BAB I
PENDAHULUAN
didefinisikan sebagai tiap organisme yang hanyut baik hewan, tumbuhan, archaea, atau
bakteri yang menempati zona pelagik Samudera laut, atau air tawar. Ilmu ini diperkenalkan
untuk pertama kali oleh Victor Nensen pada tahun 1887 dengan tujuan untuk membedakan
Plankton ditentukan oleh Nice ekologi mereka daripada taksonomi filogenetik atau
klasifikasi. Mereka menyediakan sumber makanan penting yang lebih besar. Plankton
merupakan salah satu anggota makhluk hidup terpenting di dunia. Hal ini dikarenakan
plankton banyak berperan dalam kehidupan makhluk hidup. Beberapa makhluk hidup
bergantung pada keberadaan plankton. Hal ini dikarenakan plankton merupakan makanan
mereka. Fitoplankton yang dapat memproduksi bahan organik melalui proses fotosintesa,
kehidupan di perairan dimulai dan terus menerus berlanjut ke tingkat kehidupan yang lebih
tinggi dari tingkatan zooplankton sampai ikan-ikan yang berukuran besar, dan tingkatan
terakhir sampailah pada ikan besar seperti Paus ataupun Manusia yang memanfaatkan ikan
Dalam ekologis, plankton memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang
Apabila pertumbuhan plankton menjadi tidak terkendali, maka hal ini akan menimbulkan
2
kerugian. Ahli ekologi laut Dr. Ir. Ngurah Nyoman Wiadyana dalam orasi pengukuhan ahli
peneliti utama bidang ekologi laut di LIPI Jakarta menyampaikan perihal tentang
Penyebaran plankton yang tidak merata dalam suatu perairan biasanya dipengaruhi
oleh faktor, baik kimia maupun fisika. Contoh faktor yang mempengaruhinya adalah
intensitas cahaya matahari, salinitas, suhu. Penyebaran ini dipengaruhi oleh faktor fisis
seperti aliran air, arus, ke dalam dan proses “uap beling” yang menyebabkan bervariasinya
Terdapat berbagai jenis Plankton yang masing-masingnya memiliki sifat dan ciri
yang khas. Kelimpahan dalam suatu perairan serta keanekaragamannya memberi andil
yang ada. Baik berdasarkan fungsi, ukuran, daur hidup, sebaran horizontal, maupun sebaran
vertikal
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dalam membantu pekerjaan kita
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Plankton
mengapung, mengambang, ataupun melayang di dalam air. Plankton mudah terbawa arus
Istilah plankton pertama kali diperkenalkan oleh Victor Hensen pada 1887. Kata
Plankton diambil dari bahasa Yunani, “planktos”, yang berarti menghanyut atau
mengembara. Plankton berbeda dengan nekton yang merupakan hewan yang mempunya
kemampuan untuk aktif berenang bebas, dan tidak bergantung pada arus, seperti ikan dan
cumi-cumi. Plankton juga berbeda degan bentos yang hidupnya melekat, memancap,
merayap, atau meliang di dasar laut seperti kerang, teripang, bintang laut, dan karang.
Plankton kemudian di golongkan lagi menurut fungsi, ukuran, daur hidup, sebaran
2.1.1Berdasarkan Fungsi
a. Fitoplankton
ukuran yang sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat menggunakan mata telanjang.
5
Umumnya fitoplankton berupa individu bersel tunggal, tetapi juga ada yang berbentuk
rantai.
Fitoplankton berukuran saga kecil dan dapat tumbuh dengan sangat lebat.
fitoplankton yang bersifat autotrofik. Hal ini memberikan kemampuan kepada fitoplankton
dalam memproduksi sendiri bahan organiknya. Selain itu, fitoplankton juga memilki
fitoplankton terdapat klorofil. Fitoplankton disebut juga sebagai primer produser atau
klorofil dalam air. Oleh karena itu, kadar klorofil dalam volume air tertentu merupakan
suatu ukuran bagi biomassa fitoplankton yang terdapat dalam perairan. Kadar klorofil inilah
yang kemudian dapat digunakan untuk menaksir produktivitas primer dari suatu perairan.
ikatan-ikatan anorganik sederhana, karbondioksida (CO2) dan air (H2O). Energi matahari
diabsorbsi oleh klorofil untuk membantu berlangsungnya reaksi kimia yang terjadi dalam
laut. Oleh karena itu, fitoplankton juga disebut sebagai plankton. Fitoplankton umumnya
berupa individu bersel tunggal, tetapi juga ada yang berbentuk rantai. Meskipun ukurannya
6
sangat kecil, namun fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat lebat dan padat sehingga
dapat menyebabkan perubahan warna pada air laut. Fitoplankton mempunyai fungsi
penting di laut, karena bersifat autotrofik, yakni dapat menghasilkan sendiri bahan
makanannya. Selain itu, fitoplankton juga mampu melakukan proses fotosintesis untuk
menghasilkan bahan organik karena mengandung klorofil. Bahan organik yang diproduksi
fitoplankton menjadi sumber energi untuk menjalankan segala fungsinya. Tetapi disamping
itu, energi yang terkandung dalam fitoplankton juga dialirkan melalui rantai makanan.
