Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN

DIAMETER TELUR IKAN NILA ( Oreochromis niloticus )

Dosen Pengampu:

Dr. Ani Suryanti S.Pi, M.Si

Disusun oleh:

DESI RAMADHANI

NIM: 170254244025

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNG PINANG
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
membibing hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan.
Karena tanpa perkenan dan ridho-Nya tidak mungkin makalah ini dapat
diselesaikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ”Biologi
Perikanan”, materi diameter telur yang bertujuan untuk menambah wawasan dan
pembelajaran bagi penulis tentang bagaimana mengukur diameter telur ikan nila.
Mengetahui sebaran grafik hubungan diameter dengan fekunditas, serta
mengetahui pola pemijahan ikan.
Makalah ini penulis susun dengan segala keterbatasan, baik itu dalam
penyusunan kata, kalimat dan bahasa maupun dalam penyajiannya masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana layaknya. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi bagi penulis supaya lebih
memahami materi diameter telur ikan. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan
dan kekurangan. Penulis mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Tanjungpinang, 11 November 2018

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3. Tujuan ............................................................................................................. 2
1.4. Manfaat ........................................................................................................... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3


2.1. Ikan Nila .......................................................................................................... 3
2.2. Diameter Telur ................................................................................................ 3

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 4


3.1. Waktu dan Tempat ........................................................................................... 4
3.2. Alat dan Bahan ................................................................................................. 4
3.3. Prosedur Praktikum .......................................................................................... 4

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 6


4.1. Hasil ................................................................................................................ 6
4.2. Pembahasan ..................................................................................................... 8

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 10


5.1. Kesimpulan ................................................................................................... 10
5.2. Saran .............................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11


LAMPIRAN ......................................................................................................... 12

ii
DAFTAR
TABEL
Tabel 1. alat dan bahan............................................................................................ 4
Tabel 2. Hasil Diameter Lobus Anterior ................................................................. 6
Tabel 3. Hasil Diameter Median ............................................................................. 6
Tabel 4. Diameter Posterior .................................................................................... 7

iii
DAFTAR
GAMBAR
Gambar 1. Ikan Nila ............................................................................................................ 3
Gambar 2. Grafik diameter telur ikan(mm) ........................................................................ 7
Gambar 3. Ukuran Diameter Terbesar (D) ....................................................................... 12
Gambar 4. Ukuran Diameter Terkecil (D) ........................................................................ 12
Gambar 5. Alat Mikroskop Dan Laptop Untuk Mengukur Diameter ............................... 12
Gambar 6. Gonad Posterior, Interior, Dan Lobus Anterior............................................... 12

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki kekayaan jenis ikan yang sangat tinggi. Diperkirakan 8500
jenis ikan hidup diperairan Indonesia dan merupakan 45% dari jumlah jenis global
di dunia. Dari jumlah tersebut 1300 jenis menempati perairan tawar. Dilihat dari
jumlah jenis ikan air tawar, Indonesia menempati rangking kedua setelah Brazil
dan pertama di Asia. Kenyataan yang ada saat ini menunjukkan bahwa
pengetahuan mengenai kekayaan sumberdaya ikan masih relatif sangat kecil.
(Budiman, dkk., 2002).
Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat poikilotermis,
memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang dan siripnya serta tergantung
pada air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki kemampuan di
dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga
keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air
yang disebabkan oleh arah angin. (Wahyuningsih dan Barus, 2006).
Biologi perikanan adalah suatu ilmu pengetehuan yang mempelajari keadaan
ikan yaitu sejak individu ikan tersebut menetas (hadir ke alam) kemudian makan,
tumbuh, bermain, bereproduksi, dan akhirnya mengalami kematian secara alami
atau oleh karena factor lain. Pengetahuan itu akan menguraikan tentang aspek –
aspek biologi individu dari spesies ikan. Sehingga pengetahuan biologi perikanan
ini merupakan pengetahuan dasar ketika mendalami pengetahuan dinamika
populasi ikan, pengembngan spesies ikan untuk dikelola menjadi ikan budidaya
dan upaya pelestarian spesies ikan yang akan mengalami kepunahan di perairan
alaminya. (Pulungan, 2010).
Diameter telur ada hubungannya dengan fekunditas. Makin banyak telur yang
dipijahkan (fekunditas), maka ukuran diameter telurnya makin kecil, demikian
pula sebaliknya. Ikan yang memiliki diameter telur lebih kecil biasanya
mempunyai fekunditas yang lebih banyak, sedangkan yang memiliki diameter
telur yang besar cenderung memiliki fekunditas rendah. Semakin besar ukuran
diameter telur akan semakin baik, karena dalam telur tersebut tersedia makanan
cadangan sehingga larva ikan akan dapat bertahan lebih lama. Ukuran diameter

