Anda di halaman 1dari 25

Jl. Siaga I C No.30 A Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan Telp.

021-79196651

Nomor : 30/SPH/RMK/2009
Lampiran : 1 Bendel

Kepada Yth.
Ketua Panitia Pengadaan Barang dan Jasa
Dinas Kelautan dan Pertanian
Provinsi DKI Jakarta
Jl. Gunung Sahari Raya no. 11, Jakarta

Perihal : Penawaran Usulan Teknis Paket Pekerjaan Jasa Konsultan Pengawas,


Pengawasan Pekerjaan Pengembangan Sarana Teknologi Hidroponik.

Memenuhi syarat dari Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Kelautan dan Pertanian
Provinsi DKI, bersama ini diajukan Dokumen Usulan Teknis Pengawasan Pekerjaan
Pengembangan Sarana Teknologi Hidroponik. Apabila kami diberi kepercayaan maka
kami sanggup untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.

Surat Penawaran ini berlaku selama 30 (tiga puluh) hari terhitung dari Surat Penawaran
ditandatangani.

Demikian Dokumen Usulan Teknis ini disampaikan dan atas perhatiannya diucapkan terima
kasih.

Jakarta, 15 Agustus 2009


Hormat kami,
PT. RAMA MITRA KONSULTAN

Ir. Purwanto
Direktur
BAB I
PENDAHULUAN

Kegiatan Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Pengembangan Sarana Teknologi Hidroponik


Tahun Anggaran 2009. Untuk mendapatkan hasil kerja yang baik diperlukan persyaratan
yang memadai berupa data-data teknik perencanaan detail yang telah dikerjakan oleh
Konsultan Perencana. Dalam pekerjaan pengawasan perlu dukungan baik data sekunder
maupun primer yang telah dikumpulkan oleh Konsultan Perencana. Tanpa bantuan informasi
dari Konsultan Perencana kami akan kesulitan mengumpulkan informasi teknis dasar-dasar
penentuan data teknis yang telah direncanakan. Sebagai contoh penentuan sistem teknologi
pengairan/pemipaan yang telah direncanakan. Sistem pengairan/pemipaan dapat dilihat dari
gambar yang telah direncanakan. Dari layout gambar perencanaan yang ada kita dapat
melihat sistem hidroponik seperti apa yang akan dikembangkan dan bagaimana proses
pengembangan secara fisik akan dijalankan. Masalah lain yang tidak kalah penting adalah
pekerjaan Pengembangan Sarana Teknologi Hidroponik dilaksanakan oleh Kontraktor
Pelaksana dan dalam pengembangan secara fisik diawasi oleh konsultan pengawas. Maka
dari itu sebaiknya pihak-pihak yang terlibat dalam pekerjaan ini dapat dipertemukan untuk
membicarakan rencana kerja agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya dan lebih terkoordinir. Dalam Pekerjaan Pengembangan Sarana Teknologi
Hidroponik diperlukan pengawasan yang baik, terpercaya, dan terjamin. Sistem hidroponik
adalah suatu sistem yang sifatnya fisik dan operasional. Dalam sistem seperti itu proses
pengembangan harus dilakukan secara cermat, akurat dan presisi dalam hal ukuran maupun
spesifikasi teknis lainnya. Hal tersebut harus menjadi perhatian karena akan sangat
menentukan apakah sistem hidroponik itu dapat beroperasi dengan baik atau tidak.
Untuk mendapatkan hasil pengawasan yang baik sesuai dengan yang direncanakan dan
diharapkan, maka kegiatan pengawasan ini perlu dilakukan secara terpadu dengan beberapa
disiplin ilmu, seperti desain struktur, desain mekanikal dan elektrikal serta perancangan yang
terkait dengan bidang pertanian. Dengan hal tersebut maka pada tahap pengembangan akan
didapatkan hal-hal sebagai berikut:
 Kecepatan Kerja Sesuai Jadwal Pelaksanaan
 Mutu yang homogen
 Inovasi dari desain maupun sistem yang digunakan dapat berkembang
BAB II
PENGALAMAN PERUSAHAAN

PT. RAMA MITRA KONSULTAN merupakan konsultan nasional yang bergerak dalam
bidang konstruksi terutama dalam bidang layanan jasa konsultan dalam pengawasan
pembangunan proyek nasional baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah. Dalam
perkembangannya dari saat berdiri hingga saat ini perusahaan kami telah melaksanakan
pekerjaan hingga selesai dan diselesaikan dengan baik. Beberapa instansi pemerintah telah
memberi kepercayaan kepada kami untuk melaksanakan pekerjaan sesuai bidang layanan jasa
yang kami tawarkan.
BAB III
PEMAHAMAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Sebelum memahami Kerangka Acuan Kerja terlebih dahulu akan dijelaskan tentang isi
daripada KAK seperti berikut:

3.1. PENJELASAN/ISI KERANGKA ACUAN KERJA

3.1.1. Umum

Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap konsultan peserta pelelangan
pekerjaan Pengawasan Pengembangan Sarana Teknologi Hidroponik. Tahun
Anggaran 2009 adalah mengajukan Dokumen Usulan Teknis, di samping itu juga
mengajukan Dokumen Usulan Biaya dan Dokumen Administrasi.

Dokumen Usulan Teknis disusun berdasarkan Rencana Kerja dan Syarat (RKS),
Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Berita Acara yang telah diterima dari panitia
seleksi umum jasa konsultasi pada Satuan Kerja Dinas Kelautan dan Pertanian
Pemerintah Provinsi DKI, Tahun Anggaran 2009.

Dokumen Usulan Teknis ini pada dasarnya membahas tentang latar belakang, maksud
dan tujuan, sasaran, lokasi kegiatan, pendekatan dan metodologi, penugasan tenaga
ahli, dan pelaporan.

3.1.2. Latar Belakang Kegiatan

Kebutuhan penyediaan Jasa Konsultan Pengawas pada kegiatan Pengawasan


Pekerjaan Pengembangan Sarana Teknologi Hidroponik Tahun Anggaran 2009 sangat
penting untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh
sebab itu pihak Jasa Konsultan Pengawas harus memenuhi berbagai persyaratan teknis
yang telah disyaratkan. Sehubungan dengan hal ini maka Dinas Kelautan dan
Pertanian Pemerintah Provinsi DKI merencanakan program Pengawasan Pekerjaan
Pengembangan Sarana Teknologi Hidroponik.

3.1.3. Maksud dan Tujuan

3.1.3.1. Maksud
Maksud dilaksanakannya pekerjaan ini adalah untuk melaksanakan pengawasan secara
lengkap baik secara teknis maupun non teknis terhadap kegiatan Pengembangan
Sarana Teknologi Hidroponik.
3.1.3.2 Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah terlaksananya Pekerjaan Pengembangan Sarana
Teknologi Hidroponik yang sesuai dengan yang telah direncanakan, tepat waktu, tepat
anggaran biaya dan dengan mutu hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah
direncanakan.

