Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

SEDIMENTOLOGI

TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS)

OLEH:
MUHAMMAD MULYANTO
08051381823086
KELAS B

DOSEN PENGAMPU:
DR. WIKE AYU EKA PUTRI, S. Pi., M. Si
GUSTI DIANSYAH, S. Pi., M. Sc
DR. MELKI, S. Pi., M. Si

LABORATORIUM OSEANOGRAFI DAN INSTRUMENTASI


KELAUTAN
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kekeruhan perairan erat hubungannya dengan zat atau bahan tersuspensi
dalam air yang terdiri dari pasir halus, liat yang merupakan bahan tersuspensi
melayang-layang dalam air atau dapat berupa mikroorganisme seperti bakteri,
alga dan sebagainya. Perairan laut merupakan salah satu perairan yang dinamis,
khususnya di daerah pesisir yang menjadi daerah peralihan antara daratan dan
lautan. Masuknya material daratan dapat menimbulkan kekeruhan suatu perairan.
Kekeruhan memang disebabkan karena adanya zat tersuspensi dalam air, namum
karena zat yang terbentuk dan berat jenisnya berbeda-beda maka kekeruhan tidak
selalu sebanding dengan kadar zat tersuspensi (Nurfatimah et al. 2019).
Kondisi perairan sangat tergantung pada kondisi air laut dan air tawar yang
masuk ke dalamnya. Estuari merupakan badan air tempat terjadinya percampuran
antara massa air laut dengan air tawar yang berasal dari daratan. Percampuran air
di estuari ini dapat terjadi karena adanya turbulensi yang berlangsung secara
berkala yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Semakin banyak konsentrasi
Material Padatan Tersuspensi (MPT) yang dibawa oleh air tersebut, maka semakin
tinggi endapan lumpur di estuari (Safarudin et al. 2019).
Keterdapatan sedimen tersuspensi (TSS) menjadi salah satu indikator fisik
dalam mempelajari kondisi lingkungan, khususnya status pencemaran. Fenomena
gelombang pecah, arus pantai, maupun resuspensi dan transpor sedimen menjadi
parameter penting dalam mempelajari dinamika pantai. Secara umum, kondisi
lingkungan perairan di Selat Madura relative masih baik, meski pada beberapa
daerah sudah dalam kondisi memprihatinkan. Informasi awal tentang kondisi
parameter fisik menjadi pertimbangan untuk analisa lanjutan untuk mengetahui
kondisi lingkungan dengan berdasarkan pada data parameter fisik, biologi dan
kimia (Siswanto, 2015).
Dominasi pasang surut akan mempengaruhi sirkulasi air di daerah sungai
dan mempengaruhi suplai air sehingga pengadukan sedimen yang timbul akibat
arus dari pasang surut akan berdampak pada fluktuasi konstentrasi Total
Suspended Solid (TSS). Material dari darat yang larut dan terbawa oleh aliran
sungai, sebagian akan mengendap di muara sungai dan sisanya akan diteruskan ke
laut. Konsentrasi TSS merupakan satu parameter yang mengindikasikan laju
sedimentasi. Analisa TSS sebagai metode untuk mengetahui jumlah dan sebaran
material tersuspensi pada suatu daerah perairan (Siswanto, 2015).
Material Padatan Tersuspensi (MPT) adalah semua zat padat (pasir, lumpur,
dan tanah liat) atau partikel-partikel tersuspensi dalam air dan dapat berupa
komponen hidup (biotik) seperti fitoplankton, zooplankton ataupun komponen
mati (abiotik) seperti partikel-partikel anorganik. Sebaran zat padat tersuspensi di
laut dipengaruhi oleh masukan berasal dari darat melalui aliran sungai, ataupun
dari udara, perpindahan karena resuspensi endapan akibat pengikisan serta pasang
surut, angin, arus laut, aktivitas manusia (Safarudin et al. 2019).
Padatan tersuspensi yang tinggi akan akan mempengaruhi biota air
didalamnya. Perairan memiliki nilai kekeruhan atau total suspended solid yang
tinggi maka semakin rendah nilai produktivitas suatu perairan tersebut. Padatan
Total Suspended Solid (TSS) merupakan bahan-bahan tersuspensi yang
(diameter>1µm) yang bertahan pada saringan mili pore dengan diameter pori-pori
0,45 µm yang terdiri dari lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, yang
terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan
air. Banyaknya aktivitas manusia di sekitar perairan pesisir yang bisa
menghasilkan limbah bahan pencemar masuk ke dalam perairan (Afu et al. 2016).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu :
1. Mahasiswa dapat memahami cara analisis Total Suspended Solid (TSS) di
kolom perairan.
2. Mahasiswa dapat memahami cara menganalisis data Total Suspended Solid
(TSS).