Seluruh hewan laut seperti udang, ikan, cumi-cumi sampai ikan paus yang berukuran
raksasa bergantung pada fitoplankton baik secara langsung maupun secara tidak langsung
2.1.2 Zooplankton
Zooplankton disebut juga sebagai plankton hewani. Plankton hewani adalah hewan
yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat
ukurannya lebih besar seperti ubur ubur yang ukurannya dapat melebihi satu meter.
sendiri bahan organik dan bahan anorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya
sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang menjadi makanannya. Dalam
hal ini Zooplankton merupakan konsumen pertama yang memanfaatkan produksi primer
yang dihasilkan oleh fitoplankton. Jadi, zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen
bahan organik.
7
Kelompok yang paling umum dijumpai antara lain : kopepod, eufausid, misi,
amfipod, kaetognat. Zooplankton dapat dijumpai mulai dari perairan pantai, perairan
estuaria di depan muara sampai ke perairan tengah samudra, dari perairan tropis hingga ke
perairan kutub. Zooplankton ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang hidup di
perairan dalam. Beberapa zooplankton dapat melakukan migrasi vertikal harian dari lapisan
dalam ke permukaan.
Hampir semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang hidup di
dasar laut (bentos) menjalani awal kehidupannya sebagai zooplankton yakni ketika masih
berupa telur dan larva. Baru dikemudian hari, menjelang dewasa, sifat hidupnya yang
2.1.3 Bakterioplankton
bakterioplankton adalah sebagai pengurai. Semua biota laut yang mati akan diuraikan oleh
bakteri sehingga akan menghasilkan hara seperti fosfat, nitrat, silikat, dan sebagainya. Hara
ini kemudian akan didaur-ulangkan dan dimanfaatkan lagi oleh fitoplankton dalam proses
fotosintesis.
2.1.4 Virioplankton
Virioplankton adalah virus yang hidup sebagai plankton. Virus ini ukurannya sangat
kecil yakni kurang dari 0,2 um dan menjadikan biota laut lainnya, terutama
bakterioplankton dan fitoplankton sebagai inangnya. Tanpa inangnya virus ini tak
Plankton plankton memiliki ukuran yang sangat beragam dari yang sangat kecil
a. Plankton Jaring
Plankton jaring atau yang sering disebut sebagai netplankton adalah plankton yang
dapat tertangkap dengan mata jaring berukuran 20 um atau dengan kata lain plankton yang
b. Nanoplankton
Nanoplankton adalah plankton yang tidak dapat ditangkap dengan jaring berukuran
c. Ultrananoplankton
Ultrananoplankton memiliki ukuran yang lebih kecil dari 2 um. Plankton ini tidak
dapat ditangkap menggunakan mata jaring biasa karena ukurannya yang sangat kecil
d. Megaplankton
ukuran Siantar 20-200cm. Beberapa ubur ubur termasuk dalam golongan ini. Ubur ubur
seperti Schyphomedusa termasuk dalam megaplankton. Ubur ubur ini memiliki ukuran
diameter payung sampai lebih dari satu meter, dan umbai umbai tentakelnya dapat
berukuran beberapa meter. Plankton raksasa yang berukuran terbesar di dunia adalah
9
Cyanea Arctica yang diameter payungnya dapat mencapai lebih dari dua meter dan tentakel
e. Makroplankton
makroplankton adalah eufausid, segrestid, pteropod. Beberapa larva ikan juga termasuk
f. Mesoplankton
termasuk dalam kelompok ini. Ada juga beberapa fitoplankton yang berukuran besar masuk
a. Holoplankton
sebagai plankton, mulai dari telur, larva, hingga dewasa. Umumnya zooplankton dan
fitoplankton termasuk dalam golongan ini. Contohnya adalah : kokepod, amfipod, alpa,
kaetognat.
b. Meroplankton
Plankton dari golongan ini menjalani kehidupnnya sebagai plankton hanya pada
tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yakni pada tahap sebagai telur dan larva saja.
