Anda di halaman 1dari 40

TEKNIK KULTUR ZOOPLANKTON

Syarat pemilihan pakan


Pemilihan zooplankton sebagai pakan hidup :
- ukuran sesuai dengan bukaan mulut larva
- mudah ditangkap
- mudah dikultur/dibudidayakan secara massal
- Disukai oleh larva
- Mudah dicerna dan diserap dalam system pencernaan
larva
- Mempunyai kandungan nutrisi tinggi (untuk stimulasi
pertumbuhan larva)
PENTINGNYA PEMAHAMAN TENTANG
BIOLOGI ZOOPLANKTON

• Daur hidup : untuk menentukan periode pada saat panen

• Morfologi : untuk menyesuaikan ukuran dan bentuk pakan


yang diproduksi

• Habitat lingkungan ; agar produksi pakan yang maksimal


tercapai

• Kecepatan & tingkat pertumbuhan : kualitas produksi

• Kebiasaan, cara makan, dan kandungan pakan yang


dibutuhkan : untuk menentukan pakan yang cocok dan
tehnik pemberian

• Perkembangbiakan organisme : untuk produksi yang


kontinyu

• Nilai Gizi : untuk penentuan jenis pakan hidup yang sesuai

• Sifat fisika-kimia : untuk pertumbuhan yang optimal


KENDALA
Skala Lab, semi massal, dan massal :
Kontaminasi dengan bakteri, protozoa,
organisme yang lain
Sumber kontaminasi :
media kultur, air laut, udara (aerasi),
wadah/alat kultur yang tidak steril, bibit
Skala semi massal dan massal:
kontaminasi, kemurnian tidak terjaga
Sumber kontaminasi ;
tehnis (kondisi lingkungan, penggunaan air
laut yang tidak steril)
non tehnis (tidak steril alat yang digunakan,
pekerja)
KENDALA
Skala Lab, semi massal dan massal :
Tehnis ; kualitas air, pakan yang tidak
sesuai dan tepat jumlah, sterilisasi
media yang belum netral, Kontaminasi
dengan protozoa, dan organisme yang
lain
Non Tehnis ; tidak steril alat yang
digunakan, (disiplin pekerja)
Sumber kontaminasi :
media kultur, air laut, udara (aerasi),
wadah/alat kultur yang tidak steril,
stater (bibit)
Sumber kegagalan dalam kultur
zooplankton :

• Kualitas bibit zooplankton


• Faktor lingkungan (kualitas air)
• Pakan (jenis, jumlah)
• Kontaminasi
(kompetitor/predator)
MORFOLOGI Brachionus plicatilis
JENIS-JENIS ROTIFER
Tigriopus Oithona Acartia
SIKLUS HIDUP
COPEPODA
DIAPHANOSOMA

Induk Anakan
Sterilisasi alat dan media

• Sterilisasi alat :
- pencucian dengan detergen, bilas sampai bersih,
semprot alkohol 70 %, keringkan
- HCL konsentrasi rendah (10 ppm)
- Oven pada suhu 140-160oC selama 30-40 menit
- Perebusan sampai mendidih

• Sterilisasi media : air laut difilter dengan


saringan pasir dan sebelum masuk bak tandon
disaring dengan filter bag, baru dilakukan ;
- perebusan sampai mendidih
- autoclave pada suhu 115oC selama 30 menit
- UV melalui cartridge filter 10, 5, dan 1 mikron
- Ozonisasi
- Bahan kimia : Sodium hypochlorit 60 % = 30 ppm
Tehnik Kultur Rotifera (Brachionus plicatilis)
Skala Laboratorium
• Wadah dan media kultur steril
• Volume kultur 100 ml – 3 liter
• Bibit : 20 – 30 individu/ml
• Pakan : fitoplankton (alga hijau)
• Panen : 4-5 hari (100 individu/ml)
• Faktor fisika-kimia optimal :
- suhu ; 25 – 30 oC
- salinitas ; 10 – 30 ppt
- pH ; 7,5 – 8,5
- DO ; 4 – 6 ppm
- cahaya ; 5000 lux
TEHNIK KULTUR KOPEPODA
Skala laboratorium
• Wadah dan media kultur steril
• Volume kultur 100 – 3 liter
• Bibit : 100 individu/liter
• Pakan : fitoplankton (alga coklat)
• Panen : 10-14 hari (3000-5000ind/lt)
• Faktor fisika – kimia :
- Suhu ; 25 – 30 oC
- Salinitas ; 20 – 30 ppt
- pH ; 7,5 – 8,5
- DO ; 4 – 6
TEHNIK KULTUR Diaphanosoma
Skala laboratorium
• Wadah dan media kultur steril
• Volume kultur 100 – 3 liter
• Bibit : 100 individu/liter
• Pakan : fitoplankton (alga hijau)
• Panen : 5 - 7 hari (2000 ind/lt)
• Faktor fisika – kimia :
- Suhu ; 25 – 30 oC
- Salinitas ; 20 – 30 ppt
- pH ; 7,5 – 8,5
- DO ; 4 – 6
KULTUR ZOOPLAKTON SKALA SEMI MASSAL

