Anda di halaman 1dari 10

EKOSISTEM AIR TAWAR, AIR LAUT dan

EKOSISTEM BINAAN MANUSIA serta


MASALAHNYA

Mata Kuliah : Pengetahuan Lingkungan


Dosen Pengampu :
Shanty Savitri, S.Si. M.Pd

DISUSUN OLEH

Indah Noniika (193020209036)


KELAS : B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2020
1. Pengertian ekosistem air
Ekosistem merupakan interaksi antara berbagai komponen biotik dan abiotik yang
menempati wilayah yang luas. Oleh karena itulah komponen merupakan bagian dari
ekosistem. Dalam satu ekosistem terdapat dua jenis komponen, yaitu:

a. Komponen biotik, yaitu komponen yang terdiri dari makhluk- makhluk hidup yang
mempunyai ciri- ciri sebagai makhluk hidup (bisa bergerak, makan dan minum,
berkembang biang, dan peka terhadap rangsang). Contoh komponen biotik di
ekosistem air antara lain ikan, fitoplankton, zooplankton, tumbuhan yag hidup di air,
binatang amfibi dan binatang- binatang air yang lainnya.
b. Komponen abiotik, merupakan komponen yang berkebalikan dari komponen biotik.
Yakni komponen yang terdiri dari benda- benda yang tak hidup namun keberadaanya
mempunyai pengaruh terhadap kelangsungan hidup makhluk- makhluk hidup yang
ada di lingkungan tersebut. Komponen abiotik yang ada di ekosistem air antara lain
cahaya matahari, batu, udara atau oksigen, dan suhu.
2. Ekosistem air tawar
Ekosistem air tawar adalah suatu bentuk menyeluruh atau tatanan yang ada
didalam air tawar dan sekitarnya yang terdiri dari makhluk hidup didalam air tersebut
dan lingkungan air tawar itu sendiri. Ekosistem air tawar akan saling mempengaruhi
antara satu komponen dengan komponen lainnya. Komponen pembentuk ekosistem
dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Komponen hidup (biotik)
Contoh komponen hidup didalam air tawar adalah ikan, serangga dalam air, dan
segala makhluk hidup yang ada disekitar perairan tersebut.
2. Komponen tidak hidup (abiotik)
Sedangkan komponen mati atau tidak hidup adalah benda-benda didalam telaga atau
sungai itu sendiri yang digunakan sebagai media hidup dari makhluk hidup
didalamnya.
Interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik akan membentuk
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dan hal itulah yang menjadikan sebuah
ekosistem didalam air tawar maupun ditempat lainnya.

a. Ekosistem air tawar atau ekosistem sungai ini ternyata mempunyai banyak
karakteristik atau ciri-ciri. Ciri- ciri yang dimiliki oleh ekosistem air tawar ini
merupakan pembeda dengan ekosistem lainnya. Beberapa ciri atau karakteristik
yang dimiliki oleh ekosistem sungai atau air tawar ini antara lain:

 Memiliki salinitas atau tingkat kadar garam yang rendah. Kadar garam di
ekosistem sungai atau air tawar ini sangat rendah, bahkan lebih rendah dari
sitoplasma.
 Suhu tidak ekstrim. Ekosistem air tawar atau sungai ini memiliki variasi atau
tingkat perubahan suhu yang tidak terlalu ekstrim. Maksudnya antara siang
dan malam tidak ada perbedaan suhu yang terlalu mencolok.
 Terbatasnya sinar matahari yang dapat masuk. Di ekosistem air tawar atau
sungai, terdapat cahaya matahari namun dalam jumlah yang terbatas, bahkan
cenderung kurang. Hal ini karena cahaya matahari hanya dapat menembus
hingga beberapa meter saja di dalam air. Akibatnya hanya area atau bagian
tertentu saja yang dapat menikmati cahaya matahari.
 Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. Meskipun lingkungan air hanya
mendapatkan pengaruh yang sedikit dari kondisi yang ada di alam, namun
lingkungan air ini tetap mendapatkan pengaruh. Pengaruh terutama
dikarenakan cuaca dan juga ikim (baca: pembagian iklim di Indonesia).
Meskipun tidak terlalu terpengaruh banyak oleh cuaca dan iklim seperti
ekosistem darat, namun ekosistem air ini tetap dipengaruhi oleh kedua hal
tersebut.
b. Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang menembus air, ekosistem air tawar
dibagi menjadi beberapa zona (daerah), yaitu sebagai berikut.

