Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan timbal
balik antar organisme hidup dengan lingkungannya. Salah satu kajian dari ekologi
adalah ekosistem tempat organism itu hidup. Ekosistem (satuan fungsi dasar
dalam ekologi) adalah suatu sistem yang didalamnya terkandung komunitas hayati
dan saling mempengaruhi antara komponen biotik dan abiotik.
Dua per tiga bagian dari bumi merupakan daerah
perairan yang kemudian membentuk ekosistem perairan atau
disebut juga ekosistem akuatik. Ekosistem akuatik terbentuk
karena adanya interaksi antara makhluk hidup akuatik dengan
lingkungannya.

Ekosistem

akuatik

sendiri

merupakan

ekosistem yang memiliki substrat berupa cairan. Berdasarkan


tingkat

salinitasnya

ekosistem

perairan

dibagi

menjadi

ekosistem air tawar dengan tingkat salinitas rendah yaitu


kurang dari 5%, air payau dengan tingkat salinitas 5-30% dan
air laut dengan tingkat salinitas tertinggi yaitu antara 30-40%
(Odum, 1998).
Ekosistem air laut dibedakan menjadi ekosistem pantai,
mangrove, pasang surut (intertidal), terumbu karang (coral
reef), subtidal dan laut dalam. Sedangkan ekosistem air tawar
dibedakan menjadi lotik dan lentik. Lotik merupakan ekosistem
air tawar yang airnya mengalir, sedangkan lentik merupakan
ekosistem air tawar yang airnya tergenang. Pada ekosistem
lentik terdapat organisme yang tidak pernah berubah dan tidak
memiliki kemampuan adaptasi khusus karena airnya yang
tenang, tidak mengalir bahkan tidak bergelombang. Perairan
tergenang atau lentik meliputi danau, rawa, kolam, waduk dan
sebagainya.

BAB II
PERAIRAN LENTIK DAN LOTIC
A. Perairan Lentik (menggenang)
Perairan

menggenang

(lentik)

adalah

suatu

bentuk

ekosistem perairan yang di dalamnya aliran atau arus air tidak


memegang peranan penting. Hal ini karena aliran air tidak begitu
besar atau tidak mempengaruhi kehidupan organisme yang ada
di dalamnya. Pada perairan ini faktor yang amat penting
diperhatikan adalah pembagian wilayah air secara vertikal yang
memiliki perbedaan sifat untuk tiap lapisannya, contoh dan jenis
perairan ini adalah danau, rawa, situ, kolam dan perairan
menggenang lainnya.
Perairan menggenang di bagi dalam tiga lapisan utama
yang didasari oleh ada tidaknya penetrasi cahaya matahari dan
tumbuhan air, yaitu: Littoral, limnetik dan profundal, sedangkan
atas

dasar

perbedaan

temperatur

perairannya,

perairan

menggenang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu: metalimnion,


epilimnion, dan hipolimnion. Kelompok organisme di perairan
menggenang berdasarkan niche utama dalam kedudukan rantai
makanan
(heterotrof)

meliputi
dan

produser

(autotrof),

mikrokonsumer

makro

konsumer

(dekomposer).

Kelompok

organisme yang ada di perairan menggenang berdasarkan cara


hidupnya meliputi: benthos, plankton, perifiton, nekton dan
neuston.
1. Distribusi Organisme di Perairan Menggenang

Pada zona litoral, produser utamanya adalah tanaman


yang berakar (anggota spermatophyta) dan tanaman yang
tidak berakar (fitoplankton, ganggang dan tanaman hijau
yang

mengapung).

Sedangkan

konsumernya

meliputi

beberapa larva serangga air seperti, platyhelminthes, rotifer,


oligochaeta, moluska, amphibi, ikan, penyu, ular dan lain
sebagainya.