3.1.4. Ruang Lingkup Pekerjaan


3.1.4.1. Lingkup Pekerjaan
Ruang lingkup pekerjaan Pengawasan Pekerjaan Pengembangan Sarana
Teknologi Hidroponik:
1. Kajian Umum
 Menyusun Rencana Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
 Kajian Sarana Teknologi Hidroponik.
 Kajian kelengkapan perijinan yang mestinya sudah ada sebelum
pembangunan fisik dilaksanakan.
 Menyusun format bentuk laporan.
2. Pengawasan Teknis
 Monitoring bahan dan material memeriksa memenuhi persyaratan
diterima, yang tidak memenuhi persyaratan ditolak.
 Memeriksa dan mengesahkan gambar shoop drawing.
 Monitoring Pengukuran stake out untuk lokasi yang akan dikerjakan.
 Monitoring tenaga kerja, peralatan digunakan serta kondisi cuaca
harian, pengujian kualitas/mutu material yang digunakan.
 Memeriksa hasil kerja serta mengukur volume pekerjaan yang telah
selesai sebagai bahan laporan harian.
 Melaksanakan rapat mingguan membahas hasil kerja, koreksi
perbaikan yang harus dikerjakan Kontraktor dan merencanakan
pelaksanaan kegiatan minggu selanjutnya.
 Mengadakan pengecekan kekurangan, penyempurnaan hasil pekerjaan
selama masa pemeliharaan.
 Penyusunan Dokumen Administrasi persyaratan tagihan pekerjaan
konstruksi.
BAB IV
APRESIASI INOVASI

Program Alih Pengetahuan dan Apresiasi Inovasi

Masalah program alih pengetahuandan inovasi atau pembaharuan pada kegiatan pengawasan
secara umum tidak akan terlepas dari pengendalian mutu, inovasi yang dapat dilakukan
antara lain dengan membuat diagram alir pelaksanaan pekerjaan dimana diagram alir ini
dapat dipergunakan sebagai bahan diskusi antara Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas
sebelum item pekerjaan dilakukan. Diharapkan dengan disetujui dan dipahami diagram alir
oleh seluruh pihak maka metode pengawasan yang diprgunakan akan sesuai dengan
keinginan yang ada pada spesifikasi.

Berkaitan dengan pengendalian biaya maka hal ini tidak akan terlepas dari masalah
pengendalian kualitas pekerjaan. Inovasi yang dapat dilakukan adalah dengan memperbanyak
informasi mengenai bahan bangunan yang dapat dipergunakan.

Pengendalian waktu bukan merupakan hal yang dapat diprediksi. Hal ini berdasarkan
pengalaman, bahwa pekerjaan konsultan pengawas akan sangat tergantung pada pihak
Pemberi Tugas/Pengelola dan Kontraktor Pelaksana. Inovasi yang diusulkan adalah dengan
melakukan penjadwalan diskusi rutin untuk setiap bagian pekerjaan dan direkam dengan baik
dalam bentuk berita acara.
BAB V

PENDEKATAN DAN METODOLOGI

5.1. Umum

Pengawasan untuk Proyek Pengembangan Sarana Teknologi Hidroponik yang diusulkan


disini adalah atas dasar konsep pengawasan terpadu, dimana Konsultan Pengawas
berkoordinasi bersama-sama di lapangan dengan Pengelola Kegiatan dab Kontraktor
Pelaksana pembangunan.

Dengan cara ini, diharapkan seluruh proses pembangunan mulai dari persiapan
pelaksanaan di lapangan sampai fisiknya, akan selalu terkendali dalam arah yang tepat.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dengan pendekatan pengolahan proyek seperti
ini adalah :

5.2. Optimasi Kualitas

Tahap “construction”, konsep pelaksanaan adalah pelaksanaan berdasarkan gambar-


gambar rencana dari Konsultan Perencana, sehingga diperlukan detail yang digambar
oleh kontraktor (gambar shop drawing) yang masih perlu dipelajari dan dibahas di dalam
pelaksanaan. Maka di dalam proses ini diharapkan peran konsultan pengawas dapat
membantu :

 “Approval” berkaitan dengan system pelaksanaan dan detail, material dan cara
pengerjaan komponen, dapat disusun secara lugas.
 Pengendalian pekerjaan kontraktor utama dengan para sub-kontraktor (apabila
ada nantinya).

5.3. Pengendalian Biaya


Fungsi administratif untuk pengendalian waktu dan biaya maupun mutu pekerjaan di
lapangan.
 Membantu penyusunan administrasi proses payment yang dikaitkan kepada
mutu pelaksanaan milestone targeting dan jadwal keseluruhan yang dipatok.

5.4. Optimasi Waktu


Pengendalian waktu dilakukan sejak persiapan gambar pelaksanaan (shop drawing),
proses persetujuan bahan dan penelitian laboratorium bahan apabila diperlukan, sampai
teknik pelaksanaan sehingga dapat diperoleh hasil pengendalian skala waktu yang wajar.
Strategi pengendalian waktu dalam tahap konstruksipun disusun berdasarkan master
schedule yang telah dipersiapkan dan disetujui bersama antara kontraktor pelaksana,
konsultan pengawas dan pemberi kerja. Di dalam pengendalian waktu termasuk
perhitungan waktu dan peralatan maupun tenaga kerja yang terkait untuk suatu rangkaian
pekerjaan.
BAB VI
RENCANA KERJA

6.1. Umum
Untuk menghindari kerancuan tanggung jawab dan tumpang tindih penugasan maka di
bawah ini diuraikan secara garis besar tugas pokok konsultan pengawas di dalam
Pengawasan Pengembangan Sarana Teknologi Hidroponik.

Konsultan Pengawas secara garis besar bertugas membantu dan secara bersama-sama
dengan pengelola kegiatan Dinas Kelautan Dan Pertanian Pemerintah Provinsi DKI
melaksanakan pengendalian proyek mulai dari : memeriksa dan mempelajari dokumen
untuk pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di
lapangan, review perencanaan (apabila diperlukan), pengawasan kontruksi fisik dan
pelaksanaan, proses serah terima sehingga waktu pemeliharaan.

Secara rinci lingkup tugas dijabarkan sebagai berikut :


a. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan
dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
b. Mengawasi pemakain bahan, peralatan dan metode pelaksanaan serta mengawasi
ketepatan waktu.
c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik dari segi kualitas, kuantitas dan
laju pencapaian volume/realisasi fisik.
d. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang
terjadi selama pelaksanaan konstruksi fisik.
e. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan mingguan
dan bulanan pekerjaan pengawasan, dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan,
laporan harian, mingguan, dan bulanan pekerjaan konstruksi fisik yang dibuat oleh
kontraktor pelaksana.
f. Menyusun Berita Acara Kemajuan Pekerjaan, Pemeliharaan Pekerjaan, Serah Terima
Pertama dan Kedua Pekerjaan Konstruksi Fisik.
g. Membuat Laporan Berkala yang dilengkapi dengan data-data lapangan (foto-foto).
h. Meneliti gambar-gambar pelaksanaan (Shop Drawings) yang diajukan oleh
Kontraktor Pelaksana.
i. Meneliti gambar-gambar yang telah sesuai dengan pelaksanaan (As built Drawings)
sebelum serah terima pertama.
j. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum Serah Terima Pertama, mengawasi
perbaikannya pada masa pemeliharaannya dan laporan akhir pekerjaan pengawasan.