 Zona litoral, merupakan daerah dangkal yang dapat ditembus cahaya matahari
hingga ke dasar perairan.
 Zona limnetik, merupakan daerah terbuka yang jauh dari tepian sampai
kedalaman yang masih dapat ditembus cahaya matahari.
 Zona profundal, merupakan daerah yang dalam dan tidak dapat ditembus
cahaya matahari. Di daerah ini tidak ditemukan organisme fotosintetik
(produsen), tetapi dihuni oleh hewan pemangsa dan organisme pengurai.
c. Pengelompokkan Organisme Pada Ekosistem Air Tawar
1.Berdasarkan cara memperoleh makanan atau energi, dibagi menjadi 2 kelompok:
a.Organisme autotrof: organisme yang dapat mensintesis makanannya. Tumbuhan
hijau tergolong organisme autotrof, peranannya sebagai produsen dalam ekosistem air
tawar.
b.Fagotrof dan Saprotrof: merupakan konsumen dalam ekosistem air tawar. Fogotrof
adalah pemakan organisme lain, sedang Saprotrof adalah pemakan sampah atau sisa
organisme lain.
2.Berdasarkan kebiasaan kehidupan dalam air, organisme air tawar dibedakan atas 5
macam:
a.Plankton: terdiri atas fitoplankton (plankton tumbahan) dan zooplankton (plankton
hewan), merupakan organisme yang gerakannya pasif selalu dipengaruhi oleh arus
air.
b.Nekton: organisme yang bergerak aktif berenang. Contoh: ikan, serangga air.
c.Neston: organisme yang beristirahat dan mengapung di permukaan air.
d.Bentos: organisme yang hidup di dasar perairan.
e.Perifiton: organisme yang melekat pada suatu substrat (batang, akar, batu-batuan) di
perairan.
3.Berdasarkan fungsinya, organisme air tawar dibedakan menjadi 3 macam:
a.Produsen: terdiri dari Bolongan ganggang, ganggang hijau dan ganggang biru,
golongan spermatophyta, misal: eceng gondok, teratai, kangkung, genger, kiambang.
b.Konsumen: meliputi hewan-hewan, serangga, udang, siput, cacing, dan hewan-
hewan lainnya.
c.Dekomposer/pengurai: sebagian besar terdiri atas bakteri dan mikroba lain.

d. Bentuk-bentuk Ekosistem Air Tawar


a. Ekosistem Lentik atau Ekosistem Air Tenang
Perairan menggenang (lentik) adalah suatu bentuk ekosistem perairan yang di
dalamnya aliran atau arus air tidak memegang peranan penting. Hal ini karena aliran
air tidak begitu besar atau tidak mempengaruhi kehidupan organisme yang ada di
dalamnya. Pada perairan ini faktor yang amat penting diperhatikan adalah pembagian
wilayah air secara vertikal yang memiliki perbedaan sifat untuk tiap lapisannya.
Perairan menggenang di bagi dalam tiga lapisan utama yang didasari oleh ada
tidaknya penetrasi cahaya matahari dan tumbuhan air, yaitu: Littoral, limnetik dan
profundal, sedangkan atas dasar perbedaan temperatur perairannya, perairan
menggenang.
b. Ekosistem Lotik atau Ekosistem Air Mengalir
Perairan mengalir (lotik) adalah suatu bentuk ekosistem perairan yang di
dalamnya aliran atau arus air memegang peranan penting. Hal ini karena aliran air
cukup begitu besar contohnya yaitu sungai. Sungai adalah suatu badan air yang
mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit
sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan
oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang
mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton, karena akan
terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat
dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami
adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat
pada batu. Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat
kecil yang bebas dari pusaran air.
e. Adaptasi makhluk hidup pada air Tawar
1. Pada Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari
beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat pembagian
daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya
matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak
tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah
perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah
yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar. Komunitas tumbuhan dan hewan
tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal
tersebut danau dibagi menjadi empat daerah sebagai berikut.

