengan derek.
vi. Saat meninggalkan mesin derek, bagian
ii. Saat bekerja dekat mesin pengeruk tanah, buldoser,
mesin yang bergerak harus dalam posisi di
dll. Selalu ikuti perintah pengatur lalu lintas.
atas tanah, rem dipasang, dan kunci selalu
iii. Jangan masuk ke area kerja mesin derek atau
dicabut.
crane.
METODE KERJA

PETUNJUK BEKERJA SECARA AMAN


Saat bekerja ditempat bertekanan tinggi seperti sumuran
dan terowongan anda bisa terkena gangguan kesehatan
akibat tekanan yang tinggi; karena itu tindakan
Semua karyawan harus melakukan pekerjaannya dengan pencegahan harus dilakukan.
hati-hati agar bahaya kebakaran bisa dihindari.
i. Pekerjaan hanya boleh dilakukan setelah anda
i. Dilarang merokok atau menyalakan api di lokasi mendapatkan pelatihan khusus
kecuali di daerah-daerah yang telah ditetapkan. ii. Anda harus bekerja di bawah perintah langsung
ii. Setiap kali menyalakan api, selalu sediakan ember pengawas.
berisi air di dekat anda. iii. Anda harus mematuhi dengan sungguh-sungguh
iii. Selalu ketahui lokasi alat pemadam api dan cara waktu kerja yang ditentukan untuk masing-
menggunakannya. masing jenis pekerjaan bertekanan tinggi.
iv. Saat melakukan pengelasan, selalu gunakan kain iv. Patuhi dengan sungguh-sungguh waktu yang
pelindung untuk menghidari percikan api ditetapkan untuk proses kompresi dan
dekompresi.
v. Lakukan pemeriksaan kesehatan khusus secara
teratur.
METODE KERJA

PETUNJUK BEKERJA SECARA AMAN

Pelajari dengan seksama dan pahami Buku Panduan


penggunaan perkakas listrik, serta gunakan perkakas
Kita harus selalu waspada akan bahaya saat bekerja dengan tersebut dengan cara yang aman.
listrik.
i. Periksa perkakas listrik anda sebelum
i. Sengatan listrik yang besarnya hanya 100 volt pun digunakan setiap hari.
bisa menyebabkan orang meninggal dunia. ii. Pastikan bahwa perkakas anda sudah diberi
ii. Saat memindahkan pipa berukuran panjang, jaga arde.
agar pipa tidak bersentuhan dengan kabel listrik. iii. Pastikan bahwa fasilitas pengaman
iii. Setelah sekering dimatikan untuk memutus aliran difungsikan
listrik, segera beritahu pengawas anda. iv. Setiap berjalan sambil membawa perkakas
iv. Jangan sentuh saklar di panel pembagi jika anda listrik pastikan bahwa perkakas tersebut
hanya sendirian. sudah DIMATIKAN.
v. Setiap kali melakukan pekerjaan yang berisiko v. Setiap kali pekerjaan selesai, bersihkan
terkena sengatan listrik, gunakan sarung tangan perkakas anda dengn baik.
karet dan sepatu bot karet.
METODE KERJA

PETUNJUK BEKERJA SECARA AMAN


Saat melakukan pengeboram dan pemecahan batu
yang menimbulkan suara bising, ada kemungkinan
Setiap kali bekerja di dalam gedung dengan terjadina kerusakan organ tubuh akibat getaran dan
menggunakan cat atau perekat selalu ada bahaya kerusakan pendengaran; oleh karena itu kita harus
keracunan bahan pelarut organik; karena itu melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan
diperlukan tindakan pencegahan.
i. Pekerjaan hanya boleh dilakukan setelah
i. Pekerjaan hanya bisa dilakukan setelah anda anda mendapatkan pelatihan tentang
mendapatkan pelatihan untuk menangani bahan pengaruh getaran pada kesehatan tubuh.
pelarut organik. ii. Penggunaan perkakas getar hanya diizinkan
ii. Lakukan pekerjaan sesuai perintah pengawas anda. untuk waktu 2 jam saja per hari.
iii. Ventilasi yang baik harus selalu tersedia selama iii. Pekerjaan hanya boleh dilakukan dengan
pekerjaan dilaksanakan. menggunakan sarung tangan anti-getar dan
iv. Selama bekerja, kenakan masker ventilasi atau penutu telinga.
masker gas. iv. Anda harus melakukan gerak badan sebelum
v. Lakukan pemeriksaan kesehatan khusus secara dan sesudah bekerja untuk melemaskan
teratur. otot-otot anda.
v. Lakukan pemeriksaan kesehatan khusus
secara teratur
METODE KERJA

PETUNJUK BEKERJA SECARA AMAN

Nikmatilah kehidupan di mess/asrama.

i. Jangan merokok di tempat tidur.


Perhatikan dan jaga kesehatan anda sendiri.
ii. Jangan membuat gaduh setelah lampu
asrama dimatikan.
i. Periksakan kesehatan anda secara teratur
iii. Simpan dengan rapih barang-barang pribadi
ii. Sering-seringlah mencuci tangan anda dan
anda dan jaga jangan sampai rusak; jaga
berkumur.
agar kamar anda selalu bersih.
iii. Jangan makan dan minum terlalu banyak.
iv. Patuhi dengan sungguh-sungguh aturan
iv. Jangan bergadang dan tidurlah yang cukup.
yang berlaku di asrama.
5 PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID-19
METODA KERJA

1. Pencegahan penyebaran COVID-19


Secara umum, Inmen ini memuat mekanisme tentang protokol pencegahan penyebaran

Covid-19 dalam penyelenggaraan jasa konstruksi, yaitu:

1. Protokol pencegahan Covid-19 dalam penyelenggaraan jasa konstruksi

Bagian ini memuat skema protokol pencegahan Covid-19 dalam penyelenggaraan jasa konstruksi
dan mekanismenya. Protokol tersebut diawali dengan pembentukan satgas pencegahan Covid-19,
identifikasi potensi bahaya Covid-19 di lapangan, penyediaan fasilitas kesehatan, hingga
pelaksanaan pencegahan Covid-19 di lapangan.

2. Tindak lanjut terhadap kontrak penyelenggaraan jasa konstruksi

Bagian ini memuat terkait penghentian pekerjaan sementara dan mekanismenya, mekanisme
pengujian pemenuhan terhadap pembayaran upah tenaga kerja konstruksi dan
subkontraktor/produsen. Pemasok selama masa penghentian sementara.

3. Protokol pencegahan Covid-19 dalam pelaksanaan pengadaan barang jasa konstruksi

Di dalam protokol ini diatur mekanisme kehadiran pelaksanaan pengadaan barang dan jasa bagi tim
pokja, mekanisme pelaksanaan pembuktian kualifikasi secara offline dan/atau offline, mekanisme
pelaksanaan klarifikasi, negosiasi dan evaluasi kewajaran harga, mekanisme pendampingan yang
dilaksanakan secara online.

7/12/2009 14
METODA KERJA

Panduan pencegahan penyebaran Covid-19 dalam penyelenggaraan jasa konstruksi, di antaranya:


1. Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan Covid-19
Menjadi bagian dari Unit Keselamata Konstruksi
Dibentuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek
Berjumlah paling sedikit 5 (lima) orang, terdiri atas:
– 1 (satu) Ketua merangkap anggota; dan
– 4 (empat) Anggota yang mewakili Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa. Memiliki tugas, tanggung
jawab, dan kewenangan untuk melakukan: Sosialisasi
Pembelajaran (edukasi) Promosi teknik
Metode/pelaksanaan pencegahan Covid-19 di lapangan
Berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan Covid-19 Kementerian PUPR melakukan

Identifikasi Potensi Bahaya Covid-19 di lapangan

Pemeriksaan kesehatan terkait potensi terinfeksi Covid-19 kepada semua pekerja dan tamu proyek
Pemantauan kondisi kesehatan pekerja dan pengendalian mobilisasi/demobilisasi pekerja

Pemberian vitamin dan nutrisi tambahan guna peningkatan imunitas pekerja

Pengadaan Fasilitas Kesehatan di lapangan

Melaporkan kepada PPK dalam hal telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus Pasien
Dalam Pengawasan (PDP) dan merekomendasikan dilakukan penghentian kegiatan sementara.

7/12/2009 15
METODA KERJA

2. Identifikasi Potensi Bahaya Covid-19 di Lapangan

Satgas Pencegahan Covid-19 berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan Covid-19


Kementerian PUPR untuk menentukan:
Identifikasi potensi risiko lokasi proyek terhadap pusat penyebaran Covid-19 di daerah yang
bersangkutan
Kesesuaian fasilitas kesehatan di lapangan dengan protokol penanganan Covid-19 yang
dikeluarkan oleh Pemerintah
Tindak lanjut terhadap Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut teridentifikasi: Memiliki risiko tinggi akibat lokasi
proyek berada di pusat sebaran
Telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Pimpinan
Kementerian/Lembaga/Instansi/Kepala Daerah telah mengeluarkan peraturan untuk menghentikan
kegiatan sementara akibat keadaan kahar.
Maka Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut dapat diberhentikan sementara akibat
Keadaan Kahar.

Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi karena sifat dan urgensinya tetap harus dilaksanakan
sebagai bagian dari penanganan dampak sosial dan ekonomi dari Covid-19, maka Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi tersebut dapat diteruskan dengan ketentuan: Mendapatkan persetujuan dari Menteri
PUPR
Melaksanakan protokol pencegahan Covid-19 dengan disiplin tinggi dan dilaporkan secara berkala
oleh Satgas Pencegahan Covid-19.

7/12/2009 16
METODA KERJA

3. Penyediaan Fasilitas Kesehatan di Lapangan

Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan ruang klinik kesehatan di lapangan yang
dilengkapi dengan sarana kesehatan yang memadai, antara lain tabung oksigen,
pengukur suhu badan nir-sentuh (thermoscan), pengukur tekanan darah, obat-obatan, dan petugas
medis.
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib memiliki kerja sama operasional perlindungan kesehatan dan
pencegahan Covid-19 dengan rumah sakit dan/atau pusat kesehatan masyarakat terdekat untuk
tindakan kahar (emergency).
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan fasilitas tambahan antara lain: pencuci tangan
(air, sabun dan hand sanitizer), tisu, masker di kantor dan lapangan bagi seluruh pekerja dan tamu.
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan vaksin, vitamin dan nutrisi tambahan guna
peningkatan imunitas pekerja.

4. Pelaksanaan Pencegahan Covid-19 di lapangan

Satgas Pencegahan Covid-19 memasang poster (flyers) baik digital maupun fisik tentang
himbauan/anjuran pencegahan Covid-19 untuk disebarluaskan atau dipasang di tempat- tempat
strategis di lokasi proyek.
Satgas Pencegahan Covid-19 bersama petugas medis harus menyampaikan penjelasan, anjuran,
kampanye, promosi teknik pencegahan Covid-19 dalam setiap kegiatan penyuluhan K3 pagi hari
(safety morning talk).
Petugas medis bersama para Satuan Pengaman (Security Staff) melaksanakan pengukuran suhu tubuh
kepada seluruh pekerja setiap pagi, siang, dan sore.
Satgas Pencegahan Covid-19 melarang orang (seluruh pekerja dan tamu) yang terindikasi
memiliki suhu tubuh ≥ 38°Celcius datang ke lokasi pekerjaan.
Apabila ditemukan pekerja di lapangan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19, pekerjaan
harus diberhentikan sementara oleh Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa paling sedikit 14 (empat
belas) hari kerja.

7/12/2009 17
METODA KERJA

Petugas Medis dibantu Satuan Pengaman (Security Staff) melakukan evakuasi dan penyemprotan
disinfektan pada seluruh tempat, fasilitas dan peralatan kerja.
Penghentian sementara dilakukan hingga proses evakuasi dan penyemprotan disinfektan,

serta pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan isolasi tenaga kerja yang pernah melakukan kontak fisik
dengan tenaga kerja yang terpapar telah selesai.
Dampak pandemi Covid-19 yang mengakibatkan beberapa pekerjaan konstruksi

diberhentikan sementara menjadi tertunda dan mundur dari waktu yang telah ditentukan. Namun,
dengan adanya kebijakan dan perubahan yang terjadi saat ini diharapkan sektor konstruksi menjadi
salah satu pendongkrak peningkatan perekonomian Indonesia pasca pandemi ini.

7/12/2009 18
METODA KERJA

2. Penerapan Manajemen Protokol COVID 19 pada Proyek Konstruksi

Pencegahan Covid-19 pada Pekerjaan Konstruksi Sebagaimana kita ketahui, penyebaran


Covid 19 di Indonesia semakin tinggi.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengeluarkan
Instruksi Menteri Nomor 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Covid-19
dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang ditetapkan pada 27 Maret 2020.

METODA PELAKSANAAN
19
METODA KERJA

METODA
PELAKSANAAN
20
METODA KERJA

METODA
PELAKSANAAN
21
METODA KERJA

METODA PELAKSANAAN 22
A. PEKERJAAN PERSIAPAN B. PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
I. PEKERJAAN PONDASI
SARANA LUAR II. PEKEJAAN GALIAN DAN URUGAN
III. PEKERJAAN STRUKTUR BETON
1. PEKERJAAN CUT & FILL 1. PEKERJAAN BETON PILE CAP DAN TEE
2. PEKERJAAN SALURAN BEAM/SLOOF
PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
3. PEKERJAAN TURAP PENAHAN TANAH 1. METODA PEKERJAAN FABRIKASI, BESI,BEKISTING
2. METODA PEKERJAAN BETON KOLOM
3. METODA PEKERJAAN BETON BALOK
4. METODA PEKERJAAN BETON PLAT LANTAI

IV. PEKERJAAN RANGKA ATAP


1. RANGKA ATAP BAJA RINGAN
2. PASANG ATAP GENTENG METAL
C. PEKERJAAN ARSITEKTUR
1. PEKERJAAN ARSITEKTUR LANTAI 1 S/D LT 2 & DAK ATAP
1. PEK. DINDING
2. PEK. FINISHING LANTAI.
5 3. PEK. FINISHING TANGGA
4. PEK. PLAFOND.
5. PEK PINTU DAN JENDELA.
6. PEK. SANITARI.
II. PEKERJAAN ARSITEKTUR FASADE.
1. Pek. Alluminium Composite panel (ACP)
2. Pek. LOGO & Signature
7/12/200
9
METODA PELAKSANAAN
B
PEKERJAAN UTAMA
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN UTAMA

B. METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN UTAMA

1. PEKERJAAN STRUKTUR
2. PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
3. PEKERJAAN IPAL
I. PEKERJAAN TANAH
METODE PEKERJAAN TANAH

PEKERJAAN GALIAN TANAH DENGAN ALAT

Pekerjaan galian tanah biasanya dimaksudkan untuk membuat pondasi pada bangunan, jalur
saluran pipa, saluran air gorong-gorong dan pekerjaan lainnya.

Pedoman ini mencakup kegiatan pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah
atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian
pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan
sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui
untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini untuk pekerjaan timbunan.
METODE KERJA

PEKERJAAN GALIAN TANAH DENGAN ALAT BERAT

•TahapanPekerjaan :
Langkah pertama adalah mempersiapkan alat bantu kerja sesuai dengan MS (Method Schedule)
Pekerjaan galian : Manual atau dengan alat berat Excavator.
•Mempersiapkan alat bantu ukur (Theodolite/Total Station) untuk penentuan batas galian dan
pompa air untuk dewatering.
•Untuk galian yang besar dan dalam serta berbatasan dengan bangunan lain perlu disiapkan turap
untuk dapat menahan tanah di sekelilingnya dan mencegah terjadinya kelongsoran seperti sheet
pile, continuous pile, H pile dan lain-lain.
METODE KERJA

PEKERJAAN GALIAN TANAH DENGAN ALAT BERAT


Sistemnya adalah sebagai berikut :
1.Dengan sheet pile (plat baja yang telah dimodifikasi)
2.Dengan Soldier pile (bore pile beton dipasang berbaris mengelilingi bangunan.
3.Dengan Shot create:
4.Penjangkarannya dengan menggunakan ground anchor
5.Penjangkarannya dengan menggunakan soil nailing
6.Periksa kemungkinan adanya prasarana lingkungan yang melintasi atau berada di sekitar area
galian (jalur kabel/pipa/telepon, dll).
7.Menentukan batas daerah galian (survey & marking koordinat serta elevasi)
8.Menentukan peralatan yang cocok untuk pekerjaan penggalian dan jumlah alat untuk kelancaran
pekerjaan.
METODE KERJA

PEKERJAAN GALIAN TANAH DENGAN ALAT BERAT

Peralatan yang digunakan adalah peralatan standar Galian tanah :


•Cangkul / Sekop
•Linggis
•Excavator

Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan, antara lain :
Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan gambar yang telah disetujui oleh Konsultan Perencana;
Perhitungan elevasi yang tepat agar luasan pekerjaan tidak memiliki kelebihan atau kekurangan
yang jauh dari gambar rencana;
Pelaksana pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan kerja seperti yang tertuang
pada metode K3;
Pelaksana Pekerjaan diwajibkan mengatur metode pekerjaan dengan baik, semisal pembuangan
tanah;
setelah pekerjaan penggalian tanah selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi kembali
dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Perencana.
METODA PELAKSANAAN

PEKERJAAN GALIAN BASEMENT

Adanya basement sebuah gedung tentunya akan ada pelaksanaan penggalian tanah. Langkah awal
berdirinya sebuah gedung bertingkat tentunya harus dikerjakan pembangunan basement terlebih dahulu.

Sebelum proses penggalian dilaksanakan, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :


a. Kedalaman Galian
b. Cek stabilitas lereng, apakah dapat digali secara open cut dengan membentuk slope (cek tinggi kritis
dan kemiringan slope).
c. Untuk lahan yang sempit, apakah diperlukan dinding penahan tanah yang sementara –Temporary
(sheet pile, sheet pile + anchor, dll) atau yang permanent (soldier pile, diagfragma wall, dll)
d. Pengaturan arah manuver alat berat dan dump truck yang baik yang dilakukan dengan
memperhatikan site instalation yang ada.
e. Pemilihan, jumlah dan komposisi alat gali yang digunakan berdasarkan waktu pelaksanaan dan lokasi
proyek.
f. Jalan kerja yang memenuhi syarat.
g. Pemeliharaan lingkungan sekitar proyek (debu, lumpur bekas material galian, dll)
METODA PELAKSANAAN

2. METODE PEKERJAAN GALIAN

a. Galian tahap 1, penggalian dilakukan backhoe dan material langsung di dumping ke dump truck (posisi dump truck yang
optimal dimana sudut swing bucket backhoe 45 – 90 derajat), tinggi galian sesuai perhitungan tinggi kritis.

b. Galian tahap 2, lereng hasil penggalian tahap 1 harus diproteksi dari gerusan air hujan dengan menggunakan terpal plastik
(plastic sheet) dan galian tahap kedua dapat dilaksanakan dengan metode yang sama pada tahap 1.

c. Penggalian dilanjutkan sampai elevasi rencana, untuk penggalian dibawah permukaan air tanah dilakukan pekerjaan
dewatering.

d. Hasil galian tanah dibuang ke lokasi disposal area, diusahakan agar jarak disposal adalah jarak terdekat dan yang perlu
diperhatikan usahakan tanah galian tidak berjatuhan dengan cara menutup bak dump truck dengan terpal

10
METODE KERJA STRUKTUR

PEKERJAAN GALIAN TANAH STRUKTUR

1. Kondisi – 1
(elev. Tanah Asli) Bottom
- Elevasi Tanah Asli
Galian
- Surveyor memberikan ukuran
dan titik rencana galian

2. Kondisi – 2

- Galian Pile Cap, Pondasi, dan


sloof menggunakan metode (elev. Tanah Asli)
Bottom
sesuai waktu pelaksanaan dan Galian
kondisi lapangan. Serta
menggunakan dump truck
untuk membuang tanah bekas
galian.
METODE KERJA STRUKTUR

PEKERJAAN GALIAN STRUKTUR


3. Kondisi – 3

- Galian perapihan sesuai


dengan elevasi rencana
menggunakan manual (tenaga
manusia)

4. Kondisi – 4

- Kondisi galian sudah siap Top slab


dipasang lantai kerja dan
Form work
METODE KERJA STRUKTUR

PEKERJAAN GALIAN STRUKTUR


Urugan Pasir Bawah Fondasi & Bawah Lantai
Urugan pasir berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli
dan menyebarkan beban, sehingga beban yang dipikul
permukaan tanah merata. Urugan pasir bawah fondasi adalah
pengurugan yang ditempatkan di permukaan lobang fondasi
yang digali, sedangkan pengurugan bawah lantai adalah
pengurugan permukaan tanah asli sebeleum pemasangan
keramik lantai. Ketebalan urugan pasir yang dipadatkan 5 - 10
cm sesuai dengan kondisi tanah. Satuan perhitungan urugan
pasir adalah m3.
Pengurugan untuk bekas galian pondasi, atau yang lainnya
yang akan ditimbuntidak boleh dilaksanakan sebelum
diperiksa / disetujui Direksi pekerjaan.
Semua pekerjaan urugan yang tidak memakai pasir
urug, harus diapaki tanahyang bersih, bebas dari segala
kotoran yang akan merugikan konstruksi.
Ketebalan urugan sesuai dengan yang tertera pada gambar
kerja
3.1 PEKERJAAN STRUKTUR
PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
METODE KERJA

PEKERJAAN STRUKTUR
TAHAPAN PEKERJAAN STRUKTUR
Pek.Beton Struktur.
- Bahan yang digunakan: Semen, Pasir, Batu Split, Air dan Fc
- Alat yang digunakan untuk melaksanakan pengecoran beton diantaranya Concrite Pump, Vibrator, Mobile Crane, Bucket Cor, dan Lain-lain
- Lama waktu pelaksanaan pekerjaan struktur beton bertulang yaitu: 119 hari kalender.
- Untuk pekerjaan beton menggunakan Ready Mix, mutu beton sesuai spesifikasi yang telah ditentukan, pengecoran dilakukan bila semua tulangan telah
diperiksa kembali/ceklist, bekisting begian dalam dibasahi, tidak adanya kelolosan air semen dari sambungan-sambungan bekisting, termasuk kekuatan
bekisting dan data Trial Mix dari laboratorium telah didapat.
Pek. Pembesian.
- Bahan untuk fabrikasi pembesian: Besi beton (Polos dan Ulir), dan Kawat bendrat
- Alat yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan fabrikasi pembesian diantara, Barbender, Barcutter, Tang ikat, dan lain-lain
Besi beton yang dibutuhkan dipenuhi sesuai kebutuhan yang telah ditetapkan pada gambar kerja/shopdrawing, untuk penyimpanan sementara sebelum
dilakukan pekerjaan perakitan maka besi beton di simpan pada daerah yang kering dan rata, untuk menghindari kontak langsung dengan tanah, air dan lain-
lain yang mengakibatkan besi berkarat dan rusak secara kualitas. Penempatan penulangan dipersiapkan dan di tempatkan sesuai posisinya setebal selimut
beton.
Pek.Bekisting.
Bahan yang digunakan kayu, paku, multiplek dan lain-lain
Alat yang digunakan diantaranya: Palu, Gergaji dan meteran
Bekisting dibuat sebagaimana shopdrawing yang telah disetujui. Bekisting di cek terlebih dahulu untuk kekokohan dan kerapian pekerjaan, sehingga tidak
mengakibatkan pembengkakan dan kerusakan beton sebagai bahan pengisi.
1

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR.


A. PEKERJAAN STRUKTUR
I. PEKERJAAN PONDASI
II. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN
III. PEKERJAAN STRUKTUR BETON
1. PEKERJAAN BETON PILE CAP DAN TEE
BEAM/SLOOF
2. PEKERJAAN BETON KOLOM
3. PEKERJAAN BETON BALOK & PLAT lANTAI
4. PEKERJAAN BETON DAK ATAP
5. PEKERJAAN BETON TANGGA
IV. PEKERJAAN RANGKA ATAP
V. PEKERJAAN PASANG ATAP GENTENG METAL
A. PEKERJAAN STRUKTUR
2 I. PEKERJAAN PONDASI

1. Pekerjaan Pondasi Sumuran

Sesuai dengan dokumen lelang pada paket pekerjaan Pembangunan Rumah Sakit Pratama Tipe D dan
Pembangunan Prasarana Rumah Sakit Pratama (Pekerjaan listrik, Air Bersih dan IPAL) Kabupaten
Sijunjung ini yaitu menggunakan system pondasi SUMURAN sampai kedalaman 4 mtr.

Metoda Pelaksanan
Pada dasarnya, pembuatan pondasi sumuran dilakukan dengan memasang sumuran yang berupa pipa beton
berdiameter 1 m, 2m, 2.5 m, 3 m, 3.5 m, hingga 4 m sedemikian rupa di dalam galian tanah.
Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penurunan dinding sumuran yang dicor di tempat atau pracetak yang
terdiri unit-unit beton pracetak. Penurunan dilakukan dengan menggali sedikit demi sedikit di bawah dasarnya.
Berat beton pada sumuran memberikan gaya vertical untuk mengatasi gesekan (friction) antara tanah dengan
beton, dan dengan demikian sumuran dapat turun
Kemudian lubang diisi dengan material yan ditetapkan, misalnya beton cyclop campuran 40% batu kali . Proses
pelaksanaan jenis pondasi ini terkadang sudah harus menghadapi air tanah.
Setelah pondasi jadi, sempurna di atas pondasi ini dibangun struktur kolom yang menjadi pegangan bagi dinding
bangunan.
Adapun Bahan dan peralatan yang dipakai adalah sebagai berikut :

Tenaga Kerja /
Bahan Alat
hari
PIPA BETON/BUIS BETON CANGKUL PEKERJA

SEMEN SEKOP TUKANG GALI


KERIKIL EMBER TUKANG COR
PASIR LINGGIS KEPALA TUKANG 5/18/2022
BATU KALI METERAN MANDOR
3

5/18/2022
4

5/18/2022
5

5/18/2022
C. Persiapan Pemancangan

1. Pengadaan Bahan dan Peralatan


6 Kami akan menyediakan semua peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan pondasi sumuran .

Langkah-langkah pengerjaan :
1. Buatlah galian tanah dengan ukuran sesuai diameter pipa beton di lokasi yang akan dibangun pondasi dengan
memakai cangkul. Untuk mempermudah pekerjaan penggalian tanah, pakai cangkul yang mempunyai pegangan
lebih pendek.
2. Setelah galian tanah telah mencapai kedalaman sekitar 80-100 cm, masukkan pipa beton yang pertama ke
dalamnya. Hati-hati ketika memindahkan pipa beton ini dan pastikan sempurna masuk ke dalam lubang galian tanah.
3. Lanjutkan kembali penggalian tanah di daerah rencana pembuatan pondasi tersebut. Ingat, lakukan pekerjaan ini
dengan lebih hati-hati mengingat sudah ada pipa beton di dalamnya. Jangan khawatir, selama Anda meneruskan
penggalian tanah, pipa beton akan turun levelnya sesuai dengan kedalaman permukaan tanah di dalam lubang
galian.
4. Pekerjaan penggalian tanah dilarang sesudah mencapai lapisan tanah yang keras. Biasanya lapisan tanah ini berada
di kedalaman yang berkisar antara 2-3 meter.
5. Setelah itu, masukkan pipa beton kedua ke dalam lubang galian sempurna di atas pipa yang pertama. Masukkan lagi
5/18/2022
pipa berikutnya hingga ketinggian susunan pipa beton setara dengan level permukaan tanah. Cek sekali lagi untuk
memastikan pipa-pipa beton tersebut tersusun dengan benar.
6. Agar susunan pipa-pipa beton terangkai kuat, kita harus menambal celah-celahnya
dengan adukan semen dan pasir. Biarkan tambalan ini selama beberapa ketika
semoga mengering sebelum benar-benar menutup sumuran.
7 7. Buat adukan beton sebagai pengisi pondasi sumuran yang terdiri atas semen, pasir,
kerikil, dan air. Pastikan semua bahan-bahan ini tercampur rata sebelum digunakan.
8. Masukkan batu kali terlebih dahulu ke dalam sumuran hingga ketinggiannya mencapai
50 cm. Tuangkan adukan beton di atasnya. Atur sedemikian rupa semoga adukan
beton ini sanggup masuk ke celah-celah tumpukan watu kali dan mengikatnya.
9. Masukkan lagi batu-batu kali ke dalam sumuran tadi hingga ketinggiannya bertambah
50 cm. Jangan lupa tuangkan lagi adukan beton di atas gundukan watu kali tersebut.

Demikian langkah-langah seterusnya hingga seluruh volume sumuran terisi


5/18/2022
penuh oleh watu kali dan adukan beton
8

III. PEKERJAAN GALIAN


DAN URUGAN

5/18/2022
III. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN
Untuk menuju ke pekerjaan beton struktur Pile Cap dan Tea Beam, langkah selanjutnya yaitu melakukan pekerjan :
 Galian Tanah Poer dan Tea Beam.

9  Urugan Pasir
 Lantai Kerja

1. Galian Tanah Pioer dan Tea Beam/Sloof

Pelaksanaan Galian Poer dan Tea beam melihat kondisi dilapangan dilakukan secara manual dengan tenaga
manusia. Pekerjaan galian ini diurut sebagai berikut :
a. Menyiapkan lahan yang akan digali dengan memberi patok dan bowplank pada area tanah asli yang
akan digali dan diberi tanda berwarna / dicat
b. Menentukan lebar & kedalaman galian tanah yang akan digali yang mengacu pada bowplank
c. Membuat garis bantu dengan tali yang diikatkan pada bowplank untuk kerapian dan kelurusan galian
tanah agar dimensi pondasi terpenuhi
d. Menyiapkan bak ukur yang standar untuk mengukur kedalaman dari galian tanah
e. Bagian tanah yang digali adalah Pondasi beton yang dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia
(Man Power)
f. Galian pondasi digali dengan ketentuan ukuran sesuai kebutuhan pas. pondasi kearah memenjang /sejajar
arah lajur memanjang dan melintang bangunan Ex. Galian ditempatkan sementara disisi lubang galian
dan kemudian diangkut keluar proyek dengan menggunakan dump truck.

Rencana Galian
2. Pekerjaan Urugan Pasir
Urugan pasir padat ini biasanya dilakukan pada pekerjaan pondas / Poer dan,Tea Beam, lantai keramik atau
10 pekerjaan-pekerjaan bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah. Untuk mendapatkan kualitas urugan pasir
yang baik, maka perlu diikuti langkah-lanngkah sebagai berikut , disertai contoh perhitungan kebutuhan bahan, tenaga
kerja dan waktu pelaksanaan :
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan urugan pasir adalah :
1. Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 5 cm padat.
2. Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan kelembaban yang optimum
untuk pemadatan, dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol ketebalan dari pasir tersebut
3. Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata
4. Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.
5. Jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan tebal pasir urug seperti yang
direncanakan.

Pekerjaan Urugan Pasir

5/18/2022
3. Pekerjaan Beton Lantai Kerja

11 Lantai kerja merupakan pekerjaan yang biasa dilakukan dalam konstruksi bangunan dengan lingkup dan kondisi
lingkungan yang cukup kompleks. Ketebaan lantai kerja biasanya setebal 10 - 15 cm. Adapun fungsi dari
pembuatan lantai kerja yaitu sebagai berikut :
1. Sebagai landasan pondasi dari adukan 1pc : 3ps : 5kr digelar setebal 5 cm ditempatkan pada dasar
landasan dan dikerjakan sedikit sampai menutup semua landasan pondasi beton
2. Memudahkan pekerja berdiri d atas lahan datar, lahan menjadi tidak kotor dan becek.
3. Merupakan dudukan besi lapis bawah (untuk pondasi rakit atau pile-cap.
4. Menahan gaya angkat (up-lift force) tanah di bawahnya.

Metoda Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja

Persiapan lahan kerja.


1. Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split dan air.
2. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember,
sendok semen, raskam, benang, selang air, dll.

Pengukuran
1. Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melaksanakan pengukuran dengan theodolith untuk menentukan leveling
lantai kerja.
2. Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.

Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja

1. Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
2. Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl atau B-0.
3. Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir dengan ketebalan yang
sesuai rencana dan telah diratakan.
4. Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
5. Pasang patok dan leveling lantai kerja yang dibutuhkan sebagai pola untuk menentukan ketebalan. Bisa juga
dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
6. Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
7. Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok adukan/raskam hingga
ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melaksanakan tarikan benang dari patok level satu dengan
yang lainnya.

5/18/2022
12 Metoda kerja

Ilustrasi Pekerjaan Lantai Keraja

5/18/2022
13

IV. PEKERJAAN
STRUKTUR BETON

5/18/2022
III. PEKERJAAN STRUKTUR BETON
1. Pekerjaan Beton Poer & Tee Beam
14 Untuk Pakerjaan Beton Poer dan Tee Beam pada proyek ini terpisah dalam pentahapan pelaksanaan yakni :
 Pekerjaan Poer, dipasang setelah pondasi Sumuran selesai
 Pekerjaan Tee Beam , dipasang setelah pengecoran Poer selesai

1.1. Pekerjaan Beton Poer


Setelah proses Pondasi Sumuran selesai dilanjutkan dengan Perapihan Besi stek-stek untuk ikatan struktur Poer dan Tee
beam ,Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal dari stuktur atas (upper structure) setelah pekerjaan struktur bawah
(sub structure) selesai dilaksanakan.
Semua bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku.

5/18/2022
15

Tahapan-tahapan pengerjaan Beton Poer, yaitu :

1. Setelah dilakukan penggalian tanah, dilakukan perapihan besi stek sesuai elevasi yang diinginkan.
2. Tanah disekeliling poer digali lagi sesuai dengan bentuk poer yang telah direncanakan.
3. Melakukan pemasangan bekisting dari batako disekeliling daerah poer. Penggunaan batako ini dipilih karena batako
cukup kuat untuk menahan beban sebagai bekisting serta cukup murah untuk pada akhirnya ditimbun bersama saat
pengecoran.
4. Sebagai landasan , dibuat lantai kerja terlebih dahulu dengan ketebalan 10 cm.
5. Melakukan pemasangan tulangan-tulangan beton poer yang meliputi tulangan utama atas dan bawah, persiapan stek
pondasi, pemasangan kaki ayam, beton decking dan pemasangan stek pile cap sebagai penghubung menuju kolom.
6. Sebelum dilakukan pengecoran, tanah disekitar bekisting ditimbun kembali untuk menahan beban pengecoran dan
meratakan kondisi tanah seperti semula.
7. Setelah semua persiapan sudah matang, maka dapat dilakukan pengecoran pada beton poer
.
Adapun pekerjaan pile cap ini meliputi :
1. Penulangan beton poer .
2. Bekisting Beton Poer .
3. Pengecoran Beton Poer .
16 .
4. Pembongkaran bekisting .

Penulangan Beton Poer

Sebelum membahas mengenai langkah-langkah penulangan Beton Poer maka terlebih dahulu akan dijelaskan
mengenai pekerjaan penulangan keseluruhan secara umum.

Penulangan adalah pekerjaan yang bertujuan untuk membentuk dan memasang besi tulangan beton sebagai
kerangka struktur pada konstruksi beton agar sesuai dengan gambar rencana. Fungsi tulangan pada beton adalah
untuk menahan gaya tekan, gaya geser dan momen torsi yang timbul akibat beban yang bekerja pada konstruksi
beton tersebut. Sesuai dengan sifat beton yang kuat terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu
perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar yang telah
direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal :

a. Ukuran diameter baja tulangan.


b. Kualitas baja tulangan yang digunakan.
c. Penempatan / pemasangan baja tulangan.

Beberapa kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pembesian penulangan pada proyek ini antara lain:

1. Pabrikasi Besi

Proses pabrikasi besi terdiri dari pekerjaan pemotongan dan pembengkokan besi tulangan. Pemotongan dilakukan
karena panjang besi dipasaran adalah 12 meter, sedangkan panjang tulangan elemen struktur yang digunakan terdiri
dari bermacam-macam ukuran sesuai perhitungan tulangan. Pemotongan besi digunakan dengan Bar Cutter.
Pembengkokan dilakukan untuk membentuk tulangan yang disesuaikan dengan perencanaan. Jika terjadi kesalahan
pada pembengkokan maka besi tulangan tersebut tidak boleh dibengkokkan kembali tetapi harus dipotong, hal ini
untuk menghindari timbulnya retak-retak ditempat pembengkokan ulang tersebut karena sifat getas baja.
Pembengkokan dilakukan dengan Bar Bender dengan berbagai macam diameter ukuran.
Sebelum mengerjakan proses pabrikasi besi, bagian pembesian menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan
berdasarkan gambar pelaksanaan (shop drawing) yang dibuat oleh Kontraktor Utama. Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan adalah :
 Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah yang momennya nol atau dengan
menggunakan sambungan lewatan sehingga gaya dan batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain.
Panjang dan bentuk baja tulangan direncanakan secara ekonomis sehingga bagian-bagian sisi atau yang tidak
terpakai didapat seminimal mungkin.
 Memperhitungkan teknik pemasangan tulangan sehingga tidak menyulitkan dalam pelaksanaan di lapangan.
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. PEMBESIAN DENGAN BESI ULIR/POLOS
Material yang dipakai untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya yaitu baja tulangan ulir dan polos.
Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek memakai truk. Material yang telah hingga ke lokasi proyek
akan diuji terlebih dahulu untuk menyelidiki mutu dan kualitas ibarat yang sudah ditetapkan.

Pengujian yang dilakukan pada umumnya yaitu tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk
setiap sekian ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter

Teknis pelaksanaan pekerjaan Pembesian

A. Pekerjaan Persiapan Pengadaan


1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan Pembesian dengan Besi Polos dan Ulir.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja, antara lain : besi beton, kawat beton, dll.
5. Persiapan alat kerja, antara lain : meteran, bor listrik, gunting besi, pembengkok besi, benang, dll.

B. Jenis dan Mutu Besi Beton

1. Spesfikasi Teknis Besi Polos dan Ulir mengikuti sesuai Spek Teknis Dokumen Lelang.
TAHAPAN AWAL PEKERJAAN BESI BETON
1. Pengadaan material besi

Mobilisasi material besi Stock material besi Penyimpanan material besi

2. Pabrikasi pembesian

Pemotongan besi Pembengkokan besi Pabrikasi pembesian Stock Precast pembesian


METODA PELAKSANAAN

D. PENGETESAN TULANGAN ( BESI BETON )

Pemeriksaan tulangan dimaksudkan untuk mengetahui mutu tulangan yang dipakai. Tulangan diambil sampel pada
tiap jenis diameter tulangan sepanjang 1 meter. Setiap 1 meter besi mewakili 100 ton material besi yang datang.
Sampel tersebut kemudian dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian kuat tarik dan lengkung statis baja.
Pemeriksaan tulangan yang dilakukan
antara lain adalah :

1) Pemeriksaan Visual Tulangan

Yaitu meliputi pemeriksaan diameter tulangan yang dipakai dengan jangka sorong dan pemeriksaan tulangan
terhadap adanya Cacat Luar

Gambar 1.1 Pengukuran Diameter Besi Gambar 1.3 Pengujian Kuat Tarik Tulangan

2) Pengujian Tarik Tulangan

Pengujian tarik dilakukan terhadap sampel tulangan dengan berbagai diameter dengan menggunakan mesin uji
tarik sehingga
didapatkan data regangan, tegangan leleh maupun kuat tarik baja. Pengujian mutu besi tulangan ini dilakukan
oleh Laboratorium
Uji mekanik Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS) BPPT ( Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ).

Pemilihan mutu baja tulangan seperti dalam spesifikasi yang ada yaitu disesuaikan dengan pembebanan yang
ada sehingga konstruksi kuat karena memenuhi spesifikasi pembebanan yang ada dan diameter yang sesuai
sehingga tidak terjadi pemborosan biaya. Mutu baja tulangan disesuaikan dengan yang diinginkan4/18/2022
oleh pemilik
proyek serta tercantum dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat teknis.
METODA PELAKSANAAN

3) Pengujian Lengkung Statis Tulangan

Pengujian lengkung statis dilakukan terhadap sampel tulangan dengan berbagai diameter dengan
menggunakan mesin uji lengkung statis sehingga didapatkan data gaya maksimum yang dapat ditahan oleh
tulangan sampai tulangan mengalami sudut lengkung 180º. Pengujian ini dilakukan oleh BPPT.

Tabel 1.4 Hasil Pengujian Lengkung Statis Tulangan


METODA PELAKSANAAN

E. Pekerjaan pembesian
1. Pembesian atau perakitan dikerjakan ditempat lain yang lebih nyaman.
2. Perakitan harus sesuai dengan gambar kerja.
3. Selanjutnya yaitu pemasangan tulangan utama, sebelum pemasangan sengkang, terlebih dahulu
dibentuk tanda pada tulangan utama dengan kapur.
4. Selanjutnya yaitu pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan sengkang diikat
oleh kawat dengan system silang.
5. Setelah tulangan jawaban dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut ke lokasi yang akan dipasang

F. Penyimpanan besi beton

Hal-hal yang hams diperhatikan dalam tahap penyimpanan:


Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh karena itu harus digajal dengan balok beton.
• Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain
• Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan & minyak

Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan:


Setiap bandel besi hams terdiri dari satu j enis besi (bentuk dan diameter)
• Maksimum berat tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas crane
• Jarak antar ikatan adalah sekitar 2 m
• Di dalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi & kode besi

Pemotongan dan pembengkokan besi beton


Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut
Gunakanlah meja yang kuat dan rata
• Siapkanlah gambar acuan
• Cek diameter besi
• Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan
• Cek ukuan mandrel benar-benar pas. Inside Radius >2d untuk besi kekuatan rendah, 3d untuk
besi
kekuatan tinggi
• Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh dipanaskan dengan persetujuan engineer
• lkuti perubahan schedule pembesian & dapatkan dokumen terbaru
METODA PELAKSANAAN

G. Pemasangan besi beton

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan adalah sebagai berikut :

• Besi harus bersih (dari kotoran, minyak).


• Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses pemadatan beton
• Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai perhitungan atau spesifikasi
teknis.
• Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar bekisting barn kemudian meletakan sesuai
posismya.
• Flow proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan paling efektif dan efisien.

Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada pelat dan balok lantai

• Pembesian pada plat lantai harus berada di atas dudukan berupa beton (bisanya disebut tahu beton).
• Ketinggian bantalan pembesian plat lantai tergantung dari ketebalan selimut beton yang direncanakan

Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada kolom dan dinding.:

 Pembesian kolom dirakit dengan cetakan yang telah dibuat.


 Sejumlah ikatan dilakukan pada besi kolom sesuai tipe ikatan, supaya susunan pembesian tersebut kuat
untuk diangkat.
 Setelah kolom dirakit dan kuat, maka kolom siap diangkat.
 Rakitan pembesian kolom yang telah dipasang harus diikat ke bekisting supaya kuat, jarak antar ikatan kira-kira
setiap 1.5 m.
 Pemasangan pembesian pada dinding sama dengan pemasangan pada kolom.
 Besi yang horizontal diikat pada besi yang vertical.
METODA PELAKSANAAN

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemotongan dan pembengkokkan besi tulangan adalah sebagai
berikut :
• Gunakanlah meja yang kuat dan rata.
• Siapkanlah gambar acuan.
• Cek diameter besi.
• Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokkan.
• Cek ukuran mandrel agar benar-benar pas. Ukuran mandrel harus dalam radius >2D untuk besi kekuatan
rendah dan >3D untuk besi kekuatan tinggi.
• Jika ada besi yang susah dibengkokkan, maka boleh dipanaskan dengan persetujuan engineer.
• Ikuti perubahan jadwal pembesian dan dapatkan dokumen terbaru.

H. Pemasangan Besi Beton

Material yang telah difabrikasi akan dirakit oleh para pekerja sehingga membentuk komponen struktur seperti kolom,
balok, pelat, atau shear wall. Kemudian, material yang telah dirakit akan di pindahkan dengan menggunakan tower
crane dari lokasi perakitan ke lokasi pemasangan.
Pemasangan komponen tulangan dilakukan dengan menggunakan tower crane serta koordinasi dengan para pekerja
yang bertugas melakukan pemasangan tulangan. Pemasangan dilakukan dengan hati-hati agar akurat dan tidak
terjadi dislokasi.
METODA PELAKSANAAN
Pada komponen tulangan pelat dapat dipasang beton decking. Tujuannya adalah untuk menopang tulangan pelat
agar tidak melendut dan mengurangi tebal selimut beton. Selain itu, dipasang juga cakar ayam, yaitu tulangan ulir
yang dibengkokkan dan dipasang diantara tulangan atas dan bawah yang berfungsi menjaga ketebalan pelat lantai
agar sesuai rencana.
Dalam pemasangan besi beton terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut :
• Besi harus bersih dari kotoran dan minyak.
• Perletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses pemadatan beton.
• Jika ada besi yang perlu disambung, maka harus ada overlapping yang sesuai perhitungan atau spesifikasi
teknis
• Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar bekisting, baru kemudian rangkaian besi diletakkan
sesuai posisinya.
• Alur proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan agar efektif dan efisien.
• Proses pelaksanaan pekerjaan besi tulangan pada balok dan plat lantai pada dasarnya sama. Berikut
merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan pada plat lantai :
• Pembesian pada plat lantai harus berada di atas dudukan berupa beton (biasanya disebut tahu beton).
• Ketinggian bantalan pembesian plat lantai tergantung dari ketebalan selimut beton yang direncanakan.

Cara pelaksanaan pekerjaan besi tulangan pada kolom dan dinding pada dasarnya juga sama, yaitu sebagai berikut :

• Pembesian kolom dirakit dengan cetakan yang telah dibuat.


• Sejumlah ikatan dilakukan pada besi kolom sesuai tipe ikatan, supaya
susunan pembesian tersebut kuat untuk diangkat.
• Setelah kolom dirakit dan kuat, maka kolom siap diangkat.
• Rakitan pembesian kolom yang telah dipasang harus diikat ke bekisting
supaya kuat. Jarak antar ikatan kira-kira setiap 15 m.
• Pemasangan pembesian pada dinding sama dengan pemasangan besi
pada kolom.
• Besi yang horizontal diikat pada besi yang vertikal.
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN UTAMA

Metode Pelaksanaan untuk pekerjaan pembesian pada :

1. Pondasi
2. Pile Cap
3. Tee Beam Metode Pelaksanaan
4. Kolom Pekerjan Konstruksi Gedung
5. Balok
6. Plat Lantai
17

PABRIKASI PEMBESIAN

Bahan Alat Tenaga Kerja

Besi Beton Bar Cutter Pekerja

Kawat Beton Bar Bender Tk. Besi

Tang Besi Kpl. Tk

Meteran Mandor
2. Pemasangan Tulangan

Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke lapangan untuk dipasang pada posisi
sesuai denah gambar pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :
a. Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan dilakukan sebelum baja tulangan tersebut dipasang.
18 b. Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur maupun tulangan geser diatur sesuai gambar.
c. Sengkang dipasang secara manual. Penyambungan sengkang pada tulangan utama dengan menggunakan kawat
bendrat.
d. Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran sambungan lewatan dan panjang penjangkaran.
e. Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang beton decking sebagai acuan selimut beton yang akan dicor.
f. Setelah pekerjaan lantai kerja selesai dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan pembesian pile cap
.

Langkah-langkah pembesian Beton Poer :

1. Menentukan daftar lengkungan bengkok besi, dimana digunakan besi D 22 mm, dengan jarak antar tulangan 150 mm sama
untuk semua Beton Poer tetapi berbeda untuk jumlah tulangan dan tinggi sesuai dengan gambar rencana.
2. Semua besi yang telah disediakan kemudian dibengkokkan sesuai dengan daftar diatas kemudian dirakit diluar lokasi sesuai
dengan gambar rencana. Digunakan kawat bendrat sebagai lekatan antar tulangan.
3. Tulangan yang telah jadi kemudian diangkat dan dipasang pada lokasi pile cap yang telah ditentukan.
4. Tulangan dilekatkan dengan tulangan luar pondasi tiang pancang yang telah dihancurkan betonnya dengan
menggunakan kawat bendrat sehingga tulangan tampak benar-benar kuat dan kokoh.
5. Besi tersebut dirangkai sebelum dimasukan ke dalam lubang galian yg telah dipasang bekisting batu bata.
6. Besi bagian atas dilepas beberapa potong, untuk memudahkan memasukkan besi kolom nantinya.
7. Rangkai besi memanjang dan besi sengkang kolom.
8. Pasang beton decking diatas lantai kerja.
9. Stel besi Poer, kemudian masukkan besi kolom (lengkap dengan besi sengkangnya) kedalam besi Poer dengan cara
melewati bagian atas besi Pile cap (pada tempat yang tidak dipasang besi di sebelah atas poer). Setelah besi kolom distel,
pasang kembali besi bagian atas poer untuk memperkuat besi kolom. Dilanjutkan dengan pemasangan beton decking
dengan cara mengikatkan pada besi kolom dengan kawat beton.
10. Pasang skor penyangga besi kolom, agar kedudukan besi tidak berubah selama proses pengecoran.
11. Check kembali as pile cap dan as kolom.
12. Siram dengan air, untuk membersihkan poer sebelum dicor.
2. Bekisting

Setelah pembesian Beton Poer selesai dilaksanakan maka tahap selanjutnya memasang bekisting untuk pile cap
19 dengan diikuti oleh bekisting tie beam. Bekisting dibuat dengan Pasang Bataco sesuai dengan gambar dan
spesfikasi teknis.

Adapun langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk pile cap adalah sebagai
berikut

Teknis pelaksanaan pekerjaan bekisting :

1. Siapkan Bahan, peralatan dan tenaga kerja.


2. Ajukan Request Pekerjaan & shop drawing kepada konsultan pengawas.
3. Tarik benang dalam dua arah untuk menentukan As pile cap.
4. Sebarkan pasir urug sebagai lapisan dasar pertama.
5. Siram pasir tersebut dengan air, dan padatkan dengan compactor.
6. Aplikasikan lantai kerja diatas pasir urug yang telah padat.
7. Pasang batako pada dengan spesi yang sesuai perencanaan pada sisi-sisi pile cap.
8. Rapikan spesi yang melebihi lebar batako.
9. Pasang batako lapisan berikutnya dengan memperhatikan pola susunan dibawahnya.
10. Tekan batako dengan tangan agar pasangan menyatu.
11. Cek kelurusan dan kedataran batako dengan waterpass.

Bahan Alat Tenaga Kerja

Batako Benang Pekerja / knek

Semen Ember Tukang batu

Sendok
Pasir pasang Kpl. Tk batu
semen
Mandor /
Cangkul
Pengawas

Keselamatan kerja :
 Pakai Sepatu bot
 Pakai Helm pelindung kepala
 Pakai Sarung Tangan
3. Pengecoran Pile Cap dan Tie Beam

Langkah-langkah tersebut antara lain:


20 1. Membersihkan lokasi pengecoran dari segala kotoran dan air yang menggenang dengan menggunakan pompa
air.
2. Membuat tanda / marking pada bekisting yang menunjukan batas berhentinya pengecoran baik pada bekisting
pile cap maupun bekisting
3. Cek penulangan dan beton decking.
4. Tuangkan beton Ready Mix kedalam cetakan.Untuk pekerjaan poer dengan beton integral, sebelum pengecoran
beton dicampur waterprofing dalam truk mixer.
5. Mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai dengan metode pelaksanaan.
6. Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan pile cap dan tie beam maka digunakan alat vibrator
untuk meratakanya serta ditekan dengan tekanan tinggi agar beton tersebut dapat memadat.
7. Padatkan beton dengan menggunakan vibrator dan jangan sampai menyentuh tulangan.
8. Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan pengecoran.
9. Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan permukaan beton dengan menggunakan alat
pertukangan manual / plester.
10. Setelah 12 jam lakukan curing beton pada poer dengan cara meletakkan karung goni basah pada bagian atas
1. pile cap.
karung goni basah pada bagian atas pile cap.

Bahan Alat Tenaga Kerja


Beton readymix K-300
Concrete Pump Pekerja

Molen, Vibrator Tk. Cor


Ember Cor Kpl. Tk
Ruskam Mandor

Keselamatan kerja :
- Pakai Sepatu bot
- Pakai Helm pelindung kepala
- Pakai Sarung Tangan

5/18/2022
2. Pekerjaan Beton Tee Beam
Tie Beam adalah balok yang terletak atau bertumpu pada permukaan tanah. Tie Beam biasanya digunakan untuk

21 menghubungkan antara Beton Poer yang satu dengan pile cap yang lainnya.

Tie beam berfungsi untuk menopang slab atau plat lantai yang berhubungan langsung dengan permukaan tanah
dan untuk meratakan gaya beban bangunan. Selain itu juga berfungsi sebagai balok penahan gaya reaksi tanah.

5/18/2022
Metoda Pelaksanaan pekerjaan Tie Beam sebagai berikut :

A. Pekerjaan Penulangan
22
1. Perakitan besi harus sesuai dengan denah dan spesifikasi pembesian dari gambar acuan yang diberikan pihak
direksi.
2. Sebelum pekerjaan pembesian dilakukan, area pemasangan tulangan harus dibersihkan dari sampah dan
tanah maupun material yang menghalangi.
3. Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan pokok untuk mempermudah pekerjaan.
4. Sengkang dipasang dengan jarak 150 mm sama untuk keseluruhan tulangan. .
5. Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan kawat bendrat agar jaraknya tidak berubah.
6. Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok harus dilakukan selang-seling dan penempatan
sambungan di tempat-tempat dengan tegangan maksimum sedapat mungkin dihindari.
7. Sambungan lewatan harus ada overlapping / tidak sejajar antara tulangan atas dengan tulangan bawah.
Dipasang beton decking padatulangan sloof tersebut yang berfungsi untuk membuat selimut pada beton
sehingga tidak ada tulangan yang tampak karena dapat menyebabkan tulangan berkarat. Tebal beton
decking yang dipasang harus disesuaikan dengan tebal selimut beton yang direncanakan.
METODA PELAKSANAAN

2. Beton readymix fc' 30 Mpa


Penggunaan beton pra-campur / ready-mix terutama digunakan untuk pengecoran jumlah besar yang biasanya
melayani proyek-proyek pada skala besar atau melayani proyek-proyek di perkotaan. Penggunaan beton pra-
campur mengeliminasi waktu mixing oleh kontraktor, karena beton tiba di lapangan dalam keadaan siap-tuang,
yang perlu mendapat fokus perhatian pada beton ini adalah kualitas beton dan penanganan di lapangan.

Ready Mix adalah istilah untuk beton yang telah di-blend dengan rangkaian bahan material terdiri dari pasir
dengan formulasi khusus. Pengolahan formulasi khusus dilakukan di Batching Plant hingga menjadi beton cor siap
pakai dan jadilah beton bermutu siap “disajikan” pada area proyek yang diinginkan.
Pengolahan ready mix berbeda dengan pembuatan beton cor yang biasa dilakukan oleh para pekerja bangunan
biasa, dalam memberikan takaran yang kadang disesuaikan dengan selera.
Pembuatan campuran ready mix dilakukan oleh para ahli khusus di bidang mixing, sehingga dapat menghasilkan
mutu beton yang berkualitas tinggi.

Pembuat adonan beton bermutu tinggi disebut mix design, perancang, formulator sekaligus penentu kekekuatan
beton yang dibuat. Dalam pencampuran material-material beton yaitu krikil, pasir dan semen juga biasa diberi zat
tambahan khusus yaitu admixture, Kegunaan beton ready mix dapat ditinjau dari beberapa aspek kegunaan
antara lain beton non struktural, beton struktural dan beton pratekan/prategang.

Pengertian Mutu Beton


• Merujuk pada Pengertian Ready Mix dan Mutu Beton merupakan klasifikasi kegunaan beton itu sendiri yang
terdiri dari beberapa karakteristik juga menyatakan kekuatan tekan luas bidang permukaan.

Mutu Beton dengan fc’


• Beton dengan mutu fc’ 30 menyatakan kekuatan tekan minimum adalah 30 MPa pada umur beton 28 hari,
dengan menggunakan silinder beton diameter 15 cm, tinggi 30 cm. Mengacu pada standar SNI 03-2847-2002
yang merujuk pada ACI (American Concrete Institute).
1 MPa = 10 kg/cm2

Mutu Beton dengan Karakteristik


• Beton dengan mutu K-350 menyatakan kekuatan tekan karakteristik minimum adalah 350 kg/cm2 pada umur
beton 28 hari, dengan menggunakan kubus beton ukuran 15x15x15 cm. Mengacu pada PBI 71 yang merujuk
pada standar eropa lama. Disini kita tidak bisa langsung mengatakan 30 MPa sama dengan K-350
4/18/2022
METODA PELAKSANAAN
Spesfikasi Teknis Mutu Beton Readymix
Berpedom pada beberapa pilihan dalam menentukan Spesfikasi Beton Readymix yang dipakai yakni :

1. Adhimix
2. Farika Beton
3. Cahaya Asia Beton.

Hal-hal untuk menentukan Suplayer dari beton readymix berpedoman dengan keberadaan Beaching Plan yang
terdekat dari lokasi proyek
METODA PELAKSANAAN

Perbandingan fc’ dan K

Dengan perbandingan kuat tekan benda uji :

Kubus 15x15x15 cm = 1,00


Kubus 20x20x20 cm = 0,95
Silinder 15×30 cm = 0,83

Contoh :
Mutu beton fc’ 30 MPa (benda uji silinder), mutu beton K berapa?
Apabila benda uji kubus 15x15x15 cm
Kuat tekan = 300 kg/cm2 : 0,83 = 361,44 kg/cm2 ~ K-350.
METODA PELAKSANAAN

Pembuatan Job Mix Design

Sebelum melakukan pekerjaan, kontraktor terlebih dahulu menunjukan semen usulan, agregat dan
campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian material dan campuran di laboratorium
berdasarkan kuat beton untuk umut 7 dan 28 hari, atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik, mulai dari pengujuian DMF
hingga persetujuan JMF.
Sebelum pekerjaan utama dilaksakan terlebih dahulu dilaksakan pengambilan sampel bahan dari quary
yang berada di lokasi setempat atau yang berdekatan dengan lokasi tersebut, diantanya: batu, pasir dan
bahan Timbunan Pilihan selanjutnya dibawa ke laboratorium job Mix Formula/Job Mix Design yang akan
dipakai sebagai acuan kerja dalam pelaksanaan proyek

Dalam melakukan kontrol kualitas beton ready-mix, hal yang penting adalah melakukan kontrol volume
semen pada mix-design sebab komponen semen merupakan komponen yang paling mahal dari komposisi
ready-mix.

Metoda Pengujian Slump Test

Pada pengecoran dengan volume besar, kemungkinan terjadi adanya kesalahan dalam keseragaman
mutu yang disebabkan karena kurang cermatnya operator instalasi berhubung banyaknya pengiriman di
berbagai tempat dengan mutu atau spesifikasi yang berbeda.

Dalam melakukan kontrol workabilitas beton sebelum dituang, maka prosedur berikut dapat dilakukan :
a. Pastikan bahwa beton telah tercampur secara merata di dalam truk mixer
b. Ambilah contoh bahan uji secukupnya
c. Lakukan uji slump pada contoh bahan uji tersebut
d. Bilamana hasilnya memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka muatan harus diterima. Tetapi
bila hasilnya diluar batas, ambil kembali contoh bahan uji dari truk yang sama untuk dilakukan test
slump lagi
e. Bila tidak memenuhi, maka beton harus ditolak

Berdasarkan PBI 1971, uji Slump adalah suatu uji empiris/metode yang digunakan untuk menentukan
konsistensi/kekakuan (dapat dikerjakan atau tidak) dari campuran beton segar (fresh concrete) untuk
menentukan tingkat workability nya. Bentuk Slump akan berbeda sesuai dengan kadar airnya.
METODA PELAKSANAAN

Gambar 1 : Collapse / runtuh


Keadaan ini disebabkan terlalu banyak air/basah sehingga campuran dalam cetakan runtuh
sempurna. Bisa juga karena merupakan campuran yang workabilitynya tinggi yang diperuntukkan
untuk lokasi pengecoran tertentu sehingga memudahkan pemadatan,

Gambar 2 : Shear
Pada keadaan ini bagian atas sebagian bertahan, sebagian runtuh sehingga berbentuk miring,
mungkin terjadi karena adukan belum rata tercampur.

Gambar 3 : True
Merupakan bentuk slump yang benar dan ideal.

Jika pada sat uji slump bentuk yang dihasilkan adalah collapse atau shear, maka tidak perlu
membuat campuran baru terburu-buru. Cukup ambil sample beton segar yang baru dan mengulang
pengujian.
METODA PELAKSANAAN
METODA PELAKSANAAN

Khusus Spesifikasi Beton siap pakai (Ready Mix) Indonesia diatur pada SNI 03-4433-1997. Untuk Fasa Beton Segar,
kelecakan beton harus dalam batas toleransi sebagai berikut :

1) Bila Slump Nominal ditentukan :


≤ 50 mm : toleransi +/- 15 mm.
50 – 100 mm : toleransi +/- 20 mm.
> 100 mm : toleransi +/- 40 mm.

2) Bila Slump Maksimum ditentukan :


> 75 mm : toleransi +0 mm s/d -65 mm.
≤ 75 mm : toleransi +0 mm s/d -40 mm

Pemeriksaan slump beton harus sesering mungkin dilakukan dengan tujuan mengontrol jumlah air dalam campuran.
Pengambilan sampel beton segar dilakukan saat truk berisi 15% - 85% beton segar di dalam agitator-nya. Jumlah beton
segar yang diambil ± 20 kg menggunakan ember atau alat tampung yang tidak menyerap air. Beton segar yang
diambil dari truck ready mix tidak langsung diuji slump, namun diaduk dulu secara merata di atas alas pelat baja yang
datar.

Pemenuhan mutu terhadap penetapan FAS (Faktor Air Semen atau w/c) maksimum boleh dinilai dari melalui hasil
pengujian kelecakan (nilai slump), asalkan tersedia data yang cukup meyakinkan mengenai hubungan FAS vs Nilai
Slump beton yang memakai bahan-bahan yang sama. Sangatlah penting bahwa jenis bahan-bahan yang dipakai dan
perbandingan susunan campuran untuk selalu dipertahankan sama. Bila penilaian dilakukan dengan cara ini, maka FAS
aktual < 105% FAS yang ditetapkan.

Jika suhu diperhitungkan, maka suhu beton segar pada waktu diserahkan kepada pembeli harus tidak boleh > suhu
maksimum yang ditetapkan + 2OC. Selain itu, berat isi (berat/m3 beton) yang dipadatkan tidak boleh < 95% nilai
maksimum atau juga tidak boleh > 105% nilai maksimum yang ditetapkan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan beton pra-campur di lapangan adalah sebagai berikut :
• Site yang dilalui dan tempat parkir truk mixer harus kuat dan mampu menahan muatan penuh dari truk pencampur
yang beratnya sekitar 24 ton, dan jelas bahwa jalanan ini harus lebih kuat daripada yang diperlukan untuk lalu lintas
biasa di lapangan. Sehingga akan lebih ekonomis untuk membuat jalan masuk yang memadai di awal pekerjaan,
daripada pekerjaan ”tambal sulam” permukaan tanah yang lemah. Disarankan untuk keadaan umum, memberi
perkerasan inti yang sangat padat setebal 200 mm atau yang ekuivalen
• Truk yang berjalan dekat sisi galian harus diperhatikan. Galian perlu ditopang dengan baik untuk mencegah
runtuhnya sisi galian akibat berat kendaraan.
METODA PELAKSANAAN

Metode Pengujian Kualitas Beton

Metode pengujian terhadap komponen yang diperiksa secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian
yaitudengan cara merusak (Destructive Test) dan tanpa merusak (Non Destructive Test). Kadang-kadang untuk
suatu kebutuhan pemeriksaan diperlukan penggunaan kedua metode tersebut untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.

