KIMIA ANALITIK
ANALISIS UJI KATION GOLONGAN II
Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kuliah praktikum kimia analitik 1
Dosen pengampu : Ratna Sari Siti Aisyah, M. Pd
Disusun Oleh :
Vinka Nur Octaviani
(2282200006)
Kelas B
Pada tabung reaksi 1, tambahkan Natrium hidroksida. Amati yang terjadi pada
tabung reaksi.
Pada tabung reaksi 2, tambahkan Natrium karbonat. Amati yang terjadi pada tabung
reaksi.
Pada tabung reaksi 3, tambahkan satu buah paku kecil, dan amati yang terjadi pada
paku dan tabung reaksi, terjadi reaksi pendesakan.
Pada tabung reaksi 4, tambahkan Kalium kromat, lalu lakukan pembakaran dengan
spirtus. Amati perubahan yang terjadi pada tabung reaksi.
Pada tabung reaksi 5, tambahkan Amonium hidroksida, kemudian tambahkan
kembali larutan asam. Amati perubahan pada tabung reaksi.
Pada tabung reaksi ke 6, tambahkan Kalium iodida, dan tambahkan lagi kalium
iodida secara berlebih, amati reaksi yang terjadi.
b) Percobaan 2 kation golongan II Cu²⁺ dengan sampel CuSO₄
Pada tabung reaksi 2, tambahkan Natrium karbonat. Amati yang terjadi pada tabung
reaksi.
Pada tabung reaksi 5, tambahkan Kalium iodida. Amati yang terjadi pada tabung reaksi.
I. Data Pengamatan
Tabel 3.2 Hasil Data Pengamatan Kation Golongan II
1) Sampel HgCl₂
Pereaksi Hasil Data Pengamatan
Sampel HgCl₂
Natrium Hidroksida Endapan berwarna jingga
Natrium Kabrbonat Endapan berwarna jingga
Paku Reaksi pendesakan (korosi) paku
unsur besi dengan merkuri.
Kalium Kromat Endapan berwarna kuning, setelah
dipanaskan berubah menjadi merah
karna garam basa.
Amonium Hidroksida + larutan asam Endapan berwarna putih, dan larut.
Kalium Iodida + KI secara berlebih Endapan berwarna merah dan larut.
2) Sampel CuSO₄
Pereaksi Hasil Data Pengamatan
Sampel CuSO₄
Natrium Hidroksida + Pemanasan Endapan berwarna biru, tidak terjadi
perubahan ketika dipanaskan (terjadi
ketidaksamaan dalam teori).
Natrium Karbonat Endapan berwarna hijau kebiruan
Amonium Hidroksida + Amonium Endapan berwarna biru, berubah
Hidroksida secara berlebih menjadi biru tua dan endapan dapat
larut.
Kalium Ferosianida + amoniak Endapatan berwarna merah coklat,
setelah diberikan amoniak endapan
berwarna biru, dan endapan larut.
Kalium Iodida Endapan berwarna putih kekuningan
J. Pembahasan
Pada praktikum analisis kation golongan II ini menggunakan metode reaksi basah,
sampel yang digunakan adalah merkuri klorida dan tembaga sulfat yang akan dimasukan
sebanyak 1 pipet pada tabung reaksi.
Pada percobaan praktikum pertama yaitu kation Hg⁺ (II) dengan sampel HgCl₂,
menggunakan 6 tabung reaksi yang tiap tabung reaksi akan diberikan sampel HgCl₂
sebanyak satu pipet. Pada tabung pertama ditambahkan NaOH dilarutkan hingga
homogen terjadi endapan berwarna jingga hasil dari merkuri oksida, jika dituliskan
persamaan dalam reaksi maka akan terbentuk HgCl₂ (s) + NaOH (aq) → NaCl (aq) +
Hg(OH)₂↓ (aq). Selanjutnya pada tabung kedua ditambahkan Na₂CO₃ dilarutkan hingga
homogen terjadi endapan berwarna jingga hasil dari basa karbon, jika dituliskan
persamaan dalam reaksi maka akan terbentuk HgCl₂ (s) + Na₂CO₃ (aq) → 2NaCl
(aq)+HgCO₃ ↓(aq). Pada tabung reaksi ketiga ditambahkan paku yang dicelupkan ke
dalam sampel, pada reaksi ini terbentuk reaksi pendesakan (korosi) pada paku, reaksi
pendesakan adalah reaksi suatu senyawa mendesak tempat ion logam lain dalam suatu
senyawa, biasanya pendesak berada pada sebelah kiri reaksi, dan yang sebelah kanan
didesak, maka ketika terjadi reaksi pendesakan akan timbul sebuk halus pada sekitar
paku yang terjadi dari hasil reaksi pendesakan tersebut, pendesak berada di sebalah kiri
mengalami reduksi dan kenaikan biloks, karena mereduksi ion di sebelah kanannya.