a. Pada area ini makhluk hidup dapat beradaptasi pada Cahaya matahari menembus
dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhan air yang
berakar dengan daun ada yang mencuat ke atas permukaan air. Komunitas
organisme sangat beragam termasuk jenisjenis ganggang yang melekat
(khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, Crustacea, ikan, amfibi,
reptil air dan semiair seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa
mamalia
b. Pada area ini makhluk hidup dapat beradaptasi pada daerah air bebas yang jauh
dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh
berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang
berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim panas
dan musim semi. Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-
udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil.
Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa
ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
c. Pada area ini makhluk hidup dapat beradaptasi pada daerah yang dalam, yaitu
daerah afotik. Organisme yang ada hidup dengan mendekomposisi detritus yang
jatuh dari daerah limnetik. Organisme yang menghuni adalah cacing dan mikroba.
d. Pada area ini makhluk hidup dapat beradaptasi pada daerah dasar danau tempat
terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati. Berdasarkan produksi materi
organiknya, terdapat dua macam danau yaitu danau oligotropik dan danau
eutropik. Danau oligotropik merupakan danau yang dalam dan kekurangan
makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciri-cirinya,
airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak
terdapat oksigen sepanjang tahun. Danau eutropik merupakan danau yang
dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif.
Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan
oksigen terdapat di daerah profundal. Danau oligotrofik dapat berkembang
menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan
endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya
dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang
memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya
terjadi ledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi
detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau
tersebut. Pengkayaan danau seperti ini disebut eutrofikasi. Eutrofikasi
menyebabkan air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan
danau.
2. Pada Kolam

Kolam umumnya di definisikan sebagai kumpulan air yang dangkal dan sifat
umumnya relatif merupakan air tenang dan kaya akan vegetasi. Jadi organisme yang
dapat bertahan hidup dan beradaptasi :

a.Flagellata terdiri dari Euglena, Pandoria, Rudorina dan volvox.


