Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KELOMPOK UTAMA ZOOPLANKTON

DISUSUN OLEH:

NAMA : SITTI NUR NAJMIA ILHAM

NIM : L021201004

KELAS: PLANKTONOLOGI A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan nikmat dan rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini mengenai “KELOMPOK UTAMA
ZOOPLANKTON” Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah planktonologi.

Selain untuk memenuhi tugas, makalah ini juga saya buat sebagai pengetahuan tambahan bagi
pembaca. Makalah ini membahas mengenai Protozoa, Rotifera, Cladocera, Brachiopoda dan
Copepoda yang akan mencakup anatomi, fisiologi reproduksi/siklus hidup distibusi dan adaptasi
fisiologi.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun
dari anda selaku pembaca akan sangat saya hargai, demi memperbaiki makalah-makalah saya
berikutnya.

Soppeng, 8 Desember 2020

Penulis

Page | 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................3
A. Latar Belakang..................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................4
C. Tujuan...............................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..........................................................................................................................5
A. Protozoa............................................................................................................................5
B. Rotifera..............................................................................................................................8
C. Cladocera........................................................................................................................11
D. Brachiopoda....................................................................................................................14
E. Copepoda........................................................................................................................16
BAB III..........................................................................................................................................20
PENUTUP..................................................................................................................................21
A. Kesimpulan :...................................................................................................................21
B. Saran :.............................................................................................................................21

Page | 2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Zooplankton berasal dari bahasa yunani “zoo” yaitu “binatang” dan planktos adalah
“pengembara” atau penghayut”. Zooplankton biasa disebut heterotroph plankton
merupakan organisme kecil yang membutuhkan senyawa organic dimana karbon diestrak
untuk pertumbuhan. Heterotrof dikenal sebagai “consumer” atau tidak dapat membuat
makanan sendiri dalam rantai makanan dan hanya bergantung pada yang lain.
Zooplankton atau plankton hewani merupakan suatu organisme yang berukuran kecil
yang hidupnya terombang-ambing oleh arus di lautan bebas yang hidupnya sebagai
hewan. Zooplankton sebenarnya termasuk golongan hewan perenang aktif, yang bias
mengadakan migrasi secara vertikal pada beberapa lapisan perairan, tetapi kekuatan
berenang mereka adalah sangat kecil jika dibandingkan dengan kuatnya gerakan arus itu
sendiri. Kehadiran zooplankton dalam suatu perairan merupakan pengontrol bagi
produksi primer fitoplankton. Perubahan lingkungan dan ketersediaan makanan pada
suatu perairan akan mempengaruhi kelimpahan zooplankton. Zooplankton seperti halnya
organisme lain hanya dapat hidup dan berkembang dengan baik pada kondisi perairan
yang sesuai seperti perairan laut, sungai dan waduk. Apabila kondisi lingkungan sesuai
dengan kebutuhan zooplankton maka akan terjadi proses pemangsaan fitoplankton oleh
zooplankton. fitoplankton tidak sesuai dengan kebutuhan zooplankton maka zooplankton
tidak dapat bertahan hidup dan akan mencari kondisi lingkungan yang sesuai
Berdasarkan siklus hidupnya zooplankton dapat dibedakan menjadi dua golongan,
yaitu sebagai meroplankton dan holoplankton banyak jenis hewan yang menghabiskan
sebagian hidupnya sebagai plankton, khususnya pada tingkat larva. Kelompok
zooplankton ada 5 diantaranya: Protozoa, Rotifera, Cladocera, Brachiopoda dan
Copepoda.

Page | 3
B. Rumusan Masalah
1. Sebutkan dan jelaskan Protozoa pada Zooplankton?
2. Sebutkan dan jelaskan Rotifera pada Zooplankton?
3. Sebutkan dan jelaskan Cladocera pada Zooplankton?
4. Sebutkan dan jelaskan Brachiopoda pada Zooplankton?
5. Sebutkan dan jelaskan Copepoda pada Zooplankton?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Protozoa pada Zooplankton
2. Untuk mengetahui Rotifera pada Zooplankton
3. Untuk mengetahui Cladocera pada Zooplankton
4. Untuk mengetahui Brachiopoda pada Zooplankton
5. Untuk mengetahui Copepoda pada Zooplankton

Page | 4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Protozoa

Protozoa adalah organisme eukariotik uniseluler, memiliki banyak motil. Awalnya,


protozoa telah didefinisikan sebagai protista uniseluler dengan perilaku seperti binatang,
misalnya gerakan. Definisi dari protozoa adalah suatu organisme seluler yang
mempunyai sifat eukariotik, tidak mempunyai bagian dinding sel, heterotrof dan juga
bisa melakukan pergerakan (bisa disebut dengan motil). Protozoa sendiri melakukan
pergerakan dengan memanfaatkan bagian alat yang digunakan untuk bergerak yang
sering dinamakan sebagai pseudopodia (sering disebut dengan kaki semu), ada juga silia
(sering disebut dengan rambut getar), dan flagela (sering disebut dengan bulu cambuk).