1. Metode Pengujian dengan Cara Merusak (Destructive Test)

Bangunan yang diragukan kualitasnya, dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan antara lain: komposisi
bahan yang digunakan tidak memenuhi persyaratan, kualitas bahan baku yang rendah dan cara
pelaksanaan yang tidak memenuhi persyaratan ataupun akibat pengaruh perubahan alam

Pengujian dengan cara merusak dapat dilakukan dengan mengambil sebagian dari komponen struktur,
pengambilan sebagian dari komponen tentu dilakukan dengan cara merusak, seperti mencongkel,
memotong, mengebor, dan lain sebagainya.

Pengujian komposisi dan kualitas bahan baku yang digunakan dapat


dilakukan dengan cara uji urai mineral bahan yang terkandung didalam
bahan baku. Bagian yang diambil dari suatu komponen diuraikan
kembali komposisinya, sehingga dapat diperkirakan bagaimana
komposisi bahan yang dipakai dan jenis bahan apa saja yang
terkandung di dalamnya.

Pengujian ini terutama ditujukan pada campuran betonnya, apabila


Metode Pengujian Kualitas Beton
terjadi lendutan yang melebihi persyaratan, kemungkinan lain yang
menjadi penyebab adalah bahan besi beton yang digunakan bermutu
rendah. Untuk mengetahui kualitas tulangan yang dipakai, dapat
dilakukan dengan memotong sebagian dari besi yang ada di dalam
penampang lalu menguji kekuatan yang sebenarnya.

Perlu diperhatikan agar bagian yang dibongkar ataupun tulangan yang


diambil harus disambung dan dicor seperti semula. Pengujian beton inti
dari hasil pengeboran (Core-Drill) memberikan hasil yang lebih
memuaskan karena dapat mengetahui kekuatannya dari hasil
pemeriksaan di laboratorium. Dari benda uji ini dapat dilakukan uji tekan
Hasil Pengambilan Sample Beton atau tarik. Keuntungan lainnya dengan uji pengeboran ini yaitu dapat
dilanjutkan dengan pengujian lainnya seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya.
METODA PELAKSANAAN

Gambar 12.2: Pengambilan benda uji beton inti (kiri), Benda uji beton inti (tengah) dan pengujian kuat tekan (kanan)

Pada Gambar 12.2 ditunjukkan cara pengambilan beton inti hingga pengujiannya, dan pada Gambar 12.2
ditunjukkan mode keruntuhan dari hasil uji beton inti.

Dalam menghitung nilai kuat tekan juga harus memperhitungkan perbandingan tinggi dan diameter benda uji.
Selain itu, bila ditemukan adanya tulangan pada benda uji juga harus diberikan faktor koreksi.

Nilai kuat tekan dari pengujian beton inti adalah sebagai berikut :

Dimana : f’c = Kuat tekan geton inti, (MPa), F = diameter rata-rata benda uji, C0 = Faktor pengali arah benda
uji, C1= Faktor pengali yang berhubungan dengan rasio panjang sesudah diberi lapisan kapping dengan
diameter benda uji, C2 = Faktor pengali karena adanya kandungan tulangan dalam benda uji yang letaknya
tegak lurus terhadap sumbu tulangan, P = Beban maksimum (kg).

dimana : d = diameter tulangan (mm), h = jarak terpendek antara sumbu tulangan dengan ujung benda uji
(mm), l = panjang benda uji sebelum diberi lapisan kapping, l’ = panjang benda uji setelah diberi lapisan kapping
METODA PELAKSANAAN

2. Metode Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Test)

Pengujian tanpa merusak dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan data yang perlu
untuk diketahui. Beberapa jenis pengujian diantaranya adalah sebagai berikut :

• Pengujian kuat tekan dengan palu beton (Rebound Hammer Test)


• Pengujian kepadatan serta kedalaman retakan dengan Ultrasonic Pulse Velocity Test (UPV).
• Pengukuran tulangan terpasang pada komponen beton dengan (Rebar Scanner).
• Pengujian pembebanan pada struktur bangunan atau disebut juga dengan (Loading Test).
• Pengujian korosi tulangan baja di dalam beton dengan (Corrossion Analysing).
• Pengujian kekerasan baja dengan (Brinnel Hardness Test).
• Pengujian ketebalan lapisan cat dengan (Coating Thickness Meter).
• Pull Out Test adalah metode yang digunakan untuk mengukur besarnya gaya maksimum yang
dibutuhkan untuk mencabut logam/besi yang ditanam ke dalam suatu beton.
• Geo Penetrating Radar (GPR) merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi pondasi suatu
bangunan dengan tingkat kedalaman tertentu.
• Concrete Resistivity Test untuk mengukur ketahanan listrik pada beton..
• Pengujian Dinamis (Dynamic Test)
• Pengujian Statis (Static Test)
Semua metode pengujian kualitas beton yang telah diterangkan di atas mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing – masing, penentuannya tergantung dari kebutuhan yang ada di lapangan saat survey awal, atau bisa
juga rekomendasi dari hasil konsultasi terhadap struktur bangunan yang bermasalah. Pada akhirnya pekerjaan
Audit Struktur Bangunan ini amat diperlukan demi menjaga bangunan itu sendiri agar tetap kokoh dan aman.
3. Pekerjaan Bekisting Tee beam

1. Menyiapkan Papan Bekisting untuk pekerjaan Tie Beam.


23 2. Menyiapkan sepatu kolom. Fungsinya agar bekisting tepat berada pada titik koordinatnya sesuai dengan gambar
perencanaan.
3. Kemudian melakukan pemasangan bekisting Tie. Jangan lupa beton decking atau tahu beton penyangga besi
tulangan. Tujuan beton decking ini untuk menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah selama proses
pengecoran.
4. Memasang sabuk Tie Beam pada bekisting kolom untuk memperkuat. Ukuran Tie Beam yang digunakan relative
sesuai dengan Soft Drawing. Untuk mengunci Tie Beam tersebut harus menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat
sendiri atau membeli jadi.
5. Memasang pipa support Untuk menjaga horizontal dari Tie Beam terhadap kolom. Untuk mendapatkan Tie Beam
struktur yang sempurna, bekisting tidak boleh miring ataupun goyang saat pengecoran Oleh karena itu
pemasangan pipa support dinilai sangat penting.
6. Setelah kompenen bekisting dan celah bekisting dirapatkan dan mendapatkan persetujuan dari direksi, maka
dilakukanlah pengecoran beton sesuai dengan jenis beton yang diinginkan.

5/18/2022
Pasang Angk

C. Pekerjaan Pengecoran

24 1. Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu membuat Job Mix Formula untuk menentukan
komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang
diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas
lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan struktur menggunakan mutu beton sesuai dengan
RKS dan Spesfikasi Teknis.
2. Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang dinyatakan
dalam permohonan pelaksanaan kerja.
3. Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan acuan diperiksa
benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya. Pasang sparing pipa-pipa mekanikal
dan elektrikal yang melintas area pengecoran.
4. Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
5. Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton diratakan dan
dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada sarang tawon.
6. Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.
7. Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan pile cap dan tie beam maka digunakan alat
vibrator untuk meratakanya serta ditekan dengan tekanan tinggi agar beton tersebut dapat memadat.
8. Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan pengecoran.
9. Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan permukaan beton dengan menggunakan
alat pertukangan manual / plester.

5/18/2022
25
2. Pekerjaan Beton Lantai Dasar ( Ground Floor )

Langkah-langkah tersebut antara lain:

1. Setelah urugan pasir bawah lantai dipadatkan dengan baby roller atau stamper, maka lakukan pengecoran lantai
kerja setebal 5 cm ( sesuai gambar ).
2. Adukan lantai kerja 1 : 3 : 5 , dengan memakai mixer ( beton molen )
3. Menggelar tulang wire mesh M8 sesuai gambar.
4. Tulangan Wire Mesh penyambungan sesuai dengan spesifikasi teknis dari pabrikan ( gambar terlampir )
5. Pengecoran Lantai Mutu Beton sesuai dengan RKS dan Spesfikasi Teknis dengan pompa concrete pump.
6. Ketebalan Cor Lantai 10 cm sesuai dengan Gambar
7. Metoda pelaksanaan sesuai dengan gambar terlampir
8. Mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai dengan metode pelaksanaan.
9. Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan wire mesh, maka digunakan alat vibrator untuk
meratakanya serta ditekan dengan tekanan tinggi agar beton tersebut dapat memadat.
10. Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan pengecoran.
11. Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan permukaan beton dengan menggunakan alat
pertukangan manual / plester

Penyambungan
tulanagn Wire mesh

5/18/202
2
26

Pengecoran Lantai Dasar

Ilustrasi Pekerjaan Lantai Dasar

5/18/2022
METODA PELAKSANAAN
7. PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

1. PAMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN


Cara pemasangan rangka atap baja ringan yang baik adalah dimulai dari perencanaannya , karena
pelaksanaan yang baik tanpa dilakukan perencanaan struktur baja ringan yang benar bisa jadi menyebabkan
kerobohan akibat pemelihan bentuk dan ukuran profil baja yang dibawah batas minimal kebutuhan untuk menahan
beban bangunan yang mempengaruhi rangka atap tersebut. Untuk memudahkan perhitungan dapat digunakan
software atap baja ringan yang sudah dapat dipastikan benar dan dapat digunakan untuk merencanakan rangka
atap, Pemasangan rangka atap baja ringan harus dilakukan oleh tukang bangunan yang benar-benar ahli untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapatkan kulaitas pekerjaan yang baik dan kuat, pengecekan sambungan
harus selalu dilakukan untuk memastika seluruh bagian atap dapat berdiri dengan kokoh. pemasangan penutup atap
dapat dilakukan setelah seluruh bagian rangka atap baja ringan sudah terpasang dengan benar dan sudah dilakukan
kontrol pemasangan sehingga struktur bekerja dengan benar sesuai dengan perencanaan sebelumnya, berikut ini
urutan pemasangan baja ringan.
1. Pencarian dan pembuatan data-data yang akan digunakan sebagai bahan perencanaan struktur baja
ringan seperti tabel profil baja ringan yang berisi bentuk dan berat baja ringan per m, pembuatan data
geometri struktur seperti rencana bentuk bangunan dan ukuranya.
2. Perencanaan struktur rangka atap yang menghasilkan bentuk dan ukuran baja yang kuat untuk
digunakan sebagai dudukan finishing penutup atap.
3. Pembuatan gambar rangka atap baja ringan disertai dengan posisi sambungan dan keterangan
penggunaan bahan pada setiap bagian rangka atap.
4. Langkah berikutnya yaitu pabrikasi dengan cara membuat potongan masing-masing bagian rangka atap
sesuai dengan gambar yang sudah dibuat sebelumnya, pabrikasi dapat dilakukan di pabrik produsen
penjual baja ringan atau bisa juga dibuat dilokasi proyek pembangunan.

109
110
111
5. Setelah struktur rangka atap baja ringan dibuat dengan bentuk sesuai dengan perencanaan maka
langkah selanjutnya adalah pekerjaan pengukuran untuk menentukan titik-titik lokasi pemasangan sesuai
dengan gambar rangka atap baja ringan.
6. Sampai disini pemasangan sudah dapat dilakukan dimulai dari bagian struktur utama seperti kuda-kuda
kemudian dilanjutkan dengan struktur penguat.
7. Pemasangan sambungan harus benar dan selalu dikontrol apakah sudah baik untuk menghindari
keruntuhan atap.
8. Pemasangan penutup atap dapat dilakukan setelah seluruh bagian atap struktur rangka atap baja ringan
terpasang penuh dan sudah dikontrol kebenaran pemasanganya.
9. Cara pemasangan rangka atap baja ringan sUdah selesai dan ditutup dengan pemasangan atap.

Pemasangan kuda-kuda harus mengikuti beberapa langkah kerja sebagai berikut:

Langkah 1: Persiapan kerja


1. Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda- kuda, dan tidak diperkenankan menggunakan
gambar draft sebagai panduan.
2. Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja, dan memperhatikan petunjuk
tentang persyaratan melakukan pekerjaan di atas ketinggian (lihat bagian keselamatan kerja).
3. Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain: bor dan hexagonal
socket,meteran, selang air (waterpass), alat penyiku, mesin pemotong, gergaji besi, palu, dan sebagainya.

Langkah-langkah 2. : Leveling dan marking


1) Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku, dengan menggunakan
selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu

112
i.
2) Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan dan tersambung
secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di bawahnya.
3) Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar rencana atap.
4) Mengukur jarak antar kuda-kuda

Langkah 3: Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda

113
1. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak meng akibatkan kerusakan pada rangkaian kuda-kuda
yang telah selesai dirakit .

1)

2. Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri kuda-kuda dapat ditentukan
dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda, dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di
sebelah kiri pekerja disebut sisi kiri, sedangkan yang berada di sebelah kanannya adalah sisi kanan.
3. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus
dengan ringbalok menggunakan benang dan lot (unting-unting)
4. Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan 4 buah screw 12 – 14 x 20 HEX.
5. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan menambahkan balok penopang
sementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
6. Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda, sesuai dengan posisinya dalam
gambar kerja.
7. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2 meter).
8. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan memastikan garis nok memiliki ketinggian
yang sama (datar).
9. Memasang Nok
10. Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin. Bracing
dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.

114
11. Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss,
jurai dan rafter.
12. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap yang digunakan. Setiap
pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw ukuran 10-16×16 sebanyak 2 (dua) buah.
13. Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpu ringbalk). Pada atap jenis
pelana, outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda- kuda terluar,
dan jarak antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang
terdekat.
14. Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling battens adalah 120 cm. Komponen ini
dipasang pada permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw.
15. Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri bantalan bracket yang diikat memakai 2 (dua) buah
dynabolt. Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan
memanjang ceilling battens sebaiknya tepat diatas bottom chord.
16. Setiap sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom chord harus di-screw. Ceiling
battens
selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan penggantungny Pemasangan ceiling battens
Sambungan ceilling battens atau top span overlap sepanjang 40 cm dengan perkuatan 4 buah screw.

Pemasangan penutup atap.

1. Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran nok maupun sisi atap, dan
memastikan support overhang terpasang dengan benar .
2. Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas jurai dan rafter,
3. Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan, kemudian dilanjutkan dengan
pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10 – 16 x 16 HEX.
4. Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah ke atas. Pemasangan penutup atap harus lurus dan
rapi agar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok – belok

115
Inspeksi Akhir
Karat dapat disebabkan oleh penempelan kotoran (serpihan- serpihan akibat proses pemotongan baja ringan)
atau penggunaan bahan logam lain pada struktur baja ringan, seperti:

pengikatan dengan kawat bendrat, pemasangan sekrup yang tidak standar, atau karena goresan benda tajam.

Jika terjadi korosi pada suatu logam yang menempel pada baja ringan, maka resiko penjalaran korosi sangat
besar
Oleh karena itu harus dilakukan inspeksi akhir untuk memastikan tidak ada kotoran maupun logam-logam lain
yang masih menempel ataupun berada di sekitar struktur baja ringan

1.Rangka Atap yg akan dibuat komplit

116
117
2.Pabrikasi Rangka Atap Baja Ringan
3.Rangka Kuda Kuda terlebih dahulu di rangkai dibawah
b. Sistem sambungan atas Baja Ringan ( Top Chord)

c. Tumpuan Baja Ringan pada Dinding / Ring balok (Pitching Point )

e.Mendudukan Baja Ringan pada Ring Balok Memakai Bracket

118
2. PEMASANGAN ATAP GENTENG METAL

Genteng metal adalah genteng yang terbuat dari bahan metal Zincalume yang ringan namun kuat dan tidak membebani konstruksi
bangunan.

Keunggulan dari Genteng Metal :


 Kerangka atap apa saja bisa dikombinasikan dengan jenis ini genteng ini.
 Ringan, sehingga pemasangannya mudah dan menghemat waktu.
 Ekonomis, dari sisi harga lebih murah dibandingkan dengan genteng beton.

119
Kelemahan dari Genteng Metal :
 Lebih berisik bila turun hujan dibanding dengan Genteng jenis lain, dikarenakan jenis genting ini terbuat dari metal yang ketebalannya
tidak lebih dari 4 mm.
 Suhu udara rumah yang memakai genteng Metal lebih panas dibanding dengan jenis genteng lain.
 Bila anda memilih genteng metal yang baik untuk bangunan anda maka perlu diperhatikan pemasangannya agar hasilnya lebih
maksimal.
Cara pemasangan genteng metal
Pemasangan genteng metal yang harus diperhatikan adalah bagian atas dan bawah genteng tidak bisa terbalik dalam pemasangannya
sebab ada SOK nya. Sehingga pemasangan lembaran pada sayap kanan dengan pemasangan lembaran pada sayap kiri atap

120
Cara Pemasangan Paku
Cara pemotongan genteng metal :
Pemotongan Hanya dapat dilakukan dengan memakai gunting besi yang dipotong hanya bisa dilakukan untuk bagian atas genteng dimana
gording terpasang nantinya

Cara pemasangan NOK genteng metal:


Sudut Kemiringan atap genteng metal yang ideal adalah : 20 – 30 Derajat, pengikatnya adalah dengan paku Ulit tepat diatas sayap nok
bagian samping.
mudah-mudahan tips dalam memasang genteng metal dapat bermaanfaat bagi anda.

121
METODE PELAKSANAAN
PEMASANGAN GENTENG METAL

A. UMUM :

1. DALAM HAL PENGGUNAAN KASO DAN RENG PEMASANGAN GENTENG METAL “


RAINBOW ” TIDAK BERBEDA DARI PEMASANGAN GENTENG LAINNYA.
2. PERBEDAAN PRINSIP ADALAH PEMASANGAN GENTENG DI-MULAI DARI ATAS
KEARAH BAWAH.
3. PERAKITAN ANTARA GENTENG YANG SATU DENGAN LA-INNYA MENGGUNAKAN
PAKU ANTI KARAT.
4. MENGIKUTI BENTUK ATAP DENGAN MUDAH KARENA TER-BUAT DARI GALVANIL
CAMPURAN ALUMINIUM YANG FLEXIBEL.
5. WALAUPUN TERBUAT DARI METAL TETAPI SANGAT RINGAN, YAITU 1/6 BERAT
GENTENG BETON ± 7 KG / M² SEHINGGA DAPAT DIPASANG DENGAN SUDUT
12° SAMPAI DENGAN 90°.
B. PERHITUNGAN JARAK RENG :

1. JIKA ATAP DIAKHIRI LISTPLANK KAYU, MAKA PERHITUNGAN RENG


DIMULAI DARI BAWAH DENGAN OVERLACK YANG DIINGINKAN (
DISARANKAN 7 CM ) SEHINGGA JARAK RENG PERTAMA DARI
LISTPLANK ADALAH 36.5 - 7 = 29.5 CM.
2. JIKA AKHIR ATAP DIAKHIRI DENGAN TALANG DATAR, MAKA
PERHITUNGAN RENG DIMULAI DARI ATAS.

C. PELAKSANAAN :

1. PEMASANGAN GENTENG DIMULAI DARI ATAS AGAR JARAK GENTENG


TETAP PADA POSISINYA.
2. PEMAKUAN GENTENG PERTAMA PADA LEKUKAN ATAS , UNTUK
YANG KEDUA DAN SELANJUTNYA PADA PERTEMUAN ATAU
SAMBUNGAN 4 BUAH GENTENG.
3. LAKUKAN PEMASANGAN WALL FLASHING.
4. KEMUDIAN LAKUKAN PEMASANGAN NOK ATAS PERSEGI.
B.1. ATAP DIAKHIRI LISTPLANK KAYU

sehingga Jarak
Lisplank dengan Reng
pertama adalah 36.5 Overlack
cm - 7 cm = 29.5 cm disarankan
7 cm
B.2. ATAP DIAKHIRI TALANG DATAR
C.1. PEMASANGAN GENTENG DARI ATAS
C.2. PEMAKUAN GENTENG
C.3. WALL FLASHING
C.4. PEMASANGAN NOK ATAS
METODE KERJA

PEKERJAAN PILECAPE DAN SLOOF

1 2

Pembobokan Tiang Pancang Sisakan ±10 cm dr Bottom galian

3 4

Pemasangan bekisting Pondasi dan sloof Urugan Pasir dan Lantai Kerja
METODE KERJA

PEKERJAAN PILECAPE DAN SLOOF


5 6

Pembesian Pilecap Bawah Pembesian Sloof

7 8

Pembesian Pilecap Atas Pengecoran dengan talang dan


pemadatan memakai vibrator
METODE KERJA

PEKERJAAN PILECAPE DAN SLOOF

9 10
METODE KERJA

PEKERJAAN PILECAPE DAN SLOOF

1. Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur beton tiap bagian.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : readymix, besi beton, kawat beton, semen PC, pasir,
multiplek, paku, minyak bekesting, balok, kaso, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete pump, vibrator, kompresor, cutting well,
theodolith, waterpass, meteran, gergaji, schafolding, raskam, jidar, benang, selang air, dll.

2. Pengukuran
Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan theodolith
melakukan pengukuran dan marking area untuk titik
penempatan, ukuran (dimensi) serta leveling dari
Footplat, sloof, kolom, balok, plat lantai, tangga dan
dinding penahan tanah.
Pekerjaan pengukuran dan marking area dikerjakan
secara berurutan mengikuti alur pekerjaan struktur beton
yang akan dikerjakan.
METODE KERJA

PEKERJAAN PILECAPE DAN SLOOF

3. Fabrikasi besi tulangan


Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang cukup luas untuk menaruh,
memotong besi beton dan membengkoknya sehingga sesuai dengan gambar yang telah
disetujui.
Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan dengan
gambar kerja dan RKS.
Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja.
Rangkai besi beton dengan menggunakan kawat beton.
Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya tidak
membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.
METODE KERJA

PEKERJAAN PILECAPE DAN SLOOF


METODE KERJA

PEKERJAAN LANTAI KERJA

Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan
lantai kerja.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split
dan air.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer,
meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok
semen, raskam, benang, selang air, dll.

Pengukuran
Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melakukan pengukuran dengan theodolith untuk
menentukan leveling lantai kerja.
Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
METODE KERJA

PEKERJAAN LANTAI KERJA


Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja
Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl atau B-0.
Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir dengan
ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan
ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan jarak per 1 m untuk leveling
lantai kerja.
Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok adukan/raskam
sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan benang dari patok level
satu dengan yang lainnya.
METODE KERJA

PEKERJAAN LANTAI KERJA


PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
PEKERJAAN PERSIAPAN STRUKTUR
PEKERJAAN PENDAHULUAN

Pekerjaan struktur gedung bertingkat merupakan pekerjaan yang memerlukan perencanaan metode pelaksanaan yang lebih detail. Pekerjaan ini
menentukan lintasan kritis yang terjadi karena bentuknya yang bertingkat. Sehingga diperlukan perencanaan konsep metode, zoning dan arah pekerjaan
yang tepat. Dalam bagian metode struktur akan disampaikan secara rinci mengenai konsep metode, zoning dan arah pekerjaan yang digunakan hingga
sequence pekerjaannya.
Pekerjaan struktur dapat dikelompokkan berdasarkan material, elemen strukturnya maupun posisinya terhadap elevasi tanah. Pengelompokan pekerjaan
struktur berdasarkan materialnya adalah :
• Pekerjaan Pembesian
• Pekerjaan Pengecoran (beton)
• Pekerjaan Bekisting
Perencanaan metode pelaksanaan pekerjaan struktur didasarkan atas design, situasi dan kondisi proyek serta site yang ada dalam penjelasan bagian
sebelumnya (data-data proyek). Data-data tersebut merupakan data yang mempengaruhi dalam menentukan dan merencanakan metode pelaksanaan
gedung.
Zoning struktur yang tepat akan membantu kelancaran pelaksanaan dan flow pengadaan sumber daya yang terkait yaitu bekisting, besi tulangan dan
beton ready mix. Dalam perencanaan zoning pekerjaan struktur ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
• Kapasitas pengecoran harian rata-rata suatu daerah
• Volume material beton, besi dan bekisting serta flow pengadaannya
• Lahan yang tersedia untuk stok material
• Ketersediaan tenaga kerja dan siklusnya.
• Kondisi peralatan yang ada dan tingkat kesibukannya,dll
Pelaksanaan pekerjaan terdiri dari pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, dan pekerjaan struktur. Pekerjaan struktur sendiri terbagi atas dua berdasarkan
letaknya terhadap tanah yaitu substructure dan upperstructure. Pekerjaan substructure pada dasarnya adalah pekerjaan struktur yang berada di bawah
level permukaan tanah. Pekerjaan ini menuntut perhatian lebih pada batasan tanah dan air yang ada. Sedangkan pekerjaan upperstructure menuntut
perhatian pada siklus pekerjaan yang tipikal dan bekerja pada ketinggian yang cukup tinggi.
TAHAPAN AWAL PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pengadaan material besi

Mobilisasi material besi Stock material besi Penyimpanan material besi

2. Pabrikasi pembesian

Pemotongan besi Pembengkokan besi Pabrikasi pembesian Stock Precast pembesian


3. Pabrikasi Bekisting

Pabrikasi bekisting kolom


Pabrikasi bekisting kolom Pabrikasi bekisting Cor e wall dan Shear Wall

4. Persiapan Pengecoran (Peralatan)

Waterpas /Theodolit Compresor Conctere Vibrator


Slump Test Kubus Beton Selang Tremie

Truck Mixer Batching Plant


Concrete Pump Mobile Concrete Pump Portable Bucket Cor
Pekerjaan Struktur Atas Meliputi :
• Core Wall
• Kolom
• Balok
• Plat Lantai
• Tangga

Pekerjaan upperstructure merupakan pekerjaan struktur pada elemen-elemen struktur yang berada di atas
permukaan tanah.
Pekerjaan upperstructure merupakan pekerjaan yang sebagian besar adalah pekerjaan berulang / typical. Untuk
itu pada upperstructure hal yang perlu diperhatikan adalah sequence atau pola pergerakan pekerjaan termasuk
materialnya. Hal ini bertujuan untuk mencapai irama pekerjaan yang cepat dan stabil sehingga dapat mencapai
target waktu pelaksanaan.
Untuk mencapai sequence dan pola irama pekerjaan yang diinginkan perlu diperhitungkan kebutuhan material
dan tenaga kerja yang sesuai. Pengaturan material dan tenaga kerja ini menjadi kunci efisiensi pekerjaan dan
ketepatan prediksi waktu pelaksanaan.
 PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM

URAIAN METODE PEKERJAAN KOLOM FLOWCHART PEKERJAAN KOLOM


Tenaga yang dibutuhkan :
MULAI
Jumlah tenaga kerja/group
1. Tenaga pembesian
2. Tenaga Bekisting Pekerjaan Fabrikasi Pekerjaan Marking As Pekerjaan Fabrikasi
3. Tenaga cor Bekisting Kolom Kolom & Sepatu Kolom Pembesian Kolom

Alat yang digunakan : Pemasangan


Penulangan Kolom +
1. Bar bending Beton Deking
2. Bar cutter Perbaiki

3. Concrete mixer truck Pekerjaan


Pemasangan Chek Tidak

4. Concrete vibrator Sepatu Kolom

5. Compressor Ya

6. Tower Crane & mobilcrane Pekerjaan Pemasangan


Bekisting Kolom
7. Bucket Cor
Perbaiki
8. Selang tremi
Tidak
9. Schafolding Chek

10. dan alat bantu lainnya Ya

Pengendalian Resiko Terhadap K3 Untuk Pekerjaan Kolom : Pemberian Calbond


Pada Plat Beton Dasar
Kolom
Identifikasi Jenis Bahaya Dan Resiko K3
• Terjatuh dari lantai atas ( luka berat ) Pekerjaan Cor beton
• Tertabrak truck mixer atau concrete pump ( luka berat ) Kolom

• Tertimpa atau terbentur alat berat ( Luka Ringan )


• Terciprat beton panas ketika pengecoran ( Luka Ringan ) Pekerjaan Curing Beton
• Tergores atau tertancap besi tulangan ( Luka Ringan ) Kolom

Pengendalian Resiko K3 : Pekerjaan Bongkar


• Membuat Safety Line Area bekisting Kolom

• Membuat Pagar pengaman


• Memakai alat pelindung diri lengkap
SELESAI
• Penempatan tenaga K3
KESELARASAN DENGAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM

Pekerjaan Kolom yang akan dilaksanakan Di dahului oleh:


• Pekerjaan Pilecap & Tie Beam
• Pekerjaan Pelat Lantai
Pekerjaan Kolom yang telah dilakukan dilanjutkan dengan :
• Pekerjaan Balok
• Pekerjaan Plat lantai selanjutnya

KETERKAITAN PEKERJAAN KOLOM DENGAN KELOMPOK PEKERJAAN LAINNYA

Pekerjaan Kolom yang akan dilaksanakan terkait dengan :


• Pekerjaan Balok
• Pekerjaan Plat Lantai
RENCANA ANTISIPASI KEGAGALAN/TERTUNDANYA PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM

Kegagalan Pelaksanaan
• Pekerjaan pengecoran kolom yang kurang cermat, dalam hal ini ready mix dijatuhkan dari jarak yang cukup tinggi
(mengalami segresi)
• Penusukan pada beton cair yang kurang merata sehingga sedikit mengalami keropos
• Mutu Beton yang tidak sesuai spesifikasi teknis

Solusi
• Pengawasan dan prosedur pekerjaan beton dan baja sesuai ketentuan yang berlaku untuk menghasilkan mutu
dan bentuk sesuai gambar kerja dan spesifikasi teknis.
• Selalu dilakukan Test, monitoring dan pengawasan produksi saat di lokasi batching plant dan setelah sampai di
site.
• Pekerjaan selalu dimonitoring oleh tenaga ahli (termasuk QC / Quality Control)

IDENTIFIKASI BAGIAN KRITIS PEKERJAAN KOLOM


Identifikasi Jalur Kritis Pekerjaan Kolom adalah :
 Persediaan Jumlah Bekisting yang akan digunakan untuk kolom
 Pekerjaan Siklus pengecoran beton per lantai
 Pekerjaan fabrikasi pembesian kolom
METODE MONITORING KUALITAS PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM

Hasil pengecoran plat & balok :


Pemasangan bekisting kolom lurus
1. Hasil cor tidak ngeplin
Ceklis vertikaliti kolom
2. Hasil cor tidak keropos
3. Hasil cor tidak geripis
4. Dimensi kolom sesuai dengan shop
drawing

Hasil Cor Kolom yang Baik


Fabrikasi Bekisting Kolom :
1. Siapkan area kerja yangrata
2. Tempatkan balok yang lurus untuk dudukan columnwale
3. Posisikan column wale sesuai jarak yangditentukan
4. Pasang pipa hollow pada column wale dengan menggunakan hookstrap
5. Potong Tago Film sesuaiukuran
6. Pasangan Tago Film di atas hollow dengan menggunakanscrew
7. Check ukuran column yang sudah dipabrikasi dan kesikuannya (90o)
8. Lapisi Tago Film dengan form oil sebelumdipasang

Pabrikasi bekisting kolom

Pabrikasi bekisting kolom


Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Struktur

1. Penentuan As Kolom (Pemberian Mаkkіnɡ) 2. Marking sepatu kolom sebagai tempat batas bekisting
dan pasang sepatu kolom
3. Pasang besi kolom ke dalam stek besi yang sudah ada atau disiapkan 5. Pasang bekisting kolom ,tempatkan sesuai dengan marking yang ada

4. Kencangkan besi kolom dan stek besi dengan menggunakan sengkang 6. Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.

Penulangan kolom dikerjakan secara prefabrikasi di workshop dan dibawa


menggunakan Tower Crane ke lokasi kolom yang direncanakan. Selanjutnya disambung
dengan stek kolom dengan overlap di sesuaikan dengan spesifikasi atau dapat
diamankan pada posisi 40 D.
7. Pekerjaan pengecoran dengan menggunakan bucket dan dihubungkan 9. Hasil pengengecoran kolom
dengan pipa tremie, lakukan pemadatan dengan vibrator.

