DISUSUN OLEH:
NIM : L021201004
KELAS: PLANKTONOLOGI A
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan nikmat dan
rahmatNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini mengenai “KOMPOSISI KIMIA,
DISTRIBUSI, DAN POLA MIGRASI ZOOPLANKTON” Makalah ini di buat untuk
memenuhi tugas mata kuliah planktonologi.
Selain untuk memenuhi tugas, makalah ini juga saya buat sebagai pengetahuan tambahan
bagi pembaca. Makalah ini membahas mengenai komposisi kima zooplankton, distribusi
zooplankton, dan pola migrasi zooplankton,
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun
dari anda selaku pembaca akan sangat saya hargai, demi memperbaiki makalah-makalah saya
berikutnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................................4
A.LATAR BELAKANG...............................................................................................................4
B.RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................4
C.TUJUAN....................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................................6
A.Komposisi Kimia Zooplankton..................................................................................................6
B.Distribusi Zooplankton..............................................................................................................8
C.Pola Migrasi Zooplankton..........................................................................................................8
BAB III................................................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................................11
Daftar Pustaka
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zooplankton atau plankton hewani merupakan suatu organisme yang berukuran kecil
yang hidupnya terombang-ambing oleh arus di lautan bebas yang hidupnya sebagai hewan.
Zooplankton sebenarnya termasuk golongan hewan perenang aktif, yang dapat mengadakan
migrasi secara vertikal pada beberapa lapisan perairan, tetapi kekuatan berenang mereka
adalah sangat kecil jika dibandingkan dengan kuatnya gerakan arus itu sendiri (Hutabarat dan
Evans, 1986). Zooplankton merupakan anggota plankton yang bersifat hewani, sangat
beraneka ragam dan terdiri dari bermacam larva dan bentuk dewasa yang mewakili hampir
seluruh filum hewan (Nybakken, 1988).
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Unsur utama :
Unsur utama yang terdapat dalam Zooplankton adalah Karbon, Nitrogen and Phospor
Karbon
Peranan yang tidak kalah penting adalah memfasilitasi penyerapan Karbondioksida
(CO2) dilaut. Zooplankton memakan phytoplankton yang menyerap CO 2 dan
kemudian setiap harinya turun ke bagian dasar laut untuk menghindari pemangsa di
permukaan seperti ikan predator, sehingga carbon yang berada di dalam zooplankton
tersebut dapat terendapkan di sedimen yang kemudian terendapkan dan terdegradasi.
Oleh karena itu zooplankton memegang peranan dalam pendistribusian CO 2 dari
permukaan ke dalam sedimen didasar laut.
Nitrogen
Nitrogen sebagai kandungan dari protoplasma yang dibutuhkan untuk mensintesis
protein. Nitrogen pada perairan terdiri antara dua golongan yang berbeda bentuknya
yaitu nitrogen anorganik (Boyd, 1988). Selain itu zooplankton juga berguna dalam
regenerasi nitrogen dilautan dengan proses penguraiannya sehingga berguna bagi
bakteri dan produktivitas phytoplankton dilaut.
Fosfor
Fosfor merupakan bagian yang sangat paling penting penting pada kehidupan
organisme perairan karena fungsinya adalah menyimpan dan transfer energi dalam sel
dan berfungsi dalam sistem genetik . Fosfor pada perairan dalam bentuk senyawa
fosfat, yang terdiri atas fosfat yang terlarut dan fosfat partikulat. Fosfat juga terlarut
terbagi atas fosfat organik dan fosfat anorganik yang terdiri dari polifosfa dan
ortofosfat.
6
perbandingan berat atom rata rata unsur utama yaitu C:N:P = 103:16.5:1. Perbandingan yaitu:
Adapun ratio rata rata dari berat atom C:N:P pada kelompok utama Zooplankton di laut
Sargasso, Bermuda Oktober 1962-Oktober 1963 (Beer, 1966).
C:N:P
Copepoda 100:19.83:0.74
Euphausids-Mysids 100:20.98:1.41
Crustaceae 100:18.19:1.32
Chaetognaths 100:23.75:0.86
Polychaeta 100:25.57:1.29
Syphonophores 100:23.36:0.50
Hydromedusae 100:34.41:0.92
Pteropods 100:12.27:0.51
7
B. Distribusi Zooplankton
Pada distribusi vertical umumnya Zooplankton menghindari permukaan air pada siang
hari karena pada saat itu intensitas cahaya tinggi. Kelimpahan Zooplankton tertinggi di zone
teratas kolom air. 82 % Zooplankton terdapat di permukaan air (0-10 meter), 12%
Zooplankton terdapat pada kedalaman air 10-200 meter, dan hanya 5% Zooplankton terdapat
pada kedalaman air 200-750 meter. Di danau yang dalam zooplankton tidak terdistribusi
secara merata. Puncak dari kelimpahan Zooplankton terletak pada lapisan epilimnion, yaitu
lapisan bagian atas perairan. Lapisan ini bagian yang hangat kolom air, suhu relatif konstan
(perubahan suhu sangat kecil secara vertikal). Pada lapisan Hypolimniondibawah thermocline
distribusi Zooplankton terbatasi karena keadan anoxic yaitu keadaan yang sudah tidak
terdapat kadar Oksigen terlarut.
