Anda di halaman 1dari 8

The Great White Shark (Carcharodon carcharias)

Makalah
Ekomorfologi Hewan

Disusun oleh:
Himmawan Ady

M0410032

Muh. Ridho

M0410039

Muhammad A. Aziz H.

M0410041

Okky Wildan P.

M0410046

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014

PENDAHULUAN
Hiu dari famili Lamnidae adalah predator pelagis yang hebat dan terdiri shortfin mako shark
(Isurus oxyrhincus), mako shark longfin (Isurus paucus), hiu putih (Carcharodon carcharias),
salmon hiu (Lamna ditropis) dan hiu porbeagle (Lamna nasus). Hiu dalam famili Lamnidae
merupakan jenis yang unik di antara hiu-hiu yang lain karena hiu-hiu ini memiliki sistem pertukaran
panas tubuh yang dapat disesuaikan dengan lingkungan, dimana memanfaatkan perlambatan dan
percepatan pergerakan otot serta dengan meningkatkan metabolisme lebih tinggi. Beberapa atribut
fisiologis yang dimilikinya memungkinkan mereka untuk menjaga suhu tubuhnya agar tetap hangat,
sehingga kebutuhan dasar dari banyak sifat ekologis mereka, termasuk kemampuannya dalam
toleransi termal yang lebar, kinerja renang yang tinggi, kemampuan ekspansi niche ke lintang utara
dan kemampuan untuk menangkap mamalia laut sebagai mangsanya (Weng et al., 2007).
Hiu putih juga dikenal dengan sebutan The Great White Shark. Hiu putih memiliki tubuh
yang besar dan kekar yang menyerupai bentuk torpedo, memiliki gigi segitiga besar dan bergerigi,
memiliki rangka rusuk yang khas di sepanjang garis tengah tubuh, dan ekor berbetuk bulan sabit.
Pada sistem sirkulasi pertukaran panas, memungkinkan hiu ini mempertahankan suhu tubuh hingga
14C (Goldman, 1997).
ISI
Klasifikasi
Hiu putih besar dalam klasifikasi hewan masuk ke dalam kelas Elasmobranchii, ordo
Lamniformes, famili Lamnidae, dan memiliki nama spesies Carcharodon carcharias.
Deskripsi
Hiu putih besar adalah hiu predator terbesar, dan mungkin hiu ini terkenal sebagai hiu yang
paling ditakuti. Warna tubuh hiu putih besar adalah abu-abu atau kebiruan di bagian atas dan putih
di bagian bawah. Hiu putih putih ini merupakan hiu yang terbesar di dunia karena bisa mencapai

panjang 22 kaki (6,7 m) dan berat hingga 5.000 kilogram. Namun, secara umum hiu putih ini
memiliki panjang antara 13 16 kaki (4 5 m) dan berat sekitar 630-1088 kg (1500-2400 pounds).
Hiu putih besar memiliki rentetetan gigi taring yang besar-besar, dan ditempatkan dalam satu baris
dan bergerigi. Ketika hiu putih besar menyerang dan menggigit mangsa, hiu ini akan menggoncanggoncangkan kepalanya kedepan dan kebelakang seperti gerakan bergetar tetapi dengan skala besar.
Gigi bergerigi pada hiu ini difungsikan sebagai gergaji dan dapat benar-benar bisa merobek korban
hingga tubuhnya terpisah. Hiu ini sering menelan giginya sendiri dalam jumlah yang cukup banyak
saat menyerang mangsanya.
Anatomi
Pada bagian bawah hiu ini berwarna putih dan di area dorsal abu-abu putih. Warna ini
menunjukkan bahwa mereka secara alami mebentuk bentuk bayangan terbalik untuk kamuflase.
Kuntungan ini merupakan salah satu bentuk adaptasi yang unik dalam beberapa hewan laut dimana
daerah dorsal abu-abu menyatu dengan kedalaman laut dan bawah putih berpadu dengan sinar
matahari sehingga dapat menjaganya dari radar hewan predator dan mengaburkan radar hewan
mangsanya.
Bentuk sirip ekor dari hiu putih besar ini dapat membantunya mencapai kecepatan berenang
yang luar biasa dengan tingkat akselerasi berenang yang besar. Hiu ini memiliki dua sirip punggung
yang berfungsi untuk menambah hidrodinamika pada tubuh spesies ini. Sirip punggung pertama
yang lebih besar dari yang kedua untuk memastikan bahwa hiu ini tidak mengalami rollover dalam
proses berenang, kedua memastikan bahwa aliran air di atas bagian posterior hiu dapat halus.
Kemudian ada juga sirip dada yang membantunya melakukan manuver di dalam air, dan sirip perut
yang membantu hiu untuk menyeimbangkan tubuhnya.
Duri pada hiu ini terletak dibagian cranial sirip punggung pertama. Duri yang termasuk
dalam anatomi ikan hiu sebagai bentuk perlindungan diri dari predatorr. Bagi banyak hiu, duri