10. Lakukan curing kolom dengan menyemprotkan curing compound


pada badan kolom
8. Pembongkaran bekisting kolom setelah 8 jam
Bekisting untuk bagian struktur dan pekerjaan lainnya yang memikul beban struktur
harus dibiarkan untuk sekurang-kurangnya sampai beton mencapai kekuatan yang
dipersyaratkan seperti yang disebutkan dibawah ini, atau seperti yang diperintahkan
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
ILUSTRASI PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM

1 3

Pengecoran Kolom
Install Pembesian Kolom

2 4

Bongkar Bekisting Kolom


Install Bekisting Kolom
 PEKERJAAN STRUKTUR BALOK DAN PLAT

Pekerjaan balok dan plat lantai dengan cara konvensional dilakukan setelah pekerjaan kolom struktur berdiri dengan luasan tertentu,
dalam luasan lantai yang luas pekerjaan balok dan plat lantai boleh di batasi/stopcor dengan ketentuan kaidah struktur perilaku dari
momen.

Sebelum memulai pekerjaan ,Kontraktor akan memberitahukan kepada Konsultan pengawas / Direksi untuk pemeriksaan awal dan
ijin pelaksanaan pekerjaan .
Pada pekerjaan balok dan plat lantai dipergunakan Metode Zoning Area dimana setiap Zoning Area diperhitungkan terhadap
volumenya , yaitu produktivitas terhadap :
1. Bekisting
2. Pembesian / Penulangan
3. Pengecoran Beton
Selain itu untuk menentukan produktivitas setiap Zoning Area harus memperhatikan luasan dan volume setiap lantai yang akan
dikerjakan.

PEKERJAAN STRUKTUR BALOK DAN PLAT LANTAI MELIPUTI :


• Pekerjaan Pembesian
• Pekerjaan Bekisting
• Pekerjaan Pengecoran
• Pekerjaan Pengecoran Menggunakan Concrete Pump
• Pemadatan Menggunakan Concrete Vibrator
• Pemberhentian stopcor pada ¼ bentang
KESELARASAN DENGAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN PLAT LANTAI DAN BALOK
Pekerjaan Plat lantai & Balok yang akan dilaksanakan Di dahului oleh:
• Pekerjaan Kolom

Pekerjaan Plat lantai & Balok yang telah dilakukan dilanjutkan dengan :
• Pekerjaan Pemasangan Dinding
• Pekerjaan Expose acian balok dan kolom
KETERKAITAN PEKERJAAN PLAT LANTAI DAN BALOK DENGAN KELOMPOK PEKERJAAN LAINNYA
Pekerjaan Plat lantai yang akan dilaksanakan terkait dengan :
• Pekerjaan Finishing Arsitektur
• Pekerjaan Pembongkaran perancah

RENCANA ANTISIPASI KEGAGALAN/TERTUNDANYA PELAKSANAAN PEKERJAAN PLAT LANTAI DAN BALOK


Kegagalan Pelaksanaan
• Pekerjaan pengecoran plat lantai dan balok yang kurang cermat, dalam hal ini redy mix dijatuhkan dari jarak yang cukup tinggi
(mengalami segresi)
• Penusukan pada beton cair yang kurang merata sehingga sedikit mengalami keropos
• Mutu Beton yang tidak sesuai spesifikasi teknis
Solusi
• Pengawasan dan prosedur pekerjaan beton sesuai ketentuan yang berlaku untuk menghasilkan mutu dan betuk sesuai gambar
kerja dan spesifikasi teknis.
• Selalu dilakukan Test, monitoring dan pengawasan produksi saat di lokasi batching plant dan setelah sampai di site.
• Pekerjaan selalu dimonitoring oleh tenaga ahli (termasuk QC / Quality Control)
IDENTIFIKASI BAGIAN KRITIS PEKERJAAN PLAT LANTAI DAN BALOK
Identifikasi Jalur Kritis Pekerjaan Palt lantai Dan Balok adalah :
 Persediaan Jumlah Bekisting yang akan digunakan untuk Plat Lantai
 Pekerjaan Siklus pengecoran beton per lantai
 Pekerjaan fabrikasi pembesian

METODE MONITORING KUALITAS PEKERJAAN PLAT LANTAI DAN BALOK

Keterangan:

• Rata (tidak plint)


• Elevasi pelat rata
• Sambungan antar
panel rapi
• Warnanya seragam
• Area kerj rapi dan
bersih
URAIAN METODE PEKERJAAN BALOK DAN PLAT

Tenaga yang dibutuhkan : Pengendalian Resiko Terhadap K3 Untuk Pekerjaan


Jumlah tenaga kerja/group Balok Dan Plat:
1. Tenaga pembesian
2. Tenaga Bekisting Identifikasi Jenis Bahaya Dan Resiko K3
3. Tenaga cor • Terjatuh atau terpleset dari lantai atas ( luka berat )
Alat yang digunakan : • Terkena benda atau peralatan berat ( luka berat )
1. Bar bending • Mata terkena cipratan beton cor ( Luka Ringan )
2. Bar cutter • Tertusuk paku pengerjaan bekisting ( Luka Ringan )
3. Concrete mixer truck
4. Concrete Pump truck Pengendalian Resiko K3 :
5. Concrete vibrator • Membuat Safety Line
6. Compressor • Membuat Pagar pengaman
7. Tower Crane/mobile crane • Memakai alat pelindung diri lengkap
8. Bucket Cor • Penempatan tenaga K3
9. Selang tremi • Pengawasan Rutin
10. Schafolding
11. dan alat bantu lainnya
FLOWCHART PEKERJAAN BALOK DAN PLAT

MULAI
A B

Persiapan Fabrikasi
Pengukuran Survey Pekerjaan Fabrikasi Pekerjaan Pembesian
Bekisting&Perancah
sesuai Shop Drawing Pembesian Plat
Scafolding

Perbaiki
Tidak
Pemasangan Perancah Chek
Scafolding
Ya

Pekerjaan Pemasangan Pekerjaan Pembersihan


Bekisting Bodeman Dengan Compresor
Balok

Pekerjaan Cor beton


Pekerjaan Pembesian Balok dan Plat
Balok

Perbaiki
Tidak Pekerjaan Curing Beton
Chek Balok & Plat

Ya
Pekerjaan Bongkar
Pekerjaan Bekisting bekisting balok & Plat
Tembereng & Plat Lantai

SELESAI
A B
TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK DAN PLAT LANTAI

1 2 3

Pemasangan perancah Pemasangan bekisting Pemasangan shoring pelat spandek


balok balok

4 5 6

Pemasangan pelat spandek


Instal besi tulangan Pengecoran balok & plat
Menggunakan concrete pump
Metode Kerja Pembesian Balok dan Plat :
Pembesian Pelat lantai
Pembesian Balok Tahapan penulangan pelat lantai adalah sebagai berikut :
Pemasangan tulangan balok dan pelat lantai dilakukan secara serentak
setelah pemasangan bekisting balok dan pelat lantai. Pemasangan
tulangan balok dilakukan sebagai berikut :
• Dipasang tulangan bawah diatas beton decking tebal 2,5 cm. ujung • Dipasang tulangan bawah lapis 1 diatas beton decking dengan ketebalan
tulangan bawah dimasukkan ke dalam tulangan kolom sebagai 2 cm. Tulangan ini dipasang melewati tulangan atas balok.
penjangkaran sepanjang minimal 25D. Apabila terdapat • Dipasang tulangan bawah lapis 2 diatas lapis 1 dengan arah tegak lurus
sambungan pada penulangan dilakukan sambungan lewatan lapis 1 kemudian persilangan tulangan diikat dengan kawat beton.
sekitar 40D. sambungan tulangan dilakukan selang seling dan • Untuk mendapatkan jarak tertentu antara tulangan atas dan bawah
harus dihindarkan penempatan sambungan ditempat-tempat dipasang tulangan kaki ayam yaitu potongan besi yang dipotong
dengan tegangan maksimum. sedemikian rupa sehingga dapat menjaga jarak antara tulangan atas
• Pemasangan tulangan sengkang yang diatur jaraknya dimana dengan tulangan bawah pelat.
jarak pada tumpuan lebih rapat dibandingkan jarak tengah • Tulangan atas lapis 2 dipasang. Tulangan ini juga melewati dan
bentang. Sengkang diikat dengan kawat beton. diletakkan dibagian atas tulangan atas balok. Tulangan atas lapis 2
• Tulangan atas dipasang dengan cara dimasukkan satu per satu dipasang tegak lurus dengan tulangan atas lapis1.
kedalam tulangan sengkang dibagian atas kemudian diikat dengan • Persilangan tulangan atas diikat dengan kawat beton.
kawat. Ujung tulangan atas dimasukan kedalam tulangan kolom
sebagai panjang penjangkaran sepanjang 40D atau ¾ kali tinggi
manfaat balok jika balok berukuran besar. Sebagai pengaku
dipakai tulangan pinggang sesuai dengan perencanaan.
Metode Kerja Pengecoran Balok dan Plat
TahapanPelaksanaan Pengecoran :
1. Persiapan concrete pump,concrete vibrator,concrete mixer.dan alat bantu lainya.
2. Sebelum lanjut dicor, tahapan ini juga tidak boleh lupa, yaitu pembersihan
kotoran/debu pada permukaan bekisting balok dan pelat agar kualitas hasil cor
serta rekatan tulangan dan beton bisa terjaga. Pembersihan bisa dengan cara
manual yaitu dengan magnet , terutama untuk kotoran sisa potongan
tulangan/bendrat. Cara kedua dengan blower menggunakan tekanan angin dari
kompresor.
3. Setting alat concrete pump dan sambungan-sambungan pipa bum nya diarahkan
ke area pengecoran.Supaya bisa menjangkau tempat yang jauh, dipasang
rentetan sambungan pipa untuk pengaliran adukan betonnya, dengan pengecoran
dimulai dari lokasi yang terjauh.
4. Pengadaan dan mobilisai material beton ready mix dengan volume disesuaikan
dengan kebutuhan volume lapangan yang akan dicor.Kapasitas untuk truk mixer
umumnya sekitar 5-7 m kubik, yang biasanya diorder dari batching plant/ready
mix.
5. Setelah Material beton ready mix datang sebelum pengecoran dilakukanUji slump
dan kuat tekan keduanya bertujuan memonitor dan mengontrol kualitas beton
pada pekerjaan pengecoran.
6. Masukkan adukan mortar ke dalam bak truk pompa sebagai tahap awal proses
pemompaan,Untuk truk pompa, tergantung tipe dan model ada batasan
jangkauan distribusi horizontal dan vertikal, termasuk diameter aregat dan slump
betonnya.
7. Pompa mortar dan masukkan output mortar dari pompa ke dalam tempat khusus
yang kemudian dituang.
8. Masukkan adukan beton ke dalam bak pompa di truck concrete pump.
9. Tembakkan adukan beton ke area pengecoran.Saat pengecoran juga dibarengi
dengan pemadatan memakai concretevibrator,
10. Adukan beton diratakan menggunakan tenaga manual ,dan ketebalan serta
elevasi selalu dicek dengan menggunakan pesawat waterpass.
11. Setelah pengecoran, dilakukan juga proses curing atau perawatan beton (foto
terakhir). Untuk pelat lantai, umumnya dilakukan dengan menyiram atau
menggenangi permukaan beton dengan air, atau bisa juga dengan menutupnya
memakai karung basah. Intinya untuk menjaga kelembaban agar air dalam beton
tidak terlalu cepat mengering/menguap yang bisa menimbulkan retak akibat susut.
Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Balok Dan Plat Lantai
Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses pembongkaran bekisting, mencabut batang bekisting yang masih tersisa, hal ini
dilakukan setelah 3 sampai 4 minggu atau 21 sampai 28 hari dari umur beton.

Cetakan beton dapat dibongkar dengan


persetujuan tertulis dari Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK), atau jika umur
beton telah melampaui waktu sebagai
berikut:
1) Bagian sisi balok : 48 jam
2) Balok tanpa beban konstruksi : 7 hari
3) Balok dengan beban konstruksi : 21
hari
4) Pelat lantai / atap / tangga : 21 hari
Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Balok Dan Plat Lantai

Dengan persetujuan Konsultan Manajemen


Konstruksi (MK), cetakan dapat dibongkar
lebih awal apabila hasil pengujian dari benda
uji yang mempunyai kondisi sama dengan
beton sebenarnya, telah mencapai 75% dari
kekuatan beton pada umur 28 hari (100%).
Segala ijin yang diberikan oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) tidak
mengurangi atau membebaskan tanggung
jawab Kontraktor terhadap kerusakan yang
timbul akibat pembongkaran cetakan.
PEKERJAAN STRUKTUR TANGGA

URAIAN METODE PEKERJAAN TANGGA


Tenaga yang dibutuhkan : Pengendalian Resiko Terhadap K3 Untuk
Pekerjaan Tangga :
Jumlah tenaga kerja/group
1. Tenaga pembesian Identifikasi Jenis Bahaya Dan Resiko K3
2. Tenaga Bekisting
3. Tenaga cor • Terjatuh dari lantai atas ( luka berat )
• Tertabrak truck mixer atau concrete pump ( luka berat )
Alat yang digunakan : • Tertimpa atau terbentur alat berat ( Luka Ringan )
• Terciprat beton panas ketika pengecoran ( Luka Ringan )
1. Bar bending • Tergores atau tertancap besi tulangan ( Luka Ringan )
2. Bar cutter
3. Concrete mixer truck Pengendalian Resiko K3 :
4. Concrete vibrator
5. Compressor • Breifing kepada Mandor dan Pekerja yang terlibat
6. Tower Crane/mobil crane • Menjaga kondisi lahan kerja agar tetap layak dipakai
7. Bucket Cor • Penggunaan alat sesuai dengan fungsinya
8. Selang tremi • Membuat Safety Line Area
9. Schafolding • Membuat Pagar /railing pengaman
10. dan alat bantu lainnya • Memakai alat pelindung diri lengkap
• Penempatan tenaga K3
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Tangga :
1. Pasang perancah sebagai tumpuan bekisting dengan ketinggian
sesuai elevasi tangga 4
2. Pemasangan bekisting plat dan tembereng dilanjutkan marking
trap tangga
3. Instal besi plat tangga dan anak tangga
4. Cor Tangga secara hati-hati, jangan menumpuk beton di satu
lokasi. Ratakan beton dan finish permukaan sesuai shop drawing (
Floor Hardener / finish struktur yang nantinya akan dipasang Instal pembesian
keramik )
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Tangga :
5 6

1 2

Pemasangan pembesian tangga Bekisting trap anak tangga


Pemasangan perancah Pemasangan Bekisting plat tangga

3 7 8

Pemasangan bekisting plat dan tembereng Pekerjaan pengecoran tangga Pekerjaan Curing Beton
METODA PELAKSANAAN
7. PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

1. PAMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN


Cara pemasangan rangka atap baja ringan yang baik adalah dimulai dari perencanaannya , karena
pelaksanaan yang baik tanpa dilakukan perencanaan struktur baja ringan yang benar bisa jadi menyebabkan
kerobohan akibat pemelihan bentuk dan ukuran profil baja yang dibawah batas minimal kebutuhan untuk menahan
beban bangunan yang mempengaruhi rangka atap tersebut. Untuk memudahkan perhitungan dapat digunakan
software atap baja ringan yang sudah dapat dipastikan benar dan dapat digunakan untuk merencanakan rangka
atap, Pemasangan rangka atap baja ringan harus dilakukan oleh tukang bangunan yang benar-benar ahli untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapatkan kulaitas pekerjaan yang baik dan kuat, pengecekan sambungan
harus selalu dilakukan untuk memastika seluruh bagian atap dapat berdiri dengan kokoh. pemasangan penutup atap
dapat dilakukan setelah seluruh bagian rangka atap baja ringan sudah terpasang dengan benar dan sudah dilakukan
kontrol pemasangan sehingga struktur bekerja dengan benar sesuai dengan perencanaan sebelumnya, berikut ini
urutan pemasangan baja ringan.
1. Pencarian dan pembuatan data-data yang akan digunakan sebagai bahan perencanaan struktur baja
ringan seperti tabel profil baja ringan yang berisi bentuk dan berat baja ringan per m, pembuatan data
geometri struktur seperti rencana bentuk bangunan dan ukuranya.
2. Perencanaan struktur rangka atap yang menghasilkan bentuk dan ukuran baja yang kuat untuk
digunakan sebagai dudukan finishing penutup atap.
3. Pembuatan gambar rangka atap baja ringan disertai dengan posisi sambungan dan keterangan
penggunaan bahan pada setiap bagian rangka atap.
4. Langkah berikutnya yaitu pabrikasi dengan cara membuat potongan masing-masing bagian rangka atap
sesuai dengan gambar yang sudah dibuat sebelumnya, pabrikasi dapat dilakukan di pabrik produsen
penjual baja ringan atau bisa juga dibuat dilokasi proyek pembangunan.

109
110
111
5. Setelah struktur rangka atap baja ringan dibuat dengan bentuk sesuai dengan perencanaan maka
langkah selanjutnya adalah pekerjaan pengukuran untuk menentukan titik-titik lokasi pemasangan sesuai
dengan gambar rangka atap baja ringan.
6. Sampai disini pemasangan sudah dapat dilakukan dimulai dari bagian struktur utama seperti kuda-kuda
kemudian dilanjutkan dengan struktur penguat.
7. Pemasangan sambungan harus benar dan selalu dikontrol apakah sudah baik untuk menghindari
keruntuhan atap.
8. Pemasangan penutup atap dapat dilakukan setelah seluruh bagian atap struktur rangka atap baja ringan
terpasang penuh dan sudah dikontrol kebenaran pemasanganya.
9. Cara pemasangan rangka atap baja ringan sUdah selesai dan ditutup dengan pemasangan atap.

Pemasangan kuda-kuda harus mengikuti beberapa langkah kerja sebagai berikut:

Langkah 1: Persiapan kerja


1. Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda- kuda, dan tidak diperkenankan menggunakan
gambar draft sebagai panduan.
2. Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja, dan memperhatikan petunjuk
tentang persyaratan melakukan pekerjaan di atas ketinggian (lihat bagian keselamatan kerja).
3. Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain: bor dan hexagonal
socket,meteran, selang air (waterpass), alat penyiku, mesin pemotong, gergaji besi, palu, dan sebagainya.

Langkah-langkah 2. : Leveling dan marking


1) Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku, dengan menggunakan
selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu

112
i.
2) Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan dan tersambung
secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di bawahnya.
3) Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar rencana atap.
4) Mengukur jarak antar kuda-kuda

Langkah 3: Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda

113
1. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak meng akibatkan kerusakan pada rangkaian kuda-kuda
yang telah selesai dirakit .

1)

2. Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri kuda-kuda dapat ditentukan
dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda, dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di
sebelah kiri pekerja disebut sisi kiri, sedangkan yang berada di sebelah kanannya adalah sisi kanan.
3. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus
dengan ringbalok menggunakan benang dan lot (unting-unting)
4. Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan 4 buah screw 12 – 14 x 20 HEX.
5. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan menambahkan balok penopang
sementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
6. Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda, sesuai dengan posisinya dalam
gambar kerja.
7. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2 meter).
8. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan memastikan garis nok memiliki ketinggian
yang sama (datar).
9. Memasang Nok
10. Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin. Bracing
dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.

114
11. Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss,
jurai dan rafter.
12. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap yang digunakan. Setiap
pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw ukuran 10-16×16 sebanyak 2 (dua) buah.
13. Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpu ringbalk). Pada atap jenis
pelana, outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda- kuda terluar,
dan jarak antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang
terdekat.
14. Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling battens adalah 120 cm. Komponen ini
dipasang pada permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw.
15. Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri bantalan bracket yang diikat memakai 2 (dua) buah
dynabolt. Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan
memanjang ceilling battens sebaiknya tepat diatas bottom chord.
16. Setiap sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom chord harus di-screw. Ceiling
battens
selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan penggantungny Pemasangan ceiling battens
Sambungan ceilling battens atau top span overlap sepanjang 40 cm dengan perkuatan 4 buah screw.

Pemasangan penutup atap.

1. Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran nok maupun sisi atap, dan
memastikan support overhang terpasang dengan benar .
2. Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas jurai dan rafter,
3. Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan, kemudian dilanjutkan dengan
pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10 – 16 x 16 HEX.
4. Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah ke atas. Pemasangan penutup atap harus lurus dan
rapi agar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok – belok

115
Inspeksi Akhir
Karat dapat disebabkan oleh penempelan kotoran (serpihan- serpihan akibat proses pemotongan baja ringan)
atau penggunaan bahan logam lain pada struktur baja ringan, seperti:

pengikatan dengan kawat bendrat, pemasangan sekrup yang tidak standar, atau karena goresan benda tajam.

Jika terjadi korosi pada suatu logam yang menempel pada baja ringan, maka resiko penjalaran korosi sangat
besar
Oleh karena itu harus dilakukan inspeksi akhir untuk memastikan tidak ada kotoran maupun logam-logam lain
yang masih menempel ataupun berada di sekitar struktur baja ringan

1.Rangka Atap yg akan dibuat komplit

116
117
2.Pabrikasi Rangka Atap Baja Ringan
3.Rangka Kuda Kuda terlebih dahulu di rangkai dibawah
b. Sistem sambungan atas Baja Ringan ( Top Chord)

c. Tumpuan Baja Ringan pada Dinding / Ring balok (Pitching Point )

e.Mendudukan Baja Ringan pada Ring Balok Memakai Bracket

118
2. PEMASANGAN ATAP GENTENG METAL

Genteng metal adalah genteng yang terbuat dari bahan metal Zincalume yang ringan namun kuat dan tidak membebani konstruksi
bangunan.

Keunggulan dari Genteng Metal :


 Kerangka atap apa saja bisa dikombinasikan dengan jenis ini genteng ini.
 Ringan, sehingga pemasangannya mudah dan menghemat waktu.
 Ekonomis, dari sisi harga lebih murah dibandingkan dengan genteng beton.

119
Kelemahan dari Genteng Metal :
 Lebih berisik bila turun hujan dibanding dengan Genteng jenis lain, dikarenakan jenis genting ini terbuat dari metal yang ketebalannya
tidak lebih dari 4 mm.
 Suhu udara rumah yang memakai genteng Metal lebih panas dibanding dengan jenis genteng lain.
 Bila anda memilih genteng metal yang baik untuk bangunan anda maka perlu diperhatikan pemasangannya agar hasilnya lebih
maksimal.
Cara pemasangan genteng metal
Pemasangan genteng metal yang harus diperhatikan adalah bagian atas dan bawah genteng tidak bisa terbalik dalam pemasangannya
sebab ada SOK nya. Sehingga pemasangan lembaran pada sayap kanan dengan pemasangan lembaran pada sayap kiri atap

120
Cara Pemasangan Paku
Cara pemotongan genteng metal :
Pemotongan Hanya dapat dilakukan dengan memakai gunting besi yang dipotong hanya bisa dilakukan untuk bagian atas genteng dimana
gording terpasang nantinya

Cara pemasangan NOK genteng metal:


Sudut Kemiringan atap genteng metal yang ideal adalah : 20 – 30 Derajat, pengikatnya adalah dengan paku Ulit tepat diatas sayap nok
bagian samping.
mudah-mudahan tips dalam memasang genteng metal dapat bermaanfaat bagi anda.

121
METODE PELAKSANAAN
PEMASANGAN GENTENG METAL

A. UMUM :

1. DALAM HAL PENGGUNAAN KASO DAN RENG PEMASANGAN GENTENG METAL “


RAINBOW ” TIDAK BERBEDA DARI PEMASANGAN GENTENG LAINNYA.
2. PERBEDAAN PRINSIP ADALAH PEMASANGAN GENTENG DI-MULAI DARI ATAS
KEARAH BAWAH.
3. PERAKITAN ANTARA GENTENG YANG SATU DENGAN LA-INNYA MENGGUNAKAN
PAKU ANTI KARAT.
4. MENGIKUTI BENTUK ATAP DENGAN MUDAH KARENA TER-BUAT DARI GALVANIL
CAMPURAN ALUMINIUM YANG FLEXIBEL.
5. WALAUPUN TERBUAT DARI METAL TETAPI SANGAT RINGAN, YAITU 1/6 BERAT
GENTENG BETON ± 7 KG / M² SEHINGGA DAPAT DIPASANG DENGAN SUDUT
12° SAMPAI DENGAN 90°.
B. PERHITUNGAN JARAK RENG :

1. JIKA ATAP DIAKHIRI LISTPLANK KAYU, MAKA PERHITUNGAN RENG


DIMULAI DARI BAWAH DENGAN OVERLACK YANG DIINGINKAN (
DISARANKAN 7 CM ) SEHINGGA JARAK RENG PERTAMA DARI
LISTPLANK ADALAH 36.5 - 7 = 29.5 CM.
2. JIKA AKHIR ATAP DIAKHIRI DENGAN TALANG DATAR, MAKA
PERHITUNGAN RENG DIMULAI DARI ATAS.

C. PELAKSANAAN :

1. PEMASANGAN GENTENG DIMULAI DARI ATAS AGAR JARAK GENTENG


TETAP PADA POSISINYA.
2. PEMAKUAN GENTENG PERTAMA PADA LEKUKAN ATAS , UNTUK
YANG KEDUA DAN SELANJUTNYA PADA PERTEMUAN ATAU
SAMBUNGAN 4 BUAH GENTENG.
3. LAKUKAN PEMASANGAN WALL FLASHING.
4. KEMUDIAN LAKUKAN PEMASANGAN NOK ATAS PERSEGI.
B.1. ATAP DIAKHIRI LISTPLANK KAYU

sehingga Jarak
Lisplank dengan Reng
pertama adalah 36.5 Overlack
cm - 7 cm = 29.5 cm disarankan
7 cm
B.2. ATAP DIAKHIRI TALANG DATAR
C.1. PEMASANGAN GENTENG DARI ATAS
C.2. PEMAKUAN GENTENG
C.3. WALL FLASHING
C.4. PEMASANGAN NOK ATAS
3.2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
1. Pekerjaan Dinding Pasangan Bata
Pekerjaan rollaq bata 1pc : 3ps dan pekerjaan Pasangan Bata Camp. 1Pc : 5Ps yang dimaksud disini adalah ; Penataan
bata dan diantara bata yang satu dengan bata yang lain diberikan perekat yang dibuat dari campuranantara semen (Pc)
dengan Pasir.Dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan bata rollaq 1pc : 3ps dan pasangan dinding bata Camp. 1Pc : 5Ps,
bentukdan mutu pekerjaan harus baik dan dilaksanakan oleh Tenaga Kerja atau Tukang yang terampil dalam menata
danmembentuk pasangan dengan baik. Agar pekerjaan pasangan ini dapat kami selesaikan dengan baik dan
tepatwaktu, kami akan melaksanakannya dengan urutan kerja sebagai berikut :

TAHAPAN PEKERJAAN :
1. Pengajuan Shop Drawing untuk mendapat persetujuan Direksi/
2. Konsultan MK/Pengawas.
3. Sebelum dipasang, batu bata direndam air terlebih dahulu.
4. Lokasi kerja dibersihkan dari puing-puing & Steger atau sesuatu yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
5. Marking sesuai gambar kerja pada lantai kerja.
6. Pemasangan unting-unting untuk memastikan agar pemasangan tetap Vertikal
7. Penarikan benang horizontal setiap kenaikan elevasi 5 baris pemasangan batu bata .
8. Pembuatan adukan (Mortar) untuk spesi sesuai dengan spesifikasi teknis.
9. Mulai memasang batu bata dengan arah pasang horizontal. Beda tinggi elevasi pemasangan bata maksimum 2 lapis.
10. Adukan spesi harus terisi penuh dan rata dengan batu bata.
11. Lapisan batu bata dipasang zig-zag.
12. Kolom praktis setiap jarak maks 3 meter dan pengecoran kolom praktis dilakukan tiap kenaikan elevasi batu bata 1 m.
13. Setelah Pek. Pengecoran Kolom praktis selesai dikerjakan dilanjutkan dengan Pas. Bata Merah kembali untuk dinding
transram. Batu bata akan disusun oleh tukang batu sesuai aturan,antara bata satu dengan yan lain akan diberikan spesi
sebagai perekat, pemberian spesi. Pekerjaan plesteran akan dilakukan sampai dengan ketebalan yang telah
ditentukan dengancampuran spesi 1 pc : 5 Ps atau sesuai dengan dokumen lelang

Tenaga Kerja / Waktu


Bahan Alat
hari Pelaksanaan
Bata merah 5 x 11 x 22 cm Molen, cangkul Pekerja hari
Semen portland Waterpass, Tiang Tk. Batu
Acuan
Pasir pasang Benang, paku, palu Kpl. Tukang
Ember cor,
Sendok Spesi Mandor
Bagan Alir Pekerjaan Pasangan Bata
2. Pekerjaan Plester dan Acian Dinding
Pekerjaan Plesteran 1pc : 3Ps untuk trasraam, 1pc : 5ps yang dimaksud disini adalah pekerjaan pelapisanpermukaan
atas yang telah selesai dengan campuran 1pc : 5psdan 1pc : 3Ps untuk trasraam. Pekerjaan inidilaksanakan dengan
menggunakan tenaga manusia. Karena pekerjaan ini adalah merupakan pekerjaan akhirmaka harus dilaksanakan oleh
tukang yang ahli dan spesifik dibidangya. Untuk itu dalam pemilihan tukang akan kami seleksi sebaik-baiknya agar hasil
yang didapatkan betul-betul baik dan memuaskan. Pekerjaan plesteranmenggunakan dua jenis material ; Semen dan
Pasir. Sebelum digunakan pasir terlebih dahulu diayak sehinggagradasi pasir yang dihasilkan merupakan pasir halus. Untuk
membuat mortar dilakukan dengan mencampur keduabahan tersebut, yaitu semen dan pasir.

TAHAPAN KERJA PLESTERAN & ACIAN

1. Menyiapkan dan memasang papan spesi (dari seng lembaran dengan rangka kayu) dibawah lokasi pelaksanaan
plesteran.
2. Membuat ukuran dengan cara menarik benang sesuai ketebalan yang tercant um pada gambar kerja.
3. Mengarahkan & mengontrol proses adukan mortar plesteran.
4. Membuat Caplakan yang berfungsi sebagai pedoman kepalaan plesteran
5. Caplakan terbuat dari adukan yang dibentuk bujur sangkar dengan ukuran 10x10 cm yang diatasnya diberi seng uk.
2x 6 cm dibentuk U dan ditancapkan kedalam adukan.
6. Membuat kepalaan horisontal pada sisi atas dan bawah dinding. Sisi atas pa da elevasi langit-langit agar antara
hubungan langit- langit dan dinding tidak berongga. Sedangkan pada sisi bawah pada elevasi plint (jika plint
dipasang menonjol dari dinding) atau di atas elevasi plint (apabila plint dipasang rata dengan permukaan dinding).
7. Membuat kepalaan vertikal dengan jarak 1,5 meter dari atas ke bawah.
8. Setelah kepalaan mengering (min. 24 jam), dilaksanakan tahap pekerjaan plesteran. Sebelum memulai pekerjaan
plesteran,maka dinding harus dibasahi terlebih dahulu.
9. Melaksanakan dan mengontro l proses plesteran berurutan dari kepalaan
10. Setelah plesteran kering (agar penyusutan merata), dilanjutkan dengan pe kerjaan acian.
11. Untuk plesteran sudut dalam, salah satu sisi harus diplester terlebih dahulu baru bidang yang lain dengan membentuk
siku.
12. Melaksanakan dan mengontrol pelaksanaan acian, dilaksanakan secara tipis dan merata.
13. Setelah setengah kering acian digosok dengan spon/busa agar mendapatkan bidang yang halus dan rata tetapi
tidak licin.
14. Untuk pekerjaan dimana terdapat pekerjaan instalasi ME, untuk mengantisi pasi adanya perbedaan antara acian
lama dengan acian baru setelah pemasa ngan instalasi ME, maka pada lokasi yang akan dipasang instalasi ME untuk
pekerjaan acian tidak dikerjakan terlebih dahulu.
Pekerjaan Plester dan Acian Dinding
Pekerjaan Plester dan Acian Dinding
PEKERJAAN DINDING BATA MERAH
URAIAN METODE KERJA PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA MERAH
Tenaga yang digunakan : FLOWCHART PEKERJAAN DINDING BATA MERAH
1 Tim terdiri dari
1. Tukang Batu
2. Pekerja / Buruh

Material yang digunakan :


1. Bata merah
2. Besi kolom praktis
3. Kawat bendrat
4. Papan Acuan
5. Semen Mortar Mix
6. Semen PC
7. Pasir
8. Batu Split
9. Air Kerja

Alat yang digunakan :


1. Meteran
2. Waterpass
3. Penggaris Siku
4. Ember
5. Benang
6. Trowel / Cetok
7. Tempat adukan
8. Sekop
9. Palu
10. Paku
PEKERJAAN BALOK LATEI
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan balok latei.
•Approval material yang akan digunakan.
•Persiapan lahan kerja.
•Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split, kaso, multiplek, besi beton, kawat beton, paku, air, dll.
•Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, bor listrik, gunting besi, pembengkok besi,
gergaji, unting-unting, benang, selang air, dll.

