Anda di halaman 1dari 22

ANATOMI DAN FISIOLOGI HEWAN DAN TUMBUHAN

A. HEWAN

Fisiologi Hewan adalah cabang Biologi yang mempelajari fungsi dasar dan
mekanisme kerja alat-alat tubuh dalam kondisi normal, yaitu dalam rangka
menciptakan kondisi homeostasis. Materi yang dipelajari meliputi: Konsep
Homeostasis; Sistem Koordinasi Neural dan Indera; Sistem Koordinasi Hormonal
dan Reproduksi; Sistem Pernafasan; Sistem Pencernaan; Sistem Sirkulasi Darah dan
Limfe; Sistem Imun; Sistem Ekskresi; Sistem Osmoregulasi dan Termoregulasi; serta
Sistem Gerak. Subjek kajian dari berbagai kelompok hewan Avertebrata dan
Vertebrata, terutama dari kelas Mammalia, hingga manusia.
Fisiologi Hewan memiliki posisi yang sentral sehingga tak terpisahkan
dengan ilmu-ilmu lainnya, seperti Kimia, Fisika, dan Matematika. Cabang-cabang
Biologi yang berkaitan erat dengan Fisiologi Hewan, terutama adalah: Biokimia dan
Struktur Perkembangan Hewan (Anatomi, Histologi, Embriologi).
Dunia Hewan dibedakan menjadi dua yaitu Kelompok hewan tidak bertulang
belakang (invertebrata) dan Kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata).

Pengertian Anatomi Hewan


Anatomi berasal dari bahasa Yunani anatomia, dari anatemnein yang berarti
memotong. Anatomi sendiri berarti cabang dari ilmu biologi yang berhubungan
dengan struktur dan organisasi dari makhluk hidup. Sedangkan menurut kamus Besar
Bahasa Indonesia, anatomi dapat diartikan sebagai ilmu yang melukiskan letak dan
hubungan bagian-bagian tubuh manusia, binatang, atau tumbuh-tumbuhan. Anatomi
hewan berarti penjelasan tentang struktur tubuh bagian dalam hewan beserta
organisasinya.
Dalam morfologi setiap kelas hewan vertebrata terdapat perbedaan satu sama
lain. Maka secara otomatis anatominya pula akan terjadi perbedaan baik bentuk, lay
out, maupun ukuran dari masing-masing bagiannya. Perbedaan itu akan diketahui jika
ddilakukan pembedahan terhadap jenis masing-masing kelas. Kemudian dilanjutkan
dengan pengamatan yang cermat dan teliti. Sehingga akan dapat dilakukan
perbandingan anatomi dari kelompok hewan vertebrata.
Pada kelompok hewan tingkat tinggi sebagaimana hewan vertebrata, biasanya
memiliki anatomi tubuh yang lebih kompleks dan sempurna daripada hewan
invertebrate. Anatomi memiliki peran yang sangat urgen bagi semua jenis makhluk
hidup. Tanpa adanya struktur tubuh bagian dalam (anatomi), semua makhluk hidup
tidak akan dapat melangsungkan kehidupannya. Jika dianalogikan dengan kegiatan
industry, anatomi seperti mesin industry yang bertugas menerima, mengolah, dann
mengeluarkan berbagai zat yang telah selesai dipergunakan oleh tubuh. Maka dari itu,
guna menjalankan fungsinya sebagai pendukung utama kehidupan suatu makhluk
hidup, khususnya vertebrata, masing-masing bagian anatomi melakukan koordinasi
satu sama lain. Ini telah terjadi secara otomatis sebagaimana yang ditakdirkan oleh
Allah SWT sebagai pengatur sekalian alam beserta ciptaanNya.
Anatomi Hewan

KELOMPOK HEWAN TIDAK BERTULANG BELAKANG


(INVERTEBRATA)
Kelompok hewan tidak bertulang belakang (invertebrata) merupakan
kelompok hewan yang paling banyak di muka bumi, hampir 2 juta jenis yang telah
dikenali saat ini. Hidup pada lingkungan yang beragam, dari lingkungan hutan, gua,
sampai lumpur dasar laut.
Hewan tidak bertulang belakang dikelompokkan menjadi hewan bersel satu,
hewan berpori, hewan berongga, cacing, hewan lunak, hewan berkulit duri, dan
hewan berkaki beruas-ruas.