C. Migrasi Zooplankton
Migrasi Zooplankton ini terjadi dalam kondisi cahaya rendah. Untuk alasan ini, dan
seperti yang dinyatakan pada baris sebelumnya, mereka mendekati permukaan pada malam
hari untuk memberi makan dan bergerak. Ini mungkin perilaku defensif terhadap pemangsa
mereka atau cara untuk menghemat energi karena air dingin mengurangi pengeluaran energi
yang harus mereka lakukan untuk memetabolisme makanan mereka.
Sebagian besar spesies, Hutchinson berpendapat, naik ke perairan atas pada malam hari
sebagai migrasi "nokturnal", atau jika mereka menunjukkan dua periode maksimum di dekat
permukaan, yang pertama menjelang senja dan yang berikutnya menjelang fajar, sebagai
migrasi "senja". Pola ini kontras dengan migrasi "terbalik" di mana hewan bergerak ke bawah
pada malam hari dan kembali ke permukaan pada siang hari. Ini menjadi jelas dari berbagai
variasi yang dikutip oleh Hutchinson (1967) dan penulis lain bahwa ada kontinum tipe dari
8
nokturnal hingga terbalik. Untuk penyederhanaan, saya biasanya akan merujuk pada dua pola
ekstrim, "nokturnal" dan "kebalikan".
Migrasi terbalik umumnya dianggap kurang umum dibandingkan migrasi malam hari;
Namun, tidak ada data kuantitatif tentang frekuensi pola migrasi yang benar-benar
mendukung gagasan ini. Demikian pula, persentase danau atau wilayah samudra yang tidak
menunjukkan migrasi tidak diketahui.
Diel vertical migration (DVM) adalah pola gerakan yang dilakukan oleh Zooplankton. Kata
Diel berasal dari kata latin dies day, berarti periode 24 jam Pada migrasi ini terjadi ketika
Zooplankton bergerak ke atas lapisan epipelagic (photic zone) di malam hari dan kembali ke
mesopelagic (aphotic zone) pada siang hari. Adapun pentingnya dari Diel Vertical Migration
(DVM) yaitu :
9
DVM penting terhadap pemompaan biologis yaitu konversi CO2 dan nutrient
anorganik oleh tumbuhan berfotosintesis menjadi DOM pada zona euphotic dan
pemindahan ke laut lebih dalam.
DVM adalah proses utama yang terjadi di laut, tanpa DVM tidak akan terjadi
proses perpindahan energi di antara organisme secara efisien.
Cahaya. Disini cahaya menjadi faktor utama pengatur migrasi vertical Zooplankton
karena cahaya yang merangsang terjadinya migrasi tersebut dengan melakukan
perubahan pencahayaan pada saat sunset dan juga sunrise. Migrasi vertical merespon
dengan berubahnya kedalaman khususnya intensitas cahaya, berubahnya warna air,
berubahnya pola polarisasi cahaya, jumlah mutlak perubahan intensitas cahaya, dan
juga laju relative dari perubahan intensitas
Suhu. Yang mempengaruhi selanjutnya suhu, dengan pengaruh secara fisiologi dan
ekologi. Laju metabolism merupakan fungsi dari suhu. Umur dari Zoopankton juga
bergantung dari pengaruh suhu.
Salinitas. Yang mempengaruhi selanjutnya adalah salinitas, yaitu tingkat kadar garam
atau tingkat keasinan air. Salinitas yang membatasi distribusi, mengatur pola dominasi
spesies dan perubahan musiman pada Zooplankton, membatasi migrasi vertical
Zooplankton.
10
BAB III
PENUTUP
Rangkuman:
Komposisi kimia unsur utama yang terdapat dalam Zooplankton ada tiga adalah Karbon,
Nitrogen dan Phospor. Distribusi zooplankton merefleksikan temperatur dan arus dilaut,
karena zooplankton terapung bebas hampir sebagian besar siklus hidupnya dan
produktivitas reproduksinya pun didisitribusikan oleh arus dan Pada distribusi vertical
umumnya Zooplankton menghindari permukaan air pada siang hari karena pada saat itu
intensitas cahaya tinggi. Kelimpahan Zooplankton tertinggi di zone teratas kolom air.
Migrasi Zooplankton ini terjadi dalam kondisi cahaya rendah. Untuk alasan ini, dan
seperti yang dinyatakan pada baris sebelumnya, mereka mendekati permukaan pada
malam hari untuk memberi makan dan bergerak. Migrasi zooplankton terbagi dua yaitu
Zooplankton bermigrasi ke arah horizontal dan vertikal mengikuti kelompok fitoplankton.
Jika sudah mencapai tingkat kepadatan tertentu perkembangan zooplankton akan
berkurang dan memberi kesempatan pada fitoplankton untuk tumbuh dan berkembang
biak sehingga menghasilkan konsetrasi yang tinggi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Arinardi, O. H. (1997). Status pengetahuan plankton di Indonesia. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. Puslitbang – LIPI.
Jakarta.
Bayli, I. A. H. (1986). Aspects of diel vertical migration in zooplankton and its enigma variations. Limnologi in Australia. CSIRO
Chu, D., Wiebe, P., & Copley, N. (1992). Interference of material properties of zooplankton from acoustic and resistivity
Greenlaw, C. F. (1979). Acoustical estimation of zooplankton population. Limnologi and Oceanografi, 24, 226-242
Richardson, A. J. 2008. In hot water: zooplankton and climate change. – ICES Journal of Marine Science, 65: 279–295
12