1
telur dapat menentukan kualitas yang berhubungan dengan kandungan kuning
telur dimana telur yang berukuran besar juga dapat menghasilkan laeva yang
berukuran besar. Semakin berkembang gonad, maka ukuran diameter telur yang
ada didalamnya semakin besar sebagai hasil pengendapan kuning telur, hidrasi,
dan pembentukan butir-butir minyak (Unus et al., 2010).’

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana mencari rumus diameter telur?
2. Bagaimana membuat grafik hubungan fekunditas dengan diameter telur?
3. Bagaimana mengetahui bentuk dan ukuran telur ikan nila?
4. Bagaimana mengukur diameter telur ikan?

1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bentuk dan ukuran telur dari ikan uji
2. Untuk membuat grafik hubungan diameter telur dengan fekunditas ikan
3. Untuk menduga atau studi dalam menduga tipe atau pola pemijahan ikan

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah mahasiswa dapat memahami serta
meningkatkan pengetahuan mengenai cara menghitung diameter telur ikan,
membuat grafik hubungan diameter dengan fekunditas, serta mengetahui pola
pemijahan ikan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Nila
Berdasarkan Ali Purnomo (2013), Kedudukan ikan nila dalam sistematika
(taksonomi) hewan di klasifikasikan sebagai berikut :
Gambar 1. Ikan Nila
Kingdom : Animalia,
Filum : Chordata,
Kelas : Pisces,
Ordo : Percormorphii,
Famili : Cichlidae,
Genus : Oreochromis,
Spesies : Oreochromis Niloticus,
Morfologi ikan nila (Orechromis niloticus) yaitu memiliki bentuk tubuh yang
pipih ke arah bertikal (kompres) dengan profil empat persegi panjang ke arah
antero posterior. Posisi mulut terletak di ujung hidung (terminal) dan dapat
disembuhkan. Pada sirip ekor tampak jelas garis-garis vertikal dan pada sirip
punggungnya garis tersebut kelihatan condong letaknya. Ciri khas ikan nila adalah
garis-garis vertikal berwarna hitam pada sirip ekor, punggung dan dubur. Pada
bagian sirip caudal (ekor) dengan bentuk membuat terdapat warna kemerahan dan
bisa digunakan sebagai indikasi kematangan gonad. Pada rahang terdapat bercak
kehitaman. Sisik ikan nila adalah tipe ctenoid. Ikan nila juga ditandai dengan jari-
jari dorsal yang keras, begitu pun bagian analnya. (abdorminal) (purnomo, 2013).
2.2 Diameter telur
Diameter telur adalah garis tengah atau ukuran panjang dari suatu telur yang
dapat diukur dengan micrometer yang berskala yang sudah ditera.(rotriques,1995
Hubungan diameter telur dengan TKG, umumnya memperlihatkan bahwa
semakin besar TKG maka semakin besar diameter telur yang didapatkan atau
penyebaran diameter telur semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
berkembang gonad ikan, telur yang berkembang di dalamnya semakin besar garis
tengahnya. Semakin berkembang gonad maka semakin besar pula garis tengah
telurnya sebagai hasil daripada pengendapan butir-butir minyak yang berjalan
seiring dengan perkembangan tingkat kematangan gonad (Harianti, 2013).

