Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH BIOLOGI TUMBUHAN AIR

TUMBUHAN AIR KIAPU ( Pistia stratiotes )

OLEH :

KELOMPOK 3

ALFRED NOBEL PARDEDE 1704113335


MUTIARA OLIVIA 1704113415
SEPTRIA JUSNITA 1704113440
YENNI ALICIA 1704113273
ZIKRA YUSIANDA 1704113301

JURUSAN :

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

dengan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

membuat dan menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Biologi Tumbuhan Air

dengan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, banyak sekali pihak yang telah

membantu. Untuk itu tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada

Bapak dosen mata kuliah Biologi Tumbuhan Air yang telah memberikan

pengarahan dalam penyusunan makalah ini,

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar

makalah ini bisa lebih sempurna dan lebih bermanfaat bagi kita dimasa

mendatang.

Pekanbaru, 30 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... iii

I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Tujuan dan Manfaat ........................................................................ 2

II. PEMBAHASAN ................................................................................. 4


2.1 Nomenklatur.................................................................................... 4
2.1.1 Klasifikasi ................................................................................ 4
2.1.2. Gambar tanaman air kiapu ...................................................... 6
2.2 Morfologi ........................................................................................ 7
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhannya .................... 8
2.3.1 Faktor Eksternal ....................................................................... 8
2.3.2 Faktor Internal .......................................................................... 9
2.4 Faktor-faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Tumbuhan Kiapu 11
2.5 Cara Perkembangbiakan.................................................................. 12
2.5.1 Perkembangbiakan Vegetatif ................................................... 12
2.5.2 Perkembangbiakan Generatif ................................................... 13
2.6 Manfaat Tumbuhan Kiapu .............................................................. 13
2.7 Keunggulan Tumbuhan Kiapu ........................................................ 14

III. PENUTUP ......................................................................................... 16


3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 16
3.2 Saran ................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kiapu dari atas....................................................................................... 6

2. Kiapu dari atas....................................................................................... 6

3. Kiapu di perairan ................................................................................... 7


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan akuatik juga disebut tumbuhan hidrophytic atau hydrophytes

adalah tumbuhan yang telah disesuaikan untuk tinggal di air atau pada lingkungan

perairan. Karena hidup pada atau di bawah air permukaan memerlukan banyak

adaptasi khusus, tumbuhan air hanya dapat tumbuh dalam air atau selamanya

jenuh tanah Tumbuhan hydrofita adalah tumbuhan yang tumbuh di habitat yang

basah atau tumbuh di air, sebagian atau seluruhnya. Jenis tumbuhan yang hidup di

dalam atau di dekat air disebut pula tumbuhan aquatic (Hidayati, 2005).

Tumbuhan air dibagi menjadi 4 jenis :

1. Tumbuhan Air Oksigen

Pembudidayaan tumbuhan air oksigen biasanya dilakukan di dalam

akuarium. Ciri khasnya adalah seluruh bagian tumbuhan terendam air. Ia mampu

membersihkan udara, menyerap kandungan garam yang berlebihan didalam air,

menjadi tempat berlindung dan menyimpan telur ikan. Tumbuhan ini sangat cocok

dijadikan tanaman penghias akuarium. Contohnya adalah Hydrilla verticilata,

Utricuralia bifida, Limnophila sessiliflora.

2. Tumbuhan Air Mengapung

Jenis tumbuhan air mengapung mudah dikenali karena akarnya tidak

memerlukan media tanam lain kecuali air. Contohnya eceng gondok(Eichornia

crasipes) dan kiapu (Pistia stratiotes).


2

3. Tumbuhan Air Lumpur

Seperti namanya tanaman ini butuh media berlumpur didalam air.

Lazimnya digunakan untuk memberikan kesan alami pada kolam. Contohnya

adalah Echinodorus dan Araceae (Talas-talasan).

