Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM OSEANOGRAFI BIOLOGI

MODUL I
PLANKTON

Asisten :

Arum Sekar Melati (12917012)

Dosen :

Dr. Susanna Nurdjaman, M.T.

Dayu Wiyati Purnaningtyas, M.Si

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2019
1. PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
a. Praktikan mampu melakukan sampling menggunakan plankton net dengan
beberapa metode ( Vertikal , Horizontal, maupun metode tidak langsung).
b. Praktikan mengetahui cara penyimpanan dan pengawetan sampel Plankton
c. Praktikan dapat mengidentifikasi jenis-jenis plankton menggunakan Mikroskop
(dilakukan di Lab) dan foldscope (dilakukan di lapangan)
d. Praktikan dapat menghitung kelimpahan plankton menggunakan Mikroskop dan
hemocytometer (dilakukan di Lab)
1.2.Daerah Kajian
Praktikum Oseanografi mengenai plankton akan dilaksakan Pulau Empat,
Karangantu, Serang.
2. TEORI DASAR
2.1.DEFINISI
Plankton adalah organisme mikro yang hidupnya mengapung, mengambang
atau melayang didalam air yang kemampuan renangnya terbatas sehingga
mudah terbawa arus. Plankton dapat ditemukan pada daerah pelagic (Laut
Lepas) dan Neritic (Laut Dangkal). Plankton mempunyai peran sebagai
produsen primer dan sekunder sehingga merupakan sumber makanan bagi
organisme lainnya. Selain itu, biasa digunakan sebagai tolak ukur kesuburan
suatu perairan dengan melihat dominasi persebaran planktonnya terhadap
suatu perairan / terhadap ekosistem perairan. Plankton terdiri dari zooplankton
dan fitoplankton.
2.2.JENIS – JENIS PLANKTON
Jenis – jenis plankton dapat dibagi berdasarkan beberapa pengelompokkan.
Yang pertama adalah pengelompokkan berdasarkan ukuran.
Tabel 2.2.1 Pengelompokan berdasarkan ukurannya
No Kelompok Ukuran Organisme Utama
1 Mikroplankton 20 – 200 Ciliata, Foraminifera, Nauplius,
Rotifera, Copepoda
2 Mesoplankton 200 – 2 mm Cladocera, Copepoda, Larvacea
3 Makroplankton 2 – 20 mm Pteropoda, Copepoda, Euphasid,
Chaetognatha
4 Mikronekton 20 -200 mm Chepalopoda, Euphasid, Sargestid,
Myctophid
5 Megaloplankton > 20 mm Scyphozoa, Thaliacea
Sumber : Arinardi et al., (1997)
Yang kedua adalah jenis plankton yang dibedakan berdasarkan jenis
makanannya, yaitu fitoplankton dan zooplankton.
a. Fitoplankton
Fitoplankton adalah plankton yang berperan sebagai tumbuhan yang bebas
melayang dan berklorofil. Fitoplankton dapat menghasilkan makanannya
sendiri dengan berfotosintesis berperan sebagai pemasok oksigen di Laut.
Dalam sistem rantai makanan di laut, fitoplankton terletak didasar rantai
makanan.
Berikut merupakan contoh fitoplankton :
• Diatome, merupakan produsen terbanyak, terdapat di semua bagian
laut. Paling berlimpah di massa air permukaan & lintang tinggi, di
mana terdapat air dingin yg penuh zat hara.
• Kokolitofor, diameternya hanya beberapa mikron. Terbentuk dari
lempeng lempeng kapur yg dijalin menjadi satu oleh jaringan organik.
Jika mati, lempeng lempeng tersebut berjatuhan ke dasar laut menjadi
bagian dari sedimen.
• Dinoflagellata, tidak mempunyai kerangka mineral. Mereka memiliki
flagella seperti cambuk yang memungkinkan untuk bergerak lemah.
b. Zooplankton
Zooplankton merupakan jenis plankton yang berperan sebagai hewan
berukuran kecil yang keberadaannya dipengaruhi oleh arus perairan.
Zooplankton adalah golongan hewan perenang aktif yang bermigrasi
secara vertical terhadap lapisan perairan, Tetapi gerakannya lebih lambat
dibandingkan arus Perairannya itu sendiri. Berdasarkan siklus hidupnya
zooplankton dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu sebagai
meroplankton dan holoplankton. Holoplankton menghabiskan waktu
hidupnya didalam kolom air (pelagial) sedangkan meroplankton
menghabiskan setengah waktu hidupnya di pelagial, khususnya pada
tingkat larva.