Pada

zone

limnetik,

produsernya

terutama

fitoplankton dan tumbuhan air yang terapung bebas seperti,


water hyacinth (Eichornia crassipes), Cerratophyllum spp,
Utricularia spp, Hydrilla verticillata, duckweed (Lemna spp);
dan vascular plants, seperti: Equisetum spp; Ioetes spp dan
Azolla spp. Sedangkan konsumernya meliputi zooplankton dari
copepoda, rotifera dan beberapa jenis ikan. Pada zona
profundal, banyak dihuni oleh jenis-jenis bakteri dan fungi,
cacing darah, yang meliputi larva chironomidae, dan annelida
yang banyak mengandung haemoglobin, jenis-jenis kerang
kecil seperti anggota famili sphaeridae dan larva "phantom"
atau Chaoboras (corethra). Rantai makanan adalah suatu
transfer energi dari tumbuhan melalui serangkaian organisme
dengan jalan makan-memakan. Pada tiap transfer ada 80-90%
energi potensial yang hilang sebagai panas. Oleh karena itu
rantai makanan dalam satu deretan jumlahnya terbatas,
biasanya 4 - 5 tingkat. Makin pendek rantai makanan, maka
lebih banyak tersedia energi yang dapat dimanfaatkan.
2. Jenis Ekosistem Perairan secara Tergenang (Lentik) :
a. Danau
Danau merupakan kumpulan air yang seolah-olah
berda

dalam

suatu

baskom

dan

tidak

mempunyai

hubungan dengan laut atau merupakan suatu badan air


yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter
persegi hingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat
pembagian

daerah

berdasarkan

penetrasi

cahaya

matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari


sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah
yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah
afotik.

Di

danau

temperatur

yang

juga
drastis

terdapat

daerah

perubahan

atau

termoklin.

Termoklin

memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah


dingin di dasar. Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar
di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi.
Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah
sebagai berikut.
o Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari
menembus dengan optimal. Contohnya berbagai siput
dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air
dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa,
dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di
danau.
o Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari
tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah
ini

dihuni

oleh

berbagai

fitoplankton,

termasuk

ganggang dan sianobakteri.


o Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah
afotik danau.
o Daerah bentik (daerah dasar danau tempat terdapatnya
bentos dan sisa-sisa organisme mati).
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi
materi organik-nya, yaitu sebagai berikut:
o Danau Oligotropik
Oligotropik

merupakan

danau

yang

dalam

dan

kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah

limnetik tidak produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali,


dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak
terdapat oksigen sepanjang tahun.
o Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal
dan

kaya

akan

kandungan

makanan,

karena

fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya


keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dangkal,
kaya

akan

fosfor,

bahan

organik

dan

plankton sertaoksigen terdapat di daerah profundal.


Danau

atau

kolam

Eutrofik

mempunyai

keanekaragaman organisme yang tinggi.


b. Kolam
Kolam umumnya di definisikan sebagai kumpulan air
yang dangkal dan sifat umumnya relatif merupakan air
tenang dan kaya akan vegetasi.
Kolam dapat dibagi atas :
1. Kolam berasal dari danau yang luas.
2. Kolam yang tidak berhubungan

dengan

danau,

ukurannya kecil.
3. Kolam buatan manusia
Berdasarkan musim, kolam dapat di bedakan atas :
1. Kolam sementara (Kolam sementara hanya ada pada
waktu ada tertentu.)
2. Kolam permanen (Kolam permanen berisi air sepanjang
tahun.)
Kolam merupakan tempat tinggal yang baik bagi
hewan-hewan invertebrata misalnya:
o Flagellata terdiri dari Euglena, Pandoria, Rudorina dan
volvox.
o Diantara Coelenterata, hydra sering terlihat menempel
pada tanaman dibawah air

o Filum Platyhelminthes seperti turbellaria tedapat di


bawah batu dan di antara vegetasi.
o Annalida diwakili oleh cacing tanah air tawar seperti
Limicoloa,
o Arthropoda merupakan bentuk yang dominan terdapat
dalam perairan kolam.
c. Rawa
Rawa dan payau merupakan bentuk peralihan antara
air terbuka dan dataran. Rawa biasanya dikelilingi vegetasi,
umunya dangkal dan tanaman mengapung. Vegetasi rawa
terdiri dari tumbuh-tumbuhan menahun yang selalu hijau
yang diselingiu oleh tamnaman merambat. Variasi atau
keanekargaman hewan sangat kecil. Terdapat protozoa,
rotifer, nematode, larva capung, Amphisoda, Isopoda, ikan,
dan kura-kura. Pada lapisan dasar terdapat insekta, keong,
dan ikan-ikan. Dalam keadaan yang tidak menyenangkan
penghuni rawa membentuk kista. Sebagai contoh ikan
(lepidosiner dan ceratodus) mem bungkus diri dengan
lumpur selama beberapa bulan.
B. Perairan Lotic (mengalir)
Ekosistem Lotik adalah ekosistem yang airnya bergerak
mengalir, misalnya selokan, parit, atau sungai. Ciri-ciri ekosistem
lotik adalah airnya mengalir, merupakan ekosistem terbuka dari
kadar oksigen terlarut relatif tinggi. Aliran air dalam ekosistem
lotik merupakan faktor pembatas bagi organisme yang ada di
dalamnya. Artinya organisme yang tidak dapat melakukan
adaptasi terhadap adanya aliran air akan tersingkir. Aliran ini
juga dapat menjadi penentu jenis dan komposisi komponen biotik
dalam ekosistem. Aliran air tergantung pada topografi, besarnya
sungai dan debit air yang mengalir. Misalnya, jenis organisme di
pinggir sungai berbeda dengan jenis organisme di dalam atau di
dasar sungai.