Memilki karakteristik yaitu: Bagian dalam tubuh disebut endoplasma, Ektoplast


mengeluarkan membran luar pelikel pada beberapa anggota, Gerakan berlangsung baik
dengan pseudopodia atau dengan bantuan silia atau flagella, Partikel makanan langsung
dicerna baik dari permukaan tubuh atau melalui mulut yang pasti, Dalam bentuk yang
lebih tinggi, vakuola kontraktil membuka ke luar melalui pembukaan sementara di
ektoplasma Dalam beberapa anggota makanan dicerna dibuang melalui lubang (anal),
yang merupakan struktur permanen. Dan kebanyakan Reproduksi terjadi dengan
pembelahan biner atau pembelahan ganda.

 Fisiologi:

  Fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme dan cara kerja dari
organ, jaringan dan system organ. Fisiologi Protozoa antara lain pada alat gerak,
system pernapasan atau respirasi, sistem pencernaan, dan reproduksi.

1    Alat Gerak

Protozoa dibedakan menurut alat gerak yang dimilikinya yaitu Mastigophora berupa flagel
(bulu cambuk), Ciliata berupa silia (rambut getar), Sporozoa tidak memiliki alat gerak, dan
Sarcodina berupa pseudopodia  (kaki semu).

2 Respirasi

 Respirasi atau sistem pernapasan pada protozoa ada yang aerob dan anaerob Respirasi aerob
pada protozoa terjadi oksidasi dengan yang masuk ke dalam tubuh. dengan cara difusi dan
osmosis sehingga oksigen yang terlarut dalam air akan berdifusi melalui seluruh permukaan

Page | 5
tubuhnya, sedang pada anaerob terjadi pembongkaran zat yang kompleks menjadi zat yang
sederhana dengan menggunakan enzim-enzim tanpa memerlukan oksigen. Namun hasil kedua
respirasi tersebut sama yaitu menghasilkan energi dan zat sisa-sisa  yang akan ditampung dalam
vakuola kontraktil sebagai zat eksresi.

3. Pencernaan

Menurut pendapat dari literatur yang kami dapatkan yaitu Hidayat (1995) terdapat beberapa
tipe dalam mendapatkan nutrisi yaitu Holozoik, holofitik, Saprozoik. Dimana proses holozoik  ini
berlangsung dengan mengambil makanan yang relatif keras yang di tangkap dengan pseudopidia.
Untuk mendapatkan nutrisi secara holofitik terjadi pada Phytomasgophorea, dimana protozoa
holozoik makanan dalam vakuola akan mendapatkan sekresi enzim, sehingga makanan akan
merubah menjadi senyawa yang sederhana dan di sebarkan ke seluruh tubuh. Pelarutan protein,
karbonhidrat dan lemak terjadi dari disintegrasi bahan tanaman atau hewan yang telah mati.

 Reproduksi

 Protozoa sebagian besar melakukan reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner.
Sebagian lagi protozoa melakukan reproduksi seksual dengan penyatuan sel generatif (sel gamet)
atau dengan penyatuan inti sel vegetatif. Reproduksi seksual dengan penyatuan inti vegetatif
disebut konjugasi.

Menurut pendapat dari literatur yang kami dapatkan yaitu Jasin (1984) adapun
pekembanganbiakan pada Protozoa  dilakukan dengan cara :

1. Membelah diri, dimana setiasp individu membelah menjadi dua bagian yang sama yang
dimulai dari intinya kemudian di ikuti dengan sitoplasmanya.

2. Pembelahan multipel atau sporulasi yaitu inti membagi berulang-ulang, kemudian


sitoplasma akan mengelilingi tiap belahan inti, sehingga menghasilkan keturunan yang baru.

3. Plasmotomi yaitu pembelahan berinti banyak tanpa pembelahan inti, yang menghasilkan
inti yang lebih kecil dan berinti banyak.

4. Pertunasan ialah individu baru timbul sebagai tunas dari sel induknya yang berdiferiensiasi
sebelum atau sesudah hidup bebas. Reproduksi seksual dapat dilakukan karena persatuan dari sel
yang bisa isogamet maupun heterogamet atau dengan persatuan sementara dan pertukaran inti
(konjugasi) dari dua protozoa.

Page | 6
 Adaptasi

Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas
dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik,
hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme
sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies
dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa
memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Menurut pendapat dari literatur yang
kami dapatkan yaitu  Hidayat (1995) Protozoa hidup pada semua habitat yang memungkinkan
hewan ini hidup, dan hubungan hewan ini dengan alam sekitarnya memungkinkan untuk
mempelajari ekologinya. Protozoa memerlukan lingkungan yang basah, misalnya dalam air baik
air tawar maupun air bergaram bahkan dalam tanah yang basah dengan kedalaman kurang lebih
20 cm,dapat pula dalam tubuh manusia atau di semua tempat yang basah lainya.

 Disribusi

Distribusi Protozoa adalah sebagai komponen penyusun plankton yang merupakan sumber
makanan hewan air. Protozoa merupakan konsumen tingkat pertama dalam ekosistem di
perairan. Radiolarian yang telah mati dan mengendap di perairan digunakan sebagai bahan
penggosok dan bahan peledak.