Yang ketiga adalah jenis plankton yang dibagi berdasarkan pesebarannya,


yaitu :

a. Sebaran plankton secara vertikal


Plankton yang hidup dilaut mulai dari lapisan tipis di permukaan sampai
pada kedalaman yang sangat dalam. Menurut persebaran vertikal plankton
dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan, antara lain :
- Epiplankton, Plankton yang hidup di lapisan permukan sampai
kedalaman sekitar 100 m, didominasi fitoplankton karena sinar
matahari masih ada.
- Mesoplankton, Plankton yang hiduop di lapisan tengah, pada
kedalaman sekitar 100-400 m, didominasi oleh zooplankton.
- Hipoplankton, Plankton yang hidupnya pada kedalaman lebih dari 400
m.
b. Sebaran plankton secara horizontal
Menurut sebaran horizontal plankton dapat diklasifikasikan menjadi dua
golongan, yaitu :
- Planton neritic, Hidup di perairan pantai dengan salinitas yang relatif
rendah, jenis-jenisnya beragam karena adanya penyebaran oleh arus
dan pasnag surut.
- Plankton oceanic, Hidup di perairan lepas pantai hingga ke tegah
samudera dengna salinitas yang tinggi.
2.3.SAMPLING PLANKTON
Metode sampling yang dilakukan ada 2 cara yaitu metode kualitatif dengan
tujuan untuk mengetahuin jenis – jenis plankton dan metode kuantitatif dengan
tujuan untuk mengetahui kelimpahan plankton yang berkaitan dengan
distribusi waktu dan tempat.
Alat yang digunakan untuk melakukan sampling plankton adalah plankton net.
Plankton Net untuk phytoplankton berukuran diameter 31 cm dengan mata
jaring berukuran 30 -60 mikron. Plankton Net untuk zooplankton berukuran
diameter 45 cm dengan mata jaring berukuran 150 – 500 mikron.
Metode pengambilan sampel plankton menggunakan plankton net ada dua
cara, antara lain :
a. Metode Langsung
- Sampling Vertikal
Pengambilan sampel plankton vertikal yaitu dengan cara memasukan
plankton net ke periaran pada kedalaman yang ditentukan. Selanjutnya
tarik plankton net secara vertikal hingga mencapai permukaan. Cara
seperti ini biasanya untuk mengetahui kelimpahan plankton secara
vertikal.
- Sampling Horizontal
Hampir sama dengan cara teknik sampling vertikal, sampling
horizontal dilakukan dengan cara mengarahkan plankton net secara
horizontal baik di permukaan maupun di dalam air pada kedalaman
tertentu. Cara seperti ini digunakan untuk mengetahui kelimpahan
plankton secara horizontal.
b. Metode Tidak Langsung
Metode pengambilan sampel secara tidak langsung yaitu dengan cara
mengambil air laut dengan menggunakan ember yang telah diketahui
volumenya secara horizontal atau vertikal. Kemudian saring air laut
dengan menggunakan plankton net.
3. ALAT DAN BAHAN
3.1 Sampling Plankton
a. GPS Handheld
b. Jam tangan
c. Plankton net 2 buah
d. Pemberat
e. Tali (bukan rafia)
f. Botol sampler plankton (6 buah per kelompok)
g. Log Sheet
h. Alat tulis
i. Stiker label (6 buah per kelompok)
j. Ember 1 buah (volume 5 liter)
k. Lakban hitam
l. Coolbox + blue ice
3.2 Pengawetan Sampel Plankton
a. Alkohol 95% + iodin (bisa diganti dengan formalin)
b. Pipet tetes
c. Coolbox + blue ice
3.3 Identifikasi Plankton
3.3.1. Lapangan
a. Foldscope
b. Pipet tetes
c. Log Sheet
3.3.2. Laboratorium
a. Mikroskop (dengan alat dan bahan penunjang)
b. Pipet
c. Log Sheet
3.4 Kelimpahan Plankton
a. Mikroskop (dengan alat dan bahan penunjang)
b. Preparat mikroskop neubower atau hemocytometer
c. Pipet
d. Log Sheet
e. Counter
4. LANGKAH PENGERJAAN
Langkah awal yang disiapkan adalah log sheet untuk mencatat teknik pengambilan,
volume air, koordinat dan waktu pengambilan sampel.
4.1 Sampling dan Pengawetan Plankton (Lapangan)
4.1.1. Metode Langsung
a. Sampling Vertikal (untuk sebaran jenis plankton di kedalaman 0
hingga 10 m)
1) Lakukan pengambilan sampel plankton secara vertikal dengan
kedalaman 10 meter menggunakan plankton net khusus
zooplankton.
2) Masukan hasil sampel kedalam botol sampler .
3) Botol telah dilapisi menggunakan lakban hitam secara merata.
Hal tersebut dilakukan agar plankton yang tersaring tidak dapat
melakukan proses fotosintesis. Sehingga konsentrasi plankton
di dalamnya tetap.
4) Tambahkan 2 tetes formalin pada botol untuk mengawetkan
plankton.
5) Berikan label pada masing-masing botol sampler.
6) Simpan sampel dalam coolbox.
b. Sampling Horizontal
1) Lakukan pengambilan sampel plankton secara horizontal
dengan kedalaman 5m menggunakan plankton net khusus
fitoplankton.
2) Masukan hasil sampel kedalam botol sampler .
3) Botol telah dilapisi menggunakan lakban hitam secara merata.
Hal tersebut dilakukan agar plankton yang tersaring tidak dapat
melakukan proses fotosintesis. Sehingga konsentrasi plankton
di dalamnya tetap.
4) Tambahkan 2 tetes formalin pada botol untuk mengawetkan
plankton.
5) Berikan label pada botol sampler.
6) Simpan sampel dalam coolbox
4.1.2. Metode Tidak Langsung
1) Siapkan Ember yang akan digunakan untuk mengambil sampel air
2) Turunkan ember ke kedalaman 1 meter lalu saring air tersebut
menggunakan plankton net. Lakukan penyaringan sebanyak 10 kali
menggunakan ember sehingga didapatkan 50 liter air yang
tersaring.
3) Masukkan hasil penyaringan ke dalam botol sampel yang gelap.
4) Botol telah dilapisi menggunakan lakban hitam secara merata. Hal
tersebut dilakukan agar plankton yang tersaring tidak dapat
melakukan proses fotosintesis. Sehingga konsentrasi plankton di
dalamnya tetap.
5) Teteskan 2 tetes formalin untuk mengawetkan plankton di dalam
sampel air. 6. Berikan label pada masing-masing botol sampler.
6) Simpan sampel ke dalam coolbox.
4.2 Identifikasi Plankton
4.2.1. Lapangan
1) Ambil sampel air laut yang akan diidentifikasi
2) Ambil sampel menggunakan pipet tetes dan letakkan 1 tetes
sampel ke dalam preparat.
3) Tutup menggunakan kaca penjepit.
4) Letakkan preparat yang telah disiapkan, pada foldscope.
5) Identifikasi jenis plankton yang ada dalam preparat tersebut.
(ambil fotonya)
4.2.2. Laboratorium
1) Aduk botol berisi sampel air laut yang akan diidentifikasi.
2) Ambil sampel menggunakan pipet tetes dan letakkan 1 tetes
sampel ke dalam preparat.
3) Tutup menggunakan kaca penjepit.
4) Letakkan preparat yang telah disiapkan, pada mikroskop.
5) Amati sampel menggunakan mikroskop dengan mengatur
perbesaran dan fokusnya.
6) Identifikasi jenis plankton yang ada dalam preparat tersebut.
(ambil fotonya)
4.3 Kelimpahan Plankton
1) Aduk botol berisi sampel air laut yang akan dihitung
kelimpahan planktonnya.
2) Ambil sampel menggunakan pipet tetes dan letakkan 1 tetes
sampel ke dalam preparat (Hemocytometer)
3) Tutup menggunakan kaca penjepit.
4) Letakkan preparat yang telah disiapkan, pada mikroskop.
5) Amati sampel menggunakan mikroskop dengan mengatur
perbesaran dan fokusnya.
6) Hitunglah berapa banyak plankton pada kotak per kotak dalam
hemocytometer yang telah ditentukan. Yakni 4 kotak bagian
ujung dan kotak tengah hemocytometer.(Perhatikan gambar
4.a)

