Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK
ANALISIS UJI KATION GOLONGAN II
Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kuliah praktikum kimia analitik 1
Dosen pengampu : Ratna Sari Siti Aisyah, M. Pd

Disusun Oleh :
Vinka Nur Octaviani
(2282200006)
Kelas B

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
A. Judul Praktikum
Analisis Uji Kation Golongan II
B. Tanggal Percobaan
Kamis, 30 September 2021
C. Tujuan
1. Mampu menganalisis secara kualitatif dalam kation golongan II
2. Memahami sifat dari kation golongan II (logam Hg (II) dan Cu²⁺ )
3. Mengetahui setiap reagen dalam kation golongan II
4. Mengetahui kation yang terdapat dalam analisis kation golongan II
D. Dasar Teori
Analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah terukur zat tertentu dan
memiliki satuan standar atau nilai standar. Contoh umum dari analisis kuantitatif dalam
kimia ada pada pengujian dengan kation dan uji endapan, yang menjelaskan tentang
kandungan atau komponen asal-usul dari bahan kimia tertentu. Jadi analisis kuantitatif
yaitu jumlah zat yang terukur secara langsung akan menggambarkan berapa banyaknya
satuan standar atau nilai standar. Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering biasanya digunakan dalam zat padat dan
reaksi basah dengan larutan, artinya dalam fase cairan menggunakan pelarut seperti air.
Reaksi kering biasanya akan terdapat informasi yang dibutuhkan sehingga informasi
tersebut berlaku dalam jangka pendek. Kemudian pada reaksi basah digunakan dalam
menganalisis secara makro, semi mikro dan mikro. Perubahan yang terjadi pada reaksi
basah disertai dengan munculnya endapan, terjadi perubahan warna atau timbulnya suatu
gas ketika direaksikan.
Kation golongan II (Hg2+, Pb2+ , Bi2+, Cu2+ , Cd2+ , As3+ , As5+, Sb3+ , Sb5+
, Sn2+ , Sn4+ ) pada kation golongan II akan membentuk endapan dengan hidrogen sulfida
dalam suasana asam mineral encer. Endapan yang terbentuk adalah HgS (hitam), PbS
(hitam), CuS (hitam), CdS (kuning), Bi2S3 (coklat), As2S3 (kuning), Sb2S3 (jingga),
Sb2S2 (jingga), SnS (coklat), SnS2 (kuning). Kation golongan II diklasifikasikan menjadi
dua sub golongan yang berdasarkan kelarutkan endapan endapan garam sulfida dalam
amonium polisolfida yaitu :
• Sub golongan tembaga (golongan II a), sub golongan tembaga (ion Hg2+, Pb2+, Bi3+,
Cu2+, Cd2+) tidak larut dalam amonium polisulfida. Sulfida dari sub-gol tembaga
yaitu PbS, CuS, CdS, HgS dan Bi2S3 tidak larut dalam pereaksi ini
• Sub golongan arsenik (golongan IIb), sub golongan arsenik ( As3+, As5+, Sb3+, Sb5+,
Sn2+, Sn4+) akan larut membentuk suatu garam-garam kation. sulfida dari sub
golongan arsen yaitu As2S3, As2S5, SnS2 dan Sb2Sb3 akan larut membentuk garam
tio. Ionion golongan IIB ini bersifat amfoter, oksidasinya membentuk garam baik