Kelompok hewan bersel satu (Protozoa) berukuran sangat kecil sehingga tidak
tampak dilihat dengan mata biasa. Hewan bersel satu umumnya hidup di tempat
basah, misalnya di laut atau air tawar bahkan di dalam darah. Makanannya berupa
tumbuhan dan organisme bersel satu lainnya. Hewan bersel satu berkembang biak
dengan cara membelah diri. Contoh hewan bersel satu diantaranya paramecium,
mempunyai ukuran sekitar 0,3 mm.
Kelompok hewan berpori (Porifera) seluruh tubuhnya berlubang-lubang halus,
rangkanya tersusun dari zat kapur, kersik, atau zat tanduk. Hidup di laut yang dangkal
dan berair jernih, karena hidup menempel maka tidak bisa bergerak bebas. Contoh
hewan berpori adalah spon karang (bunga karang). Spon karang tidak mempunyai
syarat atau organ sensor. Makanan dan air didapatkannya melalui lubang pori-pori
dan diproses oleh sel khusus yang disebut sel pengembara. Sel pengembara ini
yang mendistribusikan makanan ke seluruh tubuh spon karang.
Kelompok hewan berongga (Coelenterata) mempunyai bentuk tubuh seperti tabung.
Bentuk tubuhnya bisa beragam tetapi mempunyai rongga dengan mulut yang
dikelilingi oleh alat peraba yang disebut tentakel. Dalam keadaan berenang, mulutnya
menghadap ke dasar laut. Tubuh hewan berongga terdiri dari jaringan luar
(eksoderm), jaringan dalam (endoderm) dan sistem otot yang membujur dan
menyilang. Contoh hewan berongga antara lain ubur-ubur, hidra, dan anemon laut.
Kelompok cacing (Vermes) bertubuh lunak, tidak mempunyai kaki dan rangka.
Hidup di tanah dan di air tawar maupun air laut. Ada pula yang hidup sebagai parasit
pada manusia dan hewan.

Tubuh cacing dibedakan dibedakan menjadi tiga, yaitu:


- cacing beruas-ruas, contohnya cacing tanah, lintah, dan pacet.
- cacing pipih, contohnya cacing pita, cacing hati, dan planaria.
- cacing gilik, contohnya cacing perut, cacing tambang, dan cacing kremi.

Kelompok hewan lunak (Mollusca) mempunyai tubuh yang lunak, tidak mempunyai
tulang ataupun rangka dan dilindungi oleh cangkang keras yang terbuat dari zat
kapur. Tubuh hewan lunak mempunyai kelenjar yang menghasilkan lendir. Ada
sekitar 100.000 jenis dalam kelompok hewan lunak, dibagi menjadi tiga kelompok,
yaitu kupang, sotong, dan keong.

Kelompok hewan berkulit duri ( Echinodermata) seluruh tubuhnya tertutup


oleh duri, tidak berkepala, dan mempunyai rangka yang tersusun dari zat kapur di luar
tubuhnya (eksoskeleton). Hewan berkulit duri mempunyai mulut yang dikelilingi oleh
kaki berbentuk tabung yang mempunyai alat pengisap di bagian ujungnya.
Mempunyai pencernaan yang baik, tetapi sistem saraf dan sistem peredaran darahnya
masih sederhana. Contoh hewan berkulit duri adalah bintang laut, bulu babi, teripang,
dan landak laut.
Kelompok hewan berkaki beruas-ruas (Arthropoda) memiliki tubuh yang
dilapisi oleh kulit luar yang tersusun dari zat kitin, protein dan zat kapur, membentuk
rangka luar. Beberapa jenis tertentu seperti lalat dan ngengat hanya mempunyai kulit
luar yang lunak, sedangkan yang lain seperti ketam dan udang laut mempunyai kulit
luar yang keras.
Tubuh hewan Arthropoda terdiri dari beberapa bagian dan masing-masing
bagian mempunyai kaki sendiri-sendiri. Kakinya beruas-ruas dan digunakan untuk
berenang atau berjalan. Pada beberapa jenis tertentu juga berfungsi untuk penghisap
bahan makanan bahkan untuk pertahanan. Hewan arthropoda dibedakan menjadi
empat kelompok, yaitu lipan, labah-labah, udang-udangan, dan serangga.
Kelompok lipan hanya mempunyai kepala dan tubuh yang
beruas-ruas dan dilapisi oleh kulit luar yang tersusun oleh zat kitin. Pada kepalanya
terdapat sepasang antena yang berfungsi sebagai alat peraba dan mata sederhana
untuk melihat. Pada tiap-tiap bagian tubuh lipan terdapat dua pasang kaki. Tubuh
lipan bisa mempunyai 9 sampai 100 bagian tergantung pada jenisnya, dengan
demikian kaki lipan sangat banyak akibatnya lipan berjalan pelan dengan gerakan
kaki seperti gelombang pada sepanjang badannya.