7) Hitung menggunakan counter.


8) Konversikan kelimpahan planktonnya menggunakan
perhitungan yang telah ditentukan.
5. PERHITUNGAN
1) Jumlah rata – rata sel plankton pada hemocytometer
a. Totalkan jumlah plankton terhitung pada 5 kotak merah
b. Rata – ratakan jumlah total plankton terhitung di atas pada ketua chamber
(atas dan bawah) hemocytometer
2) Hitung densitas sel plankton (kerapatan) dengan perhitungan berikut

𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙 𝑝𝑙𝑎𝑛𝑘𝑡𝑜𝑛 𝑋 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 (𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑎𝑑𝑎)


𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑋 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑐ℎ𝑎𝑚𝑏𝑒𝑟

Keterangan : Volume kotak pada chamber bisa dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel Bagian chamber dan ukuran volumenya

6. ANALISIS
Analisis jenis – jenis plankton yang terdapat di sampel air (dilakukan di laboratorium
menggunakan mikroskop). Hitung pula kelimpahan planktonnya menggunakan
mikroskop dan hemocytometer (gunakanlah counter juga).
7. DAFTAR PUSTAKA
Susanna. 2018. Materi Kuliah Oseanografi Biologi : Zooplankton. Bandung : ITB
Pribadi, Muhammad Fachry. 2018. Modul II Oseanografi Biologi : Plankton.
Bandung ITB.
Djumanto. 2009 . Pola Sebaran Horizontal dan Kerapatan Plankton di Perairan
Bawean. Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) XI(1) : 115-122 ISSN : 0853-6384

Anda mungkin juga menyukai