Lokasi
Jl. Lintas Kiliran Jao Jorong Batang Kariang Nagari Kamang
Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. PENDAHULUAN
2. PERSIAPAN DAN ADMINISTRASI
3. PENYELENGGARAHAN SMK3
4. PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID-19
1. PEKERJAAN STRUKTUR
2. PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
3. PEKERJAAN IPAL
Metode Pelaksanaan Konstruksi adalah keterangan yang detail, yang tersusun rapi dan menerangkan tentang
konstruksi proyek, yang terdiri dari :
• Keterangan tentang lingkup pekerjaan dan detail pekerjaan
• Keterangan tentang urutan pekerjaan secara umum dan detail
• Zona atau group kerja
• Hubungan timbal balik antar pekerjaan
• Penjelasan detail dari metode
• Peralatan yang digunakan
• Sumber daya yang digunakan
• Target dari jadwal pekerjaan
Jadwal Pendukung
• Jadwal Peralatan (Equipment Schedule) menyangkut penyediaan, pendatangan serta jumlah peralatan yang
diperlukan
• Jadwal Bahan (Material Schedule) menyangkut pemesanan, pendatangan serta jumlah dan jenis bahan yang
diperlukan
• Jadwal Tenaga Kerja (Manpower Schedule) menyangkut pendatangan, keahlian serta jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan
LOKASI PEKERJAAN Jl. Lintas Kiliran Jao Jorong Batang Kariang Nagari
Kamang Kecamatan Kamang BaruKabupaten Sijunjung
A
A
B B
B B
2 PERSIAPAN ADMINISTRASI
2. PERSIAPAN ADMINISTRASI
Dokumentasi dan Administrasi Proyek
Selama pelaksanaan proyek perlu dokumentasi foto yang yang mengambarkan pekerjaan dari 0%
sampai 100% , yang terkumpul dalam album untuk laporan Mingguan dan bulanan atau ditentukan
sesuai spesifikasi teknis dan akan diserahkan kepada pemilik proyek.
Semua adminsitrasi proyek dari ; Kontrak kerja, Perijinan, Shop drawing, Request pekerjaan,
Progress pekerjaan berupa harian , mingguan dan bulanan, surat-menyurat, As build drawing,
Pengarsipan, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kelancaran proses pekerjaan dsb
dilaksanakan oleh pihak kontraktor secara sistemmatis, rapi dan akurat dengan melaksanakan
prosedur-prosedur yang ada pada sistem Standard ISO yang dimiliki Kontraktor
METODA KERJA
MANAJEMEN LAPANGAN
a). PERSIAPAN PRE CONSTRUCTION MEETING (PCM)
Pekerjaan Persiapan harus direncanakan sebelum masa pelaksanaan suatu proyek konstrusksi. bahkan ,
pekerjaan persiapan ini harus telah disiapkan pada saat Pre Construction Meeting (PCM) dan dijadikan
awal akan dimulai proyek. Perencanaannya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh suatu
hasil perencanaan yang efisien, namun bisa mencakup segala pekerjaaan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Rumah Sakit Pratama Tipe D dan Pembangunan
Prasarana Rumah Sakit Pratama (Pekerjaan listrik, Air Bersih dan IPAL) Kabupaten Sijunjung
1. Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Kepala Proyek, dibantu oleh
beberapa tenaga staf dan tenaga pelaksana lapangan yang sesuai dengan bidang pekerjaannya
beserta pembantu-pembantunya.
2
METODA KERJA
2. STRUKTUR ORGANISASI PROYEK
Koordinasi
Pimpinan Proyek (PM) memimpin semua kegiatan proyek, baik di bidang administrasi, teknik dan lain-lain.Untuk masalah
teknik engineering dan quality control, kepala proyek dibantu oleh bagian teknik beserta stafnya. Urusan keuangan,
administrasi umum dan personalia, dibantu oleh bagian personalia dna keuangan berserta stafnya. Urusan logistik dan
peralatan, dibantu oleh bagian logistik dan peralatan.
Secara organisasi perusahaan, kepala proyek bertanggung jawab langsung kepada kepala divisi/wakil kepala divisi yang
bertindak sebagai pengelola operasional perusahaan dan bertanggung jawab kepada direksi perusahaan.
Dengan sistem organisasi seperti tersebut, maka pelaksanaan proyek akan berjalan dengan lancar, dan penyelesaian
pekerjaan akan dapat tercapai dalam waktu yang ditentukan dan dengan mutu yang diharapkan.
PEKERJAAN PERSIAPAN
BAGAN ALIR
PEKERJAAN
PERSIAPAN
ALUR KERJA DAN KOORDINASI : UMUM
Sebelum melakukan analisis terhadap alur kerja dan koordinasi pekerjaan, terlebih dahulu dilakukan
analisis terhadap garis besar pekerjaan pada proyek ini secara umum.
Alur Kerja umum menceritakan tentang proses pelaksanaan proyek ini secara umum, dimulai SPMK (Surat
Perintah Mulai Kerja) sampai dengan proses produksi (perencanaan dan Pelaksanaan konstruksi) dan
serah terima pekerjaan.
Penerbitan Proses
Start Pemeliharaan Finish
SPMK Produksi
Alur kerja pada proses produksi dibedakan atas dua, yakni eksternal (dengan pihak Owner dan MK) dan
juga alur kerja internal (dalam organisasi proyek), seperti dijelaskan pada pembahasan selanjutnya.
ALUR KERJA DAN KOORDINASI : EKSTERNAL
• Alur Kerja Eksternal Proyek dirancang sebagai acuan koordinasi antara Tim Kontraktor – Konsultan MK –
Tim Owner dalam menjalankan proyek, yang dibuat dalam bentuk flowchart.
• Alur Kerja Proyek bertujuan mempermudah dan mempertegas sistem komunikasi agar Proyek bisa
diselesaikan dengan hasil yang baik.
Procurement Material
Proses pembelian didasarkan pada spesifikasi teknik yang diminta dalam dokumen ,untuk menjaga agar jumlah, mutu, ukuran,
dan persyartan lain maka pengajuan atau penyusunan material requisition dilakukan koordinasi bersama antara bidang
engineering, pengendalian mutu, dan logistic.
Pengecekan Suplier
Pengecekan material ke supplier atau kunjungan pabrik bertujuan untuk mengetahui kemampuan penyediaan barang atau
material sesuai dengan spesifikasi ,sesuai dengan kuantitas dan kapasitas produksinya untuk mengantisipasi keterlambatan
pasokan material agar tidak terjadi keterlambatan pelaksanaan proyek nantinya. Kunjungan ke beberapa perusahaan atau
pabrik yang potensial akan menjadi rekanan proyek ,akan merupakan bahan pertimbangan pokok untuk menentukan supplier
pemasok material.
Evaluasi Penentuan Suplier
Sebelum menentukan supplier kontraktor mengadakan evaluasi atas penawaran yang masuk dari beberapa vendor ,termasuk
analisis dan penjelasan penyimpangan yang mungkin ada terhadap spesifikasi dan syarat yang ditentukan dalam dokumen
yang bertujuan untuk mendapatkan supplier yang kompeten ,penentuan ini didasarkan dengan harga yang kompetitif setelah
diadakannya penyesuaian –penyesuaian dan hasil evaluasi teknis.
Ikatan yang terjadi atau kontrak pengadaan dituangkan dalam Surat Kontrak Pengadaan atau Purchase Order (PO), Di dalam
Surat Kontrak Pengadaan disamping syarat komersial, seperti harga material ,biaya angkutan, cara pembayaran, potongan
harga, dan jaminan, juga perlu dicantumkan syarat –syarat umum yang meliputi lokasi penyerahan, jadwal pengiriman,tujuan
pengiriman, prosedur pemeriksaan, peraturan pemerintah yang harus dipenuhi, pajak, bea masuk, dan lain-lain.
Dengan dikeluarkannya PO, berarti langkah penting proses pengadaan material telah dilaksanakan, tetapi ini belum berarti
material dan peralatan yang dipesan dengan sendirinya akan tiba dilokasi pekerjaan pada waktu dan kondisi sesuai dengan
yang diharapkan . Pemantauan terhadap mutu, jadwal, dan kinerja peralatan pada proses manufaktur yang diperlukan.
Proses Distribusi
Proses Pemesanan Material
IDENTIFIKASI
PENETAPAN
RENCANA DAFTAR
REKANAN
KEBUTUHAN REKANAN / KONTRAK PURCHASING
DAN
BAHAN SUPLIER PENGADAAN ORDER
PROSES
/MATERIAL
NEGOISASI
PENGIRIMAN
PENERIMAAN
GUDANG/LOGISTIK
3 PERENCANAAN SITE MANAGEMENT
3. PEKERJAAN PERENCANAAN SITE MANAGEMENT
PERENCANAAN SITE MANAGEMENT
Perencanaan Site Management pada prinsipnya adalah perencanaan tata letak atau lay out dari fasilitas-fasilitas
yang diperlukan selama pelaksanaan proyek. Fasilitas-fasilitas yang dimaksud antara lain:
• Kantor proyek / direksi keet
• Gudang material dan peralatan
• Los kerja besi dan kayu
• Pagar proyek dan pintu gerbang
• Jalan kerja & Washing Bay
• Penempatan alat berat,
• Pos jaga
• Toilet
• Parkir
• Instalasi air bersih & kotor
• Instalasi Listrik
Dalam membuat lay out untuk pekerjaan persiapan ini, perlu diperhitungkan secara cermat penempatan masing-
masing fasilitas dan sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek. Dengan memperhatikan kondisi lapangan
yang ada dan disesuaikan dengan disain lay out proyek yang akan dikerjakan, penempatan fasilitas dan sarana
proyek nantinya akan dapat berfungsi secara optimal sesuai perencanaan. Namun demikian yang tetap harus
dipertimbangkan adalah bahwa seluruh fasilitas dan sarana proyek yang dibangun untuk pekerjaan persiapan
tersebut adalah bersifat sementara dan nantinya dibongkar setelah pelaksanaan proyek selesai dan dikembalikan
ke gudang peralatan kontraktor.
PENGELOLAAN AKSES LAPANGAN
Pelaksanaan konstruksi, selain terkait erat dengan kondisi lapangan dimana suatu proyek konstruksi dikerjakan, juga
tergantung jenis proyek yang dikerjakan.
Semua tahapan pekerjaan gedung mempunyai pelaksanaan yang disesuaikan dengan disain dari konsultan perencana.
Hal yang berpengaruh dalam metode pelaksanaan gedung adalah :
Kondisi dari lokasi proyek
Volume pekerjaan
Keadaan sekitar dari lokasi proyek
Keadaan jalan akses untuk material dan peralatan
Ketersediaan alat
Tingkat kualitas yang dibutuhkan
Jadwal pelaksanaan (schedule)
Ketersediaan dari teknologi konstruksi dan sumber daya
Sehingga dibutuhkan perencanaan dan manajemen lapangan (site plan) yang memadai agar semua proses pekerjaan
dapat berjalan dengan baik dan lancar. Perencanaan site plan ini merupakan proses menentukan posisi-posisi kantor,
gudang terbuka dan tertutup, jalan kerja, alat angkat vertikal, los kerja, toilet, dan lain-lain dengan prinsip agar proses
pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien dan efektif.
Item pekerjaan yang banyak dan kompleks memiliki banyak jenis kegiatan dan memerlukan banyak jenis material
dengan berbagai macam spesifikasi. Bahkan jenis material konstruksi pun ikut berkembang sesuai dengan penemuan-
penemuan baru yang dihasilkan.
Perencanaan site plan pada prinsipnya adalah perencanaan tata letak atau lay out dari fasilitas-fasilitas yang diperlukan
selama pelaksanaan proyek pelaksanaan.
Dalam membuat lay out untuk pekerjaan persiapan ini, perlu diperhitungkan secara cermat penempatan masing-masing
fasilitas dan sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek. Dengan memperhatikan kondisi lapangan yang ada dan
disesuaikan dengan disain lay out proyek yang akan dikerjakan, penempatan fasilitas dan sarana proyek nantinya akan
dapat berfungsi secara optimal sesuai perencanaan. Namun demikian yang tetap harus dipertimbangkan adalah bahwa
seluruh fasilitas dan sarana proyek yang dibangun untuk pekerjaan persiapan tersebut adalah bersifat sementara dan
nantinya dibongkar setelah pelaksanaan proyek selesai dan dikembalikan ke gudang peralatan kontraktor.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan lay out fasilitas dan sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan
proyek , antara lain:
Menempatkan semua fasilitas proyek di luar dari bagian denah bangunan yang akan dikerjakan sedemikian rupa agar
tidak mengganggu pelaksanaan proyek.
Menempatkan material bangunan, seperti: besi beton, kayu, dan lainnya, harus dipisahkan sesuai dengan jenis dan
ukurannya, sehingga memudahkan penyimpanan dan pengambilannya.
Menempatkan material-material yang harus terlindung dari cuaca, seperti: semen maupun material finishing lainnya
dalam gudang tertutup.
Menempatkan alat-alat berat pada posisi strategis, agar dapat menjangkau seluruh area kerja yang diperlukan dengan
tetap memperhatikan aspek kemudahan
Merencanakan jalur jalan kerja dan arus lalu lintasnya secara benar agar tidak menimbulkan stagnasi lalu lintas, baik
lalu lintas material maupun manuver alat-alat berat.
Menempatkan los kerja tidak jauh dari penumpukan material.
Menempatkan pos jaga yang tepat sehingga memudahkan mengawasi seluruh kegiatan proyek.
Merencanakan pagar proyek yang rapi dan memperhitungkan estetika, namun tetap efisien.
Menempatkan barak pekerja dan base camp staf proyek yang tidak jauh dari lokasi proyek.
Dalam mendukung proses pekerjaan konstruksi pembangunan proyek ini maka diperlukan adanya
pengelolaan akses dilapangan serta penempatan posisi alat kerja dan stok material yang tepat sehingga
terhindar dari permasalahan yang menyebabkan progres pekerjaan di lapangan jadi terhambat, yang dapat
disebut dengan “SITE MANAGEMENT PLAN ”.
Hal pendukung pengelolaan akses lapangan meliputi :
A. Penempatan Akses Masuk - Keluar dan Pagar Proyek
B. Penempatan Pos Pemantau / Pos Jaga
C. Penempatan Tower Crane,Pasanger Hoist (Alat Bantu Angkut)
D. Penempatan Stok Material Proyek
E. Penempatan Peralatan Proyek / Gudang Material
F. Penempatan Direksi Keet (Kantor Kontraktor, MK, & Owner)
G. Penempatan Fasilitas Proyek ( Barak Pekerja, MCK, Rambu-rambu, Dll)
H. Sirkulasi Masuk Dan Keluar Kendaraan Proyek
METODA KERJA
Tahap Pertama yaitu melakukan Pekerjaan Survey pengukuran,Pekerjaan Survey pengukuran dilakukan
untuk menentukan batas-batas daerah yang akan dibersihkan menggunakan peralatan survey seperti
pita ukur atau GPS. Batas daerah yang akan dibersihkan dapat diberi tanda dengan menggunakan
patok dari kayu atau dengan menggunakan tali pembatas, atau dengan cara lain yang disetujui direksi
pekerjaan . Jika pekerjaan pembersihan lahan tersebut dalam skala yang lebih besar atau diperlukan
pengupasan lapisan permukaan tanah dasar maka ketersediaan data elevasi (ketinggian) merupakan
salah satu hal yang harus terpenuhi. Untuk dapat memperoleh data ketinggian diperlukan survey
pemetaan yang lebih detail menggunakan peralatan survey seperti Total Station atau theodolite.
PAGAR KELILING PENGAMAN PROYEK
Pembuatan pagar pengaman proyek dilaksanakan sebelum aktivitas pelaksanaan di
lapangan dilakukan.
Tujuannya adalah untuk menjamin keamanan kerja didalam lingkungan proyek dan
sekaligus sebagai pemisah aktifitas diluar dan didalam areal proyek. Pagar pengaman
ini dibuat berdinding seng dan disokong oleh tiang-tiang penyanggah yang kokoh,
dibangun mengitari lokasi proyek sehingga dapat memenuhi fungsinya sebagai
pengaman. Pembuatan pagar pengaman proyek membutuhkan waktu pelaksanaan ±
7 hari.
Tahapan Pelaksanaan
Hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pengukuran untuk menentukan
batas-batas yang termasuk kedalam wilayah proyek.
Pemasangan papan kayu dan seng gelombang sebagai bahan utama pembuatan
pagar pengaman.
Setelah papan dan seng siap untuk dipasang, maka pada bagian dalam pagar akan
diberikan kayu penopang sebagai tumpuan.
Untuk melaksanakan tiga fungsi pokok pengamanan dengan efektif, kegiatan pengamanan fisik (phisical security)
perusahaan harus ditopang tiga elemen utama pengamanan yakni:
1.Petugas Keamanan (Security Guard).
2.Kebijakan Pengamanan, Standard Operating Procedures (SOP) dan Post Standing Order (PSO).
3.Peralatan Pengamanan berbasis teknologi.
Tampak jelas, bahwa Standard Operating Procedures (SOP) memiliki kedudukan strategis dalam fungsi pengamanan.
Dengan demikian SOP Pengamanan harus dirancang dan disusun dengan cermat, karena merupakan panduan
bagi petugas keamanan dalam menjalankan tiga fungsi pokok pengamanan.
a. Tugas Pokok Satpam
Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban dilingkungan /kawasan kerja khususnya pengamanan phisik (
Physical Security )
b. Fungsi Satpam
Segala usaha atau tindakan guna melindungi dan mengamankan dari segala gangguan/ancaman baik
yang berasal dari luar atau dari dalam perusahaan.
c. Peranan Satpam
Dalam melaksanakan tugasnya satpam mempunyai peranan sebagai:
1) Unsur pembantu pimpinan dalam hal pengamanan dan penertiban dilingkungan/area kerjanya.
2) Unsur pembantu Polri dalam hal pembinaan keamanan dan penegakan hukum di lingkungan/area
kerjanya.
8
METODA PENGAMANAN PROYEK
Kegiatan satpam disesuaikan dengan keadaan dan lingkungan serta kebutuhan masing-masing instansi / proyek /
badan usaha yang bersangkutan sebagai penjabaran dari fungsi satpam, maka dalam melaksanakan tugasnya
satpam melakukan kegiatan-kegiatan yang pada pokoknya sebagai berikut:
1) Mengadakan pengaturan dengan maksud menegakkan tata tertib yang berlaku dilingkungan kerjannya,
khususnya yang menyangkut keamanan dan ketertiban atau tugas-tugas lain yang diberikan pimpinan
instansi / proyek/ badan usaha yang bersangkutan seperti:
a) Tanda pengenal pegawai/karyawan.
b) Pengaturan penerimaan tamu.
c) Pengaturan parkir kendaraan.
2) Melaksanakan penjagaan dengan maksud mengawasi masuk keluarnya orang atau barang dan mengawasi
keadaan-keadaan atau hal-hal yang mencurigakan disekitar tempat tugasnya.
3) Melakukan perondaan sekitar kawasan kerjanya menurut rute dan waktu tertentu dengan maksud
mengadakan penelitian dan pemeriksaan terhadap segala sesuatu yang tidak wajar dan tidak pada
tempatnya yang dapat atau diperkirakan menimbulkan ancaman dan gangguan serta mengatur kelancaran
lalu lintas diluar komplek / sekitar lingkungan kerjanya.
4) Mengadakan pengawalan uang/barang bila diperlukan dan disesuaikan instasi/proyek/badan usaha yang
bersangkutan.
5) Mengambil langkah-langkah dan tindakan sementara bila terjadi
6) Suatu tindak pidana antara lain seperti:
a) Mengamankan tempat kejadian perkara.
b) Menangkap/memborgol pelakunya (hanya dalam hal tertangkap tangan)
c) Menolong korban.
d) Melaporkan/meminta bantuan Polri.
e) Selanjutnya memberikan bantuan serta menyerahkan penyelesaiannya kepada Polri yang terdekat.
