Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM MODUL V PEMODELAN OSEANOGRAFI I (OS3104)

PENYELESAIAN NUMERIK METODA BEDA HINGGA


PELURUHAN DAN ADVEKSI-DIFUSI 2 DIMENSI

Disusun untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah Pemodelan Oseanografi I


(OS3104)

Dosen Pengampu:
Dr. rer. Nat. Mutiara Rachmat Putri, S. Si, M. Si.
Faizal Ade Rahmahuddin Abdullah, S. Si, M. Si.

Asisten:
Muhammad Riza
22418006

Oleh:
Patrick Aditya Sulistyo
12916032

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................... i

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1

1.2 Tujuan ............................................................................................................................. 1

BAB II TEORI DASAR ................................................................................................................ 2

BAB III METODOLOGI ............................................................................................................. 4

3.1 Skenario Masalah................................................................................................................ 4

3.2 Diagram Alir........................................................................................................................ 5

3.3 Skrip Program..................................................................................................................... 8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................... 12

4.1 Hasil ............................................................................................................................... 12

4.1.1 Model Peluruhan ................................................................................................... 12

4.1.2 Model adveksi-difusi 2 dimensi metode Duffort Frankel .................................. 13

4.1.3 Model adveksi-difusi 2 dimensi metode Upstream-FTCS................................. 18

4.2 Pembahasan .................................................................................................................. 22

4.2.1 Peluruhan............................................................................................................... 22

4.2.2 Adveksi-Difusi 2 Dimensi ..................................................................................... 22

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................... 25

5.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 25


5.2 Saran .................................................................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 26

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Diagram Alir Model Peluruhan.................................................................................. 5


Gambar 3. 2 Diagram Alir Model Adveksi-Difusi 2 Dimensi Metode Duffort-Frankel ................ 6
Gambar 3. 3 Diagram Alir Model Adveksi-Difusi 2 Dimensi Metode Upstream-FTCS ............... 7
Gambar 3. 4 Skrip Program Model Peluruhan................................................................................ 8
Gambar 3. 5 Skrip Program Model Adveksi-Difusi 2 Dimensi Metode Duffort-Frankel ............ 10
Gambar 3. 6 Skrip Program Model Adveksi-Difusi 2 Dimensi Metode Upstream-FTCS ........... 11
Gambar 4. 1 Gambar Peluruhan Polutan Untuk Koefisien Peluruhan 0.003................................ 12
Gambar 4. 2 Gambar Peluruhan Polutan Untuk Koefisien Peluruhan 0.001................................ 13
Gambar 4. 3 Penyebaran Polutan Model Adveksi-Difusi 2 Dimensi dengan Metode Duffort-
Frankel .......................................................................................................................................... 17
Gambar 4. 4 Penyebaran Polutan Model Adveksi-Difusi 2 Dimensi dengan Metode Upstream-
FTCS ............................................................................................................................................. 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era sekarang ini, lingkungan sudah mulai tidak membaik dikarenakan banyak limbah-
limbah domestik maupun limbah industri yang masuk dalam lingkungan. Apabila kandungan
limbah ini tidak sesuai dengan batas maksimum efluen, maka menyebabkan kerusakan lingkungan
yang memiliki dampak yang sangat buruk. Dampak-dampak yang muncul akibat adanya buangan
limbah ke lingkungan yang berlebihan meliputi dampak kesehatan, dampak ekonomi, dampak
sosial, dll.
Kondisi perairan laut yang tercemar akibat adanya limbah domestic maupun limbah industry
(bahan-bahan kimia) memiliki dampak yang sangat buruk, karena akan mengganggu
kesetimbangan perairan laut. Lalu dengan adanya pemodelan oseanografi ini, diharapkan dapat
memodelkan suatu limbah-limbah yang masuk dalam lingkungan perairan laut. Dengan adanya
model ini diharapkan data mengetahui karakteristik persebaran limbah di suatu daerah kajian yang
mana nantinya dipergunakan untuk penelitian lebih lanjut agar masalah tentang limbah-limbah
dapat diselesaikan. Sehingga, lingkungan perairan laut menjadi bersih kembali. Dalam laporan ini,
akan dibahas mengenai transport adveksi-dfusi dua dimensi dan peluruhan suatu limbah dalam
satu dimensi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari modul ini adalah:
1. Menentukan diskritisasi persamaan peluruhan dan adveksi-difusi 2D dengan metode eksplisit
dufort frankel.
2. Menentukan penyelesaian secara numerik masalah peluruhan dan adveksi-difusi 2D dengan
metode eksplisit duffort frankel.
3. Menentukan program untuk mensimulasi persamaan peluruhan dan adveksi-difusi 2D dengan
metode eksplisit dufort frankel.
4. Membandingkan proses adveksi-difusi 2D yang dikerjakan dengan metode upstream-FTCS
dan metode Duffort-Frankel

