FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI 2023 Satelit landsat memiliki dua buah sensor yaitu Multi Spectral Scanner (MSS) dan Tematic Mapper (TM). Sensor TM mempunyai resolusi sampai 30 x 30 m, dan bekerja mengumpulkan data permukaan bumi dan luas sapuan 185 km x 185 km. sedangkan resolusi radiometriknya 8 bit, yang berarti setiap pixel mempunyai nilai jangkauan data dari 0-225. Sensor TM merupakan system yang sangat kompleks yang memerlukan toleransi (kelonggaran) pembuatan yang sangat kecil, sehingga tidak memungkinkan dibuat penyempurnaan di masa mendatang untuk memperkecil resolusi spasial sampai dibawah 20 M Ketersediaan data citra satelit dalam bentuk berbeda telah menarik melimpahnya aplikasi untuk pemetaan penggunaan lahan dan penutup lahan medan. Keuntungan data satelit adalah dalam jumlah besar. Untuk tujuan pemetaan penggunaan lahan, liputan luas dan berulang di hasilkan oleh wahana satelit khususnya penting melihat biasa efektif pengumpulan dan kemudahan meng-update data penggunaan lahan. Penggunaan citra Landsat untuk pemetaan penggunaan lahan khusunya telah populer di negara-negara berkembang untuk mempercepat perolehan data yang diperlukan atau untuk meng-update data lama. Biasanya, pendekatan multitingkat dipakai. Pendekatan ini berarti interkorelasi dari seluru data yang ada, data kebenaran lapangan, fotografi udara, dan data satelit. Citra landsat menggambarkan seluruh gambaran tentang daerah/negara yang membentuk basis untuk pengumpulan data lebih detail menggunakan kombinasi kerja lapangan dengan fotografi udara. Landsat 1 (mulanya dinamakan Earth Resources Technology Satellite 1) – diluncurkan 23 Juli 1972, operasi berakhir tahun 1978 Landsat 2 – diluncurkan 22 Januari 1975, berakhir 1981 Landsat 3 – diluncurkan 5 Maret 1978, berakhir 1983 Landsat 4 – diluncurkan 16 Juli 1982, berakhir 1993 Landsat 5 – diluncurkan 1 Maret 1984, masih berfungsi Landsat 6 – diluncurkan 5 Oktober 1993, gagal mencapai orbit Landsat 7 – diluncurkan 15 April 1999, masih berfungsi (sekarang sensor bermasalah (stripping)) Landsat 8 – 2013 ?? (indonesia siap gunakan (LAPAN) Kemajuan teknologi penginderaan jauh yang menggunakan sistem satelit mampu menyediakan data berupa citra penginderaan jauh yang mempunyai resolusi spasial (ukuran piksel), resolusi spektral (panjang gelombang) dan resolusi temporal yang cukup tinggi. Teknologi penginderaan jauh tentu saja sangat membantu pelaksanaan aplikasi citra penginderaan jauh dalam hal pengukuran, pemetaan, pantauan dan pemodelan dengan lebih efisien dibandingkan pemetaan secara konvensional. Pemanfaatan data penginderaan jauh telah banyak dilakukan dalam kaitannya dengan wilayah pesisir dan lautan khususnya sektor perikanan dan pengelolaan wilayah pesisir dan lautan. Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI), kesesuaian lahan perairan untuk usaha budidaya laut dan pariwisata bahari, identifikasi potensi wilayah pesisir (seperti hutan bakau, terumbu karang, padang lamun dan pasir), zonasi kawasan konservasi laut, analisa potensi ekonomi wilayah pesisir pulau-pulau kecil, pengamatan perubahan garis pantai, analisa pencemaran lingkungan perairan dan lain sebagainya merupakan pemanfaatan pada aplikasi penginderaan jauh. Teknologi penginderaan jauh digunakan dalam penelitian wilayah pesisir salah satunya yaitu pemetaan batimetri perairan. Penggunaan penginderaan jauh dinilai lebih efisien terutama jika diaplikasikan di wilayah perairan yang memiliki