6.2. Tanggung Jawab Pengawasan

1. Konsultan Pengawas bertanggung jawab secara professional atas jasa pengawasan


yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku.
2. Secara umum tanggung jawab Konsultan Pengawas adalah sebagai berikut :
a. Kesesuaian pelaksanaan konstruksi fisik dengan dokumen pelaksanaan yang
dijadikan pedoman serta peraturan, standard dan pedoman teknis yang berlaku.
b. Hasil evaluasi pengawasan dan dampak yang ditimbulkan.
c. Tanggung jawab professional pengawasan adalah tidak hanya konsultan sebagai
suatu perusahaan tetapi juga bagi para tenaga ahli professional pengawasan yang
terlibat.

Keluaran :

Keluaran yang dihasilkan oelh Konsultan Pengawas berdasarkan KAK ini lebih lanjut
akan diatur dalam Surat Perjanjian Pekerjaan Pengawasan, yang meliputi :

1. Buku harian yang memuat semua kejadian, perintah atau petunjuk yang penting dari
pemberi tugas, kontraktor pelaksana dan konsultan pengawas.
2. Laporan Harian, berisi tentang :
a. Tenaga Kerja
b. Bahan-bahan yang datang diterima atau ditolak
c. Alat-alat
d. Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan
e. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
f. Cuaca
3. Laporan mingguan dan bulanan sebagai resume laporan harian.
4. Berita acara kemajuan pekerjaan untuk pembayaran anggaran.
5. Surat Perintah perubahan pekerjaan dan berita acara pemeriksaan pekerjaan tambah
kurang.
6. Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (As-Built Drawings) dan manual
peralatan-peralatan yang dibuat oleh kontraktor pelaksana.
7. Gambar rincian pelaksanaan (Shop Drawings) dan Time Schedule yang dibuat oleh
kontraktor pelaksana.
8. Laporan Akhir pekerjaan pengawasan.

6.3. Kriteria Pengawasan

Pekerjaan yang dilaksanakan oleh konsultan pengawas pada KAK ini harus
memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

1. Persyaratan umum pekerjaan setiap bagian pekerjaan pengawasan harus dilaksanakan


secara benar dan tuntas sampai dengan member hasil yang telah ditetapkan dan
diterima dengan baik oleh Pemberi Tugas.
2. Persyaratan objektif, pelaksanaan pekerjaan pengawasan teknis konstruksi teknis fisik
yang objektif untuk kelancaran pelaksanaan baik yang menyangkut macam, kualitas
dan kuantitas dari setiap bagian pekerjaan sesuai standar hasil kerja pengawasan yang
berlaku.
3. Persyaratan fungsional, pekerjaan pengawasan konstruksi fisik harus dilaksanakan
dengan profesionalisme yang tinggi sebagai konsultan pengawas yang secara
fungsional dapat mendorong kinerja kegiatan.
4. Persyaratan prosedural, penyelesaian administrative sehubungan dengan pekerjaan di
lapangan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
5. Persyaratan teknis Iainnya selain kriteria umum di atas untuk pekerjaan pengawasan
berlaku pula ketentuan-ketentuan seperti standar, pedoman dan peraturan yang
berlaku antara lain
a. Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan kegiatan yang bersangkutan, yaitu
surat perjanjian pelaksanaan pekerjaan pemborongan/ kontrak beserta
kelengkapannya dan ketentuanketentuan sebagai dasar perjanjiannya.
b. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
c. Standar dan pedoman teknis yang berlaku bidang sarana pertanian hidroponik.

6.4. Proses Pekerjaan Pengawasan

1. Konsultan pengawas dalam menjalankan tugasnya diperlakukan pula oleh pengelola


kegiatan agar fungsi dan tanggung jawab konsultan pengawas dapat terlaksana
dengan baik dan menghasilkan keluaran sebagaimana diharapkan oleh pemberi tugas.

2. Uraian tugas operasional konsultan pengawas harus membantu uraian kegiatan secara
terinci yang sesuai dengan setiap bagian pekerjaan pengawasan pelaksanaan yang
dihadapi di lapangan yang secara garis besar adalah sebagai berikut

Pekerjaan Persiapan
a. Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan pengawas.
b. Memeriksa time schedule/bar chart, s-curve dan net work planning yang diajukan
oleh kontraktor pelaksana untuk selanjutnya diteruskan kepada pengelola kegiatan
untuk mendapatkan persetujuan.

Pekerjaan Teknis Pengawasan Lapangan


a. Melaksanakan pekerjaan pengawasan secara umum, koordinasi dan inspeksi
kegiatan-kegiatan pembangunan agar pelaksanaan teknis maupun administrasi
teknis yang dilakukan dapat secara terus menerus sampai dengan pekerjaan
diserahterakan untuk kedua kalinya.
b. Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dan bahan atau komponen
bangunan, peralatan dan perlengkapan selama pekerjaan pelaksanaan di lapangan
atau ditempat kerja lainnya.
c. Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat dan cepat,
agar batas waktu pelaksanaan minimal sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
d. Memberi masukan pendapat teknis tentang penambahan atau pengurangan
pekerjaan yang dapat mempengaruhi biaya dan waktu pekerjaan, berpengaruh
pada ketentuan kontrak, untuk mendapatkan persetujuan dan Pemberi Tugas.
e. Memberikan petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai pengurangan dan
penambahan biaya dan waktu pekerjaan serta tidak menyimpang dan kontrak,
dapat langsung disampaikan kepada kontraktor pe!aksana, dengan pemberitahuan
tertulis kepada pengelola kegiatan.

Konsultasi
a. Melakukan konsultasi dengan Pemberi Tugas untuk membahas segala masalah
dan persoalan yang timbul selama masa pembangunan.
b. Mengadakan rapat lapangan secara berkala, sedikitnya dua kali dalam sebulan
dengan Pemberi Tugas, Perencana dan Kontraktor Pelaksana dengan tujuan untuk
membicarakan masalah dan persoalan yang timbul dalam pelaksanaan, untuk
kemudian membuat risalah rapat dan megirimkan kepada pihak yang
bersangkutan, serta sudah diterima paling lambat 1 (satu) minggu kemudian.
c. Mengadakan rapat diluar jadwal rutin tersebut apabila dianggap mendesak.

Laporan
a. Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis kepada Pemberi
Tugas, mengenai volume, presentase dan nilal bobot bagian-bagian pekerjaan
yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana.
b. Melaporkan kemajuan kemajuan pekerjaan yang nyata
dilaksanakan, dan dibandingkan dengan jadwal yang telah disetujui.
c. Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakal, jumlah tenaga kerja dan alat
yang digunakan.
d. Memeriksa gambar kerja tambahan yang dibuat oleh Kontraktor, terutama yang
mengakibatkan tambahan atau berkurangnya pekerjaan, dan juga perhitungan
serta gambar konstruksi yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana (shop Drawings).