- Siapkan wadah dan air steril


- Volume kultur 100 lt – 1 m3
- Inokulasikan Bibit : 20-40 ekor/ml
(B.plicatilis), 100 ekor/liter (kopepoda dan
Diaphanosoma sp.)
- Pakan : alga hijau, alga coklat, dan
fermentasi
- pemberian aerasi
- Panen :
B.plicatilis 4-5 hari (100 ind/ml)
Kopepoda 10-14 hari (3000-5000 ind/lt)
Diaphanosoma sp. 5-7 hari (3000 ind/lt)
Euplotes
KULTUR ZOOPLANKTON SKALA MASSAL

1. Brachionus plicatilis
Tumbuhkan Nannochloropsis sp. atau alga hijau
lainnya terlebih dahulu setelah kepadatan mencapai
4-5 juta sel/ml tebar bibit B. plicatilis sebanyak 30-50
ind/ml, setelah 3 hari dapat dipanen (100 ind/ml). Bila
terjadi kematian Nannochloropsis sp. dapat diberikan
pakan fermentasi, ragi, dan pakan konsentrat tinggi.
Pemanenan secara grafitasi dengan menggunakan
selang spiral dan kantong panen 35 μm. panen
secara parsial tergantung kebutuhan.

3. Kutu Air Laut : Diaphanosoma sp.


Tumbuhkan terlebih dahulu alga hijau, setelah
kepadatan 5-30x105 sel/ml , tebar bibit dengan
kepadatan 100-150 ind/liter, setelah hari ke 4-5 (2000
ind/liter) dapat dipanen dengan selang spiral dan
kantung panen ukuran 100, dan 200 μm
2. Kopepoda (Oithona sp., Akartia sp., dan
Tigriopus sp.)

- Penumbuhan pakan alga coklat ;bibit 2-5 x


105 sel/ml
- Pemupukan ; Urea:ZA:TSP:Silikat= 3:3:1:0,1
- Setelah alga coklat mencapai kepadatan
puncak dilakukan Penebaran bibit kopepoda
; kepadatan 100 ind/lt
- Setelah pakan alga coklat mulai berkurang
diberikan pakan buatan fermentasi ; Dosis
100-200 ppm
- Panen dilakukan setelah 10-14 hari
kultur(5000 ind/lt)
- panen dilakukan dengan selang spiral dan
kantung panen 35, 70, dan 150 μm.
PEMANENAN

• Panen harian : mudah, praktis


• Metode transfer : Banyak persiapan, bak

PENGKAYAAN
Tujuan untuk meningkatkan nilai gizi
Pengamatan Pertumbuhan Zooplankton
- kepadatan puncak dan akhir populasi
- laju pertumbuhan spesifik
- Jumlah telur per induk
- Kemampuan dalam menyaring makanan
- Kecepatan renang
- Kepadatan dan kondisi pakan
- Ukuran zooplankton : mikrometer
- Bentuk zooplankton : di amati dibawah
mikroskop
• Penghitungan kepadatan zooplankton
pada puncak populasi dilakukan pada
saat jumlah populasi berada pada titik
tertinggi selama pengamatan (Suminto
dan Hirayama, 1997).
• Penghitungan kepadatan Akhir
populasi zooplankton dilakukan pada
saat akhir pengamatan (Suminto dan
Hirayama, 1997).
• Laju pertumbuhan spesifik diukur
diukur berdasarkan jumlah populasi
pada awal penelitian hingga waktu/hari
dimana jumlah populasi mencapai titik
tertinggi (maksimal).
• Laju pertumbuhan spesifik (k) dihitung
dengan rumus (Fogg dkk, 1975) :