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum kali ini, yaitu :
1. Mahasiswa mampu memahami cara analisis Total Suspended Solid (TSS) di
kolom perairan.
2. Mahasiswa mampu memahami cara menganalisis data Total Suspended Solid
(TSS).
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Total Suspended Solid (TSS)


TSS yang tinggi pun dapat menimbulkan dampak lain bahwa nilai
konsentrasi padatan tersuspensi total yang tinggi dapat menurunkan aktivitas
fotosintesa tumbuhan laut baik yang mikro maupun makro sehingga oksigen yang
dilepaskan tumbuhan menjadi berkurang dan mengakibatkan ikan-ikan menjadi
mati. Total Suspended Solid (TSS) merupakan tempat berlangsungnya reaksi-
reaksi heterogen, yang berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling
awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan.
Sehingga apabila konsentrasi TSS yang ada pada badan sungai terus bertambah
dan mengalir ke lautan lepas dalam jangka waktu yang lama dapat menurunkan
kualitas perairan pesisir (Jiyah et al. 2017).
Kandungan total padatan tersuspensi mempengaruhi kehidupan perairan
karena sinar matahari yang masuk ke perairan terhalang oleh suspensi ini,
sehingga fotosintensis oleh fitoplankton terganggu. Total padatan tersuspensi
adalah material padatan halus tersuspensi dalam air berupa bahan organik dan
nonorganik dengan ukuran butir diameter 0,045. Padatan tersuspensi ini berasal
dari daratan menuju ke laut lewat aliran sungai dan selanjutnya dibawa oleh arus.
Kekeruhan akibat suspesi padatan menjadi faktor pembatas organisme yang hidup
di dalamnya sehingga mempengaruhi kelimpahan organisme. Suatu kawasan,
organisme-organisme tertentu mampu berkembang dalam konsentrasi padatan
tersuspensi yang juga tinggi, namun organisme lainnya juga akan ikut
tereliminasi (Mustofa, 2018).
TDS mengandung berbagai zat terlarut (baik itu zat organik, anorganik, atau
material lainnya) dengan diameter < 10-3 µm yang terdapat pada sebuah larutan
yang terlarut dalam air. Kandungan material padatan di perairan dapat diukur
berdasarkan padatan terlarut total Total Dissolve Solid (TDS) dan padatan
tersuspensi total Total Suspended Solid (TSS). Ion yang paling umum terdapat di
perairan adalah kalsium, fosfat, nitrat, natrium, kalium, magnesium, bikarbonat,
karbonat dan klorida. Bahan kimia dapat berupa kation, anion, molekul atau
aglomerasi dari ribuan molekul. Sumber utama untuk Total Suspended Solid
(TDS) dalam perairan adalah limpahan dari pertanian, limbah rumah tangga, dan
industri (Rinawati et al. 2016).
2.2 Hubungan Parameter-Parameter Terhadap TSS
Faktor dari darat yang mempengaruhi kondisi perairan laut, seperti aktivitas
manusia yaitu pemukiman, industri, dan penambangan. Kondisi perairan laut
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang menyebabkan perubahan kondisi fisik,
kimia dan biologi, baik dari darat maupun dari laut itu sendiri. Sedangkan, faktor
dari laut yaitu pasang surut, gelombang, arus dan kegiatan manusia di perairan
laut seperti penambangan pasir laut, eksplotasi migas lepas pantai dan transportasi
laut (Wibowo dan Rachman, 2020).
Tingginya TSS juga dapat secara langsung menganggu biota perairan seperti
ikan karena tersaring oleh insang. TSS (Total Suspended Solid) merupakan salah
satu faktor penting menurunnya kualitas perairan sehingga menyebabkan
perubahan secara fisika, kimia dan biologi. Sebaran zat padat tersuspensi di laut
dipengaruhi oleh masukan yang berasal dari darat melalui aliran sungai, ataupun
dari udara. Nilai TSS (Total Suspended Solid) dapat menjadi salah satu parameter
biofisik perairan yang secara dinamis mencerminkan perubahan yang terjadi di
daratan maupun di perairan (Mustofa, 2018).