b.Diantara Coelenterata, hydra sering terlihat menempel pada tanaman dibawah
air
c.Filum Platyhelminthes seperti turbellaria tedapat di bawah batu dan di antara
vegetasi.
d.Annalida diwakili oleh cacing tanah air tawar seperti Limicoloa,
e.Arthropoda merupakan bentuk yang dominan terdapat dalam perairan kolam.
3. Rawa air tawar
Rawa merupakan bentuk peralihan antara air terbuka dan dataran. Rawa biasanya
dikelilingi vegetasi, umunya dangkal dan tanaman mengapung. Vegetasi rawa
terdiri dari tumbuh-tumbuhan menahun yang selalu hijau yang diselingiu oleh
tamnaman merambat. Variasi atau keanekargaman hewan sangat kecil. Terdapat
protozoa, rotifer, nematode, larva capung, Amphisoda, Isopoda, ikan, dan kura-
kura. Pada lapisan dasar terdapat insekta, keong, dan ikan-ikan. Dalam keadaan
yang tidak menyenangkan penghuni rawa membentuk kista. Sebagai contoh ikan
(lepidosiner dan ceratodus) mem bungkus diri dengan lumpur selama beberapa
bulan.
3. Ekosistem Air Laut
Ekosistem air laut merupakan salah satu jenis ekosistem di Bumi yang dikenal
juga dengan ekosistem bahari. Ekosistem air laut ini merupakan ekosistem yang berada di
perairan laut. Ekosistem air laut ini terdiri atas beberapa ekosistem lainnya yakni
ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir dangkal atau bitarol, dan ekosistem
pasang surut. Ekosistem air laut ini didominasi oleh perairan asin yang sangat luas dan
merupakan ekosistem yang menjadi tempat tinggal berbagai biota laut, mulai dari hewan
ber sel satu, mamalia, invertebrata, hingga tanaman- tanaman laut seperti alga dan
terumbu karang.
a. Karakteristik ekosistem air laut
Ekosistem air laut mempunyai karekteristik yang membedakannya dengan
ekosistem lainnya. Sebagai berikut:
a. Mempunyai variasi suhu, yakni perbedaan suhu antara bagian permukaan laut
dengan bagian dalam atau kedalaman air laut.
b. Memiliki tingkat salinitas yang tinggi, yakni semakin mendekati garis
khatulistiwa maka salinitas semakin tinggi.
c. Tidak terlalu dipengaruhi oleh keadaan iklim dan juga cuaca (baca: iklim di
Indonesia).
d. Didominasi oleh NaCI hingga mencapai 75%.
b. Pembagian zonasi ekosistem air laut
Dilihat dari tingkat kedalaman, ekosistem air laut dibedakan menjadi zona litoral,
zona neritik, dan juga zona oseanik.

1. Zona litoral
Zona litoral ini juga disebut sebagai zona pasang surut, yakni merupakan zona
yang paling atas atau paing dangkal dari lautan. Zona litoral ini merupakan zona dari
laut yang berbatasan langsung dengan daratan. zona litoral ini juga merupakan zona
yang terendam ketika air laut mengalami pasang, dan akan terlihat seperti daratan
ketika air laut surut. Di zona litoral ini, kita akan menemukan banyak hewan atau
sekelompok hewan, diantaranya adalah bintang laut, udang, kepiting, bulu babi,
hingga cacing laut.

2. Zona neritik
Zona yang kedua adalah zona neritik. Zona neritik ini disebut juga dengan
ekosistem pantai pasir dangkal. Zona neritik ini merupakan bagian dari laut yang
mempunyai tingkat kedalaman sekitar 200 meter, sehingga masih dapat ditembus
oleh cahaya matahari hingga ke bagian dasar. zona neritik ini merupakan zona yang
banyak dihuni oleh berbagai jenis tumbuhan ganggang lalu atau rerumputan laut dan
juga berbagai jenis ikan. Do zona neritik ini kita akan menemukan suatu ekosistem
lainnya yang lebih kecil, yakni ekosistem terumbu karang, ekosistem pantai batu, dan
ekosistem pantai lumpur. Ketiga ekosistem tersebut disebut juga sebagai jenis- jenis
dari ekosistem pantai pasir dangkal atau zona neritik ini.

3. Zona oseanik
Dari kedua zonae sebelumnya, yakni zona litoral dan zona neritik, zona oseanik
merupakan zona yang paling dalam dari ekosistem air laut. Zona oseanik ini
merupakan wilayah ekosistem air laut yang lepas, yang mana kedalamannya sangat
dalam. Saking dalamnya, zona ini sampai terlihat gelap. Zona oseanik ini dibedakan
menjadi dua macam, yakni zona batial dan juga zona abisal. Zona batial merupakan
zona yang memiliki kedalaman sekitaran 200 hingga 2000 meter. Zona batial
mempunyai keadaan yang remang- remang karena cahaya matahari yang masuk
hanya sidkit sekali, sehingga tanpak remang- remang.