Oksidasi Reduksi
Pada tabung reaksi keempat ditambahkan K₂CrO₄ dilarutkan hingga homogen terjadi
endapan berwarna kuning dari merkuri kromat ynang terbentuk, jika dituliskan maka
reaksi yang terbentuk HgCl₂ (s) + K₂CrO₄ (aq) → HgCrO₄ ↓ (aq) + 2KCl (aq), ketika
dipanaskan oleh spirtus terjadi perubahan warna merah yang disebabkan terbentuknya
garam basa. Selanjutnya pada tabung kelima, ditambahkan Na₄OH dilarutkan hingga
homogen terbentuk endapan berwarna putih, ketika dilarutkan dalam larutan asam
seperti HCl endapat tersebut dapat larut, jika dituliskan reaksi maka akan terbentuk
HgCl₂ (s) + Na₄OH (aq) → Hg(OH)₂ ↓ (aq) + NH₄Cl(aq). Pada tabung keenam
tambahkan KI dilarutkan hingga homogen terbentuk endapan berwarna merah yang
berasal dari terbentuknya merkuri iodide, ketika ditambahkan KI secara berlebih maka
endapan tersebut dapat larut, hal ini sesuai dengan teori yang terdapat pada buku vogel
(1994) , jika dituliskan reaksi maka akan terbentuk HgCl₂ (s) + KI (aq) → HgI₂ ↓ (aq) +
KCl (aq).
Pada percobaan kedua dengan sampel CuSO₄ dengan kation Cu²⁺, menggunakan 5
tabung reaksi yang tiap tabung reaksi akan diberikan sampel CuSO₄ sebanyak satu pipet.
Pada tabung reaksi pertama tambahkan NaOH larutkan hingga homogen menghasilkan
endapan warna biru yang berasal dari Cu(OH)₂, kemudian ketika dipanaskan tidak
terjadi perubahan warna pada endapan, hal ini terjadi ketidaksamaan dengan teori
“berdasarkan teori seharusnya terjadi warna biru ketika dilakukan pemanasan”
kemungkinan terjadi kesalahan pada bahan (sudah terkontaminasi), jika dituliskan
reaksi maka akan terbentuk CuSO₄ (aq) + NaOH (aq) → Cu(OH)₂ ↓ (s) + NaSO₄ (aq).
Pada tabung reaksi kedua di tambahkan Na₂CO₃ larutkan hingga homogen
menghasilkan warna endapan hijau kebiruan yang berasal dari basa karbonat, jika
dituliskan maka reaksi yang terbentuk CuSO₄ (aq) + Na₂CO₃ (aq) → CuCO₃ ↓ (s) +
Na₂CO₃ (aq). Selanjutnya pada tabung reaksi ketiga di tambahkan Na₄OH larutkan
hingga homogen menghasilkan endapan berwarna biru, kemudian di tambahkan
Kembali Na₄OH secara berlebih menghasilkan warna biru tua akibat pembentukan
kompleks, endapan tersebut dapat larut ketika di tambahkan, jika di tuliskan maka reaksi
yang terbentuk CuSO₄ (aq) + Na₄OH (aq) → Cu(OH₃)₂ ↓ (s) + (NH₄)₂SO₄. Pada tabung
reaksi keempat ditambahkan K4 [Fe(CN)6] larutkan hingga homogen menghasilkan
warna endapan merah kecoklatan, jika dituliskan maka reaksi yang terbentuk 2CuSO₄ .
