Anda di halaman 1dari 3

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL PLANKTON DAN KELIMPAHAN PLANKTON

PENDAHULUAN
a. pengertian
Plankton merupakan mikroorganisme akuatik yang hidup melayang pada kolom perairan, tidak
dapat bergerak atau dapat bergerak sedikit, dan tidak dapat melawan arus. Keberadaan plankton di perairan
akan menjadi komponen yang berperan penting dalam suatu ekosistem perairan.
Secara umum, plankton dapat dibedakan menjadi dua golongan. Golongan pertama merupakan
plankton nabati, disebut dengan fitoplankton (mikrolagae) yang bersifat layaknya tumbuhan, artinya
plankton jenis ini bersifat autotrof (mampu membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis).
Golongan kedua adalah plankton hewani, yang lebih dikenal dengan sebutan zooplankton. Zooplankton
bersifat heterotrof. Kelompok ini akan memanfaatkan fitoplankton dan bahan organik lainnya dalam
kehidupannya.
Berbagai spesies fitoplankton dan zooplankton dapat kita jumpai pada berbagai ekosistem perairan.
Untuk membedakan antar spesies fitoplankton yang ada, bisa dilihat dari warna yang berasal kandungan
pigmen pada setiap kelompok fitoplankton, struktur morfologi sel, atau ciri lainnya dapat dijadikan dasar
dalam mengidentifikasi fitoplankton. Berikut merupakan pembagian fitoplankton:
Cyanophyta : Kelas Cyanophyceae
Chlorophyta : Kelas Chlorophyceae, Charophyceae
Euglenophyta : Kelas Euglenophyceae
Pyrrophyta/ Dinoflagellata : Kelas Desmophyceae, Dinophyceae
Chrisophyta/ Bacillariophyta : Kelas Chrysophyceae, Xanthophyceae, Bacillariophyceae
Rhodophyta : Kelas Rhodophyceae

Sedangkan untuk zooplankton, dapat dikenali berdasarkan struktur morfologi: ruas tubuh, keberdaan
antena, keberdaaan setae (duri pada ruas tubuh), dan ciri lainnya.
Pengenalan jenis plankton ini dapat dilakukan dengan bantuan buku identifikasi.Pengenalan berbagai jenis
fitoplankton ataupun zooplankton merupakan hal yang penting dilakukan agar diketahui jenis plankton yang
ada di suatu perairan, keanekaragaman plankton, jenis-jenis yang mendominasi, serta kelimpahnnya.

b. Teknik Pengambilan Sampel Plankton


Pengambilan sampel plankton pada suatu perairan didasari atas pertimbangan tujuan studi. Frekuensi
pengambilan sampel, lokasi, waktu pengambilan (pagi-siang-sore), tipe sampel yang diambil, dan
bagaimana sampel diambil (plankton net statis atau dinamis) harus disesuaikan dengan tujuan studi. berikut
dua metode pengambilan sampel plankton:
a. Metode statis
Pengambilan sampel menggunakan metode statis yaitu plankton net yang digunakan dalam keadaan diam.
b. Metode dinamis
Plankton net yang digunakan dapat bergerak artinya plankton net dapat ditarik secara horizontal dengan
menggunakan kapal maupun vertikal.
Hal yang perlu menjadi perhatian saat melakukan pengambilan sampel plankton (terutama jika
tujuannya menghitung kelimpahan) adalah volume air yang disaring ke dalam plankton net harus diketahui.
Volume air yang disaring akan diketahui dengan perkalian luas bukaan plankton net dan jarak
penarikan plankton net. Jarak penarikan juga dapat diketahui dengan mengalikan kecepatan rata-rata kapal
dengan waktu tempuh kapal. Khusus untuk pengambilan sampel fitoplankton, maka harus diperhatikan
kecerahan perairan. Sehingga perlu dilakukan pengukuran kecerahan terlebih dahulu sebelum pengambilan
sampel. Pengambilan sampel fitoplankton dapat dilakukan pada rentang kedalaman sesuai dengan
kecerahan perairan yang terukur. Untuk zooplankton, karena kecerahan bukan menjadi faktor penentu
keberadaannya di dalam perairan, maka samplingnya bisa dilakukan pada kedalaman yang lebih bervariasi.
Setelah dilakukan pengambilan sampel, maka yang perlu diperhatikan adalah penanganan sampel. Sampel
sebaiknya diawetkan agar kondisi sampel tidak mengalami perubahan. Misalnya penambahan fitoplankton
akibat fotosintesis, ataupun pengurangan fitoplankton akibat pemangsaan oleh zooplankton. Setelah sampai
di laboratorium, sampel dianalisis menggunkan mikroskop untuk mengetahui jenis plankton yang
ditemukan serta menghitung kelimpahan plankton di perairan tempat dilakukan studi.