4. Tumbuhan Air Pinggir

Biasanya ia tumbuh ditempat yang selalu basah, dalam genangan air atau

rawa-rawa. Karena itu, acapkali dibagian pinggir kolam dan menjadi latar

belakang kolam tersebut. Contohnya adalah Acorus calamus, Cyperus

spp.,Sagittaria spp. Cirinya, meski batangnya terendam, sebagian besar batang,

daun, dan bunganya muncul di permukaan air. Media tanamnya berupa tanah yang

terendam (Moenandir, 2009).

Dan dalam makalah ini akan dibahas mengenai tumbuhan air kiapu. Kiapu

adalah salah satu tumbuhan yang multifungsi. Jenis tumbuhan ini habitatnya di air

atau dikenal dengan tanaman hias air. Apu-apu ini juga berguna untuk

membersihkan air dari pencemaran. Tanaman hias air ini merupakan tanaman

yang tergolong mudah cara perawatannya. Tanaman hias air ini mempunyai akar

yang panjang mencapai 80 cm dengan warna putih. akarnya menggantung di

bawah air roset dan memiliki stolon. Bentuk rambut akar tanaman ini membentuk

sebuah struktur menyerupai keranjang yang dilingkari gelembung udara. Oleh

karena itu penulis tertarik untuk membahas mengenai tanaman kiapu ini.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui nomenklatur tumbuhan air kiapu

2. Mengetahui morfologi dari tumbuhan air kiapu


3

3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya

4. Mengetahui cara perkembangbiakan tumbuhan air kiapu

5. Mengetahui manfaat dari tumbuhan air kiapu


II. PEMBAHASAN

2.1 Nomenklatur

2.1.1 Klasifikasi

Adapun klasifikasi dari tanaman Kiapu sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Phylum : Tracheophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Alismatales

Famili : Araceae

Genus : Pistia

Spesies : Pistia stratiotes

a. Kingdom

Kingdom Plantae atau Kerajaan tumbuhan merupakan salah satu

organisme eukariotik multiseluler yang memiliki dinding sel dan klorofil. Klorofil

yaitu zat hijau daun yang berperan pada proses fotosintesis sehingga tumbuhan

mampu membuat makanannya sendiri. Proses fotosintesis dapat terjadi dengan

adanya bantuan dari Sinar Matahari. Karena tumbuhan mampu membuat

makanannya sendiri maka tumbuhan dikelompokkan ke dalam organisme

autotrof.

b. Phylum

Tumbuhan berpembuluh atau Tracheophyta memiliki pembuluh

pengangkut. Pembuluh pengangkut berfungsi mengangkut air, mineral, dan sari-

sari makanan tidak melalui antarsel. Oleh karena itu, pembuluh pengangkut ini
5

terdiri atas xilem berfungsi mengangkut air serta mineral dan floem yang

berfungsi mengangkut hasil fotosintesis. Tumbuhan berpembuluh dibagi menjadi

tumbuhan tidak berbiji dan tumbuhan berbiji.

c. Kelas

Kelas Liliopsida sebagian besar berupa tumbuhan herba dan hanya sedikit

yang berkayu, tidak mempunyai kambium sehingga tidak ada pertumbuhan

sekunder. Ikatan pembuluh terbuka dan tersebar. Sistem perakarannya adalah

perakaran adventitif (serabut). Daun pada umumnya dengan pertulangan daun

parallel (sejajar), kecuali pada Araceae sebagian tumbuhan dengan pertulangan

daun menjala. Helaian daun seringkali berukuran kecil dengan tangkai yang

pendek dan ada pelepah. Bagian-bagian bunga pada umumnya kelipatan 3, jarang

kelipatan 2 atau kelipatan 4. Embrio biji mempunyai satu kotiledon. Polen

biasanya uniaperture (punya satu lubang) dan plastidanya tipe P (berisi protein).