Di zona batial ini kita tidak bisa menemukan produsen karena hanya dihuni oleh
nekton (sejenis organisme yang aktif berenang). Sementara zona abisal merupakan
zona yang memiliki kedalaman yang lebih jauh lagi yakni lebih dari 2000 meter.
Zona abisal ini merupakan zona yang sama sekali tidak dapat ditembus oleh cahaya
matahari. Zona abisal ini dihuni oleh binatang- binatang predator, detrivitor atau
pemakan sisa organisme, dan juga pengurai. Secara umum, air di zona oseanik ini
tidak dapat bercampur dengan dengan air di permukaan air laut, hal ini karena
keduanya memiliki perbedaan suhu. Batas dari kedua bagian ini dinamakan daerah
termoklin.

Lalu jika dilihat berdasarkan intesitas cahaya matahari yang bisa masuk,
ekosistem air laut dibedakan atas zona- zona sebagai berikut:

1. Zona fotik, yakni merupakan zona yang mudah ditembus cahaya matahari dan
mempunyai kedalaman air kurang dari 200 meter. Di zona fotik ini kita akan
menemui organisme yang melakukan fotosintesis.
2. Zona twilight, yakni zona yang mempunyai kedalaman air antara 200 hngga
2000 meter. Di zona ini, cahaya matahari yang masuk hanya sedikit, oleh
karena itu bersifat remang- remang.
3. Zona afotik, merupakan zona yang tidak dapat ditembus cahaya matahari
sama sekali, yakni di kedalam lebih dari 2000 meter.

Kemudian berdasarkan wilayah permukaan secara vertikal, laut dibedakan atas


bebera zona berikut ini:

1. Epipelagik, yakni daerah yang berada di antra permukaan hingga kedalaman


sekitar 200 meter.
2. Mesopelagik, yakni daerah dengan kedalaman antara 200 hingga 1000 meter.
3. Batiopelagik, yakni daerah jerang benua yang mempunyai kedalaman 200
hingga 2500 meter.
4. Abisalpelagik, yakni daerah yag mempunyai kedalaman 4000 meter.
5. Hadal pelagik, yakni daerah laut yang paling dalam dimana kedalaman lebih
dari 6000 meter.
c. Adaptasi makhluk hidup pada air laut
Berikut ini adala adaptasi hewan yang hidup di laut, bardasarkan tempat tinggalnya:

1. Ekosistem laut dalam. Ekosistem alut dalam ini terdapat di daerah laut paling
dalam atau palung laut. Ekossitem ini tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari.
Organisme yang hidup di ekosistem ini adalah predator dan ikan yang dapat
memancaran cahayanya sendiri.
2. Ekosistem terumbu karang. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang jernih.
Banyak organisme yang hidup di ekosistem ini, antara lain adalah terumbu
karang, hewan spons, mollusca, bintang laut, ikan, dan juga ganggang. Ekosistem
terumbu karang ini mempunyai manfaat ekosistem terumbu karang bagi biota
laut dan manusia yang beraneka ragam.
d. Pemanfaatan, permasalahan, dan penanggulangan ekosistem laut
Pemanfaatan ekosistem laut sebagai berikut :
 Sebagai sumber makanan bagi manusia, baik hewani muapun nabati.
 Sebagai pengontrol iklim di dunia
 Sebagai tenaga listrik, tenaga ombak, dan tenaga pasang surut.
 Sebagai tempat rekreasi dan hiburan
 Sebagai tempat budidaya ikan, kerang mutiara, rumput laut, dan
lainsebagainya.
 Sebagai tempat barang tambang berada
 Sebagai tempat penelitian dan juga penelitian
 Sebagai tempat jalur taransportasi.
 Sebagai tempat mata pencaharian penduduk lokal.

Terdapat 5 faktor permasalahan lingkungan yang menjadi latar belakang dalam


fenomena kerusakan ekosistem laut yaitu :

1. Berkurangnya fungsi ari hutan mangrove atau bakau yang ada di pesisir pantai.
Hutan bakau atau mangrove sangat bermanfaat sekali dalam penanggulangan bahaya
yang bisa saja merusak ekosistem laut.