Page | 7
D. Rotifera

Rotifera berasal dari kata rota yang artinya roda, dan fera yang artinya membawa.
Hewan ini biasanya hidup di air tawar, hanya 50 spesies di laut, beberapa di hamparan
lumut basah termasuk metazoan paling kecil, berukuran 40 – 2.500 mikron, rata rata 200
mikron. Umumnya hidup bebas, soliter, berkoloni. Beberapa merupakan endoparasit pada
inang crustacean, telur siput, cacing tanah, dan dalam ganggang jenis Vaucheria dan
Volvox. Biasanya transparan, berwarna cerah, seperti merah atau coklat disebabkan
warna saluran pencernaan.

Rotifera biasa juga disebut roda animalcules. Rotifera merupakan filum dari
kingdom animalia, sebagian besar anggotanya hidup bebas dan bersifat plantonik sebagai
zooplankton di perairan. Diperkirakan terdapat 2.000 spesies yang telah teridentifikasi
dan sebagaian besar (sekitar 95%) hidup di perairan tawar seperti danau, kolam,
permukaan film air pada tumbuhan lumut dan tumbuhan semiterestrial lainnya.
Kebanyakan simetris secara bilateral. Tubuh biasanya berbentuk kantung atau silindris.
Tubuhnya transparan dan organ internal terlihat dalam organisme hidup. Tubuh dibagi
menjadi kepala, badan dan bagian post-anal. Area apikal kepala, beruang organ roda,
korona, yang membantu dalam berenang dan pengumpulan makanan. Corona terdiri dari
lingkaran silia di sekitar mulut. Sebagian besar littoral, sessile, tetapi beberapa benar-
benar planktonik. Omnivora, kecil (<12 μm). Filter-feeding dengan corona. Beberapa
bersifat predator, memakan protozoa, rotifer lainnya, krustasea kecil.

 Ciri – ciri Rotifera diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Anggotanya biasanya berukuran mikroskopis yaitu 50 – 500 mikron. Ukuran yang paling
besar yaitu pernah ditemukan 3 mm panjangnya.

2. Pada ujung anterior “lobus” terdapat sekelompok silia yang tersusun pada 2 baris,
terdapat didalam lingkaran yang disebut corona. Gerakan siliat tidak serentak atau tidak
bersamaan dengan gelombang yang terjadi akibat gerakan tersebut sangat membantu
dalam menentukan rotasinya.

Page | 8
3. Sebagian besar spesies Rotifera hidup bebas dan biasanya hidupnya singkat, umumnya
sekitar antara satu atau sampai dua minggu. Beberapa Rotifera ada parasit pada
avertebrata, terutama Arthropoda dan Annelida.

4. Organ kelamin jantan dan betina terpisah dengan reproduksinya dapat secara seksual dan
partenogenesis.

 Fisiologi
1) Pencernaan
Makanannya berupa protozoa dan jasad renik lainnya. Makanan itu ditangkap oleh bulu
getar melalui mulut ke dalam kerongkongan yang juga disebut sebagai mastax atau perut
pengunyah. Disini makanan dihancurkan dengan rahang berkitin yang selalu bekerja.
Lalu makanan dicerna dalam perut berkelenjar. Makanan yang tak tercerna diteruskan
melalui usus ke dalam kloaka dan keluar lewat anus.
2) Ekskresi
Pada tiap sisi lateral terdapat sebuah protonephridium dengan 2-8 flame bulp.
Protonephridium ini berfungsi sebagai osmoregulator, yaitu membuang kelebihan air
dalam tubuh. Kedua protonephridium tersebut bersatu pada kantung kemih (bladder),
yang bermuara pada bagian ventral kloaka.
3) Susunan syaraf
Rotifera mempunyai otak yang terdiri dari massa ganglion dorsal dan terletak di atas
mastaks. Dari otak keluar sejumlah pasangan saraf yang menuju ke berbagai alat indara,
antara lain ke mata dan ke antena. Beberapa jenis rotifer, terutaa yang sessile tidak
mempunyai mata. Mata hanya berupa ocellus sederhana, dan berjumlah tiga hingga lima
buah.

Page | 9
 Reproduksi
Reproduksi selalu seksual. Individu jantan selalu lebih kecil dari induk betina.  Rotifera
adalah organisme dioecious (memiliki alat kelamin baik jantan atau betina) dan
menunjukkan dimorfisme seksual (jantan dan betina memiliki bentuk yang berbeda).
Banyak spesies yang parthenogenic dan menunjukkan Haplodiploid, metode penentuan
jenis kelamin di mana telur dibuahi berkembang menjadi seorang wanita dan telur yang
tidak dibuahi berkembang menjadi laki-laki. Pada banyak spesies dioecious, laki-laki
yang berumur pendek dan kecil, dengan tidak ada sistem pencernaan dan satu testis.
Wanita bisa menghasilkan telur yang mampu dormansi, yang melindungi telur selama
kondisi lingkungan yang keras. Perkawinan rotifer biasanya dengan jalan “Hipoderm
impregnatio”, dimana sperma masuk melalui dinding tubuh. Pada betina tiap ovary akan
menjadi sebuah telur. Rotifer jantan siap melakukan perkawinan satu jam setelah
menetas, kemudian akan mati. Jika rotifer jantan tidak menemukan rotifer betina, maka
rotifer jantan akan mati pada umur 2-7 hari, tergantung jenisnya.