Dokumen
a. Menerima dan menyiapkan draft berta acara sehubungan dengan penye-lesaian
pekerjaan di lapangan, serta untukm keperluan pembayaran angsuran.
b. Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan serta penambahan
atau pengurangan pekerjaan guna keperluan pembayaran.
c. Mempersiapkan formulir, laporan harlan, mingguan dan bulanan, berita acara
kemajuan pekerjaan, penyerahan pertam dan kedua serta formulir-formulir
lainnya yang diperlukan untuk dokumen pembangunan.
Yang dijabarkan dalam aktifitas sebagai berikut:

6.5. Pada Kegiatan Awal Pekerjaan Konstruksi

Konsultan Pengawas PT. Rama Mitra Konsultan yang memeriksa dan mempelajari
dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan
pekerjaan di lapangan. Atas dasar usulan Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas
dengan Pengelola Kegiatan secara bersama sama untuk menetapkan proses pengendalian
pelaksanaan pekerjaan dan segi, mutu pekerjaan sesuai dengan uraian dan syarat teknik
dan apresiasi hasil akhir terutama dan segi perencanaan arsitektur dan dan sudut waktu
pelaksanaan yang paling efektif.

a. Pengendalian Proyek
1. Review gambar perencanaan
Sebagai anggapan dasar maka pada tahapan perencanaan dan perancangan, dokumen
pelaksanaan pekerjaan oleh Konsultan Perencana sudah dianggap benar dan
memenuhi syarat pembangunan. Pekerjaan pekerjaan review & analisa dilakukan
secara kontinyu sesudah gambar dan dokumen lainnya diterima Konsultan Pengawas.
Pada tahapan ini Konsultan Pengawas melakukan : Memeniksa dan mempelajari
dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan
pekerjaan.

2. Menyusun jadwal keseluruhan proyek


Penyusunan jadwal dan awal untuk memudahkan penyesuaian pelaksanaan terutama
apabila masalah jadwal dapat diselaraskan antara jumlah kontraktor dan paket
pekerjaan yang ditetapkan dan waktu
persiapan dan penyerahan lahan pekerjaan pada aktivitas berikutnya. Yang perlu
diperhatikan disini adalah bahwa Konsultan Pengawas dan Pengelola Kegiatan akan
melakukan koordinasi untuk fasilitas kerja seperti, penggunaan listrik kerja, air kerja,
ruangan kerja dan peralatan bantu utama yakni fasilitas Mobil Crane (apabila ada)
yang digunakan kontraktor pelaksana. Yang juga perlu dijadwalkan secara khusus
adalah, apabila Konsultan Perencana merekomendasikan untuk adanya Tes
Pembebanan (Loading Test).

Penyusunan jadwal awal untuk seluruh kegiatan persiapan pelaksanaan sampai


kepada kegiatan kontraktor termasuk proses pengadaan bahan, dan termasuk pula
jadwal pemanfaatan bangunan oleh pemilik proyek diperkirakan 90 hari. Jadwal ini
adalah tentative schedule.
Jadwal keseluruhan proyek, untuk memudahkan pengendalian sistim pelaksanaan,
terutama koordinasi antar disiplin kegiatan dalam pelaksanaan oleh kontraktor utama.
Untuk itu setiap kegiatan yang khusus (finishing) kontraktor dengan pengarahan
konsultan harus membuat jadwal didalam batasan waktu yang diperkirakan.
• Jadwal untuk pekerjaan yang terkait dengan pengadaan material finishing dan
penyelesaian pada pekerjaan yang terkait lainnya seperti ME.
• Jadwal peralatan Bantu
• Jadwal pemesanan untuk material finishing, peralatan mekanikal dan elektrikal
yang harus dipesan dan diimport (apabila ada). Proses dan waktu yang diperlukan
untuk mengeluarkan dan pelabuhan.
• Jadwal gambar kerja atau shop drawing, dan pengukuran/survey.
• Jadwal proses dan format untuk pemeriksaan bersama, format checklist dan proses
testing dan commisioning peralatan.
• Penempatan stok material yang teratur agar tidak terjadi pemindahan berulang
kali. Sedangkan persetujuan material yang akan dipergunakan hendaknya diajukan
sedini mungkin.
• Perubahan perubahan yang mungkin akan terjadi harus diinformasikan lebih dini
dan agar tidak menghambat dalam pelaksanaan jadwal sesegera mungkin
diperbaiki. Semua pilihan dan jalan keluar maupun konsekwensi pelaksanaan
harus disampaikan tertulis.

3. Koordinasi
Mengkoordinasikan dan mengawasai semua kegiatan kontraktor, terhadap mutu hasil
kerja, koordinasi atas waktu untuk semua bagian pekerjaan yang memerlukan
kebersamaan lahan kerja ataupun berkaitan dengan fasilitas dan utilitas yang
bersamaan agar tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan. Mengkoordinasikan semua
masukkan dan Pemberi Tugas/ Pengelola Kegiatan, Konsultan Perencana dan
Kontraktor Pelaksana, atau informasi balik berkaitan dengan hasil pelaksanaan.
Memonitor jadwal pelaksanaan, mereview jadwal kegiatan yang belum mulai atau
belum selesai, serta penyelarasan terhadap total waktu penyelesaian.

b. Supervisi/ Inspeksi
Untuk bagian pekerjaan pengawasan lapangan seperti halnya pengendalian waktu
secara keseluruhan dan utuh dapat dilaksanakan oleh PT. Rama Mitra Konsultan atas
dasar informasi dan keputusan yang baku, sedangkan semua kesulitan dan
penyimpangan atau apabila didalam pelaksanaan terjadi perintah perubahan
dipecahkan di dalam forum koordinasi dengan Pengelola Kegiatan sebagai wakil dan
pemberi tugas.

Pada proses akhir, penyusunan daftar cacat dan kurang, punchlist, testing
commisioning sistimnya disiapkan oleh team-pengawas lapangan. Data dan proses
disesuaikan dengan instalasi yang terpasang dan siap. Apabila ada penyimpangan
maka proses akan dibahas bersama dengan konsultan perencana terkait.
• Mengawasi pekerjaan Kontraktor Pelaksana agar sesuai dengan Dokumen
Kontrak dan segi kuantitas dan kualitasnya dan pertimbangan dan segi perawatan
pada Proyek Pekerjaan Pengembangan Sarana Teknologi Hidroponik.
• Quality Control, pengendalian kualitas dilakukan sejak awal pelaksanaan proyek,
mula sejak tahapan review mempelajari perencanaan & perancangan (Planning &
Design) dengan cara memberikan masukan-masukan kepada unsur-unsur
perencana yang terlibat mengenai kekurangan gambar, pertimbangan-
pertimbangan pemilihan material, standard-standard yang digunakan, metode
pelaksanaan, toleransi dalam pelaksanaan, dan lain-lain.
• Pada tahap pelaksanaan, pengendalian kualitas dilakukan dengan melaksanakan
program inspeksi dan supervisi. Program-program tersebut diatur dalam suatu
prosedur-prosedur tata laksana yang disepakati dan menjadi pedoman bagi semua
unsur yang terlibat dalam proyek. Dengan menjalankan prosedur-prosedur mi,
secara otomatis telah tercakup fungsi kontrol, balk bagi masing-masing unsur
sendiri maupun kontrol antar unsure.