7) Memberikan tanda-tanda bahaya atau keadaan darurat, melalui alat-alat alarm dan kode kode isyarat
tertentu bila terjadi kebakaran, bencana alam atau kejadian-kejadian lain yang membahayakan jiwa, badan
atau harta benda, orang banyak disekitar kawasan kerjanya serta memberikan pertolongan dan bantuan
penyelamatan.
9
METODA PENGAMANAN PROYEK
Keadaan Darurat didefinisikan sebagai keadaan sulit yang tidak diduga yang memerlukan penanganan segera supaya
tidak terjadi kecelakaan/kefatalan.
Definisi Unit Tanggap Darurat ialah unit kerja yang dibentuk secara khusus untuk menanggulangi keadaaan darurat di
tempat kerja.
Unit kerja tersebut dibentuk dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan OHSAS 18001:2008 klausul 4.4.7 Emergency
Preparedness and Response (Persiapan Tanggap Darurat). Bagian dari perencanaan untuk memenuhi klausul OHSAS
18001:2007 4.4.7 tersebut antara lain :
13
- GUDANG MATERIAL DAN PERALATAN GUDANG TERTUTUP
• Penerangan
• Air Conditioner ( AC )
• Peralatan Kerja, seperti : Tower Crane, Lift
bahan, Mesin potong, Bar bender, Bar cutter,
Pompa Air, dan lainya.
• Peralatan kantor, seperti : Komputer, Mesin foto
kopi dan l ainya
Pengadaan Air Kerja dan Jaringannya
Air kerja sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan, dimana air kerja
berfungsi untuk pekerjaan testing comissioning dan campuran adukan pekerjaan lainnya.
Untuk pengadaan air kerja diperlukan satu buah mesin pompa untuk distribusi air kerja.
Pemasangan pompa air dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pemantekan untuk
mendapatkan sumber air, kemudian dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air untuk
keperluan kerja ditampung dalam toren air atau drum air. Air kerja dapat juga diperoleh
dari sumber existing yang ada dengan penyambungan dan membayar sejumlah biaya
yang telah ditentukan.
TORN AIR
TORN AIR
Sistem Telekomunikasi Dalam Proyek
a. Telepon
Untuk kantor Kontraktor dan Direksi, sistim komunikasi menggunakan jaringan telepon dengan
penyambungan jaringan Telkom setempat. Jaringan ini nantinya dapat digunakan sebagai alat komunikasi
untuk operasinal bangunan.
b. VHF (Very High Frequency) Sistim
Sistim radio komunikasi Handy Talky (HT) akan digunakan untuk komunikasi di lapangan pada saat
pelaksanaan. Jumlah Handy Talky akan disediakan sesuai keperluan lapangan.
PEKERJAAN PENGUKURAN DAN SURVEY
Survey lapangan dilakukan sebelum dimulai pekerjaan dengan maksud untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak
diketahui dalam gambar terhadap kondisi exsisting (sarana dan prasarana barang inventaris) yang telah dan masih
beroperasi.
Sebelum dilakukan kegiatan pengukuran dan pematokan, lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan/diamankan dari
semak-semak dan hal-hal lain yang menggangu. Sebelum pekerjaan ini dimulai, lapangan selalu dijaga tetap bersih dan
rata.
Kemudian dilakukan pengukuran ulang dan gambaran kembali untuk lokasi pembangunan dengan dilengkapi
keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang
sudah ditera kebenarannya.
Pengukuran dikerjakan oleh tenaga surveyor (juru ukur) dibantu oleh wakilnya, sebelum dilaksanakan pengukuran yang
perlu diperhatikan adalah kemungkinan adanya pipa-pipa saluran dan instalasi kabel yang masih berfungsi di bawah
tanah di site.
Setting Out
Melakukan pengukuran area dan leveling kondisi existing dengan peralatan theodolith dan waterpas. Semua ukuran
disesuaikan dengan peil-peil dan level yang telah ditentukan dalam gambar, yang sebelumnya telah mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas/Konsultan MK. Jika terdapat perbedaan, atau perubahan serta ukuran yang belum
termuat dalam gambar/bestek, maka perubahan atau penggantian tersebut di atas akan diajukan untuk dimintakan
persetujuannya atau keputusan kepada Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
Ilustrasi Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
Peralatan Pengukuran
Surveying Equipment
Titik Acuan Titik Bench Mark
Pembuatan shop drawing dimulai setelah kontraktor memperoleh ijin dari pemilik proyek untuk
memasuki lapangan. Setiap bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan terlebih dahulu dibuatkan shop drawing
yang memuat semua ukuran-ukuran, dimensi dan informasi secara detail dan disetujui oleh pengawas lapangan
sebelum digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakn pekerjaan. Shop drawing atau gambar kerja,
merupakan acuan dari pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Dengan adanya gambar kerja, maka pekerjaan
lapangan menjadi mudah dilaksanakan dan terkendali secara teknis, baik dari segi waktu maupun mutu kerja.
Gambar kerja, harus sudah disiapkan dalam tahap awal proyek dan mendapat pengesahan dari pihak pengawas
atau konsultan perencana, sebelum dilaksanakan di lapangan.
Cara Pelaksanaan.
a. Penyedia jasa harus menyiapkan peralatan ukur, termasuk pekerja, patok-patok, serta peralatan
lainnya yang diperlukan untuk pengukuran. Pekerjaan ini dimulai dengan memasang patok yang
terbuat dari balok kayu 4/6 dengan jarak yang telah ditentukan.
b. Patok – patok yang telah dipasang tidak bolah goyang dan berpindah tempat karena telah memiliki
elevasi yang didasarkan pada BM sekitar setelah dilakukan Pengukuran.
c. Setelah data pengukuran diperoleh dan diolah maka akan dihasilkan gambar kerja (working drawing)
sebagai panduan pekerejaan di lapangan yang harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi.
d. Setelah pekerjaan lapngan selesai maka diadakan pengecekan dan pengukuran ulang di lokasi
pekerjaan (MC 100%) untuk membuat gambar purna laksana (asbuilt drawing) sebagai tanda
pekerjaan selesai.
e. Penyedia jasa harus segera menyerahkan semua data survai serta hasil perhitungan dan gambar-
gambar dari pengukuran MC 0% dan MC 100% kepada direksi secepatnya, dengan rincian sebagai
berikut :
Data ukur 1 (satu) asli dan 1 (satu) rekaman.
Gambar dengan ukuran A3 sebanyak 3 (satu) asli (kalkir) danMETODA PELAKSANAAN
1 (satu) rekaman serta ukuran
A3 sebanyak 2 (dua) rekaman. 22
METODA KERJA
. PENGUKURAN SITE
a. Kontraktor harus memulai pekerjaan berpedoman pada as utama dan asreferensi seperti yang terlihat pada
rencana tapak dan bertanggung jawab penuh atashasil pengukuran.
b. Kontraktor harus menyediakan material, alat dan tenaga kerja, termasuk juruukur yang berpengalaman, dan
setiap saat diperlukan harus siap mengadakanpengukuran ulang.
c. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melindungi dan memeliharapatok tetap utama selama pekerjaan
pembangunan. Kontraktor bertanggung jawabuntuk memelihara patok sekunder dilapangan dengan jumlah
dan posisi sesuaipengarahan pengawas.
METODA PELAKSANAAN
23
METODA KERJA
MOBILISASI DEMOBILISASI
Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua kegiatan yang berhubungan
dengan transportasi peralatan yang akan dipergunakan dalam melaksanakan paket pekerjaan.
Pada tahap awal peralatan yang dimobilisasi adalah peralatan-peralatan yang diperlukan untuk
membangun fasilitas proyek, seperti : kantor proyek, Gudang, sotckyard ( gudang terbuka ). Pada
tahap ini peralatan-peralatan yang dibutuhkan masih terbatas pada peralatan ringan seperti alat
Bor , Gergaji dll.
Cara Pelaksanaana.
a. Penyediaan Peralatan dan Personil
Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan personil sesuai dengan
kebutuhan seperti yang termuat dalam kontrak untuk menyelesaikan
pekerjaan.
Sebelum mobilisasi dilaksanakan, maka penyedia jasa harus segera melaporkan
kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan, dan bila dipandang perlu,
direksi dapat meminta tambahan peralatan maupun personil atas tanggungan
penyedia jasa.
24
4 PENYELENGGARAHAN SMK 3
S I S T E M K E A M A N A N DA N K 3
PENDAFTARAN DAN PEMBAYARAN ASURANSI TENAGA KERJA (ASTEK). SESUAI DENGAN KETENTUAN PEMERINTAH, PERUSAHAAN ATAU
PROYEK YANG MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA LEBIH DARI 10 ORANG WAJIB MELINDUNGI TENAGA KERJA MELALUI ASTEK. SEBAGAI
BUKTI DARI PELAKSANAANNYA BERUPA POLIS DARI ASTEK BERIKUT KUITANSI PEMBAYARAN PREMINYA.
PENDAFTARAN DAN PEMBAYARAN ASURANSI LAINNYA, MISALNYA CAR, BILA DIISYARATKAN. APABILA DISEBUTKAN DALAM KONTRAK,
PROYEK AKAN WAJIB MEMBAYAR POLIS ASURANSI CONSTRUCTTION ALL RISK (CAR) ATAU UNTUK BANGUNAN/ FISIK ROYEK DAN
PERALATAN KERJANYA.
IZIN DARI KANTOR KIMPRASWIL TENTANG PENGGUNAAN JALAN/ JEMBATAN YANG MENUJU LOKASI UNTUK LALU LINTAS ALAT BERAT. IZIN
INI BERTUJUAN BAHWA INSTANSI TERKAIT SETEMPAT TELAH MENGADAKAN PEMERIKSAAN TERHADAP KEKUATAN JALAN/ JEMBATAN YANG
AKAN DILALUI ALAT BERAT. SEBAGAI BUKTI DARI KEGIATAN INI ADALAH SURAT IZIN DARI DEPARTEMEN.
KETERANGAN LAIK PAKAI UNTUK ALAT BERAT/ RINGAN (PERALATAN YANG MENYANGKUT KESELAMATAN UMUM/ ORANG BANYAK)
MEMERLUKAN REKOMENDASI DARI DEPNAKER ATAU INSTANSI BERWENANG DAN PERLU DIPANTAU PEMAKAIANNYA OLEH INSTANSI
PEMERINTAH YANG BERWENANG. SEPERTI MOBIL BIS/ TRUK, LIFT, TOWER CRANE, DSB.
PEMBERITAHUAN KEPADA PEMERINTAH/ LINGKUNGAN SETEMPAT. PEMERINTAH SETEMPAT/ MUSPIDA TERDIRI DARI UNSUR DEPARTEMEN
DALAM NEGERI (LURAH/ CAMAT/ BUPATI/ WALIKOTA), KEPOLISIAN (POLSEK/ POLWIL/ POLDA), DAN TNI (BABINSA/ KORAMIL/ KODIM).
SEBAGAI BUKTI PELAKSANAANNYA ADALAH : BERUPA SURAT PEMBERITAHUAN KE PEMERINTAH/ LINGKUNGAN SETEMPAT DAN SUDAH ADA
INFORMASINYA.
S I S T E M K E A M A N A N DA N K 3
PRINSIP-PRINSIP KERJA YANG AKAN DISIAPKAN BERKAITAN DENGAN KETENTUAN K3:
SEBAGAI BUKTI PELAKSANAANNYA. SAFETY PLAN YANG SUDAH DISYAHKAN OLEH MANAJER PROYEK.
C. KEGIATAN K3 DI LAPANGAN :
MERUPAKAN PELAKSANAAN SAFETY PLAN YANG HARUS DILAKSANAKAN. MANYANGKUT BEBERAPA KEGIATAN ANTARA LAIN :
KERJASAMA DENGAN INSTANSI YANG TERKAIT K3. DEPNAKER; KEPOLOISIAN; RUMAH SAKIT. SEBAGAI BUKTI PELAKSANAANNYA ADALAH
DOKUMEN-DOKUMEN/ SURAT-SURAT SERTA HUBUNGAN KERJASAMA YANG NYATA DENGAN INSTANSI TERKAIT.
PENGAWASAN PELAKSANAAN K3. MELIPUTI SAFETY PATROL; SAFETY SUPERVISOR; SAFETY MEETING DAN PELAPORAN SERTA PENANGANAN
KECALAKAAN.
PELAPORAN DAN PENANGANAN KECALAKAAN. TERDIRI DARI PELAPORAN DAN PENANGANAN KECELAKAAN RINGAN, BERAT, KECELAKAAN
DENGAN KORBAN MENINGGAL DAN KECELAKAAN PERALATAN BERAT.
S I S T E M K E A M A N A N DA N K 3
PRINSIP-PRINSIP KERJA YANG AKAN DISIAPKAN BERKAITAN DENGAN KETENTUAN K3:
RAMBU-RAMBU PERINGATAN
PERINGATAN BAHAYA DARI ATAS; PERINGATAN BAHAYA BENTURAN KEPALA; PERINGATAN BAHAYA LONGSOR; BAHAYA API/KEBAKARAN;
PERINGATAN TERSENGAT LISTRIK; PENUNJUK KETINGGIAN; PENUNJUK JALUR INSTALASI LISTRIK KERJA SEMENTARA, DSB.
E. PENATAAN LINGKUNGAN :
MERUPAKAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS UNTUK MELAKSANAKAN PEKERJAAN DAN PENGELOLAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN
KERJA ANTARA LAIN :
LAYOUT PLANNING. AGAR ORANG DAN ALAT YANG BEKERJA TIDAK SALING MENGGANGGU, TETAPI MENDUKUNG AGAR LEBIH PRODUKTIF.
HOUSE KEEPING. LEBIH PADA KEBERSIHAN DAN KERAPIHAN TEMPAT KERJA. SEPERTI AIR BERSIH; TOILET; MUSHOLA; BAK SAMPAH; SALURAN
PEMBUANGAN LIMBAH; DSB.
METODE KERJA
ZERO ACCIDENT
Wujud kasih sayang kita kepada keluarga adalah Pelajari, pahami Buku Panduan K3 ini.
bekerja sesuai dengan petunjuk kerja, aman dan Camkan mana yang terkait dengan pekerjaan yang
tidak ceroboh. akan dilakukan dan laksanakan sesuai petunjuk
kerja.
Kita adalah tumpuan harapan keluarga.
METODE KERJA
Setiap karyawan harus berpakaian dengan rapih. Helm pengaman harus selalu ada pakai. Luka di kepala
bisa membahayakan diri anda!
Selalu kenakan baju kerja yang bersih.
Tali pengikat helm pengaman harus selalu
Jahit bagian baju yang robek dan lepas jahitannya, terpasang dengan baik dan kencang
dll.
Helm harus dipakai dengan posisi yang benar dan
Ujung kemeja dan celana harus selalu terkancing jangan dipakai di belakang kepala.
dengan baik.
Selalu gunakan sabuk pengaman jika anda bekerja di Selalu kenakan sarung tangan pengaman
tempat tinggi yang tidak berlantai atau berbagar, atau sebagaimana diwajibkan ketika mengangkut barang
ketika anda bekerja di tempat yang mewajibkan berat di lokasi kerja.
pengunaan sabuk pengaman.
Pilih sarung tangan yang sesuai dengan jenis
Sabuk pengaman harus dikaitkan ke kabel yang pekerjaan anda. (Gunakan sarung tangan tahan
sudah terpasang baik. getar untu pekerjaan vibrasi).
Jika anda bekerja sambil berpindah-pindah, pastikan Jangan kenakan sarung tangan jika
bahwa kabel dalam keadaan tegang sebelum sabuk mengoperasikan bor listrik.
pengaman anda pasangkan
Sabuk pengait tunggal hanya boleh digunakan
dengan cara yang sudah ditetapkan perusahaan.
METODE KERJA
Selalu kenakan peralatan pelindung yang sesuai dengan Di tempat kerja banyak terpasang rambu-rambu
jenis pekerjaan anda saat berada di lokasi. untuk keselamatan anda. Pelajari apa arti masing-
masing rambu dan bekerjalah dengan hati-hati!
i. Selalu kenakan kacamata las jika bekerja
dengan alat las listrik atau gas atau alat Jangan merusak rambu atau memindahkannya
pemotong. ke tempat lain.
ii. Kenakan masker anti debu dan kacamata
pelindung debu saat melakukan pekerjaan
yang menghasilkan debu.
iii. Jika pekerjaan yang anda lakukan
menimbulkan suara yang keras, kenakan
penutup telinga.
METODE KERJA
Di tempat kerja, telah ditetapkan berbagai sinyal/tanda- Selalu gunakan jalur orang yang telah ditetapkan
tanda untuk digunakan. Pelajari apa arti masing-masing meskipun anda sedang terburu-buru!
sinyal/tanda-tanda dan patuhi sinyal/tanda-tanda yang
diberikan oleh siapapun yang ada di lokasi. Jalur orang yang tinggi letaknya, balok
penyangga dan tangga harus selalu dalam
<Untuk jenis-jenis pekerjaan dibawah ini telah keadaan aman untuk dipakai
ditetapkan sinyal/tanda-tanda tertentu>
Jangan biarkan ada barang-barang yang
menghambat gerak di jalur yang dilalui orang.
Mengangkut barang dengan tali baja.
Pindahkan semua hambatan yang ditemui.
Saat menjalankan kendaraan konstruksi
dan memindahkan crane, dsb.
Periksa semua perkakas sebelum digunakan Agar pekerjaan bisa diselesaikan dengan aman dan
cepat, patuhi urut-urutan kerja yang baik dan benar
i. Segera ganti perkakas yang rusak yang anda pelajari dalam pertemuan (harian)
ii. Perkakas yang digunakan untuk pekerjaan di
tempat yang tinggi harus dilengkapi tali i. Lakukan pekerjaan dengan urut-urutan
pengikat untuk mencegahnya agar tidak jatuh. seperti yang telah ditetapkan oleh
iii. Jangan pernah biarkan perkakas tidak pimpinan di lokasi kerja (mandor).
dibersihkan. Selalu bersihkan perkakas setiap ii. Jangan melakukan sendiri; jangan
kali selesai digunakan. mencoba melakukan sesuatu yang belum
iv. Setelah digunakan selalu simpan kembali pernah dikerjakan sebelumnya.
perkakas di tempat yang disediakan.
METODE KERJA
Scaffolding/Steger beroda bisa terbalik, karena itu berhati- Selalu berhati-hatilah jika bekerja di atas steger
hatikah saat menggunakannya. karena bahaya jatuh selalu ada!
Setiap kali melakukan pekerjaan di atas atap genteng Saat melakukan pekerjaan di atas atau di bawah
atau atap asbes, jaga jangan sampai anda jatuh karena gedung, selalu waspadai benda-benda yang jatuh.
atap pecah.
Jika di atas sedang dilakukan pekerjaan, jangan
Ketika berjalan melintasi atap genteng atau asbes, bekerja di bawah tempat tersebut.
selalu alasi atap dengan papan selebar minimal 30 Jika melakukan pekerjaan di bagian atas dan
cm. bawah pada saat bersamaan, usahakan untuk selalu
bekerja bersamaan.
Selalu gunakan penyangga dan kenakan sabuk
Dilarang melempar benda apapun.
pengaman.
METODE KERJA
Bagian ini memuat skema protokol pencegahan Covid-19 dalam penyelenggaraan jasa konstruksi
dan mekanismenya. Protokol tersebut diawali dengan pembentukan satgas pencegahan Covid-19,
identifikasi potensi bahaya Covid-19 di lapangan, penyediaan fasilitas kesehatan, hingga
pelaksanaan pencegahan Covid-19 di lapangan.
Bagian ini memuat terkait penghentian pekerjaan sementara dan mekanismenya, mekanisme
pengujian pemenuhan terhadap pembayaran upah tenaga kerja konstruksi dan
subkontraktor/produsen. Pemasok selama masa penghentian sementara.