dengan asam maupun dengan basa. Semua sulfida golongan II B larut dalam (NH4)2S
tidak berwarna kecuali SnS.
E. Reaksi Kimia
▪ Golongan II A
a) Reaksi kimia percobaan 1 ( Kation Hg²⁺)
• HgCl₂ (s) + NaOH (aq) → NaCl (aq) + Hg(OH)₂↓ (aq)
• HgCl₂ (s) + Na₂CO₃ (aq) → 2NaCl (aq) + HgCO₃ ↓ (aq)
• Fe (s)+ HgCl₂ (s) → Fe(Cl₂)₂ (s)+ Hg (s) [Reaksi pendesakan]
• HgCl₂ (s) + K₂CrO₄ (aq) → HgCrO₄ ↓ (aq) + 2KCl (aq)
• HgCl₂ (s) + Na₄OH (aq) → Hg(OH)₂ ↓ (aq) + NH₄Cl(aq)
• HgCl₂ (s) + KI (aq) → HgI₂ ↓ (aq) + KCl (aq)
• HgCl₂ (s)+ Na₂S (aq) → Hg₂S₂↓(aq) + NaClˉ (aq)
• HgCl₂ (s)+ KCN (aq) → K₂[Hg(CN)₄] ↓(aq)+ KCl (aq)
• HgCl₂ (s)+ SnCl2 (aq) → HgCl↓ (aq) + SnCl₄ (aq)
• HgCl₂ (s) + H₂S (aq) → HgS↓ (aq) + HClˉ (aq)
b) Reaksi kimia percobaan 2 (Kation Cu²⁺)
• CuSO₄ (aq) + NaOH (aq) → Cu(OH)₂ ↓ (s) + NaSO₄ (aq)
• CuSO₄ (aq) + Na₂CO₃ (aq) → CuCO₃ ↓ (s) + Na₂CO₃ (aq)
• CuSO₄ (aq) + Na₄OH (aq) → Cu(OH₃)₂ ↓ (s) + (NH₄)₂SO₄ (aq)
• 2CuSO₄ . 5H₂O (aq) + K₄[Fe (CN) ] . 3H₂O (aq) → Cu₂Fe(CN) ₆ ↓ (s) + 2K₂SO₄
(aq) + 13H₂O (l)
Reaksi kelanjutan di tambahkan Amoniak
Cu₂Fe(CN)₆↓(s) + 2K₂SO₄ (aq)+NH3(aq) → 2(Cu(NH₃)₄)SO₄ (s)↓ + K₄Fe(CN)₆ (aq)
• CuSO₄ (aq) + KI (aq) → CuI ↓ (s) + I₂ (aq) + K2SO₄ (aq)
• CuSO₄ (aq) + K₂CrO₄ → Cu₂CrO₄ ↓ (s) + KSO₄ (aq)
• CuSO₄ (aq) + Na₂S (aq) → CuS ↓ (s) + Na₂SO₄ (aq)
• CuSO₄ (aq)+ KCN (aq) → Cu(CN)₂ ↓ (s) + K₂SO₄ (aq)
• CuSO₄ (aq)+ SnCl2 (aq) → SnSO₄ (aq) + CuCl ↓ (s)
• CuSO₄ (aq)+ H₂S (aq) → CuS ↓ (s) + H₂SO₄ (aq)
c) Kation Bi³⁺
• Bi(NO₃)₃ (aq) + 4NaOH (aq) → Bi(OH)3↓ (s) + 3NaNO₃ (aq)
• Bi(NO₃)₃ (aq) + 3KI (aq) → BiI↓ (s) + KNO₃ (aq)
• Bi(NO₃)₃ (aq)+ H₂S (aq) → Bi₂S₃ ↓(s) + HNO₃ (aq)
• Bi (NO₃)₃ (aq) + K₂CrO₄ (aq) → Bi₂(CrO₄)₃↓ (s) + KNO₃ (aq)
d) Kation Cd²⁺
• Cd(NO₃)₂ (aq) + K₂CrO₄ (aq) → CdCrO₄ ↓(s) + 2KNO₃ (aq)
• Cd(NO₃)₂ (aq)+ KI (aq) → CdI ↓ (s) + K(NO₃)₂ (aq)
• Cd(NO₃)₂ (aq) + NaOH (aq) → (Na(NO₃) ↓(s) + Cd(OH)₂ (aq)
e) Kation Sn²⁺
• Sn(NO₃)₂ (aq)+ H₂S (aq)→ SnS ↓ (s)+ HNO₃ˉ (aq)
• Sn(NO₃)₂ (aq) + NaOH (aq)→ Sn(OH)₂↓ (s)+ NaNO₃ (aq)
• Sn(NO₃)₂ (aq)+ KI (aq)→ SnI ↓(s) + + K(NO₃)₂ (aq)
▪ Golongan II B
1. (Kation As³⁺)
a. As₂O₃ (aq) + H₂S (aq) → As₂S₃ ↓ (s) + 6H⁺
b. As₂O₃ (aq) + SnCl₂ (aq) + HCl (aq) → As₄S₄ ↓ (s) + SnCl₄ (aq) + H₂S (aq)
c. As₂O₃ (aq) + NaOH (aq) → Na₃ASO₃↓ (s) + Na₃AsS₃ (aq) + H₂O (l)
2. (Kation Sb³⁺)
a. 2Sb³⁺ (aq) + H₂S (aq) → Sb₂S₃ ↓ (s) + 6H⁺ (g)
b. 2Sb³⁺ (aq) + KI (aq) → Sb₂I₃ ↓ (s) + K³⁺ (aq)
c. 2Sb³⁺ (aq) + NaOH (aq) → Na₃Sb₂ (aq) + NaSbS ↓ (s) + H₂O (l)
3. (Kation Sn⁴⁺)
a. Sn⁴⁺ (aq) + H₂S (aq) → SnS₂ ↓ (s) + 4H (g)
b. Sn⁴⁺ (aq) + NaOH (aq) → Sn(OH)₄ ↓ (s) + Na₂(Sn(OH)₆ (aq)
c. Sn⁴⁺ (aq) + KI (aq) → SnI₄ ↓ (s) + K₂CO₃ (aq)
F. Alat dan Bahan
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pembakar spirtus
4. Korek api
5. Paku
6. Penjepit tabung reaksi