Beranjak dewasa ia akan berubah menjadi nekton yang dapat aktif berenang secara bebas,
10
atau sebagai bentos yang hidup menetap atau melekat didasar laut. Oleh sebab itu
Pada umumnya ikan menjalani hidupnya sebagai plankton ketika masih dalam tahap
telur dan larva , kemudian menjadi nekton setelah dapat berenang bebas. Kerang dan
karang adalah contoh hewan yang pada awal hidupnya sebagai plankton pada tahap telur
hingga larva, yang selanjutnya akan menjalani hidupnya sebagai bentos yang hidup
Meroplankton ini sangat banyak ragamnya dan umumnya mempunyai bentuk yang
sangat berbeda dari bentuk dewasanya. Larva crustacea seperti udang dan kepiting
mempunyai perkembangan larva yang bertingkat – tingkat dengan bentuk yang sedikitpun
tidak menunjukkan persamaan dengan bentuk yang dewasa. Pengetahuan meroplankton ini
menjadi sangat penting dalam kaitannya dengan upaya budi daya udang, crustacea,
Plankton terdapat dilingkungan air tawar hingga tengah samudra. Dari perairan
tropis hingga ke perairan kutub. Boleh dikatakan tak ada permukaan laut yang tidak dihuni
a. Plankton Neritik
Plankton neuritik hidup di perairan pantai dengan salinitas (kadar garam) yang
relatif rendah. Terkadang masuk hingga ke perairan payau di depan muara dengan salinitas
sekitar 510 psu (practical salinity unit). Akibat pengaruh lingkungan yang terus menerus
berubah disebabkan arus dan pasang surut, komposisi plankton neuritik ini sangat
11
kompleks, bisa merupakan campuran plankton laut dan plankton asal perairan tawar.
Beberapa diantaranya telah beradaptasi dengan lingkungan estuaria (muara) yang payau,
b. Plankton Oseanik
Plankton oseanik hidup di perairan lepas pantai hingga ke tengah samudra. Karena
itu plankton oseanik ditemukan pada perairan yang salinitasnya tinggi. Karena luas wilayah
perairan oseanik ini sangat tinggi, maka banyak jenis plankton tergolong dalam kelompok
ini.
Ditinjau dari tempat hidupnya, plankton hidup di laut mulai dari lapisan tipis di
permukaan sampai pada kedalaman sangat dalam. Dilihat dari sebaran vertikalnya,
a. Epiplankton
sekitar 100 meter. Lapisan laut teratas ini kira kira sedalam sinar matahari dapat
menembus. Namun, dari kelompok epiplankton ini ada juga yang hanya hidup di lapisan
yang sangat tipis di permukaan yang langsung berbatasan dengan udara. Plankton semacam
dapat mengikat nitrogen langsung dari udara. Neuston yang hidup pada kedalaman sekitar 0
12
– 10 cm disebut juga sebagai Hiponeuston. Lapisan tipis ini mempunyai arti yang sangat
Dari kelompok neuston ini juga terdapat yang mengambang di permukaan dengan
sebagian tubuhnya dalam air dan sebagian lain tersembul ke udara. Plankton seperti ini
b. Mesoplankton
sekitar 100- 400 m. Pada lapisan ini intensitas cahaya sangat redup sampai gelap. Oleh
sebab itu, di lapisan ini fitoplankton yang membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan
fotosintesis umumnya sudah tidak dapat bertahan dan tidak ada lagi. Lapisan ini dan lebih
dalam didominasi oleh zooplankton. Beberapa kopepod seperti Eucheuta Marina tersebar
secara vertikal sampai ke lapisan ini atau lebih dalam. Dari kelompok eufausid juga banyak
Nematoscelis. Tetapi eufausid ini juga dapat melakukan migrasi vertikal sampai ke lapisan
di atasnya.
c. Hipoplankton
lebih dari 400m. Plankton yang tergolong pada hipoplankton adalah batiplankton
(bathyplankton) yang hidup pada kedalaman lebih dari 600 meter, dan abisoplankton
(abyssoplankton) yang hidup di lapisan paling dalam sekitar 3000 – 4000 meter
Thysanopoda adalah jenis tipikal balut dalam yang menghuni perairan pada pedalaman
13
lebih dari 1500 meter. Kelompok kaetognat Eukrohnia hamata dan Eukhronia
bathypelagica termasuk yang hidup pada kedalaman lebih dari 1000 meter.
1. Cahaya
Cahaya memberi pengaruh besar bagi hewan hewan laut khususnya plankton.