Di dalam protokol ini diatur mekanisme kehadiran pelaksanaan pengadaan barang dan jasa bagi tim
pokja, mekanisme pelaksanaan pembuktian kualifikasi secara offline dan/atau offline, mekanisme
pelaksanaan klarifikasi, negosiasi dan evaluasi kewajaran harga, mekanisme pendampingan yang
dilaksanakan secara online.
7/12/2009 14
METODA KERJA
Pemeriksaan kesehatan terkait potensi terinfeksi Covid-19 kepada semua pekerja dan tamu proyek
Pemantauan kondisi kesehatan pekerja dan pengendalian mobilisasi/demobilisasi pekerja
Melaporkan kepada PPK dalam hal telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus Pasien
Dalam Pengawasan (PDP) dan merekomendasikan dilakukan penghentian kegiatan sementara.
7/12/2009 15
METODA KERJA
Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi karena sifat dan urgensinya tetap harus dilaksanakan
sebagai bagian dari penanganan dampak sosial dan ekonomi dari Covid-19, maka Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi tersebut dapat diteruskan dengan ketentuan: Mendapatkan persetujuan dari Menteri
PUPR
Melaksanakan protokol pencegahan Covid-19 dengan disiplin tinggi dan dilaporkan secara berkala
oleh Satgas Pencegahan Covid-19.
7/12/2009 16
METODA KERJA
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan ruang klinik kesehatan di lapangan yang
dilengkapi dengan sarana kesehatan yang memadai, antara lain tabung oksigen,
pengukur suhu badan nir-sentuh (thermoscan), pengukur tekanan darah, obat-obatan, dan petugas
medis.
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib memiliki kerja sama operasional perlindungan kesehatan dan
pencegahan Covid-19 dengan rumah sakit dan/atau pusat kesehatan masyarakat terdekat untuk
tindakan kahar (emergency).
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan fasilitas tambahan antara lain: pencuci tangan
(air, sabun dan hand sanitizer), tisu, masker di kantor dan lapangan bagi seluruh pekerja dan tamu.
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan vaksin, vitamin dan nutrisi tambahan guna
peningkatan imunitas pekerja.
Satgas Pencegahan Covid-19 memasang poster (flyers) baik digital maupun fisik tentang
himbauan/anjuran pencegahan Covid-19 untuk disebarluaskan atau dipasang di tempat- tempat
strategis di lokasi proyek.
Satgas Pencegahan Covid-19 bersama petugas medis harus menyampaikan penjelasan, anjuran,
kampanye, promosi teknik pencegahan Covid-19 dalam setiap kegiatan penyuluhan K3 pagi hari
(safety morning talk).
Petugas medis bersama para Satuan Pengaman (Security Staff) melaksanakan pengukuran suhu tubuh
kepada seluruh pekerja setiap pagi, siang, dan sore.
Satgas Pencegahan Covid-19 melarang orang (seluruh pekerja dan tamu) yang terindikasi
memiliki suhu tubuh ≥ 38°Celcius datang ke lokasi pekerjaan.
Apabila ditemukan pekerja di lapangan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19, pekerjaan
harus diberhentikan sementara oleh Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa paling sedikit 14 (empat
belas) hari kerja.
7/12/2009 17
METODA KERJA
Petugas Medis dibantu Satuan Pengaman (Security Staff) melakukan evakuasi dan penyemprotan
disinfektan pada seluruh tempat, fasilitas dan peralatan kerja.
Penghentian sementara dilakukan hingga proses evakuasi dan penyemprotan disinfektan,
serta pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan isolasi tenaga kerja yang pernah melakukan kontak fisik
dengan tenaga kerja yang terpapar telah selesai.
Dampak pandemi Covid-19 yang mengakibatkan beberapa pekerjaan konstruksi
diberhentikan sementara menjadi tertunda dan mundur dari waktu yang telah ditentukan. Namun,
dengan adanya kebijakan dan perubahan yang terjadi saat ini diharapkan sektor konstruksi menjadi
salah satu pendongkrak peningkatan perekonomian Indonesia pasca pandemi ini.
7/12/2009 18
METODA KERJA
METODA PELAKSANAAN
19
METODA KERJA
METODA
PELAKSANAAN
20
METODA KERJA
METODA
PELAKSANAAN
21
METODA KERJA
METODA PELAKSANAAN 22
A. PEKERJAAN PERSIAPAN B. PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
I. PEKERJAAN PONDASI
SARANA LUAR II. PEKEJAAN GALIAN DAN URUGAN
III. PEKERJAAN STRUKTUR BETON
1. PEKERJAAN CUT & FILL 1. PEKERJAAN BETON PILE CAP DAN TEE
2. PEKERJAAN SALURAN BEAM/SLOOF
PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
3. PEKERJAAN TURAP PENAHAN TANAH 1. METODA PEKERJAAN FABRIKASI, BESI,BEKISTING
2. METODA PEKERJAAN BETON KOLOM
3. METODA PEKERJAAN BETON BALOK
4. METODA PEKERJAAN BETON PLAT LANTAI
1. PEKERJAAN STRUKTUR
2. PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
3. PEKERJAAN IPAL
I. PEKERJAAN TANAH
METODE PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan galian tanah biasanya dimaksudkan untuk membuat pondasi pada bangunan, jalur
saluran pipa, saluran air gorong-gorong dan pekerjaan lainnya.
Pedoman ini mencakup kegiatan pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah
atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian
pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan
sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui
untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini untuk pekerjaan timbunan.
METODE KERJA
•TahapanPekerjaan :
Langkah pertama adalah mempersiapkan alat bantu kerja sesuai dengan MS (Method Schedule)
Pekerjaan galian : Manual atau dengan alat berat Excavator.
•Mempersiapkan alat bantu ukur (Theodolite/Total Station) untuk penentuan batas galian dan
pompa air untuk dewatering.
•Untuk galian yang besar dan dalam serta berbatasan dengan bangunan lain perlu disiapkan turap
untuk dapat menahan tanah di sekelilingnya dan mencegah terjadinya kelongsoran seperti sheet
pile, continuous pile, H pile dan lain-lain.
METODE KERJA
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan, antara lain :
Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan gambar yang telah disetujui oleh Konsultan Perencana;
Perhitungan elevasi yang tepat agar luasan pekerjaan tidak memiliki kelebihan atau kekurangan
yang jauh dari gambar rencana;
Pelaksana pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan kerja seperti yang tertuang
pada metode K3;
Pelaksana Pekerjaan diwajibkan mengatur metode pekerjaan dengan baik, semisal pembuangan
tanah;
setelah pekerjaan penggalian tanah selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi kembali
dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Perencana.
METODA PELAKSANAAN
Adanya basement sebuah gedung tentunya akan ada pelaksanaan penggalian tanah. Langkah awal
berdirinya sebuah gedung bertingkat tentunya harus dikerjakan pembangunan basement terlebih dahulu.
a. Galian tahap 1, penggalian dilakukan backhoe dan material langsung di dumping ke dump truck (posisi dump truck yang
optimal dimana sudut swing bucket backhoe 45 – 90 derajat), tinggi galian sesuai perhitungan tinggi kritis.
b. Galian tahap 2, lereng hasil penggalian tahap 1 harus diproteksi dari gerusan air hujan dengan menggunakan terpal plastik
(plastic sheet) dan galian tahap kedua dapat dilaksanakan dengan metode yang sama pada tahap 1.
c. Penggalian dilanjutkan sampai elevasi rencana, untuk penggalian dibawah permukaan air tanah dilakukan pekerjaan
dewatering.
d. Hasil galian tanah dibuang ke lokasi disposal area, diusahakan agar jarak disposal adalah jarak terdekat dan yang perlu
diperhatikan usahakan tanah galian tidak berjatuhan dengan cara menutup bak dump truck dengan terpal
10
METODE KERJA STRUKTUR
1. Kondisi – 1
(elev. Tanah Asli) Bottom
- Elevasi Tanah Asli
Galian
- Surveyor memberikan ukuran
dan titik rencana galian
2. Kondisi – 2
4. Kondisi – 4
PEKERJAAN STRUKTUR
TAHAPAN PEKERJAAN STRUKTUR
Pek.Beton Struktur.
- Bahan yang digunakan: Semen, Pasir, Batu Split, Air dan Fc
- Alat yang digunakan untuk melaksanakan pengecoran beton diantaranya Concrite Pump, Vibrator, Mobile Crane, Bucket Cor, dan Lain-lain
- Lama waktu pelaksanaan pekerjaan struktur beton bertulang yaitu: 119 hari kalender.
- Untuk pekerjaan beton menggunakan Ready Mix, mutu beton sesuai spesifikasi yang telah ditentukan, pengecoran dilakukan bila semua tulangan telah
diperiksa kembali/ceklist, bekisting begian dalam dibasahi, tidak adanya kelolosan air semen dari sambungan-sambungan bekisting, termasuk kekuatan
bekisting dan data Trial Mix dari laboratorium telah didapat.
Pek. Pembesian.
- Bahan untuk fabrikasi pembesian: Besi beton (Polos dan Ulir), dan Kawat bendrat
- Alat yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan fabrikasi pembesian diantara, Barbender, Barcutter, Tang ikat, dan lain-lain
Besi beton yang dibutuhkan dipenuhi sesuai kebutuhan yang telah ditetapkan pada gambar kerja/shopdrawing, untuk penyimpanan sementara sebelum
dilakukan pekerjaan perakitan maka besi beton di simpan pada daerah yang kering dan rata, untuk menghindari kontak langsung dengan tanah, air dan lain-
lain yang mengakibatkan besi berkarat dan rusak secara kualitas. Penempatan penulangan dipersiapkan dan di tempatkan sesuai posisinya setebal selimut
beton.
Pek.Bekisting.
Bahan yang digunakan kayu, paku, multiplek dan lain-lain
Alat yang digunakan diantaranya: Palu, Gergaji dan meteran
Bekisting dibuat sebagaimana shopdrawing yang telah disetujui. Bekisting di cek terlebih dahulu untuk kekokohan dan kerapian pekerjaan, sehingga tidak
mengakibatkan pembengkakan dan kerusakan beton sebagai bahan pengisi.
1
Sesuai dengan dokumen lelang pada paket pekerjaan Pembangunan Rumah Sakit Pratama Tipe D dan
Pembangunan Prasarana Rumah Sakit Pratama (Pekerjaan listrik, Air Bersih dan IPAL) Kabupaten
Sijunjung ini yaitu menggunakan system pondasi SUMURAN sampai kedalaman 4 mtr.
Metoda Pelaksanan
Pada dasarnya, pembuatan pondasi sumuran dilakukan dengan memasang sumuran yang berupa pipa beton
berdiameter 1 m, 2m, 2.5 m, 3 m, 3.5 m, hingga 4 m sedemikian rupa di dalam galian tanah.
Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penurunan dinding sumuran yang dicor di tempat atau pracetak yang
terdiri unit-unit beton pracetak. Penurunan dilakukan dengan menggali sedikit demi sedikit di bawah dasarnya.
Berat beton pada sumuran memberikan gaya vertical untuk mengatasi gesekan (friction) antara tanah dengan
beton, dan dengan demikian sumuran dapat turun
Kemudian lubang diisi dengan material yan ditetapkan, misalnya beton cyclop campuran 40% batu kali . Proses
pelaksanaan jenis pondasi ini terkadang sudah harus menghadapi air tanah.
Setelah pondasi jadi, sempurna di atas pondasi ini dibangun struktur kolom yang menjadi pegangan bagi dinding
bangunan.
Adapun Bahan dan peralatan yang dipakai adalah sebagai berikut :
Tenaga Kerja /
Bahan Alat
hari
PIPA BETON/BUIS BETON CANGKUL PEKERJA
5/18/2022
4
5/18/2022
5
5/18/2022
C. Persiapan Pemancangan
Langkah-langkah pengerjaan :
1. Buatlah galian tanah dengan ukuran sesuai diameter pipa beton di lokasi yang akan dibangun pondasi dengan
memakai cangkul. Untuk mempermudah pekerjaan penggalian tanah, pakai cangkul yang mempunyai pegangan
lebih pendek.
2. Setelah galian tanah telah mencapai kedalaman sekitar 80-100 cm, masukkan pipa beton yang pertama ke
dalamnya. Hati-hati ketika memindahkan pipa beton ini dan pastikan sempurna masuk ke dalam lubang galian tanah.
3. Lanjutkan kembali penggalian tanah di daerah rencana pembuatan pondasi tersebut. Ingat, lakukan pekerjaan ini
dengan lebih hati-hati mengingat sudah ada pipa beton di dalamnya. Jangan khawatir, selama Anda meneruskan
penggalian tanah, pipa beton akan turun levelnya sesuai dengan kedalaman permukaan tanah di dalam lubang
galian.
4. Pekerjaan penggalian tanah dilarang sesudah mencapai lapisan tanah yang keras. Biasanya lapisan tanah ini berada
di kedalaman yang berkisar antara 2-3 meter.
5. Setelah itu, masukkan pipa beton kedua ke dalam lubang galian sempurna di atas pipa yang pertama. Masukkan lagi
5/18/2022
pipa berikutnya hingga ketinggian susunan pipa beton setara dengan level permukaan tanah. Cek sekali lagi untuk
memastikan pipa-pipa beton tersebut tersusun dengan benar.
6. Agar susunan pipa-pipa beton terangkai kuat, kita harus menambal celah-celahnya
dengan adukan semen dan pasir. Biarkan tambalan ini selama beberapa ketika
semoga mengering sebelum benar-benar menutup sumuran.
7 7. Buat adukan beton sebagai pengisi pondasi sumuran yang terdiri atas semen, pasir,
kerikil, dan air. Pastikan semua bahan-bahan ini tercampur rata sebelum digunakan.
8. Masukkan batu kali terlebih dahulu ke dalam sumuran hingga ketinggiannya mencapai
50 cm. Tuangkan adukan beton di atasnya. Atur sedemikian rupa semoga adukan
beton ini sanggup masuk ke celah-celah tumpukan watu kali dan mengikatnya.
9. Masukkan lagi batu-batu kali ke dalam sumuran tadi hingga ketinggiannya bertambah
50 cm. Jangan lupa tuangkan lagi adukan beton di atas gundukan watu kali tersebut.
5/18/2022
III. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN
Untuk menuju ke pekerjaan beton struktur Pile Cap dan Tea Beam, langkah selanjutnya yaitu melakukan pekerjan :
Galian Tanah Poer dan Tea Beam.
9 Urugan Pasir
Lantai Kerja
Pelaksanaan Galian Poer dan Tea beam melihat kondisi dilapangan dilakukan secara manual dengan tenaga
manusia. Pekerjaan galian ini diurut sebagai berikut :
a. Menyiapkan lahan yang akan digali dengan memberi patok dan bowplank pada area tanah asli yang
akan digali dan diberi tanda berwarna / dicat
b. Menentukan lebar & kedalaman galian tanah yang akan digali yang mengacu pada bowplank
c. Membuat garis bantu dengan tali yang diikatkan pada bowplank untuk kerapian dan kelurusan galian
tanah agar dimensi pondasi terpenuhi
d. Menyiapkan bak ukur yang standar untuk mengukur kedalaman dari galian tanah
e. Bagian tanah yang digali adalah Pondasi beton yang dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia
(Man Power)
f. Galian pondasi digali dengan ketentuan ukuran sesuai kebutuhan pas. pondasi kearah memenjang /sejajar
arah lajur memanjang dan melintang bangunan Ex. Galian ditempatkan sementara disisi lubang galian
dan kemudian diangkut keluar proyek dengan menggunakan dump truck.
Rencana Galian
2. Pekerjaan Urugan Pasir
Urugan pasir padat ini biasanya dilakukan pada pekerjaan pondas / Poer dan,Tea Beam, lantai keramik atau
10 pekerjaan-pekerjaan bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah. Untuk mendapatkan kualitas urugan pasir
yang baik, maka perlu diikuti langkah-lanngkah sebagai berikut , disertai contoh perhitungan kebutuhan bahan, tenaga
kerja dan waktu pelaksanaan :
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan urugan pasir adalah :
1. Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 5 cm padat.
2. Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan kelembaban yang optimum
untuk pemadatan, dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol ketebalan dari pasir tersebut
3. Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata
4. Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.
5. Jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan tebal pasir urug seperti yang
direncanakan.
5/18/2022
3. Pekerjaan Beton Lantai Kerja
11 Lantai kerja merupakan pekerjaan yang biasa dilakukan dalam konstruksi bangunan dengan lingkup dan kondisi
lingkungan yang cukup kompleks. Ketebaan lantai kerja biasanya setebal 10 - 15 cm. Adapun fungsi dari
pembuatan lantai kerja yaitu sebagai berikut :
1. Sebagai landasan pondasi dari adukan 1pc : 3ps : 5kr digelar setebal 5 cm ditempatkan pada dasar
landasan dan dikerjakan sedikit sampai menutup semua landasan pondasi beton
2. Memudahkan pekerja berdiri d atas lahan datar, lahan menjadi tidak kotor dan becek.
3. Merupakan dudukan besi lapis bawah (untuk pondasi rakit atau pile-cap.
4. Menahan gaya angkat (up-lift force) tanah di bawahnya.
Pengukuran
1. Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melaksanakan pengukuran dengan theodolith untuk menentukan leveling
lantai kerja.
2. Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
1. Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
2. Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl atau B-0.
3. Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir dengan ketebalan yang
sesuai rencana dan telah diratakan.
4. Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
5. Pasang patok dan leveling lantai kerja yang dibutuhkan sebagai pola untuk menentukan ketebalan. Bisa juga
dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
6. Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
7. Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok adukan/raskam hingga
ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melaksanakan tarikan benang dari patok level satu dengan
yang lainnya.
5/18/2022
12 Metoda kerja
5/18/2022
13
IV. PEKERJAAN
STRUKTUR BETON
5/18/2022
III. PEKERJAAN STRUKTUR BETON
1. Pekerjaan Beton Poer & Tee Beam
14 Untuk Pakerjaan Beton Poer dan Tee Beam pada proyek ini terpisah dalam pentahapan pelaksanaan yakni :
Pekerjaan Poer, dipasang setelah pondasi Sumuran selesai
Pekerjaan Tee Beam , dipasang setelah pengecoran Poer selesai
5/18/2022
15
1. Setelah dilakukan penggalian tanah, dilakukan perapihan besi stek sesuai elevasi yang diinginkan.
2. Tanah disekeliling poer digali lagi sesuai dengan bentuk poer yang telah direncanakan.
3. Melakukan pemasangan bekisting dari batako disekeliling daerah poer. Penggunaan batako ini dipilih karena batako
cukup kuat untuk menahan beban sebagai bekisting serta cukup murah untuk pada akhirnya ditimbun bersama saat
pengecoran.
4. Sebagai landasan , dibuat lantai kerja terlebih dahulu dengan ketebalan 10 cm.
5. Melakukan pemasangan tulangan-tulangan beton poer yang meliputi tulangan utama atas dan bawah, persiapan stek
pondasi, pemasangan kaki ayam, beton decking dan pemasangan stek pile cap sebagai penghubung menuju kolom.
6. Sebelum dilakukan pengecoran, tanah disekitar bekisting ditimbun kembali untuk menahan beban pengecoran dan
meratakan kondisi tanah seperti semula.
7. Setelah semua persiapan sudah matang, maka dapat dilakukan pengecoran pada beton poer
.
Adapun pekerjaan pile cap ini meliputi :
1. Penulangan beton poer .
2. Bekisting Beton Poer .
3. Pengecoran Beton Poer .
16 .
4. Pembongkaran bekisting .
Sebelum membahas mengenai langkah-langkah penulangan Beton Poer maka terlebih dahulu akan dijelaskan
mengenai pekerjaan penulangan keseluruhan secara umum.