Pengukuran
Surveyor melakukan pengukuran dengan theodolith dan memberi tanda (marking) untuk posisi titik perletakan balok
latei.

Fabrikasi besi tulangan


•Fabrikasi besi beton untuk tulangan dengan mutu, ukuran dan panjang dibuat sesuai gambar kerja yang telah
disetujui.
•Fabrikasi besi beton untuk tulangan balok latei.
•Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya tidak membingungkan pada saat
akan dipasang.
•Posisi besi beton untuk tulangan pada balok latei yang belum ada besi stek existing, terlebih dahulu dibuatkan besi stek
dengan menggunakan alat bantu bor listrik.
•Fabrikasi bekesting
Fabrikasi bekesting menggunakan bahan dari multiplek dan perkuatan dengan menggunakan kaso.
•Potong multiplek untuk bekesting balok lintei
•Pasang bekesting pada lokasi besi beton tulangan balok lintei dengan dimensi dibuat sesuai ukuran gambar kerja.
•Pasang perkuatan/support pada bekesting.
•Bekesting dipasang harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang
flat/maksimal. Gunakan waterpass/unting-unting untuk pengecekan.
•Beton decking dipasang secara merata dan sesuai dengan kebutuhan.

•Pengecoran beton
Sebelum pengecoran terlebih dahulu harus diperiksa kekuatan acuan yang sudah dipasang / difabrikasi, semua
ukuran sudah sesuai rencana.
•Pengecoran beton dilakukan menggunakan beton readymix
•Setelah area siap, lakukan pengecoran beton. Tuang adukan beton ke area pengecoran, adukan beton diratakan dan
dipadatkan sehingga beton tidak ada sarang tawon/keropos.
METODE KERJA
Pekerjaan Kusen Pintu Jendela

Pemasangan Kusen Alumunium

A. Alat yang digunakan : 2. Masukkan kusen yang siap dipasang ke lubang


1. Baji karet / kayu tembok
2. Bor
3. Obeng

B. Material yang digunakan :


1. Rangka Aluminium
2. Daun Pintu/jendela (setelah dipasang kaca)
3. Fischer
4. Sekrup
5. Adukan Semen / sealant
6. Vaseline/isolasi kertas/plastik

C. Pelaksanaan
1. Pasang rangka pintu / jendela aluminium
pada lokasi yang ditentukan (sesuai tipe
yang ada), sesuaikan lubang kusen dengan
ukuran kusen ( selisih lubang 1 cm)
METODE KERJA
Pekerjaan Kusen Pintu Jendela

Pemasangan Kusen Alumunium

A. Alat yang digunakan : 2. Masukkan kusen yang siap dipasang ke lubang


1. Baji karet / kayu tembok
2. Bor
3. Obeng

B. Material yang digunakan :


1. Rangka Aluminium
2. Daun Pintu/jendela (setelah dipasang kaca)
3. Fischer
4. Sekrup
5. Adukan Semen / sealant
6. Vaseline/isolasi kertas/plastik

C. Pelaksanaan
1. Pasang rangka pintu / jendela aluminium
pada lokasi yang ditentukan (sesuai tipe
yang ada), sesuaikan lubang kusen dengan
ukuran kusen ( selisih lubang 1 cm)
METODE KERJA
Pekerjaan Pasangan Partisi

Flow Chart
METODE KERJA
Pekerjaan Pasangan Partisi

A. PERLETAKAN PANEL GYPSUM DI PROYEK


• Material yang dikirim ke proyek terlebihdahulu diperiksa secara
khusus, apakah sudah sesuai dengan spesifikasi, baik jumlah dan
kondisinya harus sesuai dan baik
• Tempatkanlah Panel ditempat yang kering dan jauh dari percikan air
hujan atau instalasi plumbing (pipa air).

B. SETTING DAN MARKING


• Untuk pemasangan partisi terlebih dahulu harus ditentukan ASnya.
Penentuan ASpartisi dibuat oleh Main Kontraktor.
• Untuk penentuan pembagian rangka partisi, marking dilakukan oleh
SubKontraktor.
METODE KERJA
Pekerjaan Pasangan Partisi

C. PEMASANGAN RANGKA
• Memasang rangka horisontal bawah menggunakan Metal Runner
yang dimatikan kelantai menggunakan paku beton dengan jarak
600 mm
• Memasang rangka horisontal Atas dengan cara dilot
menggunakan Metal Runneryang dimatikan ke Dak Beton
menggunakan paku beton dengan jarak 600 mm
• Memasang rangka vertikal, rangka dipasang tiap jarak 600 mm
menggunakan MetalStud. atau Besi hollow 40x40 mm dan 20x40
mm
• Penyambungan antar rangka menggunakan taping screw
• Pemasangan rangka harus benar-benar tegak / lot terhadap
ceiling / lantai.
METODE KERJA
Pekerjaan Pasangan Partisi

D. PEMASANGAN PANEL GYPSUM


• Panel gypsum yang dipasang berukuran 1.200 x 2.400 mm dengan
ketebalan sesuai spesifikasi yang disyaratkan
• Setelah rangka partisi terpasang tegak dan lurus, gypsum dipasang
denganpersetujuan Main Kontraktor
• Pemasangan gypsum terhadap rangka menggunakan sekrup Uk. 6' x 1'
- Pemilihan sekrup yang salah memungkinkan terjadinya
kerusakan pada gypsum yang digunakan
- Sekrup yang direkomendasikan untuk pasang rangka metal
dengan ketebalan gypsum 9 dan 12 mm adalah dengan panjang
25 mm
- Pemasangan sekrup harus diberi jarak 10 s/d 16 mm dari tepi
gypsum untuk tiap tepi sambungan dan jarak antar sekrup
tersebut 300 mm. Sedangkan untukbagian tengah lembaran
gypsum pemakian berjarak 400 mm
• Ada dua cara pemasangan panel gypsum
- Cara Vertikal : pemasangan vertikal dilakukan bila panjang
papan gipsum mencukupi tinggi partisi yang akan dipasang.
- Cara Horisontal :pemasangan horisontal lebih
direkomendasikan bila kondisi di atastidak terpenuhi.
METODE KERJA
Pekerjaan Pasangan Partisi

E. FINISHING COMPOUND
* Setelah panel GYPSUM terpasang, sambungan pertemuan
GYPSUM dengan GYPSUM dicompound dengan cara sebagai
berikut:
- Langkah Pertama :
Pada tengah - tengah sambungan diisi sedikit compound
kemudian dipasang textiletape dan ditambah compound
basah supaya textile tidak lepas.
- Langkah Kedua :
Setelah compound dasar agak mengering ditambah compund
kedua dilakukansampai sambungan rata
- Langkah Ketiga :
Setelah compound mengering 40 menit compound diamplas
sampai betul - betul rata dan permukaan halus siap di cat
Apabila permukaan compound masih bergelombang maka la
ngkah -langkah tersebut diatas harus diulang sampai betul -
betul rata.
PEKERJAAN RAILING TANGGA
Metode Pemasangan Railling Tangga adalah sebagai berikut: Ilustrasi Pemasangan Railling Tangga

1. Marking as dan elevasi untuk posisi railing tangga dan tentukan letak railing
tiang tangga 1 2
2. Pasang tiang railing pada awal trap tangga dan pada bordes lantai atasnya
3. Tarik benang antara kedua tiang railing tangga
4. Pasang tiang railing tangga sesuai dengan jarak desaindan matikan dudukan
tiang railing tangga
5. Pasang railing horizontal dengan menumpu pada tiang
6. Sambung railing horizontal untuk trap berikutnya
7. Ratakan dan haluskan sambungan serta bersihkan railing tangga yang telah
terpasang
8. Dilanjutkan dengan pemasangan panel acrilic atau kaca antar tiang tangga
Ilustrasi Pemasangan Railling Tangga

3 4
FLOW CHART

23
METODE PELAKSANAAN
1. Pekerjaan persiapan meliputi : pembersihan lokasi, seleksi dan negosiasi vendor, pengadaan material ,
pengaturan lokasi stock yard material pipa black steel dll

24
2. Pengukuran dan penandaan lokasi titik tiang tangga di atas – Bordes – bawah tangga

TENTUKAN AS
TIANG TANGGA NAIK

25
3. Pasang Tiang Railing pada awal Trap Tangga & pada Bordes Lantai atasnya.
4. Tarik benang antara tiang railing
5. Pasang tiang railing sesuai dengan gambar
6. Cek kelurusan tiang (waterpass)
7. Matikan dudukan tiang railing

WATERPASS

BENANG

TIANG RAILING

UNTING - UNTING
PLAT DUDUKAN
TIANG

26
7. Pasang railing horisontal/Hand railing
8. Pasang semua komponen railing
9. Ratakan dan haluskan sambungan railing serta bersihkan railing tanga yang telah
terpasang

27
10. Lakukan zincromate pada railng tangga
11. Lakukan pekerjaan pengecatan secara bertahap dan berulang untuk mencapai hasil
yang maksimal

12. Selesai

28
PEKERJAAN LANTAI

KESELARASAN DENGAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN LANTAI


Pekerjaan Lantai di dahului oleh:
• Pekerjaan Dinding, Plesteran dan Acian
• Pekerjaan Plafond
Pekerjaan Lantai yang telah dilakukan dilanjutkan dengan:
• Pekerjaan Finishing

KETERKAITAN DENGAN KELOMPOK PEKERJAAN LAINNYA


Pekerjaan Lantai yang akan dilaksanakan terkait dengan:
• Pekerjaan Finishing

RENCANA ANTISIPASI KEGAGALAN/TERTUNDANYA PELAKSANAAN PEKERJAAN

.Keramik Pecah, Akibat Lantai Beton Retak


Penyebab :
1. Pecahnya keramik lantai bisa disebabkan oleh beton di bawahnya. Lantai beton yang terkena beban yang melebihi kapasitasnya akan retak/pecah.
Akibatnya lantai keramik yang menempel di atasnya turut retak/pecah.
2. Adanya gempa menyebabkan lantai beton terkena gaya geser sehingga mengalami pergerakan. Gerakan ini juga dapat menyebabkan lantai keramik di
atasnya retak/pecah.
3. Penggunaan kualitas beton yang tidak memenuhi syarat. Misalnya komposisi campuran semen, pasir dan air yang tidak sesuai atau menggunakan air
yang kotor dapat menyebabkan lantai beton retak.
4. Kesalahan teknis dalam pengerjaan lantai beton, misalnya kekeliruan pada susunan.anyaman besi beton, posisi sambungan coran beton,
perancah/bekisting dilepas sebelum beton cukup keras
Alternatif Solusi :
1. Lepaskan lantai keramik yang pecah dan kikis retakan pada lantai beton.
2. Beri cairan kimia khusus untuk menutup retakan.
3. Tutup kembali permukaan lantai beton yang sudah diperbaiki dengan keramik.

IDENTISIFIKASI BAGIAN KRITIS DARI KELOMPOK PEKERJAAN DIMAKSUD

Identifikasi Jalur Kritis Pekerjaan Lantai adalah:


• Pekerjaan Finishing

QUALITY TARGET PEKERJAAN LANTAI


1. Pasangan keramik tidak bergelombang
2. Letak aksesoris sanitair, seperti kran , wastafel berada pada tengah nut keramik
3. Lebar las-lasan atau potongan keramik pada daerah pinggir diusahakan minimal adalah ½ lebar badan keramik utuh.
4. jarak nut keramik sama, lurus , dan sejajar
5. Spesi keramik terisi penuh, untuk mengujinya dapat dengan ketukan, pada keramik dengan spesi kosong akan berbunyi nyaring.
6. Nad keramik dinding menyambung dengan nad keramik lantai
PEKERJAAN LANTAI GRANIT
FLOW CHART PEKERJAAN KERAMIK LANTAI
Tenaga yang digunakan :
1 Tim terdiri dari:
• Tukang batu
• Pekerja/buruh

Bahan yang digunakan :


• Keramik
• Mortar instan
• Air
• Grouting nad

Alat yang digunakan :


• Jidar alumunium
• Gerinda
• Bak rendam
• Ember
• Benang
• Palu karet
• Catok
• Waterpass
• Sekop
• Kain bekas
• Meteran
• Pemotong keramik
• Tile spacer
• Spidol
• Spon
PERSIAPAN Metode Pelaksanaan Pekerjaan Lantai Keramik/Homogeneus Tile :

1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai 1. Pertama dilakukan pemeriksaan denah lantai dan pola pemasangan
keramik sebagai berikut: keramik sesuai dengan shop drawing.
• Menentukan sisa potongan keramik harus > ½ badan keramik 2. Dengan shop drawing kita akan dapat mengetahui secara jelas titik awal
• Menentukan nad keramik dinding&lantai agar bertemu dan nad pelaksanaan pekerjaan keramik lantai .
3. Sortir homogenous agar menghasilkan keseragaman ukuran / dimensi,
keramik seragam.
presisi, warna.
• Menentukan supaya perempatan keramik bertemu.
• Menentukan tata letak sanitair&fixture. Harus diperempatan/tengah
badan keramik.
• Menentukan titik awal pemasangan keramik.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja : keramik tile, semen PC /dry mortar, pasir,
semen grouting nat, air, dll..
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : gerinda, palu karet, 4. Pastikan lokasi yang akan dipasang keramik dalam keadaan bersih, screed
meteran, waterpass, benang, selang dan air. sudah kering jika ada, sudah diwaterproofing jika diperlukan, dan tidak ada
instalasi pipa air maupun pipa konduit untuk listrik yang belum terpasang
6. Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai
(jika ada).
(marking) lokasi untuk star/awal pemasangan keramik dan level 5. Rendam homogenous yang akan dipasang kedalam bak air(ember)
permukaan lantai keramik. selama 1 jam.
7. Pilih seluruh keramik yang akan dipasang ,sehimgga ukurannya 6. Homogenous dianginkan dengan cara diletakan pada tempat tatakan
sama dan tidak ada cacat (harus baik) homogenous, setelah proses perendaman.
8. Rendam keramikyang akan dipasang hingga jenuh kerja 7. Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini
9. Periksa dan siapkan saluran-saluran instalasi yang harus tertanam untuk seluruh kesatuan.
dibelakang keramik dengan benar. 8. Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi
10. Siapkan lampu penerangan untuk kemudahan pemasangan dengan pada shop drawing.
baik 9. Kedudukan benang harus datar dan siku, apabila dinding yang
11. Persiapkan adukan spesi atau dengan menggunakan mortar mix ada adalah dinding homogenous, maka kedudukan nad lantai harus
disesuaikan dengan yang ada pada dinding.
15. Setelah itu pasang homogenous berikutnya sesuai posisinya sampai
selesai, usahakan supaya tidak ada las - lasan.
16. Jika homogenous sudah terpasang semua, ketuk permukaan
homogenous dengan palu karet untuk men-datarkan / meratakan
permukaan homogenous supaya tidak rusak / cacat.

10. Buat kepalaan keramik 2 arah dengan bantuan tarikan benang & spacer /
pembuat jarak nat, cek dengan menggunakan theodolit.
11. Perekat keramik / adukan spesi digelar pada permukaan yang akan
dipasang keramik menggunakan trowel setiap 1 m2 agar adukan spesi
tidak terlanjur kering sebelum keramik dipasang.
12. Pasang keramik & diketok dengan palu karet (untuk memadatkan spesi),
buang kelebihan adukan / tile adhesive yg keluar menggunakan spon / kain
basah secepatnya sebelum kering. 15. Setelah itu cek kerataan elevasi homogenous dengan waterpass.
16. Setelah pemasangan lantai keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik.
17. Pastikan keramik tidak diinjak selama 24 jam pertama, pasang rambu-
rambu dan marka agar tidak ada yang melewati area yang baru selesai
dipasang keramik lantai.
18. Cek kondisi permukaan keramik lantai untuk memastikan keramik lantai
bebas dari retak dan goresan, serta ketuk permukaan keramik untuk
memastikan tidak ada adukan spesi yang kosong atau kopong.
19. Bersihkan permukaan pasangan lantai keramik yang telah terpasang
dengan kain / lap basah sampai bersih. Dilanjutkan dengan pekerjaan
13. Cek kesikuan homogenous dengan besi siku dan kerataan elevasi grouting (pengisian nat)
homogenous dengan waterpass. 20. Dilakukan grouting nat keramik minimum 24 jam setelah selesai
14. Isi bagian / daerah permukaan lantai yang lainnya dengan adukan / pemasangan keramik, tetapi idealnya grouting dilakukan setelah 1 minggu
spesi. agar perbaikan kerusakan keramik dan pengecekan dapat dilakukan
terlebih dahulu.
Grouting (pengisian nat) Lantai Keramik Ilustrasi Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan :
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan :
1. Pembersihan nat / siar, dengan alat yang tipis dan kaku, agar
kotoran yang mengeras dapat dibersihkan
2. Pembuatan adonan untuk pengisian nat untuk dinding dibuat
tidak terlalu encer
3. Proses grouting dilakukan dengan arah diagonal, agar adonan
bisa diktekan dan masuk kedalam celah atau rongga dengan
sempurna
4. Setelah grouting selesai dan dipastikan celah atau rongga terisi
penuh kemudian beri waktu jeda kurang lebih 3-5 menit agar
adonan sedikit mengering, dilakukan pembersihan dengan cara
gosok permukaan keramik secara memutar atau diagonal dengan
kain lap setengah basah, bersihkan kain lap kemudian gosok
kembalipermukaan keramik hingga kotoran kasar bersih,lakukan
2-3 kali gosokan
5. Kemudian gosok kembali permukaan keramik dengan kain lap
kering secara berulang – ulang hingga permukaan keramik bersih
dan mengkilat.
PEKERJAAN SCREEDING

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Screeding :


Screeding adalah pelapis lantai beton sebelum dilakukan pekerjaan
1. Isi adukan dengan campuran 1:4 diantara caplaan, elevasi sesuai
finishing diatasnya, dengan ketebalan disesuaikan material
benang.
pelapisnya,
2. Demikian seterusnya untuk jalur kepalaan yang lain dengan jarak
antar kepalaan 1.5 m s/d 2 m sejajar kepalaan utama.
PERALATAN YANG DIGUNAKAN :
3. Isi adukan dengan campuran 1:4 diantara kepalaan dan ratakan
• Selang air.
dengan jidar alumunium lalu haluskan dengan roskam kayu.
• Waterpass.
4. Aci permukaan bidang screed (Khusus finishing lantai keramik,
• Sapu. permukaan screed tidak perlu di-aci tetapi dikasarkan
• Compressor.
• Paku.
• Benang nylon/senar.
• Meteran.
• Meteran.
• Jidar aluminium.
• Roskam kayu.
• Molen : untuk mengaduk mortar kapasitas minimum150 liter.
• Lift/PH: untuk menaikan mortar(bangunan bertingkat kapasitas 1
ton).

BAHAN YANG DIGUNAKAN :


• Pasir pasang/extra beton.
• Semen (pc).
• Air.
.
Urutan pelaksanaan pekerjaan screed lantai
1. Buat marking untuk elevasi screed dengan selang air / waterpass.
2. Bersihkan permukaan lantai dari debu dan puing dengan sapu / compressor.
3. Siram permukaan lantai dengan air sampai lembab.
4. Pasang benang pada jalur kepalaan.( Elevasi sesuai dengan marking )
5. Tentukan tebal screed lantai sesuai dengan jenis finishing lantai.
6. Buat caplaan pada jalur kepalaan dengan jarak 1,5 s/d 2 m , elevasi sesuai benang. Pada bagian atas
caplaan diberi triplek 5 x 5 cm.

± 0.00
7. Demikian seterusnya untuk jalur kepalaan
yang lain dengan jarak antar kepalaan 1,5
m s/d 2 m sejajar kepalaan pertama. .

8. Isi adukan dengan campuran 1 : 4


diantara caplaan, elevasi sesuai benang.

9. Isi adukan dengan campuran 1 : 4 diantara 2


Kepalaan. Dan ratakan dengan jidar aluminium,
lalu haluskan dengan roskam kayu.
10. Aci permukaan bidang screed setelah umur
screed 2 – 3 hari ( khusus finishing lantai
keramik, permukaan screed tidak perlu di aci
tetapi di kasarkan ).
PEKERJAAN DINDING GRANIT
Pekerjaan Dinding Marmer ( SYSTEM BASAH)

1. Metode Pelaksanaan adalah sebagai berikut :

2. Seleksi ukuran, warna, arah serat dan cacat - cacat


permanen granit.
3. Marking atau tandai marmer sesuai posisi dan arah
serat.
4. Marking dan tandai letak angkur dengan paku pada
dinding yang akan dipasang granit.
5. Lubangi granit untuk dudukan kawat angkur
6. Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada
dinding sesuai elevasi pada shop drawing.
7. Pasang kawat angkur arah melintang / horizontal pada
dinding sesuai marking dengan bantuan paku.
8. Pasang granit pada posisinya dengan bantuan angkur
mati dan angkur sementara.
9. Arah pemasangan dimulai dari arah horizontal terlebih
dulu, baru arah vertikal.
10. Isi spesi secara hati - hati agar kedudukannya tidak
berubah, dan sebelum spesi kering / mengeras lepas
kawat bantu sementara.
11. Cek kerataan permukaan granit dengan Waterpass
12. Isi sela nad dengan bahan pengisi yang telah disetujui.
13. Bersihkan permukaan granit yang terpasang dengan kain
lap basah.
PEKERJAAN KERAMIK DINDING
FLOW CHART PEKERJAAN KERAMIK DINDING
Tenaga yang digunakan :
1 Tim terdiri dari:
• Tukang batu
• Pekerja/buruh

Bahan yang digunakan :


• Keramik
• Mortar instan
• Air
• Grouting nad

Alat yang digunakan :


• Jidar alumunium
• Gerinda
• Bak rendam
• Ember
• Benang
• Palu karet
• Catok
• Waterpass
• Sekop
• Kain bekas
• Meteran
• Pemotong keramik
• Tile spacer
• Spidol
• Spon
Pelaksanaan Pemasangan Keramik Dinding 2. Pelaksanaan pemasangan keramik dinding
• Sebagai patokan pemasangan mengikuti gambar rencana pemasangan /shop
Persiapan
drawing yang dibuat sebelumnya
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding keramik
• Bedasarkan lotan dan garis tengah dinding , dipasang horizontal satu baris keramik
sebagai berikut: di bagian bawah dinding, dan dua baris vertikal di bagian pinggir dinding sebagai
• Menentukan sisa potongan keramik harus > ½ badan keramik acuan kepalaan pasangan
• Menentukan nad keramik dinding&lantai agar bertemu dan nad keramik seragam. • Pemasngan keramik kepalaan yang horizontal dimulai dari tengah dinding menuju
• Menentukan supaya perempatan keramik bertemu. ke arah pinggir dan untuk vertikal dari bawah ke atas
• Menentukan tata letak sanitair&fixture. Harus diperempatan/tengah badan • pasangan keramik bagian pinggir tidak boleh terdapat potongan kecil harus >1/2
keramik. keramik
• Menentukan titik awal pemasangan keramik. • Pasangan keramik harus mengikuti tarikan benang horizontal yang waterpas dan
2. Approval material yang akan digunakan. benang lotan untuk pasangan vertikalnya
3. Siapkan tenaga kerja , bahan dan peralatan yang dibutuhkan. • Untuk pasangan baris pertama keramik harus diplot dulu agar sesuai dengan
4. Bahan – bahan ditempatkan didekat pekerjaan pemasangan gambar rencanadan tidak terdapat bagian potongan yang kecil dipinggir
5. Siapkan dan bersihkan lokasi pekerjaan yang sudah siap untuk dipasang keramik • Tiap baris pasangan keramik nad – nad nya harus dijamin lurus dan sejajar
dinding vertikalnya maupun horizontalnya
6. Pilih seluruh keramik yang akan dipasang ,sehimgga ukurannya sama dan tidak • Spesi pasangan harus mempergunakan campuran yang kuat dan kedap air , cara
ada cacat (harus baik) pemasangannya spesi harus dipasang pada keramik dulu baru ditempelkan pada
7. Rendam keramikyang akan dipasang hingga jenuh kerja dinding dengan cara ditekan dan diketok – ketok sampai rata dan padat
8. Periksa dan siapkan saluran-saluran instalasi yang harus tertanam dibelakang • Pasangan keramik harus padat dan rata tidak boleh terdapat bagian yang kosong
keramik dengan benar. • Sebelum pemasangan keramik dilakukan dinding maupun keramiknya harus
dibasahi air terlebih dahulu
9. Siapkan lampu penerangan untuk kemudahan pemasangan dengan baik
• Setelah keramik kepalaan terpasang , untuk pemasangan keramik selanjutnya
10. Persiapkan adukan spesi atau dengan menggunakan mortar mix
dilakukan dari arah bagian bawah menuju ke atas , agar pasangan yang baru
tertahan bagian bawahnya
• Untuk mendapatkan permukaan yang rata, pasangan keramik tiap baris harus ditap
Pelaksanaan Pekerjaan (diratakan) dengan jidar panjang dan diraba dengan tangan tiap sambungan nad
1. Marking dan Leveling keramik
• Nad – nad keramik yang diberi celah, pengisianya dengan mengoleskan adonan
• Buat garis garis sipatan waterpas pada dinding keramik ± 1,00 m untuk penentuan semen kental atau adonan dengan bahan khusus untuk nad keramik disesuaikan
peil ketinggian. warna keramik (semen warna)
• Buatlah lot-lotan pada dinding di tiap pojokan ruangan sekaligus sikuannya dan • Harus diperhatikan tiap acesories , kran-kran air, saklar-saklar listrik dll ,sebaiknya
garis pertengahan dinding untuk pembagian keramik. dipasang pada persilangan tegel keramik
• Ukurlah jarak – jarak dinding ruangan lebar dan tingginya, berikut bagian bagian • Pertemuan nad keramik pada pojokan harus ketemu dan sudutnya harus siku dan
yang terpasang pada ruangan tersebut. lurus
• Pasang benang untuk kepalaan dan periodik kekencangan /elevasi • Pertemuan keramik pada pojokan dipingul (dibulatkan)atau di selep serong (adu
manis).
Ilustrasi metode pekerjaan pasangan dinding keramik

1. Marking dan Leveling


3

Pasang keramik pada bagian kanan dan kiri serta bagian tengah sebagai kepala kemdian kontrol kerataan dan
kerataan tegel keramik. Kemudian pasang tegel keramik berikutnya hingga lapisan pertama selesai, kontrol
kedataran dan kerataan pasangan, dan bersihkan dari kotoran. Gunakan palu karet utnuk mengetuk/memukul tegel
keramik saat memasang dan untuk menjaga jarak gunakan spacer.
2. Pelaksanaan pemasangan keramik dinding
4
1

Proses pemasangan lapisan kedua hampis sama dengan lapisan pertama. Yaitu
Pasang papan landasan (kayu masif) sebagai penahan dan perata lapisan aplikasikan spesi dengan mengunakan roskam bergerigi untuk 2 atau 3 lapisan
keramik paling bawah, kontrol kedataran dan kerataannya. keatas kemudia pasang tegel keramik pada bagian pinggir tengah kemudian
kontrol kedataran, kerataan serta ketegakannya.

2 5

Aplikasikan spesi pada permukaan tembok dengan roskam/trowel bergerigi


pada permukaan tembok untuk menempelkan tegel keramik. Kemudian pasang tegel keramik hingga lapisan kedua selesai, setiap lapisan harus
kontrol ketepatannya.Selanjutnya pasang tegel keramik lapis demi lapis hingga
selesai secara keseluruhan dan bersihkan sisa spesi atau kotoran yang menempel
pada permukaan dan pada sela-sela nat dengan kain lap dan kapi plat.
3. Grouting (pengisian nat)

• Pembersihan nat / siar, dengan alat yang tipis dan kaku, agar kotoran yang
mengeras dapat dibersihkan
• Pembuatan adonan untuk pengisian nat untuk dinding dibuat tidak terlalu encer
• Proses grouting dilakukan dengan arah diagonal, agar adonan bisa diktekan
dan masuk kedalam celah atau rongga dengan sempurna
• Setelah grouting selesai dan dipastikan celah atau rongga terisi penuh
kemudian beri waktu jeda kurang lebih 3-5 menit agar adonan sedikit
mengering, dilakukan pembersihan dengan cara gosok permukaan keramik
secara memutar atau diagonal dengan kain lap setengah basah, bersihkan kain
lap kemudian gosok kembalipermukaan keramik hingga kotoran kasar
bersih,lakukan 2-3 kali gosokan
• Kemudian gosok kembali permukaan keramik dengan kain lap kering secara
berulang – ulang hingga permukaan keramik bersih dan mengkilat.

Ilustrasi pekerjaan grouting pasangan dinding keramik


PEKERJAAN NAT KERAMIK
1. Tentukan lahan keramik yang sudah 2. Korek lubang alur nad keramik dengan sikat
berumur 3 s/d 4 hari & tentukan lahan yang kawat sedalam ketebalan keramik atau 5 s/d 10
akan dikerjakan, sesuaikan dengan kapasitas mm.
tukang per hari.

3. Sapu / bersihkan alur lubang nad & permukaan keramik dari kotoran, spesi dan debu

4. Siram alur lubang nad keramik dengan air dan biarkan dalam beberapa menit.
PEKERJAAN WATERPROOFING

PEKERJAAN WATERPROOFING COATING Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Water Proofing Coating

FLOW CHART PEKERJAAN WATERPROFING COATING Persiapan


1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan
water proofing coating.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja, antara lain : water proofing coating
dan kain kassa.
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : sikat kawat, pahat
beton, kape scrabe, kuas, roll, ember, air, dll.

Pelaksanaan pekerjaan water proofing coating

1. Pekerjaan water proofing coating dikerjakan sebelum


permukaannya difinish.
2. Cek permukaan lantai dan dinding secara keseluruhan.
Permukaan harus bersih dari lumpur dan tanah serta bebas dari
minyak atau oli.
3. Semua instalasi pipa harus sudah terpasang rapi dan diproteksi
Test Rendam
1x24 Jam
(grouting).
4. Kikis permukaan lantai dan dinding yang keropos dengan
menggunakan pahat beton atau kape scrabe.
5. Bersihkan dan cuci permukaan lantai dan dinding dari kotoran
dan debu dengan sikat kawat dan air bersih.
6. Aplikasi waterproofing coating dimulai dari sudut pertemuan
permukaan lantai dan dinding dengan menggunakan kuas atau
roll.
7. Setelah diberi lapisan pertama, kemudian diberi lapisan kain Ilustrasi Pelaksanaan Pekerjaan Water Proofing Coating
kassa dan dilapis kembali dengan water proofing coating.
Sepanjang pertemuan sudut antara lantai dan dinding
diperkuat dengan serat fiberglass. 1 2
8. Ketinggian aplikasi water proofing coating untuk area
permukaan dinding minimal 20 cm (atau sesuai dengan
gambar kerja) dari permukaan lantai.
9. Biarkan aplikasi water proofing coating setting selama minimal
1 x 24 jam, setelah itu baru dilakukan tes rendam dengan
menggunakan air selama minimal 1 x 24 jam.
10. Setelah pekerjaan waterproofing membrant selesai dan telah
dites rendam, dilanjutkan dengan pekerjaan finishing bagian
permukaannya dengan screeding. 4
3
PEKERJAAN WATERPROOFING

KETERANGAN :
1. Bersihkan Permukaan 5. Mixing material
yang akan di waterproofing.
waterproofing dari debu,
kotoran, dan pecahan 6. Taburkan area yang
beton, lalu lembabkan hendak di waterproofing
permukaan.Permukaan dengan menggunakan
yang belum rata di kuas ( sebelum
chipping. dilaksanakan
waterproofing pastikan
2. Dibuat tanggulan untuk area dalam keadaan
tes rendam. lembab).
3. Buat fillet pada sudut- 7. Laburkan lapis kedua
sudut siku dengan bahan dengan selang waktu 3-
mortar. 4 jam.
4. Pada daerah potongan 8. Tes Rendam Area yang
(sambungan pipa), sudah diwaterproofing
lakukan grouting.