Cahaya menjadi sumber energi untuk proses fotosintesis tumbuh-tumbuhan dan fotosintesis
pada fitoplankton. Cahaya juga merupakan faktor lenting dalam hubungannya dengan
perpindahan populasi hewan laut. Pada pertumbuhan fitoplankton, cahaya juga memberikan
pengaruh penting. Semakin rendah intensitas cahaya yang diterima, maka laju pertumbuhan
2. Suhu
Suhu air dapat mempengaruhi sifat fisika kimia perairan maupun biologi, antara lain
kenaikan suhu dapat menurunkan kandungan oksigen serta menaikkan daya toksit yang ada
dalam suatu perairan. Suhu air mempengaruhi kandungan oksigen terlarut dalam air,
semakin tinggi suhu maka semakin kurang kandungan oksigen terlarut. Perkembangan
3. Kekeruhan/Kecerahan
yang keruh membuat cahaya tidak dapat menembus perairan dengan baik. Kondisi cahaya
14
yang kurang optimal dapat menyebabkan fitoplankton tidak dapat melakukan proses
fotosintesis.
4. Pergerakan air
meningkatkan terjadinya difusi oksigen ke dalam perairan. Arus juga membantu penyebab
plankton dari satu tempat ke tempat lainnya dan membantu menyuplai bahan makanan yang
dibutuhkan plankton.
Derajat keasaman (pH) memberi pengaruh sangat besar terhadap tumbuhan maupun
hewan hewan air sehingga sering digunakan sebagai petunjuk untuk menyatakan baik atau
tidaknya kondisi air sebagai media hidup. Kondisi air yang berada pada tingkat keasaman
tinggi maupun tingkat basa yang tinggi dapat menyebabkan proses fisiologis pada plankton
terganggu.
2. Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut diperlukan oleh tumbuhan air, plankton dan fauna air untuk
bernapas serta diperlukan oleh bakteri untuk dekomposisi. Dengan adanya proses
dekomposisi yang dilakukan oleh bakteri menyebabkan keadaan unsur hara tetap tersedia di
perairan. Hal ini sangat menunjang pertumbuhan air, plankton dan perifiton.
3. Salinitas
15
akustik. Pada distribusi akustik dinyatakan bahwa pada daerah pesisir pantai merupakan
perairan dinamis yang menyebabkan variasi salinitas tidak begitu besar. Organisme yang
hidup cenderung mempunyai toleransi terhadap perubahan salinitas sampai dengan 15‰.
4. Nutrisi
Nutrisi sangat berperan penting untuk pertumbuhan plankton, nutrisi yang paling
penting dalam hal ini adalah nitrat (NO 3) dan phosphat (PO4). Phytoplankton
mengkonsumsi nitrogen dalam banyak bentuk, seperti nitrogen dari nitrat, amonia, urea,
asam amino. Tetapi phytoplankton lebih cenderung mengkonsumsi nitrat dari amonia.
Nitrat lebih banyak didapati di dasar yang banyak mengandung unsur organik ketimbang
dari laut, nitrat juga dapat diperoleh melalui siklus nitrogen. Nitrogen dari nitrat adalah
salah satu unsur penting untuk pertumbuhan blue green alga dan phytoplankton lainnya.
2.2.1 Coelenterata
coelenterata adalah hewan yang berongga. Rongga tersebut digunakan sebagai alat
cnidaria. Kata Cnidaria berasal dari bahasa Yunani, cnido yang berarti penyengat karena
sesuai dengan cirinya yang memiliki sel penyengat. Sel penyengat tersebut terletak pada
tentakel yang terdapat disekitar mulutnya. Coelenterata memiliki struktur yang lebih
kompleks daripada porifera. Namun, ia tetap digolongkan ke dalam makhluk hidup tingkat
rendah.
16
lainnya. Hewan tersebut mempunyai dua fase bentuk tubuh yaitu fase polip dan fase
medusa. Polip adalah fase saat hewan melekat pada suatu substrat (tidak dapat berpindah)
Coelenterata terdiri dari kelas Hydrozoa, Scypozoa dan Anthozoa. Namun hanya
pada kelas Hydrozoa, dimana Hydra juga termasuk dan terdiri dari specimen-specimen
Ciri-ciri Coelenterata
Ciri khas cnidaria adalah knidosit, yang merupakan sel terspesialisasi yang dipakai
terutama untuk menangkap mangsa dan membela diri. Tubuh terdiri atas lapisan epidermis
(ektoderm), gastrodermis (endoderm) dan mesoglea yang terletak di antara dua lapisan
1. Multiseluler.
6. Di atas tubuh terdapat mulut dan tentakel untuk menangkap mangsa dan bergerak.
8. Tidak memiliki kepala, anus, alat peredaran darah, alat ekskresi, dan alat respirasi.
11. Sistem pernapasan dengan cara difusi (seluruh permukaan tubuh), kecuali Anthozoa
dan Sifonoglia.
