Disusun oleh :
NIM : 21040118130122
Kelas :C
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
KAJIAN TEORI
2.1 Peta
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu
melalui suatu sistem proyeksi. atau peta adalah gambaran suatu permukaan bumi pada
bidang datar dan diperkecil dengan menggunakan skala. Peta bisa disajikan dalam berbagai
cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil
di layar komputer. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain
penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian
permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu.
Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang
mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. Banyak peta mempunyai skala, yang
menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari
beberapa peta disebut atlas.
2.2 ER Mapper
Mapper merupakan perangkat lunak pengolah citra -termasuk citra satelit
penginderaan jauh- (geographic image processing products), ER Mapper dapat dijalankan
pada workstation dengan sistem operasi UNIX dan komputer PC dengan sistem operasi
Windows 9x atau NT. ER Mapper dapat dengan mudah menampilkan dan mengolah data
raster, menampilkan dan mengedit data vector dan menghubungkan dengan yang berbasais
sistem informasi geografis (SIG), sistem manajemen basis data (database management) atau
dengan sumber lainnya. Konsep pengolahan data pada ER Mapper adalah algoritma, yang
memisahkan data citra dari tahapan- tahapan pengolahan citra (image processing). Tahapan-
tahap pengolahan citra dapat disimpan dan diedit di dalam suatu file algoritma yang dapat
digunakan untuk tahapan pengolahan data citra lainnya.
ER Mapper didesain khusus untuk pengolahan data kebumian, meliputi bidang
kebumian (geografi, geologi, geodesi, geofisika), bidang industri, kehutanan dan lingkungan.
Aplikasi- aplikasi ER Mapper tersebut dapat disebutkan sebagai berikut :
Pemantauan lingkungan
Manajemen dan perencanaan kota dan daerah
Manajemen sumberdaya hutan
Layanan informasi dan manajemen pemanfaatan lahan
Sumberdaya eksplorasi mineral
Pertanian dan perkebunan
Manajemen sumberdaya air
Manajemen sumberdaya pantai dan laut
Oseanografi fisik
Eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi.
2. Pilih New
3. Pilih Open
4. Pilih File B1
5. Hasilnya seperti ini, lalu klik kanan pada gambar lalu pilih Algorithm
7. Beri Pseduo Layer nama baru dengan mengekliknya dua kali yaitu Band urut dari 1 sampai 9
tanpa 8
8. Klik pada salah satu layer band lalu pilih Load Dataset lalu pilih File yang sesuai dengan
namanya. Misal Band 2 deng file B2
9. Setelah itu pilih save, pilih format file ers, dan beri nama
10. Setelah itu pilih Open lalu pilih file yang tadi disimpan
11. Seperti ini hasilnya lalu klik kanan pada gambar lalu pilih Quick Zoom lalu pilih Zoom In
13. Lalu ganti Red, Green dan Blue sesuai dengan fungsinya yang ada di tabel Landsat 8
14. Lalu save dengan format alg dan beri nama
15. Setelah buat lagi dengan mengganti Band Red, Green dan Blue untuk fungsi yang berbeda
BAB IV
PEMBAHASAN
Citra satelit yang didownload melalui situs tertentu harus diolah terlebih dahulu
menggunakan aplikasi pengolahan citra (image processing software) untuk dilakukan koreksi
geometrik maupun radiometrik.
Fungsi-fungsi dasar pada multispec yang dipelajari pada praktikum ini adalah:
o Display and inspection of image data yaitu dengan menampilkan diplay type 3-Channels
Color, Side by Side Channels dan 1-Channels Thematic, menampilkan fungsi zoom serta
cara memunculkan coordinates view.
o Edit Enhancement yaitu menampilkan image dengan bits of color 24 dan 8, menampilkan
image dengan stretch Linier, Equal Area dan Gaussian, manampilkan image dengan treat
‘0’ as white/black, memodifikasi min-max menggunakan used specified.
Fungsi-fungsi dasar pada ER Mapper yang dipelajari pada praktikum ini adalah:
o Fungsi-fungsi perintah pada menu bar ER Mapper yaitu menu File, Edit, View, Toolbar,
Process, Utilities, Windows, Help dan PopUp
o Fungsi Export Data untuk mengubah file image dari format data tertentu ke bentuk .ers
sedangkan Import Data untuk mengubah file image dari bentuk .ers ke format data
lainnya
o Alghorithm untuk menyimpan proses-proses yang telah dilakukan dalam image
processing dan dapat menjadi template bagi data yang lain untuk proses yang sama
o Fungsi Geoposition berisi fungsi zoom, fungsi Geolink, extent, center dan mouse info
o Cara menampilkan image dari data yang telah disimpan
o Menyimpan Data dari image yang sudah diproses
o Fungsi Copy Window untuk menggandakan image window
o Fungsi ECW untuk mengkompresi ukuran data image relative besar menjadi lebih kecil
dengan kualitas yang sama
Pada band 5 (Near InfaRed) atau band inframerah menangkap panjang gelombang 0,85 –0,88
μ, band inframerah dekat ini memiliki informasi mengenai konten biomassa dan garis pantai.