Penulangan adalah pekerjaan yang bertujuan untuk membentuk dan memasang besi tulangan beton sebagai
kerangka struktur pada konstruksi beton agar sesuai dengan gambar rencana. Fungsi tulangan pada beton adalah
untuk menahan gaya tekan, gaya geser dan momen torsi yang timbul akibat beban yang bekerja pada konstruksi
beton tersebut. Sesuai dengan sifat beton yang kuat terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu
perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar yang telah
direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal :
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pembesian penulangan pada proyek ini antara lain:
1. Pabrikasi Besi
Proses pabrikasi besi terdiri dari pekerjaan pemotongan dan pembengkokan besi tulangan. Pemotongan dilakukan
karena panjang besi dipasaran adalah 12 meter, sedangkan panjang tulangan elemen struktur yang digunakan terdiri
dari bermacam-macam ukuran sesuai perhitungan tulangan. Pemotongan besi digunakan dengan Bar Cutter.
Pembengkokan dilakukan untuk membentuk tulangan yang disesuaikan dengan perencanaan. Jika terjadi kesalahan
pada pembengkokan maka besi tulangan tersebut tidak boleh dibengkokkan kembali tetapi harus dipotong, hal ini
untuk menghindari timbulnya retak-retak ditempat pembengkokan ulang tersebut karena sifat getas baja.
Pembengkokan dilakukan dengan Bar Bender dengan berbagai macam diameter ukuran.
Sebelum mengerjakan proses pabrikasi besi, bagian pembesian menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan
berdasarkan gambar pelaksanaan (shop drawing) yang dibuat oleh Kontraktor Utama. Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan adalah :
Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah yang momennya nol atau dengan
menggunakan sambungan lewatan sehingga gaya dan batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain.
Panjang dan bentuk baja tulangan direncanakan secara ekonomis sehingga bagian-bagian sisi atau yang tidak
terpakai didapat seminimal mungkin.
Memperhitungkan teknik pemasangan tulangan sehingga tidak menyulitkan dalam pelaksanaan di lapangan.
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. PEMBESIAN DENGAN BESI ULIR/POLOS
Material yang dipakai untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya yaitu baja tulangan ulir dan polos.
Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek memakai truk. Material yang telah hingga ke lokasi proyek
akan diuji terlebih dahulu untuk menyelidiki mutu dan kualitas ibarat yang sudah ditetapkan.
Pengujian yang dilakukan pada umumnya yaitu tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk
setiap sekian ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter
1. Spesfikasi Teknis Besi Polos dan Ulir mengikuti sesuai Spek Teknis Dokumen Lelang.
TAHAPAN AWAL PEKERJAAN BESI BETON
1. Pengadaan material besi
2. Pabrikasi pembesian
Pemeriksaan tulangan dimaksudkan untuk mengetahui mutu tulangan yang dipakai. Tulangan diambil sampel pada
tiap jenis diameter tulangan sepanjang 1 meter. Setiap 1 meter besi mewakili 100 ton material besi yang datang.
Sampel tersebut kemudian dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian kuat tarik dan lengkung statis baja.
Pemeriksaan tulangan yang dilakukan
antara lain adalah :
Yaitu meliputi pemeriksaan diameter tulangan yang dipakai dengan jangka sorong dan pemeriksaan tulangan
terhadap adanya Cacat Luar
Gambar 1.1 Pengukuran Diameter Besi Gambar 1.3 Pengujian Kuat Tarik Tulangan
Pengujian tarik dilakukan terhadap sampel tulangan dengan berbagai diameter dengan menggunakan mesin uji
tarik sehingga
didapatkan data regangan, tegangan leleh maupun kuat tarik baja. Pengujian mutu besi tulangan ini dilakukan
oleh Laboratorium
Uji mekanik Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS) BPPT ( Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ).
Pemilihan mutu baja tulangan seperti dalam spesifikasi yang ada yaitu disesuaikan dengan pembebanan yang
ada sehingga konstruksi kuat karena memenuhi spesifikasi pembebanan yang ada dan diameter yang sesuai
sehingga tidak terjadi pemborosan biaya. Mutu baja tulangan disesuaikan dengan yang diinginkan4/18/2022
oleh pemilik
proyek serta tercantum dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat teknis.
METODA PELAKSANAAN
Pengujian lengkung statis dilakukan terhadap sampel tulangan dengan berbagai diameter dengan
menggunakan mesin uji lengkung statis sehingga didapatkan data gaya maksimum yang dapat ditahan oleh
tulangan sampai tulangan mengalami sudut lengkung 180º. Pengujian ini dilakukan oleh BPPT.
E. Pekerjaan pembesian
1. Pembesian atau perakitan dikerjakan ditempat lain yang lebih nyaman.
2. Perakitan harus sesuai dengan gambar kerja.
3. Selanjutnya yaitu pemasangan tulangan utama, sebelum pemasangan sengkang, terlebih dahulu
dibentuk tanda pada tulangan utama dengan kapur.
4. Selanjutnya yaitu pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan sengkang diikat
oleh kawat dengan system silang.
5. Setelah tulangan jawaban dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut ke lokasi yang akan dipasang
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan adalah sebagai berikut :
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada pelat dan balok lantai
• Pembesian pada plat lantai harus berada di atas dudukan berupa beton (bisanya disebut tahu beton).
• Ketinggian bantalan pembesian plat lantai tergantung dari ketebalan selimut beton yang direncanakan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemotongan dan pembengkokkan besi tulangan adalah sebagai
berikut :
• Gunakanlah meja yang kuat dan rata.
• Siapkanlah gambar acuan.
• Cek diameter besi.
• Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokkan.
• Cek ukuran mandrel agar benar-benar pas. Ukuran mandrel harus dalam radius >2D untuk besi kekuatan
rendah dan >3D untuk besi kekuatan tinggi.
• Jika ada besi yang susah dibengkokkan, maka boleh dipanaskan dengan persetujuan engineer.
• Ikuti perubahan jadwal pembesian dan dapatkan dokumen terbaru.
Material yang telah difabrikasi akan dirakit oleh para pekerja sehingga membentuk komponen struktur seperti kolom,
balok, pelat, atau shear wall. Kemudian, material yang telah dirakit akan di pindahkan dengan menggunakan tower
crane dari lokasi perakitan ke lokasi pemasangan.
Pemasangan komponen tulangan dilakukan dengan menggunakan tower crane serta koordinasi dengan para pekerja
yang bertugas melakukan pemasangan tulangan. Pemasangan dilakukan dengan hati-hati agar akurat dan tidak
terjadi dislokasi.
METODA PELAKSANAAN
Pada komponen tulangan pelat dapat dipasang beton decking. Tujuannya adalah untuk menopang tulangan pelat
agar tidak melendut dan mengurangi tebal selimut beton. Selain itu, dipasang juga cakar ayam, yaitu tulangan ulir
yang dibengkokkan dan dipasang diantara tulangan atas dan bawah yang berfungsi menjaga ketebalan pelat lantai
agar sesuai rencana.
Dalam pemasangan besi beton terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut :
• Besi harus bersih dari kotoran dan minyak.
• Perletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses pemadatan beton.
• Jika ada besi yang perlu disambung, maka harus ada overlapping yang sesuai perhitungan atau spesifikasi
teknis
• Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar bekisting, baru kemudian rangkaian besi diletakkan
sesuai posisinya.
• Alur proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan agar efektif dan efisien.
• Proses pelaksanaan pekerjaan besi tulangan pada balok dan plat lantai pada dasarnya sama. Berikut
merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan pada plat lantai :
• Pembesian pada plat lantai harus berada di atas dudukan berupa beton (biasanya disebut tahu beton).
• Ketinggian bantalan pembesian plat lantai tergantung dari ketebalan selimut beton yang direncanakan.
Cara pelaksanaan pekerjaan besi tulangan pada kolom dan dinding pada dasarnya juga sama, yaitu sebagai berikut :
1. Pondasi
2. Pile Cap
3. Tee Beam Metode Pelaksanaan
4. Kolom Pekerjan Konstruksi Gedung
5. Balok
6. Plat Lantai
17
PABRIKASI PEMBESIAN
Meteran Mandor
2. Pemasangan Tulangan
Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke lapangan untuk dipasang pada posisi
sesuai denah gambar pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :
a. Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan dilakukan sebelum baja tulangan tersebut dipasang.
18 b. Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur maupun tulangan geser diatur sesuai gambar.
c. Sengkang dipasang secara manual. Penyambungan sengkang pada tulangan utama dengan menggunakan kawat
bendrat.
d. Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran sambungan lewatan dan panjang penjangkaran.
e. Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang beton decking sebagai acuan selimut beton yang akan dicor.
f. Setelah pekerjaan lantai kerja selesai dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan pembesian pile cap
.
1. Menentukan daftar lengkungan bengkok besi, dimana digunakan besi D 22 mm, dengan jarak antar tulangan 150 mm sama
untuk semua Beton Poer tetapi berbeda untuk jumlah tulangan dan tinggi sesuai dengan gambar rencana.
2. Semua besi yang telah disediakan kemudian dibengkokkan sesuai dengan daftar diatas kemudian dirakit diluar lokasi sesuai
dengan gambar rencana. Digunakan kawat bendrat sebagai lekatan antar tulangan.
3. Tulangan yang telah jadi kemudian diangkat dan dipasang pada lokasi pile cap yang telah ditentukan.
4. Tulangan dilekatkan dengan tulangan luar pondasi tiang pancang yang telah dihancurkan betonnya dengan
menggunakan kawat bendrat sehingga tulangan tampak benar-benar kuat dan kokoh.
5. Besi tersebut dirangkai sebelum dimasukan ke dalam lubang galian yg telah dipasang bekisting batu bata.
6. Besi bagian atas dilepas beberapa potong, untuk memudahkan memasukkan besi kolom nantinya.
7. Rangkai besi memanjang dan besi sengkang kolom.
8. Pasang beton decking diatas lantai kerja.
9. Stel besi Poer, kemudian masukkan besi kolom (lengkap dengan besi sengkangnya) kedalam besi Poer dengan cara
melewati bagian atas besi Pile cap (pada tempat yang tidak dipasang besi di sebelah atas poer). Setelah besi kolom distel,
pasang kembali besi bagian atas poer untuk memperkuat besi kolom. Dilanjutkan dengan pemasangan beton decking
dengan cara mengikatkan pada besi kolom dengan kawat beton.
10. Pasang skor penyangga besi kolom, agar kedudukan besi tidak berubah selama proses pengecoran.
11. Check kembali as pile cap dan as kolom.
12. Siram dengan air, untuk membersihkan poer sebelum dicor.
2. Bekisting
Setelah pembesian Beton Poer selesai dilaksanakan maka tahap selanjutnya memasang bekisting untuk pile cap
19 dengan diikuti oleh bekisting tie beam. Bekisting dibuat dengan Pasang Bataco sesuai dengan gambar dan
spesfikasi teknis.
Adapun langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk pile cap adalah sebagai
berikut
Sendok
Pasir pasang Kpl. Tk batu
semen
Mandor /
Cangkul
Pengawas
Keselamatan kerja :
Pakai Sepatu bot
Pakai Helm pelindung kepala
Pakai Sarung Tangan
3. Pengecoran Pile Cap dan Tie Beam
Keselamatan kerja :
- Pakai Sepatu bot
- Pakai Helm pelindung kepala
- Pakai Sarung Tangan
5/18/2022
2. Pekerjaan Beton Tee Beam
Tie Beam adalah balok yang terletak atau bertumpu pada permukaan tanah. Tie Beam biasanya digunakan untuk
21 menghubungkan antara Beton Poer yang satu dengan pile cap yang lainnya.
Tie beam berfungsi untuk menopang slab atau plat lantai yang berhubungan langsung dengan permukaan tanah
dan untuk meratakan gaya beban bangunan. Selain itu juga berfungsi sebagai balok penahan gaya reaksi tanah.
5/18/2022
Metoda Pelaksanaan pekerjaan Tie Beam sebagai berikut :
A. Pekerjaan Penulangan
22
1. Perakitan besi harus sesuai dengan denah dan spesifikasi pembesian dari gambar acuan yang diberikan pihak
direksi.
2. Sebelum pekerjaan pembesian dilakukan, area pemasangan tulangan harus dibersihkan dari sampah dan
tanah maupun material yang menghalangi.
3. Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan pokok untuk mempermudah pekerjaan.
4. Sengkang dipasang dengan jarak 150 mm sama untuk keseluruhan tulangan. .
5. Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan kawat bendrat agar jaraknya tidak berubah.
6. Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok harus dilakukan selang-seling dan penempatan
sambungan di tempat-tempat dengan tegangan maksimum sedapat mungkin dihindari.
7. Sambungan lewatan harus ada overlapping / tidak sejajar antara tulangan atas dengan tulangan bawah.
Dipasang beton decking padatulangan sloof tersebut yang berfungsi untuk membuat selimut pada beton
sehingga tidak ada tulangan yang tampak karena dapat menyebabkan tulangan berkarat. Tebal beton
decking yang dipasang harus disesuaikan dengan tebal selimut beton yang direncanakan.
METODA PELAKSANAAN
Ready Mix adalah istilah untuk beton yang telah di-blend dengan rangkaian bahan material terdiri dari pasir
dengan formulasi khusus. Pengolahan formulasi khusus dilakukan di Batching Plant hingga menjadi beton cor siap
pakai dan jadilah beton bermutu siap “disajikan” pada area proyek yang diinginkan.
Pengolahan ready mix berbeda dengan pembuatan beton cor yang biasa dilakukan oleh para pekerja bangunan
biasa, dalam memberikan takaran yang kadang disesuaikan dengan selera.
Pembuatan campuran ready mix dilakukan oleh para ahli khusus di bidang mixing, sehingga dapat menghasilkan
mutu beton yang berkualitas tinggi.
Pembuat adonan beton bermutu tinggi disebut mix design, perancang, formulator sekaligus penentu kekekuatan
beton yang dibuat. Dalam pencampuran material-material beton yaitu krikil, pasir dan semen juga biasa diberi zat
tambahan khusus yaitu admixture, Kegunaan beton ready mix dapat ditinjau dari beberapa aspek kegunaan
antara lain beton non struktural, beton struktural dan beton pratekan/prategang.
1. Adhimix
2. Farika Beton
3. Cahaya Asia Beton.
Hal-hal untuk menentukan Suplayer dari beton readymix berpedoman dengan keberadaan Beaching Plan yang
terdekat dari lokasi proyek
METODA PELAKSANAAN
Contoh :
Mutu beton fc’ 30 MPa (benda uji silinder), mutu beton K berapa?
Apabila benda uji kubus 15x15x15 cm
Kuat tekan = 300 kg/cm2 : 0,83 = 361,44 kg/cm2 ~ K-350.
METODA PELAKSANAAN
Sebelum melakukan pekerjaan, kontraktor terlebih dahulu menunjukan semen usulan, agregat dan
campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian material dan campuran di laboratorium
berdasarkan kuat beton untuk umut 7 dan 28 hari, atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik, mulai dari pengujuian DMF
hingga persetujuan JMF.
Sebelum pekerjaan utama dilaksakan terlebih dahulu dilaksakan pengambilan sampel bahan dari quary
yang berada di lokasi setempat atau yang berdekatan dengan lokasi tersebut, diantanya: batu, pasir dan
bahan Timbunan Pilihan selanjutnya dibawa ke laboratorium job Mix Formula/Job Mix Design yang akan
dipakai sebagai acuan kerja dalam pelaksanaan proyek
Dalam melakukan kontrol kualitas beton ready-mix, hal yang penting adalah melakukan kontrol volume
semen pada mix-design sebab komponen semen merupakan komponen yang paling mahal dari komposisi
ready-mix.
Pada pengecoran dengan volume besar, kemungkinan terjadi adanya kesalahan dalam keseragaman
mutu yang disebabkan karena kurang cermatnya operator instalasi berhubung banyaknya pengiriman di
berbagai tempat dengan mutu atau spesifikasi yang berbeda.
Dalam melakukan kontrol workabilitas beton sebelum dituang, maka prosedur berikut dapat dilakukan :
a. Pastikan bahwa beton telah tercampur secara merata di dalam truk mixer
b. Ambilah contoh bahan uji secukupnya
c. Lakukan uji slump pada contoh bahan uji tersebut
d. Bilamana hasilnya memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka muatan harus diterima. Tetapi
bila hasilnya diluar batas, ambil kembali contoh bahan uji dari truk yang sama untuk dilakukan test
slump lagi
e. Bila tidak memenuhi, maka beton harus ditolak
Berdasarkan PBI 1971, uji Slump adalah suatu uji empiris/metode yang digunakan untuk menentukan
konsistensi/kekakuan (dapat dikerjakan atau tidak) dari campuran beton segar (fresh concrete) untuk
menentukan tingkat workability nya. Bentuk Slump akan berbeda sesuai dengan kadar airnya.
METODA PELAKSANAAN
Gambar 2 : Shear
Pada keadaan ini bagian atas sebagian bertahan, sebagian runtuh sehingga berbentuk miring,
mungkin terjadi karena adukan belum rata tercampur.
Gambar 3 : True
Merupakan bentuk slump yang benar dan ideal.
Jika pada sat uji slump bentuk yang dihasilkan adalah collapse atau shear, maka tidak perlu
membuat campuran baru terburu-buru. Cukup ambil sample beton segar yang baru dan mengulang
pengujian.
METODA PELAKSANAAN
METODA PELAKSANAAN
Khusus Spesifikasi Beton siap pakai (Ready Mix) Indonesia diatur pada SNI 03-4433-1997. Untuk Fasa Beton Segar,
kelecakan beton harus dalam batas toleransi sebagai berikut :
Pemeriksaan slump beton harus sesering mungkin dilakukan dengan tujuan mengontrol jumlah air dalam campuran.
Pengambilan sampel beton segar dilakukan saat truk berisi 15% - 85% beton segar di dalam agitator-nya. Jumlah beton
segar yang diambil ± 20 kg menggunakan ember atau alat tampung yang tidak menyerap air. Beton segar yang
diambil dari truck ready mix tidak langsung diuji slump, namun diaduk dulu secara merata di atas alas pelat baja yang
datar.
Pemenuhan mutu terhadap penetapan FAS (Faktor Air Semen atau w/c) maksimum boleh dinilai dari melalui hasil
pengujian kelecakan (nilai slump), asalkan tersedia data yang cukup meyakinkan mengenai hubungan FAS vs Nilai
Slump beton yang memakai bahan-bahan yang sama. Sangatlah penting bahwa jenis bahan-bahan yang dipakai dan
perbandingan susunan campuran untuk selalu dipertahankan sama. Bila penilaian dilakukan dengan cara ini, maka FAS
aktual < 105% FAS yang ditetapkan.
Jika suhu diperhitungkan, maka suhu beton segar pada waktu diserahkan kepada pembeli harus tidak boleh > suhu
maksimum yang ditetapkan + 2OC. Selain itu, berat isi (berat/m3 beton) yang dipadatkan tidak boleh < 95% nilai
maksimum atau juga tidak boleh > 105% nilai maksimum yang ditetapkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan beton pra-campur di lapangan adalah sebagai berikut :
• Site yang dilalui dan tempat parkir truk mixer harus kuat dan mampu menahan muatan penuh dari truk pencampur
yang beratnya sekitar 24 ton, dan jelas bahwa jalanan ini harus lebih kuat daripada yang diperlukan untuk lalu lintas
biasa di lapangan. Sehingga akan lebih ekonomis untuk membuat jalan masuk yang memadai di awal pekerjaan,
daripada pekerjaan ”tambal sulam” permukaan tanah yang lemah. Disarankan untuk keadaan umum, memberi
perkerasan inti yang sangat padat setebal 200 mm atau yang ekuivalen
• Truk yang berjalan dekat sisi galian harus diperhatikan. Galian perlu ditopang dengan baik untuk mencegah
runtuhnya sisi galian akibat berat kendaraan.
METODA PELAKSANAAN
Metode pengujian terhadap komponen yang diperiksa secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian
yaitudengan cara merusak (Destructive Test) dan tanpa merusak (Non Destructive Test). Kadang-kadang untuk
suatu kebutuhan pemeriksaan diperlukan penggunaan kedua metode tersebut untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.