Inspeksi sebagai salah satu alat kontrol, dilaksanakan dalam urutan dan aturan-aturan
yang terprogram dalam prosedur-prosedur tata laksana dan tidak terlepas dan
standard- standard serta peraturan peraturan teknis yang berlaku. Supervisi
dilaksanakan sebelum dan pada saat pelaksanaan suatu pekerjaan, sehingga tujuanya
untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan hasil yang diharapkan, dapat dicapai.
Format pelaksanaan terlampir.
• Mengawasi cara kerja kontraktor agar diperoleh ketepatan waktu sesuai dengan
jadwal yang ditetapkan.
• Melindungi pemilik Proyek terhadap kerusakan-kerusakan dan kerugian-kerugian
lain didalam pelaksanaan Pekerjaan.
• Melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan bila ada penyimpangan-
penyimpangan terhadap dokumen kontrak.
• Membuat laporan-laporan ringkas harian, mingguan bulanan dan hasil
monitoring/supervisi pekerjaan konstruksi.

6.6. Tugas Utama Konsultan Pengawas


1. Meneliti, mengawasi dan merekomendasikan perubahan-perubahan serta
penyesuaian yang diperlukan selama pekerjaan konstruksi.
2. Melakukan evaluasi dan melakukan koordinasi atas semua perubahan pekerjaan
karena perubahan atau karena pengurangan lingkup pekerjaan atas evaluasi.
3. Melaksanakan pengawasan regular terhadap biaya pelaksanaan kontruksi yang telah
disetujui.
4. Menghitung dan mencatat bobot prestasi serta menyusun berita acara persetujuan
kemajuan pekerjaan.
5. Menyelenggarakan rapat koordinasi pelaksanaan dan memberikan informasi balik
kepada perencana apabila ditemukan kejanggalan dan atau penyimpangan akibat
pelaksanaan.
6. Memeriksa dan menyetujui/ menolak shop drawing dan contoh material &
equipment yang diajukan kontraktor.

6.7. Kuantitas, Kualitas dan Waktu


Laporan Prestasi Pekerjaan dan waktu ke waktu dikaitkan dengan kwalitas hasil kerja
dan kwantitas pelaksanaan dilapangan maupun kemampuan kontraktor menyerahkan
bagian pekerjaan tepat waktu. Sedangkan kewajiban Konsultan Pengawas menyajikan
laporan prestasi pekerjaan secara berkala kepada Pemberi Tugas/ Pengelola Kegiatan.
Perhitungan bobot tidak semata mata terhadap volume pekerjaan yang diselesaikan tetapi
terutama kepada mutu hasil kerja (conformance of specification)
• Kontraktor mengajukan laporan presentasi pekerjaan selambat - lambatnya 7 ( tujuh )
hari sebelum milestone kepada Konsultan Pengawas untuk selanjutnya dilakukan
perhitungan bersama dan diteliti terhadap hasil pemantauan Konsultan Pengawas.
Berpedoman kepada target prestasi pekerjaan yang yang sudah ditentukan pada
milestone sebelumnya oleh Konsultan Pengawas.
• Sebaliknya jika presentasi nyata pekerjaan yang dicapai melebihi target prestasi
pekerjaan yang ditentukan pada milestone, maka perhitungan pembayaran adalah
berdasarkan besarnya presentasi nyata pekerjaan yang dicapai tersebut dengan
dikurangi retensi.
• Waktu yang disediakan untuk proses pemeriksaan di lapangan adalah minimal 7
(tujuh) hati sejak permohonan yang diajukan kontraktor telah lengkap dan memenuhi
syarat.

6.8. Cost Control


Bagian pekerjaan ini dilakukan sepenuhnya oleh Pengelola Kegiatan (dibantu Konsultan
Khusus — apabila ada), tetapi sebagai upaya koordinasi masih akan dilakukan upaya
penyajian informasi yang memadai untuk pengendalian waktu dan biaya pelaksanaan
secara keseluruhan.
Membuat laporan kemajuan pekerjaan secara periodik, mingguan dan bulanan.
Fungsi administratif untuk pengendalian waktu dan biaya maupun mutu pekerjaan
dilapangan.
Membantu penyusunan Administrasi Progress Payment yang dikaitkan kepada mutu
pelaksanaan milestone targeting dan jadwal keseluruhan yang dipatok.

6.9. Material atau Peralatan


Pengertian untuk bahan material peralatan termasuk suku cadang yang disuplai pemberi
tugas (apabila ada) adalah bahan material peralatan yang dibeli langsung oleh pemberi
tugas dan pabrik pembuat atau supplier agen tertentu, dimana bahan material peralatan
tersebut (barang) akan disuplai langsung ke lokasi proyek bersangkutan. Keterlambatan
tibanya barang dilokasi proyek menjadi tanggung jawab pemberi tugas.
Proses evaluasi prestasi pekerjaan dan pembayaran akan dilaksanakan oleh Konsultan
Pengawas.
Kontraktor bertanggung jawab mengenai beberapa hal sebagai berikut
• Mengatur skedul pelaksanaan/pemasangan barang agar sesusai dengan skedul
pengadaan dan pengiriman barang sampai dilokasi proyek, termasuk koordinasi
dengan pihak pemberi tugas.
• Memeriksa kembali barang yang telah tiba dan menanda tangani berita acara
penyerahan barang dan pihak pemberi tugas kepada kontraktor yang bersangkutan.
• Menjaga keamanan stock barang termasuk semua sisa yang tidak belum terpakai agar
tidak hilang dicuri, serta menyediakan gudang penyimpanan tertutup, agar terhindar
dan kerusakan atau korosi.
• Kontraktor wajib mencatat stcok barang tersebut, dengan cara membuat buku laporan
penerimaan barang dan pemakaian barang pemakaian barang secara up to date untuk
selanjutnya dikirimkan kepada KP (Konsultan Pengawas) secara berkala untuk
mendapatkan persetujuan.
• Setiap akhir bulan akan diadakan stock opname dilokasi penyimpanan oleh pemberi
tugas bersama KP dan kontraktor, serta dibuatkan berita acara hasil pemeniksaan oleh
KP.
• Apabila dan laporan stock opname bulanan terdapat kehilangan atau kerusakan
sehingga tidak sesuai dengan catatan stock, maka ha( tersebut menjadi tanggung
jawab sepenuhnya kontraktor, dan kontraktor harus membayar ganti rugi secara tunal
kapada pemberi tugas sesual harga barang tersebut dipasaran.
• Jika pada akhir proyek sisa atau kelebihan barang yang disediakan pemberi tugas
(apabila ada barang yang disediakan oleh pemberi tugas), maka sisa/kelebihan
tersebut harus dikembalikan ke pemberi tugas.
• Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya dalam mengurus dan mendapatkan
perizinan serta sertifikat - sertfikat pegujian dan instansi terkait.

6.10. Testing dan Commisioning


Pada dasarnya pelaksanaan testing dan commisioning terutama untuk bahan material
peralatan tertentu akan dikerjakan oleh pihak pabrik pembuat, supplier atau agen
termasuk semua biaya yang dikeluarkannya. Kebanyakan adalah material ME/
Mekanikal Elektrikal.
• Pihak pabrik, agen, pemasok bersama dengan kontraktor yang memasang peralatan,
bertanggung jawab terhadap hasil dan testing dan commisoning tersebut diatas,
bertanggung jawab pula untuk melengkapi, memperbaiki serta menyempurnakan
peralatan tersebut sehingga sistem peralatan equipment dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
• Pihak pabrik pembuat, agen dan pemasok bersama dengan kontraktor atau agen
bertanggung jawab untuk melaksanakan test ulang jika hasil test pertama diragukan.