 Disribusi
Rotifera adalah bagian penting dari zooplankton air tawar, menjadi sumber makanan
besar dan dengan banyak spesies juga berkontribusi terhadap dekomposisi bahan organik
tanah. Sebagian besar spesies rotifera adalah kosmopolitan, tetapi ada juga beberapa
spesies endemik, seperti Cphalodella vittata Danau Baikal.

 Adaptasi
Rotifera hidup pada perairan air tawar dan air payau. Rotifera air tawar hidup pada
tanaman air serta benda-benda dalam air. Jenis pelagis bentuknya menyerupai kantung,
duri panjang, kaki dilipat atau menghilang. Banyak terdapat pada permukaan tanaman air
dan puing-puing.

Page | 10
E. Cladocera

Cladocera berasal dari kata klados yang berarti cabang dan keras. Ordo cladocera diberi
namakan juga Kutu air merupakan bagian dari branchiopoda yang membentuk suatu grup
monophyletic yang saat ini mempunyai 80 genera, 11 keluarga, dan sekitar 400 spesies. Artinya
pada kakinya memiliki fungsi seperti insang jumlahnya sedikit, hanya 5 sampai 6 pasang.
Kelompok cladocera adalah bagian dari kelas arthropod yang crustacean,digolongkan dalam
grup phyllopoda. Yang umum dikenal adalah genus dari Daphnia yang merupakan sebagai
penguji adanya indikasi pencemaran air. Cladocera merupakan sebuah krustasea kecil yang
biasanya dapat kita ditemukan pada sebagian besar habitat air tawar, termasuk danau, kolam, dan
sungai.

Memilki karakteristik yaitu :

1) Ukuran krustasea ini bervariasi dari 0,02 mm hingga 3,0 mm atau lebih.

2) Segmentasi eksternal tubuh benar-benar hilang.

3) Kepala berbeda dan terpisah dari bagian tubuh lainnya melalui depresi yang nyata, yang
disebut takik.

4) Batangnya selalu tertutup sebagian atau seluruhnya, oleh karapas bivalve.

5) Kepala beruang dua organ sensitif cahaya, mata majemuk besar. Dan

6) Kepala dikenakan dua pasang pelengkap, antena pertama dan antena kedua.

Page | 11
 Anatomy
Cladocera terdiri dari kepala, thorax dan abdomen. Kepalanya menggunakanrostrum,
biasanya ada disekitar lokasi antenna. Thorax memiliki 5-6 pasang kaki.Abdomen
menunjukan tahapan pembentukan embrio.

Bentuk Tubuh:
1. Memiliki 3 bagian: kepala, thorax, perut; kepalanya biasanya berbentukmembulat
seperti kubah dengan mata dan lima pasang kaki dan di antaranya ada antenna.
2. Ada 2 pasang antenna kecil yang berfungsi sebagai indra peraba dan
untuk berenang sedangkan 3 pasang kakinya berfungsi sebagai pengaman
makanan
3. Mereka makan dengan cara menarik binatang microscopis di sekitarnya.
4. Dalam tubuh cladocera ini terdapat furca claws yang berfungsi sebagaia breptor
(pembersih rongga badan), antena yang dimiliki oleh cladocera inidapat berfungsi
sebagai alat utama dari daya tangkap dan makanan sertareproduksi.
5. Sebagian besar spesies memiliki ekor dan ada beberapa juga yang memiliki
rambut proyeksi dan memiliki kemampuan untuk ber-partenogenesis, adalah sang
betina dapat menghasilkan turunannya tanpa membutuhkan sang jantan untuk
membuahi telur.

 Fisiologi
Fisiologinya merupakan bagian dari branchiopoda, grup monophyletic yang saat ini
mempunyai 11 keluarga, 80 genera, dan sekitar 400 spesies. Artinya kaki yang juga
berfungsi seperti insang jumlahnya sedikit, hanya 5 sampai 6 pasang. Kelompok
cladocera adalah bagian dari kelas arthropod yang crustacean, digolongkan dalam grup
phyllopoda. Dan Daphnia sebagai penguji adanya indikasi pencemaran air

Page | 12
 Reproduksi
Cladocera bereproduksi secara parthenogenesis. Reproduksi aseksual tidak ada.
Cladocera dioecious, dalam lingkungan yang baik sepanjang tahun berkembang biak
secara partenogenesis, telur dierami dalamkantung pengeraman, anak yang dihasilkan
selalu betina. Telur tidak di buahi oleh jantan. Chydorids hanya mereproduksi dua telur
sedang kan non chydorids bentuk clutch menyebabkan peningkatan pada bentuk tubuh.
Seksual. Tergantung pada tempat mereka tinggal melalui fertilisasi. Telur dilindungi oleh
ephipium . Ephimium ini biasanya lebih besar dari pada karapax dan biasanya berwarna
lebih gelap karena hasil dari pigmentasi melamin.