Bangunan yang diragukan kualitasnya, dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan antara lain: komposisi
bahan yang digunakan tidak memenuhi persyaratan, kualitas bahan baku yang rendah dan cara
pelaksanaan yang tidak memenuhi persyaratan ataupun akibat pengaruh perubahan alam
Pengujian dengan cara merusak dapat dilakukan dengan mengambil sebagian dari komponen struktur,
pengambilan sebagian dari komponen tentu dilakukan dengan cara merusak, seperti mencongkel,
memotong, mengebor, dan lain sebagainya.
Gambar 12.2: Pengambilan benda uji beton inti (kiri), Benda uji beton inti (tengah) dan pengujian kuat tekan (kanan)
Pada Gambar 12.2 ditunjukkan cara pengambilan beton inti hingga pengujiannya, dan pada Gambar 12.2
ditunjukkan mode keruntuhan dari hasil uji beton inti.
Dalam menghitung nilai kuat tekan juga harus memperhitungkan perbandingan tinggi dan diameter benda uji.
Selain itu, bila ditemukan adanya tulangan pada benda uji juga harus diberikan faktor koreksi.
Nilai kuat tekan dari pengujian beton inti adalah sebagai berikut :
Dimana : f’c = Kuat tekan geton inti, (MPa), F = diameter rata-rata benda uji, C0 = Faktor pengali arah benda
uji, C1= Faktor pengali yang berhubungan dengan rasio panjang sesudah diberi lapisan kapping dengan
diameter benda uji, C2 = Faktor pengali karena adanya kandungan tulangan dalam benda uji yang letaknya
tegak lurus terhadap sumbu tulangan, P = Beban maksimum (kg).
dimana : d = diameter tulangan (mm), h = jarak terpendek antara sumbu tulangan dengan ujung benda uji
(mm), l = panjang benda uji sebelum diberi lapisan kapping, l’ = panjang benda uji setelah diberi lapisan kapping
METODA PELAKSANAAN
Pengujian tanpa merusak dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan data yang perlu
untuk diketahui. Beberapa jenis pengujian diantaranya adalah sebagai berikut :
5/18/2022
Pasang Angk
C. Pekerjaan Pengecoran
24 1. Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu membuat Job Mix Formula untuk menentukan
komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang
diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas
lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan struktur menggunakan mutu beton sesuai dengan
RKS dan Spesfikasi Teknis.
2. Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang dinyatakan
dalam permohonan pelaksanaan kerja.
3. Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan acuan diperiksa
benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya. Pasang sparing pipa-pipa mekanikal
dan elektrikal yang melintas area pengecoran.
4. Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
5. Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton diratakan dan
dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada sarang tawon.
6. Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.
7. Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan pile cap dan tie beam maka digunakan alat
vibrator untuk meratakanya serta ditekan dengan tekanan tinggi agar beton tersebut dapat memadat.
8. Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan pengecoran.
9. Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan permukaan beton dengan menggunakan
alat pertukangan manual / plester.
5/18/2022
25
2. Pekerjaan Beton Lantai Dasar ( Ground Floor )
1. Setelah urugan pasir bawah lantai dipadatkan dengan baby roller atau stamper, maka lakukan pengecoran lantai
kerja setebal 5 cm ( sesuai gambar ).
2. Adukan lantai kerja 1 : 3 : 5 , dengan memakai mixer ( beton molen )
3. Menggelar tulang wire mesh M8 sesuai gambar.
4. Tulangan Wire Mesh penyambungan sesuai dengan spesifikasi teknis dari pabrikan ( gambar terlampir )
5. Pengecoran Lantai Mutu Beton sesuai dengan RKS dan Spesfikasi Teknis dengan pompa concrete pump.
6. Ketebalan Cor Lantai 10 cm sesuai dengan Gambar
7. Metoda pelaksanaan sesuai dengan gambar terlampir
8. Mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai dengan metode pelaksanaan.
9. Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan wire mesh, maka digunakan alat vibrator untuk
meratakanya serta ditekan dengan tekanan tinggi agar beton tersebut dapat memadat.
10. Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan pengecoran.
11. Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan permukaan beton dengan menggunakan alat
pertukangan manual / plester
Penyambungan
tulanagn Wire mesh
5/18/202
2
26
5/18/2022
METODA PELAKSANAAN
7. PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN
109
110
111
5. Setelah struktur rangka atap baja ringan dibuat dengan bentuk sesuai dengan perencanaan maka
langkah selanjutnya adalah pekerjaan pengukuran untuk menentukan titik-titik lokasi pemasangan sesuai
dengan gambar rangka atap baja ringan.
6. Sampai disini pemasangan sudah dapat dilakukan dimulai dari bagian struktur utama seperti kuda-kuda
kemudian dilanjutkan dengan struktur penguat.
7. Pemasangan sambungan harus benar dan selalu dikontrol apakah sudah baik untuk menghindari
keruntuhan atap.
8. Pemasangan penutup atap dapat dilakukan setelah seluruh bagian atap struktur rangka atap baja ringan
terpasang penuh dan sudah dikontrol kebenaran pemasanganya.
9. Cara pemasangan rangka atap baja ringan sUdah selesai dan ditutup dengan pemasangan atap.
112
i.
2) Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan dan tersambung
secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di bawahnya.
3) Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar rencana atap.
4) Mengukur jarak antar kuda-kuda
113
1. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak meng akibatkan kerusakan pada rangkaian kuda-kuda
yang telah selesai dirakit .
1)
2. Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri kuda-kuda dapat ditentukan
dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda, dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di
sebelah kiri pekerja disebut sisi kiri, sedangkan yang berada di sebelah kanannya adalah sisi kanan.
3. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus
dengan ringbalok menggunakan benang dan lot (unting-unting)
4. Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan 4 buah screw 12 – 14 x 20 HEX.
5. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan menambahkan balok penopang
sementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
6. Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda, sesuai dengan posisinya dalam
gambar kerja.
7. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2 meter).
8. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan memastikan garis nok memiliki ketinggian
yang sama (datar).
9. Memasang Nok
10. Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin. Bracing
dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
114
11. Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss,
jurai dan rafter.
12. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap yang digunakan. Setiap
pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw ukuran 10-16×16 sebanyak 2 (dua) buah.
13. Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpu ringbalk). Pada atap jenis
pelana, outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda- kuda terluar,
dan jarak antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang
terdekat.
14. Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling battens adalah 120 cm. Komponen ini
dipasang pada permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw.
15. Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri bantalan bracket yang diikat memakai 2 (dua) buah
dynabolt. Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan
memanjang ceilling battens sebaiknya tepat diatas bottom chord.
16. Setiap sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom chord harus di-screw. Ceiling
battens
selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan penggantungny Pemasangan ceiling battens
Sambungan ceilling battens atau top span overlap sepanjang 40 cm dengan perkuatan 4 buah screw.
1. Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran nok maupun sisi atap, dan
memastikan support overhang terpasang dengan benar .
2. Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas jurai dan rafter,
3. Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan, kemudian dilanjutkan dengan
pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10 – 16 x 16 HEX.
4. Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah ke atas. Pemasangan penutup atap harus lurus dan
rapi agar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok – belok
115
Inspeksi Akhir
Karat dapat disebabkan oleh penempelan kotoran (serpihan- serpihan akibat proses pemotongan baja ringan)
atau penggunaan bahan logam lain pada struktur baja ringan, seperti:
pengikatan dengan kawat bendrat, pemasangan sekrup yang tidak standar, atau karena goresan benda tajam.
Jika terjadi korosi pada suatu logam yang menempel pada baja ringan, maka resiko penjalaran korosi sangat
besar
Oleh karena itu harus dilakukan inspeksi akhir untuk memastikan tidak ada kotoran maupun logam-logam lain
yang masih menempel ataupun berada di sekitar struktur baja ringan
116
117
2.Pabrikasi Rangka Atap Baja Ringan
3.Rangka Kuda Kuda terlebih dahulu di rangkai dibawah
b. Sistem sambungan atas Baja Ringan ( Top Chord)
118
2. PEMASANGAN ATAP GENTENG METAL
Genteng metal adalah genteng yang terbuat dari bahan metal Zincalume yang ringan namun kuat dan tidak membebani konstruksi
bangunan.
119
Kelemahan dari Genteng Metal :
Lebih berisik bila turun hujan dibanding dengan Genteng jenis lain, dikarenakan jenis genting ini terbuat dari metal yang ketebalannya
tidak lebih dari 4 mm.
Suhu udara rumah yang memakai genteng Metal lebih panas dibanding dengan jenis genteng lain.
Bila anda memilih genteng metal yang baik untuk bangunan anda maka perlu diperhatikan pemasangannya agar hasilnya lebih
maksimal.
Cara pemasangan genteng metal
Pemasangan genteng metal yang harus diperhatikan adalah bagian atas dan bawah genteng tidak bisa terbalik dalam pemasangannya
sebab ada SOK nya. Sehingga pemasangan lembaran pada sayap kanan dengan pemasangan lembaran pada sayap kiri atap
120
Cara Pemasangan Paku
Cara pemotongan genteng metal :
Pemotongan Hanya dapat dilakukan dengan memakai gunting besi yang dipotong hanya bisa dilakukan untuk bagian atas genteng dimana
gording terpasang nantinya
121
METODE PELAKSANAAN
PEMASANGAN GENTENG METAL
A. UMUM :
C. PELAKSANAAN :
sehingga Jarak
Lisplank dengan Reng
pertama adalah 36.5 Overlack
cm - 7 cm = 29.5 cm disarankan
7 cm
B.2. ATAP DIAKHIRI TALANG DATAR
C.1. PEMASANGAN GENTENG DARI ATAS
C.2. PEMAKUAN GENTENG
C.3. WALL FLASHING
C.4. PEMASANGAN NOK ATAS
METODE KERJA
1 2
3 4
Pemasangan bekisting Pondasi dan sloof Urugan Pasir dan Lantai Kerja
METODE KERJA
7 8
9 10
METODE KERJA
1. Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur beton tiap bagian.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : readymix, besi beton, kawat beton, semen PC, pasir,
multiplek, paku, minyak bekesting, balok, kaso, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete pump, vibrator, kompresor, cutting well,
theodolith, waterpass, meteran, gergaji, schafolding, raskam, jidar, benang, selang air, dll.
2. Pengukuran
Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan theodolith
melakukan pengukuran dan marking area untuk titik
penempatan, ukuran (dimensi) serta leveling dari
Footplat, sloof, kolom, balok, plat lantai, tangga dan
dinding penahan tanah.
Pekerjaan pengukuran dan marking area dikerjakan
secara berurutan mengikuti alur pekerjaan struktur beton
yang akan dikerjakan.
METODE KERJA
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan
lantai kerja.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split
dan air.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer,
meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok
semen, raskam, benang, selang air, dll.
Pengukuran
Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melakukan pengukuran dengan theodolith untuk
menentukan leveling lantai kerja.
Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
METODE KERJA
Pekerjaan struktur gedung bertingkat merupakan pekerjaan yang memerlukan perencanaan metode pelaksanaan yang lebih detail. Pekerjaan ini
menentukan lintasan kritis yang terjadi karena bentuknya yang bertingkat. Sehingga diperlukan perencanaan konsep metode, zoning dan arah pekerjaan
yang tepat. Dalam bagian metode struktur akan disampaikan secara rinci mengenai konsep metode, zoning dan arah pekerjaan yang digunakan hingga
sequence pekerjaannya.
Pekerjaan struktur dapat dikelompokkan berdasarkan material, elemen strukturnya maupun posisinya terhadap elevasi tanah. Pengelompokan pekerjaan
struktur berdasarkan materialnya adalah :
• Pekerjaan Pembesian
• Pekerjaan Pengecoran (beton)
• Pekerjaan Bekisting
Perencanaan metode pelaksanaan pekerjaan struktur didasarkan atas design, situasi dan kondisi proyek serta site yang ada dalam penjelasan bagian
sebelumnya (data-data proyek). Data-data tersebut merupakan data yang mempengaruhi dalam menentukan dan merencanakan metode pelaksanaan
gedung.
Zoning struktur yang tepat akan membantu kelancaran pelaksanaan dan flow pengadaan sumber daya yang terkait yaitu bekisting, besi tulangan dan
beton ready mix. Dalam perencanaan zoning pekerjaan struktur ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
• Kapasitas pengecoran harian rata-rata suatu daerah
• Volume material beton, besi dan bekisting serta flow pengadaannya
• Lahan yang tersedia untuk stok material
• Ketersediaan tenaga kerja dan siklusnya.
• Kondisi peralatan yang ada dan tingkat kesibukannya,dll
Pelaksanaan pekerjaan terdiri dari pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, dan pekerjaan struktur. Pekerjaan struktur sendiri terbagi atas dua berdasarkan
letaknya terhadap tanah yaitu substructure dan upperstructure. Pekerjaan substructure pada dasarnya adalah pekerjaan struktur yang berada di bawah
level permukaan tanah. Pekerjaan ini menuntut perhatian lebih pada batasan tanah dan air yang ada. Sedangkan pekerjaan upperstructure menuntut
perhatian pada siklus pekerjaan yang tipikal dan bekerja pada ketinggian yang cukup tinggi.
TAHAPAN AWAL PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pengadaan material besi
2. Pabrikasi pembesian
Pekerjaan upperstructure merupakan pekerjaan struktur pada elemen-elemen struktur yang berada di atas
permukaan tanah.
Pekerjaan upperstructure merupakan pekerjaan yang sebagian besar adalah pekerjaan berulang / typical. Untuk
itu pada upperstructure hal yang perlu diperhatikan adalah sequence atau pola pergerakan pekerjaan termasuk
materialnya. Hal ini bertujuan untuk mencapai irama pekerjaan yang cepat dan stabil sehingga dapat mencapai
target waktu pelaksanaan.
Untuk mencapai sequence dan pola irama pekerjaan yang diinginkan perlu diperhitungkan kebutuhan material
dan tenaga kerja yang sesuai. Pengaturan material dan tenaga kerja ini menjadi kunci efisiensi pekerjaan dan
ketepatan prediksi waktu pelaksanaan.
PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM
5. Compressor Ya
Kegagalan Pelaksanaan
• Pekerjaan pengecoran kolom yang kurang cermat, dalam hal ini ready mix dijatuhkan dari jarak yang cukup tinggi
(mengalami segresi)
• Penusukan pada beton cair yang kurang merata sehingga sedikit mengalami keropos
• Mutu Beton yang tidak sesuai spesifikasi teknis
Solusi
• Pengawasan dan prosedur pekerjaan beton dan baja sesuai ketentuan yang berlaku untuk menghasilkan mutu
dan bentuk sesuai gambar kerja dan spesifikasi teknis.
• Selalu dilakukan Test, monitoring dan pengawasan produksi saat di lokasi batching plant dan setelah sampai di
site.
• Pekerjaan selalu dimonitoring oleh tenaga ahli (termasuk QC / Quality Control)
1. Penentuan As Kolom (Pemberian Mаkkіnɡ) 2. Marking sepatu kolom sebagai tempat batas bekisting
dan pasang sepatu kolom
3. Pasang besi kolom ke dalam stek besi yang sudah ada atau disiapkan 5. Pasang bekisting kolom ,tempatkan sesuai dengan marking yang ada
4. Kencangkan besi kolom dan stek besi dengan menggunakan sengkang 6. Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.
1 3
Pengecoran Kolom
Install Pembesian Kolom
2 4
Pekerjaan balok dan plat lantai dengan cara konvensional dilakukan setelah pekerjaan kolom struktur berdiri dengan luasan tertentu,
dalam luasan lantai yang luas pekerjaan balok dan plat lantai boleh di batasi/stopcor dengan ketentuan kaidah struktur perilaku dari
momen.
Sebelum memulai pekerjaan ,Kontraktor akan memberitahukan kepada Konsultan pengawas / Direksi untuk pemeriksaan awal dan
ijin pelaksanaan pekerjaan .
Pada pekerjaan balok dan plat lantai dipergunakan Metode Zoning Area dimana setiap Zoning Area diperhitungkan terhadap
volumenya , yaitu produktivitas terhadap :
1. Bekisting
2. Pembesian / Penulangan
3. Pengecoran Beton
Selain itu untuk menentukan produktivitas setiap Zoning Area harus memperhatikan luasan dan volume setiap lantai yang akan
dikerjakan.
Pekerjaan Plat lantai & Balok yang telah dilakukan dilanjutkan dengan :
• Pekerjaan Pemasangan Dinding
• Pekerjaan Expose acian balok dan kolom
KETERKAITAN PEKERJAAN PLAT LANTAI DAN BALOK DENGAN KELOMPOK PEKERJAAN LAINNYA
Pekerjaan Plat lantai yang akan dilaksanakan terkait dengan :
• Pekerjaan Finishing Arsitektur
• Pekerjaan Pembongkaran perancah
Keterangan:
MULAI
A B
Persiapan Fabrikasi
Pengukuran Survey Pekerjaan Fabrikasi Pekerjaan Pembesian
Bekisting&Perancah
sesuai Shop Drawing Pembesian Plat
Scafolding
Perbaiki
Tidak
Pemasangan Perancah Chek
Scafolding
Ya
Perbaiki
Tidak Pekerjaan Curing Beton
Chek Balok & Plat
Ya
Pekerjaan Bongkar
Pekerjaan Bekisting bekisting balok & Plat
Tembereng & Plat Lantai
SELESAI
A B
TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK DAN PLAT LANTAI
1 2 3
4 5 6
1 2
3 7 8
Pemasangan bekisting plat dan tembereng Pekerjaan pengecoran tangga Pekerjaan Curing Beton
METODA PELAKSANAAN
7. PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN
109
110
111
5. Setelah struktur rangka atap baja ringan dibuat dengan bentuk sesuai dengan perencanaan maka
langkah selanjutnya adalah pekerjaan pengukuran untuk menentukan titik-titik lokasi pemasangan sesuai
dengan gambar rangka atap baja ringan.
6. Sampai disini pemasangan sudah dapat dilakukan dimulai dari bagian struktur utama seperti kuda-kuda
kemudian dilanjutkan dengan struktur penguat.
7. Pemasangan sambungan harus benar dan selalu dikontrol apakah sudah baik untuk menghindari
keruntuhan atap.
8. Pemasangan penutup atap dapat dilakukan setelah seluruh bagian atap struktur rangka atap baja ringan
terpasang penuh dan sudah dikontrol kebenaran pemasanganya.
9. Cara pemasangan rangka atap baja ringan sUdah selesai dan ditutup dengan pemasangan atap.
112
i.
2) Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan dan tersambung
secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di bawahnya.
3) Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar rencana atap.
4) Mengukur jarak antar kuda-kuda
113
1. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak meng akibatkan kerusakan pada rangkaian kuda-kuda
yang telah selesai dirakit .
1)
2. Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri kuda-kuda dapat ditentukan
dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda, dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di
sebelah kiri pekerja disebut sisi kiri, sedangkan yang berada di sebelah kanannya adalah sisi kanan.
3. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus
dengan ringbalok menggunakan benang dan lot (unting-unting)
4. Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan 4 buah screw 12 – 14 x 20 HEX.
5. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan menambahkan balok penopang
sementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
6. Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda, sesuai dengan posisinya dalam
gambar kerja.
7. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2 meter).
8. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan memastikan garis nok memiliki ketinggian
yang sama (datar).
9. Memasang Nok
10. Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin. Bracing
dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
114
11. Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss,
jurai dan rafter.
12. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap yang digunakan. Setiap
pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw ukuran 10-16×16 sebanyak 2 (dua) buah.
13. Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpu ringbalk). Pada atap jenis
pelana, outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda- kuda terluar,
dan jarak antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang
terdekat.
14. Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling battens adalah 120 cm. Komponen ini
dipasang pada permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw.
15. Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri bantalan bracket yang diikat memakai 2 (dua) buah
dynabolt. Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan
memanjang ceilling battens sebaiknya tepat diatas bottom chord.