3
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian dilaksanakan pada pukul 12.40 – 03.00, selasa 6 november 2018.
Lokasi Pengamatan dan pengukuran dilakukan di labolatorium biologi FIKP
senggarang.
3.2 Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat dan Bahan

Alat dan Bahan


Cawan petri Sampel gonad ikan nila
Mikroskop dengan micrometer yang Cairan Gilson
sudah ditera
Gelas ukur 10 ml Tissue
Timbangan digital Nampam/baki
Laptop Camera digital
Gelas objek Alat tulis
Gelas penutup penggaris

3.4 Prosedur Praktikum


 Praktikan dibantu oleh asisten menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk praktikum.
 Tiap kelompok mengamati sedikitnya 3 ekor ikan betina TKG 4 dengan
spesies yang sama. Sampel ikan yang digunakan boleh ikan air tawar, ikan
laut atau ikan payau yang masih seger.
 Praktikan mengukur panjang dan bobot ikan dan melakukan pembedahan.
sesuai kaedah pada praktikum sebelumnya.
 Gonad diangkat dan dipisahkan dari usus dengan hati-hati, jangan sampai
ada bagian gonad atau usus yang putus, gonad yang sudah terpisah
dikeringkan dengan tissue, kemudian ditimbang (catat bobot gonad
tersebut)

4
 Diameter telur diukur dari gonad yang mempunyai TGK II dan IV. Pada
setiap gonad yang diambil masing- masing sebanyak 100 butir dari tiga
bagian yang berbeda yaitu bagian lobus anterior, median, dan pesterior.
 Telur kemudian diletakkan berjajar diatas gelas objek, lalu diamati dengan
menggunakan mikroskop yang dilengkapi dengan mikrometer objektif.
Sebaran ukuran diameter digunakan untuk menentukan pola pemijahan
ikan (Wahyuni dkk., 2015).
 Jika telur tidak berbentuk bulat maka dilakukan pengukuran diameter telur
erpanjang dan diametertelur terpendek diameter sesungguhnya bisa
dihitung angka rata-rata-rata ataumun akar dari perkalian diameter
terpanjang dan terpendek.
 Selanjutnya dibuat distribusi frekuensi dari ukuran diameter telur untuk
menduga pola pemijahan ikan yang diamti

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Tabel 2. Hasil Diameter Lobus Anterior

Lobus anterior
No D (mm) D (mm) Ds (mm)
1 1,16222046 1,106028931 1,1337766327
2 0,986050720 0,858002319 0,9198009591
3 1,245749634 0,972131653 1,1004692867
4 1,198015015 1,100001831 1,1479628522
5 0,780000000 0,754042419 0,7669113944
6 1,186026978 0,988129517 1,0825655938
7 1,102007996 0,786022882 0,9307005423
8 1,236001587 0,950075806 1,0836490225
9 1,314038086 1,098001831 1,2011728537
10 1,174042603 0,904008950 1,0302028444
11 1,182001709 1,122144409 1,1516842489
12 1,216059204 1,152293335 1,1837469813
13 0,986050722 0,914107239 0,9493977581
14 0,987040310 0,858002319 0,9202623946
15 1,066001831 1,188607544 1,1256366285
16 1,000241943 0,822060852 0,9067853902
17 1,216014771 1,050030518 1,1299790352
18 0,996050171 0,832038452 0,9103581946
19 0,808002502 1,006017883 0,9015902431
20 0,758129272 0,862009277 0,8084024157
Tabel 3. Hasil Diameter Median