5H₂O (aq) + K₄[Fe (CN) ] . 3H₂O (aq) → Cu₂Fe(CN)₆ ↓ (s) + 2K₂SO₄ (aq) + 13H₂O (l),
kemudian tambahkan NH3 menghasilkan warna biru, dan endapan tersebut larut, jika
dituliskan maka reaksi yang terbentuk Cu₂Fe(CN)₆↓(s) + 2K₂SO₄ (aq)+NH3(aq) →
2(Cu(NH₃)₄)SO₄ (s)↓ + K₄Fe(CN)₆ (aq). Pada tabung reaksi yang terakhir tambahkan KI
larutkan hingga homogen menghasilkan warna endapan putih yang terbentuk dari CuI
dengan warna agak kekuningan yang disebabkan dari I₂ bebas, jika dituliskan maka
reaksi yang terbentuk CuSO₄ (aq) + KI (aq) → CuI ↓ (s) + I₂ (aq) + K2SO₄ (aq).
K. Kesimpulan
1. Kation adalah ion bermuatan positif yang terbentuk ketika sebuah atom
kehilangan satu atau lebih elektron selama reaksi kimia. Ini memiliki muatan
listrik positif, karena memiliki lebih banyak proton daripada elektron, dan akan
tertarik kepada anion, yang memiliki muatan negatif. Kation dibagi menjadi 5
golongan. Pereaksi umum yang digunakan yaitu, HCl, H₂S, (NH₄)2CO₃, kation
bereaksi dengan pereaksi tertentu akan menghasilkan suatu endapan ataupun
tidak terjadi endapan.
2. Sifat kation golongan II pada Hg²⁺ dan Cu²⁺, yaitu Perubahan yang terjadi pada
reaksi basah disertai dengan munculnya endapan, terjadi perubahan warna atau
timbulnya suatu gas ketika direaksikan dan hanya bereaksi dengan pereaksi
tertentu. Endapan yang terbentuk adalah HgS (hitam), PbS (hitam), CuS (hitam),
CdS (kuning), Bi2S3 (coklat), As2S3 (kuning), Sb2S3 (jingga), Sb2S2 (jingga),
SnS (coklat), SnS2 (kuning).
3. Pada pemisahan kation golongan II dapat direaksikan atau dilakukan pengujian
dengan uji endapan dengan pereaksi tertentu, karena tidak semuanya bisa
direaksikan. Pada kation golongan II terdapat pemisahan yang diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu uji endapan sub golongan II A (tembaga) dan golongan II B
(arsenik).
4. Kation yang terdapat pada analisis golongan II tidak dapat bereaksi dengan HCl
tetapi membentuk H₂S dalam suasana asam mineral encer atau golongan tembaga
timah. Ion yang terdapat pada golongan II, yaitu Hg (II), Cu, Bi, Cd, arsen (III
dan V ), stabium (III dan V), timah (II dan IV). Kation golongan II
diklasifikasikan menjadi dua sub golongan, yaitu sub-gol tembaga yang tidak
larut dalam amonium polisulfida, yaitu PbS, CuS, CdS, HgS dan Bi2S3, dan sub
golongan arsen yaitu As2S3, As2S5, SnS2 dan Sb2Sb3 akan larut membentuk
garam tio.
L. Daftar Pustaka
Analisis Kimia Dasar II Buku Teks Bahan Ajar Siswa Program Keahlian Teknik Kimia.
MP PPPPTK Pertanian Cianjur : Dr. Ir. Sahirman.
http://repositori.kemdikbud.go.id Analisis Kimia Dasar.pdf
MSDS CuSO₄ : http://smartlab.co.id MSDS_COPPER_SULPHATE_
MSDS HCl : Science Stuff, inc – Nop 2014, di edit tahun 2011.
MSDS KI :ScienceLab.com
MSDS HgCl₂:http://smartlab.co.id MSDS_MERCURY_(II)_CHLORIDE
MSDS_K₂CrO₄: http://smartlab.co.id
MSDS K4 [Fe(CN)6]: http://smartlab MSDS_POTASSIUM_FERROCYANIDE.
MSDS Na₂CO₃ http://smartlab.co.id MSDS_SODIUM_CARBONATE.
MSDS NAOH : Science Stuff, inc.
Vogel (1985) Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro Bagian I .
Jakarta : Kalman Media Pustaka.
M. Lampiran
a). Sampel HgCl₂ b). Sampel CuSO₄