16. Setiap sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom chord harus di-screw. Ceiling
battens
selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan penggantungny Pemasangan ceiling battens
Sambungan ceilling battens atau top span overlap sepanjang 40 cm dengan perkuatan 4 buah screw.
1. Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran nok maupun sisi atap, dan
memastikan support overhang terpasang dengan benar .
2. Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas jurai dan rafter,
3. Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan, kemudian dilanjutkan dengan
pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10 – 16 x 16 HEX.
4. Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah ke atas. Pemasangan penutup atap harus lurus dan
rapi agar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok – belok
115
Inspeksi Akhir
Karat dapat disebabkan oleh penempelan kotoran (serpihan- serpihan akibat proses pemotongan baja ringan)
atau penggunaan bahan logam lain pada struktur baja ringan, seperti:
pengikatan dengan kawat bendrat, pemasangan sekrup yang tidak standar, atau karena goresan benda tajam.
Jika terjadi korosi pada suatu logam yang menempel pada baja ringan, maka resiko penjalaran korosi sangat
besar
Oleh karena itu harus dilakukan inspeksi akhir untuk memastikan tidak ada kotoran maupun logam-logam lain
yang masih menempel ataupun berada di sekitar struktur baja ringan
116
117
2.Pabrikasi Rangka Atap Baja Ringan
3.Rangka Kuda Kuda terlebih dahulu di rangkai dibawah
b. Sistem sambungan atas Baja Ringan ( Top Chord)
118
2. PEMASANGAN ATAP GENTENG METAL
Genteng metal adalah genteng yang terbuat dari bahan metal Zincalume yang ringan namun kuat dan tidak membebani konstruksi
bangunan.
119
Kelemahan dari Genteng Metal :
Lebih berisik bila turun hujan dibanding dengan Genteng jenis lain, dikarenakan jenis genting ini terbuat dari metal yang ketebalannya
tidak lebih dari 4 mm.
Suhu udara rumah yang memakai genteng Metal lebih panas dibanding dengan jenis genteng lain.
Bila anda memilih genteng metal yang baik untuk bangunan anda maka perlu diperhatikan pemasangannya agar hasilnya lebih
maksimal.
Cara pemasangan genteng metal
Pemasangan genteng metal yang harus diperhatikan adalah bagian atas dan bawah genteng tidak bisa terbalik dalam pemasangannya
sebab ada SOK nya. Sehingga pemasangan lembaran pada sayap kanan dengan pemasangan lembaran pada sayap kiri atap
120
Cara Pemasangan Paku
Cara pemotongan genteng metal :
Pemotongan Hanya dapat dilakukan dengan memakai gunting besi yang dipotong hanya bisa dilakukan untuk bagian atas genteng dimana
gording terpasang nantinya
121
METODE PELAKSANAAN
PEMASANGAN GENTENG METAL
A. UMUM :
C. PELAKSANAAN :
sehingga Jarak
Lisplank dengan Reng
pertama adalah 36.5 Overlack
cm - 7 cm = 29.5 cm disarankan
7 cm
B.2. ATAP DIAKHIRI TALANG DATAR
C.1. PEMASANGAN GENTENG DARI ATAS
C.2. PEMAKUAN GENTENG
C.3. WALL FLASHING
C.4. PEMASANGAN NOK ATAS
3.2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
1. Pekerjaan Dinding Pasangan Bata
Pekerjaan rollaq bata 1pc : 3ps dan pekerjaan Pasangan Bata Camp. 1Pc : 5Ps yang dimaksud disini adalah ; Penataan
bata dan diantara bata yang satu dengan bata yang lain diberikan perekat yang dibuat dari campuranantara semen (Pc)
dengan Pasir.Dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan bata rollaq 1pc : 3ps dan pasangan dinding bata Camp. 1Pc : 5Ps,
bentukdan mutu pekerjaan harus baik dan dilaksanakan oleh Tenaga Kerja atau Tukang yang terampil dalam menata
danmembentuk pasangan dengan baik. Agar pekerjaan pasangan ini dapat kami selesaikan dengan baik dan
tepatwaktu, kami akan melaksanakannya dengan urutan kerja sebagai berikut :
TAHAPAN PEKERJAAN :
1. Pengajuan Shop Drawing untuk mendapat persetujuan Direksi/
2. Konsultan MK/Pengawas.
3. Sebelum dipasang, batu bata direndam air terlebih dahulu.
4. Lokasi kerja dibersihkan dari puing-puing & Steger atau sesuatu yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
5. Marking sesuai gambar kerja pada lantai kerja.
6. Pemasangan unting-unting untuk memastikan agar pemasangan tetap Vertikal
7. Penarikan benang horizontal setiap kenaikan elevasi 5 baris pemasangan batu bata .
8. Pembuatan adukan (Mortar) untuk spesi sesuai dengan spesifikasi teknis.
9. Mulai memasang batu bata dengan arah pasang horizontal. Beda tinggi elevasi pemasangan bata maksimum 2 lapis.
10. Adukan spesi harus terisi penuh dan rata dengan batu bata.
11. Lapisan batu bata dipasang zig-zag.
12. Kolom praktis setiap jarak maks 3 meter dan pengecoran kolom praktis dilakukan tiap kenaikan elevasi batu bata 1 m.
13. Setelah Pek. Pengecoran Kolom praktis selesai dikerjakan dilanjutkan dengan Pas. Bata Merah kembali untuk dinding
transram. Batu bata akan disusun oleh tukang batu sesuai aturan,antara bata satu dengan yan lain akan diberikan spesi
sebagai perekat, pemberian spesi. Pekerjaan plesteran akan dilakukan sampai dengan ketebalan yang telah
ditentukan dengancampuran spesi 1 pc : 5 Ps atau sesuai dengan dokumen lelang
1. Menyiapkan dan memasang papan spesi (dari seng lembaran dengan rangka kayu) dibawah lokasi pelaksanaan
plesteran.
2. Membuat ukuran dengan cara menarik benang sesuai ketebalan yang tercant um pada gambar kerja.
3. Mengarahkan & mengontrol proses adukan mortar plesteran.
4. Membuat Caplakan yang berfungsi sebagai pedoman kepalaan plesteran
5. Caplakan terbuat dari adukan yang dibentuk bujur sangkar dengan ukuran 10x10 cm yang diatasnya diberi seng uk.
2x 6 cm dibentuk U dan ditancapkan kedalam adukan.
6. Membuat kepalaan horisontal pada sisi atas dan bawah dinding. Sisi atas pa da elevasi langit-langit agar antara
hubungan langit- langit dan dinding tidak berongga. Sedangkan pada sisi bawah pada elevasi plint (jika plint
dipasang menonjol dari dinding) atau di atas elevasi plint (apabila plint dipasang rata dengan permukaan dinding).
7. Membuat kepalaan vertikal dengan jarak 1,5 meter dari atas ke bawah.
8. Setelah kepalaan mengering (min. 24 jam), dilaksanakan tahap pekerjaan plesteran. Sebelum memulai pekerjaan
plesteran,maka dinding harus dibasahi terlebih dahulu.
9. Melaksanakan dan mengontro l proses plesteran berurutan dari kepalaan
10. Setelah plesteran kering (agar penyusutan merata), dilanjutkan dengan pe kerjaan acian.
11. Untuk plesteran sudut dalam, salah satu sisi harus diplester terlebih dahulu baru bidang yang lain dengan membentuk
siku.
12. Melaksanakan dan mengontrol pelaksanaan acian, dilaksanakan secara tipis dan merata.
13. Setelah setengah kering acian digosok dengan spon/busa agar mendapatkan bidang yang halus dan rata tetapi
tidak licin.
14. Untuk pekerjaan dimana terdapat pekerjaan instalasi ME, untuk mengantisi pasi adanya perbedaan antara acian
lama dengan acian baru setelah pemasa ngan instalasi ME, maka pada lokasi yang akan dipasang instalasi ME untuk
pekerjaan acian tidak dikerjakan terlebih dahulu.
Pekerjaan Plester dan Acian Dinding
Pekerjaan Plester dan Acian Dinding
PEKERJAAN DINDING BATA MERAH
URAIAN METODE KERJA PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA MERAH
Tenaga yang digunakan : FLOWCHART PEKERJAAN DINDING BATA MERAH
1 Tim terdiri dari
1. Tukang Batu
2. Pekerja / Buruh
Pengukuran
Surveyor melakukan pengukuran dengan theodolith dan memberi tanda (marking) untuk posisi titik perletakan balok
latei.
•Pengecoran beton
Sebelum pengecoran terlebih dahulu harus diperiksa kekuatan acuan yang sudah dipasang / difabrikasi, semua
ukuran sudah sesuai rencana.
•Pengecoran beton dilakukan menggunakan beton readymix
•Setelah area siap, lakukan pengecoran beton. Tuang adukan beton ke area pengecoran, adukan beton diratakan dan
dipadatkan sehingga beton tidak ada sarang tawon/keropos.
METODE KERJA
Pekerjaan Kusen Pintu Jendela
C. Pelaksanaan
1. Pasang rangka pintu / jendela aluminium
pada lokasi yang ditentukan (sesuai tipe
yang ada), sesuaikan lubang kusen dengan
ukuran kusen ( selisih lubang 1 cm)
METODE KERJA
Pekerjaan Kusen Pintu Jendela
C. Pelaksanaan
1. Pasang rangka pintu / jendela aluminium
pada lokasi yang ditentukan (sesuai tipe
yang ada), sesuaikan lubang kusen dengan
ukuran kusen ( selisih lubang 1 cm)
METODE KERJA
Pekerjaan Pasangan Partisi
Flow Chart
METODE KERJA
Pekerjaan Pasangan Partisi
C. PEMASANGAN RANGKA
• Memasang rangka horisontal bawah menggunakan Metal Runner
yang dimatikan kelantai menggunakan paku beton dengan jarak
600 mm
• Memasang rangka horisontal Atas dengan cara dilot
menggunakan Metal Runneryang dimatikan ke Dak Beton
menggunakan paku beton dengan jarak 600 mm
• Memasang rangka vertikal, rangka dipasang tiap jarak 600 mm
menggunakan MetalStud. atau Besi hollow 40x40 mm dan 20x40
mm
• Penyambungan antar rangka menggunakan taping screw
• Pemasangan rangka harus benar-benar tegak / lot terhadap
ceiling / lantai.
METODE KERJA
Pekerjaan Pasangan Partisi
E. FINISHING COMPOUND
* Setelah panel GYPSUM terpasang, sambungan pertemuan
GYPSUM dengan GYPSUM dicompound dengan cara sebagai
berikut:
- Langkah Pertama :
Pada tengah - tengah sambungan diisi sedikit compound
kemudian dipasang textiletape dan ditambah compound
basah supaya textile tidak lepas.
- Langkah Kedua :
Setelah compound dasar agak mengering ditambah compund
kedua dilakukansampai sambungan rata
- Langkah Ketiga :
Setelah compound mengering 40 menit compound diamplas
sampai betul - betul rata dan permukaan halus siap di cat
Apabila permukaan compound masih bergelombang maka la
ngkah -langkah tersebut diatas harus diulang sampai betul -
betul rata.
PEKERJAAN RAILING TANGGA
Metode Pemasangan Railling Tangga adalah sebagai berikut: Ilustrasi Pemasangan Railling Tangga
1. Marking as dan elevasi untuk posisi railing tangga dan tentukan letak railing
tiang tangga 1 2
2. Pasang tiang railing pada awal trap tangga dan pada bordes lantai atasnya
3. Tarik benang antara kedua tiang railing tangga
4. Pasang tiang railing tangga sesuai dengan jarak desaindan matikan dudukan
tiang railing tangga
5. Pasang railing horizontal dengan menumpu pada tiang
6. Sambung railing horizontal untuk trap berikutnya
7. Ratakan dan haluskan sambungan serta bersihkan railing tangga yang telah
terpasang
8. Dilanjutkan dengan pemasangan panel acrilic atau kaca antar tiang tangga
Ilustrasi Pemasangan Railling Tangga
3 4
FLOW CHART
23
METODE PELAKSANAAN
1. Pekerjaan persiapan meliputi : pembersihan lokasi, seleksi dan negosiasi vendor, pengadaan material ,
pengaturan lokasi stock yard material pipa black steel dll
24
2. Pengukuran dan penandaan lokasi titik tiang tangga di atas – Bordes – bawah tangga
TENTUKAN AS
TIANG TANGGA NAIK
25
3. Pasang Tiang Railing pada awal Trap Tangga & pada Bordes Lantai atasnya.
4. Tarik benang antara tiang railing
5. Pasang tiang railing sesuai dengan gambar
6. Cek kelurusan tiang (waterpass)
7. Matikan dudukan tiang railing
WATERPASS
BENANG
TIANG RAILING
UNTING - UNTING
PLAT DUDUKAN
TIANG
26
7. Pasang railing horisontal/Hand railing
8. Pasang semua komponen railing
9. Ratakan dan haluskan sambungan railing serta bersihkan railing tanga yang telah
terpasang
27
10. Lakukan zincromate pada railng tangga
11. Lakukan pekerjaan pengecatan secara bertahap dan berulang untuk mencapai hasil
yang maksimal
12. Selesai
28
PEKERJAAN LANTAI
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai 1. Pertama dilakukan pemeriksaan denah lantai dan pola pemasangan
keramik sebagai berikut: keramik sesuai dengan shop drawing.
• Menentukan sisa potongan keramik harus > ½ badan keramik 2. Dengan shop drawing kita akan dapat mengetahui secara jelas titik awal
• Menentukan nad keramik dinding&lantai agar bertemu dan nad pelaksanaan pekerjaan keramik lantai .
3. Sortir homogenous agar menghasilkan keseragaman ukuran / dimensi,
keramik seragam.
presisi, warna.
• Menentukan supaya perempatan keramik bertemu.
• Menentukan tata letak sanitair&fixture. Harus diperempatan/tengah
badan keramik.
• Menentukan titik awal pemasangan keramik.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Persiapan material kerja : keramik tile, semen PC /dry mortar, pasir,
semen grouting nat, air, dll..
5. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : gerinda, palu karet, 4. Pastikan lokasi yang akan dipasang keramik dalam keadaan bersih, screed
meteran, waterpass, benang, selang dan air. sudah kering jika ada, sudah diwaterproofing jika diperlukan, dan tidak ada
instalasi pipa air maupun pipa konduit untuk listrik yang belum terpasang
6. Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai
(jika ada).
(marking) lokasi untuk star/awal pemasangan keramik dan level 5. Rendam homogenous yang akan dipasang kedalam bak air(ember)
permukaan lantai keramik. selama 1 jam.
7. Pilih seluruh keramik yang akan dipasang ,sehimgga ukurannya 6. Homogenous dianginkan dengan cara diletakan pada tempat tatakan
sama dan tidak ada cacat (harus baik) homogenous, setelah proses perendaman.
8. Rendam keramikyang akan dipasang hingga jenuh kerja 7. Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini
9. Periksa dan siapkan saluran-saluran instalasi yang harus tertanam untuk seluruh kesatuan.
dibelakang keramik dengan benar. 8. Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi
10. Siapkan lampu penerangan untuk kemudahan pemasangan dengan pada shop drawing.
baik 9. Kedudukan benang harus datar dan siku, apabila dinding yang
11. Persiapkan adukan spesi atau dengan menggunakan mortar mix ada adalah dinding homogenous, maka kedudukan nad lantai harus
disesuaikan dengan yang ada pada dinding.
15. Setelah itu pasang homogenous berikutnya sesuai posisinya sampai
selesai, usahakan supaya tidak ada las - lasan.
16. Jika homogenous sudah terpasang semua, ketuk permukaan
homogenous dengan palu karet untuk men-datarkan / meratakan
permukaan homogenous supaya tidak rusak / cacat.
10. Buat kepalaan keramik 2 arah dengan bantuan tarikan benang & spacer /
pembuat jarak nat, cek dengan menggunakan theodolit.
11. Perekat keramik / adukan spesi digelar pada permukaan yang akan
dipasang keramik menggunakan trowel setiap 1 m2 agar adukan spesi
tidak terlanjur kering sebelum keramik dipasang.
12. Pasang keramik & diketok dengan palu karet (untuk memadatkan spesi),
buang kelebihan adukan / tile adhesive yg keluar menggunakan spon / kain
basah secepatnya sebelum kering. 15. Setelah itu cek kerataan elevasi homogenous dengan waterpass.
16. Setelah pemasangan lantai keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik.
17. Pastikan keramik tidak diinjak selama 24 jam pertama, pasang rambu-
rambu dan marka agar tidak ada yang melewati area yang baru selesai
dipasang keramik lantai.
18. Cek kondisi permukaan keramik lantai untuk memastikan keramik lantai
bebas dari retak dan goresan, serta ketuk permukaan keramik untuk
memastikan tidak ada adukan spesi yang kosong atau kopong.
19. Bersihkan permukaan pasangan lantai keramik yang telah terpasang
dengan kain / lap basah sampai bersih. Dilanjutkan dengan pekerjaan
13. Cek kesikuan homogenous dengan besi siku dan kerataan elevasi grouting (pengisian nat)
homogenous dengan waterpass. 20. Dilakukan grouting nat keramik minimum 24 jam setelah selesai
14. Isi bagian / daerah permukaan lantai yang lainnya dengan adukan / pemasangan keramik, tetapi idealnya grouting dilakukan setelah 1 minggu
spesi. agar perbaikan kerusakan keramik dan pengecekan dapat dilakukan
terlebih dahulu.
Grouting (pengisian nat) Lantai Keramik Ilustrasi Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan :
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan :
1. Pembersihan nat / siar, dengan alat yang tipis dan kaku, agar
kotoran yang mengeras dapat dibersihkan
2. Pembuatan adonan untuk pengisian nat untuk dinding dibuat
tidak terlalu encer
3. Proses grouting dilakukan dengan arah diagonal, agar adonan
bisa diktekan dan masuk kedalam celah atau rongga dengan
sempurna
4. Setelah grouting selesai dan dipastikan celah atau rongga terisi
penuh kemudian beri waktu jeda kurang lebih 3-5 menit agar
adonan sedikit mengering, dilakukan pembersihan dengan cara
gosok permukaan keramik secara memutar atau diagonal dengan
kain lap setengah basah, bersihkan kain lap kemudian gosok
kembalipermukaan keramik hingga kotoran kasar bersih,lakukan
2-3 kali gosokan
5. Kemudian gosok kembali permukaan keramik dengan kain lap
kering secara berulang – ulang hingga permukaan keramik bersih
dan mengkilat.
PEKERJAAN SCREEDING
± 0.00
7. Demikian seterusnya untuk jalur kepalaan
yang lain dengan jarak antar kepalaan 1,5
m s/d 2 m sejajar kepalaan pertama. .
Pasang keramik pada bagian kanan dan kiri serta bagian tengah sebagai kepala kemdian kontrol kerataan dan
kerataan tegel keramik. Kemudian pasang tegel keramik berikutnya hingga lapisan pertama selesai, kontrol
kedataran dan kerataan pasangan, dan bersihkan dari kotoran. Gunakan palu karet utnuk mengetuk/memukul tegel
keramik saat memasang dan untuk menjaga jarak gunakan spacer.
2. Pelaksanaan pemasangan keramik dinding
4
1
Proses pemasangan lapisan kedua hampis sama dengan lapisan pertama. Yaitu
Pasang papan landasan (kayu masif) sebagai penahan dan perata lapisan aplikasikan spesi dengan mengunakan roskam bergerigi untuk 2 atau 3 lapisan
keramik paling bawah, kontrol kedataran dan kerataannya. keatas kemudia pasang tegel keramik pada bagian pinggir tengah kemudian
kontrol kedataran, kerataan serta ketegakannya.