7. Pipet tetes
Bahan :
1. Tembaga Sulfat sampel Cu (CuSO₄)
2. Merkuri Klorida sebagai sampel merkuri (HgCl₂)
3. HCl (asam klorida)
4. Kalium ferosianida (K4 [Fe(CN)6])
5. Natrium Karbonat ( Na₂CO₃)
6. Natrium Hidroksida (NaOH)
7. Amonium Hidroksida (Na₄OH)
8. Kalium Kromat ( K₂CrO₄)
9. Kalium Iodida (KI)
G. MSDS (Material Safety Data Sheet)
Tabel 3.1 Material Safety Data Sheet Analisis Kation Golongan II
Nama Zat Sifat Fisika Dan Sifat Keterangan
Kimia
HCl (asam klorida) o Bersifat korosif Jika tertelan, terhirup atau
o Aroma menyengat terkena kulit segera Panggil
o Mudah terbakar dokter
o Tekanan 1 mm Hg dan letakkan alat bahan
o Uap 145, 8 ⁰ C pada tempatnya.
o Kepadatan < 0,3
K2CrO4 (kalium o Bentuk kristalin Jika tertelan, terhirup atau
kromat) o Tidak berbau terkena kulit segera Panggil
o Iritasi kulit dokter
o Toksitas (beracun) dan letakkan alat bahan
o Berat molekul pada tempatnya.
294,19 g/mol
o Titik lebur 398 ⁰ C
o Ph 3,6 pada 100 g/l
NaOH (natrium o titik leleh 318 ⁰ C Jika tertelan, terhirup atau
hidroksida) o titik didih 1390 ⁰ C terkena kulit segera Panggil
o kepadatan uap >1 dokter
o bentuk kristal dan letakkan alat bahan
o Bersifat korosif pada tempatnya.
KI (kalium iodida) o Berat Molekul kontak yang terlalu lama
166,01 g/mol untuk iodida dapat
o Bentuk padat menghasilkan iodism pada
o Warna keputih- individu yang sensitif.
putihan Gejala-gejala pemaparan
o pH kira-kira6,9 pada termasuk: ruam kulit,
50 g/l pada 20 °C hidung berjalan, sakit
o Titik lebur 680 °C kepala dan iritasi selaput
o Titik didih 1.330 °C lendir. Untuk kasus yang
o Tekanan uap kira- parah kulit dapat
kira 1 hPa pada 745 menunjukkan jerawat,
°C bisul, gatal-gatal, lecet dan
o Kerapatan relatif bintik-bintik hitam dan
3,13 g/cm3 biru. Jika terjadi maka
o Kelarutan dalam air segera panggil dokter dan
kira-kira 1.430 g/l letakkan alat bahan pada
pada 25 °C tempatnya.
CuSO4 (Tembaga(II) sulfat o Rumus Kimia Toksisitas oral akut dengan
pentahidrat) CuSO4.5H2O tanda-tanda, nyeri lambung,
o Berat Molekul 249.6 Muntah, Diare Toksisitas
g/mol inhalasi akut Tanda-tanda:
o Bentuk padat Kerusakan yang mungkin :,
o Warna biru iritasi mukosa Toksisitas kulit.
o Bau Tak berbau Tidak menyebabkan iritasi.
o Ambang Bau Tidak Menyebabkan kerusakan
berlaku pH 3,5 - 4,5 mata yang serius jika terkena
pada 50 g/l 20 °C segera ke dokter diberi
o Titik lebur 147 °C penanganan khusus.
o Densitas 2,284
g/cm3 pada 20 °C
o Kelarutan dalam air
317 g/l pada 20 °C
HgCl2 (Mercury (II) Klorida) o Rumus Kimia HgCl2 Pakai sarung tangan
o Berat Molekul pelindung /pakaian pelindung
271.50g/mol /pelindung mata/pelindung
o Bentuk padat wajah. JIKA TERTELAN basuh
o Warna putih mulut. JANGAN merangsang
o Bau Tak berbau muntah. JIKA TERKENA MATA
Ambang Bau Tidak bilas dengan seksama dengan