6.11. Jaminan Atau Warranty


Kontraktor Pelaksana wajib dan bertanggung jawab untuk mendapatkan warranty
jaminan bagi barang, material atau peralatan tertentu dan pabrik dalam hal ini ditujukan
kepada Pengelola Kegiatan/Pemberi Tugas.
• Jika dalam masa garansi tersebut terdapat kerusakan akibat kesalahan pabrik (factory
fault), maka kontraktor pelaksana bertanggung jawab dalam mengurus dan
mendapatkan penggantian peralatan tersebut dan pabrik pembuat.
• Untuk ketentuan-ketentuan diatas, kontraktor tetap bertanggung jawab untuk
membantu pihak pemberi tugas dalam mendapatkan jaminan tersebut dan pihak
pabrik pembuat, pemasok atau agen yang ditunjuk.

6.12. Perubahan Pekerjaan


Pada bagan pekerjaan ini perlu diatur koordinasi yang baik dengan Konsultan
Perencana terkait maupun konsultan QS (apabila ada), karena perubahan - perubahan
atas bagian pekerjaan berupa Perintah Tertuhs (VO-variation Order) dan Konsultan
Perencana melalui Konsuftan Pengawas atau Pemberi Tugas/ Pengelola Kegiatan yang
perlu ditindak lanjutkan atau dapat merupakan usulan dan Kontraktor Pelaksana.
Apabila dianggap perlu, KP (Konsultan Pengawas) atas persetujuan tertulis dan
Pemberi Tugas/ Pengelola Kegiatan dapat mengadakan perubahan atas bentuk, kualitas
dan kuantitas pekerjaan ataupun bagian dan pekerjaan dan berhak memerintahkan
Kontraktor untuk mengerjakan hal - hal berikut.

• Menambah atau mengurangi kuantitas pekerjan yang tercantum didalam gambar,


syarat teknis pelaksanaan dan SQ.
• Meniadakan beberapa bagian - bagian pekerjaan yang tercantum didalam gambar,
syarat teknis pelaksanaan dan BQ.
• Mengubah level, garis - garis, posis dan dimensi bagian - bagian pekerjaan.
• Melaksanakan pekerjaan tambahan yang dianggap perlu untuk menyelesaikan
seluruh pekerjaan. Instruksi-instruksi perubahan tersebut diatas berlaku pula untuk
bagian - bagian pekerjaan yang tercantun didalam gambar pelelangan tetapi tidak
tercantum daam syarat- syarat Teknis dan SQ atau sebaliknya.
• Perintah untuk melaksanakan pekerjaan perubahan tersebut akan diberikan oleh KP
secara tertulis, dan perubahan- perubahan ml akan diperhitungkan sebagal pekerjaan
tambah atau kurang.
• Untuk pekerjaan tambah atau kurang pada bagman - bagman pekerjaan yang belum
tercantum sebelumnya didalam BQ, maka harga satuan yang digunakan berdasarkan
harga yang berlaku dipasaran tidak kecuall dikarenakan oleh sesuatu hal seperti
terbatasnya stok barang yang ada dipasaran dan delivery time yang cukup lama,
sehingga untuk memperoleh barang tersebut dengan kondisi dapat memenuhi jumlah
dan waktu yang diperlukan harga lebih tinggi dan harga dipasaran.
• Untuk pekerjaan tambah atau kurang yang disebabkan adanya perubahan antara
gambar pelelangan dengan gambar pelaksanaan karena adanya perubahan design,
maka volume yang dihitung kembali adalah hanya bagian pekerjaan yang mengalami
perubahan tambah atau kurang saja, dan nilai dan bagian tersebut yang akan
diperhitungkan sebagian pekerjaan tambah atau kurang.

6.13. Perubahan-perubahan yang dilakukan diusulkan oleh Kontraktor Pelaksana.


Pengurangan kuantitas atau kualitas yang dilakukan baik sengaja maupun tidak sengaja
akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang, jika perubahan pekerjaan tersebut dan
segi tekhnis dapat disetujui maka Kontraktor Pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan
tersebut sesuai dengan kotrak dan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pembongkaran,
perbaikan dan perapihan kembali menjadi tanggung jawab kotraktor pelaksana.
• Penambahan kuantitas atau kualitas karena pengaruh segi teknis pelaksanaan atau
kekeliruan dalam pelaksanaan baik yang disengaja maupun tidak, tidak akan
diperhitungkan
• Perubahan kualitas disebabkan karena tidak adanya bahan dipasaran jika tidak
adanya atau tersedianya bahan dipasaran akibat kelalaian dan keterlambatan
kontraktor dalam pemesanan, maka bila mana KP mengajukan perubahan kualitas
bahan dengan yang lainya, kontraktor diwajibkan mengajukan usulan terlebih
dahulu dan beberapa alternatif yang dilengkapi dengan contoh/brosur.
• Perubahan kualitas barang yang disetujui oleh Konsultan Perencana melalui KP
diperhitungkan sebagal pekerjaan kurang, jika mutu kualitas atau harga bahan
tersebut lebih rendah dan kontrak. Sebaliknya jika mutu kualitas barangnya lebih
tinggi dan kontrak, maka biaya penambahan tersebut menjadi beban kontraktor.
• Jika tidak adanya atau tersedianya bahan dipasaran, karena sudah tidak diproduksi
lagi, maka kontraktor harus menyampakan kepada KP (Konsultan Pengawas) c/q.
Konsultan Perencana dan memberikan peryataan tertulis dan pabrik atau agen.
Bilamana Konsultan Perencana atau Pemberi Tugas melalui KP mengajukan
perubahan kulitas bahan dengan yang lain, kontraktor berkewajiban mengajukan
usulan terlebih dahulu dan beberapa alternatif yang dilengkapi dengan contoh
brosur. Besarnya pemambahan pengurangan biaya disesuaikan dengan
perbandingan selisih harga antara kedua bahan yang tercantum didalam syarat
teknis pelaksanaan dan BQ dengan bahan penggantinya, dan perbedaannya dihitung
secara proporsional.