2 5
• Pembersihan nat / siar, dengan alat yang tipis dan kaku, agar kotoran yang
mengeras dapat dibersihkan
• Pembuatan adonan untuk pengisian nat untuk dinding dibuat tidak terlalu encer
• Proses grouting dilakukan dengan arah diagonal, agar adonan bisa diktekan
dan masuk kedalam celah atau rongga dengan sempurna
• Setelah grouting selesai dan dipastikan celah atau rongga terisi penuh
kemudian beri waktu jeda kurang lebih 3-5 menit agar adonan sedikit
mengering, dilakukan pembersihan dengan cara gosok permukaan keramik
secara memutar atau diagonal dengan kain lap setengah basah, bersihkan kain
lap kemudian gosok kembalipermukaan keramik hingga kotoran kasar
bersih,lakukan 2-3 kali gosokan
• Kemudian gosok kembali permukaan keramik dengan kain lap kering secara
berulang – ulang hingga permukaan keramik bersih dan mengkilat.
3. Sapu / bersihkan alur lubang nad & permukaan keramik dari kotoran, spesi dan debu
4. Siram alur lubang nad keramik dengan air dan biarkan dalam beberapa menit.
PEKERJAAN WATERPROOFING
KETERANGAN :
1. Bersihkan Permukaan 5. Mixing material
yang akan di waterproofing.
waterproofing dari debu,
kotoran, dan pecahan 6. Taburkan area yang
beton, lalu lembabkan hendak di waterproofing
permukaan.Permukaan dengan menggunakan
yang belum rata di kuas ( sebelum
chipping. dilaksanakan
waterproofing pastikan
2. Dibuat tanggulan untuk area dalam keadaan
tes rendam. lembab).
3. Buat fillet pada sudut- 7. Laburkan lapis kedua
sudut siku dengan bahan dengan selang waktu 3-
mortar. 4 jam.
4. Pada daerah potongan 8. Tes Rendam Area yang
(sambungan pipa), sudah diwaterproofing
lakukan grouting.
47
PEKERJAAN KUSEN , PINTU DAN JENDELA
PEKERJAAN KUSEN , PINTU DAN JENDELA ALUMINIUM PEMASANGAN KUSEN ALUMINIUM DAN FRAME
1. Kusen aluminium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi
Pintu ,Kusen dan Jendela merupakan komponen penting dalam sebuah lapangan siap yaitu pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai.
bangunan, sehingga pelaksanaan pekerjaan ini dilapangan memerlukan 2. Sebelum kusen dipasang perlu diperhatikan dan diteliti kembali
metode pelaksanaan yang tepat. Adapun metode pelaksanaan pekerjaan letak-letak dan ukuran lubang-lubang pintu maupun jendela serta
pintu,kusen dan jendela, adalah sebagai berikut: tipe-tipe jendela maupun pintu yang dipasang.
3. Sistem pemasangan dengan discrew fisher menggunakan fisher
PERSIAPAN S8
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan 4. Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu
pintu,kusen dan jendela aluminium. elevasidan kesikuan kusen aluminium dengan alat bantu
2. Aproval material yang akan digunakan waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus maka diganjal dengan
3. Persiapan lahan kerja bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan lama.
4. Persiapan material kerja antara lain : aluminium kusen, aluminium 5. Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara aluminium
frame, hardware, sekrup, fisher, engsel, sealant,baut dynabolt, dll. dengan dinding diisi silicone sealant
5. Persiapan alat bantu kerja antara lain : cutting well / gerinda, bor, 6. Setalah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan
gergaji, waterpass , meteran, unting-unting reevet, gun pemasangan frame untuk pintu dan jendela, kaca dan hardware.
sealant,selang air,cutter,dll. Frame pintu / jendela dipasang pada kusen dengan menggunakan
6. Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening penggantung engsel yang di sekrup ke kusen.
yang akan dipasang kusen aluminium apakah sudah sesuai dengan 7. Kusen untuk tempat menempelnya daun pintu/jendela , engsel
gambar kerja atau belum. diberi perkuatan khusus agar daun dapat menempel kuat pada
kusen.
FABRIKASI KUSEN ALUMINIUM 8. Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-
1. Kusen frame aluminium di fabrikasi di lokasi proyek untuk benar aman dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak
memudahkan apabila ada perbaikan. kusen dan aluminium dan daunnya.
2. Aluminium dipotong dan disambung/dirangkai menggunakan sekrup
galvanis PROTEKSI
3. Aluminium yang sudah di fabrikasi diproteksi dengan menggunakan Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen aluminium dapat
protection tape (blue sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan dilepas apabila lokasi pekerjaan sudah benar-benar bersih dari kotoran
pada waktu pemasangan. dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak aluminium tersebut.
ILUSTRASI PEMASANGAN KUSEN DAN PINTU
1 2 3
4 5 6
Lubangi tembok / dinding melalui lubang Pasang daun pintu alumunium setelah Pekerjaan kusen pintu selesai
kusen dengan bor,untuk tempat sekrup kusen terpasang
PEKERJAAN PINTU BESI
2
PABRIKASI ACP DI WORK SHOP
1. Pemasangan rangka panel tersebut harus lurus baik arah vertical maupun horizontal sehingga akan
menghasilkan arah permukaan bidang yang rata, pemasangan meber terhadap horizontal member
dilakukan dengan mekanikal joint.
2. Gambar. Continues edge grip joint intersection
3. Bending panel dilakukan dilapangan sesaat sebelum pemasangan dan pada keempat sisi panel
dipasang aluminium bracket setempat-setempat dengan interval bracket ± 30 cm selanjutnay bracket
tersebut diikatkan terhadap rangka panel yang sudah terpasang dengan menggunakan PH screw No 8
x ¾.
4. Jarak panel yang satu dengan yang lainnya diberi celah antara 12 mm atau 15 mm sesuai shop
drawing approval.
5. Akhirnya celah tersebut diisi dengan back – up material yang terbuat dari foam serta ditutup dengan
silicone sealant.
PEMASANGAN ACP
4
PEMASANGAN ACP
PEMASANGAN ACP
5. Pembersihan.
PEK. ELEKTRONIKA
1. PEKERJAAN FIRE ALARM
2. PEKERJAAN SYSTEM CCTV
3. PEKERJAAN SYSTEM MATV
4. PEKERJAAN SYSTEM DATA
7/12/200
5. PEKERJAAN SYSTEM TELEPON 9
PEKERJAAN INSTALASI ELEKTRIKAL
Flow Chart Pekerjaan Instalasi Listrik / Penerangan
START
PEKERJAAN PERSIAPAN
Lahan Kerja
Alat Kerja
Fasilitas Kerja
Material Yang Telah Disetujui
Shop Drawing
Tenaga kerja
PEKERJAAN MARKING
PEKERJAAN PABRIKASI
Jalur Pipa Dalam Dinding
Kabel Ladder
Titik Peralatan (Saklar,Stop
Penggantung Kabel Ladder
Kontak,DLL)
Dudukan Equipment (panel
dll)
PEKERJAAN BOBOKAN
Jalur Pipa Tembus Dinding PEKERJAAN PERALATAN
Peralatan Panel
Stop Kontak
Saklar
PERIKSA &
PERBAIKI
PEKERJAAN INSTALASI
Conduit,Kabel
TIDAK
Grouping TEST FUNGSI
PERIKSA &
PERBAIKI
YA
PEKERJAAN CEILING
TEST MERGER TIDAK
KABEL PEKERJAAN PERAPIHAN
PEKERJAAN MARKING YA
PERIKSA &
PERBAIKI
Titik Lampu
TEST TIDAK
COMMISIONING
PEKERJAAN PEMASANGAN
CONNECTION YA
Lampu
TIDAK
TEST NYALA
YA SELESAI
CONNECTION
PEKERJAAN PEMASANGAN KONDUIT DAN KABEL
PEKERJAAN PEMASANGAN INSTALASI KABEL
4. Masukkan kabel pancing untuk menarik 5. Sambung ujung kabel dengan ujung kawat 6. Potong kabel listrik sesuai
kabel pancing, kemudian tarik kawat pancing untuk dengan kebutuhan
menarik kabel instalasi tersebut.
7. Hubungkan jalur instalasi titk 8. Marger resistansi kabel instalasi 9.Setelah semua jalur instalsi
peracabangan didalam tee-dos, yang telah terpasang, termasuk selesai dipasang dan hasil
lalu tutup sambungan dengan kualitas sambungan pada tiap tee- marger diperoleh hasil yang
menggunakan lasdop. dos baik, rapikan semua jalur
instalasi dan tutup semua tee-
dos yang ada.
PEKERJAAN INSTALASI SAKLAR DAN STOP KONTAK
4. Pasang konduit dan inbow-dos 5. Tutup tembok jalur instalasi dengan plester kembali,
serta bersihkan lokasi kerja .
6. Pasang kawat pancing
7. Tarik kabel instalasi dengan kawat 8. Potong kabel instalasi sesuai dengan kebutuhan 9. Sambungkan instalasi kabel pada tee-
pancing. dos, kemudian tutup sambungan dengan
lasdop, lalu tutup tee-dos.
1. Pastikan instalasi listrik 2. Marking lokasi penempatan armatur 3. Cutter celling yang telah
sudah terpasang dengan pada celling sesuai dengan dimarking
baik. shopdrawing dan jenis lampu yang
digunakan
PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH & PANAS Ilustrasi Pekerjaan Instalasi Air Bersih & Panas Pipa PPR
A. Pemasangan Pipa Indoor
1. Pasang matrice kemudian hidupkan dan setting temperatur PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
welding machine 260 Derajat Celcius (suhu penyambungan telah • Electrofusion Welding machine (powersupply)
tercapai bila ada tanda dari lampu indikator. • Alat potong pipa PP-R
2. Pasang klem pipa sesuai dengan ukuran pipa yang akan • Penggaris mini
disambung. • Spidol
3. Potong kurang lebih 1 cm ujung pipa yang akan disambung • Kain Lap
kemudian beri tanda kedalaman socket dikurangi 1-2 mm pada
pipa sebagai jarak (gap) penyambung. PROSEDUR PENYAMBUNGAN PIPA PPR
1. Bersihkan ujung-ujung pipa PPR Wavin Tigris Green yang akan
4. Jepit fitting yang akan disambung pada klem fitting.
disambung.
5. Ratakan fitting dan pipa dengan centering unit.
2. Pasang ujung-ujung pipa PPR Wavin Tigris Green yang akan
6. Jepit pipa yang akan disambung pada klem pipa.
disambung ke electrofitting.
7. Panaskan pipa dan fitting pada matrice, kemudian keluarkan dan 3. Hubungkan electroda yang ada ke electrofitting dan hidupkan.
sambungkan pipa dan fitting dengan segera (parameter waktu lihat 4. Persenyawaan sambungan telah terjadi apabila indikator keluar
tabel). menonjol dan warna indikator terlihat jelas.
8. Sistem instalasi siap digunakan setelah waktu pendinginan
tercapai
PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR DAN BEKAS
PEKERJAAN PERSIAPAN
PEMASANGAN POMPA
SUMPIT/SUBMERSIBLE
CHECK SPESIFIKASI DAN
SHOP DRAWING
PERIKSA &
PERBAIKI
INSTALASI PIPA &
SUPPORT TEST
COMMISIONING
INSTALASI PVC AW
PERIKSA &
PERBAIKI
TEST RENDAM
SELESAI
PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR DAN BEKAS Ilustrasi Pekerjaan Instalasi Air Kotor & Bekas Pipa PVC
2. Bor plat lantai untuk memasang gantungan pipa air kotor &
bekas.
Tentukan titik posisi closet, bathtube, Siapkan permukaan pipa jaringan air
1 2
washtafel, FD & FCO. kotor/bekas pada bagianbawah
Pasang pipa sambungan Ljaringan air Pasang rangka penguat pipa jaringan air
3 4
kotor/bekas. kotor/bekas.
Satukan pipa jaringan air kotor/bekas dengan Rapikan pemasangan jaringan pipa air
5 plat lantai menggunakan ring 6 kotor/bekas yang sudah terpasang dan
dengan cara discruw. lakukan pengetesan.
PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR DAN BEKAS
Test Commisioning
1. Prosedur tentang pekerjaan plumbing dilakukan secara parsial dan sistem ( pipa, valve dan pompa
2. Prosedur testing dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam instalasi dan kebocoran pada pipa serta
membersihkan pipa dari sisa –sisa kotoran
3. Prosedur testing dilakukan untuk menjaga pompa dan valve berfungsi dengan baik
Prosedur Testing
• Test pada pipa : Test tekan pipa dengan air untuk mengetahui ketahanan pipa terhadap tekanan
a. Parsial Test : Test dilakukan pada sebagian sistem misal pada satu lokasi toilet
b. System Test : Test dilakukan pada seluruh sistem
• Test pada Valve : Test tekan pipa dengan air untuk mengetahui ketahanan pipa terhadap tekanan
• Test pada Pompa : Running test pompa untuk mengetahui fungsi pompa.
1. Prosedur testing pekerjaan plumbing Air Buangan dilakukan secara partial dan general.
2. Untuk pengetesan pipa Air Buangan dilakukan tes gontor dan test rendam yang terdiri dari :
a) Test glontor dilakukan dengan menyiram air kedalam pipa, untuk mengetahui kemiringan pipa (sloope) dan kelancaran arus air
buang ke saluran luar.
b) Test Rendam dilakukan untuk mengetahui adanya kebocoran pada pipa air buangan. Dengan melakukan pengisian air pada pipa
dan didiamkan selama 24 Jam.
3. Prosedur testing dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam instalasi dan kebocoran pada pipa serta membersihkan pipa
dari sisa-sisa kotoran.
4. Testing Commissioning dilakukan secara Parsial dan General :
a) Parsial Test dilakukan testing secara pembagian area pengetesan pada bagian bangunan. Parsial test dilakukan untuk mengetahui
area tertentu instalasi telah terpasang dengan baik.
b) General test dilakukan setelah seluruh instalasi telah siap sistem nya dan seruluh area gedung telah dilakukan test parsial. General
test bertujuan untuk mengetahui bahwa sistem berfungsi dengan baik.
5. Pengesahan Berita Acara test yang telah dilakukan dan ditanda tangani bersama-sama pihak terkait.
PEKERJAAN CLOSET DUDUK
Pasang fisher
Pasang ring/silicon
FINISH
Metode Pemasangan Closet Duduk
1. Menyiapkan perlengkapan closet duduk yang akan di pasang
2. Persiapan lantai dan dinding yang akan dipasang closet
FINISH
PEKERJAAN WASTAFEL
FINISH
PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN
URAIAN METODE PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN
Marking jalur pipa dan katup serta komponen pelengkapnya. Marking Pasang pipa dan katup-katup hydrant lengkap serta penggantung
lokasi Indoor Hydrant Box. dan penyangga sesuai gambar dan spesifikasi.
Sesuaikan dengan gambar dan spesifikasi.
Tahapan Pelaksanaan :
1. Marking lokasi penempatan Hydrant Pillar & bak kontrol gate
valve sesuai dengan shop drawing, dengan kondisi pipa utama
Hydrant telah terpasang dengan baik.
2. Gali lokasi yang telah dimarking sebagai lokasi penempatan
Hydrant Pillar dan jalur pipa yang menuju ke posisi yang telah
ditetapkan.
3. Cor bagian bak kontrol dan pondasi penempatan Hydrant Pillar.
4. Sambung instalasi pipa yang menuju ke lokasi Hydrant Pillar,
lengkap dengan Gate Valvenya.
5. Pasang Hydrant Pillar pada pondasi yang telah disiapkan.
Tahapan Pelaksanaan :
1. Marking lokasi penempatan Siamese Connection & bak kontrol
gate valve sesuai dengan shop drawing, dengan kondisi pipa
utama Hydrant telah terpasang dengan baik.
2. Gali lokasi yang telah dimarking sebagai lokasi penempatan
Siamese Connection dan jalur pipa yang menuju ke posisi yang
telah ditetapkan.
3. Cor bagian bak kontrol dan pondasi penempatan Siamese
Connection .
4. Sambung instalasi pipa yang menuju ke lokasi Siamese
Connection , lengkap dengan Gate Valvenya.
5. Pasang Siamese Connection pada pondasi yang telah
disiapkan.
Tahapan dapat dilihat sesuai dengan gambar ilustrasi berikut ini
PEKERJAAN FIRE ALARM
KESELARASAN JADWAL PEKERJAAN FIRE ALARM
Pekerjaan Sistem FIRE ALARM yang akan dilaksanakan Di dahului oleh:
• Pekerjaan Sparing Plat beton struktur/ Ruang sharp & Dinding Arsitektur
• Pekerjaan Lantai , Pekerjaan Instalasi Listrik ( Marking titik Pencahayaan & Panel Beban Dasar)
START
Pekerjaan Persiapan
Penasangan Conduit
Instalasi Kabel
Test Perbaikan
Test Pengoperasian
SELESAI
PEKERJAAN TELEPHONE
Ilustrasi Tahapan Pemasangan Instalasi Telephone
START
Pekerjaan Persiapan
Penasangan Conduit
Instalasi Kabel
Test Perbaikan
Test Pengoperasian
SELESAI
PEKERJAAN TATA SUARA
Tahapan Pemasangan Instalasi : Ilustrasi Tahapan Pemasangan Instalasi TATA SUARA
KESELARASAN JADWAL PELAKSANAN PEKERJAAN CCTV IDENTISIFIKASI BAGIAN KRITIS PELAKSANAN PEKERJAAN CCTV
Pekerjaan CCTV yang akan dilaksanakan Di dahului oleh: Identifikasi Jalur Kritis Pekerjaan Sistem CCTV adalah :
• Pekerjaan Arsitektur Gedung Dalam Bangunan Pekerjaan Penyambungan Kabel ke Panel
• Pekerjaan Sparing Plat beton struktur & Dinding Arsitektur Pekerjaan Penyambungan Kabel ke TB-CCTV
• Pekerjaan Dak lantai Atap Pekerjaan Penyambungan Kabel HDMI dan Grouding
Pekerjaan Penyambungan Kabel ke kamera CCTV
Pekerjaan Sistem Elektronika yang telah dilakukan dilanjutkan dengan :
Pekerjaan Penyambungan Kabel Power CCTV kamera
• Pekerjaan Finishing dinding gedung
• Pekerjaan Penutup Lantai RENCANA ANTISIPASI KEGAGALAN PELAKSANAN PEKERJAAN
CCTV
• Pekerjaan Penutup Plafond Pemeriksaan Kesesuaian Gambar detail ukuran panel power
• Grounding Pentanahan CCTV , socket outlet Monitor, swith, DVR, HDMI ,support kamera
KETERKAITAN PELAKSANAN PEKERJAAN CCTV DENGAN , di dalam bangunan dengan kondisi nyata hasil pengukuran di
PEKERJAAN LAINNYA lapangan
Pekerjaan CCTV yang akan dilaksanakan terkait dengan : Pemeriksaan grounding , jalur kabel, sambungan, dan pengetesan
• Pekerjaan Pemasangan Plafond hubung singkat .
• Pekerjaan Pemasangan Kabel Tray Intalasi Penerangan karena terkait jalur utama kabel
CCTV.
SKEMATIK INSTALASI CCTV
PEKERJAAN INSTALASI CCTV
Tahapan Pemasangan Instalasi : Ilustrasi Tahapan Pemasangan Instalasi CCTV
Lingkup pekerjaan
Pekerjaan instalasi system MATV (Master Antena TV System) meliputi pengadaan bahan dan peralatan,
pemasangan, pengujian-pengujian dan perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan, sehingga untuk system
MATV dapat berfungsi dengan baik sesuai yang dikehendaki.
Peralatan antenna parabola diameter 12 feet dengan fixed mounting diarahkan ke satellite Palapa C-2
lengkap dengan feed horn, LNB, grounding system dan lightning protection/lightning arrester.
Peralatan terrestrial VHF antena, diarahkan ke pamancar TVRI
Peralatan Terrstrial VHF antenna, diarahkan ke pemancar RCTI, SCTV, INDOSIAR dan diarahkan ke pemancar
ANTV dan TPI
Peralatan dalam rak MATV(Head Ends), seperti : power divider, satellite receiver, demodulator, TV
modulator, active combiner, power supply, stabilizer dan peralatan perlengkapan lainnya.