termasuk dalam anatomi mereka untuk membantu mereka dalam melindungi diri dari hewan yang
berpotensial sebagai predator. Duri ini bersifat pasif dan bukan sebagai senjata untuk memangsa.
Hiu putih besar memiliki gigi yang berjumlah mencapai 3.000 gigi pada satu waktu. Setiap
gigi memiliki bentuk segitiga, bergerigi (saw bermata), tajam, dan panjangnya mencapai 3 inci (7,5
cm). Gigi giginya terletak pada setiap baris yang dapat dirotasi untuk digunakan sesuai kebutuhan.
Dua baris pertama digunakan dalam memperoleh mangsa, baris lainnya dapat berotasi ke tempat
yang diperlukan. Seperti gigi yang mungkin hilang, rusak, atau aus, dapat mereka gantikan oleh gigi
baru dengan berotasi ke tempat yang seharusnya.
Seperti ikan lainnya, hiu juga memiliki insang untuk membantunya dalam melakukan
respirasi. Insangnya terletak di sisi kepala berjumlah 5-7 celah insang. Untuk melakukan pertukaran
gas terjadi secara benar, air harus konsisten mengalir pada celah insangnya.

Gambar 1. Anatomi Carcharodon carcharias.


Makanan
Hiu jenis ini biasanya memakan ikan, anjing laut, lumba-lumba, pesut, berang-berang, dan
kura-kura. Diperkirakan untuk menemukan mangsanya

dengan hiu ini memanfaatkan

kemampuannya dalam mendeteksi medan elektromagnetik (electrosense) dan mendeteksi bau.


Seperti semua hiu pada umumnya, kulit hiu ini memiliki pori-pori khusus yang disebut disebut
dengan ampullae of Lorenzini, yang memungkinkan mereka untuk mendeteksi medan

elektromagnetik yang dipancarkan oleh organisme bergerak. Hiu putih ini dapat mendeteksi
tegangan sekecil hingga 1,5 x 10-9 Volt.

Gambar 2. Rahang Carcharodon carcharias.


Dalam mencari mangsa hiu ini dapat menggunakan beberapa teknik berburu tergantung
pada jenis mangsanya. Sebagian besar waktunya dalam berburu mangsa, hiu akan bertahan di
bawah air sebelum menyergap mangsanya dari bawah. Dalam kasus saat berburu beberapa jenis
anjing laut, kekuatan yang dikeluarkan hiu ini begitu besar hingga dapat melontarkan keduanya baik
hiu tersebut dan anjing laut sebagai mangsanya keluar dari permukaan air. Sedangkan untuk mangsa
yang lebih besar seperti gajah laut, hiu hanya akan mengambil tindakan yang lebih simple yaitu

dengan cara menggigitnya secara langsung dengan gigitan yang besar dan kemudian hiu ini akan
menunggunya mengalami pendarahan hingga mati, setelah itu hiu ini akan memakannya. Ketika
berburu lumba-lumba, hiu akan menyerang dari atas, hal ini memungkinkan untuk menghindari
deteksi dari echolocation lumba-lumba.
Habitat dan Rentang Wilayah Hidupnya
Hiu putih besar, juga dikenal sebagai pointer putih atau hiu putih, ditemukan di seluruh
dunia di lautan bersuhu sedang dan beriklim subtropis, tetapi lebih menyukai air yang lebih dingin
(Port Stephens Fisheries Centre, 2005).
Hiu putih besar mampu berenang dengan jarak yang jauh, dan dalam waktu yang lama.
Sebagai contoh, pelacakan lepas pantai dari hiu putih besar ini dengan menggunakan tag sonic
menunjukkan bahwa hiu itu telah berpindah hingga jarak 190 kilometer dalam waktu 2,5 hari pada
kecepatan jelajah rata-rata 3,2 kilometer per jam. Selain itu terdapat sejumlah pendekatan penelitian
untuk mempelajari interaksi antara predator-mangsa C. carcharias di habitat pelagisnya, yaitu
dengan menggunakan salah satu metode pengumpulan data menggunakan Pop Up Satellite Arsip
Tag (PSAT) untuk melacak pergerakan hiu putih melalui migrasi pelagis mereka. Pada tahun 2001
misalnya, mencatat hampir 4.000 km migrasi hiu dewasa putih antara pantai California dan sekitar
rantai Pulau Hawai (Boustany et al., 2002).
Hiu putih besar yang paling sering diamati dan diteliti di dunia berada di kawasan perairan
pesisir sub-Arktik, meskipun mereka cenderung menghabiskan sebagian besar waktu mereka di laut
terbuka. Konsentrasi tertinggi populasi ikan hiu ini ditemukan di perairan lepas pantai Afrika
Selatan, Australia, California, dan Meksiko. Hiu putih besar ini juga ditemukan di kawasan Adriatik
dan Laut Mediterania.
Dalam rentang wilayah hidupnya, hiu putih besar sering ditemukan berada di dekat garis
pantai. Sepanjang hidupnya hiu putih besar ini pada umumnya hidup di dekat permukaan air, atau di
bawah permukaan air dengan kedalaman 16-32 meter. Rata-rata kedalaman tempanya hidup berada