2.3 Dampak Kandungan TSS


Dampak yang ditimbulkan jika nilai TSS tinggi antara lain seperti nilai
konsentrasi padatan tersuspensi total yang tinggi dapat menurunkan aktivitas
fotosintesa tumbuhan laut baik yang mikro maupun makro sehingga oksigen yang
dilepaskan tumbuhan menjadi berkurang dan mengakibatkan ikan-ikan menjadi
mati. Sehingga apabila konsentrasi TSS yang ada pada badan sungai terus
bertambah dan mengalir ke lautan lepas dalam jangka waku yang lama dapat
menurunkan kualitas perairan (Rinawati et al. 2016).
Tingginya kadar TSS bersumber dari semua zat padat (pasir, lumpur dan
tanah liat) atau partikel-partikel yang tersuspensi dalam air dan dapat berupa
komponen hidup (biotik) seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi ataupun
komponen mati (abiotik) seperti detritus dan partikel-partikel anorganik. Zat padat
tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi kimia yang heterogen dan
berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan awal (Nurfatimah et al. 2019).
III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Sedimentologi dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 12
November 2020 pada pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai. Bertempat di Jln.
Pusri Lr. Lebak Jaya III, Nomor 35 RT 17 RW 05 Kelurahan Sei Selayur,
Kecamatan Kalidoni, Kota Palembang Sumatera Selatan.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan pada praktikum kali ini yaitu :
No Alat dan Bahan Fungsi
1. Timbangan Untuk mengukur berat sampel sedimen
2. Oven Untuk mengeringkan sampel sedimen
3. Gelas beaker Sebagai wadah sampel
4. Kertas saring Untuk menyaring sampel
5. Desikator Untuk menganalisa kadar air pada sampel
6. Sampel sedimen Sebagai bahan praktikum

3.3 Cara Kerja


3.3.1 Persiapan Penyaringan
Gelas beaker 100 ml sebagai wadah sampel, dicuci hingga bersih menggunakan
air jernih, lalu dibilas dan dikeringkan

Kertas saring dikeringkan pada oven selama 24 jam pada kisaran suhu 60oC,
lalu didinginkan, dan ditimbang. Hasil timbangan di catat sebagai berat kering
filter (Wo) dan dilakukan 3 kali pengulangan

3.3.2 Prosedur Analisis


Saring sampel air menggunakan kertas saring GF/C dan vacuum pump

Kemudian bagian yang tersaring dikeringkan dengan suhu 103 - 105oC selama
1 jam

Lalu kertas saring dimasukkan ke dalam desikator dan ditimbang. Penimbangan


dilakukan berulang-ulang sampai dapat berat yang konstan dan diperoleh berat
kering sampel dan filter (Wt)
IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Diketahui : Wo = 0,10 mg
Wt = 0,15 mg
Volume = 100 ml
Ditanya : TSS ?
Jawab :

TSS (mg/l) = (0,15 mg – 0,10 mg) × 1000


100 ml
TSS (mg/l) = 0,05 mg × 1000
100 ml
TSS = 0,5 mg/l

4.2 Pembahasan
Diatas terdapat hasil perhitungan kadar TSS (Total Suspended Solid).
Dilihat dari hasil diatas bahwasannya kadar TSS yang didapat sebesar 0,5 mg/l.
Angka tersebut menunjukan kadar TSS rendah. Rendahnya kadar TSS disebabkan
oleh beberapa faktor seperti, ukuran butir sedimen yang kasar sehingga laju
kecepan untuk mengendap lebih cepat yang mengakibatkan kadar TSS akan
rendah. Dimana telah diketahui bersama bahwasannya semakin halus ukuran butir
maka tingkat kadar TSS akan lebih tinggi karena kemampuanya untuk mengendap
membutuhkan waktu yang lama. Selain itu, aktivitas manusia yang tidak
membuang limbah sembarangan keperairan, (misalnya detergen, sabun dan
lainnya) akan membantu mengurangi kadar TSS dalam perairan
TSS (Total Suspended Solid) merupakan suatu material padatan yang
terlarut dalam air namun masih dapat dipisahkan antara zat pelarut dan zat
terlarutnya. Bahan-bahan tersuspensi yang berdiameter > 1 µm dan tertahan pada
saringan millipore dengan diameter pori 0,45 µm sehingga dinamakan Total
Suspended Solid. Total Suspended Solid yang terdapat dalam perairan akan
mengakibatkan kekeruhan dalam perairan tersebut sehingga itensitas cayaha yang
dapat menembus perairan juga akan berkurang. Hal ini akan berdampak pada
proses fotositesis dalam perairan. Selain menyebabkan tingkat kekeruhan yang
tinggi, TSS ini juga menyebabkan berkurangnya kadar oksigen terlarut (DO)
didalam perairan.
Oksigen yang ada dalam suatu perairan juga akan dimanfaatkan oleh bakteri
aerob untuk mendegredasikan fitoplankton yang telah mati dan untuk
menguraikan limbah dari TSS yang masuk dalam perairan tersebut. TSS juga
menjadi salah satu bagian yang berperan dalam menentukan kualitas lingkungan
perairan, yang mana apabila kadar TSS melebihi ambang batas maka akan
berdampak negatif bagi organisme yang terdapat dalam perairan tersebut.
Pasir, lumpur, fitoplankton, zooplankton dan nutrien tergolong dalam Total
Suspended Solid diperairan laut. Maka dari itu, dapat dikatakan juga bahwasannya
TSS juga merupakan sedimen perairan. Adanya arus yang tinggi di suatu perairan
mengakibatkan TSS dalam perairan tersebut tinggi. Tingginya kadar TSS oleh
adanya arus yang tinggi menyebabkan TSS tersebut kesulitan untuk mengendap.
Kondisi perairan yang surut juga akan mengakibatkan kadar TSS akan meningkat,
karena pada saat surut maka kandungan TSS dari daratan dan perairan sungai
akan masuk kedalam perairan.
Aktivitas manusia juga mempengaruhi kadar TSS diperairan seperti
aktivitas industri yang berada didekat sungai sehingga pembuangan limbah
industri masuk kedalam perairan tersebut akan meningkatkan kadar TSS dalam
air. Selain itu aktivitas pertambangan daerah sekitar perairan, dimana hasil
pengerokkan tanah dari pertambangan tersebut terbawa oleh air hujan menuju
keperairan juga menyebabkan tingginya TSS dalam suatu perairan.
TSS akan berdampak negatif apabila kadarnya dalam perairan berlebihan.
Pada kadar yang melebihi 100 mg/l dapat menimbulkan kematian pada ikan.
Namun dalam suatu perairan terdapat pula dampak positif dari adanya TSS, yakni
dalam TSS terdapat nutien yang dibutuhkan oleh mikroalga dalam membantu
proses fotosintesis. Kadar TSS yang tinggi juga menyebabkan laju sedimentasi
yang tinggi sehingga terjadi pendangkalan suatu perairan karena TSS dalam air
lama kelamaan juga akan mengendap kebawah menjadi sedimen.
V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu :
1. Pasir, lumpur, fitoplankton, zooplankton dan nutrien tergolong dalam TSS di
perairan.
2. TSS menyebabkan terjadinya peningkatan kekeruhan dan penurunan kadar
oksigen terlarut dalam air.
3. Semakin tinggi arus maka kadar TSS akan semakin tinggi.
4. Kondisi perairan surut maka kadar TSS yang terkandung lebih tinggi
dibandingkan pada saat pasang.
5. Kadar TSS tinggi maka akan menyebabkan proses sedimentasi semakin
meningkat sehingga terjadi pendangkalan suatu perairan.