Kelas Liliopsida terdiri dari 5 subkelas, 19 ordo, 65 famili dan kurang lebih

species.

d. Ordo

Alismatales mencakup banyak monokotil yang menyukai tanah berlumpur

atau basah, bahkan ada yang hidup sepenuhnya tergenang dalam air. Beberapa

anggotanya, khususnya dari suku Cymodoceaceae dan Hydrocharitaceae, mampu

beradaptasi dengan air laut dan sepenuhnya hidup terbenam dalam air laut.

Mereka menjadi komponen utama ekosistem khas lautan dangkal tropika yang

disebut padang lamun. Suku Araceae (suku talas-talasan) mencakup banyak

tumbuhan ekonomi yang menghasilkan umbi yang dapat dimakan.


6

e. Famili

Suku talas-talasan atau Araceae mencakup berbagai macam tumbuhan

monokotil dengan ciri khas bunga majemuk bertipe "tongkol" yang berseludang

(spatha). Jenis-jenisnya banyak dikenal orang: sebagian karena dapat dimakan

umbinya, terutama dari genus Alocasia, Colocasia (talas bogor), serta

Amorphophallus (suweg); sebagian karena keindahannya sebagai tanaman hias,

seperti Dieffenbachia, Aglaonema (sri rejeki), dan Anthurium (kuping gajah); dan

salah satu anggotanya memegang rekor sebagai bunga majemuk tunggal terbesar

sedunia (bunga bangkai raksasa, Amorphophallus titanum).

f. Genus dan Spesies

Kiapu atau Pistia stratoites ialah tumbuhan akuatik yang timbul di

permukaan air. Pokoknya yang seakan akan pokok kobis menyebabkan orang

melayu memanggilnya kobis air. Batang dan tangkai keladi ini tak nyata. Tunas

daun baru terbentuk pada pangkal daun lama membentuk susunan spiral dan rapat.

Daunnya berbentuk kelopak bunga beralun menegak. Daunnya kalis air dan

mempunyai lapisan seperti lilin dan berbulu di permukaan daun. Anak pokok baru

boleh tumbuh dari induk dan terpisah dari pokok utama.

2.1.2. Gambar tanaman air kiapu

Gambar 1. Kiapu dari atas Gambar 2. Kiapu dari Samping


7

Gambar 3. Kiapu di perairan


2.2 Morfologi

1. Akar

Tanaman air kiapu memiliki akar panjang (hingga 80 cm) yang berwarna

putih. Akar menggantung di bawah roset dan memiliki stolon. Rambut-rambut

akar membentuk suatu struktur seperti keranjang yang dikelilingi gelembung

udara, sehingga meningkatkan daya apung tumbuhan itu (Oliver, 2011).

2. Daun

Daun tanaman Kiapu ini berwarna hijau dan muncul dari tengah jika kita

pandang, juga sangat mirip dengan bunga hijau yang tengah mengapung di air.

Daun tanaman kiapu berkisar antara 7-10 cm dengan lebar 2-5 cm, daunnya agak

tebal bertekstur lembut mirip beludru yang kedap air.

3. Bunga

Bunga apu-apu (Pistia stratiotes) bertipe bunga tongkol yang muncul di

ketiak daun. Bunga berwarna keputihan, berukuran sekitar 1 cm.

4. Buah

Buahnya buni, berbentuk bulat, berwarna merah, dengan ukuran 5-8 cm.

Bijinya bulat, berwarna hitam, berukuran sekitar 2 mm. Buahnya bila telah masak

pecah sendiri serta bijihnya banyak (Rahmansyah, 2009).


8

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhannya

2.3.1 Faktor Eksternal

 Nutrisi / Unsur Hara

Nutrisi merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses

metabolisme tubuh. Kualitas dan kuantitas nutrisi akan mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman membutuhkan nutrisi berupa

air dan zat hara yang terlarut dalam air. Melalui proses fotosintesis, air dan karbon

dioksida diubah menjadi zat makanan. Zat hara tidak berperan langsung dalam

proses fotosintesis, namun sangat diperlukan agar tanaman dapat tumbuh dan

berkembang dengan baik. Unsur hara sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan

kiapu, terutama unsur H, O, N, S, P, Ca, K, Mg, dan Fe (Ramay, 2010).