2. Laju abrasi yang terlihat meningkat tinggi. Dengan meningkatnya laju abrasi ini
daratan akan menyempit tersapu oleh pantai yang hampir menyentuh badan jalan.

3. Kerusakan terhadap terumbu karang di laut. Perusakan terumbu karang ini


dilakukan dengan cara pengeboman dalam usaha untuk menangkap ikan sebanyak –
banyaknya oleh nelayan yang tidak bertanggung jawab dan juga penggunaan racun
potasium.Tidak hanya itu, tindakan yang merusak biota laut ini juga dilakukan
dengan cara mengeksploitasi terumbu karang untuk digunakan sebagai pondasi
bangunan dan juga mengeoploitasi hasil laut yang tidak teratur. Pengeksploitasian
batu karang yang banyak digunakan untuk bahan bangunan juga menjadi salah satu
fakor yang menyebabkan kerusakan ekosistem yang terjadi di laut.

4. Penambangan pasir pantai yang dilakukan manusia untuk di jadikan sebagai bahan
bangunan. Hal ini tentu memicu kerusakan ekosistem laut. Dengan penambangan
pasir pantai yang terus menerus, tentunya sangat merugikan manusia juga pada
akhirnya.
5. Pembuangan berbagai macam limbah yang dibuang ke laut. Berbagai macam
limbah domestik dan pembuangan sisa pengolahan ikan yang langsung di buang ke
laut tentunya akan mencemari dan menurunkan kualitas laut. Pencemaran ini
tentunya akan merusak ekosistem laut. Tidak hanya itu, dengan rusaknya terumbu
karang, tentunya juga akan merusak biota laut. Seperti yang sudah kita ketahui,
terumbu karang merupakan tempat dimana hidupnya ribuan jenis ikan yang
menggantungkan hidupnya dengan memakan fitoplankton yang juga hidup di daerah
terumbu karang tersebut.

Alternatif Solusi untuk mengatasi Kerusakan Ekosistem Laut

Kerusakan ekosistem Laut ini sudah terjadi hampir di seluruh wilayah pesisir, karena
kesadaran masyarakat tentang lingkungan masih rendah. Masyarakat harus
menyadari dan wajib melindungi keberadaan ekosistem laut sebagai penopang hidup
mereka.Karena cara mengatasi kerusakan di lingkungan laut, sebenarnya ada dalam
diri manusia itu sendiri tergantung dari kemauan mereka mau atau tidaknya
seseorang melakukan hal tersebut.Dari pelbagai permasalahan yang muncul, ada
upaya perbaikan yang bisa dilakukan. Upaya ini harus melibatkan masyarakat untuk
membangun kehidupan seimbang, dinamis dan berkelanjutan. Antara lain:

a. Meningkatkan pendayagunaan potensi laut dan dasar laut.


Peningkatan pendayagunaan potensi yang ada di lingkungan laut,baik luar
maupun dalam laut. Misalnya dalam pendayagunaan lingkungan laut sebagai
pariwisata,budidaya rumput laut, maupun budidaya ikan. Dimana dalam peningkatan
ini peran pemerintah juga harus diikutsertakan dalam proses pendayagunan laut ini,
seperti yang sudah diatur dalam Undang-Undang Repubik Indonsia Nomor 23 Tahun
1997 tentang Pengelolaan Lingkungan yaitu dalam BAB IV Pasal 8 Ayat 1 dan Pasal
9 Ayat 1 dan Ayat 2.

b. Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan.


Penangkapan ikan sebagai cara mencari nafkah para nelayan ataupun untuk
indutri perikanan dapat diperbolehkan. Asal cadangan ikan yang mereka tangkap
tidak dalam keadaan punah, sedangkan untuk ikan yang belum mencapai besar
tertentu, harus dilepaskan kembali ke dalam laut, yang telah diatur dalam Undang-
Undang Repubik Indonsia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
yaitu dalam BAB III Pasal 5 dan Pasal 6. Penataan dan perlindungan daerah
tangkapan ikan nelayan lokal, penataan dan pengendalian penambangan pasir pantai.

c. Mengembangkan potensi industri kelautan.


