Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungan. Berasal dari kata Yunani oikos “habitat” dan logos “ilmu” .
Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup
maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Pembahasan ekologi tidak
lepas dari pembahasan ekositem dengan berbagai komponen penyusunannya yaitu faktor
abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan
topografi, sedangkan factor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,
hewan, tumbuhan dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-
tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang
saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik
tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan
juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan
hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem perairan merupakan suatu unit ekologis
yang mempunyai komponen biotik dan abiotik yang saling berhubungan di habitat
perairan. Komponen biotik terdiri atas komponen flora dan fauna. Sedangkan abiotik
terdiri atas komponen tidak hidup misalnya air dan sifat fisik dan kimianya. Ilmu yang
mempelajari peranan laut terbuka tersebut oceanografi, sedangkan ilmu yang
mempelajari perairan tawar dan asin di bawah pesisir disebut hymnologi.

Ekosistem perairan berarti hubungan makhluk hidup perairan, seperti ikan, buaya
dan lainnya dengan makhluk tak hidup, misal batu, air, udara dan lainnya. Ekosistem
perairan meliputi ekosistem air tawar dan ekosistem air laut. Ekosistem perairan
(akuatik) sebagian besar komponen biotik dan abiotiknya berada di air.

1
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
ekosistem akuatik yang meliputi pengertian dan pengamatan pada ekosistem akuatik
tersebut.

1.3 MANFAAT
1. Sebagai bahan referensi
2. Sebagai menambah wawasan dan pengetahuan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ekosistem Perairan


Ekosistem air adalah ekosistem yang mana faktor lingkungan eksternalnya sebagian
besar adalah air. Air ini berperan sebagai habitat dari berbagai macam organisme air.
Jadi, ekosistem air adalah lingkungan yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik dan
didominasi oleh air sebagai habitat dari komponennya.
Ekosistem merupakan salah satu unsur makhluk hidup selain individu, populasi, dan
komunitas. Ekosistem merupakan suatu interaksi antarkomunitas dan lingkungannya
yang berguna sebagai satuan ekologi di dalam alam. Salah satu jenis ekosistem yaitu
ekosistem air yang berperan penting untuk menjaga kehidupan. Ekosistem air merupakan
suatu faktor lingkungan eksternal yang sebagian besar wilayahnya berupa air. Air
memiliki peran vital sebagai habitat dari berbagai jenis organisme air. Jadi, pengertian
ekosistem air adalah suatu lingkungan yang terdiri dari komponen abioti dan biotik yang
didominasi oleh air sebagai habitatnya.

Ciri-ciri ekosistem perairan yang membedakannya dengan jenis ekosistem yang lain :
• Lingkungan didominasi oleh perairan
• Cahaya matahari terbatas
• Dihuni oleh makhluk hidup di air atau amfibi
• Perubahan suhu tidak terlalu ekstrim
• Ada konsumen dan ada produsen

Dalam suatu ekosistem, selalu ada dua jenis komponen, yaitu abiotik dan biotik. Inilah
komponen abiotik dan biotik dalam ekosistem perairan:

1. Komponen abiotik
Komponen abiotik merupakan sekumpulan komponen yang terdiri dari benda tidak
hidup. Contohnya yaitu matahari, cahaya, batu, oksigen, udara dan suhu.

3
2. Komponen biotik
Komponen biotik merupakan sekumpulan komponen yang terdiri dari benda hidup.
Contoh komponen biotik adalah hewan air, hewan amfibi, zooplankton, dan tumbuhan di
dalam air.

