Oleh kelompok 3:
Putri Kusuma Dewi (2016340006); Dian Komala Dewi (2016340035); Virgi
Primula Dikna (2016340037); Ari Joko Pratama (2016340068)
Abstrak
PENDAHULUAN
Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari
susunan persenyawaan atau campuran persenyawaan di dalam suatu sampel.
Analisa kimia terdiri dari dua langkah yaitu analisa kualitatif dan analisa
kuantitatif. Analisa kualitatif adalah penyelidikan kimia yang bertujuan
mengidentifikasi penyusun-penyusun suatu zat, campuran zat, atau larutan yang
biasanya unsur penyusunnya bergabung antara yang satu dengan yang lainnya,
sedangkan analisa kuantitatif adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk
menentukan berapa banyaknya penyusun penyusun suatu zat.
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kationkation diklasifikasikan
dalam lima golongan berdasarkan sifatsifat kation tersebut terhadap beberapa
regensia. Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling
umum adalah asam klorida (HCl), hidrogen sulfida (H2S), amonium sulfida
(NH4)2S, dan amonium karbonat (NH4)2CO3. Klasifikasi ini didasarkan pada
pembentukan endapan atau tidak pada reaksi suatu kation dengan reagensia-
reagensia. Jadi klasifikasi kation boleh dikatakan berdasarkan atas perbedaan
kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut. Kation golongan
II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan denganhidrogen
sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Reagensia kation golongan II adalah hidrogen sulfida. Reaksi golongan ini
membentuk endapan dengan berbagai warna.
Reaksi golongan, endapanendapan dengan berbagai warna: merkurium
(II) sulfida, HgS (hitam), timbel (II) sulfida, PbS (hitam), tembaga (II) sulfida,
CuS (hitam), kadmium sulfida, CdS (kuning), bismut (III) sulfida, Bi2S3 (coklat),
arsenik (III) sulfida, As2S3(kuning), arsenik (V) sulfida (kuning), stibium (III)
sulfida, Sb2S3(jingga), stibium (V) sulfida, Sb2S5 (jingga), timah (II) sulfida, SnS
(coklat), dan timah (IV) sulfida, SnS (kuning).
Kation golongan II dibagi menjadi dua sub-golongan yaitu
tembaga dan arsenik. Dasar pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfida
dalam amonium polisulfida. Sulfida dari sub-golongan tembaga tidak larut dalam
golongan ini, sedangkan sulfida dari sub-golonganarsenik melarut dengan
membentuk garam tio.
Sub golongan tembaga, dari: merkurium (II), timbel (II),bismut
(III), tembaga (II), dan kadmium (II). Meskipun bagian terbesar ion timbel (II)
diendapkan dengan asam klorida encer bersama ionion lain dari golongan I,
pengendapan ini agak kurang sempurna, disebabkan oleh kelarutan timbel (II)
klorida yang relatif tinggi. Maka dalam pengerjaan analisis sistematik, ionion
timbel masih akan tetap ada, ketika kita bertugas mengendapkan golongan kation
II. Reaksireaksi ion timbel (II) sudah diuraikan bersamasama dengan reaksi
reaksi kation golongan pertama.
Klorida, nitrat, dan sulfat dari kationkation sub-golongan tembaga sangat
mudah larut dalam air. Sulfida, hidroksida, dan karbonatnya tidak larut. Beberapa
kation dari sub-golongan tembaga (merkurium (II), tembaga (II), dan kadmium
(II)) cenderung membentuk kompleks (amonia, ion sianida, dan seterusnya).
Sub-golongan arsenik terdiri dari ion arsenik (III), arsenik (V),
stibium (III), stibium (V), timah (II), dan timah (IV). Ionion ini mempunyai sifat
amfoter: oksidanya membentuk garam baik dengan asam maupun dengan basa.
Jadi, arsenik (III) oksida dapat dilarutkan dalam asam klorida dan terbentuk kation
arsenik (III).
As2O3 + 6HCl 2As3+ + 6Cl- + 3H2O
Disamping ini, arsenik (III) oksida larut pula dalam natrium hidroksida,
yang mana terbentuk ion arsenit.
As2O3 + 6OH- 2AsO33- +3H2O
Merkuri ( Hg2+ )
Cadmium (Cd2+)
Pembahasan
a. Bismuth (Bi2+)
Kalium Iodida (KI) bila ditambahkan tetes demi teteskedalamlarutan
Bi(NO3)3 akan menghasilkan endapan hitam, Bismut (III) Iodida , dengan
persamaan reaksi sebagai berikut :
Bi(NO3)3 + KI BiI3 + 3KNO3
Endapan Bismut (III) Iodida apabila ditambahkan dengan larutan KI
berlebih maka endapan akan semakin larut, dan terbentuk ion tetraiodobismutat
berwarna hitam kehijauan. Dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
BiI3 + I- [BiI4]-
Endapan Bismut (III) Iodida jika ditambahkan air lalu dipanaskan maka
ia akan larut berwarna orange karena pembentukan bismutil iodida. Ditunjukkan
dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
BiI3 + H2O BiOI + 2H+ + 2I-
Larutan Bi(NO3)3 apbila ditambahkan dengan Natrium Hidroksida
(NaOH) maka akan menghasilkan endapan putih Bismut (III) Hidroksida. Dengan
persamaan reaksi sebagai berikut:
Bi(NO3)3 + 3NaOH Bi(OH)3 + 3NaNO3
Larutan Bi(NO3)3apabila ditambahkan dengan larutan amonia (NH3)
maka dihasilkan endapan putih dengan reaksi sebagai berikut :
Bi3+ + NO3- + 2NH3 + 2H2O Bi(OH)2NO3 + 2NH4+
Bila ditambahkan dengan larutan NH3 berlebih endapan tetap tidak larut
(tidak ada perubahan) .
b. Merkuri (Hg2+)
Penambahan larutan Kalium Iodida beberapa tetes ke dalam larutan
Hg(NO3)2 menghasilkan endapan orange merkurium (II) iodida.
Hg(NO3)2 + 2KI HgI2 + 2KNO3
Pada penambahan larutan KI berlebihan terhadapendapan
HgI2 dihasilkan endapan yang melarut, dimana ion tetraiodomerkurat(II)
terbentuk.
HgI2 + 2I- [HgI4]2-
Penambahan larutan natrium hidroksida (NaOH) kedalam larutan
Hg(NO3)2 dihasilkan endapan kuning merkurium(II) oksida. Dengan persamaan
reaksi sebagai berikut:
2Hg2+ + 2OH- HgO + H2O
Penambahan larutan amonia (NH3) kedalam larutan
Hg(NO3)2 dihasilkan endapan putih merkurium(II) oksida dan merkurium (II)
amidonitrat, dengan persamaan reaksi sebagai beikut:
2Hg2+ + NO3- + 4NH3 + H2O HgO.Hg(NH2)NO3 3NH4+
c. Kadmium (Cd2+)
Penambahan beberapa tetes larutan natrium hidroksida (NaOH) ke
dalam larutan CdSO4 dihasilkan endapan putih kadmium (II) hidroksida. Dengan
persamaan reaksi sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Soetoino,Ir.I dan Dr.A Hadyana Pujatmoko.1979. Buku Teks Analisis Anorganik
Kualitas Makro dan Semimikro (VOGEL). Jakarta. PT Kalman Media Pustaka.
G, Svehla. 1979. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro. Jakarta :
PT.Kalma Media Pustaka
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar. Bandung : ITB
LAMPIRAN