13. Mengalami metagenesis (pergiliran keturunan), vegetatif pada fase polip dan
14. Jenis kelamin ada yang monoecious maupun dioecious, larva disebut sebagai
planula (meroplankton).
15. Sistem gerak dilakukan oleh sel-sel epiteliomuskuler yang terdapat pada lapisan
Klasifikasi Coelenterata
Meroplankton dari Coelenterata atau cnidaria umunya terjadi pada fase larva yang
disebut planula. Filum ini terdiri atas 3 kelas yaitu Hydrozoa, Scypozoa dan Anthozoa.
Namun hanya pada kelas Hydrozoa, dimana Hydra juga termasuk dan terdiri dari
specimen-specimen berupa ubur-ubur kecil dan hidup sebagai plankton (Sachlan, 1982).
a. Ordo AnthoathecataAda sekitar 1.200 spesies di seluruh dunia. Ordo ini selalu
memiliki bentuk polip dan hidup dengan soliter. Memiliki tentakel namun kurang statocysts
tetapi memiliki kanal radial. Gonad mereka berada di manubrium. Contohnya adalah
Bouganvillia multitentaculata.
b. Ordo Leptothecata
Thecatae (Fleming, 1828). Polip hidup secara berkoloni. Bentuk medusa menimbulkan
bioluminescense. Gonad yang terletak di kanal radial dan memiliki banyak statokist.
Obelia hidup di laut dan berkoloni. Di dalam siklus hidupnya dijumpai stadium
polip dan medusa, tetapi bentuk polip lebih dominan. Polip mampu membentuk tunas
(reproduksi aseksual) dan tunas-tunas tersebut tetap melekat pada induknya sehingga
membentuk koloni. Polip-polip yang membentuk koloni ini ada yang bertentakel dan ada
yang tidak. Polip tidak bertentakel berfungsi untuk makan, sedangkan yang bertentakel
pertunasan. Medusa tersebut kemudian lepas dan hidup bebas secara planktonik. Pada
medusa dikenal dengan fase seksual. Gamet-gamet tersebut akhirnya melakukan fertilisasi
dan membentuk zigot yang kemudian berkembang menjadi larva bersilia (planula) dan
planula tersebut menempel di dasar laut dan tumbuh menjadi Obelia (polip).
19
c. Ordo Siphonoporae
Sebagian besar spesies dari ordo ini hidup secara berkoloni. Tubuhnya tipis dan
Panjang tubuh 40-50 m (130-160 ft). Seperti hidrozoa lainnya, siphonophore tertentu dapat
memancarkan cahaya. Sebuah siphonophore dari genus Erenna telah ditemukan pada
kedalaman sekitar 1.600 m (5.200 kaki) di lepas pantai Monterey, California. Sebagian
spesies dari ordo ini memiliki tentakel yang panjang dan terdapat sel penyengat pada
d. Ordo Actinulida
Belum ada penjelasan spesipik mengenai ordo ini. Namun berdasar kepada Journal
of the Marine Biological Association of the United Kingdom yang dipublikasikan pada 11
Mei 2009, ordo actinulida hidup bebas (berenang) dan soliter. Contohnya adalah Otohydra
e. Limnomedusa
Spesies dari ordo ini memiliki bel transparan dilapisi dengan hingga 90 tentakel dan
gonad berwarna oranye, merah, atau ungu. Gonad yang disusun tergantung diempat kanal
radial sehingga bila dilihat dari atas, gonad dilapisi tegak lurus. Manubrium, berwarna
cokelat, menggantung di tengah. Spesies dari ordo ini hanya sekitar berdiameter sekitar 2,5
cm (0,98 inci). Mereka sering ditemukan menempel rumput laut. Memiliki bentuk polip
f. Narcomedusae
20
Bentuk tubuh dari ordo ini seperti payung dengan massa pusat kaku dan tipis
bergigi tepi, tentakel padat dan berat. Anggota ordo ini biasanya tidak memiliki tahap polip.
Medusa memiliki lonceng berbentuk kubah dengan sisi tipis. Tidak ada lampu di tentakel
dan tidak ada kanal radial. Sebagian besar narcomedusae penghuni laut terbuka dan
perairan dalam. Mereka dapat ditemukan di Mediterania dalam jumlah besar. Contohnya
Aegina citrea.