47
PEKERJAAN KUSEN , PINTU DAN JENDELA

PEKERJAAN KUSEN , PINTU DAN JENDELA ALUMINIUM PEMASANGAN KUSEN ALUMINIUM DAN FRAME
1. Kusen aluminium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi
Pintu ,Kusen dan Jendela merupakan komponen penting dalam sebuah lapangan siap yaitu pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai.
bangunan, sehingga pelaksanaan pekerjaan ini dilapangan memerlukan 2. Sebelum kusen dipasang perlu diperhatikan dan diteliti kembali
metode pelaksanaan yang tepat. Adapun metode pelaksanaan pekerjaan letak-letak dan ukuran lubang-lubang pintu maupun jendela serta
pintu,kusen dan jendela, adalah sebagai berikut: tipe-tipe jendela maupun pintu yang dipasang.
3. Sistem pemasangan dengan discrew fisher menggunakan fisher
PERSIAPAN S8
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan 4. Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu
pintu,kusen dan jendela aluminium. elevasidan kesikuan kusen aluminium dengan alat bantu
2. Aproval material yang akan digunakan waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus maka diganjal dengan
3. Persiapan lahan kerja bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan lama.
4. Persiapan material kerja antara lain : aluminium kusen, aluminium 5. Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara aluminium
frame, hardware, sekrup, fisher, engsel, sealant,baut dynabolt, dll. dengan dinding diisi silicone sealant
5. Persiapan alat bantu kerja antara lain : cutting well / gerinda, bor, 6. Setalah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan
gergaji, waterpass , meteran, unting-unting reevet, gun pemasangan frame untuk pintu dan jendela, kaca dan hardware.
sealant,selang air,cutter,dll. Frame pintu / jendela dipasang pada kusen dengan menggunakan
6. Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening penggantung engsel yang di sekrup ke kusen.
yang akan dipasang kusen aluminium apakah sudah sesuai dengan 7. Kusen untuk tempat menempelnya daun pintu/jendela , engsel
gambar kerja atau belum. diberi perkuatan khusus agar daun dapat menempel kuat pada
kusen.
FABRIKASI KUSEN ALUMINIUM 8. Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-
1. Kusen frame aluminium di fabrikasi di lokasi proyek untuk benar aman dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak
memudahkan apabila ada perbaikan. kusen dan aluminium dan daunnya.
2. Aluminium dipotong dan disambung/dirangkai menggunakan sekrup
galvanis PROTEKSI
3. Aluminium yang sudah di fabrikasi diproteksi dengan menggunakan Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen aluminium dapat
protection tape (blue sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan dilepas apabila lokasi pekerjaan sudah benar-benar bersih dari kotoran
pada waktu pemasangan. dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak aluminium tersebut.
ILUSTRASI PEMASANGAN KUSEN DAN PINTU

1 2 3

Pasang kusen pintu pada lokasi yang ditentukan (


Masukan kusen yang siap dipasang ke lubang Stel kelurusan atau kedudukan kusen terhadap
sesuaikan dengan type yang ada ). Sesuaikan lubang
tembok dengan bantuan baji karet / kayu, serta atur tembok / dinding dengan unting- unting dan
kusen dengan ukuran kusen ( selisih lubang 1 cm )
kedudukan kusen dengan baji karet / kayu waterpass

4 5 6

Lubangi tembok / dinding melalui lubang Pasang daun pintu alumunium setelah Pekerjaan kusen pintu selesai
kusen dengan bor,untuk tempat sekrup kusen terpasang
PEKERJAAN PINTU BESI

TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN ILUSTRASI PELAKSANAAN PEKERJAAN


Persiapan
• Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan
pintu,kusen .
• Aproval material yang akan digunakan
• Persiapan lahan kerja
• Persiapan material kerja antara lain : kusen pintu, daun pintu,
hardware, sekrup, fisher, engsel, sealant,baut dynabolt, dll.
• Persiapan alat bantu kerja antara lain : bor, gergaji, waterpass ,
meteran, unting-unting, reevet,selang air,mesin las,dll.
• Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening
yang akan dipasang kusen kayu apakah sudah sesuai dengan
gambar kerja atau belum.

Fabrikasi Kusen dan Daun Pintu


• Kusen / frame dan daun pintu di fabrikasi di workshop
• Kusen /framedan daun pintu diberi tanda untuk memudahkan pada
waktu pemasangan.
Metode pemasangan pintu besi
1. Chek ukuran opening ,chek elevasi pada kedua frame tentukan elevasi
garis finishing lantai, tentukan center line, tentukan titik titik angkur.
2. Bobok kolom praktis / shear wall pada posisi titik-titik angkur hingga
kelihatan pembesiannya.
3. Dirikan atau tegakan frame, sesuaikan dengan ketentuan elevasi,center
line dan garis pinjaman, tentukan posisi frame ditanam 20 mm.
4. Las angkur frame dengan besi tulangan praktis.
5. Grouting celah disekeliling frame
6. Setelah grouting keras dan pekerjaan plester disekitar frame berumur
minimal 1 hari bisa dipasang daun pintu besi.
7. Pasang hardware pintu besi
ILUSTRASI PELAKSANAAN PEKERJAAN PINTU BESI
PEKERJAAN PENGECATAN
Pekerjaan Pengecatan
1. Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian sudut menggunakan
kuas.
2. Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak lembab.
3. Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
4. Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan diampelas, sikat
kawat atau gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran + aci yang tidak rata).
5. Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding supaya pori-
pori/lubang-lubang kecil dan retak-retak halus tertutup.
6. Sebelum memulai pengecatan, permukaan dinding dibersihkan dari debu dan kotoran.
Debu-debu yang menempel pada permukaan yang akan di cat, dibersihkan dengan lap
basah kemudian dibiarkan hingga kering.
7. Permukaan dinding yang akan di cat harus kering dan rata
8. Semua pekerjaan plesteran atau acian yang cacat dipotong dan diperbaiki dengan
plesteran atau acian dari jenis yang sama hingga diperoleh permukaan yang benar-
benar rata.
9. Lubang-lubang atau retak-retak kecil ditutup dengan dempul / plamir yang khusus
dibuat untuk itu dan dihasilkan oleh produksi yang sama dengan produsen catnya.
10. Setelah permukaan dinding telah diplamir hingga rata.
11. Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar mendapatkan
permukaan yang bersih/halus.
12. Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat). Apabila
setelah disealer timbul retak rambut, maka dilakukan plamir ulang dan diampelas.
13. Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti jamur/lumut.
Kemudian dilakukan pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua) lapis dengan
menggunakan cat dinding emultion.
14. Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering
15. Selama pengecatan berlangsung campuran cat sering diaduk, agar pencampuran
merata, sehingga tidak terjadi pemisahan emulsi cairan cat.
PEKERJAAN PENGECATAN PLAFOND
Tahapan Pekerjaan Pengecatan Plafond Ilustrasi Tahapan Pekerjaan Pengecatan Plafond
1. Pastikan permukaan plafond gypsum dan GRC sudah dalam
keadaan rata.
2. Proteksi area kerja dengan plastic terutama pada bagian lantai
dan daun pintu/jendela untuk menghindari tumpahan cat.
3. Permukaan plafond dibersihkan dahulu dari debu dan kotoran
dengan di ampelas.
4. Kemudian permukaan plafond diberi lapisan dasar sealer (untuk
pengikat cat).
5. Setelah diberi lapisan sealer, dilakukan pengecatan finish untuk
permukaan plafond minimal 2 (dua) lapis dengan menggunakan
jenis cat emultion.
6. Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya
telah kering.
PEKERJAAN ARSITEKTUR FAÇADE

Pasang Alumunium Composit Panel ( ACP )


1
Pekerjaan Persiapan “Schafolding”

I. Dilakukan persiapan pemasangan steger kerja (schaffolding), meliputi perataan posisi


dudukan steger kerja (schaffolding), juga persiapan clem ke bidang struktur existing.
II. Pembuatan steger kerja (schaffolding) disekeliling bangunan, untuk area yang berdekatan
dengan rumah penduduk perlu dibungkus dengan vertical safety net.
III. Pekerjaan persiapan (meliptui marking & pembersihan area yang akan dipasang Panel ACP)
IV. Pengadaan material (Sesuai marking & pembersihan area yang akan dipasang dinding
Panel ACP)

Pabrikasi Aluminium Composite Panel

1. Material aluminium composite panel dikirim kelapangan sudah terpotong dan


digrooving sesuai ukuran dan pola potong yang diminta.
2. Gambar. Grooving
3. Sebelum melakukan pemasangan panel composite, maka pemasangan rangka
panel yang terbuat dari aluminium hollow maupun steel hollow diselesaikan
terlebih dahulu secara tepat dan benar sesuai dengan module dan ukuran yang
tercantum didalam detail shop drawing approval oleh tenaga tukang yang
berpengalaman.
CUTTING - GROUPING & TEKUK ACP DI WORK SHOP

2
PABRIKASI ACP DI WORK SHOP

ACP SUDAH DI TEKUK


DAN SIAP UNTUK DI PASANG

Pemasangan Panel Dinding ACP

1. Pemasangan rangka panel tersebut harus lurus baik arah vertical maupun horizontal sehingga akan
menghasilkan arah permukaan bidang yang rata, pemasangan meber terhadap horizontal member
dilakukan dengan mekanikal joint.
2. Gambar. Continues edge grip joint intersection
3. Bending panel dilakukan dilapangan sesaat sebelum pemasangan dan pada keempat sisi panel
dipasang aluminium bracket setempat-setempat dengan interval bracket ± 30 cm selanjutnay bracket
tersebut diikatkan terhadap rangka panel yang sudah terpasang dengan menggunakan PH screw No 8
x ¾.
4. Jarak panel yang satu dengan yang lainnya diberi celah antara 12 mm atau 15 mm sesuai shop
drawing approval.
5. Akhirnya celah tersebut diisi dengan back – up material yang terbuat dari foam serta ditutup dengan
silicone sealant.
PEMASANGAN ACP
4

PEMASANGAN ACP

PEMASANGAN ACP

5. Pembersihan.

 Pembersihan masking tape dilakukan saat terakhir sebelum pekerjaan


 pemasangan panel composite diserah terimakan.
 Pembersihan dilakukan dengan secara hati – hati agar tidak
 mengakibatkan cacat pada composite panel selama proses pembersihan.
 Petugas pembersihan dilengkapi dengan sarung tangan sehingga tidak
 mengotori bagian – bagian lainnya selama proses pembersihan.
3.3 PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
PEK. MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
I. PEKERJAAN PLUMBING AIR BERSIH
II. PEKERJAAN PLUMBING AIR KOTOR,BEKAS & AIR HUJAN
III. PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN
IV. PEKERJAAN AC & VENTILASI UDARA
V. PEKERJAAN GAS MEDIS
VI. PEKERJAAN ELEKTRIKAL ARUS KUAT
1. PEKERJAAN PANEL & INSTALASI KABEL FEEDER,KABEL LEADER/TRAY
2. PEKERJAAN INSTALASI LAMPU, STOP KONTAK & ARMATUR

3. PEKERJAAN PENANGKAL PETIR

VI. PEKERJAAN SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN (LUAR BANGUNAN)


1. PEK. INSTALASI AIR BERSIH

6 2. PEK. INSTALASI AIR KOTOR & AIR BEKAS


3. PEK. PENYAMBUNGAN DAYA LISTRIK ( INSTALASI KABEL FEEDER

PEK. ELEKTRONIKA
1. PEKERJAAN FIRE ALARM
2. PEKERJAAN SYSTEM CCTV
3. PEKERJAAN SYSTEM MATV
4. PEKERJAAN SYSTEM DATA
7/12/200
5. PEKERJAAN SYSTEM TELEPON 9
PEKERJAAN INSTALASI ELEKTRIKAL
Flow Chart Pekerjaan Instalasi Listrik / Penerangan
START

PEKERJAAN PERSIAPAN
 Lahan Kerja
 Alat Kerja
 Fasilitas Kerja
 Material Yang Telah Disetujui
 Shop Drawing
 Tenaga kerja

PEKERJAAN MARKING
PEKERJAAN PABRIKASI
 Jalur Pipa Dalam Dinding
 Kabel Ladder
 Titik Peralatan (Saklar,Stop
 Penggantung Kabel Ladder
Kontak,DLL)
 Dudukan Equipment (panel
dll)

PEKERJAAN BOBOKAN
 Jalur Pipa Tembus Dinding PEKERJAAN PERALATAN
 Peralatan  Panel
 Stop Kontak
 Saklar
PERIKSA &
PERBAIKI
PEKERJAAN INSTALASI
 Conduit,Kabel
TIDAK
 Grouping TEST FUNGSI
PERIKSA &
PERBAIKI
YA
PEKERJAAN CEILING
TEST MERGER TIDAK
KABEL PEKERJAAN PERAPIHAN

PEKERJAAN MARKING YA
PERIKSA &
PERBAIKI
Titik Lampu
TEST TIDAK
COMMISIONING

PEKERJAAN PEMASANGAN
CONNECTION YA
Lampu

PERIKSA & SERAH TERIMA


PERBAIKI

TIDAK
TEST NYALA

YA SELESAI
CONNECTION
PEKERJAAN PEMASANGAN KONDUIT DAN KABEL
PEKERJAAN PEMASANGAN INSTALASI KABEL

3. Pasang pipa konduit sesuai dengan


1. Marking plat lantai untuk jalur jalur marking yang telah dibuat dengan
2. Bor plat lantai untuk memasang
konduit yang akan digunakan menggunakan klem yang berwarna sesuai
klem pipa konduit
sebagai jalur instalasi elektrikal dengan jenis pekerjaannya

4. Masukkan kabel pancing untuk menarik 5. Sambung ujung kabel dengan ujung kawat 6. Potong kabel listrik sesuai
kabel pancing, kemudian tarik kawat pancing untuk dengan kebutuhan
menarik kabel instalasi tersebut.
7. Hubungkan jalur instalasi titk 8. Marger resistansi kabel instalasi 9.Setelah semua jalur instalsi
peracabangan didalam tee-dos, yang telah terpasang, termasuk selesai dipasang dan hasil
lalu tutup sambungan dengan kualitas sambungan pada tiap tee- marger diperoleh hasil yang
menggunakan lasdop. dos baik, rapikan semua jalur
instalasi dan tutup semua tee-
dos yang ada.
PEKERJAAN INSTALASI SAKLAR DAN STOP KONTAK

1. Marking jalur instalasi saklar dan stop


2. Cutter jalur marking yang yang telah
kontak dengan level ketinggian dari lantai
dibuat dengan menggunakan mesin cutter. 3.Bobok jalur instalasi saklar dan stop
150 cm untuk saklar dan 30 cm untuk
kontak
stop kontak.

4. Pasang konduit dan inbow-dos 5. Tutup tembok jalur instalasi dengan plester kembali,
serta bersihkan lokasi kerja .
6. Pasang kawat pancing
7. Tarik kabel instalasi dengan kawat 8. Potong kabel instalasi sesuai dengan kebutuhan 9. Sambungkan instalasi kabel pada tee-
pancing. dos, kemudian tutup sambungan dengan
lasdop, lalu tutup tee-dos.

10. Lakukan test konektifitas sambungan dan tahanan isolasi


kabel instalasi yang telah terpasang.
PEKERJAAN ARMATUR LAMPU

1. Pastikan instalasi listrik 2. Marking lokasi penempatan armatur 3. Cutter celling yang telah
sudah terpasang dengan pada celling sesuai dengan dimarking
baik. shopdrawing dan jenis lampu yang
digunakan

4. Bor lokasi tempat


5. Pasang gantungan
gantungan (suport) 6. Sambungkan instalasi
(suport) armatur
armatur yang telah tersedia dengan
armatur.
7. Pasang armatur pada 8. Rapikan posisi armatur dan
lokasi yang telah kondisi celling.
disiapkan pada celling
dengan cara
menggantungkannya
pada kawat gantungan.

PEMASANGAN LAMPU DOWNLIGHT


PEKERJAAN PLUMBING
KESELARASAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN PLUMBING
Pekerjaan Plumbing yang akan dilaksanakan Di dahului oleh:
• Pekerjaan Struktur
• Pekerjaan Sparing Plat beton struktur & Dinding Arsitektur
• Pekerjaan Lantai ( Arsitektur Dasar)
• Pekerjaan Dak Atap
Pekerjaan Plumbing yang telah dilakukan dilanjutkan dengan :
• Pekerjaan Finishig arsitektur
• Pekerjaan Penutup Lantai
• Pekerjaan Plamir / Acian dinding + Pengecatan
• Pekerjaan Waterproof dak atap
KETERKAITAN PEKERJAAN PLUMBING DENGAN PEKERJAAN LAINNYA
Pekerjaan Plumbing yang akan dilaksanakan terkait dengan :
o Pekerjaan Pemasangan Plafond terkait jalur instalasi Pipa Plumbing
o Pekerjaan Pemasangan keramik lantai terkait dengan Drain/buangan air di area toilet
o Pekerjaan pemasangan keramik dinding toilet terkait dengan titik lubang pipa air kotor.

RENCANA ANTISIPASI KEGAGALAN PEKERJAAN PLUMBING


Antisipasi Kegagalan Pekerjaan Plumbing adalah :
 Pemeriksaan Kesesuaian Gambar jalur Pemipaan Air bersih, Air Kotor & Air Hujan di dalam dan luar bangunan dengan
kondisi nyata hasil pengukuran di lapangan
 Pemeriksaan kemiringan dan kelurusan setiap segmen jalur pipa agar setiap fluida yang dialirkan mencapai debit yang
telah direncanakan
PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH

PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH & PANAS Ilustrasi Pekerjaan Instalasi Air Bersih & Panas Pipa PPR
A. Pemasangan Pipa Indoor

1. Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan koordinasikan dengan


jalur pekerjaan lain seperti jalur Tray Cable dll.

2. Bor plat lantai untuk memasang gantungan pipa air bersih.

3. Pasang gantungan pipa sesuai dengan jalur marking yang telah


dibuat. Dan perhatikan level kemiringan pemasangannya (1-2%).
Jarak pipa penyangga dipasang berdasarkan data disamping

4. Potong pipa sesuai dengan kebutuhan.

5. Pasang pipa PPR pada gantungan yang telah disediakan untuk


posisi horizontal dan menempel pada dinding shaft dengan di klem
untuk pipa pada posisi vertikal.

6. Sambung pipa yang telah terpasang pada gantungan dengan


menggunakan pemanas dan shock pipa PPR : Pastikan posisi
kedua ujung pipa yang akan disambung telah lurus (segaris/satu
sumbu) dan bersih dari kotoran.
7. Gunakan benang / water pass untuk mengukur kelurusan dan
elevasi kemiringan pipa.

8. Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi yang


berlaku. Untuk pipa induk sebesar 8 kg/m2 dalam waktu minimum
24 jam. Lakukan pengecatan dengan warna biru untuk instalasi
pipa air bersih.
Tahapan dapat dilihat sesuai dengan gambar ilustrasi berikut ini
PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH
PROSES PENYAMBUNGAN PIPA PPR
PENYAMBUNGAN PIPA PPR UNTUKI SISTEM POLYFUSION
Penyambungan polyfusion sampai 63 mm dapat dilakukan dengan welding
machine tanpa alat bantu penyambungan (assembly jig), namun diatas 63
mm diperlukan alat bantu penyambungan yang bagus dan satu sumbu.
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN.
- Polyfusion machine atau assembly jig welding machine
- Matrice
- Alat potong pipa PP-R
- Penggaris mini
- Spidol
- Lap
- Kunci L
- Centering unit (untuk assembly jig welding machine)
PROSEDUR PERCABANGAN PIPA PPR
PROSEDUR PENYAMBUNGAN PIPA PPR UKURAN 20 S/D 63 mm. 1. Lubangi pipa PPR dengan mata bor khusus (drill for weld in saddle).
1. Pasang matrice kemudian hidupkan dan setting temperatur welding 2. Bersihkan sisa bor.
machine 260 Derajat Celcius (suhu penyambungan telah tercapai bila 3. Panaskan lubang dan fitting weld in saddle. Waktu pemanasan sama
ada tanda dari lampu indikator) dengan waktu pemanasan pipa PPR
2. Potong kurang lebih 1 cm ujung pipa yang akan disambung, pastikan 4. Masukan fitting weld in saddle yang telah dipanaskan dengan segera.
hasil potongan rata tegak lurus. Kemudian tahan selama kurang lebih 16 detik dan tinggalkan selama
3. Beri tanda kedalaman socket dikurangi 1-2 mm pada pipa sebagai jarak minimal 1 jam sebelum siap beroperasi kembali.
(gap) penyambungan.
4. Panaskan pipa dan fitting pada matrice, kemudian keluarkan dan
sambungkan pipa dan fitting dengan segera, hati-hati jangan sampai
memutar pipa PPR maupun fitting pada saat penyambungan
(parameter waktu lihat tabel).
5. Sistem instalasi siap digunakan setelah waktu pendinginan tercapai
(parameter waktu lihat tabel).
PROSEDUR PENYAMBUNGAN PIPA PPR UKURAN 75 S/D 110 mm. PENYAMBUNGAN PIPA PPR UNTUK SISTEM ELECTROFUSION

1. Pasang matrice kemudian hidupkan dan setting temperatur PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
welding machine 260 Derajat Celcius (suhu penyambungan telah • Electrofusion Welding machine (powersupply)
tercapai bila ada tanda dari lampu indikator. • Alat potong pipa PP-R
2. Pasang klem pipa sesuai dengan ukuran pipa yang akan • Penggaris mini
disambung. • Spidol
3. Potong kurang lebih 1 cm ujung pipa yang akan disambung • Kain Lap
kemudian beri tanda kedalaman socket dikurangi 1-2 mm pada
pipa sebagai jarak (gap) penyambung. PROSEDUR PENYAMBUNGAN PIPA PPR
1. Bersihkan ujung-ujung pipa PPR Wavin Tigris Green yang akan
4. Jepit fitting yang akan disambung pada klem fitting.
disambung.
5. Ratakan fitting dan pipa dengan centering unit.
2. Pasang ujung-ujung pipa PPR Wavin Tigris Green yang akan
6. Jepit pipa yang akan disambung pada klem pipa.
disambung ke electrofitting.
7. Panaskan pipa dan fitting pada matrice, kemudian keluarkan dan 3. Hubungkan electroda yang ada ke electrofitting dan hidupkan.
sambungkan pipa dan fitting dengan segera (parameter waktu lihat 4. Persenyawaan sambungan telah terjadi apabila indikator keluar
tabel). menonjol dan warna indikator terlihat jelas.
8. Sistem instalasi siap digunakan setelah waktu pendinginan
tercapai
PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR DAN BEKAS

Flow Chart Instalasi Air Kotor & Bekas


START

PEKERJAAN PERSIAPAN
PEMASANGAN POMPA
SUMPIT/SUBMERSIBLE
CHECK SPESIFIKASI DAN
SHOP DRAWING

PEMASANGAN PANEL &


APROVAL MATERIAL DAN KABEL POWER
SHOP DRAWING
PERIKSA &
PERIKSA & PERBAIKI
PERBAIKI
PERSETUJUAN DAN IJIN
TEST MERGER
PELAKSANAAN KE
PENGAWAS /KONSULTAN

INSTALASI INDOOR PENYAMBUNGAN KE STP

PERIKSA &
PERBAIKI
INSTALASI PIPA &
SUPPORT TEST
COMMISIONING

INSTALASI PVC AW

PERIKSA &
PERBAIKI

TEST RENDAM
SELESAI
PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR DAN BEKAS Ilustrasi Pekerjaan Instalasi Air Kotor & Bekas Pipa PVC

A. Pemasangan Pipa Indoor

1. Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan koordinasikan


dengan jalur pekerjaan lain seperti jalur Tray Cable, jalur pipa air
bersih, dll.

2. Bor plat lantai untuk memasang gantungan pipa air kotor &
bekas.

3. Pasang gantungan pipa sesuai dengan jalur marking yang telah


dibuat. Dan perhatikan level kemiringan pemasangannya (1-2%).
Ukuran pipa penyangga dipasang berdasarkan data dibawah ini.

4. Potong pipa sesuai dengan kebutuhan.

5. Pasang pipa pada gantungan yang telah disediakan untuk posisi


horizontal dan menampel pada dinding shap dengan diklem
untuk pipa pada posisi vertikal.

6. Sambung pipa PVC yang telah terpasang pada gantungan.

7. Gunakan benang / water pass untuk mengukur kelurusan dan


elevasi kemiringan pipa.

8. Lakukan test rendam pipa untuk menguji kebocoran pipa.

Tahapan dapat dilihat sesuai dengan gambar ilustrasi berikut ini


Ilustrasi Pekerjaan Instalasi Air Kotor,Bekas Dan Vent

Tentukan titik posisi closet, bathtube, Siapkan permukaan pipa jaringan air
1 2
washtafel, FD & FCO. kotor/bekas pada bagianbawah

Pasang pipa sambungan Ljaringan air Pasang rangka penguat pipa jaringan air
3 4
kotor/bekas. kotor/bekas.

Satukan pipa jaringan air kotor/bekas dengan Rapikan pemasangan jaringan pipa air
5 plat lantai menggunakan ring 6 kotor/bekas yang sudah terpasang dan
dengan cara discruw. lakukan pengetesan.
PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR DAN BEKAS

Instalasi Valve Yang Berdiameter Sampai Dengan 50 mm


1. Menyambungkan valve dengan pipa dengan menggunakan
drat/ulir yang terletak pada masing-masing ujung pipa dan valve.
2. Mengencangkan putaran ulir atau drat sampai mencapai batas
maksimumnya

Instalasi Valve Yang Berdiameter Di Atas 50 mm


1. Sambungan untuk valve ukuran ini adalah dengan menggunakan
flange. Pertama-tama, persiapkan pipa lengkap dengan
flangenya, valve lengkap dengan flangenya, baut, serta karet
seallant.
2. Satukan flange valve, karet seallant dan flange pipa dengan baut.
Kemudian setelah itukencangkan bautsampai valve dan pipa
benar-benar telah tersambungkan dengan rapat, kuat dan aman
(tidak bocor).
PEKERJAAN PLUMBING

PEKERJAAN TEST AND COMMISIONING

Test Commisioning
1. Prosedur tentang pekerjaan plumbing dilakukan secara parsial dan sistem ( pipa, valve dan pompa
2. Prosedur testing dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam instalasi dan kebocoran pada pipa serta
membersihkan pipa dari sisa –sisa kotoran
3. Prosedur testing dilakukan untuk menjaga pompa dan valve berfungsi dengan baik

Prosedur Testing
• Test pada pipa : Test tekan pipa dengan air untuk mengetahui ketahanan pipa terhadap tekanan
a. Parsial Test : Test dilakukan pada sebagian sistem misal pada satu lokasi toilet
b. System Test : Test dilakukan pada seluruh sistem
• Test pada Valve : Test tekan pipa dengan air untuk mengetahui ketahanan pipa terhadap tekanan
• Test pada Pompa : Running test pompa untuk mengetahui fungsi pompa.

Perlakuan Testing Plumbing


1. Untuk Instalasi Pemipaan Air Bersih
melakukan test tekan pipa,hal ini dilakukan dengan cara memberi beban fluida pada sistem pemipaan dan dengan dikenakan
tekanan pada tingkat tertentu, Hal ini bertujuan untuk mengetahui kalau sistem pemipaan dapat bertahan pada spesifikasi
tekanan yang telah dipersyaratkan pada spesifikasi
2. Untuk Instalasi Air Kotor
Melakukan test rendam pipa, hal ini bertujuan untuk mengetes kebocoran pipa.
3. Untuk Instalasi Air Hujan
Melakukan test kelancaran pipa, hal ini bertujuan untuk mengetes kelancaran pipa, hal ini bertujuan untuk mengetes
kelancaran air yang jatuh dari atap melalui pipa.
PROSEDUR TESTING COMMISIONING AIR BERSIH
1. Prosedur testing pekerjaan plumbing dilakukan secara partial dan sistem (pipa, valve dan pompa).
2. Prosedur testing dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam instalasi dan kebocoran pada pipa serta membersihkan pipa dari sisa-sisa
kotoran.
3. Prosedur testing dilakukan untuk menjaga pompa dan valve berfungsi dengan baik.
4. Testing Commissioning dilakukan secara Parsial dan General :
a. Parsial Test dilakukan testing secara pembagian area pengetesan pada bagian bangunan. Parsial test dilakukan untuk mengetahui area
tertentu instalasi telah terpasangn dengan baik.
b. General test dilakukan setelah seluruh instalasi telah siap sistem nya dan seruluh area gedung telah dilakukan test parsial. General test
bertujuan untuk mengetahui bahwa sistem berfungsi dengan baik.
5. Pengesahan Berita Acara test yang telah dilakukan dan ditanda tangani bersama-sama pihak terkait.

PENGETESAN TES TEKAN PADA INSTALASI PIPA AIR BERSIH


Tahapan Pengujian :
1. Persiapan .
Pemeriksaan ada tidaknya titik-titik pipa yang bocor pada instalasi pipa PPR air bersih.
2. Pemasangan dop pada tiap-tiap ujung-ujung pipa PPR dan penutupan pipa dari instalasi riser.
3. Pemasangan Pressure gauge pada salah-satu titik pada instalasi.
4. Pengisian air ke dalam instalasi mainline menggunakan pompa hingga tekanan terbaca pada pressure gauge mencapai tekanan kerja minimal 10
kg/cm2.
5. Observasi Sumbatan Pipa, ujung pipa disambungkan kepada Pompa selama maksimal 1 menit dan air dipompakan. Debit air diamati secara
visual untuk adanya tanda-tanda penyumbatan selama proses penyambungan pipa PPR.
6. Observasi kebocoran, yaitu dengan melakukan pengamatan terhadap tekanan pada pressure gauge, setelah jangka waktu minimal 1 x 24 Jam
dari waktu pemberian tekanan pada instalasi. Bila tekanan tidak berkurang selama jangka waktu tersebut, dapat dilanjutkan ke langkah
selanjutnya.
7. Pemeriksaan Pressure Gauge. Pressure Gauge harus kembali ke angka nol setelah pembukaan tekanan. Bila Pressure Gauge tidak bisa kembali
ke titik nol setelah pembuangan tekanan air dianggap Pressure Gauge rusak dan hasil tes dianulir.
8. Pengesahan hasil tes dengan cara pembuatan berita acara, bilamana hasil observasi telah sesuai dengan ketentuan yang disebutkan dalam RKS
dan dilakukan pemeriksaan kelayakan terhadap pressure gauge yang digunakan.
Testing Commisioning Air Buangan.

1. Prosedur testing pekerjaan plumbing Air Buangan dilakukan secara partial dan general.
2. Untuk pengetesan pipa Air Buangan dilakukan tes gontor dan test rendam yang terdiri dari :
a) Test glontor dilakukan dengan menyiram air kedalam pipa, untuk mengetahui kemiringan pipa (sloope) dan kelancaran arus air
buang ke saluran luar.
b) Test Rendam dilakukan untuk mengetahui adanya kebocoran pada pipa air buangan. Dengan melakukan pengisian air pada pipa
dan didiamkan selama 24 Jam.
3. Prosedur testing dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam instalasi dan kebocoran pada pipa serta membersihkan pipa
dari sisa-sisa kotoran.
4. Testing Commissioning dilakukan secara Parsial dan General :
a) Parsial Test dilakukan testing secara pembagian area pengetesan pada bagian bangunan. Parsial test dilakukan untuk mengetahui
area tertentu instalasi telah terpasang dengan baik.
b) General test dilakukan setelah seluruh instalasi telah siap sistem nya dan seruluh area gedung telah dilakukan test parsial. General
test bertujuan untuk mengetahui bahwa sistem berfungsi dengan baik.
5. Pengesahan Berita Acara test yang telah dilakukan dan ditanda tangani bersama-sama pihak terkait.
PEKERJAAN CLOSET DUDUK

PEMASANGAN CLOSET DUDUK Tahapan Pemasangan Closet Duduk


1. Marking lokasi titik bor di lantai
Flow Chart Pemasangan Closet Duduk
2. Lubangi lantai dengan bor beton sesuai ukuran fisher
3. Pasang fisher
START 4. Pasang ring/silicon disekitar sparing pipa.
5. Pasang closet beserta assesoriesnya.