Peralatan distribusi, kabel coaxial, tap-off, splitter, ttenuator, terminator, booster amplifier, conduit instalasi,
dan peralatan perlengkapan lainya.
Peralatan outlet TV pada dinding, termasuk junction-box yang flush mounted pada dinding
Mengadakan adjustment output level signal TV (dB rating) tiap outlet TV, testing dan
commissioning serta setting untuk seluruh system penerimaan/receiving signal TV
dan Seluruh peralatan penunjangnya
Membuat dan menyerahkan “operating dan maintenance instruction serta Reapir
Manual MATV Books.
Mengadakan training bagi personal operator MATV yang akan mengoperasikan serta
memelihara system MATV.
PEKERJAAN SYSTEM MATV
Instalasi
Sistemnya beroperasi pada tegangan 220 V lebih kurang 6%, 50 Hz, phasa tunggal peralatan akan
ditempatkan diruang control. Jika diperlukan tambahan stop kontak listrik disekitar penempatan peralatan.
Kabel-kebel yang dipasang dalam pipa μPVC conduit kabel coaxial tidak diperkenankan dipasang dalam satu
pipa dengan kabel listrik. Ukuran pipa disesuaikan dengan kabelnya, minimum pipa yang digunakan adanya
¾” atau 19 mm
Conduit μPVC dipasang di dalam dan diatas plafon, diruang-ruang tunggu ,supir, restaurant, café dan ruang
operator (ruangan control)
Kabel coaxial tidak boleh dilekukan radius yang 15 kali lebih kecil dari pada diameternya. Sambungan dan
looping kabel diterminal outlet tidak diizinkan.
Instalasi dikerjakan sebagaimana mestinya, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Harus menyediakan pipa μPVC conduit untuk terminasi tambahan kabel antenna dengan peralatan head and.
Distribusi kabel coaxial ke lantai-lantai menggunakan splitters dan tap-offs 2 way, 3 way atau 4
ways.
Jika gain/loss-nya terlalu besar sehingga sinyal di outlet diluar batas yang ditentukan (63-77), harus
menambahkan penguat(booster) sebelum ke wall oulet atau line amplifier, demikian juga bila
sinyal, yang sampai pada outlet terlalu lemah, maka harus menambahkan optional pre-amp,
sehingga system dapat diterima dengan baik.
Wall Outlet harus dipasang pada lokasi-lokasi seperti ditunjukkan pada gambar rencana.
Sistem antenna harus dilengkapi dengan system penangkal petir(lightning arrester), sesuai dengan
persyaratan yang berlaku dan seluruh penyangga/rangka dan parabola antenna harus digrounded
dengan tahanan tanah max 3 ohm.
PEKERJAAN SYSTEM MATV
Pengetesan
Harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan mendemonstrasikan cara kerja dari
segenap system
Peralatan bahan dan pengerjaan yang tidak baik harus diganti dan diperbaiki untuk dicoba dan didemontrasikan
kembali.
Untuk pengetesan instalasi MATV ini ditest selama 6(enam) hari/jam kerja secara terus menerus atau
nonstop.
PEKERJAAN SYSTEM MATV
PEKERJAAN TATA SUARA
SISTEM TATA SUARA YANG DIGUNAKAN PADA PROYEK INI MELIPUTI:
1. CAR CALL
2. PUBLIC ADDRESS
Speaker
MIXER
POWER Switch
MDF
SS
POWER
SUPPLY
IDFT
METODE KERJA
System jaringan Nurse Call ini di operasinalkan oleh Microbase Controler yang dilengkapi dengan instalasi
lamp Indicator, Speech Panel c/w ceiling speaker daD micropone , call station, Reset Station. instalasi Nurse
call ini menggunakan kabel NYM 2 x 1,5 mm2 didalam pipa conduit PVC dia. 20 mm2. Sentral Nurse call
masing - masing terletak diruangan Nurse station pacta setiap lantai. System Nurse Call mempergunakan 2
way communication. Seluruh posisi indicator lamp harus didepan pintu dan terlihat dari Nurse station room.
Seluruh toilet dilengkapi dengan nurse call buttom . Seluruh ruang pasien dipasang nurse call reset yang
diletakkan dekat dengan pintu mas uk. Dipasang nurse call diruang toilet, dan memiliki prioritas diatas
nurse call ruang pasien.
PEKERJAAN NURSE CALL
2. Pemasangan Instalasi.
a. Tahap Persiapan.
- Mempelajari shop drawing. Apakah masih ada ketidak sesuaian system
atau tidak. Jika sudah sesuai maka peketjaan selanjutnya bisa dikerjakan.
- Survey jalur dan marking jalur untuk instalasi kabel data untuk pekerjaan Luar dan dalam bangunan.
- Pengadaaan material sesuai dengan yang akan dikerjakan dan disetujui oleh Owner.
- Handling n'laterial diternpatkan pada lokasi yang aman , baik dari pengaruh cuaca maupun dari hal- hallain.sedangkan
untuk pengangkutan material ke site dilakukan dengan tenaga manusia.
b. Tahap Pelaksanaan.
1. Pemasangan insta1asi kabel NYM 2 x 1,5 mrn didalam pipa conduitdiameter 20 mm2 sesuai urutan tingkat
lantai daD shop drawing.
2. Test instalasi kabel dengan alat rnegger tester.
3 .Pemasangan peralatan Nurse call Sesuai shop drawing.
4. Test Fungsi peralatan Nurse Call.
3. Pengetesan.
Pada System Nurse Call ini dilakukan pengetesan antara lain:
a. Pada instalasi Kabel.
- Test Tahanan Isolasi menggunakan alat megger tester.
b. Pada Peralatan.
-Test Fungsi Peralatan Nurse Call.
METODA PELAKSANAAN
PEKERJAAN GAS MEDIS
3 4
4. Ducting rapi, tidak bocor
4 dan bersih.
3 PASANG DUCTING
Apabila support dan palangan telah
terpasang, maka ducting-ducting yang
telah di fabrikasi siap untuk dipasang.
Pemasangan dimulai dari ducting yang
besar (main duct), setelah itu baru
memasang ducting cabang. Begitu
seterusnya sampai semua jalur ducting
4 terpasang.
ILUSTRASI TAHAPAN PEKERJAAN DUCTING
4
Pemasangan Instalasi Pipa Refrigerant.
Keterangan
1. Slab plat.
2. Support Penggantung.
3. Ceiling (Plafond)
4. Unit Indoor AC Cassette
PEKERJAAN TATA UDARA
PEKERJAAN AC WALL
MOUNTED
Skema Instalasi Pekerjaan Ac Tipe Individual Split Wall:
INDOOR UNIT
OUTDOOR UNIT
PEMASANGAN UNIT AC SPLIT
1. Persiapan .
1. Pemeriksaan ada tidaknya titik-titik pipa yang bocor pada instalasi pipa AC.
2. Pemasangan dop pada tiap-tiap ujung-ujung pipa AC dan penutupan pipa dari instalasi riser.
3. Pemasangan Pressure gauge pada salah-satu titik pada instalasi.
4. Lakukan Flushing pada instalasi pipa refrigrant untuk membersihkan kotoran pada pipa instalasi.
5. Pengisian air ke dalam instalasi mainline menggunakan pompa hingga tekanan terbaca pada pressure gauge mencapai tekanan kerja
minimal 16 kg/cm2.
6. Lakukan pemavakuman pada instalasi pipa refrigrant untuk memastikan tidak terjadinya kebocoran pada pipa instalasi.
7. Pastikan tidak terjadi kebocoran pada pipa refrigrant tersebut. Apabila terjadi kebocoran maka tekanan akan menjadi 0.
8. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan terhadap tekanan pada pressure gauge, setelah jangka waktu minimal 1 x 24 Jam
dari waktu pemberian tekanan pada instalasi.
9. Pengesahan hasil tes dengan cara pembuatan berita acara, bilamana hasil observasi telah sesuai dengan ketentuan yang disebutkan
dalam RKS dan dilakukan pemeriksaan kelayakan dan sistem berfungsi dengan baik.
PEKERJAAN SISTEM PENANGKAL PETIR
Ruang lingkup pekerjaan dari system penangkal petir di suatu bangunan
meliputi 4 pekerjaan utama, yaitu:
- Pemasangan instalasi terminal udara (air terminal)
- Pemasangan instalasi pernghantar pertanahan (down conductor)
- Pemasangan instalasi terminal dan elektroda pertanahan.
- Pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan tersebut diatas, seperti
pembuatan bak kontrol.
START
PELAKSANAAN PEKERJAAN
PEKERJAAN PERSIAPAN
Bak Kontrol
METODA PELAKSANAAN
PEKERJAAN GAS MEDIS
I. SURVEY LOKASI
a) Melihat secara langsung kondisi lokasi pekerjaan pada bangunan rumah sakit yang akan di
rencanakan sebagai pekerjaan instalasi gas medis.
b) Mengumpulkan data–data yang otentik, meliputi pekerjaan instalasi gas medis di lapangan/rumah
sakit.
c) Menyerahkan shop drowing instalasi gas medis dan persetujuan pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan ketentuan proyek.
METODA PELAKSANAAN
PEKERJAAN GAS MEDIS
METODA PELAKSANAAN
PEKERJAAN GAS MEDIS
II. PERSIAPAN PEKERJAAN
A. Penyiapan material sistem instalasi gas medis yang di gunakan sebagai pelaksanaa pekerjaan gas medis pada rumah
sakit :
1. Pipa tembaga ASTM B 88 / 280 Type L
2. Material bantu utama
3. Material bantu tambahan
B. Penyiapan alat kerja dan alat bantu yang di gunakan untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi pipa gas medis pada rumah
sakit :
1. Alat las ( Blander las )
2. Gas untuk pengelasan dan pembersihan pipa
3. Mesin bor dan mesin grinda lengkap dengan kabel power
4. Tool kits
5. Tangga
E. Marking / pemberian tanda disetiap ruangan yang akan dipasang instalasi gas medis sebelum di lakukan pembobokan .
METODA PELAKSANAAN
PEKERJAAN GAS MEDIS
Sebelum pengetesan kebocoran pada instalasi pipa gas medik terlebih dahulu harus di siapkan alat sbb :
1. Pressure gauge
2. Ball valve
3. Gas oksigen / udara tekan
4. Tool kits dan
5. Surat Berita Acara/dokumen
Pengetesan tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa setiap wall outlet yang terpasang telah sesuai
dengan jalur dan gas masing-masing.
Langkah selanjutnya:
Masukan tekanan salah satu jalur pipa/ instalasi gas dari R. sentral gas.
Lakukan pemeriksaan disetiap outlet dengan cara menekan check valve di outlet.
Pastikan seluruh outlet sudah terpasang dengan jalur gas yang memilki tekanan dan susuai dengan jenis gas.
Jika terdapat ketidak sesuaian segara lakukan perbaikan. Dengan menyesuaikan jenis gasnya yang akan
terpasang.
Lakukan pengetesan seluruh gedung disetiap jalus pipa atau instalasi pipa gas.
METODA PELAKSANAAN
PEKERJAAN GAS MEDIS
METODA PELAKSANAAN
D
PEKERJAAN IPAL
PEKERJAAN IPAL
METODA PELAKSANAAN
A. Tinjauan Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pekerjaan pengelolaan air limbah rumah sakit, maka yang perlu diperhatikan
adalah sistem saluran pembuangan air. Saluran air limbah dan saluran air hujan harus dibuat secara
terpisah. Air limbah rumah sakit baik yang berasal dari buangan kamar mandi, air bekas cucian, air
buangan dapur serta air limbah klinis dikumpulkan ke bak kontrol dengan saluran atau pipa tertutup,
selanjutnya dialirkan ke unit pengolahan air limbah. Setelah dilakukan pengolahan, air hasil olahannya
dibuang ke saluran umum. Untuk air hujan dapat langsung dibuang kesaluran umum melalui saluran
1 terbuka.
A. Persiapan
Sebelum melakukan mobilisasi dilakukan terlebih dahulu survey untuk menentukan tempat kerja , alat
yang digunakan , transportasi yang akan dipakai, posisi tempat lokasi penempatan tapak IPAL,Etc
A. Tinjauan Perencanaan
Sesuai dengan Dokumen yang diminta dan sebagai persyaratan dalam disain perencanaan
7/12/200
9
sebagaimana pada Spesfikasi teknisnya adalah sbb:
Spesfikasi Teknis IPAL
I. MESIN IPAL
7/12/2009
Spesfikasi Teknis IPAL
I. MESIN IPAL
3 2) REAKTOR IPAL ANAEROB
• Sistem : Biosistem Anaerob
• Model / Posisi : Upground
• Bentuk : Silinder
• Material Unit Alat IPAL : FRP (Tahan Korosi, Tahan Chemical, Tahan Asam Basa) With Mainhole Control
• Ketebalan Material : 8 mm s/d 12 mm
• Dimensi Reaktor IPAL : D =1,8 s/d 2 m, P = 4,5 s/d 5 m
• Jumlah Reaktor IPAL : 1 ( Satu ) unit
3) BLOWER
• Tipe Blower : Root Blower
• Sistem Blower : 3 - 5 PK (2,2 - 3,7 kW) /3 phase 380V
• Pressure Safety : Pressure Safety Valve
• Jumlah : 2 (Dua) unit
• Sistem Operasional : Bergantian Otomatis
4) POMPA INPUT
• Tipe Pompa : Summersible Pump
• Aliran Listrik : 1 PK (0,7 Kw), 1 Phase, 50 Hz
• Jumlah : 2 unit
5) WATER STERILLIZER
• Kapasitas : 45 GPM
• Posisi : Upground
• Acc Adapter : Lampu UV 85 Watt x2 / unit
• Jumlah : 2 Unit 7/12/2009
Spesfikasi Teknis IPAL
I. MESIN IPAL
4 6) SISTEM TREATMENT CHLORINASI
• Sistem : Manual (Tablet)
• Media Desinfectant : Kaporit Tablet
• Posisi : Upground
• Material : PVC Tube
• Jumlah : 2 unit
7) KONTROL PANEL
• Type :
• Kabel : Free Attached
Standart PLN
• Sistem kerja : Manual & Automatic
• Komponen : MCB, Contactor, Overload, Timer, On/Off, Panel Box, push button Selector Switch
• Jumlah : 1 Unit
7/12/2009
1. IPAL dengan Pengolahan Dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob
5 Proses ini pengolahan dengan biofilter anaerob-aerob ini merupakan pengembangan dari proses proses
biofilter anaerob dengan proses aerasi kontak Pengolahan air limbah dengan proses biofilter anaerob-
aerob terdiri dari beberapa bagian yakni bak pengendap awal, biofilter anaerob (anoxic), biofilter aerob,
bak pengendap akhir, dan jika perlu dilengkapi dengan bak kontaktor khlor.
Air limbah yang berasal dari rumah tangga dialirkan melalui saringan kasar (bar screen) untuk
menyaring sampah yang berukuran besar seperti sampah daun, kertas, plastik dll. Setelah melalui screen air
limbah dialirkan ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran lainnya.
Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungasi sebagai bak pengontrol aliran, serta bak pengurai
senyawa organik yang berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan penampung lumpur.
Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob dengan arah
aliran dari atas ke dan bawah ke atas. Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut diisi dengan media dari
bahan plastik atau kerikil/batu split. Jumlah bak kontaktor anaerob ini bisa dibuat lebih dari satu sesuai
dengan kualitas dan jumlah air baku yang akan diolah. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air
limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau facultatif aerobik Setelah beberapa hari operasi, pada
permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikro-organisme. Mikro-organisme inilah yang akan
menguraikan zat organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap
Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak kontaktor aerob. Di dalam bak kontaktor
aerob ini diisi dengan media dari bahan kerikil, pasltik (polyethylene), batu apung atau bahan serat, sambil
diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik
yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media.
Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang tersuspensi dalam air
maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi
penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan
ammonia menjadi lebih besar. Proses ini sering di namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration).
7/12/2009
1. IPAL dengan Pengolahan Dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob
Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung
6 massa mikro-organisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa
sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor
ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh micro-organisme patogen.
Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau
saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik
(BOD, COD), ammonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya. Skema proses pengolahan
air limbah rumah tangga dengan sistem biofilter anaerob-aerob dapat dilihat pada Gambar III.7.
7/12/2009
7
7/12/2009
8
7/12/2009
3. Prinsip kerjanya IPAL Sistem Biofilter Anaerob-Aerob
9
7/12/2009
ALIRAN PROSES IPAL
10
7/12/2009
1. EQUALISASI ANAEROBIC
Sumber limbah mengalir menuju Bak Pengumpul setelah melalui Pre Treathment
11 2. POMPA SUBMERSIBLE
Mengalirkan air limbah dari bak pengumpul/ekualisasi setelah melalui proses Pre Treathmen
Pengendapan
3. PROSES AEROBIC BIOSISTEM
Air Limbah mengalir dari stage 1 ke stage 3, setelah melalui proses penguraian oleh
microbacteri yang melekat di media
4. SUPLAI UDARA
Membantu oksigen Mikrobacteria dalam memproses dan mengurai Air Limbah
5. FILTRASI AKHIR
Proses air limbah setelah mengalami pemisahan, untuk limbah jernih langsung menuju ke
efluen setelah melewati Kolam Indikator dalam proses Klorinasi
7/12/2009
12
7/12/2009
4. Kriteria Perencanaan IPAL Biofilter Anaerob-Aerob
Kriteria perencanaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan proses biofilter anaerob- aerob
13 meliputi kriteria perencanaan bak pengendap awal, reaktor biofilter anaerob, reaktor biofilter aerob,
bak pengendap akhir, sirkulasi sirkulasi serta disain beban organik.
Skema proses pengolahan air limbah dengan sistem biofilter anaerob-aerob secara umum
ditunjukkan seperti pada Gambar 4.1. Seluruh air limbah dikumpulkan dan dialirkan ke bak
penampung atau bak ekualisasi, selanjutnya dipompa ke bak pengendapan awal. Air limpasan dari bak
pengendap awal selanjutnya dialirkan ke reaktor anaerob.
Di dalam reaktor anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik berbentuk sarang tawon. Jumlah
reaktor anaerob ini bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas dan jumlah air baku yang akan
diolah. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau
facultatif aerobik Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film
mikro-organisme. Mikroorganisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat terurai
pada bak pengendap.
Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung
massa mikroorganisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi
lumpur. Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah
dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh mikroorganisme patogen.
Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran
umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik (BOD, COD),
amonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya.
15
7/12/2009
16
7/12/2009
17
7/12/2009
4. RENCANA PELAPORAN DAN SERAH TERIMA
Rencana kerja harian
Pengawas harus selalu punya rencana ke depan paling tidak satu hari. Setelah para pekerja
menyelesaikan pekerjaan untuk satu hari, pengawas merekam hasil kerja (output) yang dicapai
untuk setiap jenis pekerjaan. Berdasarkan hasil yang dicapai dan rencana kerja keseluruhan,
rencana untuk hari berikutnya disiapkan. Rencana ini diset target hasil hariannya untuk setiap
rencana kegiatan.
Untuk menyiapkan rencana kerja secara baik, pengawas perlu tahu apa yang terjadi di lapangan
selama hari-hari sebelumnya. Tanpa adanya informasi yang baik, seperti suatu sumber dibutuhkan
untuk menghasilkan sesuatu, mengapa target tidak dicapai, dll. sangat tidak mungkin untuk
mendapatkan hasil yang baik. Untuk mendapatkan informasi tepat waktu, fungsi dari sistem
pelaporan dibutuhkan.
Laporan mingguan
dibuat oleh pelaksana lapangan dengan diperiksa oleh pengawas dan Koordinator
Pengawas.
7/12/2009
Dokumentasi
IV. PENUTUP
Demikian Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini kami buat sebagai acuan dalam pengerjaan
jika ditetapkan sebagai Penyedia Jasa
BUDI RAHMAT
Kepala Cabang