 Cahaya Matahari

Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk

hidup. Tanaman sangat membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis. Namun

keberadaan cahaya ternyata dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan karena

cahaya dapat merusak hormon auksin yang terdapat pada ujung batang (Victor,

2011).

 Air dan Kelembaban

Air dan kelembaban merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan

perkembangan. Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk

hidup tidak dapat bertahan hidup. Agar laju pertumbuhan, akumulasi biomassa

dan konsentrasi N kiapu dapat meningkat, maka ketinggian air minimum 3-5 cm.

Dapat hidup didaerah tropis pada air tawar yang menggenang atau mengalir

lambat. Kelembaban mempengaruhi keberadaan air yang dapat diserap oleh


9

tanaman mengurangi penguapan. Kondisi ini sangat mempengaruhi sekali

terhadap pemanjangan sel. Kelembaban juga penting untuk mempertahankan

stabilitas bentuk sel. Kelembaban relatif optimum yang dikehendaki untuk

pertumbuhan kiapu antara 85%-90%. Kelembaban relatif dibawah 60% dapat

menyebabkan daun kiapu mengering (Andika, 2009).

 Suhu

Suhu memiliki pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan perkembangan

tanaman. Suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman Kiapu adalah 20–30 oC.

Contohnya pada padi yang ditanam pada awal musim kemarau dimana suhu rata-

rata tinggi akan lebih cepat dipanen daripada padi yang ditanam pada musim

penghujan dimana suhu rata-rata lebih rendah. Hal ini disebabkan karena semua

proses dalam pertumbuhan dan perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis,

penguapan, dan pernapasan pada tanaman dipengaruhi oleh suhu (Abadi, 2010).

 Derajat Keasaman (pH) air

Kiapu dapat hidup dilahan yang mempunyai pH air 3,5-10. Agar

pertumbuhan kiapu menjadi baik, pH air optimum berkisar antara 4,5-7.

 Angin

Populasi kiapu yang tumbuh di atas air akan mudah terdorong oleh angin

yang keras dan berkumpul di r uang tertentu. Akibatnya kiapu menjadi padat. Hal

ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangannya (Purnomo, 2011).

2.3.2 Faktor Internal

 Gen

Gen merupakan substansi pembawa sifat yang diturunkan dari induk ke

generasi selanjutnya. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup dimana
10

pada tanaman mempengaruhi bentuk tubuh, warna bunga, dan rasa buah. Gen juga

menentukan kemampuan metabolisme sehingga sangat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Tanaman yang memiliki gen

tumbuh yang baik akan tumbuh dan berkembang cepat sesuai dengan periodenya

(Widiarso, 2011).

Meskipun faktor dari gen sangat penting, namun faktor ini bukan satu-

satunya yang menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Di

samping itu ada faktor lingkungan yang ikut berpengaruh. Misalnya pada tanaman

yang memiliki sifat unggul, hanya dapat tumbuh dengan cepat, berbuah lebat, dan

rasanya manis di lahan yang subur dan kondisinya sesuai. Bila ditanam di lahan

tandus dan kondisinya tidak sesuai, pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini

tidak akan optimal.

 Hormon

Hormon merupakan zat yang berperan dalam mengendalikan berbagai

fungsi di dalam tubuh. Meskipun jumlahnya sedikit, hormon memberikan

pengaruh nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Hormon yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman ada beragam

jenisnya antara lain :

1. Auksin, berperan untuk memacu proses pemanjangan, pembelahan, dan

diferensiasi sel.

2. Giberlin, berperan untuk pembentukan biji serta perkembangan dan

perkecambahan embrio.

3. Etilen, berperan untuk pematangan buah dan perontokan daun.


11

4. Sitokinin, berperan untuk pembelahan sel atau sitokenesis, seperti

merangsang pembentukan akar dan cabang tanaman.