6.14. Serah Terima Pekerjaan


• Melakukan koordinasi dan supervisi atas testing dan commissioning yang dilakukan
kontraktor.
• Menyusun defect list sebelum diadakan serah terima pekerjaan.
• Mengawasi pekerjaan perbaikan defect list oleh kontraktor.
• Memeriksa berita acara serah terima pekerjaan dan kontraktor.
• Memeriksa as built drawings, building operation manual, surat-surat jaminan,
perizinan dan sebagainya.
• Mengkoordinir pengadaan gambar-gambar sesuai pelaksanaan di lapangan ( as built
drawing ) dan menyusun bersama sama kontraktor khusus panduan operasionil dan
pemeliharaan peralatan dan utilitas.
• Menyusun daftar kekurangan-kekurangan dan cacat-cacat selama waktu
pemeliharaan.
• Menyusun berita acara selesainya masa pemeliharaan, serah terima pekerjaan
konstruksi.
BAB VII
TENAGA AHLI DAN TANGGUNG JAWABNYA

8.1. Project Manager

Bertanggung jawab penuh pada seluruh kegiatan pekerjaan selama berlangsungnya


pelaksanaan pembangunan.
• Strategi pengendalian waktu dalam tahap konstruksi, disusun berdasarkan master
schedule yang telah dipersiapkan secara dini bersama Pemberi Tugas/ Pengelola
Kegiatan. Team Leader bertanggung jawab untuk melakukan Review Perencanaan/
pemeriksaan gambar dan dokumen sebagai upaya memperoleh data yang paling tepat
untuk Engineering dan kaitannya dengan biaya dan waktu pelaksanaan.
• Review bersama team proyek data engineering maupun hasil pelaksanaan perlu diteliti,
diawasi dan apabila diperlukan memberikan usulan atau merekomendasikan perubahan-
perubahan serta penyesuaian yang diperlukan selama pekerjaan konstruksi.
• Menyetujui perhitungan an pencatatan bobot prestasi serta menyetujui penyusunan
berita acara dan persetujuan kemajuan pekerjaan untuk lampiran pembayaran angsuran.
• Melakukan time forecasting bersama dengan Resident Engineer secara kontinyu, untuk
mengantisipasi berbagai kemungkinan perubahan.
• Bertanggunjawab untuk cost control pelaksanaan phisik, juga
- Progress payment
- Change order negotiations
- Cost Forecasting
- Value Engineering

8.2. Site Manager


Bertanggung jawab penuh pada pekerjaan baik dan segi: waktu pelaksanaan, mutu hasil
pekerjaan dan pengendalian biaya selama berlangsungnya pembangunan.
Dengan kegiatan rutinnya adalah
a. Merencanakan serta memimpin rapat rapat untuk membicarakan kemajuan proyek.
Pada rapat tersebut, antara Kontraktor, Perencana, Pemberi Tugas/ Pengelola
Kegiatan dapat mendiskusikan bersama sama hal hal yang berkaitan dengan prosedur
pelaksanaan pekerjaan yang menyangkut perizinan dan persetujuan material,
Kemajuan pekerjaan yang dicapai, masalah-masalah yang berkaitan dengan
pelaksanaan proyek, serta pengaturan jadwal. Lingkup pembahasan rapat mingguan.
1. Pembacaan hasil rapat yang lalu, catatan dan komentar apabila masih ada terhadap
perkembangan waktu yang ada.
2. Surat menyurat yang diterima
3. Kemajuan pekerjaan semenjak rapat minggu sebelumnya
4. Masalah penting, masalah yang akan timbul.
5. Item pelaksanaan, jadwal yang lewat terhadap janji dan pihak2 yang bertanggung
jawab.
6. Usulan lain-lain
7. Claim
8. Perubahan
9. Pembelian dan pengadaan.
10.Jadwal pokok dan detail Interface setiap kontraktor.

b. Memonitor pekerjaan Kontraktor dan mengkordinasikan pekerjaan sesuai dengan


kegiatan dan tanggung jawab pemberi tugas, supaya Proyek dapat diselesaikan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pemberi tugas dalam hal biaya, waktu dan
kualitas.
c. Membentuk organisasi lapangan dan membuat batasan wewenang supaya keseluruhan
rencana dapat diselesaikan oleh team Engineering.
d. Menetapkan prosedur koordinasi diantara Pemberi tugas, Perencana dan Konsultan
Pengawas dengan mengindahkan serta memperhatikan semua aspek
e. Selanjutnya diberikan contoh format untuk pemeriksaan gambar yang hendaknya
disusun bersama dengan RE (Review Engineering) Gambar dan dokumen/
mempelajari gambar dan dokumen) dan bagian Engineering Proyek sebagai
pemeriksaan terhapap data dokumen pelaksanaan.
Hash penyusunan ini dapat dijadikan masukkan untuk informasi kepada konsultan
maupun informasi pada saat penjelasan pekerjaan.

8.3. Pengawas Lapangan Senior


Bertanggung jawab penuh selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan terhadap
waktu pelaksanaan, kwalitas pekerjaan dan koordinasi pekerjaan terhadap masing
masing kegiatan pelaksanaan kontraktor.
Dengan tugas rutinnya adalah :
• Mengkoordinasikan dan supervisi kegiatan semua kontraktor, terhadap mutu hasil
kerja ,koordinasi atas waktu untuk semua bagman pekerjaan yang memerukan
kebersamaan lahan kerja ataupun berkaitan dengan fasilitas dan utilitas yang
bersamaan agar tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan.
• Mengkoordinasikan semua masukkan dan Konsultan Perencana atau informasi balik
berkaitan dengan hasil pelaksanaan. Memonitor jadwal pelaksanaan, mereview jadwal
kegiatan yang belum mulai atau belum selesai, serta penyelarasan terhadap total
waktu penyelesaian.
• Pada proses akhir, penyusunan daftar cacat dan kurang, punchlist, testing
commissioning, sistimnya disiapkan oleh team-pengawas lapangan. Data dan proses
disesuaikan dengan instalasi yang terpasang dan siap. Apabila ada penyimpangan
maka proses akan dibahas bersama dengan konsultan perencana terkait.

1. Meneliti dan menyesuaikan kembali rencana kerja dengan jadwal pelaksanaan


termasuk urutan urutan waktu sebenarnya yang akan dilakukan.
2. Menyusun dan menyampaikan recomindasi contoh contoh material dan penempatan
lokasi penempatan material dan buruh.
3. Membuat dan mengembangkan suatu prosedur untuk memeriksa dan memproses
permohonan kontraktor untuk melanjutkan pekerjaan dan untuk mendapat
pembayaran.
4. Mengatur perubahan perubahan rancangan dengan cara membuat mengembangkan
untuk memeriksa dan memproses sebab dan akibat tentang terjadinya perubahan yang
disesuaikan dengan keadaan Iapangan,dan kemudian memberikan saran saran
perubahan yang harus dilakukan atau diinginkan kepada pemberi tugas dan perencana
5. Memonitor jadwal secara teratur selama pelaksanaan berlangsung dengan
mengindentifikasiakan perbedaan waktu antara jadwal rencana dengan penyelesaian
yang sebenarnya
6. Menyampaikan laporan laporan kemajuan pekerjaan termasuk informas mengenai
pekerjaan kontraktor dan persentase yang teah diselesaikan berikut hasi monitoring
jadwal pekerjaan yang belum dimulal atau belum selesai atau mengajukan usulan
usulan jadwal yang baru kepada pemberi tugas.
7. Mengarahkan pembuatan Shopdrawing, memberikan data secukupnya bahkan apabila
diperlukan menyusun dan melaksanakan prosedur prosedur untuk mempercepat
mendapatkan persetujuan gambar pelaksanaan (Shop Drawing) dan contoh.

