net/publication/338621917
CITATION READS
1 772
2 authors:
All content following this page was uploaded by Andi Ibrahim on 16 January 2020.
RINGKASAN
Pemantauan berkelanjutan terhadap dinamika sumberdaya pesisir dan laut memiliki peran penting dalam
perkembangan ilmu pengetahuan maupun dasar pembuatan kebijakan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut.
Teknologi penginderaan jauh memiliki kemampuan memetakan sumberdaya laut dan pesisir dengan cakupan
wilayah yang sangat luas, informasi spasial yang rinci, dan pengambilan data secara temporal, membuatnya menjadi
teknologi yang efisien untuk memperoleh informasi kelautan dan pesisir beserta sumberdaya di dalamnya. Satelit
dalam pemantauan sumberdaya pesisir dan laut yang telah beroperasi diantaranya NOAA-AVHRR, Aqua & Terra
MODIS, ENVISAT, SeaWiFS, dan TOPEX/POSEIDON Sentinel-3 merupakan kelanjutan dari misi satelit ENVISAT,
sebagai satelit pengamatan bumi, Sentinel-3 memiliki kemampuan dalam pemantauan sumberdaya pesisir dan laut,
mulai dari topografi dari laut, es dan darat, warna lautan dan warna daratan, suhu, reflektan permukaan laut dan
darat, dan pengukuran atmosfir.Dengan karakternya sebagai satelit multimisi-instrumen, Sentinel-3 memiliki potensi
besar untuk digunakan memantau kondisi sumberdaya laut dan pesisir di wilayah Indonesia.
W
ilayah pesisir dan lautan merupakan oleh banyak peneliti maupun pemangku kepentingan
wilayah dengan potensi sumberdaya untuk melakukan pemantauan kondisi pesisir
alam yang melimpah. Wilayah ini dan laut. Kemampuannya dalam memetakan
mempertemukan wilayah darat dan laut membuatnya sumberdaya laut dan pesisir dengan cakupan
berkaitan dengan berbagai aspek, seperti aspek wilayah yang sangat luas, informasi spasial yang
ekologis, fisika, kimia, biologi maupun aspek sosial. rinci, dan pengambilan data secara temporal,
Proses alami yang terjadi di lautan dan daratan membuat penginderaan jauh menjadi teknologi yang
secara kontinu membentuk karakteristik suatu efisien untuk memperoleh informasi kelautan dan
pesisir (tipologi pesisir). Tiap tipologi pesisir tertentu pesisir beserta sumberdaya di dalamnya (Rajeesh &
akan memberikan ciri-ciri pada bentanglahan dan Dwarakish, 2015). Informasi tersebut diambil dengan
berbagai macam sumberdaya yang ada pada menggunakan sensor satelit, kemudian diproses
wilayah tersebut. Informasi mengenai dinamika dan disajikan dalam bentuk informasi spasial.
sumberdaya pesisir dan laut memiliki peran penting Informasi spasial berbasis penginderaan jauh
dalam perkembangan ilmu dan teknologi kelautan untuk pemantauan sumberdaya pesisir dan laut
maupun sebagai dasar pembuatan kebijakan telah banyak dimanfaatkan oleh LAPAN dan
untuk pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut. Kementerian Kelautan dan Perikanan, diantaranya
Pemantauan berkelanjutan terhadap sumberdaya untuk pemantauan zona potensi penangkapan ikan,
tersebut sangat berguna dalam mendapatkan terumbu karang, mangrove, suhu permukaan laut,
informasi tersebut. klorofil-a, muatan padatan tersuspensi, bathimetri,
Gambar 3. Tinjauan umum operasi Sentinel-3 dan muatan instrumen untuk setiap orbit. Biru untuk SRAL,
SLSTR merah dan oranye untuk OLCI. (Sumber: Donlon et al., 2012)
Tabel 1. Karakteristik band pada Sentinel-3 OLCI (Sumber: Donlon et al., 2012)
Band Pusat λ Panjang Lmin Lref Lsat SNR Fungsi
nm Nm W/(m² sr μm) W/(m² sr μm) W/(m² sr μm) Lref
Oa1 400 15 21.60 62.95 413.5 2188 Koreksi Aerosol, perbaikan pengambilan konstituen air
Oa2 412.5 10 25.93 74.14 501.3 2061 Zat kuning dan pigmen detrital (Kekeruhan)
Oa3 442.5 10 23.96 65.61 466.1 1811 Maksimum penyerapan Klorofil, Biogeokimia, tumbuh-tumbuhan
Oa4 442 10 19.78 51.21 483.3 1541 Klorofil Tinggi, pigmen lainnya
Oa5 510 10 17.45 44.39 449.6 1488 Klorofil, sedimen, kekeruhan, air pasang
Oa6 560 10 12.73 31.49 524.5 1280 Referensi Klorofil (Minimum Klorofil)
Oa7 620 10 8.86 21.14 397.9 997 Pemuatan sedimen
Oa8 665 10 7.12 16.38 364.9 883 Klorofil (Maks. Abs. 2nd Klorofil), Sedimen, zat kuning / tumbuh-tumbuhan
Oa9 673.75 7.5 6.87 15.70 443.1 707 Untuk pengambilan fluoresensi yang ditingkatkan
Oa10 681.25 7.5 6.65 15.11 350.3 745 Puncak fluoresensi Klorofil, red edge
Oa11 708.75 10 5.66 12.73 332.4 785 Garis dasar fluoresensi Klorofil, transisi red edge
Oa12 753.75 7.5 4.70 10.33 377.7 605 Penyerapan 02/awan, tumbuhan
Oa13 761.25 2.5 2.53 6.09 369.5 232 Band serapan O2 / aerosol kor.
Oa14 764.375 3.75 3.00 7.13 373.4 305 Koreksi atmosferik
Oa15 767.5 2.5 3.27 7.58 250.0 330 O2A digunakan untuk tekanan puncak awan, fluoresensi di atas tanah
Oa16 778.75 15 4.22 9.18 277.5 812 Atmosfer/aerosol
Oa17 865 20 2.88 6.17 229.5 666 Atmosfer/aerosol, awan, co-registration piksel
Oa18 885 10 2.80 6.00 281.0 395 Band referensi penyerapan uap air, referensi umum dengan instrumen SLST.
Oa19 900 10 2.05 4.73 237.6 308 Pemantauan penyerapan / vegetasi uap air (maks. Pemantulan)
Oa20 940 20 0.94 2.39 171.7 203 Penyerapan uap air, atmos./aerosol corr.
Oa21 1020 40 1.81 3.86 163.7 152 Atmos./aerosol corr
OLCI beroperasi dalam resolusi penuh dengan Kutser et al., 2019), blooming alga (Ogashawara,
resolusi spasial 300 meter, dengan kanal yang 2019; Krasemann, 2016).
Gambar 6. a.) Alga blooming laut Baltik dari OLCI b.) Perbandingan spektrum reflektan
antara data OLCI dan in-situ. (Sumber: Krasemann, 2016)