c. Kelimpahan Plankton (pencacahan)


Pencacahan plankton merupakan suatu proses tahapan yang dilakukan untuk menghitung
kelimpahan dari setiap jenis plankton yang ada dalam suatu perairan. Pencacahan jenis dilakukan pada
sampel air yang sebelumnya sudah diambil dari perairan, baik melalui penyaringan maupun tanpa
penyaringan dengan plankton net..
kompenen yang harus diketahui untuk menentukan kelimpahan plankton dalam suatu perairan yaitu:
volume air yang disaring, volume air yang tersaring, volume air di bawah cover glass, serta luasan cover
glass dan bidang yang diamati. Luasan bidang yang diamati sangat ditentukan oleh alat serta metode yang
digunakan dalam pencacahan plankton. Peralatan dalam pencacahan plankton terdiri atas:

1. Glass object dan cover glass


merupakan peralatan standar yang umumnya digunakan dalam pengamatan mikroorganisme, termasuk
plankton.
2. Sedgewick Rafter Counting Chamber (SRC)
merupakan alat yang dilengkapi dengan semacam wadah kecil, bervolume 1 mL, yang dilengkapi dengan
kotak-kotak berukuran 1x1 mm (total 1000 kotak). SCR merupakan alat yang paling umum digunakan
dalam pencacaham plankton yang berasal dari alam.
3. Haemocytometer
Alat ini umumnya digunakan untuk melakukan pencacahan plankton yang homogen (plankton yang berasal
dari hasil kultur).

Pencacahan plankton dapat dilakukan melalui tiga metode yaitu:


a. Metode sensus
dikenal dengan metode sapuan. Melalui metode ini, semua wilayah yang berada di bawah gelas penutup
harus diamati. Sehingga luas pengamatan akan sama dengan luas gelas penutup. Metode ini membutuhkan
waktu yang lama, akan tetapi nilai keterwakilannya paling tinggi dibandingkan metode lain.
b. Metode lapang pandang
dilakukan dengan mengamati plankton pada titik tertentu yang sudah dipilih. Umumnya titik yang dipilih
dianggap dapat mewakili air yang berada di bawah gelas penutup. Luasan lapang pandang setara dengan
luas 1 lapang pandang dikali dengan jumlah lapang pandang.
c. Metode strip dilakukan dengan mengamati 1 baris lapang pandang (baik secara vertikal ataupun horisontal).
Jumlah strip yang diamati tergantung pada keinginan pengamat.
Setelah menentukan metode yang digunakan dalam pencacahan plankton, maka kegiatan selanjutnya
adalah melakukan identifikasi dan pengamatan plankton menggunakan mikroskop. Jika sampel terlalu
padat, sampel bisa diencerkan menggunakan akuades. Jumlah pengenceran dicatat dan akan dijadikan
pengali untuk faktor pengencer pada saat penghitungan kelimpahan. Pada setiap lapang pandang, dicatat
jenis plankton yang dijumpai serta jumlahnya. Buku identifikasi diperlukan dalam upaya mengenali jenis
plankton tertentu. Setelah seluruh lapang pandang diamati, maka dapat kelimpahan plankton dapat dihitung.

N=n

Keterangan
N : Kelimpahan
n : Jumlah spesies
Vt : Volume tersaring
Vcg : Volume cover glass

Vd : Volume disaring
Acg : Luas cover glass
Aa : Luas bidang yang diamatib

Anda mungkin juga menyukai