 Adaptasi
Cladocera adalah krustasea kecil yang biasa ditemukan di sebagian besar habitat air
tawar, termasuk danau, kolam, dan sungai. Perairan air tawar yangkurang kelimpahan
ikan yang bertindak sebagai predator merupakan habitat yang paling sesuai. Banyak
spesies cladocera dapat ditemukan berada di perairan terbukadanau. Beberapa spesies
lainnya hidup baik di dekat bagian bawah danau.
 Distribusi
Cladocera termasuk dalam mesozooplankton yang banyak ditemukan di perairan tawar,
dan hanya sedikit yang hidup di laut, yaitu sekitar delapan spesies saja. Dengan
sedikitnya jumlah keanekaragaman spesiesnya maka lebih mudah untuk
mengidentifikasi.

Page | 13
F. Brachiopoda

Brachiopoda adalah hewan laut yang hidup dalam setangkup cangkang yang terbuat
dari zat kapur atau zat tanduk. Mereka biasanya hidup menempel pada substrat dengan
semen langsung atau atau dengan tangkai yang memanjang dari ujung cangkang. Hewan
kecil yang halus dan bercangkang ini dinamakan “kerang lampu”. Mereka sering dikira
kerang karena mempunyai setangkup cangkang . tetapi cangkang hewan ini menghadap
dorso-ventral (atas-bawah), sedangkang cangkang kerang lateral (kiri-kanan).
Brachiopoda, filum Brachiopoda, adalah hewan laut yang memiliki "katup" keras pada
permukaan atas dan bawah, tidak seperti pengaturan kiri dan kanan di moluska bivalvia.
Katup brakiopoda berengsel di bagian belakang, sedangkan bagian depan dapat dibuka
untuk makan atau tertutup untuk perlindungan

Memiliki karakteristik Brachiopoda:

1. Tubuhnya menyerupai lamp shell, sepintas mirip moluska bercangkang engsel.

2. Kedua belahan cangkang brachiopoda adalah dorsal dan ventral.

3. Semua Brachiopoda hidup di dasar laut.

4. Kebanyakan brachiopoda hidup melekat ke dasar laut dengan tangkai, sambil


membuka sedikit cangkangnya untuk membiarkan air mengalir melalui lofofor.

5. Jumlah brachiopoda yang diketahui saat ini ada 335 spesies. Contoh spesies Lingula,
spesies ini identik dengan fosil-fosil spesies yang hidup 400 juta tahun lalu. edangkan
bagian depan dapat dibuka untuk makan atau tertutup untuk perlindungan.

 Anatomy
Brachiopoda mempunyai 2 cangkang (valve), yaitu Pedicle atau Ventral Valve dan
Brachial atau Dorsal Valve. Tubuh tertutup oleh 2 cangkang, satu ke arah dorsal dan
yang lainnya ke arah ventral. Biasanya melekat pada substrat dengan pedicile.
Cangkang dilapisi oleh mantle yang dibentuk oleh pertumbuhan dinding tubuh dan
membentuk rongga mantle. Cangkang Brachiopoda tersusun oleh senyawa karbonat,
atau khitin dan kalsium fosfat. Cangkangnya biasanya mempunyai hiasan, berupa

Page | 14
garis tumbuh, costae atau costellae. Kedua buah cangkang dihubungkan oleh gigi
pertautan (pada Brachiopoda artikulata) atau sistem otot (Brachipoda inartikulata).
Pada pertangkupan kedua cangkang terdapat lubang tempat keluarnya pedicle yaitu
Pedicle opening atau Forament. Pedicle merupakan juluran otot yang berfungsi untuk
menempelkan tubuhnya pada tempat hidupnya. Bagian lain pada cangkang adalah
Lophophore, berupa dua buah tentakel berbulu getar, berfungsi untuk menggerakkan
air di sekitarnya. Lophophore mebentuk kumparan dengan atau tanpa didukung oleh
skeletal internal. Usus Brachiopoda berbentuk U. Sistem peredaran darahnya terbuka.

 Fisiologi
Secara umum, cara hidup Brachiopoda meliputi tempat atau lingkungan dia tinggal, cara
dia beradaptasi atau hidup dengan lingkungannya, cara makannya, dan cara
reproduksinya. Berbagai macam poin yang mencirikan cara hidup dari Brachiopoda
adalah sebagai berikut :
a. Brachiopoda hidup tertambat (benthos secyl) di dasar laut, lewat suatu juluran
otot yang disebut pedicle.
b. Untuk memenuhi kebutuhan makanan dan oksigen, Brachiopoda mempunyai
Lophophore yang berfungsi menggerakkan air di sekitarnya, sehingga sirkulasi
oksigen ke dalam dan ke luar tubuh dapat berlangsung. Begitu pula dengan
makanan.
c. Ada yang hidup di air tawar, namun sangat jarang.
d. Mampu hidup pada kedalaman hingga 5.600 m secara benthos secyl.
e. Genus Lingula hanya hidup pada daerah tropis atau hangat dengan kedalaman
maksimal 40 m
f. Hingga saat ini diketahui memiliki sekitar 300 spesies dari Brachiopoda.
g. Brachiopoda modern memiliki ukuran cangkang rata-rata dari 5 mm hingga 8
cm.
h. Kehadiran rekaman kehidupannya sangat terkait dengan proses Bioconose dan
Thanathoconose.
i. Cara reproduksi Brachiopoda adalah terpisah antara jantan dan betina.
j. Fertilisasi secara ekternal.
k. Sebagian ada yang “mengandung” dan melahirkan larva lobate