Kelompok labah-labah mempunyai dua bagian utama


tubuh, abdomen dan cephalothorax, yaitu kepala dan rongga dada bekerja sama.
Labah-labah mempunyai empat pasang kaki tetapi tidak mempunyai antena peraba.
Anggota kelompok labah-labah yang terkenal adalah kalajengking. Panjang
kalajengking sekitar 2,5 8 cm.Tubuhnya kecil, mempunyai delapan kaki, dua
sumpit besar, dan satu ekor beruas-ruas. Pada ekornya terdapat alat penyengat berbisa
yang disediakan oleh sepasang kelenjar racun. Ekornya biasanya dibengkokkan
menaik dan maju di atas pungungnya.

Kelompok udang-udangan mempunyai tubuh yang tersusun


dari tiga bagian, yaitu kepala, rongga dada, dan abdomen. Pada beberapa jenis, kepala
dan rongga dada jadi satu membentuk cephalothorax. Kulit luarnya keras tersusun
dari zat chitin dan zat kapur. Kelompok udang-udangan mempunyai lima pasang
antena, dua pasang di atas kepala, dua pasang di rahang bawah, dua pasang di rahang
atas dan satu di badan yang berfungsi bila bernapas, berenang, berjalan dan lain-lain.
Contoh kelompok udang-udangan adalah udang, kepiting, dan kutu air.

Kelompok serangga mempunyai tubuh yang tersusun dari tiga


bagian, yaitu kepala, rongga dada, dan abdomen. Hampir semua serangga mempunyai
sayap, sehingga menjadikan serangga satu-satunya hewan tidak bertulang belakang
yang bisa terbang. Bentuk tubuhnya beragam, ada yang panjang, pipih, dan bulat.
Ukurannyapun beragam mulai dari 0,2 mm 35 cm. Pada bagian depan kepalanya,
serangga mempunyai dua antena yang berfungsi sebagai alat peraba. Serangga
mempunyai mata campuran yang terdiri dari ribuan mata tunggal. Pada beberapa
jenis serangga seperti lebah, kupu-kupu, dan lalat, alat perabanya terletak di kaki.
Contoh serangga adalah lebah, kupu-kupu, lalat, capung, dan nyamuk.

KELOMPOK HEWAN BERTULANG BELAKANG (VERTEBRATA)


Ada sekitar 50.000 jenis hewan bertulang belakang (vertebrata) yang diketahui
sampai saat ini. Mereka hidup pada semua lingkungan biologi baik di daratan, air
laut, air tawar, maupun udara. Walaupun bentuk dan ukuran tubuhnya beragam tetapi
mempunyai struktur dasar tubuh yang sama. Hewan bertulang belakang umumnya
terdiri dari kepala dan tubuh. Tubuh terdiri dari rongga dada dan abdomen. Hewan
bertulang belakang yang hidup di darat biasanya mempunyai leher.
Kelompok ikan adalah binatang bertulang belakang yang hidup di air, bernapas
dengan insang. Ikan mempunyai sirip yang berfungsi untuk berenang dan tubuh yang
ramping untuk memudahkan bergerak di dalam air Secara umum ikan dibedakan
berdasarkan penyusun rangka tubuhnya menjadi dua, yaitu ikan berkerangka tulang
rawan dan ikan berkerangka tulang sejati.

Kelompok ikan berkerangka tulang rawan kerangkanya


tersusun dari tulang rawan yang elastis. Terdapat sekitar 1.000 jenis meliputi hiu,
ikan pari, ikan cucut.

Kelompok ikan berkerangka tulang sejati mempunyai tulang tengkorak dan tulang
rangka serta ruas-ruas tulang belakang. Ikan bergerak dengan bantuan sirip yang
diperkuat oleh tulang rusuk. Sirip ikan dibedakan atas sirip punggung, sirip dada,
sirip perut, sirip belakang, dan sirip ekor.

Kelompok hewan amfibi adalah binatang bertulang belakang berkulit lembab tanpa
bulu yang hidup di dua alam. Kebanyakan hewan amfibi pada waktu berupa berudu
hidup di air dan bernapas dengan insang. Selanjutnya setelah dewasa hidup di darat
dan bernapas dengan paru-paru dan kulit. Hewan amfibi termasuk kelompok hewan
berdarah dingin, artinya hewan yang memanfaatkan suhu lingkungan untuk mengatur
suhu tubuhnya.
Kelompok hewan melata (reptil) adalah binatang bertulang belakang berkulit berkulit
kering, bersisik, dan bernapas dengan paru-paru. Hewan melata termasuk kelompok
hewan berdarah dingin, artinya hewan yang memanfaatkan suhu lingkungan untuk
mengatur suhu tubuhnya.