berlaku pH 3,2 pada air untuk beberapa menit.
15 g/l Lepaskan lensa kontak jika
o Titik lebur 280,7 °C memakainya dan mudah
o Titik didih/rentang melakukannya.Lanjutkan
didih 302 °C pada membilas. Jika terpapar
1.013 hPa segera hubungi SENTRA
(menyublim) INFORMASI KERACUNAN atau
o Tekanan uap 0,0001 dokter/tenaga medis.
hPa pada 20 °C kira-
kira 0,1 hPa pada
100 °C
o Densitas 5,44 g/cm3
pada 20 °C
o Kelarutan dalam air
74 g/l pada 20 °C 550
g/l pada 100 °C
K4 [Fe(CN)6] (Kalium o Sinonim potassium Jika terhirup, hirup udara
ferosianida) hexacyanoferrate(II) segar. Jika napas terhenti:
trihydrate berikan napas buatan mulut
o Rumus Kimia ke mulut atau secara
K₄[Fe(CN)₆].3H₂O mekanik. Berikan masker
o Berat Molekul oksigen jika mungkin. Segera
422.39 g/mol hubungi dokter. Bila terjadi
o Bentuk kristal kontak kulit dan bilaslah
o Warna kuning muda dengan air yang banyak.
o pH 8.0 - 10 at 211 g/l Hubungi dokter mata. Setelah
at 25 °C kontak pada mata, bilaslah
o Titik lebur Melting dengan air yang banyak.
point/range: 70 °C - Segera hubungi dokter
lit. mata.Lepaskan lensa kontak.
o Densitas 1.850 Setelah tertelan, beri air
g/cm3 minum (paling banyak dua
o Kelarutan dalam air gelas). Segera cari anjuran
211 g/l at 20 °C pengobatan.Hanya di dalam
o Koefisien partisi (n- kasus khusus, jika
oktanol/air) log Pow: pertolongan tidak tersedia
1,645 dalam satu jam, rangsang
untuk muntah (hanya jika
korban tidak sadarkan diri),
telan karbon aktif and
konsultasikan kepada dokter
secepatnya.
Na₂CO₃ (Natrium karbonat) o Sinonim sodium Hindari penghisapan debu.
karbonat anhidrat Hindari kontak dengan
o Rumus Kimia Na₂CO₃ bahan. Pastikan ventilasi
o Berat Molekul memadai. Evakuasi dari
105,99 g/mol daerah bahaya, amati
o Bentuk serbuk prosedur darurat, hubungi
o Warna putih ahli. Tindakan pencegahan
o pH 11,16 pada 4 g/l Lingkungan Jangan
25 °C membuang ke saluran
o Titik lebur 854 °C pembuangan.
o Titik didih/rentang
didih 300 °C pada
1.013 hPa
o Densitas 2,53 g/cm3
pada 20 ° membakar
sendiri 309 °C
Na₄OH (Amonium o Rumus molekul (JIKA TERTELAN) basuh mulut.
hidroksida) NH₄OH (JANGAN) merangsang
o Berat Molekul NH3 muntah. (JIKA TERKENA
Solution 17.03 g/mol MATA) bilas dengan seksama
o Bentuk cair dengan air untuk beberapa
o Warna tidak menit. Lepaskan lensa kontak
berwarna jika memakainya dan mudah
o Bau pedih Ambang melakukannya.Lanjutkan
Bau 0,02 - 70,7 ppm membilas. Segera hubungi
o Amonia pH pada 20 SENTRA INFORMASI
°C alkali kuat KERACUNAN atau
o Titik lebur -57,5 °C dokter/tenaga medis.
o Titik didih/rentang
didih 37,7 °C pada
1.013 hPa
o Terendah batas
ledakan 15,4 %(V)
o Tertinggi batas
ledakan 33,6 %(V)
o Tekanan uap 483
hPa pada 20 °C
o Densitas 0,903
g/cm3 pada 20 °C
o Kelarutan dalam air
pada 20