Page | 15
 Reproduksi
Reoroduksi seksual, umumnya dioecious, gonad biasanya berupa 4 buah kelompok gamet
yang dihasilkan dalam peritoneum. Kecuali yang digerami, gamet dilepas ke air melalui
nepridia. Pembuahan diluar, telur menetas menjadi larva yang berenang bebas dan sudah
mulai makan. Larva inarticulata bentuknya mirip brachiopoda dewasa, tidak mengalami
metamorfosa, pada akhir stadia larva tumbuh pedicle serta cangkang, dan larva turun ke
substrat untuk kemudian masuk ke dalam lubang. Larva articulata sebagai meroplankton
selama 24 jam sanpai 30 jam, turun ke substrat, mengalami metamorfosa menjadi bentuk
seperti dewasa.

 Adaptasi
Fosil brachiopoda tersebar luas dan banyak terdapat dalam batuan dasar laut. Sekitar
335spesies hidup, semuanya hidup di laut, soliter dan biasanya menempel pada batuan
atau pada benda padat lainnya.

 Distribusi
Phylum Brachiopoda menguntungkan karena digunakan sebagai sumber makanan yang
mengandung protein hewani yang cukup tinggi, juga mempunyai nilai ekonomis yang
tinggi karena mempunya harga yang tinggi Di dalam cangkang terdapat lophohore yang
berfungsi untuk mendapatkan makanan. Bentuk lophophore seperti dua tangan atau
“brachia” yang panjang, menggulung dan masing-masing mengandung deretan tentakel
serta alur makanan menuju mulut. Pada waktu makan, kedua keping cangkang terbuka
sedikit, dan gerakan cilia pada tentakel menghasilkan aliran air yang membawa makanan,
kemudian terperangkap pada lender tentakel dan oleh gerakan cilia dialirkan ke mulut.
Makanan terdiri atas fitiplankton, partikel terlarut dan koloid.

Page | 16
G. Copepoda

Copepoda berasal dari bahasa Yunani yaitu kope = dayung dan podos = kaki.Oleh karena itu
Copepoda berarti berdayung kaki. Copepoda merupakan kelompok entomostraca (udang-
udangan tingkat rendah) dengan jumlah spesies terbesar,yaitu sekitar 8.400 spesies. Sebagian
besar hidup bebas dan sekitar 25% nyasebagian ektoparasit. Kebanyakan Copepoda adalah
holoplanktonik berukurankecil yang mendominasi zooplankton di semua laut dan samudera.
Pada umumnyacopepoda yang hidup bebas berukuran kecil, panjangnya antara satudan beberapa
milimeter.

Copepods merupakan sebuah kelompok kecil crustaceans yang ditemukan di laut dan hampir
setiap air tawar habitatnya. Banyak spesies yang planktonic (Drifting di perairan laut), tapi hanya
lebih hidup di laut lantai, dan beberapa dari spesies kontinental Mei tinggal di wilayah limno-
habitat dan wilayah tempat basah, seperti rawa-rawa, di bawah daun jatuh di hutan basah , bogs,
mata air, kolam dan tidak kekal puddles, membasahi moss, atau diisi air recesses (phytotelmata)
tanaman seperti bromeliads dan picer tanaman. Banyak tinggal di bawah laut dan air tawar gua,
sinkholes, streaming atau tempat tidur. Copepods kadang-kadang digunakan sebagai
bioindicators.

Memilki karakteristik yaitu :

1) Custacea kecil ditemukan di laut dan hampir setiap habitat air tawar.

2) Panjangnya biasanya 1 hingga 2 mm (0,04 hingga 0,08), dengan tubuh berbentuk tetesan
air mata.

3) Miliki exoskeleton dan memiliki dua pasang antena; pasangan pertama seringkali panjang.

Page | 17
 Anatomy
Copepods memiliki exoskeleton yang keras, banyak kaki (digunakan untuk berenang dan
mengumpulkan makanan), sebuah badan tersegmentasi, dan disambung pelengkap.
Kebanyakan copepods berada di bawah 1 mm panjang, tetapi beberapa spesies laut lebih
dari 1 / 4 inci (1 cm) lama. Meskipun mereka tidak memiliki mata majemuk, ini
arthropoda memiliki satu mata sederhana di tengah-tengah kepala (kadang-kadang hanya
hadir dalam tahap larva); mata sederhana ini hanya dapat membedakan antara terang dan
gelap. Ada dua pasang antena; satu pasang panjang dan satu pasang pendek. Seperti
semua Crustacea, meranggas copepods exoskeleton mereka saat mereka tumbuh.