Marking dan bor titik fisher Ilustrasi Pemasangan Closet Duduk

Pasang fisher

Pasang ring/silicon

Pasang closet duduk & assesories

Sambung pemipaan ke sumber air bersih

Test & Commissioning

FINISH
Metode Pemasangan Closet Duduk
1. Menyiapkan perlengkapan closet duduk yang akan di pasang
2. Persiapan lantai dan dinding yang akan dipasang closet

9. Setelah stop kran terpasang di dinding hubungkan flexibel dari


tanktrim
10. Tanktrim terpasang di atas closet
11. Pasang cover tanktrim dan sangkutkan ke hanger

3. Pasang conventer pada lubang buang closet dan hubungkan ke pipa


pembuangan, doronglah closet rata ke dinding
4. Setelah closet didorong rata ke dinding, conventer terpasang dengan
sempurna
5. Pasang screw fixing bracket
6. erlebih dahulu pasang hanger pada tanktrim lalu beri tanda pada
dinding untuk kemudian di bor
12. Pasang tombol plush dan putar searah jarum jam
7. Pasang karet hitam antara closet dan tangki lalu tekan tangkinya
13. Pasang hings (engsel) dan kencangkan
hingga rapat
14. Pasang seat cover pada hings (engsel) dan ditekan
8. Pasang screw hanger pada dinding
PEKERJAAN URINOIR

PEMASANGAN URINOIR Tahapan Pemasangan Urinoir


Flow Chart Pemasangan Urinoir 1. Marking lokasi penempatan urinoir sesuai gambar
2. Lubangi dinding dengan bor beton sesuai ukuran fisher
3. Pasang fisher (dengan ukuran yang cukup untuk menahan
beban seberat 15 kg tiap baut)
START 4. Pasang urinoir.
5. Cek dengan water pass dari segala sisi agar urinoir tidak
miring
6. Semua celah-celah yang mungkin ada antara dinding
Marking titik urinoir
dengan urinal ditutup dengan semen yang berwarna sama
dengan urinal.
7. Semua noda-noda semen dan lain-lainnya dibersihkan
Pasang fisher di dinding dengan sempurna.
8. Sambung instalasi pumbling dengan urinoir, tidak boleh ada
kebocoran air.
Pasang urinoir & assesories
Ilustrasi Pemasangan Urinoir

Sambung pemipaan ke sumber air bersih & air


bekas

Test & Commissioning

FINISH
PEKERJAAN WASTAFEL

PEMASANGAN WASTAFEL Tahapan Pemasangan Wastafel


1. Marking lokasi penempatan wastafel sesuai gambar
Flow Chart Pemasangan Wastafel 2. Lubangi dinding dengan bor beton sesuai ukuran fisher.
3. Pasang fisher (dengan ukuran yang cukup untuk menahan beban
seberat 15 kg tiap baut)
START 4. Pasang wastafel.
5. Cek dengan water pass dari segala sisi agar posisi wastafel tidak
miring
6. Semua celah-celah yang mungkin ada antara dinding dengan
Marking titik wastafel wastafel ditutup dengan semen yang berwarna sama dengan
urinal.
7. Semua noda-noda semen dan lain-lainnya dibersihkan dengan
sempurna.
Pasang fisher di dinding 8. Sambung instalasi pumbling dengan wastafel, tidak boleh ada
kebocoran air.
Ilustrasi Pemasangan Wastafel
Pasang wastafel & assesories

Sambung pemipaan ke sumber air bersih & air


bekas

Test & Commissioning

FINISH
PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN
URAIAN METODE PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN

Sistem Hydrant & Sprinkle


Komponen dari system hydrant adalah :
1. Instalasi Pemipaan Pipa GIP/Black Steel
2. Indoor Hydrant Box
3. Outdoor Hydrant Box
4. Hydrant Pillart
5. Siamese Connection
6. Sprinkler Head
7. Fire Extinguiser
8. Pompa
9. Valve
PEMASANGAN PIPA INDOOR
Tahapan Pemasangan Pipa Indoor.
1. Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan koordinasikan dengan
jalur pekerjaan lain seperti jalur pipa AC, Plumbing, Tray Cable dll.
2. Potong pipa sesuai ukuran kebutuhan.
3. Snai pipa yang telah dipotong, untuk ukuran diameter pipa paling
besar 2.5 "
4. Lapisi pipa dengan cat dasar (zingkromat).
5. Setelah selesai dilapisi cat dasar zingcromat,pipa dicat kembali
dengan cat besi warna merah.
6. Pasang gantungan maupun support pipa sesuai hasil marking.
7. Pasang pipa sesuai ukuran pada shop drawing penyambungan pipa
diameter kurang dari 2,5" dengan drat dan diameter 2,5 " ke atas
dengan las.
8. Gunakan benang / waterpass untuk mengukur kelurusan pipa.
9. Lakukan pekerjaan pengecatan untuk daerah sambungan pipa.
10. Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi yang
berlaku.
11. Untuk pemasangan pipa dropper fire sprinkler harus dikoordinasikan
dahulu dengan pekerjaan plafon (arsitek) dan pekerjaan ME
lainnya. Lakukan test tekan ulang jika pipa dropper telah terpasang.
Tahapan dapat dilihat sesuai dengan gambar ilustrasi berikut ini

Ilustrasi Pemasangan Pipa Indoor.


PEMASANGAN PIPA OUTDOOR
Tahapan Pemasangan Pipa Outdoor.
1. Marking jalur pipa
2. Pekerjaan galian jalur pipa dengan kedalaman sesuai elevasinya.
3. Sambung pipa diatas galian.
4. Lapisi pipa dengan zingkromat.
5. Kemudian diberikan pelindung dengan karung goni.
6. Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi teknis yang
berlaku.
7. Beri lapisan pasir pada dasar galian.
8. Turunkan pipa kedalam galian.
9. Lapis kembali galian dengan pasir.
10. Urugan kembali tanah galian.
11. Kondisikan lokasi seperti kondisi semula.
Tahapan dapat dilihat sesuai dengan gambar ilustrasi berikut ini
Ilustrasi Pemasangan Pipa Outdoor.
PEKERJAAN PEMASANGAN INDOOR HYDRANT BOX Ilustrasi Pemasangan Indoor Hydrant Box.

Tahapan pelaksanaan Indoor Hydrant Box:


1. Marking lokasi penempatan Indoor Hydrant Box pada lokasi yang
sesuai dengan shop drawing, dengan keadaan pipa utama dan
pipa droper telah terpasang.
2. Pasang / letakkan Indoor Hydrant Box pada posisi yang telah
ditentukan.
3. Sambung pipa droper dengan Indoor Hydrant Box dengan cara di
las.
4. Lindungi Indoor Box dari kotoran dan cat.
5. Pasang semua accessories Indoor Hydrant Box setelah kondisi
proyek dinyatakan aman.
Tahapan dapat dilihat sesuai dengan gambar ilustrasi berikut ini
PEKERJAAN PEMASANGAN OUTDOOR HYDRANT BOX

Black steel pipe (BSP) SCH


40 ASTM A.53

Marking jalur pipa dan katup serta komponen pelengkapnya. Marking Pasang pipa dan katup-katup hydrant lengkap serta penggantung
lokasi Indoor Hydrant Box. dan penyangga sesuai gambar dan spesifikasi.
Sesuaikan dengan gambar dan spesifikasi.

Pasang Indoor Hydrant Box (IHB) pada


posisinya.
PEKERJAAN PEMASANGAN OUTDOOR HYDRANT BOX Ilustrasi Pemasangan Outdoor Hydrant Box.
Tahapan Pelaksanaan Outdoor Hydrant Box:
1. Marking lokasi penempatan Hydrant Box.
2. Buat pondasi untuk Hydrant Box.
3. Pasang Hydrant Box pada posisinya.
4. Lindungi Hydrant Box dari kotoran dan cat.
5. Pasang accessories Hydrant Box dipasang setelah kondisi proyek
aman.

Tahapan dapat dilihat sesuai dengan gambar ilustrasi berikut ini


PEKERJAAN HYDRANT PILLAR Ilustrasi Pemasangan Hydrant Pillar
Pemasangan Hydrant Pillar

Tahapan Pelaksanaan :
1. Marking lokasi penempatan Hydrant Pillar & bak kontrol gate
valve sesuai dengan shop drawing, dengan kondisi pipa utama
Hydrant telah terpasang dengan baik.
2. Gali lokasi yang telah dimarking sebagai lokasi penempatan
Hydrant Pillar dan jalur pipa yang menuju ke posisi yang telah
ditetapkan.
3. Cor bagian bak kontrol dan pondasi penempatan Hydrant Pillar.
4. Sambung instalasi pipa yang menuju ke lokasi Hydrant Pillar,
lengkap dengan Gate Valvenya.
5. Pasang Hydrant Pillar pada pondasi yang telah disiapkan.

Tahapan dapat dilihat sesuai dengan gambar ilustrasi berikut ini


PEKERJAAN PEMASANGAN SIAMESE CONNECTION Ilustrasi Pemasangan Siamese Connection
Pemasangan Siamese Connection

Tahapan Pelaksanaan :
1. Marking lokasi penempatan Siamese Connection & bak kontrol
gate valve sesuai dengan shop drawing, dengan kondisi pipa
utama Hydrant telah terpasang dengan baik.
2. Gali lokasi yang telah dimarking sebagai lokasi penempatan
Siamese Connection dan jalur pipa yang menuju ke posisi yang
telah ditetapkan.
3. Cor bagian bak kontrol dan pondasi penempatan Siamese
Connection .
4. Sambung instalasi pipa yang menuju ke lokasi Siamese
Connection , lengkap dengan Gate Valvenya.
5. Pasang Siamese Connection pada pondasi yang telah
disiapkan.
Tahapan dapat dilihat sesuai dengan gambar ilustrasi berikut ini
PEKERJAAN FIRE ALARM
KESELARASAN JADWAL PEKERJAAN FIRE ALARM
Pekerjaan Sistem FIRE ALARM yang akan dilaksanakan Di dahului oleh:
• Pekerjaan Sparing Plat beton struktur/ Ruang sharp & Dinding Arsitektur
• Pekerjaan Lantai , Pekerjaan Instalasi Listrik ( Marking titik Pencahayaan & Panel Beban Dasar)

Pekerjaan Sistem Fire Alarm yang telah dilakukan dilanjutkan dengan :


• Pekerjaan Penutup Plafond
• Pekerjaan Instalasi Penerangan Pencahayaan

KETERKAITAN PEKERJAAN FIRE ALARM DENGAN PEKERJAAN LAINNYA

Pekerjaan Sistem Fire Alarm yang akan dilaksanakan terkait dengan :


• Pekerjaan Elektrikal & Arsitektur Bangunan :

RENCANA ANTISIPASI KEGAGALAN PEKERAJAAN FIRE ALARM

Antisipasi Kegagalan Pekerjaan Sistem Elektrikal adalah :


 Pemeriksaan Kesesuaian Gambar detail panjang lintasan kabel, ukuran armature lampu dan socket detektor , di dalam
bangunan dengan kondisi nyata hasil pengukuran di lapangan
 Pemeriksaan grounding , jalur kabel, sambungan, dan pengetesan hubung singkat per sub modul TBFA .
PEKERJAAN FIRE ALARM

Tahapan Pemasangan Instalasi : Ilustrasi Tahapan Pemasangan Instalasi FIRE ALARM


1. Marking plat lantai untuk jalur konduit yang akan digunakan
sebagai jalur instalasi sistem Fire Alarm
2. Bor plat lantai untuk memasang klam pipa konduit
3. Pasang pipa konduit sesuai jalur marking yang telah dibuat
dengan menggunakan klam yang berwarna sesuai jenis
pekerjaannya
4. Pasang kawat pancing,
5. Ikatkan ujung kabel instalasi pada kawat pancing lalu tarik kabel
tersebut
6. Patong kabel instalasi dengan panjang sesuai kebutuhan jenis
kabelnya adalah NYA 2(1x1,5 mm2)
7. Pasang Tee-dos pada sambungan dan tutup sambungan dengan
menggunakan lasdoop
8. Marger resistensi dan Konektifitas kabel instalasi yang telah
terpasang termasuk tiap kualitas sambungan tiap tee-dos
9. Hubungkan kabel instalasi yang telah selesai terpasang dengan
Detector,Break Glass,Buzzer dan JB FA
10. Tempatkan kabel utama yang menuju tiap junction box pada rak
kabel dengan rapi dan di ikat tiap jarak 1 meter
11. Hubungkan kabel instalasi pada rak kabel ke terminal / peralatan
utama.
12. Persiapkan semua komponen – komponen peralatan utama dari
tiap item pekerjaan sistem Fire Alarm (MCFA, Anuciator,Modul-
Modul)
13. Merakit komponen – komponen peralatan utama menjadi satu
kesatuan sistem peralatan utama.
14. Melakukan Test Fungsi dan Test Integrasi dengan Komponen lain
FLOW CHART PEKERJAAN FIRE ALARM STANDART DETAIL FIRE ALARM

START

Pekerjaan Persiapan

Shop Drawing Material

Penasangan Conduit

Instalasi Kabel

Test Perbaikan

Pemasangan Peralatan Utama


& System FIRE ALARM

Penyambungan Instalasi FIRE ALARM

Test Fungsi Perbaikan

Test Pengoperasian

SELESAI
PEKERJAAN TELEPHONE
Ilustrasi Tahapan Pemasangan Instalasi Telephone

Tahapan Pemasangan Instalasi :

1. Marking plat lantai untuk jalur konduit yang akan digunakan


sebagai jalur instalasi sistem Telephone
2. Bor plat lantai untuk memasang klam pipa konduit
3. Pasang pipa konduit sesuai jalur marking yang telah dibuat
dengan menggunakan klam yang berwarna sesuai jenis
pekerjaannya
4. Pasang kawat pancing,
5. Ikatkan ujung kabel instalasi pada kawat pancing lalu tarik kabel
tersebut
6. Patong kabel instalasi dengan panjang sesuai kebutuhan jenis
kabelnya adalah ITC 2x2x0.6
7. Pasang Tee-dos pada sambungan dan tutup sambungan dengan
menggunakan lasdoop
8. Marger resistensi dan Konektifitas kabel instalasi yang telah
terpasang termasuk tiap kualitas sambungan tiap tee-dos
9. Hubungkan kabel instalasi yang telah selesai terpasang dengan
outlet Telphone dan JB Telephone
10. Tempatkan kabel utama yang menuju tiap junction box pada rak
kabel dengan rapi dan di ikat tiap jarak 1 meter
11. Hubungkan kabel instalasi pada rak kabel ke terminal / peralatan
utama.
12. Persiapkan semua komponen – komponen peralatan utama dari
tiap item pekerjaan sistem Telephone
13. Merakit komponen – komponen peralatan utama menjadi satu
kesatuan sistem peralatan utama.
14. Melakukan Test Fungsi dan Memberi Alamat Telephone
FLOW CHART PEKERJAAN TELEPHONE

START

Pekerjaan Persiapan

Shop Drawing Material

Penasangan Conduit

Instalasi Kabel

Test Perbaikan

Pemasangan Peralatan Utama dan System


Telepon

Penyambungan Instalasi Telepon

Test Fungsi Perbaikan

Test Pengoperasian

SELESAI
PEKERJAAN TATA SUARA
Tahapan Pemasangan Instalasi : Ilustrasi Tahapan Pemasangan Instalasi TATA SUARA

1. Marking plat lantai untuk jalur konduit yang akan digunakan


sebagai jalur instalasi sistem Tata Suara
2. Bor plat lantai untuk memasang klam pipa konduit
3. Pasang pipa konduit sesuai jalur marking yang telah dibuat dengan
menggunakan klam yang berwarna sesuai jenis pekerjaannya
4. Pasang kawat pancing,
5. Ikatkan ujung kabel instalasi pada kawat pancing lalu tarik kabel
tersebut
6. Patong kabel instalasi dengan panjang sesuai kebutuhan jenis
kabelnya adalah NYMHY 2x1,5 mm2
7. Pasang Tee-dos pada sambungan dan tutup sambungan dengan
menggunakan lasdoop
8. Marger resistensi dan Konektifitas kabel instalasi yang telah
terpasang termasuk tiap kualitas sambungan tiap tee-dos
9. Hubungkan kabel instalasi yang telah selesai terpasang dengan
Speaker, Volume Controldan TB SS
10. Tempatkan kabel utama yang menuju tiap junction box pada rak
kabel dengan rapi dan di ikat tiap jarak 1 meter
11. Hubungkan kabel instalasi pada rak kabel ke terminal / peralatan
utama.
12. Persiapkan semua komponen – komponen peralatan utama dari
tiap item pekerjaan sistem Tata Suara (Amplifier, Mixer, Mic dan
Tuner)
13. Merakit komponen – komponen peralatan utama menjadi satu
kesatuan sistem peralatan utama.
14. Melakukan Test Fungsi dan Test Kebisingan
PEKERJAAN INSTALASI CCTV

KESELARASAN JADWAL PELAKSANAN PEKERJAAN CCTV IDENTISIFIKASI BAGIAN KRITIS PELAKSANAN PEKERJAAN CCTV
Pekerjaan CCTV yang akan dilaksanakan Di dahului oleh: Identifikasi Jalur Kritis Pekerjaan Sistem CCTV adalah :
• Pekerjaan Arsitektur Gedung Dalam Bangunan  Pekerjaan Penyambungan Kabel ke Panel
• Pekerjaan Sparing Plat beton struktur & Dinding Arsitektur  Pekerjaan Penyambungan Kabel ke TB-CCTV
• Pekerjaan Dak lantai Atap  Pekerjaan Penyambungan Kabel HDMI dan Grouding
 Pekerjaan Penyambungan Kabel ke kamera CCTV
Pekerjaan Sistem Elektronika yang telah dilakukan dilanjutkan dengan :
 Pekerjaan Penyambungan Kabel Power CCTV kamera
• Pekerjaan Finishing dinding gedung
• Pekerjaan Penutup Lantai RENCANA ANTISIPASI KEGAGALAN PELAKSANAN PEKERJAAN
CCTV
• Pekerjaan Penutup Plafond  Pemeriksaan Kesesuaian Gambar detail ukuran panel power
• Grounding Pentanahan CCTV , socket outlet Monitor, swith, DVR, HDMI ,support kamera

KETERKAITAN PELAKSANAN PEKERJAAN CCTV DENGAN , di dalam bangunan dengan kondisi nyata hasil pengukuran di
PEKERJAAN LAINNYA lapangan
Pekerjaan CCTV yang akan dilaksanakan terkait dengan :  Pemeriksaan grounding , jalur kabel, sambungan, dan pengetesan
• Pekerjaan Pemasangan Plafond hubung singkat .
• Pekerjaan Pemasangan Kabel Tray Intalasi Penerangan karena terkait jalur utama kabel
CCTV.
SKEMATIK INSTALASI CCTV
PEKERJAAN INSTALASI CCTV
Tahapan Pemasangan Instalasi : Ilustrasi Tahapan Pemasangan Instalasi CCTV

1. Marking plat lantai untuk jalur konduit yang akan digunakan


sebagai jalur instalasi sistem CCTV
2. Bor plat lantai untuk memasang klam pipa konduit
3. Pasang pipa konduit sesuai jalur marking yang telah dibuat
dengan menggunakan klam yang berwarna sesuai jenis
pekerjaannya
4. Pasang kawat pancing,
5. Ikatkan ujung kabel instalasi pada kawat pancing lalu tarik kabel
tersebut
6. Patong kabel instalasi dengan panjang sesuai kebutuhan jenis
kabelnya adalah Kabel Coaxial
7. Pasang Tee-dos pada sambungan dan tutup sambungan dengan
menggunakan lasdoop
8. Marger resistensi dan Konektifitas kabel instalasi yang telah
terpasang termasuk tiap kualitas sambungan tiap tee-dos
9. Hubungkan kabel instalasi yang telah selesai terpasang dengan
Socket Camera dan Splitter
10. Tempatkan kabel utama yang menuju tiap junction box pada rak
kabel dengan rapi dan di ikat tiap jarak 1 meter
11. Hubungkan kabel instalasi pada rak kabel ke terminal / peralatan
utama.
12. Persiapkan semua komponen – komponen peralatan utama dari
tiap item pekerjaan sistem MATV (Camera dan DVR)
13. merakit komponen – komponen peralatan utama menjadi satu
kesatuan sistem peralatan utama.
14. Melakukan Test Fungsi dan Kualitas Rekaman
PEKERJAAN SYSTEM MATV

Lingkup pekerjaan
Pekerjaan instalasi system MATV (Master Antena TV System) meliputi pengadaan bahan dan peralatan,
pemasangan, pengujian-pengujian dan perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan, sehingga untuk system
MATV dapat berfungsi dengan baik sesuai yang dikehendaki.
Peralatan antenna parabola diameter 12 feet dengan fixed mounting diarahkan ke satellite Palapa C-2
lengkap dengan feed horn, LNB, grounding system dan lightning protection/lightning arrester.
Peralatan terrestrial VHF antena, diarahkan ke pamancar TVRI
Peralatan Terrstrial VHF antenna, diarahkan ke pemancar RCTI, SCTV, INDOSIAR dan diarahkan ke pemancar
ANTV dan TPI
Peralatan dalam rak MATV(Head Ends), seperti : power divider, satellite receiver, demodulator, TV
modulator, active combiner, power supply, stabilizer dan peralatan perlengkapan lainnya.
Peralatan distribusi, kabel coaxial, tap-off, splitter, ttenuator, terminator, booster amplifier, conduit instalasi,
dan peralatan perlengkapan lainya.
Peralatan outlet TV pada dinding, termasuk junction-box yang flush mounted pada dinding

Mengadakan adjustment output level signal TV (dB rating) tiap outlet TV, testing dan
commissioning serta setting untuk seluruh system penerimaan/receiving signal TV
dan Seluruh peralatan penunjangnya
Membuat dan menyerahkan “operating dan maintenance instruction serta Reapir
Manual MATV Books.
Mengadakan training bagi personal operator MATV yang akan mengoperasikan serta
memelihara system MATV.
PEKERJAAN SYSTEM MATV

Instalasi
Sistemnya beroperasi pada tegangan 220 V lebih kurang 6%, 50 Hz, phasa tunggal peralatan akan
ditempatkan diruang control. Jika diperlukan tambahan stop kontak listrik disekitar penempatan peralatan.
Kabel-kebel yang dipasang dalam pipa μPVC conduit kabel coaxial tidak diperkenankan dipasang dalam satu
pipa dengan kabel listrik. Ukuran pipa disesuaikan dengan kabelnya, minimum pipa yang digunakan adanya
¾” atau 19 mm
Conduit μPVC dipasang di dalam dan diatas plafon, diruang-ruang tunggu ,supir, restaurant, café dan ruang
operator (ruangan control)
Kabel coaxial tidak boleh dilekukan radius yang 15 kali lebih kecil dari pada diameternya. Sambungan dan
looping kabel diterminal outlet tidak diizinkan.
Instalasi dikerjakan sebagaimana mestinya, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Harus menyediakan pipa μPVC conduit untuk terminasi tambahan kabel antenna dengan peralatan head and.

Distribusi kabel coaxial ke lantai-lantai menggunakan splitters dan tap-offs 2 way, 3 way atau 4
ways.
Jika gain/loss-nya terlalu besar sehingga sinyal di outlet diluar batas yang ditentukan (63-77), harus
menambahkan penguat(booster) sebelum ke wall oulet atau line amplifier, demikian juga bila
sinyal, yang sampai pada outlet terlalu lemah, maka harus menambahkan optional pre-amp,
sehingga system dapat diterima dengan baik.
Wall Outlet harus dipasang pada lokasi-lokasi seperti ditunjukkan pada gambar rencana.
Sistem antenna harus dilengkapi dengan system penangkal petir(lightning arrester), sesuai dengan
persyaratan yang berlaku dan seluruh penyangga/rangka dan parabola antenna harus digrounded
dengan tahanan tanah max 3 ohm.
PEKERJAAN SYSTEM MATV

Pengetesan Semua system yang terpasang


Pada waktu yang disesuaikan pemasangan dari seluruh perlengkapan instalasi MATV harus dalam kondisi baik dan
bebas cacat. Bagian-bagian yang rusak harus diganti. Dan bagian-bagian dari rangka/penyanggah yang terbuat dari
metal yang dapat berkarat harus di cat dengan cat dasar dan cat finishing jenis anti karat dan outdoor/wheather
type.
Mengadakan perbaikan lain terhadap kerusakan-kerusakan yang diakibatkan kecerobohan para pekerja.
Pengetesan dan pemeriksaan dan try-operation seluruh instalasi MATV yan g terpasang.
Setelah terpasang system yang baik, wiring yang telah sesuai, maka pemeriksaan dan pengetesan harus dilakukan
apakah system sudah bekerja dengan baik.

Pengetesan
Harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan mendemonstrasikan cara kerja dari
segenap system
Peralatan bahan dan pengerjaan yang tidak baik harus diganti dan diperbaiki untuk dicoba dan didemontrasikan
kembali.
Untuk pengetesan instalasi MATV ini ditest selama 6(enam) hari/jam kerja secara terus menerus atau
nonstop.
PEKERJAAN SYSTEM MATV
PEKERJAAN TATA SUARA
SISTEM TATA SUARA YANG DIGUNAKAN PADA PROYEK INI MELIPUTI:
1. CAR CALL
2. PUBLIC ADDRESS

HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :

a . Dalam mpemasangan instalasi tata suara, selalu


dikoordinasikan ke pekerjaan struktur, arsitek dan instalasi Jaringan Speaker Indoor

ME yang lain agar terjadi kerja sama yang baik


b. Koordinasikan titik saklar/stop kontak pada arsitek,
terutama pada dinding yang mempunyai finishing keramik.
MATERIAL / EQUIPMENT POKOK YANG DIGUNAKAN Instalasi Jaringan Speaker
1. Main equipment of sound system
2. Speaker ( Ceiling, Wall, Column & Horn speaker)
3. Kabel-kabel instalasi dan konduit
4. Junction box
5. Material bantu

STEP KERJA PEKERJAAN SISTEM TATA SUARA


1 .Pemasangan conduit
2. Penarikan kabel instalasi tata suara
3. Pemasangan speaker unit
4. Pemeriksaan/pengetesan jaringan/ instalasi
5. Pemasangan main unit tata suara..
Speaker
SPEAKER SYSTEM DIAGRAM
Cable

Speaker

MIXER
POWER Switch

MDF
SS

POWER
SUPPLY
IDFT
METODE KERJA

PEKERJAAN TATA SUARA


Dalam pemasangan instalasi tata suara, selalu dikoordinasikan ke
pekerjaan struktur, arsitek dan instalasi ME yang lain agar terjadi kerja
sama yang baik dikoordinasikan titik saklar/ stop kontak pada arsitek,
terutama pada dinding yang mempunyai finishing keramik.
EQUIPMENT POKOK YANG DIGUNAKAN
Main equipment of system
Speaker (Calling Wall, Column & Horn Speaker)
Terminal Box
Material bantu
PEKERJAAN SOUND SYSTEM
Pemasangan Conduit
Penarikan kabel instalasi tata suara
Pemasangan speaker unit
Pemeriksaan / pengetesan jaringan./ instalasi
Pemasangan main unit tata suara
METODE KERJA

PEKERJAAN TATA SUARA


PEKERJAAN SYSTEM DATA
NURSE CALL
Adalah untuk pemanggilan perawat dari kamar pasien disetiap lantai bangunan. Sistem dilengkapi dengan :
a. Sistem komunikas antara pasien dan perawat.
b. Sistem komunikasi antar dokter (medical staff) diruang pasien dengan perawat di ruang lain.
c. Indicator lamp langsung ke Nurse Station.

METODE KERJA PEKERJAAN NURSE CALL

1. System iaringan Nurse Call.

System jaringan Nurse Call ini di operasinalkan oleh Microbase Controler yang dilengkapi dengan instalasi
lamp Indicator, Speech Panel c/w ceiling speaker daD micropone , call station, Reset Station. instalasi Nurse
call ini menggunakan kabel NYM 2 x 1,5 mm2 didalam pipa conduit PVC dia. 20 mm2. Sentral Nurse call
masing - masing terletak diruangan Nurse station pacta setiap lantai. System Nurse Call mempergunakan 2
way communication. Seluruh posisi indicator lamp harus didepan pintu dan terlihat dari Nurse station room.
Seluruh toilet dilengkapi dengan nurse call buttom . Seluruh ruang pasien dipasang nurse call reset yang
diletakkan dekat dengan pintu mas uk. Dipasang nurse call diruang toilet, dan memiliki prioritas diatas
nurse call ruang pasien.
PEKERJAAN NURSE CALL

2. Pemasangan Instalasi.
a. Tahap Persiapan.
- Mempelajari shop drawing. Apakah masih ada ketidak sesuaian system
atau tidak. Jika sudah sesuai maka peketjaan selanjutnya bisa dikerjakan.

- Survey jalur dan marking jalur untuk instalasi kabel data untuk pekerjaan Luar dan dalam bangunan.
- Pengadaaan material sesuai dengan yang akan dikerjakan dan disetujui oleh Owner.
- Handling n'laterial diternpatkan pada lokasi yang aman , baik dari pengaruh cuaca maupun dari hal- hallain.sedangkan
untuk pengangkutan material ke site dilakukan dengan tenaga manusia.
b. Tahap Pelaksanaan.
1. Pemasangan insta1asi kabel NYM 2 x 1,5 mrn didalam pipa conduitdiameter 20 mm2 sesuai urutan tingkat
lantai daD shop drawing.
2. Test instalasi kabel dengan alat rnegger tester.
3 .Pemasangan peralatan Nurse call Sesuai shop drawing.
4. Test Fungsi peralatan Nurse Call.
3. Pengetesan.
Pada System Nurse Call ini dilakukan pengetesan antara lain:
a. Pada instalasi Kabel.
- Test Tahanan Isolasi menggunakan alat megger tester.
b. Pada Peralatan.
-Test Fungsi Peralatan Nurse Call.
METODA PELAKSANAAN
PEKERJAAN GAS MEDIS

PENGADAAN PIPA- PIPA TEMBAGA & PERALATAN

III. PENGELASAN PIPA TEMBAGA


1. Sebelum dilakukan pengelasan pipa terlebih dahulu melakukan pamasangan gantungan pipa dengan jarak 1.5 s/d
2,5 meter.
2. Pengaturan jalur pipa diatas gantungan sesuai dengan ukuran pipa dan kebutuhan gas medis.
3. Jika seluruh/sebagian jalur pipa sudah terpasang diatas gantungan langkah selanjutnya penyambungan /
pengelelasan pipa.
4. Penyambungan/pengelasan pipa tembaga dengan menggunakan Acytelin/Elpiji dan Oksigen dengan
menggunakan blander las dengan kawat las perak.
5. Untuk mengurangi dan menjamin kebersihan dalam pipa pada saat pengelasan berjalan harus dialiri gas Nitrogen
dengan ketentuan Flow 2 LPM dia 10 s/d 22 Flow 2.5 LPM dia 25 s/d 40 dan 3 LPM 42 s/d 80
6. Sebelum mengakhiri pengelasan harus dipastikan bahwa seluruh permukaan pipa sudah tertutup dengan perak las
dan dalam keadaan melebur/menyatu serta dalam kondisi rapih.
7. Pastikan juga tidak ada kotoran yang menempel pada perak, hal tersebut dapat mengakibatkan kebocoran pada
pengelasan.
8. Setiap ujung pipa yang tidak disambung harus tertutup rapat dengan cara dilas agar memudahkan pada saat
pengetesan kebocoran serta menjaga tidak masuknya kotoran kedalam pipa.
9. Jika disetiap zone atau lantai telah dilakukan pengelasan langkah selanjutnya adalah pengetesan kebocoran
instalasi pipa disetiap masing-masing zone.
PEKERJAAN TATA UDARA
KESELARASAN JADWAL PELAKSANAAN
Pekerjaan Sistem TATA UDARA yang akan dilaksanakan Di dahului oleh:
• Pekerjaan Sparing Plat beton struktur & Dinding Arsitektur
• Pekerjaan Dinding luar / fasade ( Arsitektur Finishing )
Pekerjaan Sistem TATA UDARA yang telah dilakukan dilanjutkan dengan :
• Pekerjaan Penutup Fasade
• Pekerjaan Penutup Plafond
• Pekerjaan Instalasi Penerangan Pencahayaan

KETERKAITAN PELAKSANAAN INSTALASI PENERANGAN DENGAN PEKERJAAN LAINNYA


Pekerjaan VAC yang akan dilaksanakan terkait dengan :
• Pekerjaan Pasangan Dinding Arsitektur Untuk Penempatan Unit AC Split
• Pekerjaan Pasangan Plafond Untuk Penempatan Unit AC Cassete dan penempatan jalur ducting AC

RENCANA ANTISIPASI KEGAGALAN PELAKSANAAN


Antisipasi Kegagalan Pekerjaan Sistem Tata Udara adalah :
 Pemeriksaan Kesesuaian Gambar jalur pipa refrigerant & pipa drain AC di dalam dan luar bangunan dengan kondisi
nyata hasil pengukuran di lapangan
 Pemeriksaan kemiringan dan kelurusan setiap segmen jalur pipa agar air & Freon dari dan ke unit indoor yang
dialirkan mencapai debit yang telah direncanakan ke outdoornya
 Test kebocoran Freon
METODE MONITORING KUALITAS PELAKSANAAN PEKERJAAN SISTEM TATA UDARA

1. Instalasi pipa refrigerant


1 rapi, dan tidak bocor.