Pada band 4 (Red) menangkap panjang gelombang 0,64 –0,67 μ untuk membedakan jenis
vegetasi. Pada Band 6 (Short Wavelength Infrared) menangkap panjang gelombang 1,57–165
μ, Band inframerah gelombang pendek ini memiliki informasi mengenai perbedaan warnna
antara tanah terbuka dengan objek-objek lain. Pada band 2 (Blue) dapat menangkap panjang
gelombang 0,45 –0,51 μ, band ini memiliki informasi tubuh air jadi sangat sesuai dengan
penggunaan lahan, tanah dan vegetasi. Kombinasi band (562) ini juga digunakan untuk
menganalisa dominasi vegetasi yang subur dan tidak subur. Objek vegetasi yang terdeteksi
pada band 5 dengan panjang gelombang 0,85–0,88 μ yang tergolong kedalam inframerah
dekat (NIR) memiliki karakteristik pantulan nilai spektral tinggi. Karena pada dasarnya
karakteristik objek vegetasi berdasarkan pantulan spektralnya untuk cahaya tampak (visible
range) dengan nilai 0,4 – 0,6μ memiliki nilai pantulan yang rendah (pada spektrum merah dan
biru objek vegetasi lebih menyerap banyak energi untuk fotosintesis pada daun) dan pada
Inframerah dekat (NIR) dengan nilai 0,8 – 1 μ memiliki nilai pantulan yang tinggi. Warna merah
cerah yang terdeteksi merupakan vegetasi dengan kerapatan yang rendah atau dapat
dikatakan kurang produktif. Sedangkan dengan warna merah tua atau warna merah gelap
yang dikarenakan spektrum merah lebih menyerap banyak energi untuk fotosintesis pada
daun. Warna merah tersebut juga merupakan vegetasi dengan kerapatan yang lebat atau
dapat dikatakan vegetasi yang subur. Sedangkan pada band 6 dengan panjang gelombang
1,57–165 μ, objek yang terdeteksi berupa objek tanah yang berwarna hijau cerah dikarenakan
energi elektromagnetik yang mengenai objek memantulkan nilai spektral tinggi. Warna hijau
tersebut menunjukkan lahan yang masih kosong yang berada di Desa Teluk tamiang. Pada
band 2 dengan panjang gelombang 0,45 –0,51 μ objek yang tertangkap berupa air. Objek air
pada sinar tampak (blue) lebih menyerap energi elektromagnetik yang dipancarkan pada
objek karena air menyerap spektrum biru dan merah untuk fotosintesis
3. Band 654 Vegetation Analysis
Pada Band 6 (Short Wavelength Infrared) menangkap panjang gelombang 1,57 –165 μ, Band
inframerah gelombang pendek ini memiliki informasi mengenai perbedaan warnna antara
tanah terbuka dengan objek-objek lain. Pada band 5 (Near InfaRed) atau band inframerah
menangkap panjang gelombang 0,85 – 0,88μ, band inframerah dekat ini memiliki informasi
mengenai konten biomassa dan garis pantai. Pada band 4 menangkap panjang gelombang
0,64 –0,67 μ untuk membedakan jenis vegetasi.. Kombinasi ini juga digunakan untuk analisis
inventarisai SDA Hutan. Band 6 (Short Wavelength Infrared) menangkap panjang gelombang
1,57 –165 μ, merupakan objek tanah yang ditunjukkan pada (Gambar 10) dengan warna
merah cerah yang menunjukkan lahan kosong yang berada di Desa Teluk tamiang. Warna
merah cerah tersebut disebabkan nilai pantulan spektral yang tinggi pada objek tanah.
Reflektivitas atau pantulan dari objek tanah disebabkan oleh keberadaan material organik,
tingkat kelembaban dan oksida besi pada tanah. Kemudian, pada band 5 (Near InfaRed) atau
band inframerah dengan panjang gelombang 0,85–0,88 μ, objek yang dapat ditangkap adalah
vegetasi dengan warna hijau cerah dan hijau gelap, warna yang cerah menunjukkan bahwa
terjadi pantulan spektral atau energi terpantulkan oleh objek pada panjang gelombang
tersebut. Warna hijau cerah tersebut juga menunjukkan vegetasi yang jarang sedangkan
Warna hijau gelap pada objek vegetasi yang terlihat menunjukkan bahwa vegetasi tersebut
memiliki vegetasi yang lebat atau rapat. Pada band 4 dengan panjang gelombang 0,64 – 0,67μ
objek yang tertangkap berupa air. Objek air pada sinar tampak (blue) lebih menyerap energi
elektromagnetik yang dipancarkan pada objek karena air menyerap spektrum biru dan merah
untuk fotosintesis karena pada dasarnya pada tubuh air terdapat keberadaan krolofil.