 Fisiologi
Copepoda merupakan kelompok entomostraca dengan jumlah spesies terbesar, yaitu
sekitar 8.405 spesies. Sebagian besar hidup bebas dan sekitar 25% nya sebagai
ektoparasit. Kebanyakan copepoda terdapat di laut yakni lebih dari 12.000 spesies dan
sebagian lagi di air tawar. Karena copepoda adalah biomassa terbesar di lautan. Beberapa
menyebut mereka serangga laut. Mereka berkeliaran bebas di air, liang melalui sedimen
di dasar laut, ditemukan pada flat pasang surut dan dalam parit laut dalam dan beberapa
spesies hidup dalam hamparan lumut dan humus. Kebanyakan copepoda planktonik di
luar terdapat pada lapisan permukaan sampai kedalaman 50 m, namun banyak spesies
dijumpai sampai 2.000 m, bahkan beberapa spesies lebih dalam lagi. Banyak spesies
copepoda melakukan migrasi vertikal,dan dalam hal ini dipengaruhi cahaya.
Copepoda laut jenis Tigriopus brevicornis, dapat hidup pada kisaran salinitas yang
cukup luas yakni mulai dari 10 sampai 40 ppt, namun pada salinitas 10 ppt tidak
didapatkan copepoda yang bertelur. Hasil penelitian menyatakan bahwa copepoda dapat
dikultur di air laut dengan salinitas 25-30 ppt. Copepoda di perairan umum dapat hidup
pada salinitas antara 26,50 ppt dan 35,67 ppt. Dengan demikian, salinitas yang optimum
untuk perkembangan copepoda laut belum diketahui secara pasti. Namun Copepoda jenis
Tigriopus brevicornis (merupakan jenis copepoda yang hidup di air laut), dapat hidup
pada kisaran salinitas yang luas yakni 10-40 ppt. Pada salinitas 10 ppt, proses
pertumbuhan dan reproduksi copepoda tersebut terhambat dan mortalitas cukup tinggi
pada tahap awal adaptasi.

Page | 18
Proses penghambatan tersebut disebabkan adanya proses osmoregulasi copepoda
terhadap salinitas baik salinitas rendah maupun tinggi. Pada salinitas 20 dan 30 ppt,
memperlihatkan pertumbuhan copepoda yang cukup baik, tetapi salinitas yang paling
baik untuk tumbuh dan berkembangnya adalah 30 ppt. Adapun salinitas yang layak bagi
pertumbuhan copepoda dalam kegiatan budidaya adalah 35 ppt, tetapi mampu mentolerir
salinitas antara 15 dan 70 ppt. Masa hidup copepoda (Acartia clausa) yang menggunakan
lumpur sebagai sedimen mencapai sekitar 100 sampai 165 hari dengan suhu 5ºC dan
tanpa sedimen dengan suhu 20ºC, masa hidupnya hanya sekitar 70 sampai 75 hari.
Copepoda yang hidup sebagai parasit lebih dari 1000 spesies. Kebanyakan sebagai
ektoparasit, namun banyak juga sebagai endoparasit dalam tubuh polychaeta, usus leli
laut, saluran pencernaan tunica dan kerang, bahkan pada crustacea lain. Sebagai
ektoparasit copepod terdapat pada permukaan tubuh, sirip dan insang inang, memakan
cairan tubuh atau jaringan inang. Hanya yang betina hidup sebagai ektoparasit,
sedangkan stadia muda dan yang jantan hidup bebas. Yang betina acapkali tampak dari
kantung telurnya.Copepod hidup bernafas dengan permukaan tubuh.
Kelenjar makila merupakan alat ekskresi. Tidak ada jantung ataupun pembuluh darah.
Darah beredar dalam hemocoel karena adanya gerakan otot, apendik saluran pencernaan.
Hanya calanoid yang mempunyai jantung semacam kantung. Susunan syaraf terpusat,
dan benang syaraf tidak melewati thorax. Copepod yang hidup bebas berperan penting
dalam rantai makanan sebagai penghubung antara bakteri, ganggang dan protozoa disatu
pihak dengan predator (termasuk ikan) di pihak lain. Copepod lebih dominan sebagai
makanan ikan laut, Copepoda tidak digunakan sebagai makanan anak ikan karena
berenangnya terlalu cepat sehingga sukar ditangkap.

 Adaptasi
Meskipun copepoda dapat ditemukan hampir di mana-mana, sebagian besarlebih dari
12.000 spesies yang dikenal hidup di laut. Karena mereka adalah biomassa terbesar di
lautan beberapa menyebut mereka serangga laut. Mereka berkeliaran bebas di air, di liang
melalui sedimen di dasar laut, ditemukan pada flat pasang surut dan dalam parit laut
dalam.

Page | 19
Meskipun keanekaragaman jenis di air tawar tidak setinggi dalam kelimpahanlaut,
copepoda terkadang cukup besar untuk noda air. Bahkan di air tanah faunacopepoda
khusus telah berevolusi. Beberapa spesies copepoda dapat ditemukan pada musim gugur
daun hutan basah atau di tumpukan kompos basah, kadang-kadang dalam kepadatan
cukup tinggi. Lainnya tinggal di lumut gambut atau bahkan dalam phytothelmata (kolam
kecil terbentuk di axils meninggalkantanaman) dari bromeliad dan tanaman lainnya.