Kura-kura dan penyu mempunyai tubuh yang lebar dan


dibungkus oleh kulit cangkang yang tersusun dari zat tanduk yang keras dan kasar.
Kulit bagian atas berbentuk cembung dan bundar disebut karapaks dan kulit bagian
bawah datar disebut plastron yang berfungsi menyokong dan melindungi tubuh kura-
kura.

Kadal mempunyai tubuh panjang dan langsing yang


meruncing ke belakang dan berakhir berupa ekor. Leher kadal panjang, pada
badannya terdapat empat kaki dengan lima jari pada masing-masing kaki. Kadal
adalah hewan yang sangat tangkas, dapat lari dan merayap dengan cepat. Ekor kadal
yang panjang bisa membantu pergerakannya. Beberapa jenis memutuskan ekornya
bila dalam keadaan bahaya. Ekornya yang diputus akan bergerak-gerak dan menarik
perhatian musuh sehingga kadal dapat lari dan selamat dari bahaya.
Ular mempunyai tubuh yang panjang tanpa kaki, seluruh
tubuhnya ditutupi sisik yang tumpang tindih, berfungsi untuk meluncur di atas tanah.
Ular mempunyai lidah bercabang dua yang sering dijulurkan ke luar mulutnya, lidah
ini berfungsi sebagai alat pembau yang membantu organ perasa yang terletak di
dalam mulutnya. Mata ular selalu terbuka karena tidak mempunyai kelopak tetapi
ditutupi oleh suatu lapisan bening.

Buaya mempunyai tubuh yang panjang, berkulit tebal, berkaki


pendek, dan ekor panjang yang kuat, biasanya lebih panjang dibanding badannya.
Buaya mempunyai moncong yang panjang dilengkapi gigi yang kuat dan tajam untuk
menangkap mangsa. Gigi buaya berjumlah 30 40 buah pada setiap rahang dan akan
tampak tersambung ketika mulutnya tertutup. Dan gigi keempat pada kedua
rahangnya tampak menonjol ketika mulutnya tertutup.
Tuatara adalah satu-satunya sisa keturunan hewan melata purba yang hidup lebih dari
200 juta tahun yang lalu. Pertumbuhan dan perkembangan tuatara sangat lambat.
Panjang tubuhnya berkisar 46 24 cm. Pertumbuhannya berlangsung sampai umur
25 35 tahun, sedangkan usianya bisa mencapai 100 tahun. Tuatara hanya bisa
ditemukan di beberapa kepulauan di panatai Selandia Baru. Pada malam hari tuatara
mencari serangga, burung-burung, atau kadal, sedangkan pada siang hari tidur.
Burung adalah hewan berbulu yang mempunyai sayap
sehingga bisa terbang. Kecepatan burung terbang bisa mencapai 160 km/jam. Namun
tidak semua jenis burung bisa terbang, misalnya penguin dan burung unta. Penguin
berenang dan burung unta berjalan dengan kakinya, sedangkan sayapnya digunakan
untuk menjaga keseimbangan.
Hewan menyusui (mamalia) mempunyai tubuh yang tertutup oleh rambut dan
memiliki alat gerak yang berupa dua pasang tungkai, sepasang tungkai belakang dan
sepasang tangan, atau sepasang tungkai depan yang menyerupai sirip, atau alat gerak
yang menyerupai sayap. Hewan menyusui berkembang biak dengan melahirkan anak,
tetapi ada juga yang bertelur. Hewan betina memiliki kelenjar susu yang berfungsi
untuk memberi makanan kepada anaknya pada awal pertumbuhan.
Hewan menyusui (mamalia) mempunyai sistem peredaran darah yang efisien dan
tertutup, mempunyai satu jantung dengan dua bilik jantung. Hewan menyusui
bernapas dengan paru-paru dan mempunyai sistem saraf. Tengkoraknya terpisah dari
tulang belakang dan dihubungkan oleh tulang leher. Hewan menyusui (mamalia)
merupakan bagian dari hewan bertulang belakang. Berdasarkan ciri-ciri dasarnya
hewan menyusui dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: mamalia monotrema, mamalia
marsupialia, dan mamalia plasenta.