Median
No D (mm) D (mm) Ds (mm)
1 1,256025513 1,214041138 1,2348549077
2 1,206165771 0,370135101 1,0161105733
3 0,968050720 0,856002319 0,9187283075
4 1,066001831 0,914107239 0,9871372703
5 1,216059204 1,152293335 1,1837469813
6 1,182001709 1,122144409 1,1516842489
7 1,174042603 0,904008850 1,0302159499
8 1,314038088 1,098001831 1,2011728546
9 0,920008667 0,836468750 0,8772448345
10 1,000049988 0,922262451 0,9603689671
11 1,245171509 1,156209351 1,1998662185
12 1,172288330 0,928000000 1,0430165724
13 1,462395234 1,064227471 1,2475260093
14 1,078185617 0,990000000 1,0031523415
15 1,120301758 0,988018188 1,0520829401

6
Tabel 4. Diameter Posterior

Posterior
No D (mm) D (mm) Ds (mm)
1 1,202000714 0,870009216 1,0226225691
2 1,132015869 1,092065918 1,1118614793
3 1,188378784 0,962002075 1,0692160007
4 1,076097064 0,870020691 0,9675880896
5 1,038001953 0,970206177 1,0035317168
6 1,122215698 0,928174561 1,0205939755
7 1,156339111 0,980002014 1,6452555525
8 1,160110352 1,076314087 1,1174270063
9 0,958102295 0,938307007 0,9481529923
10 1,162688232 0,924054138 1,0365263489
11 1,224026123 0,902141907 1,0508307479
12 0,982130310 0,924034607 0,9526396984
13 0,994002014 0,880274936 0,9354117058
14 1,156249146 0,954075439 1,0503089601
15 1,044553467 0,932619995 0,9870012407

Gambar 2. Grafik diameter telur ikan(mm)

Diameter telur (mm)


30

25

20
Frekuensi

15

10

0
0,70-0,85 0,85-0,95 0,95-1,15 1,15-1,25

7
4.2 Pembahasan
Pada setiap gonad yang diambil masing- masing sebanyak 50 butir dari tiga
bagian yang berbeda yaitu bagian lobus anterior, median, dan pesterior. Pada
bagian lobus anterior diambil sebanyak 20 butir telur, pada bagian median diambil
15 butir, dan pada bagian posterior diambil 15 butir. Telur kemuadian diletakkan
berjajar diatas gelas objek, lalu diamati dengan menngunakan mikroskop yang
dilengkapi dengan mikrometer objektif. Sebaran ukuran diameter digunakan untuk
menentukan pola pemijahan ikan.
Diameter telur diukur di bawah mikroskop binokuler dengan bantuan
mikrometer okuler berketelitian 0.1 mm yang telah ditera sebelumnya.
Pengukuran ini dilakukan pada telur-telur yang berada pada tingkat kematangan
gonad III, IV dan V. Selanjutnya diameter telur dianalisis dalam bentuk
histogram. Sampel telur yang diukur diameternya dibuat frekuensi distribusinya.
Diameter telur dihitung menggunakan rumus (Rodriquez et al., 1995), (nasution,
2004). Dimana: 𝐷𝑠 = √𝐷 𝑋 𝑑

Keterangan: - Ds = diameter telur sebenarnya (mm);


- D = diameter telur terbesar (mm);
- d = diameter telur terkecil (mm).

Diameter telur ikan bervariasi antar spesies maupun antar individu dalam
spesies yang sama. Diameter ikan berkisar antara 0.25- 7.00 mm (Wooton, 1990).
Dari hasil praktikum didapati sebaran diameter telur ikan nila (Oreochromis
niloticus) menyebar pada kisaran diameter 0,70 - 1,25 mm dan terbanyak pada
diameter 0,95-1,15 mm yaitu dengan frekuensi 28, pada sebaran diameter 0,85-
0,95 mm didapati frekuensi 11, dan pada sebaran diameter 1,15-1,25 mm hanya
pada frekuensi 7. Yang paling sedikit jumlahnya pada diameter 0,70-0,85 mm
yaitu dengan frekuensi 2. Hal ini berarti ikan sedang dalam proses pematangan
gonad dan belum siap memijah (Nyabaken 1992).