dinamika yang tinggi. Teknik ini sangat tergantung terhadap kemampuan penembusan cahaya pada perairan yang berkisar antara 15 sampai 25 m Laut dangkal mempunyai peranan yang besar baik dari segi ekonomi maupun ekologi. ketersediaan informasi mengenai perairan menjadi sangat penting seiring kesadaran pengelolaan berbasis lingkungan dan pariwisata. Citra satelit menjadi salah satu sumber untuk identifikasi dan informasi spasial. Pada umumnya informasi luasan habitat dasar perairan dihitung secara planimetrik. Hal ini menyebabkan kurang akuratnya hasil luasan terutama pada daerah dengan variasi topografi yang besar dan untuk pemetaan skala besar seperti pada pulau kecil. Pada perairan yang jernih metode penginderaan jauh mampu menembus kedalaman perairan hingga kedalaman 25 m dan akan berkurang seiring semakin keruhnya perairan tersebut. Pemanfaatan citra satelit dalam pemetaan perairan akan memanfaatkan gelombang tampak (400-750 nm) yang terbagi pada saluran biru, hijau, dan merah. Kemampuan penetrasi pada gelombang elektromagnetik di kolom air sangat dipengaruhi oleh karakteristik perairan di suatu wilayah karena semakin keruh air laut maka daya tembus dari gelombang elektromagnetik akan semakin berkurang. Data citra satelit Landsat, Alos, Ikonos, Quickbird, dan Worldview merupakan salah satu data yang banyak dimanfaatkan untuk inventarisasi sumber daya alam disuatu perairan. Data citra satelit Quickbird dapat dimanfaatkan untuk menganalisis habitat perairan dangkal Kepulauan Seribu. Citra satelit Ikonos menggunakan band biru dan band hijau pada citra multispectral, Citra Ikonos dapat digunakan untuk mendapatkan nilai batimetri pada perairan dangkal. Citra satelit Landsat band biru, band hijau dan band merah mempunyai korelasi yang baik terhadap kedalaman sehingga dapat digunakan untuk mengestimasi kedalaman perairan. Landsat-8 adalah generasi terbaru menggantikan Landsat-7 yang memiliki sensor Onboard Operational Land Imager (OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS) dengan jumlah kanal sebanyak 11 dimana kanal 1-9 berada pada OLI dan kanal 10 dan 11 pada TIRS. Data citra satelit Landsat 8 memiliki resolusi spasial 30 m untuk kanal 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, dan kanal 9 sedangkan kanal pankromatik memiliki resolusi spasial 15 m. Selain beresolusi spasial 30 m dan 15 m, pada kanal 10 dan 11 yang merupakan kanal TIR-1 dan TIR-2 memiliki resolusi spasial 100 m. Landsat-8 memiliki band 1, band 2, band 3 dan band 4 yang jauh lebih baik digunakan untuk mengolah data citra. Band 1 (ultra blue) dapat menangkap gelombang elektromagnetik lebih lebih rendah daripada band 1 pada Landsat-7 ETM+, sehingga lebih sensitif terhadap perbedaan reflektan air laut (Aerosol). Band-4 pada Landsat-8 bukan merupakan infra merah dekat seperti pada citra Landsat sebelumnya, tetapi melainkan sebagai spektrum tampak berwarna merah yang dapat menembus air laut. Spesifikasi band pada citra satelit Landsat-8 dapat dimanfaatkan sebagai bahan penelitian yang memiliki kombinasi band yang berbeda. Kombinasi band terbaik dalam menentukan informasi batimetri adalah band 321 pada citra satelit Landsat-7 dengan memakai algoritma Van Hengel dan Spitzer yang terdiri dari band merah (band 3), hijau (band 2) dan biru (band 1). Jika dikombinasikan pada citra satelit Landsat-8 maka kombinasi band 321 (merah, hijau, dan biru) pada Landsat-7 dirubah menjadi band 432 (merah, hijau, dan biru) pada citra satelit Landsat-8.