Mamalia monotrema adalah hewan menyusui yang


mengerami telurnya. Merupakan kelompok hewan menyusui yang jumlahnya paling
sedikit, hanya dua jenis yang masih hidup saat ini, yaitu platipus dan echidna. Cara
berkembang biak platipus dengan bertelur. Telurnya dibuahi di dalam saluran telur,
ketika telurnya terus berkembang, maka kelenjar akan mengeluarkan cairan untuk
menambah putih telur dan cangkang.

Mamalia marsupialia adalah hewan menyusui yang


berkantong. Kelompok hewan ini melahirkan anaknya yang masih lemah, kemudian
dibesarkan di dalam kantongnya. Terdapat sekitar 266 anggota kelompok ini
diantaranya kanguru, koala, dan oposum.
Mamalia plasenta adalah hewan menyusui yang mengandung dan melahirkan
anaknya. Mempunyai bentuk dan ukuran tubuh beragam. Ciri kelompok hewan ini
adalah memiliki rambut di seluruh tubuhnya . Selain itu betinanya memiliki kelenjar
susu. Kelompok hewan menyusui banyak ragamnya, diantaranya:

Kelinci mempunyai telinga yang panjang dengan ekor yang


pendek. Tubuhnya ditutupi oleh bulu yang tebal. Kaki belakangnya lebih panjang dan
lebih kuat dibandingkan dengan kaki depan. Kelinci tidak berjalan tetapi meloncat.

Simpanse bisa mencapai tinggi 1,75 m dan mempunyai tubuh


pendek gemuk dan kuat. Lengannya lebih panjang dibandingkan dengan kakinya dan
mempunyai ibu jari. Warna bulunya coklat ke hitam-hitaman, wajahnya lebih terang
dengan bibir yang tebal. Simpanse menghabiskan waktunya dengan berjalan atau
merangkak. Walau demikian simpanse juga pemanjat yang baik untuk mencari buah-
buahan dan daun-daunan sebagai makanannya.

Lumba-lumba termasuk dari sub ordo ikan paus, terdiri dari


32 jenis. Merupakan hewan menyusui yang hidup di air dan bernapas dengan paru-
paru. Lumba-lumba bisa berenang dengan sangat cepat untuk mencari makanannya
berupa ikan kecil yang ada di permukaan air.

Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan


Anatomi tumbuhan-Anatomi tumbuhan adalah melihat keseluruhan fisik sebagai
bagian-bagian yang secara fungsional berbeda. Anatomi tumbuhan biasanya dibagi
menjadi tiga bagian berdasarkan hierarki dalam kehidupan:

Organologi, mempelajari struktur dan fungsi organ berdasarkan jaringan-jaringan


penyusunnya;
Histologi, mempelajari struktur dan fungsi berbagai jaringan berdasarkan bentuk dan
peran sel penyusunnya; dan
Sitologi, mempelajari struktur dan fungsi sel serta organel-organel di dalamnya,
proses kehidupan dalam sel, serta hubungan antara satu sel dengan sel yang lainnya.
Sitologi dikenal juga sebagaibiologi sel.