H. Bagan Alir Langkah Kerja


a) Percobaan 1 (Merkuri Hg (II) dengan sampel HgCl₂

Ambil 6 buah tabung reaksi

Tambahkan 1 pipet sampel HgCl₂

Pada tabung reaksi 1, tambahkan Natrium hidroksida. Amati yang terjadi pada
tabung reaksi.
Pada tabung reaksi 2, tambahkan Natrium karbonat. Amati yang terjadi pada tabung
reaksi.
Pada tabung reaksi 3, tambahkan satu buah paku kecil, dan amati yang terjadi pada
paku dan tabung reaksi, terjadi reaksi pendesakan.
Pada tabung reaksi 4, tambahkan Kalium kromat, lalu lakukan pembakaran dengan
spirtus. Amati perubahan yang terjadi pada tabung reaksi.
Pada tabung reaksi 5, tambahkan Amonium hidroksida, kemudian tambahkan
kembali larutan asam. Amati perubahan pada tabung reaksi.
Pada tabung reaksi ke 6, tambahkan Kalium iodida, dan tambahkan lagi kalium
iodida secara berlebih, amati reaksi yang terjadi.
b) Percobaan 2 kation golongan II Cu²⁺ dengan sampel CuSO₄

Siapkan 5 tabung reaksi

Tambahkan 1 pipet sampel CuSO₄

Pada tabung reaksi 1, tambahkan Natrium hidroksida, kemudian panaskan dengan


pembakaran spirtus. Amati perubahan yang terjadi sekitar tabung reaksi.

Pada tabung reaksi 2, tambahkan Natrium karbonat. Amati yang terjadi pada tabung
reaksi.

Pada tabung reaksi 3, tambahkan Amonium hidroksida, kemudian tambahkan


Amonuim hidroksida secara berlebih. Amati yang terjadi pada tabung reaksi.