 Reoroduksi
Reproduksi dan perkembangan Copepoda adalah Dioecious. Betina mempunyai sebuah
atau sepasang ovary dan sepasang seminal receptacle. Copepod jantan yang hidup bebas
biasanya mempunyai sebuah testes dan membentuk spermatofora. Pada waktu kopulasi,
copepod jantan memegang yang betina dengan antenna pertama atau kaki renang
keempat atau kelima yang berbentuk capit, dan melekatkan spermatofora pada betina
pada pembuahan seminal receptacle. Sekali kopulasi dapat digunakan untuk membuahi 7
sampai 13 kelompok telur. Telur yang telah dibuahi dierami dalam sebuah atau sepasang
kantung telur.
Tiap kantung telur berisi antara 5 sampai 50 butir telur. Copepod mengerami telur
sampai selama 12 jam sampai 5 hari, maka kantung telur hancur dan keluarlah larva yang
disebut nauplius. Kemudian copepod betina tersebut akan menghasilkan kantung baru
dan kelompok telur baru. Stadia nauplius sebanyak 5 atau 6 instar, kemudian menjadi
copepodidi sebanyak 5 instar, dan akhirnya menjadi dewasa. Copepod dewasa tidak
mengalami pergantian kulit. Perkembangan dari telur sampai dewasa memakan waktu
antara satu minggu sampai satu tahun. Copepod hidup bebas berumur antara 6 bulan
sampai satu tahun lebih.

 Distribusi
Disrtribusi pada capopeda adalah dapat dijadikan sebagai pakan alami larva ikan dan
sangat menguntungkan karena mengandung EPA dan DHA yang tinggi, serta
mengandung astaxanthin yang cukup tinggi. Sehingga copepoda bisa juga dijadikan
sumber bahan pewarnaan pada ikan.

Page | 20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan :

Zooplankton biasa disebut heterotroph plankton merupakan organisme kecil yang


membutuhkan senyawa organic dimana karbon diestrak untuk pertumbuhan. Heterotrof dikenal
sebagai “consumer” atau tidak dapat membuat makanan sendiri dalam rantai makanan dan hanya
bergantung pada yang lain. Zooplankton atau plankton hewani merupakan suatu organisme yang
berukuran kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus di lautan bebas yang hidupnya
sebagai hewan. Berdasarkan siklus hidupnya zooplankton dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu sebagai meroplankton dan holoplankton banyak jenis hewan yang menghabiskan
sebagian hidupnya sebagai plankton, khususnya pada tingkat larva. Kelompok zooplankton ada 5
diantaranya: Protozoa, Rotifera, Cladocera, Brachiopoda dan Copepoda.

Ada banyak jenis zooplankton yang tersebar luas di seluruh perairan Nusantara. Dengan
bentuk dan jenis yang berbeda beda. Mulai dari cara hidup, tempat hidup, cara bereproduksi,
serta cara berdaptasi di lingkunangn tempat tinggalnya. Apabila kondisi lingkungan sesuai
dengan kebutuhan zooplankton maka akan terjadi proses pemangsaan fitoplankton oleh
zooplankton. fitoplankton tidak sesuai dengan kebutuhan zooplankton maka zooplankton tidak
dapat bertahan hidup dan akan mencari kondisi lingkungan yang sesuai.

H. Saran :

Dengan banyaknya aneka ragam zooplankton yang tersebar di seluruh perairan Nusantara,
sebaiknya kita semua sebagai rakyat Indonesia sudah bertanggung jawab untk selalu menjaga,
melindungi, serta melestarikan keaneka ragaman ini. Karena keuntungan dari keanakan ragaman
ini sangat baik untuk pertumbuhan ilmu pengetahuan dan juga peningkatan pada bidang
teknologi. Bukan anya rajyat biasa saja, Pemerintahan pun jugaturut bertanggung jawab untuk
memperhatikan kawasan di bidang kelautan dan perikanan ini.

Page | 21
DAFTAR PUSTAKA

IPA-Biologi Bilingual kelas VII, Penerbit Yrama Widya.

Seri IPA Biologi kelas VII, Penerbit Yudhistira.

Aslan, L.M. 2003. Penuntun Praktikum Avertebrata Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo

Kendari.

Handayani, Sri, and Mufti P. Patria. "Komunitas zooplankton di perairan waduk Krenceng, Cilegon, Banten." Makara

Journal of Science (2010).

Ruga, Lisa, et al. "Identifikasi Zooplankton di Perairan Pulau Bunaken Manado." Jurnal MIPA 3.2 (2014): 84-86.

Campbell, N. A., J. B. Reece, & L. G. Mitcheel. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 2005

Romimohtarto, Kasijan dkk. Biologi laut iIlmu Pengetahuan tetang Biota Laut. Jakarta: Djambatan. 2007

Rusyana, Drs. Adun, M.Pd. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Jakarta: PT. Alfabeta. 2011

Brotowidjoyo. 2004. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta.

Oemardjati, S.B. 2000. Taksonomi Avertebrata. Universitas Indonesia.Jakarta.

Radiopoetro.2002. Zoologi, Erlangga . Jakarta.

uwignyo, S.2005 Avertebrata Air. Lembaga Sumber Daya Informasi IPB, Bogor

Page | 22

Anda mungkin juga menyukai