A. AKAR
Secara umum, ada dua jenis akar yaitu:
Akar serabut : Akar ini umumnya terdapat pada tumbuhan monokotil. Walaupun
terkadang, tumbuhan dikotil juga memilikinya (dengan catatan, tumbuhan dikotil
tersebut dikembangbiakkan dengan cara cangkok, atau stek). Fungsi utama akar
serabut adalah untuk memperkokoh berdirinya tumbuhan.
Akar tunggang : Akar ini umumnya terdapat pada tumbuhan dikotil. Fungsi utamanya
adalah untuk menyimpan makanan.
Anatomi akar terdiri dari:
Kambium : lapisan sel hidup pada tumbuhan yang aktif membelah berfungsi untuk
memperbesar batang, terletak di antara kulit dan kayu.
Pembuluh tapis (floem) : deretan sel yang dindingnya searah dengan poros akar
batang dan berlubang lubang halus sehingga membentuk pembuluh. Fungsinya
untuk mengangkut zat makanan dari akar keseluruh tubuh tumbuhan.
Pembuluh kayu (xylem) : deretan sel yang dindingnya searah dengan poros akar
batang dan menyatu. Fungsinya untuk menyalurkan air yang mengandung mineral
dari akar ke daun dan bagian lain tubuh.
B. BATANG
Batang tumbuhan mempunyai bentuk berbeda beda. Pada umumnya batang dibagi
menjadi tiga golongan, yaitu :
Batang Berkayu
Tumbuhan jenis ini biasanya besar, tinggi, dan bercabang cabang. Daun tumbuhan
ini biasanya rimbun. Contohnya : mangga, jati, pohon jambu, dan lainnya.
Batang Tidak Berkayu
Tumbuhan jenis ini biasanya tidak terlalu tinggi dan daunnya menempel pada batang.
Contohnya : jagung dan tebu.
Batang Semu
Tumbuhan jenis ini berupa pelepah pelepah yang membentuk batang. Contohnya :
pisang.
Keterangan struktur anatomi batang, yaitu :
Epidermis : epidermis batang mempunyai sel sel silika dan sel sel gabus,
misalnya pada batang tebu (Saccharumofficinarum), dan kadang kadang di lapisi
oleh sel kutikula.
Periderm : selaput luar epidermis yang terdapat di sekeliling mulut membentuk
tonjolan berbentuk piala.
Kortek : lapisan luar suatu organ, pada tumbuhan di bawah epidermis sebelah
luar silinder pusat, terdiri dari sel sel parenkim.
Floem primer : dibentuk oleh prokambium ujung batang dan akar.
Floem sekunder : terdiri dari unsur trakeal, serabut xylem dan parenkim kayu.
Kambium : lapisan sel hidup terletak di kulit dan kayu, yang membuat jaringan
kayu baru ke sebelah dalam dan membuat jaringan kulit baru ke sebelah luar.
Fungsinya untuk memperbesar batang.
Xylem sekunder : terdiri dari unsur trakeal, serabut xylem dan parenkim kayu.
Xylem primer : dibentuk oleh prokambium ujung batang dan akar.
C. DAUN
Daun mempunyai bentuk yang bermacam macam. Bentuk daun dapat dibedakan
menjadi 5 macam, yaitu :
Bentuk bulat atau bundar : teratai besar.
Bentuk perisai : daun jarak.
Bentuk jorong : daun nangka dan nyamplung.
Bentuk memanjang : daun sirkaya dan sirsak.
Bentuk lanset : daun kamboja.
Keterangan gambar anatomi daun, yaitu :
Epidermis terbagi atas epidermis atas dan epidermis bawah. Epidermis berfungsi
melindungi jaringan di bawahnya.
Jaringan palisade atau jaringan tiang adalah jaringan yang berfungsi sebagai tempat
terjadinya fotosintesis
Jaringan spons atau jaringan bunga karang yang berongga. Jaringan ini berfungsi
sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.
Berkas pembuluh angkut yang terdiri dari xilem atau pembuluh
kayu dan floem atau pembuluh tapis. Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan
garam-garaman yang diserap akar dari dalam tanah ke daun (untuk digunakan sebagai
bahanfotosintesis). Sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut
hasil fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan.
Stoma (jamak: stomata) berfungsi sebagai organ respirasi. Stoma mengambil
CO2 dari udara untuk dijadikan bahanfotosintesis. Kemudian stoma akan
mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis. Stoma ibarat hidung kita dimana stoma
mengambil CO2 dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung mengambil
O2 dan mengeluarkan CO2. Stoma terletak di epidermis bawah. Selain stoma,
tumbuhan tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel yang terletak pada batang.
D. BUNGA
Mahkota bunga : untuk memikat serangga yang menolong penyerbukan.
Benang sari : merupakan alat kelamin jantan pada tumbuhan, mengandung tepung
sari.
Kelopak : pembungkus bunga selagi kuncup.
Putik : alat kelamin betina pada tumbuhan, yang akan menjadi bakal buah.
Dasar bunga : terletak di pangkal bunga, tempat melekatnya perhiasan bunga dan alat
pembiakan.
Tangkai bunga : tempat melekatnya bunga.
E. BUAH
Buah merupakan perkembangan dinding bakal buah dan terkadang juga bagian
bagian bunga lainnya. Buah terdiri atas kulit buah, daging buah dan biji.
F. BIJI
Keterangan struktur anatomi biji, yaitu :
Kulit biji : terletak di bagian luar biji dan melapisi seluruh bagian biji.
Hipokotil : bagian bawah aksis (pangkal) yang melekat pada kotiledon.
Radikula : bagian terminal (ujung).
Epikotil : bagian atas pangkal.
Plumula : bagian ujung, yaitu pucuk dengan sepasang daun.