Reproduksi
1. Ada dua jenis polip. Yaitu polip dengan tentakel yang berfungsi untuk hal nutrisi
(makanan) dan polip tanpa tentakel yang berfungsi sebagai reproduksi aseksual.
tunas medusa.
3. Tunas medusa kemudian lepas dari polip dan tumbuh menjadi medusa dewasa.
4. Medusa dewasa betina menghasilkan sel telur (ovum) dan medusa dewasa jantan
5. Ovum dan sperma yang dilepaskan di air bertemu dan terjadilah fertilisasi (seksual)
7. Zigot berkembang menjadi Larva Planula. Pada fase inilah Coelenterata berada
2.2.2 Nematoda
21
Nematoda berasal dari bahasa Yunani yang terbentuk dari gabungan kata nema
yang mempunyai arti thread = benang dan kata old yang berarti like = seperti atau
menyerupai. Nama nematoda merujuk pada kata nematoid yang kemudian mengalami
tubuhnya memanjang seperti cacing giling, cacing seperti benang, cacing seperti belut, dan
tubuhnya tidak bersegmen. Nematoda seringkali disebut juga dengan istilah thread worm,
kehidupannya sebagai plankton hanya pada tahap awal dari daur hidupnya, yakni pada
tahap sebagai telur dan larva saja. Nematoda adalah hewan sederhana. Tubuh yang
menyerupai tabung dalam tabung dengan kepala, mulut, ekor, dan anus. Tabung luar terdiri
dari kutikula, hipodermis, dan otot, dan tabung dalam berisi faring dan usus.
antara ektoderm dan endoderm. Nematoda juga simetris bilateral: bagian memanjang akan
membagi mereka menjadi kanan dan kiri sisi yang simetris. Filum Nematoda mencakup
lebih dari 28.000 spesies dengan perkiraan 16.000 menjadi parasit di alam.
Ciri-ciri
Secara umum nematoda adalah suatu organisme dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bentuk tubuhnya silindris memanjang, kecuali pada jenis betina genera tertentu
bentuk tubuhnya menggelembung seperti kantung, buah jeruk, atau buah peer.
blastula.
makanannya.
7. Mempunyai semua organ fisiologi, kecuali organ respirasi dan organ sirkulasi.
8. Umumnya dioecious. Artinya memiliki jenis kelamin yang terpisah yaitu, jantan dan
betina berbeda. Biasanya jantan lebih panjang dari betina. Fertilisasi terjadi internal dalam
tubuh betina.
9. Nematoda biasanya hidup dalam ekosistem laut (50% dari keseluruhan populasi
nematoda) serta di ekosistem air tawar dan (25% dari keseluruhan populasi nematoda).
Klasifikasi Nematoda
a. Chromadorea
Anggota kelas ini biasanya memiliki annules, amphids yang rumit dan spiral, dan
memiliki tiga kelenjar esofagus. Mereka biasanya hidup di sedimen laut, meskipun mereka
bisa hidup di tempat lain. Mereka memiliki pharynxs lebih baik daripada kebanyakan
b. Enoplea
23
garis-garis halus. Sistem ekskretoris enoplean sederhana, kadang-kadang terdiri dari sel
c. Secernentea
Memiliki banyak papila ekor dan sistem ekskretoris memiliki kanal lateral. Seperti
semua nematoda, mereka tidak memiliki sistem peredaran darah atau pernapasan..
Reproduksi
demikian, bergantung pada spesies nematoda dan spesies ikan yang diinfeksinya stadium
dewasa maupun stadium lainnya dari cacing nematoda dapat ditemukan hampir di seluruh
bagian dari tubuh ikan termasuk pada organ dalam, gelembung renang, kulit, otot, maupun
Nematoda dapat hidup pada tubuh induk secara langsung atau dengan inang antara.
Siklus hidup terdiri dari telur, empat stadium larva dan satu stadium dewasa yang
berkembang di inang definitif dan membutuhkan inang antara sebagai perantara. Berikut
1. Berawal dari manusia maupun hewan yang memakan siput ataupun spesies lain
2. Nematoda akan bertelur dan telur menetas kemudian berkembang menjadi larva
yang hidup bebas di perairan. Pada fase inilah Nematoda berada pada stadia plankton.
