MAKALAH
Oleh:
DESI RAMADHANI
NIM 170254244025
III. PEMBAHASAN
1. komponen-komponen ekosistem
Komponen yang menyusun ekosistem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
komponen biotik dan komponen abiotik. Berikut ini komponen-komponen yang
terlibat dalam ekosistem perairan.
A. Komponen biotik
Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari
mahkluk hidup, mulai mahkluk hidup yang berukuran besar, seperti
manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan, hingga mahkluk hidup yang tidak
terlihat oleh mata telanjang atau jasad renik (mikroorganisme).
Komponen bitotik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu mahkluk hidup
autotorof dan mahkluk hidup heterotorof.
Mahkluk hidup autotrof adalah mahkluk hidup yang dpat membuat
makanannya sendiri melalui proses fotosintesis karena memiliki zat hijau
(klorofil). Mahkluk hidup autotrof disebut juga produsen. Mahkluk hidup
autotrof didaratan adalah tumbuhan, sedangkan di perairan adalah
ganggang atau alga.
Mahkluk hidup heterotrof adalah mahkluk hidup yang
mendapatkan makanan dari mahkluk hidup lain. Mahkluk hidup heterotrof
dibedakan menjadi dua, yaitu konsumen dan pengurai.
B. Komponen abiotik
Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari benda-
benda tidak hidup. Komponen abiotik dalam ekosistem perairan adalah
tanah, air, udara, cahaya matahari, suhu, salinitas, kedalaman dan
kecerahan, serta gelombang dan arus.
1. Tanah.
Sifat-sifat fisik tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi
tekstur,kematangan, dan kemapuan menahan air.
2. Air.
Hal-hal penting pada air yang mempengaruri kehidupan makhluk
hidup adalah suhu air,kadar mineral air,salinitas,arus
air,penguapan,dan kedalaman air.
3. Udara.
Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas. Gas itu
berbentuk atmosfer yang melingkupi makhluk hidup. Oksigen,karbon
dioksida,dan nitrogen merupakan gas yang paling pentung bagi
kehidupan makhluk hidup.
4. Cahaya matahari
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di
bumi ini. Namun demikian,penyebara cahaya ddi bumi belum merata.
Oleh karena itu, organisme harus menyesuaikan diri dengan lingkungan
yang intensitas dan kualitas cahayanya berbeda.
5. Suhu atau temperatur.
Setiap makhluk hidup memerlukan suhu optimum untuk kegiatan
metabolisme dan perkembangbiakannya.
1. Ekosistem pantai.
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan
pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap
hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini
menjalar dan berdaun tebal.
2. Ekosistem estuari.
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.
Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau
rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan
kaya akan nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain
rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya
antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
3. Ekosistem terumbu karang.
Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi
ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang
memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai
invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan
ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa
bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora. Kehadiran terumbu karang
di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.
4. Ekosistem mangrove (bakau)
Mangrove sebenarnya adalah jenis tumbuhan yag hidup di daerah
pasang surut atau daerah pantai yang mampu hidup pada kondisi
salinitas yang tinggi dan oksigen yang rendah. Jadi, ekosistem mangrove
adalah ekosistem yang didominasi oleh tumbuhan mangrove.
5. Ekosistem lamun.
Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan
berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh-tumbuhan ini hidup
di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti halnya rumput di darat,
mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai-tangkai yang
merayap yang efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan
laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan meng-
hasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk
mengangkut gas dan zat-zat hara. Sebagai sumber daya hayati, lamun
banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
b. Ekosistem air tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak
menyolok, penetrasi cahaya kurang, serta terpengaruh oleh iklim
dan cuaca. Hampir semua kelompok anggota hewan terdapat air
tawar, seperti molussca, serangga air, udang-udangan, ikan, dan
cacing.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang (lentik) dan
air mengalir (lotik). Ekosistem yang termasuk air tenang adalah
danau dan rawa, sedangkan ekosistem yang termasuk ekosistem
air mengalir adalahh sungai.
1. Danau dan kolam
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan
luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan
mete persegi dengan permukaan air lebih tinggi dari rata-rata
permukaan air laut. Ekosistem danau ditandai oleh adanya
bagian perairan yang dalam sehingga tumbuh-tumbuhan
berakar tidak dapat tumbuh dibagian ini. Berbeda dengan
ekosistem kolam yan tidak dalam (kedalamannya tidak lebih
dari 4-5 meter) yang memungkinkan tumbuh-tumbuhan
berakar dapat tumbuh di semua bagian perairan.
2. Rawa
Rawa adalah daerah daratan rendah yang tergenang air, baik
yang berasal dari air hujan, air tanah, maupun dari aliran air
tawar yang meggumpal karena tidak ada pelepasan air
(drainase). Rawa merupakan salah satu ekosistem yang kaya
akan keanekaragaman hayati. Rawa ditumbuhi beberapa
jenis tumbuhan dan juga dihuni oleh berbagai jenis hewan.
3. Sungai
Sungai adalah suatu badan air tawar yang mengalir ke satu
arah dan bermuara ke danau, laut, samudera atau sungai lain
yang lebih besar. Aliran air tersebut berasal dari air hujan,
mata air dari gletser (es), danau yang meluap, atau mata air
pegunungan yang mengalir secara alami melalui suatu
lembah atau diantara dua tepian dengan batas jelas, menuju
tempat lebih rendah (laut,danau, atau sungai induknya).
IV. KESIMPULAN
V. DAFTAR PUSTAKA