4. Band 543 Color Infrared Vegetation
Pada band 5 (Near InfaRed) atau band inframerah menangkap panjang gelombang 0,85 –0,88
μ, band inframerah dekat ini memiliki informasi mengenai konten biomassa dan garis pantai.
Pada band 4 (Red) menangkap panjang gelombang 0,64 –0,67 μ untuk membedakan jenis
vegetasi. Pada band 3 (Green) dapat menangkap panjang gelombang 0,53 –0,59 μ untuk
pengamatan puncak pantulan vegetasi pada saluran hijau yang terletak diantara dua saluran
penyerapan. Pada kombinasi band (543) digunakan dalam pengaplikasian menentukan
vegetasi dengan gelombang inframerah. Kombinasi ini juga digunakan untuk melihat massa,
kerapatan dan dominasi vegetasi. Kontras antara dominasi vegetasi akan terlihat dalam
infrared, sehingga efektif bagi analisis vegetasi krhutanan atau pertanian skala besar. Pola
spektral tersusun oleh respon spektral beberapa panjang gelombang terhadap suatu obyek.
Setiap obyek juga memiliki karakteristik yang berbeda dalam interaksinya dengan panjang
gelombang elektromagnetik. Masing-masing panjang gelombang juga memiliki karakteristik
yang berbeda ketika berinteraksi dengan obyek walaupun objek tersebut sama. Dengan
melakukan pengukuran energi terpantulkan atau terpancarkan suatu objek muka bumi pada
berbagai panjang gelombang dapat diperoleh suatu bentuk pola spektral objek. Pada bagian
lain, pola spektral terbentuk oleh perbedaan kemampuan berbagai material dalam menyerap,
memantulkan dan memancarkan energi radiasi (Adams, 2006). Objek vegetasi yang terdeteksi
pada band 5 dengan panjang gelombang 0,85 –0,88 μ yang tergolong kedalam inframerah
dekat (NIR) memiliki karakteristik pantulan nilai spektral rendah pada spektrum merah dan
biru karena objek vegetasi lebih banyak menyerap banyak energi pada spektrum tersebut
untuk fotosintesis pada daun. Pada objek tanah atau pasir pada band 3 dengan panjang
gelombang 0,53 –0,59 μ (visible range, blue) memperlihatkan terjadinya pantulan nilai
spektral yang lebih tinggi sehingga memiliki warna yang cerah yaitu warna biru muda. Pada
band 4 panjang gelombang 0,64 –0,67 μ memperlihatkan vegetasi.
BAB V
KESIMPULAN
ER Mapper adalah sebuah software pengolah data dari citra satelit. Ada berbagai macam
pengolahan data satelit, diantaranya koreksi geometrik dan koreksi radiometrik. Koreksi geometrik
berguna untuk menyesuaikan koordinat citra dengan koordinat lokasi asli, sedangkan koreksi
radiometrik berfungsi memperbaiki hasil visual data satelit sesuai yang dibutuhkan sehingga lebih
mudah dibaca. Seorang planner sendiri harus bisa menguasai ER Mapper, karena ER Mapper sangat
membantu planner dalam melakukan penginderaan jauh agar dapat melakukan perencanaan dengan
baik. ER Mapper juga sangat membantu planner dalam mengkaji suatu wilayah dalam berbagai skala
dan waktu seperti perubahan vegetasi dan semacamnya.
DAFTAR PUSTAKA
___. 2012. “ERMapper”. Dalam www.oocities.org diakses pada tanggal 6 Desember 2018
___. 2013. “Manfaat Citra Satelit di Bidang Perencanaan dan Pembangunan Wilayah”. Dalam
www.wordpress.com diakses pada tanggal 6 Desember 2018
Fadilah. 2012. “Komposit Band dalam Citra Satelit”. Dalam www.blogspot.com diakses pada tanggal 6
Desember 2018
Ridwana, Riki. 2012. “Koreksi Geometrik”. Dalam www.blogspot.com diakses pada tanggal 6
Desember 2018
Saribu, Ridwan. 2008. “Koreksi Radiometrik”. Dalam www.blogspot.com diakses pada tanggal 6
Desember 2018