1
BAB II

TEORI DASAR

Peluruhan adalah proses kimia dari suatu zat atau unsur yang tanda-tandanya dapat dilihat dari
berkurangnya konsentarsi zat tersebut. Persamaan umum:
𝑑𝐶
= −𝑘𝐶
𝑑𝑡
Dalam perumusan diatas, dapat kita ketahui mengandung tanda negative yang berarti
konsentrasi suatu unsur kimia yang berkurang dengan bertambahnya waktu. Suatu perubahan
konsentrasi unsur kimia terhadap waktu dipengaruhi oleh suatu koefisian peluruahn suatu unsur.
Adveksi didefinisikan sebagai transport dari suatu zat. Yang di transport merupakan sifat-sifat
dari zat tersebut. Sebagian besar zat yang mengalami adveksi merupakan fluida. Adveksi ini
berbeda dengan peluruhan biasa karena adveksi juga memperhitungkan sifat fisis fluidanya, seperti
kecepatan. Selama proses adveksi, fluida mentransport kuantitas yang dijaga konstan. Gerakan
fluida digambarkan secara matematis sebagai medan vektor, dan bahan yang diangkut
digambarkan dalam skalar dalam ruang dan waktu. Adveksi di zat cair, utamanya dipengaruhi
oleh arus yang memiliki kecepatan tersendiri. Dalam satu dimensi persmaan adveksi adalah sebagi
berikut :
𝜕𝐶 𝜕𝐶
= −𝑢
𝜕𝑡 𝜕𝑥
Difusi merupakan proses berpindahnya suatu zata dalam pelarut yang berpindah dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Adanya perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan
disebut gradient konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara
merata atau mencapai keadaan kesetimbangan di mana perpindahan molekul tetap terjadi
walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Faktor yang mempengaruhi kecepatan distibusi adalah
ukuran dari partikel, luas suatu area, jarak, ketebalan membrane, dan temperature. Persamaan
umum proses difusi satu dimensi adalah sebagai berikut:
𝜕𝐶 𝜕 2𝐶
= 𝐴𝐷 2
𝜕𝑡 𝜕𝑥

2
dengan C merupakan suatu variable konsetvatif, misalnya adalah konsentrasi polutan atau limbah.
Konsentrasi polutan atau limbah ini terdistriusi dalam ruang dan waktu Persaman adveksi-difusi
dua dimensi dapat dituliskan seperti berikut:
𝜕𝐶 𝜕𝐶 𝜕 2𝐶 𝜕 2𝐶
= −𝑣𝑥 + 𝐷𝑥 2 + 𝐷𝑦 2
𝜕𝑡 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑦
Untuk mendikritisasi persamaan tersebut, kita harus memisahkan satu persatu dari persamaan
adveksi dan difusi. Dengan menggunakan metode eksplisit duffort frankle, persamaannya dapat
dituliskan sebagi berikut:

Maka persamaan adveksi-difusi 2 dimensinya dapat dituliskan kembali sebagai berikut:

Dengan memisalkan,

Persamaan metode beda hingga duffort frankle dapat dikatakan stabil mutlak atau dengan kata
lain tidak terdapat syarat kestabilan, sehingga memiliki solusi berhingga untuk setiap ∆x, ∆y, dan
∆z yang digunakan. Selain itu juga persamaan metode beda hingga duffort frankle dapat dikatakan
konsisten terhadap persamaan differensial parsialnya.

3
BAB III

METODOLOGI

3.1 Skenario Masalah


Terdapat ebuah perusahaan industri tekstil yang membuang limbah radioaktif dengan
konsentasi 100 kg/m3 dengan koefisen peluruhan 0,003. Limbah tersebut dibang di sebuah sungai
yang bermuara ke laut. Dimana kecepatan aliran sungai tersebut adalah 0,05 m/s dengan koefisien
difusi limbah tersebut adalah 0,05 m2/s dalam arah x dan y. Lalu diketahui lebar sungai adalah 100
m dan panjang sungai menuju laut adalah 1000 m.