Pada tabung reaksi 4, tambahkan Kalium ferosianida kemudian tambahkan ammoniak.


Amati yang terjadi pada tabung reaksi.

Pada tabung reaksi 5, tambahkan Kalium iodida. Amati yang terjadi pada tabung reaksi.

I. Data Pengamatan
Tabel 3.2 Hasil Data Pengamatan Kation Golongan II
1) Sampel HgCl₂
Pereaksi Hasil Data Pengamatan
Sampel HgCl₂
Natrium Hidroksida Endapan berwarna jingga
Natrium Kabrbonat Endapan berwarna jingga
Paku Reaksi pendesakan (korosi) paku
unsur besi dengan merkuri.
Kalium Kromat Endapan berwarna kuning, setelah
dipanaskan berubah menjadi merah
karna garam basa.
Amonium Hidroksida + larutan asam Endapan berwarna putih, dan larut.
Kalium Iodida + KI secara berlebih Endapan berwarna merah dan larut.
2) Sampel CuSO₄
Pereaksi Hasil Data Pengamatan
Sampel CuSO₄
Natrium Hidroksida + Pemanasan Endapan berwarna biru, tidak terjadi
perubahan ketika dipanaskan (terjadi
ketidaksamaan dalam teori).
Natrium Karbonat Endapan berwarna hijau kebiruan
Amonium Hidroksida + Amonium Endapan berwarna biru, berubah
Hidroksida secara berlebih menjadi biru tua dan endapan dapat
larut.
Kalium Ferosianida + amoniak Endapatan berwarna merah coklat,
setelah diberikan amoniak endapan
berwarna biru, dan endapan larut.
Kalium Iodida Endapan berwarna putih kekuningan

J. Pembahasan
Pada praktikum analisis kation golongan II ini menggunakan metode reaksi basah,
sampel yang digunakan adalah merkuri klorida dan tembaga sulfat yang akan dimasukan
sebanyak 1 pipet pada tabung reaksi.
Pada percobaan praktikum pertama yaitu kation Hg⁺ (II) dengan sampel HgCl₂,
menggunakan 6 tabung reaksi yang tiap tabung reaksi akan diberikan sampel HgCl₂
sebanyak satu pipet. Pada tabung pertama ditambahkan NaOH dilarutkan hingga
homogen terjadi endapan berwarna jingga hasil dari merkuri oksida, jika dituliskan
persamaan dalam reaksi maka akan terbentuk HgCl₂ (s) + NaOH (aq) → NaCl (aq) +
Hg(OH)₂↓ (aq). Selanjutnya pada tabung kedua ditambahkan Na₂CO₃ dilarutkan hingga
homogen terjadi endapan berwarna jingga hasil dari basa karbon, jika dituliskan
persamaan dalam reaksi maka akan terbentuk HgCl₂ (s) + Na₂CO₃ (aq) → 2NaCl
(aq)+HgCO₃ ↓(aq). Pada tabung reaksi ketiga ditambahkan paku yang dicelupkan ke
dalam sampel, pada reaksi ini terbentuk reaksi pendesakan (korosi) pada paku, reaksi
pendesakan adalah reaksi suatu senyawa mendesak tempat ion logam lain dalam suatu
senyawa, biasanya pendesak berada pada sebelah kiri reaksi, dan yang sebelah kanan
didesak, maka ketika terjadi reaksi pendesakan akan timbul sebuk halus pada sekitar
paku yang terjadi dari hasil reaksi pendesakan tersebut, pendesak berada di sebalah kiri
mengalami reduksi dan kenaikan biloks, karena mereduksi ion di sebelah kanannya.