Berikut adalah jenis-jenis ekosistem air dalam suatu habitat:


1. Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar atau ekosistem sungai merupakan suatu ekosistem yang berada
di wilayah sungai. Disebut ekosistem air tawar karena air yang terdapat di
lingkungan ini memiliki rasa asin atau tawar.
a. Ciri-ciri Ekosistem Air Tawar dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Salinitas (kadar garam) rendah, lebih rendah jika dibandingkan dengan
sitoplasma
2. Adanya aliran air (arus), hal ini amat menentukan distribusi gas yang vital,
garam mineral dan organisme kecil.
3. Variasi suhu antara siang dan amlam tidak terlalu besar.
4. Penetrasi (masuknya) cahaya matahari terbatas/ kurang.
5. Ekosistem air tawar tetap dipengaruhi oleh iklim dan cuaca, meskipun
pengaruh tersebut relatif kecil apabila dibandingksn denagn ekosistem
darat.
6. Perubahan ketinggian air terlihat terlihat nyata sekali, misalnya pada waktu
musim hujan air sungainya tinggi (berlimpah) dan musim kemarau terlihat
sedikit (kekeringan).
7. Kadar oksigen terlarut pada ekosistem air tawar relatif lebih tinggi.
8. Intensitas cahaya yang diterima pada ekosistem air tawar relatif tinggi.
9. Secara fisik dan biologis ekosistem air tawar merupakan perantaraan
ekosistem darat dan laut, yang sering disebut sebagai air payau (lingkungan
estuari), estuary merupakan lingkungan perairan setengah tertutup di
pinggiran daratan yang terpengaruh oleh pasang surut air laut.
10. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan
lainnya adalah tumbuhan biji.

4
b. Penggolongan Ekosistem Air Tawar berdasarkan bentuknya :
1. Kolam
Kolam merupakan ekosistem buatan dan sebuah perairan yang cukup
dangkal sehingga cahaya dapat menembus sampai ke dasarnya. Tumbuhan
yang hidup dihabitat kolam antara lain teratai dan enceng gondok.
Organisme lain yang berada di kolam adalah berbagai jenis plankton,
crustacean kecil, molusca, beebrapa jenis ikan, serta insecta.

2. Danau
Danau adalah perairan darat darat yang ukurannya lebih besar daripada
kolam. Akan tetapi batas-batas ukuran danau tidak jelas. Para ahli
menyebutkan danau adalah perairan darat yang mempunyai kedalaman air
sedemikian rupa, sehingga dasar perairannya selalu gelap karena tidak
dapat tercapai oleh cahaya matahari.

3. Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin
dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan
gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air
bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.

4. Rawa
Ekosistem air tawar berupa rawa memiliki habitat dengan ciri-cirinya
adalah variasi temperature atau suhu rendah, kadar garam rendah, penetrasi
cahaya yang kurang, dipengaruhi iklim, cuaca di sekitar, dan memiliki
tumbuhan-tumbuhan tingkat tinggi (dikotil dan monokotil), tumbuhan
tingakt rendah, (alga, jamur, gulma, ganggang hijau) yang berfungsi sebagai
produsen, serta memiliki iakn air tawar yang dapat dijadikan sebagai
sumber pangan protein hewani.

5
2. Ekosistem Laut
Ekosistem laut merupakan ekosistem yang berada di lingkungan perairan laut.
Dikutip dari bukubioekolofi Ekosistem Laut dan Estuaira oleh Ida Bagus (2021),
ekosistem laut merupakan suatu lingkungan yang dibentuk oleh laut dan berbagai
hal yang ada di sekitarnya, seperti muara sungai, pantai, hutan mangrove dan lain-
lain.

Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa setiap makhluk hidup memiliki
hubungan dengan makhluk hidup lainnya maupun benda-benda mati di sekitarnya.
Makhluk hidup di perairan juga membutuhkan ruang atau tempat untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
a. Berikut ciri-ciri lingkungan Ekosistem Air Laut adalah:
 Salinitas tinggi terutama di daerah tropis, sedangkan di daerah dingi cukup
rendah.
 Ekosistem laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
 Arus laut yang selalu berputar timbul karena perbedaan temperature dan
perputaran bumi.
 Di daerah tropis, seperti Indonesia, air permukaan laut mempunyai suhu lebih
tinggi dengan suhu air di bagian bawahnya sehingga air permukaan tidak dapat
bercampur dengan air di lapisan bawah. Batas antara lapisan tersebut dinamakan
batas termoklin.