C = 100 kg/m3

k = 0,003

u = 0,05 m/s

Ad = 0,05 m2/s

P = 1000 m

L = 100 m

Simulasikan peluruhan dan penyebaran limbah dengan kriteria sebagai berikut :

- simulasi dilakukan selama 1 hari

- polutan dibuang di grid ruang 32

- polutan dibuang ke sungai 12 jam sekali dalam 1 hari

- kecepatan sungai dan koefisien difusi arah x dan y konstan selama simulasi

- langkah waktu (dt) adalah 3 detik

- langkah ruang (dx,dy) adalah 16 (0,5*32)

4
𝜕2𝐶 𝜕2𝐶
- Syarat batas berlaku . =0
𝜕𝑥 2 𝜕𝑦 2

3.2 Diagram Alir


Adapun flowchart atau diagram alir dari model yang dibuat adalah sebagai berikut:

Gambar 3. 1 Diagram Alir Model Peluruhan

5
Gambar 3. 2 Diagram Alir Model Adveksi-Difusi 2 Dimensi Metode Duffort-Frankel

6
Gambar 3. 3 Diagram Alir Model Adveksi-Difusi 2 Dimensi Metode Upstream-FTCS

7
3.3 Skrip Program

Gambar 3. 4 Skrip Program Model Peluruhan

8
9
Gambar 3. 5 Skrip Program Model Adveksi-Difusi 2 Dimensi Metode Duffort-Frankel

10
Gambar 3. 6 Skrip Program Model Adveksi-Difusi 2 Dimensi Metode Upstream-FTCS

11
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Model Peluruhan

Gambar 4. 1 Gambar Peluruhan Polutan Untuk Koefisien Peluruhan 0.003

12
Gambar 4. 2 Gambar Peluruhan Polutan Untuk Koefisien Peluruhan 0.001

4.1.2 Model adveksi-difusi 2 dimensi metode Duffort Frankel

1 2

13
3 4

5 6

7 8

14
9 10

11 12

15
13 14

15 16

17 18

16
19 20

21 22

23 24

Gambar 4. 3 Penyebaran Polutan Model Adveksi-Difusi 2 Dimensi dengan Metode


Duffort-Frankel

17
4.1.3 Model adveksi-difusi 2 dimensi metode Upstream-FTCS

1 2

3 4

18
5 6

7 8

9 10

19
11 12

13 14

15 16

20
17 18

19 20

21 22

21
23 24

Gambar 4. 4 Penyebaran Polutan Model Adveksi-Difusi 2 Dimensi dengan Metode


Upstream-FTCS
4.2 Pembahasan
4.2.1 Peluruhan
Sebuah perusahaan industri tekstil membuang limbah radioaktif dengan konsentrasi 100
kg/m3 dengan koefisien peluruhan 0,003 dengan langkah waktu 3 detik. Limbah tersebut
dibuang di sebuah sungai yang bermuara di Laut. Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 merupakan hasil
dari suatu pemodelan untuk peluruhan suatu polutan selama 1 hari. Dari kedua gambar tersebut
dapat dilihat bahwa sumbu x menunjukkan waktu dalam jam dan sumbu y menunjukkan
besarnya konsentrasi dalam kg/m3. Dapat dilihat dari Gambar 4.1 sebelum jam ke-1 polutan
sudah meluruh dan hampir menuju 0, sehingga untuk jam-jam/waktu berikutnya polutannya
sudah tidak ada. Sedangkan jika dilihat dari Gambar 4.2, dimana koefisien peluruhannya lebih
kecil, yaitu 0,001, konsentrasi baru hampir habis setelah jam ke-1 (sebelum jam ke-2). Jadi
dengan melihat kedua gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu polutan akan lebih
cepat meluruh dengan koefisien peluruhan yang lebih besar.
4.2.2 Adveksi-Difusi 2 Dimensi
Dilakukan pemodelan adveksi-difusi 2 dimensi dengan besar kecepatan arus 0.05 m/s ke
arah x dan koefisien difusi 0.05 m/s2, dimana simulasi dilakukan selama 1 hari. Polutan
dibuang ke sungai 12 jam sekali dalam 1 hari, jadi setelah 12 jam polutan berhenti keluar.