Fe + HgCl₂ → Fe(Cl₂)₂ + Hg Oksidator : HgCl₂


Reduktor : Fe
0 +2 -1 +2 +1

Oksidasi Reduksi

Pada tabung reaksi keempat ditambahkan K₂CrO₄ dilarutkan hingga homogen terjadi
endapan berwarna kuning dari merkuri kromat ynang terbentuk, jika dituliskan maka
reaksi yang terbentuk HgCl₂ (s) + K₂CrO₄ (aq) → HgCrO₄ ↓ (aq) + 2KCl (aq), ketika
dipanaskan oleh spirtus terjadi perubahan warna merah yang disebabkan terbentuknya
garam basa. Selanjutnya pada tabung kelima, ditambahkan Na₄OH dilarutkan hingga
homogen terbentuk endapan berwarna putih, ketika dilarutkan dalam larutan asam
seperti HCl endapat tersebut dapat larut, jika dituliskan reaksi maka akan terbentuk
HgCl₂ (s) + Na₄OH (aq) → Hg(OH)₂ ↓ (aq) + NH₄Cl(aq). Pada tabung keenam
tambahkan KI dilarutkan hingga homogen terbentuk endapan berwarna merah yang
berasal dari terbentuknya merkuri iodide, ketika ditambahkan KI secara berlebih maka
endapan tersebut dapat larut, hal ini sesuai dengan teori yang terdapat pada buku vogel
(1994) , jika dituliskan reaksi maka akan terbentuk HgCl₂ (s) + KI (aq) → HgI₂ ↓ (aq) +
KCl (aq).
Pada percobaan kedua dengan sampel CuSO₄ dengan kation Cu²⁺, menggunakan 5
tabung reaksi yang tiap tabung reaksi akan diberikan sampel CuSO₄ sebanyak satu pipet.
Pada tabung reaksi pertama tambahkan NaOH larutkan hingga homogen menghasilkan
endapan warna biru yang berasal dari Cu(OH)₂, kemudian ketika dipanaskan tidak
terjadi perubahan warna pada endapan, hal ini terjadi ketidaksamaan dengan teori
“berdasarkan teori seharusnya terjadi warna biru ketika dilakukan pemanasan”
kemungkinan terjadi kesalahan pada bahan (sudah terkontaminasi), jika dituliskan
reaksi maka akan terbentuk CuSO₄ (aq) + NaOH (aq) → Cu(OH)₂ ↓ (s) + NaSO₄ (aq).
Pada tabung reaksi kedua di tambahkan Na₂CO₃ larutkan hingga homogen
menghasilkan warna endapan hijau kebiruan yang berasal dari basa karbonat, jika
dituliskan maka reaksi yang terbentuk CuSO₄ (aq) + Na₂CO₃ (aq) → CuCO₃ ↓ (s) +
Na₂CO₃ (aq). Selanjutnya pada tabung reaksi ketiga di tambahkan Na₄OH larutkan
hingga homogen menghasilkan endapan berwarna biru, kemudian di tambahkan
Kembali Na₄OH secara berlebih menghasilkan warna biru tua akibat pembentukan
kompleks, endapan tersebut dapat larut ketika di tambahkan, jika di tuliskan maka reaksi
yang terbentuk CuSO₄ (aq) + Na₄OH (aq) → Cu(OH₃)₂ ↓ (s) + (NH₄)₂SO₄. Pada tabung
reaksi keempat ditambahkan K4 [Fe(CN)6] larutkan hingga homogen menghasilkan
warna endapan merah kecoklatan, jika dituliskan maka reaksi yang terbentuk 2CuSO₄ .
5H₂O (aq) + K₄[Fe (CN) ] . 3H₂O (aq) → Cu₂Fe(CN)₆ ↓ (s) + 2K₂SO₄ (aq) + 13H₂O (l),
kemudian tambahkan NH3 menghasilkan warna biru, dan endapan tersebut larut, jika
dituliskan maka reaksi yang terbentuk Cu₂Fe(CN)₆↓(s) + 2K₂SO₄ (aq)+NH3(aq) →
2(Cu(NH₃)₄)SO₄ (s)↓ + K₄Fe(CN)₆ (aq). Pada tabung reaksi yang terakhir tambahkan KI