pada kedalaman 20 meter. Selain daripada itu umumnya mereka lebih suka perairan dengan suhu
antara 54 75F (12 - 24C).

Gambar 3. Persebaran dominan Hiu putih Besar Carcharodon carcharias


Reproduksi
Hingga kini belum pernah diamati seekor hiu putih besar yang sedang melahirkan anaknya,
tetapi seekor hiu putih besar betina yang sedang hamil pernah tertangkap jaring nelayang. Hiu ini
dikenal memiliki sifat reproduksi ovoviviparous/ovovipar (telur muda berkembang dalam dalam
tubuh ibu). Seekor hiu putih besar betina dapat melahirkan hingga delapan atau sembilan anak yang
memiliki panjang tubuh sekitar 5 kaki (1,5 m) setelah lahir. Hiu putih ini dapat mencapai masa
kematangan reproduksi ketika hiu jantan memiliki panjang tubuh sekitar 12 kaki (3,6 m) dan hiu
betina saat sudah memiliki panjang tubuh sekitar 13 kaki (4 m). Menurut sumber lain hiu putih
besar ini dapat mencapai usia kematangan seksual pada sekitar 10 tahun. Spesies ini memiliki
perkembangan yang relatif lambat dan tingkat reproduksi yang rendah dengan panjang periode
kehamilan, diperkirakan sampai dengan 18 bulan (Mollet et al., 2000).
Diperkirakan bahwa hiu putih besar ini dapat hidup sampai usia 40 tahun di alam liar, tetapi
perkiraan ini mungkin bisa terlalu rendah atau dapat dikatakan bahwa hiu ini dapat hidup dengan
usia >40 tahun di alam liar. Hiu putih adalah spesies berumur panjang, dengan perkiraan umur

panjang berkisar sampai 60 tahun, meskipun hal ini belum diverifikasi dan perkiraan 40-50 tahun
(Bruce, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
Boustany, A. M., S. F. Davis, P. Pyle, S. D. Anderson, B. J. Le Boef and B. A. Block. Expanded
niche for white sharks. Nature, v. 415, no. 671.
Bruce, B. D. 2008. The biology and ecology of the white shark (Carcharodon carcharias). In M.
Camhi & E. K. Pikitch, Sharks of the Open Ocean. Blackwell Scientific, Oxford.
Goldman, K. J. 1997. Regulation of body temperature in the white shark, Carcharodon carcharias.
Journal of Comparative Physiology B Biochemical Systemic and Environmental Physiology
167.
Mollet, H. F., Cliff, G., Pratt Jr., H. L., & Stevens, J. D. 2000. Reproductive biology of the female
shortfin mako Isurus oxyrinchus with comments on the embryonic development of
Lamnoids. Fishery Bulletin 98.
Nussbaum. 2013. Great White Shark. A Thousand
http://mrnussbaum.com/sharks/great_white_shark/.

sites

in

one,

Mrnussbaum,

Port Stephens Fisheries Centre. 2005. Threatened species in NSW Great white shark Carcharodon
carcharias. Primefact 6, NSW DPI.
Weng, K. C., Boustany, A. M., Pyle, P. 2007. Migration and habitat of white sharks (Carcharodon
carcharias) in the eastern Pacific Ocean. Mar Biol Springer-Verlag, DOI 10.1007.

Anda mungkin juga menyukai