22
Pemodelan tersebut diselesaikan dengan menggunakan 2 macam metode, yaitu dengan
persamaan metode beda hingga Duffort-Frankel dan metode upstream-FTCS.
Dapat dilihat Gambar 4.3 merupakan hasil dari model adveksi-difusi 2 dimensi yang
diselesaikan dengan metode Duffort Frankel, dimana sumbu x menunjukkan panjang sungai
dalam meter, sumbu y menujukkan lebar sungai dalam meter, dan warna pada gambar
menunjukkan besarnya konsentrasi (bisa dilihat dari legenda gambar). Dapat dilihat dari
gambar tersebut bahwa polutan bergerak ke kanan, namun selain bergerak ke kanan juga
polutan menyebar ke sisi atas dan bawah. Polutan bergerak ke arah kanan karena adanya
pengaruh kecepatan ke arah sumbu x positif, sedangkan polutan menyebar karena adanya
pengaruh koefisien difusi. Dapat diihat juga bahwa semakin ke kanan atau dapat dikatakan
seiring bertambahnya waktu polutan semakin berkurang dan dari metode ini dapat dilihat juga
bahwa polutan benar-benar hilang pada gambar nomor 18. Lalu Dapat dilihat Gambar 4.4
merupakan hasil dari model adveksi-difusi 2 dimensi yang diselesaikan dengan metode
upstream-FTCS, dimana sumbu x menunjukkan panjang sungai dalam meter, sumbu y
menujukkan lebar sungai dalam meter, dan warna pada gambar menunjukkan besarnya
konsentrasi (bisa dilihat dari legenda gambar). Dapat dilihat dari gambar tersebut bahwa
polutan bergerak ke kanan, namun selain bergerak ke kanan juga polutan menyebar ke sisi atas
dan bawah. Polutan bergerak ke arah kanan karena adanya pengaruh kecepatan ke arah sumbu
x positif, sedangkan polutan menyebar karena adanya pengaruh koefisien difusi. Dapat diihat
juga bahwa semakin ke kanan atau dapat dikatakan seiring bertambahnya waktu polutan
semakin berkurang dan dari metode ini dapat dilihat juga bahwa polutan benar-benar hilang
pada gambar nomor 19.
Bila kita lihat secara sekilas, baik yang diselesaikan dengan menggunakan metode
Duffort-Frankel maupun metode upstream-FTCS hamper sama atau tidak jauh berbeda.
Namun bila dibandingkan tetap ada perbedaan antara kedua metode tersebut. Dapat dilihat bila
diselesaikan dengan menggunakan metode Duffort-Frankel konsentrasi polutan lebih cepat
habis, karena dengan menggunakan metode ini polutan sudah hilang pada gambar ke-18,
sedangkan bila menggunakan metode upstream-FTCS polutan baru benar-benar hilang pada
gambar ke-19. Namun penyelesaian menggunakan metode Duffort-Frankel juga memiliki
kelemahan, yaitu penyebarannya tidak merata. Dapat dilihat dari Gambar 4.3 bahwa
persebaran polutan terbatas di sumbu y pada lebar sungai 80 meter, sedangkan dengan

23
menggunakan metode upstream-FTCS persebarannya terjadi secara menyeluruh. Namun hal
ini juga dapat terjadi selain mungkin karena adanya kesalahan metode, bisa juga karena adanya
kesalahan dalam menetapkan atau membuat syarat batas pada program yang dibuat.

24
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1. Semakin bertambahnya waktu konsentarsi semakin berkurang.
2. Semakin besar koefisien peluruhan polutan akan semakin cepat meluruh.
3. Polutan bergerak mengikuti arah dari kecepatan yang dominan, bila u positif polutan akan
bergerak ke arah sumbu x positif dan sebaliknya,.
4. Penyebaran polutan dipengruhi oleh koefisien difusinya.
5. Semakin besar kecepatan dan koefisien difusi, polutan akan semakin cepat bergerak dan
menyebar.
6. Polutan pada model adveksi-difusi 2 dimensi yang diselesaikan dengan metode Duffort-
Frankle lebih cepat hilang/habis.

5.2 Saran
Adapun saran dari praktikum ini adalah:
1. Skrip dapat dikembangkan lagi agar hasilnya lebih baik lagi dan dapat lebih praktis.
2. Praktikan harus lebih teliti dalam membuat program, seperti dalam membuat nilai awal dan
menetapkan syarat batas, agar hasil yang didapat lebih baik.

25
DAFTAR PUSTAKA

Riza, Muhammad. 2019. Modul V Praktikum Pemodelan Oseanoografi I: Peluruhan dan Adveksi-
Difusi 2 Dimensi. Bandung: Program Studi Oseanografi. Institut Teknologi Bandung.

Chandra, R., 2011, Analisis Stabilitas Metode Forward Time-Centre Space (FTCS) dan Law-
Wendroff pada Simulasi Penyelesaian Persamaan Adveksi, Skripsi, Universitas Sumatera
Utara, Medan.

Kampf, Jochen. 2009. Ocean Modelling for Beginers. German : Springer

Setiawan I., dan Widowa., Solusi Analitik Persamaan Transport Dan Distribusi Amoniak. Jurusan
Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Diponegoro

Tandian N.P., Suwono A., dan Winarto, Penerapan Model Up Wind, Eksponensial, dan Central
Difference Pada Metoda Analisa Sub Buluh, Lab Termodinamika, KPP-IR, Institiut Teknologi
Bandung

26

Anda mungkin juga menyukai