5. Asam absisat, berperan untuk proses penuaan dan gugurnya daun.

6. Kaolin, berperan untuk proses organogenesis tanaman.

7. Asam traumalin, berperan untuk regenerasi sel apabila mengalami

kerusakan jaringan

2.4 Faktor-faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Tumbuhan Kiapu

Faktor-faktor lingkungan pokok yang mempengaruhi kiapu adalah

klimatik, edatif, dan biotik (Smith, 2002).

1) Faktor Klimatik

Faktor-faktor klimatik yang turut menentikan pertumbuhan, reproduksi

dan distribusi gulma terdiri atas cahaya, temperatur dan aspek musiman.

2) Faktor Edatik

Faktor-faktor tanah yang ikut menentukan distribusi adalah kelembapan

tanah aerasi, pH tanah dan unsur-unsur makanan dalam tanah tersebut. Tanaman

kiapu lebih menyukai tempat berair.

3) Faktor Biotik

Tumbuhan dan hewan disekitar merupakan faktor-faktor biotik yang

mempengaruhi pertumbuhan kiapu.

Karena merupakan tumbuhan air dan hidup di habitat yang berair, maka

pada umumnya tidak ada kebutuhan untuk menyerap air dengan cara yang sama

seperti terjadi pada tumbuhan darat. Kiapu dapat tumbuh pada kisaran temperatur

20-30 oC dan pH 4,5-7. Penyerapan unsur-unsur hara oleh kiapu dilakukan oleh
12

bulu-bulu akar. Penyerapan terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi air pada

media hidup dengan air pada jaringan tanaman.

Biasanya kiapu hidup disela-sela tanaman padi di sawah atau rawarawa di

pulau Jawa, dari daratan rendah sampai pegunungan berketinggian sekitar 1600

meter di atas permukaan laut. Kadang-kadang kiapu ditanam dalam kolam ikan.

Tanaman ini adakalanya digunakan sebagai pakan ternak seperti babi, itik, dan

ikan. Akarnya digunakan sebagai obat pencahar dan daunnya dipakai sebagai obat

disentri. (Soemirat, 2003).

Kiapu mempunyai akar banyak dan dipenuhi bulu-bulu akar yang halus

dan lebat. Akar tersebut menjadi media pertumbuhan bagi mikroorganisme

rizhofera, sehingga demikian penanaman kiapu dapat 14 meningkatkan

mikroorganisme yang berperan dalam penguraian bahanbahan organik.

Daun-daun kiapu dapat menghalangi sinar matahari menembus permukaan

air. Sehingga pertumbuhan masal alga dapat dicegah. Selain itu melalui proses

fotosintesis daun-daun kiapu dapat menyumbang ke dalam air. Dengan demikian

dengan adanya ruang kosong antar sel sebagai alat transportasi oksigen dari

bagian astas ke bagian akar. Selanjutnya oksigen yang kelur dari daun dan

perakaran tersebut akan merangsang kerja mikroorganisme.

2.5 Cara Perkembangbiakan

2.5.1 Perkembangbiakan Vegetatif

Berkembang biak secara vegetatif melalui stolon. Stolon adalah jenis

khusus dari batang tanaman tanaman yang digunakan untuk memperbanyak

dirinya sendiri. Stolon mampu menghasilkan klon tanaman induk, sehingga

memungkinkan tanaman untuk menjajah wilayah air dengan mudah. Awalnya,


13

klon yang berkembang pada stolon bergantung pada tanaman induk untuk

memperoleh nutrisi. Seiring waktu, tanaman itu akan menghasilkan akar sendiri

dan menjadi mandiri, sehingga tidak lagi memerlukan nutrisi dari stolon tersebut.

Hal ini juga dapat merambat keluar stolon itu sendiri, sehingga meningkatkan

ukuran koloni tanaman. Jaringan batang khusus dengan cepat dapat menutupi

tanah, menciptakan tanaman muda baru dan memenangkan kompetisi dengan

tanaman lain (Tjitrosoepomo, 2003).