Pengendalian pencemaran oleh industri, hendaknya bersifat bahwa jumlah bahan
yang mengakibatkan polusi tidak harus berbahaya dan tidak mengganggu keberadaan
biota laut. Oleh karena itu, buangan limbah sebelum dialirkanke sungai ataupun
perairan perlu teknik pengolahan imbah sesuai dengan yang ditentukan. Hasil
sampah yang berasal dari kegiatan manusia harus di kurangi dan didorong untuk
mendaur ulang kotoran maupun limbah lain. Bahkan, kalau perlu melarang
pembuangan semua limbah ke lingkungan laut.

d. Mempertahankan daya dukung dan kelestarian fungsi lingkungan laut.


Penanggulangan kerusakan tersebut,sdiharapkan warga yang ada di daerah pesisir
laut untuk dapat mempertahankan aset-aset yang terdapat dalam lingkungan laut
tersebut, menyadari akan kepentingan laut dan ekosistemnya yaitu sebagai sumber
hayati, meletarikan kemampuan alam untuk menjadikan sumber mata pencaharian
penduduk sekitar laut sehingga menadikan suatu kesejahteraan masyarakatnya.
Namun solusi diatas dapat terjadi jika semua pihak yang terlibat baik itu dari
pihak pemerintah dan warga masyarakat dapat bekerjasama. Diharapkan dengan
kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat, maka negeri maritim yang
sejahtera akan segera terwujud dan hal seperti itu juga diharapkan dapat
menanggulangi kerusakan - kerusakan ekosistem laut di seluruh Indonesia saat ini
dan seterusnya.

4. Ekosistem binaan manusia


Ekosistem binaan manusia adalah suatu ekosistem yang ditandai dominasi struktur buatan
manusia. Ekosistem binaan bergantung pada asupan energi, sumberdaya, dan rekayasa
manusia untuk dapat bertahan. Istilah ini memberikan kesimpulan bahwa sebagian besar
ekosistem yang dipakai manusia adalah ekositem buatan, dan ekosistem buatan ini harus
diatur agar dapat mempertahankan hidup manusia dengan baik.

Daftar Putaka
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/ekosistem-air

( dikunjungi pada tanggal 6 mei 2020 )

https://ilmulingkungan.com/ekosistem-air-tawar/

( dikunjungi pada tanggal 6 mei 2020 )

https://www.kompasiana.com/ramadhanfikri9179/5b8801d06ddcae158338dca4/macam-macam-
ekosistem-air

( dikunjungi pada tanggal 6 mei 2020 )

https://www.sridianti.com/ciri-ciri-ekosistem-air-tawar.html

( dikunjungi pada tanggal 6 mei 2020 )

http://febyfebriany.blogspot.com/2017/06/ekosistem-air-tawar.html

( dikunjungi pada tanggal 6 mei 2020 )

https://www.kompasiana.com/annisasz/5df5eb32d541df17415de382/biologi-laut-adaptasi-
xenograpsus-testudinatus-kepiting-tangguh-penghuni-neraka-bawah-laut

( dikunjungi pada tanggal 6 mei 2020 )

http://www.bppp-tegal.com/web/index.php/artikel/konservasi/518-permasalahan-kerusakan-
ekosistem-laut

( dikunjungi pada tanggal 6 mei 2020 )

http://www.postmedya.com/science/ekosistem-air-laut-fakta-jenis-serta-manfaat/

( dikunjungi pada tanggal 6 mei 2020 )

https://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan_binaan

( dikunjungi pada tanggal 6 mei 2020 )

Anda mungkin juga menyukai