PENDAHULUAN
Banyak hal yang perlu dikaji dari ekosistem laut dan ekosisten payau. Terutama untuk
komponen biotik yang merupakan satu unit kehidupan yang alami dan saling berinteraksi
dalam suatu komunitas tertentu. Dalam makalah ini akan dijelaskan karakteristik mengenai
daerah ekosistem laut dan payau.
1.2 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah maka dapat diperoleh tujuan ditulisnya Makalah ini sebagai
berikut:
1. Untuk mendeskripsikan karakteristik ekosistem laut.
2. Untuk mendeskripsikan karakteristik ekosistem payau (estuaria).
3. Untuk mengetahui dampak perubahan ekosistem laut dan estuaria terhadap kelangsungan
hidup manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
densitas dan salinitas maka air laut dapat tetap cair pada suhu di bawah 0 ° C. Sebagian
besar air samudera itu dingin. Kurang dari 10% volume air laut di muka bumi suhunya lebih
dari 10° C dan lebih dari 75% suhunya di bawah 4 ° C. Karena sinar matahari hanya mampu
menembus laut sampai beberapa ratus meter saja. Akibatnya lapisan atas relatif hangat dan
lapisan dasar dingin.
Densitas air laut diukur dalam satuan gram/cm ³. Air dengan densitas rendah akan berada di
lapisan atas dan air dengan densitas tinggi akan berada di lapisan bawahnya.
Intensitas Cahaya ini diperlukan untuk menunjang proses fotosintesis yang dilakukan oleh
fitoplankton. Intensitas cahaya berubah-ubah intensitasnya. Karena penetrasi cahaya
matahari ke dalam kolom air mengalami pengurangan akibat absorpsi dan pembiasan, maka
intensitas akan semakin kecil dengan bertambahnya kedalaman. Oleh sebab itu, lapisan
produktif untuk fotosintesis hanya mencapai kedalaman 100-150 m di bawah permukaan
laut.
4) Saliitas
Air laut rasanya asin karena mengandung garam. Menurut teori, zat garam tersebt berasal
dari dalam dasar laut melalui proses outgassing, yakni rembesan dari kulit bumi di dasar laut
yang berbentuk gas ke permukaan dasar laut. Bersama gas-gas ini terlarut pula hasil kikisan
kerak bumi dan bersama-sama garam ini merembes pada air, semua dalam perbandingan
yang tetap sehingga terbentuk garam di laut. Kadar garam ini tetap, artinya tidak ditemui
bahwa air laut makin lama makin asin. Konstituen utama garam di laut adalah Cl, Na, SO₄
dan Mg. Untuk mengukur asinnya air laut digunakan istilah salinitas, satuannya pro mil
(⁰/₀₀).
5) Kandungan zat hara
Zat hara atau nutrien berupa unsur makro berupa C, H, O, N, P, S, K, dan Mg maupun unsur
mikro seperti Fe, Mn, Co, Zn, Boron dan Mo juga diperlukan untuk membentuk
produktivitas primer. Kandungan nutrien di laut lebih terbatas daripada di perairan pantai.
Meskipun di laut terdapat kehidupan yang sangat beraneka ragam, tetapi lazimnya biota
laut hanya dikelompokkan dalam tiga kategori utama yakni plankton, nekton dan bentos.
1) Plankton
Fitoplankton sebagian besar bersel satu dan mikroskopik, dan termasuk filum Chrysophyta
yakni alga hijau kuning yang meliputi diatom dan kokolitofor. Selain itu terdapat beberapa
jenis alga hijau-biru, alga coklat dan satu kelompok besar dari Dinoflagellata. Diatom
merupakan produsen primer terbanyak. Sedangkan zooplankton sebagian besar hidup
sebagai meroplankton dan sebagian lagi sebagai holoplankton. Jenis dan kepadatannya lebih
rendah daripada fitoplankton.
2) Nekton
Hewan-hewan ini berenang-renang di laut. Kelompok yang termasuk dalam nekton ini
adalah ikan bertulang rawan, ikan bertulang keras, penyu, ular, dan hewan menyusui yang
semuanya termasuk vertebrata. Sotong dan cumi-cumi juga termasuk nekton. Tidak ada
tumbuhan yang termasuk nekton karena tidak ada tumbuhan yang dapat berenang-renang.
3) Bentos
Bentos mencakup biota menempel, merayap dan meliang di dasar laut. Kelompok ini hidup
di dasar perairan mulai dari garis pasang surut sampai dasar abisal. Contoh biota menempel
ialah spon, teritip, dan tiram; biota merayap contohnya kepiting dan udang karang; dan biota
meliang ialah jenis kerang dan cacing.
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Ekologi Dasar
yang dibina oleh Prof. Ir. Suhadi dan Dra. Hj. Hawa Tuarita, M.Si
oleh
Kelompok 10
Offering C/2011