2.5.2 Perkembangbiakan Generatif

Berkembang biak secara generatif melalui biji. Biji merupakan bakal

tumbuhan baru setelah mengalami perubahan akibat disemai. Bagian yang tumbuh

pada biji setelah disemai di antaranya akar, tunas, dan lembaga. Setelah

mengalami pertumbuhan, akar akan bercabang dan memanjang. Tunas akan

membentuk batang dari daun, sedangkan lembaga akan menyusut setelah akar

mampu menyerap makanannya sendiri dan akhirnya lepas dari batangnya. Kedua

jenis biji itu memiliki bakal tunas. Kemudian, tunas tumbuh menjadi tumbuhan

dewasa. Selama pertumbuhan, tunas mendapatkan makanan dari tempat

penyimpanan cadangan makanan yang disebut keping biji (Rahmansyah, 2009).

2.6 Manfaat Tumbuhan Kiapu

Pemanfaatan tanaman kiapu (Pistia stratiotes) ini terutama sebagai

tanaman hias pada kolam. Menurut (Diler et al., 2007) tumbuhan ini juga

mengandung protein kasar 19,5%, BETN 37,0%, lemak kasar 1,3%, serat kasar

11,7% dan abu 25,6% serta alkaloid, tanin, flavonoid, saponin dan glikosid

sehingga dapat pula digunakan sebagai bahan obat herbal sebagai berikut :

1. Digunakan sebagai obat anti radang.


14

2. Bermanfaat sebagai peluruh keringat (diaforetik).

3. Untuk peluruh kencing (diuretik).

4. Digunakan untuk obat penyakit flu, demam, batuk rejan.

5. Untuk obat penyakit pegal linu.

6. Bermanfaat sebagai obat bengkak akibat terbentur (memar).

7. Untuk obat penyakit kencing terasa nyeri (disuria).

8. Berkhasiat sebagai obat penyakit kecing nanah.

9. Berguna untuk obat gatal alergi (ultikaria).

10. Untuk pengobatan penyakit gatal (pruritus).

11. Untuk obat penyakit rash campak yang keluarnya sedikit.

12. Digunakan untuk mengobati disentri

13. Bermanfaat sebagai obat penyakit kulit seperti bisul dan eksim.

2.7 Keunggulan Tumbuhan Kiapu

Tanaman kiapu mempunyai keunggulan seperti (Victor, 2011) :

1) Daya berkecambah yang tinggi

2) Tahan terhadap gangguan tempat hidup

3) Pertumbuhan cepat

4) Tidak peka terhadap sinar matahari

5) Tingkat absorpsi atau penyerapan unsur hara dan air yang besar

6) Daya adaptasi yang tinggi terhadap iklim

Tanaman ini tumbuh di air yang tenang, seperti danau, waduk, kolam,

rawa-rawa, hingga sungai yang aliran airnya tidak. Tanaman dengan beberapa

sebutan yang nyaris mirip mulai dari apu-apu, kiapu, kapu-kapu, ki apung, kayu

apu, atau pun kayu apung ternyata bukan sekedar tanaman air hias yang berfungsi
15

sebagai penghias kolam belaka. Ternyata di balik kesederhanaannya, kiapu

memiliki keampuhan dalam menyerap pencemaran air, bahan radioaktif, dan

logam yang terdapat di dalam air (Andika, 2009).

Tanaman kiapu sebagai tumbuhan air memiliki potensi dalam menurunkan

kadar pencemar air limbah yang memiliki kadar organik tinggi. Tanaman ini tidak

jarang dikembang biakkan sebagai pakan ternak. Tumbuhan ini juga dimanfaatkan

untuk membersihkan air sungai yang kotor karena kemampuan akarnya untuk

mencengkram lumpur-lumpur yang ada di badan air (Widiarso, 2011).

