Fisiologi Hewan adalah cabang Biologi yang mempelajari fungsi dasar dan mekanisme kerja alat-alat tubuh
dalam kondisi normal, yaitu dalam rangka menciptakan kondisi homeostasis. Materi yang dipelajari meliputi: Konsep
Homeostasis; Sistem Koordinasi Neural dan Indera; Sistem Koordinasi Hormonal dan Reproduksi; Sistem
Pernafasan; Sistem Pencernaan; Sistem Sirkulasi Darah dan Limfe; Sistem Imun; Sistem Ekskresi; Sistem
Osmoregulasi dan Termoregulasi; serta Sistem Gerak. Subjek kajian dari berbagai kelompok hewan Avertebrata dan
Vertebrata, terutama dari kelas Mammalia, hingga manusia.
Fisiologi Hewan memiliki posisi yang sentral sehingga tak terpisahkan dengan ilmu-ilmu lainnya, seperti Kimia,
Fisika, dan Matematika. Cabang-cabang Biologi yang berkaitan erat dengan Fisiologi Hewan, terutama adalah:
Biokimia dan Struktur Perkembangan Hewan (Anatomi, Histologi, Embriologi).
Kajian matakuliah ini cukup luas namun relatif dangkal, meliputi pemahaman konsep dasar, komparasi atau
perbandingan pada berbagai kelompok hewan, variasi lingkungan internal/eksternal, dan pembahasan mekanisme
aksi hingga subsel dan molekular terbatas. Kegiatan pembelajaran disampaikan dengan cara TCL, SCL, dengan
pendekatan analisis kausal dan pemahaman secara analogi.
Setelah selesai menempuh matakuliah ini dengan baik dan lengkap, mahasiswa diharapkan nantinya dapat
memahami dan menganalisis fungsi dan interaksi berbagai sistem dalam tubuh organisme (hewan dan manusia).
Selanjutnya, mahasiswa dapat menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari selama mengikuti matakuliah ini
untuk menjelaskan fenomena yang ada di masyarakat, serta dapat melakukan penelitian dan menciptakan karya
ilmiah berdasarkan konsep-konsep tersebut.
Dunia Hewan dibedakan menjadi dua yaitu Kelompok hewan tidak bertulang belakang
(invertebrata)
dan Kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata).
Anatomi hewan
KELOMPOK HEWAN TIDAK BERTULANG BELAKANG (INVERTEBRATA)
Kelompok hewan tidak bertulang belakang (invertebrata) merupakan kelompok hewan yang paling
banyak di muka bumi, hampir 2 juta jenis yang telah dikenali saat ini. Hidup pada lingkungan yang
beragam, dari lingkungan hutan, gua, sampai lumpur dasar laut.
Hewan tidak bertulang belakang dikelompokkan menjadi hewan bersel satu, hewan berpori, hewan
berongga, cacing, hewan lunak, hewan berkulit duri, dan hewan berkaki beruas-ruas.
Kelompok hewan lunak (Mollusca) mempunyai tubuh yang lunak, tidak mempunyai tulang
ataupun rangka dan dilindungi oleh cangkang keras yang terbuat dari zat kapur. Tubuh hewan lunak
mempunyai kelenjar yang menghasilkan lendir. Ada sekitar 100.000 jenis dalam kelompok hewan
lunak, dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kupang, sotong, dan keong.
Kelompok hewan berkulit duri ( Echinodermata) seluruh tubuhnya
tertutup oleh duri, tidak berkepala, dan mempunyai rangka yang tersusun dari zat kapur di luar
tubuhnya (eksoskeleton). Hewan berkulit duri mempunyai mulut yang dikelilingi oleh kaki berbentuk
tabung yang mempunyai alat pengisap di bagian ujungnya. Mempunyai pencernaan yang baik, tetapi
sistem saraf dan sistem peredaran darahnya masih sederhana. Contoh hewan berkulit duri adalah
bintang laut, bulu babi, teripang, dan landak laut.
Kelompok hewan berkaki beruas-ruas (Arthropoda) memiliki tubuh yang dilapisi oleh kulit luar
yang tersusun dari zat kitin, protein dan zat kapur, membentuk rangka luar. Beberapa jenis tertentu
seperti lalat dan ngengat hanya mempunyai kulit luar yang lunak, sedangkan yang lain seperti ketam
dan udang laut mempunyai kulit luar yang keras.
Tubuh hewan Arthropoda terdiri dari beberapa bagian dan masing-masing bagian mempunyai kaki
sendiri-sendiri. Kakinya beruas-ruas dan digunakan untuk berenang atau berjalan. Pada beberapa jenis
tertentu juga berfungsi untuk penghisap bahan makanan bahkan untuk pertahanan. Hewan arthropoda
dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu lipan, labah-labah, udang-udangan, dan serangga.
Kelompok hewan amfibi adalah binatang bertulang belakang berkulit lembab tanpa bulu yang hidup
di dua alam. Kebanyakan hewan amfibi pada waktu berupa berudu hidup di air dan bernapas dengan
insang. Selanjutnya setelah dewasa hidup di darat dan bernapas dengan paru-paru dan kulit. Hewan
amfibi termasuk kelompok hewan berdarah dingin, artinya hewan yang memanfaatkan suhu
lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya.
Kelompok hewan melata (reptil) adalah binatang bertulang belakang berkulit berkulit kering,
bersisik, dan bernapas dengan paru-paru. Hewan melata termasuk kelompok hewan berdarah dingin,
artinya hewan yang memanfaatkan suhu lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya.
Kura-kura dan penyu mempunyai tubuh yang lebar dan dibungkus oleh kulit
cangkang yang tersusun dari zat tanduk yang keras dan kasar. Kulit bagian atas berbentuk cembung
dan bundar disebut karapaks dan kulit bagian bawah datar disebut plastron yang berfungsi
menyokong dan melindungi tubuh kura-kura.