Air

ekosistem

lotik

tidak

tetap,

melainkan

berubah

tergantung pada musim. Di pulau Jawa, pada umumnya air


sungai keruh dan banjir di musim hujan sedangkan di musim
kemarau airnya kecil dan bahkan mengering. Keadaan ini
merupakan suatu indikator adanya kerusakan ekosistem darat
didaerah hulu sungai.
Sebagai suatu

ekosistem

terbuka,

kosistem

lotik

memperoleh kiriman bahan organik yang terbawa aliran air dari


daerah hulu atau daratan misalnya, berupa bangkai, sampah
atau daun-daun yang gugur ke sungai. Meskipun dari ekosistem
lotik itu sendiri hewan-hewan dapat memperoleh makanan,
beberapa hewan sungai ada yang memakan bahan organik yang
terbawa aliran air. Jadi, ekosistem lotik mendapat pengaruh yang
besar dari ekosistem daratan.
Aliran air memudahkan terjadinya persentuhan antara
permukaan air yang luas dengan udara. Apalagi, jika disepanjang
ekosistem lotik terdapat jeram, riak-riak kecil, dan air terjun.
Keadaan yang demikian menyebabkan kadar oksigen terlarut
relatif tinggi. Tingginya kadar oksigen memberikan kondisi pada
hewan-hewan sungai untuk hidup dilingkungan yang cukup
oksigen, sehingga mereka menjadi peka terhadap kekurangan
oksigen.

Adanya

bahan

pencemar

yang

dapat

mereduksi

(mengurangi) oksigen terlarut dapat menimbulkan bencana bagi


hewan air itu.
Terdapat beberapa perbedaan antara ekosistem sungai
dimana terdapat aliran air dan ekosistem danau yang airnya
tenang/menggenang.
1. Adanya arus
2. Pertukaran antara air dengan dasar lebih intensif karena
adanya arus.
3. Pada air mengalir, kadar oksigen lebih tinggi dibandingkan
air tenang
4. Percampuran suhu dan kandungan zat lebih merata

Pada air mengalir terdapat beberapa adaptasi organism


sebagai berikut :
a. Melekat permanen pada substrat yang tetap misalnya batu
dan tanaman
b. Mempunyai alat kait tau penghisap untuk melekat pada
tempat yang licin
c. Permukaan bawah tubuh dapat dipakai untuk melekat.
Beberapa jenis hewan dapat melekat pada dasar dengan
perantaraan bagian tubuh yang lekat seperti golongan
siput dan cacing pipih.
d. Bentuk badan strean
mempunyai

bentuk

line.
tubuh

Insekta,

larva,

menyerupai

dan

telur

ikan
yang

membulat di depan dan membulat di belakang untuk


mengurangi tekanan air.
e. Bentuk tubuh pipih. Hewan

di

perairan

mengalir

mempunyai bentuk tubuh pipih agar mudah bersembunyi


di bawah batu
f. Rheothaksis positif.

Organisme

Air

mengalir

selalu

berusaha berenang menentang arus berbeda dengan


organism perairan tenang yang bila diletakkan di perairan
tenang yang bila diletakkan di perairan mengalir selalu
mengikuti arus.
g. Tigmotaxis positif. Organisme perairan lotik mempunyai
kecenderungan
permukaan.

bergantung

dan

menempel

pada

DAFTAR PUSTAKA
http://biarkanakumenulis.blogspot.com/2009/10/ekologi-airtawar.html
http://biologinatural.blogspot.com/2013/11/ekosistem-lentik.html
http://pengertian-definisi.blogspot.com/2012/02/ekosistemair.html
http://riwayathidupkubloggergratis.blogspot.com/2012/05/perairantergenang.html

Anda mungkin juga menyukai