larutkan hingga homogen menghasilkan warna endapan putih yang terbentuk dari CuI
dengan warna agak kekuningan yang disebabkan dari I₂ bebas, jika dituliskan maka
reaksi yang terbentuk CuSO₄ (aq) + KI (aq) → CuI ↓ (s) + I₂ (aq) + K2SO₄ (aq).
K. Kesimpulan
1. Kation adalah ion bermuatan positif yang terbentuk ketika sebuah atom
kehilangan satu atau lebih elektron selama reaksi kimia. Ini memiliki muatan
listrik positif, karena memiliki lebih banyak proton daripada elektron, dan akan
tertarik kepada anion, yang memiliki muatan negatif. Kation dibagi menjadi 5
golongan. Pereaksi umum yang digunakan yaitu, HCl, H₂S, (NH₄)2CO₃, kation
bereaksi dengan pereaksi tertentu akan menghasilkan suatu endapan ataupun
tidak terjadi endapan.
2. Sifat kation golongan II pada Hg²⁺ dan Cu²⁺, yaitu Perubahan yang terjadi pada
reaksi basah disertai dengan munculnya endapan, terjadi perubahan warna atau
timbulnya suatu gas ketika direaksikan dan hanya bereaksi dengan pereaksi
tertentu. Endapan yang terbentuk adalah HgS (hitam), PbS (hitam), CuS (hitam),
CdS (kuning), Bi2S3 (coklat), As2S3 (kuning), Sb2S3 (jingga), Sb2S2 (jingga),
SnS (coklat), SnS2 (kuning).
3. Pada pemisahan kation golongan II dapat direaksikan atau dilakukan pengujian
dengan uji endapan dengan pereaksi tertentu, karena tidak semuanya bisa
direaksikan. Pada kation golongan II terdapat pemisahan yang diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu uji endapan sub golongan II A (tembaga) dan golongan II B
(arsenik).
4. Kation yang terdapat pada analisis golongan II tidak dapat bereaksi dengan HCl
tetapi membentuk H₂S dalam suasana asam mineral encer atau golongan tembaga
timah. Ion yang terdapat pada golongan II, yaitu Hg (II), Cu, Bi, Cd, arsen (III
dan V ), stabium (III dan V), timah (II dan IV). Kation golongan II
diklasifikasikan menjadi dua sub golongan, yaitu sub-gol tembaga yang tidak
larut dalam amonium polisulfida, yaitu PbS, CuS, CdS, HgS dan Bi2S3, dan sub
golongan arsen yaitu As2S3, As2S5, SnS2 dan Sb2Sb3 akan larut membentuk
garam tio.
L. Daftar Pustaka
Analisis Kimia Dasar II Buku Teks Bahan Ajar Siswa Program Keahlian Teknik Kimia.
MP PPPPTK Pertanian Cianjur : Dr. Ir. Sahirman.
http://repositori.kemdikbud.go.id Analisis Kimia Dasar.pdf
MSDS CuSO₄ : http://smartlab.co.id MSDS_COPPER_SULPHATE_
MSDS HCl : Science Stuff, inc – Nop 2014, di edit tahun 2011.
MSDS KI :ScienceLab.com
MSDS HgCl₂:http://smartlab.co.id MSDS_MERCURY_(II)_CHLORIDE
MSDS_K₂CrO₄: http://smartlab.co.id
MSDS K4 [Fe(CN)6]: http://smartlab MSDS_POTASSIUM_FERROCYANIDE.
MSDS Na₂CO₃ http://smartlab.co.id MSDS_SODIUM_CARBONATE.
MSDS NAOH : Science Stuff, inc.
Vogel (1985) Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro Bagian I .
Jakarta : Kalman Media Pustaka.
M. Lampiran
a). Sampel HgCl₂ b). Sampel CuSO₄

Anda mungkin juga menyukai