Fisiologi Tumbuhan

Fisiologi tumbuhan adalah cabang botani yang mempelajari


bekerjanya sistemkehidupan di dalam tubuh tumbuhan dan tanggapan terhadap
pengaruh lingkungan sekitarnya. Seperti juga fisiologi hewan, fisiologi
menggabungkan aspek fisika, kimiawi, dan biologi. Dari fisiologi
tumbuhan ini lahirlah cabang-cabang campuran biologi,
sepertibiokimia dan biofisika. Fisiologi juga sangat mempengaruhi
perkembangan genetika.
Objek kajian dalam fisiologi tumbuhan adalah fisika sel dan biofisika
organ, fotosintesis, transportasi hara dan hasil metabolisme,
regulasi pertumbuhan dan perkembangan, dan mekanisme respons terhadap
rangsangan lingkungan.
Fisiologi tumbuhan diterapkan dalam pertanian untuk meningkatkan nilai produk
hasil bumi. Beberapa contoh hasil kajian fisiologi yang diterapkan di pertanian
adalah teknologipemberian pupuk kimia untuk meningkatkan hasil dan
penggunaan zat pengatur tumbuhuntuk merangsang keserempakan pembungaan.
Hasil penelitian di bidang fisiologi juga dapat dipakai untuk mendukung
program pemuliaan tanaman, misalnya dalam merakitkultivar yang tahan kekeringan.
Pertumbuhan sel pada tumbuhan tingkat tinggi sering terjadi tanpa peningkatan
volume sitosol. Karena kekuatan ionik rendah dari dinding sel, air cenderung untuk
meninggalkannya dan memasuki sitosol dan vakuola, menyebabkan sel untuk
berkembang. Proses melonggarkan dari dinding sel primer yang disebabkan oleh
auksin, memungkinkan sel untuk berkembang dalam arah tertentu, ukuran dan bentuk
tumbuhan ditentukan terutama oleh jumlah dan arah pembesaran ini (Gambar 1a).
Sel-sel individu tumbuhan dapat meningkatkan ukuran dengan sangat cepat dengan
melonggarkan dinding sel dan mendorong sitosol dan membran plasma. Peningkatan
volume sel hanya disebabkan perluasan vakuola intraselular oleh serapan air. Kita
dapat membuktikan fenomena ini dengan mempertimbangkan bahwa jika semua sel
di pohon redwooddikurangi seukuran sel hati ( 20 mm diameter), pohon itu hanya
akan memiliki ketinggian maksimum 1 meter.

Gambar 1: Perpanjangan sel tumbuhan:


(a) Perubahan struktur sel tanaman selama proses perpanjangan. Serapan air
menyebabkan tekanan internal (turgor), kehadiran auksin, dinding sel melonggar, dan
tekanan turgor dinding pada dinding longga menyebabkan pemanjangan sel. (b)
Usulan mekanisme dinding sel mengendur dalam sel tumbuhan. [Part (b) adapted
from L. Taiz, 1994, Proc. Natl. Acad. Sci. USA 91:7387.]
Sumber: Section 22.5, The Dynamic Plant Cell Wall
Kemampuan auksin (indole-3-asam asetat) untuk memercepat induksi perpanjangan
sel pertama kali ditunjukkan dalam eksperimen klasik pad coleoptile rumput dan
gandum. Menurut hipotesis pertumbuhan-asam, auksin merangsang sekresi proton
pada akhir pertumbuhan pada sel dengan mengaktifkan (langsung atau tidak
langsung) suatu pompa proton yang terikat pada membran plasma (Gambar1b).
Akibatnya, pH dinding sel sekitar daerah membran plasma jatuh dari 7,0 normal
menjadi turun 4,5. PH rendah mengaktifkan kelas protein dinding sel, disebut
expansin yang dapat mengganggu ikatan hidrogen antara mikrofibril selulosa
sehingga menyebabkan struktur lapisan dari dinding sel untuk melonggar. Dengan
kekakuan dinding berkurang, sel dapat memanjang.