5.2 Saran
Praktikum kali ini cukup menyenangkan dan materi yang disampaikan oleh
pemateri sudah cukup baik dan mudah untuk dipahami. Hanya disayangkan
praktikum dilakukan secara virtual sehingga secara praktik cara kerja dan analisa
data TSS belum maksimal. Diharapkan untuk praktikum semster selanjutnya lebih
baik lagi dan dapat dilaksanakan secara offline.
DAFTAR PUSTAKA

Afu LOA, Emiyarti, Winnarsih. 2016. Distribusi total suspended solid permukaan
di perairan Teluk Kendari. Sapa Laut Vol. 1 (2) : 54 - 59

Jiyah, Sudarsono B, Sukmono A. 2017. Studi distribusi total suspended solid (tss)
di perairan pantai Kabupaten Demak menggunakan citra landsat. Jurnal
Geodesi Undip Vol. 6 (1) : 41 - 47

Mustofa A. 2018. Pengaruh total padatan tersuspensi terhadap biodiversitas


makrozoobentos di pantai Teluk Awur Kabupaten Jepara. Jurnal Disprotek
Vol. 9 (1) : 37 - 45

Nurfatimah FM, Afu LOA, Pratikino AG. 2019. Sebaran total suspended solid
(tss) permukaan di perairan desa Wawatu, Kecamatan Moramo Utara
Kabupaten Konawe Selatan. Sapa Laut Vol. 4 (3) : 123 - 126

Rinawati, Hidayat D, Suprianto R, Dewi PS. 2016. Penentuan kandungan zat


padat (total dissolve solid dan total suspended solid) di perairan Teluk
Lampung. Analytical And Environmental Chemistry Vol. 1 (1) : 36 - 46

Safarudin, Haya MY, Takwir A. 2019. Pola sebaran material padatan tersuspensi
(mpt) di perairan muara sungai La Balano Kabupaten Muna. Sapa Laut Vol.
4 (2) : 79 - 87

Siswanto AD. 2015. Sebaran total suspended solid (tss) pada profil vertikal di
perairan Selat Madura Kabupaten Bangkalan. Jurnal Kelautan Vol. 8 (1) :
26 - 32

Wibowo M, Rachman RA. 2020. Kajian kualitas perairan laut sekitar muara
sungai Jelitik Kecamatan Sungai Liat Kabupaten Bangka. Jurnal Presipitasi
Vol. 17 (1) : 29 - 37

Anda mungkin juga menyukai