8.4. Pengawas Lapangan Junior


Bertanggung jawab terhadap pekerjaan pelaksanaan secara umum dan secara khusus
ditempatkan tenaga pengawas/supervisor untuk mas)ng masing bagian pekerjaan yakni,
bagian pekerjaan Pengukuran dan Pelaksanaan Struktur, bagian Pekerjaan Finishing
Arsitektur, Interior dan Landscape.
a. Pengawasan pada pekerjaan Sipil / Landscape dan memeriksa usaha pengamanan dan
masing masing kegiatan kontraktor dan meindungi pemberi tugas terhadap kerusakan
kerusakan dan kekurangan dalam pelaksanaan pekerjaan.
b. Tetapi ini tidak berarti mengambil alih tanggung jawab mereka untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan kontrak.
c. Membuat catatan catatan dan laporan laporan harian / mingguan selama kegiatan
berlangsungnya kegiatan.
Sedangkan ketentuan yang digunakan mengacu pada gambar perencanaan gambar
untuk pelaksanaan yang telah disahkan konsultan dan gambar Shop Drawing yang
disetujui untuk pelaksanaan RKS dan Iingkup pekerjaan didalam penawaran kontrak.
Secara rinci tugas pengawas adalah:
1. Mengawasi pekerjaan Kontraktor agar sesual dengan Dokumen Kontrak dan segi
kwantitas dan kwalitasnya dan pertimbangan dan segi perawatan Pembangunan
Dermaga.
2. Quality Control, pengendalian kwalitas dilakukan sejak awal proyek, mulai sejak
tahapan perencanaan & perancangan (Planning & Design) dengan cara mem-
berikan masukan-masukan kepada unsur-unsur perencana yang terlibat, mengenai
pertimbangan pertimbangan pemilihan material, standar-standar yang digunakan,
metode pelaksanaan, toleransi dalam pelaksanaan, dan lain- lain.
3. Pada tahap pelaksanaan, pengendalian kwalitas dilakukan dengan melaksanakan
program inspeksi dan supervisi. Program-program tersebut diatur dalam suatu
prosedur-prosedur tata laksana yang disepakati dan menjadi pedoman bagi semua
unsur yang terlibat dalam proyek. Dengan menjalankan prosedur-prosedur ini
secara otomatis telah tercakup fungsi kontrol, balk bagi masing- masing unsur
sendiri maupun kontrol antar unsur.
4. Inspeksi sebagai salah satu alat kontrol, dilaksanakan daam urutan dan aturan-
aturan yang terprogram dalam prosedur-prosedur tata Iaksana dan tidak terlepas
dan standard-standard serta peraturanperaturan teknis yang berlaku. Supervisi
dilaksanakan sebelum dan pada saat pelaksanaan suatu pekerjaan, sehingga
tujuanya untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan hasil yang diharapkan,
dapat dicapai. Format pelaksanaan terlampir.
5. Mengawasi cara kerja kontraktor agar diperoleh ketepatan waktu sesuai dengan
jadwal yang ditetapkan.
6. Melindungi pemilik Proyek terhadap kerusakan-kerusakan dan kerugian- kerugian
lain didalam pelaksanaan Pekerjaan.
7. Melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan bia ada penyimpangan-
penyimpangan terhadap dokumen kontrak.
8. Membuat laporan-laporan ringkas harian, mingguan bulanan dan hash monitoring
supervisi pekerjaan konstruksi.
9. Melakukan evaluasi dan melakukan koordinasi atas semua perubahan pekerjaan
karena perubahan atau karena pengurangan lingkup pekerjaan atas evaluasi.
10. Mengevaluasi, mengkoordinasi dan melakukan supervisi atas semua variation
order yang harus disiapkan kelengkapan gambar dan dokumen pendukungnya.
11. Membantu Pengelola kegiatan daam penyiapan kelengkapan dokumen Sertifikasi
Laik Fungsi (SLF) dan Dislaik matal.

Pengawasan untuk Keselamatan Kerja


1. Memperhatikan dan memantau semua peraturan dan tindakan yang berkaitan
dengan keselamatan kerja dilapangan maupun keselamatan kerja didalam
penggunaan peralatan atau operasi suatu kegiatan.
2. Melakukan semua tindakan pencegahan secara tertulis atau penindakan agar
bahaya kebakaran atau bahaya akibat sengatan arus listrik dapat sejauh mungkin
dapat dihindari.
BAB VIII
ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pengawas Lapangan:
Bertanggung jawab pada pengawasan pelaksanaan pekerjaan sistem hidroponik baik hasil
pelaksanaannya atau material yang dibutuhkan/dipakai dengan tugas rutinnya adalah
meliputi:

1. Memeriksa semua bahan/peralatan yang masuk termasuk pemasangannya disesualkan


dengan shop drawing yang telah disetujui.
2. Melakukan koordinasi untuk pengaturan jadwal waktu pemasangan sampai testing.
3. Pengawasan pekerjaan pada pelaksanaan pekerjaan elektrikal meliputi pemasangan
instalasi listrik.

Untuk menghindari kesalahan pada proses pengawasan lapangan perlu ditegaskan sistim
kerja yang baik dengan prosedur yang jelas sehingga permasalahan seperti dibawah ini
tidak muncul. Kurang mengacuhkan terhadap pengarahan Koordinator Pengawas bahkan
Pemberi Tugas maka pencatatan tugas setiap hari dan pembahasan oleh Koordinator
Proyek sangat diperlukan maka tujuan koordinasi harian adalah untuk:
• Memperoleh masukkan dan menyelesaikan permasalahan lapangan seperti.
 Pelaksanaan tidak sesuai dengan Rencana
 Tidak sesuai dengan Spesifikasi atau Standar kwalitas.
 Permasalahan koordinasi antar pelaksana sub-kontraktor (apabila ada)
dan bagian pekerjaan lainnya.
 Masalah koordinasi Interdisiplin tidak sejalan.
 Pelaksanaan bagian pekerjaan tidak dapat dilaksanakan.
 Marking menyimpang.
 Ukuran tidak sesuai.
 Tidak sesual dengan data bahan atau peralatan pemasok/Vendor.
 Kesalahan gambar Perencana
 Kesalahan gambar shopdrawing.
• Keterlambatan pekerjaan
• Kekurangan bahan bangunan
• Kekurangan tenaga kerja
• Kerusakkan peralatan
• Mengembangkan kreativitas anggota tim MK
• Menghindarkan pemberian keputusan secara sepihak
BAB IX
PENUTUP

Data Teknis dan Administrasi untuk melaksanakan Pekerjaan Pengawasan


Pengembangan Sarana Teknologi Hidroponik yang kami susun ini bertujuan untuk
memberikan gambaran penanganan konsultan dalam melakukan pengawasan, di
antaranya berisi:
- Apresiasi Proyek
- Pemahaman Metodologi Proyek
- Lingkup Tugas Konsultan dan Sasaran Jasa Konsultan
- Cara Penanganan Pekerjaan dan Rencana Kerja
- Organisasi Pelaksanaan
- Program Alih Pengetahuan
- Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
- Jadwal Penugasan Personil
- Fasilitas Penunjang

Pengawasan diatas lahan, Pengembangan Sarana Teknologi Hidroponik. Pada tahapan


pembangunan, gambar-gambar dan dokumen teknis lainnya dapat dengan jelas menjadi
acuan.

Anda mungkin juga menyukai