2. Instalasi outdoor unit rapi.

3. Pemasangan indoor unit rapi


dan simetris (tidak miring).

4. Peletakan remote ac harus


lurus, tidak miring dan tinggi
sejajar saklar.

3 4
4. Ducting rapi, tidak bocor
4 dan bersih.

5. Pemasangan diffuser dan


grilles rapi dan simetris.
Tidak ada celah antara
5 plafon dan grilles serta
tidak miring.

Ducting & Diffuser


PEMASANGAN INSTALASI DUCTING

PEMASANGAN INSTALASI DUCTING


1. Marking Posisi titik support untuk
dudukan ducting instalasi.
2. Lakukan Pengeboran Untuk
1&2 menempatkan titik dynabolt sebagai
pegikat gantungan.
3. Pasang penggantung dengan
menggunakan long drat .
5
4. Pemasangan gantungan dengan
menggunakan long drat & palangan
dudukan.
5. Pemasangan ducting yang telah di
fabrikasi sesuai dengan gambar dan
PEMASANGAN DUCTING
lakukan penyambungan ducting
dengan benar.

3 PASANG DUCTING
Apabila support dan palangan telah
terpasang, maka ducting-ducting yang
telah di fabrikasi siap untuk dipasang.
Pemasangan dimulai dari ducting yang
besar (main duct), setelah itu baru
memasang ducting cabang. Begitu
seterusnya sampai semua jalur ducting
4 terpasang.
ILUSTRASI TAHAPAN PEKERJAAN DUCTING

1 Pembuatan ducting AC dilakukan


perbagian

3 Fabrikasi ducting dan fifting yang telah di beri


kode kemudian dibalut dengan glass wool
dan alumunium foil dan duct tape

2 Ducting AC yang sudah jadi dipisahkan


dari ducting yang belum jadi
Setelah siap ducting digantung pada
4 Persiapkan pemasangan gantungan 6
untuk ducting lokasi yang telah ditentukan

Lakukan pengetesan ducting untuk


5 Gantungan yang telah terpasang 7
memastikan ducting tidak ada kebocoran
ditambah dengan besi siku penahan
PEMASANGAN UNIT AC TYPE CEILING CASSETTE.

Pemasangan Gantungan Long Drat

4
Pemasangan Instalasi Pipa Refrigerant.

Keterangan
1. Slab plat.
2. Support Penggantung.
3. Ceiling (Plafond)
4. Unit Indoor AC Cassette
PEKERJAAN TATA UDARA
PEKERJAAN AC WALL
MOUNTED
Skema Instalasi Pekerjaan Ac Tipe Individual Split Wall:
INDOOR UNIT

OUTDOOR UNIT
PEMASANGAN UNIT AC SPLIT

PEMASANGAN INDOR DILAPANGAN PEMASANGAN UNIT OUTDOOR DILAPANGAN


1. Marking lokasi penempatan out door unit.
1. Pemasangan instalasi pipa refrigrant
2. Siapkan accesories alat / unit seperti gantungan, karet mounting dan lain-
2. Pengeboran dinding untuk penempatan titik dynabolt sebagai
lain.
dudukan bracket selah dilakukan marking
3. Pemasngan bracket untuk dudukan indoor Unit AC 3. Pasang outdoor unit di atas pondasi yang telah ditentukan. Atur sedemikain
4. Pemasangan Indoor unit dengan menggunakan tangga dan rupa agar posisi masing-masing alat sesuai dengan jalur pipa.
sekalidgua mengkoneksikan instalasi pipa refrigrant antara indoor 4. Pastikan kedudukan unit-unit tersebut telah kuat dan stabil serta karet
dengan outdoor serta instalasi poer kabel unit mounting telah lengkap terpasang.
5. Sambungkan pipa refrigerant , lalu sambungkan instalasi pipa ke unit indoor.
6. Sambungkan intalasi listrik sesuai dengan gambar rencana
DETAIL STANDARD PEMASANGAN AC
PEMASANGAN PIPA REFIGRENT

Pemasangan Instalasi Pipa Refrigerant.


1. Siapkan bahan, alat dan tenaga kerja serta area
kerja lakukan marking jalur pemipaan instalasi
refrigerant.
2. Pembobokan diding dan pemasangan support
untuk jalur pipa refrigrerant.
3. Pasangan pipa refrigerant pipa drain dengan
isolasi .
4. Pemasangan pipa pvc drain ac dengan isolasi. Pipa & FITTING-FITTING TEMBAGA
DETAIL PIPA REFRIGRERANT

INSTALASI PIPA REFRIGERANT & DRAIN


PEMASANGAN EXHAUST FAN

LANGKAH PEMASANGAN EXHAUST FAN

• Marking Posisi titik support untuk


dudukan FAN sesuai gambar
shopdrawing
• Lakukan Pengeboran Untuk
menempatkan titik dynabolt sebagai
pegikat gantungan.
• pasang penggantung
• Pemasangan dudukan.
• Pemasangan FAN
• Penyambungan kabel power

DETAIL PEMASANGAN AXIAL FAN


TEST COMISIONING
Tahapan Pengujian :

1. Persiapan .
1. Pemeriksaan ada tidaknya titik-titik pipa yang bocor pada instalasi pipa AC.
2. Pemasangan dop pada tiap-tiap ujung-ujung pipa AC dan penutupan pipa dari instalasi riser.
3. Pemasangan Pressure gauge pada salah-satu titik pada instalasi.
4. Lakukan Flushing pada instalasi pipa refrigrant untuk membersihkan kotoran pada pipa instalasi.
5. Pengisian air ke dalam instalasi mainline menggunakan pompa hingga tekanan terbaca pada pressure gauge mencapai tekanan kerja
minimal 16 kg/cm2.
6. Lakukan pemavakuman pada instalasi pipa refrigrant untuk memastikan tidak terjadinya kebocoran pada pipa instalasi.
7. Pastikan tidak terjadi kebocoran pada pipa refrigrant tersebut. Apabila terjadi kebocoran maka tekanan akan menjadi 0.
8. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan terhadap tekanan pada pressure gauge, setelah jangka waktu minimal 1 x 24 Jam
dari waktu pemberian tekanan pada instalasi.
9. Pengesahan hasil tes dengan cara pembuatan berita acara, bilamana hasil observasi telah sesuai dengan ketentuan yang disebutkan
dalam RKS dan dilakukan pemeriksaan kelayakan dan sistem berfungsi dengan baik.
PEKERJAAN SISTEM PENANGKAL PETIR
Ruang lingkup pekerjaan dari system penangkal petir di suatu bangunan
meliputi 4 pekerjaan utama, yaitu:
- Pemasangan instalasi terminal udara (air terminal)
- Pemasangan instalasi pernghantar pertanahan (down conductor)
- Pemasangan instalasi terminal dan elektroda pertanahan.
- Pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan tersebut diatas, seperti
pembuatan bak kontrol.

Flow Chart Pemasangan Penangkal Petir

START

PELAKSANAAN PEKERJAAN
PEKERJAAN PERSIAPAN

CHECK SPESIFIKASI DAN PENGEBORAN GROUNDING PEMASANGAN KABEL


SHOP DRAWING PENTANAHAN COAXIAL
PERIKSA & PEMASANGAN TERMINAL
PERBAIKI
UDARA (AIR TERMINAL)
PEMASANGAN ROD TEMBAGA +TIANG
APROVAL MATERIAL DAN + HEAD PENTANAHAN TEST
SHOP DRAWING
PERIKSA &
PERIKSA & PERBAIKI
PERBAIKI
PEMASANGAN
OBSTRUCTION LAMP
TEST
PERSETUJUAN DAN IJIN PERIKSA &
PELAKSANAAN KE PERBAIKI
PENGAWAS /KONSULTAN
TEST FUNGSI

PEMASANGAN BAK KONTROL

JOINT KABEL PENANGKAL


SELESAI
PETIR +KABEL PENTANAHAN
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR

Ilustrasi Pemasangan Penangkal Petir

Bak Kontrol
METODA PELAKSANAAN
PEKERJAAN GAS MEDIS

I. SURVEY LOKASI
a) Melihat secara langsung kondisi lokasi pekerjaan pada bangunan rumah sakit yang akan di
rencanakan sebagai pekerjaan instalasi gas medis.
b) Mengumpulkan data–data yang otentik, meliputi pekerjaan instalasi gas medis di lapangan/rumah
sakit.
c) Menyerahkan shop drowing instalasi gas medis dan persetujuan pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan ketentuan proyek.
METODA PELAKSANAAN
PEKERJAAN GAS MEDIS
METODA PELAKSANAAN
PEKERJAAN GAS MEDIS
II. PERSIAPAN PEKERJAAN

A. Penyiapan material sistem instalasi gas medis yang di gunakan sebagai pelaksanaa pekerjaan gas medis pada rumah
sakit :
1. Pipa tembaga ASTM B 88 / 280 Type L
2. Material bantu utama
3. Material bantu tambahan

B. Penyiapan alat kerja dan alat bantu yang di gunakan untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi pipa gas medis pada rumah
sakit :
1. Alat las ( Blander las )
2. Gas untuk pengelasan dan pembersihan pipa
3. Mesin bor dan mesin grinda lengkap dengan kabel power
4. Tool kits
5. Tangga

C. Ruang lingkup pekerjaan gas medis pada pekerjaan pemasangan ;


1. Area Alarm,
2. Zone Box Valvel
3. Outlet medical gas,
4. Manifold
5. Mesin Vacuum
6. Mesin kompres air
7. Monitor / control tekanan gas
8. Instalasi pipa tembaga sebagai pendistribusian gas medis menuju ruang-ruang pelayanan/perawatan
D. Penyiapan Alat Pelindung Diri ( APD )
1. Helm
2. Sepatu
3. Kaca mata
4. Sarung tangan
5. APAR

E. Marking / pemberian tanda disetiap ruangan yang akan dipasang instalasi gas medis sebelum di lakukan pembobokan .
METODA PELAKSANAAN
PEKERJAAN GAS MEDIS

PENGADAAN PIPA- PIPA TEMBAGA & PERALATAN

III. PENGELASAN PIPA TEMBAGA


1. Sebelum dilakukan pengelasan pipa terlebih dahulu melakukan pamasangan gantungan pipa dengan jarak 1.5 s/d
2,5 meter.
2. Pengaturan jalur pipa diatas gantungan sesuai dengan ukuran pipa dan kebutuhan gas medis.
3. Jika seluruh/sebagian jalur pipa sudah terpasang diatas gantungan langkah selanjutnya penyambungan /
pengelelasan pipa.
4. Penyambungan/pengelasan pipa tembaga dengan menggunakan Acytelin/Elpiji dan Oksigen dengan
menggunakan blander las dengan kawat las perak.
5. Untuk mengurangi dan menjamin kebersihan dalam pipa pada saat pengelasan berjalan harus dialiri gas Nitrogen
dengan ketentuan Flow 2 LPM dia 10 s/d 22 Flow 2.5 LPM dia 25 s/d 40 dan 3 LPM 42 s/d 80
6. Sebelum mengakhiri pengelasan harus dipastikan bahwa seluruh permukaan pipa sudah tertutup dengan perak las
dan dalam keadaan melebur/menyatu serta dalam kondisi rapih.
7. Pastikan juga tidak ada kotoran yang menempel pada perak, hal tersebut dapat mengakibatkan kebocoran pada
pengelasan.
8. Setiap ujung pipa yang tidak disambung harus tertutup rapat dengan cara dilas agar memudahkan pada saat
pengetesan kebocoran serta menjaga tidak masuknya kotoran kedalam pipa.
9. Jika disetiap zone atau lantai telah dilakukan pengelasan langkah selanjutnya adalah pengetesan kebocoran
instalasi pipa disetiap masing-masing zone.
METODA PELAKSANAAN
PEKERJAAN GAS MEDIS
METODA PELAKSANAAN
PEKERJAAN GAS MEDIS
IV. PENGETESAN KEBOCORAN.

Sebelum pengetesan kebocoran pada instalasi pipa gas medik terlebih dahulu harus di siapkan alat sbb :
1. Pressure gauge
2. Ball valve
3. Gas oksigen / udara tekan
4. Tool kits dan
5. Surat Berita Acara/dokumen

1. Pengetesan tahap awal / Kesatu :


Pengetesan dilakukan disetiap zone / lantai yang telah selesai pengelasan.
 Pastikan disetiap ujung pipa sudah tertutup / dilas dengan sempurna.
 Pasang ball valve berikut dengan pressure gauge di ujung / tempat pengetesan.
 Sambungkan selang ke tabung oksigen / udara tekan.
 Jika sudah tersambung buka katub tabung dengan perlahan dan perhatikan pressure gauge.
 Tutup katub tambung jika sudah mencapai 2 – 3 bar, pastikan jarum pressure gauge tidak bergerak turun
dengan cepat.
 Jika pressuare gauge bergerak turun cepat lakukan pemeriksaan setiap sambungan pipa dengan
menggunakan air sabun agar dapat mengetahui kebocoran.
 Jika sudah diketemukan kebocoran lakukan perbaikan / pengelasan hingga tidak bocor.
 Lakukan pengetesan dengan tekanan kembali, jika jarum pressuare gauge tidak berubah tambah tekanan
higga mencapai 2 x tekanan kerja atau 10 bar dan lakukan selama 2 x 24 jam.
 Jika selama 2 x 24 jam tidak ada penurunan buat berita acara secara tertulis dan harus ditandatangani
bagian terkait serta didokumentasikan.

2. Pengetesan tahap kedua:


Pengetesan dilakukan jika seluruh wall outlet dan zone box valve sudah
terpasang. Jika seluruh wall outlet dan zone box valve sudah terpasang dengan
baik lakukan pengetesan dari ruang sentral gas.
 Metode pengetesan sama dengan pada tahap awal yang berbeda adalah ;
 Untuk memastikan jalur mine line terlebih dahulu setiap zone box valve disetiap lantai harus ditutup terlebih
dahulu.
 Jika tidak ada kebocoran baru dapat dibuka dengan satu persatu zone box valve dengan tetap
memperhatikan pressuare gauge, jika pada saat membuka zone box valve tidak ada penurunan tekanan
yang drastis / cepat maka dapt dilanjutkan disetiap lantai.
 Jika seluruh zone box valve setiap zone / lantai sudah terbuka tambah tekanan gas hingga pada tekanan
yang ditentukan 8 s/d 10 bar dengan waktu pengetesan 2 x 24 jam.
 Jika selama 2 x 24 jam tidak ada penurunan buat berita acara secara tertulis dan harus ditandatangani
bagian terkait.
METODA PELAKSANAAN
PEKERJAAN GAS MEDIS
Pengetesan outlet.

Pengetesan tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa setiap wall outlet yang terpasang telah sesuai
dengan jalur dan gas masing-masing.
Langkah selanjutnya:

Masukan tekanan salah satu jalur pipa/ instalasi gas dari R. sentral gas.
Lakukan pemeriksaan disetiap outlet dengan cara menekan check valve di outlet.
Pastikan seluruh outlet sudah terpasang dengan jalur gas yang memilki tekanan dan susuai dengan jenis gas.
Jika terdapat ketidak sesuaian segara lakukan perbaikan. Dengan menyesuaikan jenis gasnya yang akan
terpasang.
Lakukan pengetesan seluruh gedung disetiap jalus pipa atau instalasi pipa gas.
METODA PELAKSANAAN
PEKERJAAN GAS MEDIS
METODA PELAKSANAAN
D
PEKERJAAN IPAL
PEKERJAAN IPAL

METODA PELAKSANAAN

A. Tinjauan Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pekerjaan pengelolaan air limbah rumah sakit, maka yang perlu diperhatikan
adalah sistem saluran pembuangan air. Saluran air limbah dan saluran air hujan harus dibuat secara
terpisah. Air limbah rumah sakit baik yang berasal dari buangan kamar mandi, air bekas cucian, air
buangan dapur serta air limbah klinis dikumpulkan ke bak kontrol dengan saluran atau pipa tertutup,
selanjutnya dialirkan ke unit pengolahan air limbah. Setelah dilakukan pengolahan, air hasil olahannya
dibuang ke saluran umum. Untuk air hujan dapat langsung dibuang kesaluran umum melalui saluran
1 terbuka.

A. Persiapan
Sebelum melakukan mobilisasi dilakukan terlebih dahulu survey untuk menentukan tempat kerja , alat
yang digunakan , transportasi yang akan dipakai, posisi tempat lokasi penempatan tapak IPAL,Etc

A. Tinjauan Perencanaan
Sesuai dengan Dokumen yang diminta dan sebagai persyaratan dalam disain perencanaan
7/12/200
9
sebagaimana pada Spesfikasi teknisnya adalah sbb:
Spesfikasi Teknis IPAL
I. MESIN IPAL

2 Sistem IPAL : Biosistem Aerob dan Anaerob


Sistem Operasi : Semi Otomatis
Kapasitas : ± 200-250 m3

1) REAKTOR IPAL AEROB


• Sistem : Biosistem Aerob
• Model / Posisi : Upground
• Bentuk : Silinder
• Proses IPAL Bio : "Multi compartment, dimana setiap compartment memiliki Fungsi
masing-masing sebagai proses Aerasi, Filtrasi dan Purifikasi"
• Material Unit Alat IPAL : FRP (Tahan Korosi, Tahan Chemical, Tahan Asam Basa) With
Mainhole Control
• Ketebalan Material : 8 mm s/d 12 mm
• Dimensi Reaktor IPAL : D =1,8 s/d 2 m, P = 4,5 s/d 5 m (AEROB)
• Jumlah Reaktor IPAL : 3 ( Tiga ) unit
• Sarana Media Bio Bakteri : Bioring Cone Cap dengan rongga udara
• Foam Treatment : Melalui pipa buih dari reaktor utama dialirkan menuju ekualisasi
untuk ditreatment kembali sehinggabuih bisa diolah sempurna
• Sludge Treatment : Sludge SedimentationTreatment
• Reactor Safety : Overflow, Flow Back, and Pressure Safety
• Distribusi Udara Untuk Bakteri : Cross Flow Sparger by Oxygen Bubble System (OBS)
• Instalasi perpipaan : Interkoneksi dari masing-masing compartment diluar unit alat
IPAL untuk sistem transferpipa udara,pipa buih,memudahkan dalam
perawatan maupun perbaikan

7/12/2009
Spesfikasi Teknis IPAL
I. MESIN IPAL
3 2) REAKTOR IPAL ANAEROB
• Sistem : Biosistem Anaerob
• Model / Posisi : Upground
• Bentuk : Silinder
• Material Unit Alat IPAL : FRP (Tahan Korosi, Tahan Chemical, Tahan Asam Basa) With Mainhole Control
• Ketebalan Material : 8 mm s/d 12 mm
• Dimensi Reaktor IPAL : D =1,8 s/d 2 m, P = 4,5 s/d 5 m
• Jumlah Reaktor IPAL : 1 ( Satu ) unit

3) BLOWER
• Tipe Blower : Root Blower
• Sistem Blower : 3 - 5 PK (2,2 - 3,7 kW) /3 phase 380V
• Pressure Safety : Pressure Safety Valve
• Jumlah : 2 (Dua) unit
• Sistem Operasional : Bergantian Otomatis

4) POMPA INPUT
• Tipe Pompa : Summersible Pump
• Aliran Listrik : 1 PK (0,7 Kw), 1 Phase, 50 Hz
• Jumlah : 2 unit

5) WATER STERILLIZER
• Kapasitas : 45 GPM
• Posisi : Upground
• Acc Adapter : Lampu UV 85 Watt x2 / unit
• Jumlah : 2 Unit 7/12/2009
Spesfikasi Teknis IPAL
I. MESIN IPAL
4 6) SISTEM TREATMENT CHLORINASI
• Sistem : Manual (Tablet)
• Media Desinfectant : Kaporit Tablet
• Posisi : Upground
• Material : PVC Tube
• Jumlah : 2 unit

7) KONTROL PANEL
• Type :
• Kabel : Free Attached
Standart PLN
• Sistem kerja : Manual & Automatic
• Komponen : MCB, Contactor, Overload, Timer, On/Off, Panel Box, push button Selector Switch
• Jumlah : 1 Unit

7/12/2009
1. IPAL dengan Pengolahan Dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob

5 Proses ini pengolahan dengan biofilter anaerob-aerob ini merupakan pengembangan dari proses proses
biofilter anaerob dengan proses aerasi kontak Pengolahan air limbah dengan proses biofilter anaerob-
aerob terdiri dari beberapa bagian yakni bak pengendap awal, biofilter anaerob (anoxic), biofilter aerob,
bak pengendap akhir, dan jika perlu dilengkapi dengan bak kontaktor khlor.

Air limbah yang berasal dari rumah tangga dialirkan melalui saringan kasar (bar screen) untuk
menyaring sampah yang berukuran besar seperti sampah daun, kertas, plastik dll. Setelah melalui screen air
limbah dialirkan ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran lainnya.
Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungasi sebagai bak pengontrol aliran, serta bak pengurai
senyawa organik yang berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan penampung lumpur.

Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob dengan arah
aliran dari atas ke dan bawah ke atas. Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut diisi dengan media dari
bahan plastik atau kerikil/batu split. Jumlah bak kontaktor anaerob ini bisa dibuat lebih dari satu sesuai
dengan kualitas dan jumlah air baku yang akan diolah. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air
limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau facultatif aerobik Setelah beberapa hari operasi, pada
permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikro-organisme. Mikro-organisme inilah yang akan
menguraikan zat organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap

Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak kontaktor aerob. Di dalam bak kontaktor
aerob ini diisi dengan media dari bahan kerikil, pasltik (polyethylene), batu apung atau bahan serat, sambil
diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik
yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media.

Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang tersuspensi dalam air
maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi
penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan
ammonia menjadi lebih besar. Proses ini sering di namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration).

7/12/2009
1. IPAL dengan Pengolahan Dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob

Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung
6 massa mikro-organisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa
sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor
ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh micro-organisme patogen.

Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau
saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik
(BOD, COD), ammonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya. Skema proses pengolahan
air limbah rumah tangga dengan sistem biofilter anaerob-aerob dapat dilihat pada Gambar III.7.

2. Disain IPAL sesuai Perencanaan Dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob

7/12/2009
7

7/12/2009
8

7/12/2009
3. Prinsip kerjanya IPAL Sistem Biofilter Anaerob-Aerob
9

7/12/2009
ALIRAN PROSES IPAL
10

IPAL AEROBIC BIO SISTEM (ABS)

7/12/2009
1. EQUALISASI ANAEROBIC
Sumber limbah mengalir menuju Bak Pengumpul setelah melalui Pre Treathment
11 2. POMPA SUBMERSIBLE
Mengalirkan air limbah dari bak pengumpul/ekualisasi setelah melalui proses Pre Treathmen
Pengendapan
3. PROSES AEROBIC BIOSISTEM
Air Limbah mengalir dari stage 1 ke stage 3, setelah melalui proses penguraian oleh
microbacteri yang melekat di media

4. SUPLAI UDARA
Membantu oksigen Mikrobacteria dalam memproses dan mengurai Air Limbah

5. FILTRASI AKHIR
Proses air limbah setelah mengalami pemisahan, untuk limbah jernih langsung menuju ke
efluen setelah melewati Kolam Indikator dalam proses Klorinasi

6. PENANGANAN GAS METHANE


Gas methane disalurkan melalui pipa ke udara

7. PENANGANAN SISA BUIH


Sisa buih disalurkan kembali ke bak ekualisas

7/12/2009
12

7/12/2009
4. Kriteria Perencanaan IPAL Biofilter Anaerob-Aerob

Kriteria perencanaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan proses biofilter anaerob- aerob
13 meliputi kriteria perencanaan bak pengendap awal, reaktor biofilter anaerob, reaktor biofilter aerob,
bak pengendap akhir, sirkulasi sirkulasi serta disain beban organik.

Skema proses pengolahan air limbah dengan sistem biofilter anaerob-aerob secara umum
ditunjukkan seperti pada Gambar 4.1. Seluruh air limbah dikumpulkan dan dialirkan ke bak
penampung atau bak ekualisasi, selanjutnya dipompa ke bak pengendapan awal. Air limpasan dari bak
pengendap awal selanjutnya dialirkan ke reaktor anaerob.

Di dalam reaktor anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik berbentuk sarang tawon. Jumlah
reaktor anaerob ini bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas dan jumlah air baku yang akan
diolah. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau
facultatif aerobik Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film
mikro-organisme. Mikroorganisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat terurai
pada bak pengendap.

Gambar 4.1.Proses Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob.


Air limpasan dari reaktor anaerob dialirkan ke reaktor aerob. Di dalam reaktor aerob ini diisi
dengan media dari bahan plastik tie sarang tawon (honeycomb tube), sambil diaerasi atau dihembus
14 dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah
serta tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-
orgainisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal
tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi,
sehingga efisiensi penghilangan amoniak menjadi lebih besar.

Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung
massa mikroorganisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi
lumpur. Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah
dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh mikroorganisme patogen.

Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran
umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik (BOD, COD),
amonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya.
15

7/12/2009
16

7/12/2009
17

7/12/2009
4. RENCANA PELAPORAN DAN SERAH TERIMA
Rencana kerja harian

Pengawas harus selalu punya rencana ke depan paling tidak satu hari. Setelah para pekerja
menyelesaikan pekerjaan untuk satu hari, pengawas merekam hasil kerja (output) yang dicapai
untuk setiap jenis pekerjaan. Berdasarkan hasil yang dicapai dan rencana kerja keseluruhan,
rencana untuk hari berikutnya disiapkan. Rencana ini diset target hasil hariannya untuk setiap
rencana kegiatan.

Untuk menyiapkan rencana kerja secara baik, pengawas perlu tahu apa yang terjadi di lapangan
selama hari-hari sebelumnya. Tanpa adanya informasi yang baik, seperti suatu sumber dibutuhkan
untuk menghasilkan sesuatu, mengapa target tidak dicapai, dll. sangat tidak mungkin untuk
mendapatkan hasil yang baik. Untuk mendapatkan informasi tepat waktu, fungsi dari sistem
pelaporan dibutuhkan.

- Program Laporan dan Dokumentasi.

Dalam melaksanakan kegiatan membuat laporan harian dan laporan mingguan.Untuk


keperluan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan dilapangan dibuatlah buku harian. Buku
harian diisi dilapangan oleh pelaksana lapangan dan diketahui oleh pengawas, mencatat
seluruh rencana dan realisasi aktifitas pekerjaan sebagai bahan laporan harian. Laporan harian
berisi :
• Tugas, penempatan dan jumlah tenaga kerja di lapangan.
• Jenis dan kuantitas bahan dilapangan.
• Jenis, kapasitas , jumlah dan kondisi peralatan dilapangan.
• Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan.
• Cuaca dan peristiwa alam lainya yang mempengaruhi pelaksanakan pekerjaan.
• Perintah dan persetujuan untuk melaksanakan pekerjaan. 7/12/2009
• Perubahan atau kemajuan disain gambar kerja dan realisasi pekerjaan
dibandingkan dengan rencana.
• Foto-foto pelaksanaan pekerjaan.
• Catatan lain yang dianggap perlu.
Dari laporan harian harus dapat diperoleh informasi sebab-sebab terjadinya keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan, apakah disebabkan karena kerusakan peralatan, penyediaan
personil/bahan/peralatan terlambat, atau disebabkan keadaan cuaca buruk.
Laporan dibuat sekurang-kuranya dalam 3 rangkap Laporan mingguan terdiri dari
rangkuman laporan harian dan berisi hasil pekerjaan mingguan serta catatan yang
dianggap perlu.

Laporan mingguan

dibuat oleh pelaksana lapangan dengan diperiksa oleh pengawas dan Koordinator
Pengawas.

7/12/2009
Dokumentasi

a. Membuat dan menyerahkan foto-foto dokumentasi untuk laporan progres pekerjaan


pada lokasi yang ditentukan.
b. Minimum 3 (tiga) gambar yang harus diambil pada lokasi yang memperlihatkan keadaan
keadaan sebelum mulai pelaksanaan 0% , keadaan dalam tahap 50% dan keadaan
penyelesaiaan hasil akhir pelaksanaan 100% . Foto – foto pada tiap lokasi harus diambil
dengan arah dan titik yang sama.
c. Foto – foto sebagaimana tersebut diatas mengunakan kamera digital, dicetak dan
dipasang dalam 3 rangkap dan data foto tersebut diatas disimpan dalam CD.

Program Pemeriksaan dan Penyerahan Lapangan.

a. Pada awal pelaksanaan Kontrak , setelah penerbitan SPMK, Pengawas bersama-


bersama dengan Peniliti Pelaksanaan Kontrak melaksanakan pemeriksaan Lapangan
bersama dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lapangan
untuk setiap rencana mata pembayaran guna menetapkan kuantitas awal.
b. Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam berita acara. Selanjutnya
pemeriksaan lapangan bersama terhadap setiap mata pembayaran harus dilakukan
oleh pengawas dan Panitia peniliti kontrak. Untuk menetapkan kuantitas pekerjaan yang
telah dilaksanakan guna pembayaran hasil pekerjaan.
c. Sebelum penyerahan lapangan ,Pejabat Pelaksana Kegiatan bersama bersama

d. melakukan pemrikaan lapangan berikut bangunan , bangunan pelengkap dan seluruhb


aset milik Pejabat Pelaksana Kegiatan yan akan menjadi tanggung jawab penyedia jasa,
untuk dimanfaatkan dijaga dan dipelihara.
e. Hasil pemeriksaan lapangan dituangkan dalam berita acara serah terima lapangan yang
ditandatangani kedua belah Pihak.
7/12/2009
5. PEMBERSIHAN AKHIR

Pembersihan akhir dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan betul-betul selesai


dilaksanakan dengan baik dan memuaskan semua pihak.

IV. PENUTUP
Demikian Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini kami buat sebagai acuan dalam pengerjaan
jika ditetapkan sebagai Penyedia Jasa

Padang 18 Mei 2022


Penawar

PT RELIS SAPINDO UTAMA

BUDI RAHMAT
Kepala Cabang

Anda mungkin juga menyukai