8
Pada Gambar 2. terlihat bahwa distribusi diameter telur beragam mulai dari
telur berdiameter kecil hingga telur berdiameter besar. Beragamnya distribusi
diameter telur tersebut menunjukkan bahwa perkembangan telur dalam ovari
terjadi tidak secara bersamaan sehingga ditemukan beberapa kelompok telur yang
telah matang dan telur yang belum matang.
Diameter telur ada hubungannya dengan fekunditas. Dari hasil pratikum
Fekunditas perhitungan metode gabungan didapatkan hasil fekunditas ikan nila
adalah 937,4. Artinya setiap 1 gram ikan nila dapat menghasilkan telur sebanyak
937 butir atau 938 butir. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat diketahui
bahwa ikan nila memiliki tingkat reproduksi yang tinggi karena jumlah telur yang
dihasilkan banyak. Oleh karena itu, ukuran telur yang dihasilkan sangat kecil-
kecil.
Menurut Effendie (2002), ukuran garis tengah telur yang terbesar didapatkan
pada waktu akan terjadi pemijahan sebagai ukuran telur yang masak ikut dalam
pemijahan. Perbedaan kelompok ukuran diameter telur diduga karena pada tingkat
kematangan gonad (TKG) III baru mulai memasuki tahap kematangan gonad
sehingga pertumbuhan telur belum merata, sedangkan pada TKG IV dan V ikan
mulai memasuki masa pemijahan, sebagian diameter telur sudah lebih besar
dibandingkan dengan diameter telur pada TKG III.

9
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari semua pengamatan dan hasil yang didapat pada praktikum ini, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. gonad ikan dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian lobus anterior, median,
dan posterior. Pada bagian lobus anterior diambil 20 butir telur, pada
bagian median sebebanyak 15 butir, dan pada bagian posterior diambil 15
butir.
2. Dari hasil praktikum didapati sebaran diameter telur ikan nila
(Oreochromis niloticus) menyebar pada kisaran diameter 0,70 - 1,25 mm
dan terbanyak pada diameter 0,95-1,15 mm yaitu dengan frekuensi 28,
Yang paling sedikit jumlahnya pada diameter 0,70-0,85 mm yaitu dengan
frekuensi 2.
5.2. Saran
Dalam pengamatan diameter telur ikan sebaiknya diamati dengan sangat teliti
agar diperoleh hasil yang akurat dan benar.

10
DAFTAR PUSTAKA

Budiman, A., A. J. Arief dan A. H. Tjakrawidjaya. 2002. Peran Museum Zoologi


dalam Penilitian dan Konservasi Keanekaragaman Hayati (Ikan). Jurnal
Ikhtiologi Indonesia. 2(2): 51 - 52. ISSN: 1693 – 0339.

Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama.

Harianti. 2012. Fekunditas Dan Diameter Telur Ikan Gabus (Channa Striata
Bloch, 1793) Di Danau Tempe, Kabupaten Wajo. Jurnal saintek perikanan
vol 8. No 2. Hal 4-6

Poernomo. 2002. Pertumbuhan ikan di lau riau. jurnal perikanan dan


kelautan.volume 6. no 3. Hal 32-34.

Pulungan, 2005. Buku Penuntun Praktikum Biologi Perikanan. Pekanbaru.

Kariyanti et.al. 2014. Analisis fekunditas dan diameter telur ikan beseng-beseng
(Marosatherina ladigesi Ahl, 1936) di Sungai Pattunuang Asue dan Sungai
Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Symposium nasional I
kelautan dan perikanan. Hal 5-7.

Wahyuningsih, H dan T. A. Barus. 2006. Buku Ajar: Ikhtiologi. Universitas


Sumatera Utara, Medan. Hal 3-6.

11
LAMPIRAN

Gambar 3. Ukuran Diameter Terbesar (D)

Gambar 4. Ukuran Diameter Terkecil (d)

Gambar 5. Alat Mikroskop Dan Laptop Untuk Mengukur Diameter

Gambar 6. Gonad Posterior, Interior, Dan Lobus Anterior

12

Anda mungkin juga menyukai