Kiapu (Pistia Stratiotes) merupakan tanaman fitoremediator yang mampu

untuk menyerap zat-zat pencemar pada lingkungan khusunya badan air. Tanaman

apu-apu mampu mereduksi dan mengolah limbah organik, an organik maupun

logam berat yang terkandung di dalam badan air. Tumbuhan ini mampu

digunakan sebagai fitoremediator dalam pengolahan limbah air yang tercemar

Sehingga selain menikmati keindahan daunnya, air pun bisa menjadi lebih bersih.

Namun mengingat pertumbuhannya yang cepat, dibutuhkan perawatan agar

tanaman ini tidak menjadi gulma yang justru merugikan.


III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kiapu adalah salah satu tumbuhan yang multifungsi. Jenis tumbuhan ini

habitatnya di air atau dikenal dengan tanaman hias air. Apu-apu ini juga berguna

untuk membersihkan air dari pencemaran. Tanaman dengan beberapa sebutan

yang nyaris mirip mulai dari apu-apu, ki apu, kapu-kapu, ki apung, kayu apu, atau

pun kayu apung ternyata bukan sekedar tanaman air hias yang berfungsi sebagai

penghias kolam belaka.

Ternyata di balik kesederhanaannya, kiapu memiliki keampuhan dalam

menyerap pencemaran air, bahan radioaktif, dan logam yang terdapat di dalam air.

Sehingga selain menikmati keindahan daunnya, air pun bisa menjadi lebih bersih.

Namun mengingat pertumbuhannya yang cepat, dibutuhkan perawatan agar

tanaman ini tidak menjadi gulma yang justru merugikan.

3.2 Saran

Apabila dalam penulisan tugas ini terdapat banyak kesalahan atau

kekeliruan mohon untuk di maklumi karena penulis masih dalam proses belajar,

dan penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.


DAFTAR PUSTAKA

Abadi,A.L.2010. Ilmu Tumbuhan. Bayu Media Publishing.Malang

Andika B, Amanda S, Fanny SR, Firliyani RN. 2009. Studi penyerapan timbal
(Pb) menggunakan kayu apu Pistia stratiotes pada air permukaan Sungai
Cisadane Kota Tangerang [makalah]. Bogor. (ID). Institut Pertanian
Bogor.

Anonim. 2018. http://randidwianggriawan.blogspot.com/manfaat-dan-kerugian-


jenis-jenis.html. Diakses pada tanggal 30 September 2019.

Anonim. 2018. http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_akuatik. Diakses pada


tanggal 30 September 2019.

Edi Purnomo dan Vebry Tribinato. 2011. Adaptasi Tumbuhan Apu Apu
(Pistia Stratiotes) Pada Persawahan Desa Bejalen Ambarawa. Jurusan
Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Diponegoro Semarang Ramey,

Hidayati N. 2005. Fitoremediasi dan potensi tumbuhan hiperakumulator. J Hayati


12(1).

Oliver J. D., 2011. A Review of The Biology of Giant Salvinia (Salvinia molesta
Mitchell). Journal of Aquatic Plant Management 31:227-231.

Moenandir, Jodi. 2009. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Rajawali


Press.Jakarta.

Rahmansyah M. 2009. Tumbuhan Akumulator untuk Fitoremediasi Lingkungan


Tercemar Merkuri dan Sianida Penambangan Emas. Jakarta (ID): LIPI
Press.

Ramey, Victor .2010. Selada air (Pistia stratiotes). Pusat Tanaman Perairan dan
invasif. Bogor

Smith, Albert C. 2002. Flora Vitiensis. Nasional Tropical Botanical Garden,


Lawai, Kauai, Hawaii. Volume 1. 494 hlm

Soemirat J. 2003. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta (ID): Gajah Mada


University Press.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Morfologi Tumbuhan. UGM Press.Yogyakarta.


18

Victor. 2011. Pengenalan dan Identifikasi Gulma. Laporan Praktikum Ilmu


Dan Teknik Pengendalian Gulma. Program Studi
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Widiarso T. 2011. Fitoremediasi air tercemar nikel menggunakan kiambang


(Salvinia molesta) [skripsi]. Surabaya (ID): Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.

Anda mungkin juga menyukai