24
3. Larva yang berenang bebas dimakan oleh inang antara invertebrata seperti
4. Inang antara invertebrata kemudian termakan oleh inang antara sekunder. Kemudian
5. Stadium larva yang infektif dapat ditemukan banyak dalam satu inang antara
6. Dan seterusnya sampai inang antara dimakan oleh manusia atau hewan lain,
Ikan dan cumi-cumi dapat bertindak sebagai inang antara pertama atau inang antara
sekunder (Noga, 1996). Nematoda dapat memanfaatkan ikan sebagai inang definitif untuk
mencapai dewasa dan sebagian lagi memanfaatkan ikan sebagai inang antara. Menurut
(Grabda, 1991) famili Anisakidae memiliki inang definitif pada burung atau mamalia laut.
25
2.2.3 Chaetognata
Cheatognatha terdiri dari dua kata yaitu chaeton berarti sikat dan gnatos berarti
rahang atau mulut (dari bahasa Yunani). Hal ini disebabkan sekitar mulut chaetognatha
terdapat duri-duri semacam sikat sebagai alat untuk menangkap mangsa. Chaetognatha
dikenal dengan sebutan arrowworms atau cacing panah karena bentuknya yang anak panah,
atau disebut juga cacing kaca karena putih transparan. Kebanyakan hidup sebagai plankton
laut tropis, banyak diantaranya terbatas di daerah pantai. Beberapa jenis seperti
hari dan tenggelam ke bawah pada siang hari, mungkin untuk menghindari predator.
Gerakan-gerakan vertikal yang difasilitasi oleh amonia yang dipenuhi sel vacuolated di
bagasi yang mengatur daya tampung (Brusca dan Brusca 2003; Margulis dan Chepman
Ciri-ciri Chaetognata
Secara umum Chaetognata adalah suatu organisme dengan ciri-ciri sebagai berikut:
4. Sistem saraf cukup sederhana, terdiri dari ganglionated cincin saraf yang
mengelilingi faring.
26
efisien dan memungkinkan untuk gerakan lebih cepat. Chaetognatha berenang dengan
menekuk kepala kembali ke ekor dalam gerakan menjentikkan yang menyebabkan cacing
ramping meluncur ke depan. Sirip juga penting dalam gerak organisme. Sirip belakang
digunakan untuk mengatasi tenggelam dan memfasilitasi stabililitas dari gerakan berenang.
6. Chaetognatha tidak memiliki sistem peredaran darah atau organ pertukaran gas.
Klasifikasi
Hanya ada satu kelas pada filum Chaetognatha, yaitu Sagittoidea. Kelas ini
memiliki tubuh yang transaparan dan berbentuk seperti anak panah. Contohnya adalah
1. Tubuh mata semi-flacid & tembus, tanpa pigmentasi & dekat bersama-sama.
2. Sepasang sirip sangat memanjang mencakup batang dan ekor, dengan sinar lengkap
4. Setiap sisi kepala dengan 8-10 kait (bergerigi di remaja), tidak ada anterior dan
di wilayah ekor.
6. Vesikel Semininal kerucut, dipisahkan dari kedua posterior dan sirip ekor.
Pada stadia plankton, Sagita spp merupakan zooplankton di laut, dan merupakan
Reproduksi
Semua spesies bersifat hermaprodit, membawa kedua telur dan sperma. Setiap
hewan memiliki sepasang testis dalam ekor dan sepasang ovarium di daerah posterior
rongga tubuh utama. Sperma dilepaskan dari testis dewasa di dalam rongga ekor, dan
kemudian berenang melalui saluran pendek vesikula seminalis di mana mereka dikemas ke
dalam spermatophore.
Saat kawin, setiap individu menempatkan sebuah spermatophore ke leher pasangan setelah
pecahnya vesikula seminalis. Sperma cepat keluar dari spermatophore dan berenang
sepanjang garis tengah sampai mereka mencapai sepasang pori-pori di depan ekor. Pori-
pori terhubung ke saluran telur, dimana telur terlepas dari ovarium, dan disini pembuahan
terjadi. Pada stadia perkembangan dari embrio ke dewasa, Chaetognatha berada pada stadia
plankton, mereka memakan fitoplankton, sebelum Chaetognatha menjadi dewasa dan siap
2.2.4 Annelida
Annelida berasal dari kata annulus yang berarti cincin-cincin kecil, gelang-gelang
atau ruas-ruas, dan oidus yang berarti bentuk. Oleh sebab itu, Annelida juga dikenal sebagai
28
cacing gelang. Tubuh cacing tanah memiliki selom bersepta (bersekat), tetapi saluran
Annelida cukup banyak terdapat sebagai meroplankton di laut. Di perairan air tawar
jenis Annelida ini hanya terdapat lintah (ordo Hirudinae) dan dapat menjadi parasit pada
ikan-ikan yang dipelihara di kolam. Banyak meroplankton dari Annelida ini terdapat di
pantai-pantai yang subur, seperti halnya meroplankton dari Crustacea. Larva- larva
Annelida bernama trochophore larva, jika baru keluar dari telur, berbentuk bulat atau oval,
besilia dan mempunyai tractus digesvitus agar di lautan bebas dapat memakan
Trochophore adalah jenis larva laut planktonik yang berenang bebas dengan
beberapa lingkaran silia. Dengan pergerakan silia yang cepat, pusaran arus air terbentuk.