Organisme yang hidup di daerah di ekosistem air laut memiliki karakteristik


tertentu, seperti hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel
kira-kira sama dengan tekanan osmosis air laut maka itu adaptasinya tidak terlalu
sulit. Sedangkan, hewan bersel banyak, misalnya, ikan, cara adaptasi yang dilakukan
dengan cara melakukan banyak minum, sedikit mengeluarkan urin, pengeluaran air
dilakukan secara osmosis, sedangkan garam mineral dikeluarkan secara aktif melalui
insang. Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.

b. Pembagian Daerah Ekosistem Air Laut


Pembagian zona berdasarkan kedalaman. Laut merupakan wilayah yang sangat luas,
lebih kurang dua pertiga dari permukaan bumi. Wilayah ekosistem laut sangat
terbuka sehingga pengaruh cahaya matahari sangat besar. Daya tembus cahaya
matahari ke laut terbatas, sehingga ekosistem laut terbagi menjadi dua daerah, yaitu

6
daerah laut yang masih dapat ditembus cahaya matahari, disebut daerah fotik.
Daerah laut yang gelap gulita, disebut daerah afotik. Diantara keduanya terdapat
daerah remang-remang cahaya yang disebut daerah disfotik. Berdasarkan jarak dari
pantai dan kedalamannya ekosistem laut dibedakan menjadi zona litoral, neritic, dan
oseanik. Menurut Muthalib (2007) secara vertikal kedalaman dibedakan menjadi
epipelagic, mesopelagic,, batio palagik, abisal palagik, dan hadal palagik.

7
2.2 Hasil Praktikum

I. Tujuan

Membuktikan dampak bahan polutan terhadap makhluk hidup

II. Alat dan Bahan

1) Gelas plastik 3 buah

2) Ikan kecil 6 ekor

3) Larutan air deterjen

4) Air PAM

5) Air kolam

III. Langkah Kerja Kerja

1) Siapkan tiga buah gelas plastik!

2) Plastik A diisikan dengan air PAM 300 ml, gelas plastic B diisi dengan air kolam 300
ml dan gelas plastik C diisi dengan air deterjen 300 ml.

3) Masukkan masing-masing dua ekor ikan kecil ke dalam gelas plastik A, B, dan C!

4) Amati tingkah laku ikan tersebut selama 3x10 menit!

N MEDIUM KEDALAMAN IKAN SELAMA 10 MENIT


O

1 Air PAM Ke-1 Ke-2 Ke-3

2 Air kolam

3 Air detergen

IV. Hasil Pengamatan

1. Pada 10 menit pertama larutan (A) ikan mulai beradaptasi pada air (PAM)
2. Pada 10 menit pertama larutan (B) ikan bereaksi pada umumnya melompat dari gelas
dan berputar-putar kemudian mati total
3. Pada 10 menit pertama ikan pada larutan sabun ikan melompat dari gelas dan berputar-
putar kemudian mati total.
8
4. 10 menit kedua, larutan (A) pada 10 menit kedua ikan pada air PAM sadar terbiasa
pada lingkungannya.
Larutan B pada 10 menit kedua ikan pada iar kolam bersikap seperti pada umumnya.
Larutan C pada 10 menit kedua ikan mulai mengeluarkan sedikit lendir kuning.
5. Pada 10 menit ketiga ikan pada air PAM sudah terbiasa tapi airnya mulai mengeruh.
6. Pada larutan B pada 10 menit ketiga ikan seperti ikan biasanya.
7. Pada larutan C pada 10 menit ketiga mengeluarkan lebih banyak lendir kuning.

9
BAB III

KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup
maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Pembahasan ekologi tidak
lepas dari pembahasan ekositem dengan berbagai komponen penyusunannya yaitu faktor
abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan
topografi, sedangkan factor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,
hewan, tumbuhan dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-
tingkatan organisasi makhluk hidup

3.2 Saran

Saran yang di ambil dari makalah diatas, adalah agar baiknya kita untuk menjaga
ekosistem laut, untuk tidak merusak dan mencemar nya. Untuk itu agar masyarakat untuk
tidak melakukan hal – hal. Yang merusak citra kelautan, agar tidak berdampak dengan
makhuk hidup lainnya.

10
11

Anda mungkin juga menyukai