k = lnWt –lnWo
t
Dimana :
k = pertumbuhan spesifik
Wt = jumlah puncak populasi
(ind)
Wo= jumlah populasi pada awal
(ind)
t = Waktu (hari)
• kemampuan rotifer dalam menyaring
makanan (filtering rate) dapat dihitung
dengan rumus :
F = lnCo – ln Ct
v.t
Dimana :
F = kemampuan filtrasi rotifer
(ml/rotifer/menit)
Co = Konsentrasi awal fitoplankton
Ct = Konsentrasi fitoplankton pada waktu
t setelah pemberian makanan
v = Kepadatan rotifer
t = Lama pengamatan (60 menit)
• kemampuan mencerna makanan
(ingesting rate) dihitung dengan rumus
:
I = F.Co
Dimana :
I = Kemampuan mencerna makanan
(Ingesting rate)
F = Kemampuan memfilter
makanan/filtrasi (filtering rate)
Co = Konsentrasi awal pakan.
• Kecepatan renang rotifer
ditentukan melalui pengukuran
kecepatan gerak rotifer
melewati garis-garis diwadah
kultur
Pengambilan sampel
• Pengambilan sampel dan peghitungan zooplankton : dengan
mengambil sampel dari masing-masing wadah kultur
menggunakan pipet.
• Zooplankton dari tiap sampel di matikan dengan ditambahkan
3 tetes lugol atau formalin 3 % dan dihitung (Lorika/tubuh
yang kosong dan transparan termasuk zooplankton mati tidak
dihitung)
• Bahan organik tersuspensi (misal sisa pakan, kumpulan
serpihan kotoran yang mengapung, dll) dari media kultur yang
terjebak dalam busa diamati dibawah mikroskop. Partikel dari
buangan organik dihitung menggunakan alat haemacytometer
dan alat bantu hand counter (metoda menurut Sorgeloos dan
Lavens, 1996).
MONITORING KUALITAS AIR
Selama pemeliharan dilakukan
pengamatan kualitas air

Parameter yang diamati yaitu :


• SALINITAS
• pH
• Temperatur
• Amoniak
• DO
Komposisi pakan buatan
fermentasi
• Dedak
• Tepung beras
• Tepung ikan
• Molase
• Bakteri probiotik
FUNGSI AQUATIC
PROBIOTIK/BIOBACTER
1. Membantu proses penguraian
bahan organik
2. Membantu pembentukan
plankton dan menjaga
kestabilannya
3. Meningkatkan kualitas air
4. Menekan bakteri gram negatif
PEMBUATAN PAKAN Fermentasi
Dedak, tepung ikan,
molase
(2 kg, 100 gr, 1 ltr)

Air Laut 25 ppt,  Bakteri Fermentasi


100 ltr  + + 500 ml
diaduk rata

Di tutup rapat
disaring
100 ltr
2-3 hr Pakan siap pakai
Dosis : 100-200 ppm
Tabel ukuran dan jumlah telur
zooplankton
No Jenis Ukuran Jumlah
. Kopepoda (μm) Telur/induk
1. Rotifera : N: 1-6 butir
Brachionus plicatilis I :

2. Cyclopoida : N; 105-263 34-48 butir


Oithona sp. C ; 258-486
I ; 654-789

Calanoida : N ; 118-284 16-25 butir


Akartia sp. C ; 415-758
I ; 824-1121

Harpacticoida : N ; 58-187 59-98 butir


Tigriopus sp. C ; 304-621
I ; 719-864
3. Cladocera : Anakan :
Diaphanosoma sp. Dewasa :
Ukuran Brachionus plicatilis

Kisaran ukuran
STADIA
Diameter (µm) Panjang (µm) Lebar (µm)

Telur 38,8 – 60,48 - -

Nauplius - 57,52 – 79,42 43,84 – 50,74

Dewasa - 177,12 – 254,63 90,82 –97,72


Ukuran Diaphanosoma

Kisaran (μm)
Stadia
Panjang Lebar

Individu kecil 475-500 180-200

Individu muda 790-865 290-400

Individu besar 970-1035 400-650


(induk)
Jenis pakan (zooplankton) untuk
juwana kuda laut

Artemia dws/jambret
Artemia abg

Diaphanosoma

Naupli artemia

Kopepoda

rotifer

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN IKAN

5 – 10% 30 – 50% 100 – 200%


PENGGANTIAN AIR

IKAN SEGAR/PAKAN BUATAN


ARTEMIA

PAKAN BUATAN

COPEPODA

ROTIFER 3 – 6 ind/ml

Nannochloropsis

HARI (D) 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Tabel pola pemberian pakan ikan larva kerapu
Umur Jenis pakan Jumlah
0-D3 Green algae 400-500 sel/ml
D3-D25 Brachionus sp 5-10 ind/ml
D8-D20 Kopepoda 2-5 ind/ml
D15-D25 Naupli artemia/pellet 2-5 ind/ml
D23-D30 Artemia muda/pellet 10-20 ind/ml
D27-D40 Artemia dewasa/pellet 10-20 ind/ml

Anda mungkin juga menyukai