Dengan cara ini mereka dapat mengendalikan arah gerakan mereka. Selain itu, dengan cara
ini mereka juga dapat membawa makanan lebih dekat, dengan mempermudah penjaringan
makanan. Pada umumnya, larva ini bersifat planktotrophic, yaitu pemakan plankton.
Ciri-ciri Annelida
Secara umum annelida adalah suatu organisme dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bentuk tubuh simetri bilateral, dengan tubuh beruas-ruas tubuhnya dan satu sama
4. Rongga tubuh adalah selom sejati, sering dibagi oleh septa internal.
29
5. Badan memiliki 3 bagian yang terpisah, sebuah prosomium, batang dan pygidium.
6. Memiliki system saraf dengan cincin saraf anterior, ganglia dan akord saraf ventral.
10. Mempunyai sistem pencernaan sempurna yang terdiri atas mulut, faring, esofagus,
14. Hidup di berbagai tempat, baik di air tawar, air laut, atau daratan.
Klasifikasi
Plankton dari filum Annelida berasal dari satu kelas, yaitu polychaeta. Kelas ini
Kepala menonjol
Hidup laut
Kepala biasanya mencakup 2-4 sepasang mata, meskipun beberapa spesies buta.
Kepala juga memuat sepasang antena, dan sepasang lubang dilapisi dengan silia,
Permukaan luar dinding tubuh terdiri dari epitel kolumnar sederhana ditutupi oleh
kutikula tipis.
30
Secara umum mereka memiliki sepasang rahang dan faring yang memungkinkan
cacing untuk mengambil makanan dan menariknya ke dalam mulut mereka. Pada beberapa
Sistem saraf terdiri dari tali saraf ventral tunggal atau ganda berjalan panjang tubuh,
1. Tomopteridae
Betina 50-100 mm. Jantan sampai 60 mm. Sekitar 60 spesies. Transparan, sepasang
palps meruncing. Prostomium dengan satu pasang mata. Pada segmen pertama terdapat
2. Magelonidae
Larva dapat mencapai 4 mm. Tubuh panjang dan ramping. Bagian perut yang
menonjol rata prostomium spatulate. Dua palps ventro lateral panjang. Chaetae larva
3. Spionidae
Dikenal sebagai 'cacing palp'. Dua palps beralur menonjol untuk mencari mangsa.
Palps umumnya berlekuk, bersilia dan dimiliki struktur sensorik. Organ nuchal membentuk
proyeksi posterior.
4. Trochophora
31
(perbatasan posterior mulut wilayah). Wilayah bersilia antara dua pita disebut alur
makanan.
2.4.3 Reproduksi
dilakukan dengan cara pembelahan, yakni membagi menjadi dua atau lebih potongan, atau
dengan tunas dari individu baru sementara induknya tetap menjadi organisme lengkap.
Reproduksi seksual dilakukan fertilisasi antara sepasang jantan dan betina yang
Nectochaeta larva. Ukurannya mikroskopis. Pada fase inilah Annelida berada pada
stadia plankton, mereka memakan nanoplankton dan detritus yang halus sebelum
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Melalui penjelasan diatas, kita dapat mengetahui banyak hal dalam planktonologi.
Plankton plankton yang ada hidupnya saling berdampingan dan saling membutuhkan satu
sama lain. Terdapat plankton yang dapat memproduksi makanan sendiri, dan terdapat
plankton yang tidak mampu memproduksi makanan sendiri. Fitoplankton sebagai plankton
yang dapat memproduksi bahan makanannya akan memenuhi kebutuhan makanan yang
Melalui penjelasan diatas kita juga dapat mengetahui faktor faktor yang
mempengaruhi perkembangan plankton. Faktor fisika seperti cahaya, arus, suhu, maupun
kekeruhan air sangat memberikan pengaruh bagi perkembangan plankton. Faktor kimia
seperti pH, kadar oksigen, salinitas, nutrisi juga sangat berpengaruh dalam perkembangan
plankton.
namun terdapat juga plankton yang membutuhkan perantara inang dalam kegiatan
Daftar Pustaka
https://www.eduonlineprogram.com/2012/09/pengertian-plankton-planktonologi.html (diakses