Gambar 2: Demonstrasi experimental diamana expansin mengendurkan ikatan


hidrogen: (a) Didalam elastometer, sebuah strip kertas dijepit pada kedua ujungnya
dan direndam dalam larutan. Salah satu ujung terpasang ke beban, sementara ujung
lainnya dipegang tetap. Suatu agen yang dapat mengendurkan ikatan kovalen atau
hidrogen antara serat selulosa akan menyebabkan strip kertas memanjang sebanyak x
kali. Gerakan penjepit dicatat. (b) Perlakuan strip kertas dengan expansin pada pH 4,5
(merah) mengakibatkan melemahnya dari molekul selulosa reversibel. Sebaliknya,
secara ireversibel selulase melemahkan kertas dengan memecah ikatan kovalen dalam
polimer. Percobaan kontrol menunjukkan bahwa pelemahan tidak disebabkan oleh
larutan dengan pH 4,5 dan itu tergantung pada keaktifan protein.
Sumber:Section 22.5, The Dynamic Plant Cell Wall
Expansin ditemukan dan dimurnikan menggunakan uji biokimia baru pada kertas
selulosa murni. Kenapa kertas?, seperti dinding sel tanaman dari mana itu dibuat
sehingga memilki kekuatan mekanik antara ikatan hidrogen dengan mikrofibril
selulosa. Ekstrak dari dinding sel tumbuhan diuji untuk kemampuanya untuk
mekanisme melemahkan kertas pada nilai pH antara 3,0 dan 5,0, tetapi tidak pada pH
7 (Gambar 2). Expansin memicu melonggarnya dinding sel dan berkebalikan ketika
pH dinaikkan kembali ke 7,0. Hal ini menunjukkan expansin yang tidak memutuskan
ikatan kovalen dalam selulosa. Bukti tambahan untuk hipotesis pertumbuhan-asam
berasal dari studi tentang fusicoccin suatu senyawa jamur. Seperti auksin, fusicoccin
menginduksi pemanjangan sel yang cepat dan memicu memompa proton keluar dari
sel yang sensitif dengan disertai melonggarkan dinding sel sekitar. Aktivitas
fusicoccin atau auksin dapat diblokir melalui mensisipi dinding sel dengan buffer
yang mencegah pH ekstraselular turun.
IAA merupakan hormon endogenous yang terdapat pada tanaman terbentuk dari
triptofan dan terdapat cicin indol (Davies, 1995). Keunikan dari IAA adalah cicin
tidak jenuh (rangkap dua) dan rantai samping asam. Terbentuk ruang yang tepat
antara cicin dan rantai sampingnya (Gardner et al,. 1991). IAA memiliki peran
fisiologis tumbuhan dalam pemanjangan dan perkembangan sel (Campbell dan
Reece, 2002).
Auksin menyebabkan pembentangan jaringan korteks, floem dan kambium sehingga
sel sklerenkim menjadi rusak memicu akar keluar. Pengaruh auksin pada
perkembangan sel-sel pada daerah maristem menyebabkan sel-sel memanjang
(Dwijoseputro, 1994).
Kisaran pengaruh auksin meliputi metabolisme selular sampai ke koordinasi
morfogenesis tumbuhan termasuk absisi dan penuaan. Pengaruh selular seperti
(Gardner et al,. 1991):
1. Peningkatan sintesis nukleotida DNA dan RNA
2. Sintesis protein dan enzim
3. Pertukaran proton
4. Potensial membran
5. Pengambilan kalium
Peran utama auksin adalah pemompaan proton pada membran plasma. Pada daerah
perpanjangan sel, auksin meningkatkan pompa proton sehingga dalam beberapa
menit meningkatkan potensial membran dan pH dalam didinding menurun (Gambar
2). Lingkungan yang menjadi asam menyebabkan aktivasi enzim ekspansin yang
melepaskan ikatan hidrogen antara ikatan mikrofibril selulosa dan melonggarkan
struktur dinding sel. Intergritas selulsa murni menjadi lemah akibat pengaruh auksin.
Peningkatan potensial membran mengakibatkan pengambilan ion dari luar sel ke
dalam sehingga terjadi pemasukan air secara osmosis. Pemasukkan air diiringi
dengan plastisitas dinding sel mengakibatkan pemanjangan sel. Auksin menginduksi
ekspresi gen untuk menghasilkan protein-protein baru pada daerah perpanjangan sel
hanya dalam beberpa menit. Bebarapa protein bersifat mendorong atau menghambat
transkripsi ekspresi gen lainnya. Tahap selanjutnya, sel akan membentuk sitoplasma
dan bahan didind sel. Auksin juga merespon pada pertumbuhan lainnya (Campbell
dan Reece, 2002).

Terdapat dua mekanisme sintesis IAA:


1. Eliminasi asam amino
2. Eliminasi ujung gugus karboksil dari cicn samping triptofan
Mekanisme yang paling diketahui adalah:
a. Reaksi transaminasi : gugus amino bergabung dengan -keto menjadi asam indol
asetat
b. Dekarboksilasi : indolpiruvat menjadi indolasetaldehida.
c. Oksidasi : indolasetaldehid diubah menjadi IAA
Enzim yang diperlukan untuk mengubah triptofan menjadi IAA terdapat pada
jaringan muda, seperti maritem ujung, daun muda, dan buah dalam pertumbuhan.
Zat pengatur tumbuh (ZPT) seperti asam geberelin dan IAA memilki efek fisiologis
terhadap pemecahan dormansi biji memelalui mekanisme perkecambahan. Menurut
Salisbury dan Ross (1995)gormon tersebut akan masuk kedalam sel dan akan
ditangkap oleh protein reseptor .

Anda mungkin juga menyukai