Anda di halaman 1dari 20

MODUL PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK: REAKSI-REAKSI SENYAWA ORGANIK

Dosen Pengampu:
Irhamni, S.Si., M.Si.

LABORATORIUM PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
TATA TERTIB PELAKSANAAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK: REAKSI-REAKSI SENYAWA ORGANIK
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Sebelum melaksanakan semua kegiatan praktikum, setiap praktikan diharuskan untuk


memahami tata tertib yang telah diberlaku. Tata tertib pelaksanaan kegiatan praktikum adalah
sebagai berikut:
1. Semua pelaksanaan kegiatan praktikum kimia organik ini dilaksanakan sepenuhnya
secara hybrid.
2. Adapun setiap pokok materi pada praktikum kimia organik: reaksi-reaksi senyawa
organik ini dilakukkan di laboratorium kimia FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
bersama asisten laboratorium.
3. Praktikan wajib datang tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, apabila
praktikan terlambat maka tidak diperbolehkan memasuki ruang laboratorium. Serta
praktikan wajib menjaga ketertiban dan kebersihan laboratorium selama melakukan
praktikum di Laboratorium Kimia FKIP UNTIRTA
4. Sebelum melakukan praktikum di lab,praktikan wajib mengikuti post test yang
dilaksanakan secara offline serta mengumpulkan jurnal sebagai petunjuk pada saat
melakukan praktikum.
5. Setiap melakukan praktikum dan sebelum meninggalkan ruang laboratorium, praktikan
wajib mengumpulkan Junal Praktikum yang bersifat individu kepada asisten
laboratorium serta menjaga kebersihan dan bertanggung jawab penuh atas kebersihan
dan keadaan alat alat yang digunakan selama melakukan praktikum.
6. Dilarang bermain HP ketika melakukan praktikum terkecuali untuk dokumentasi
praktikum. Jika praktikan melakukan pelanggaran maka praktikan akan di keluarkan
dari ruang Laboratorium Kimia FKIP UNTIRTA serta dianggap tidak hadir dalam
praktikum tersebut.
7. Setiap praktikan diperbolehkan untuk menanyakan hal yang dirasa tidak dimengerti
terkait Praktikum Kimia Organik II kepada asisten laboratorium.
8. Laporan praktikum diketik rapih menggunakan Microsoft Word dan dikumpulkan
setiap satu/dua minggu sekali (mengikuti timeline yang telah ditentukan) melalui
link google form yang sudah disediakan oleh asisten laboratorium.
9. Laporan praktikum bersifat individu tidak kelompok dan tidak plagiarism.
10. Terkait Project akhir dibuat laporan dan video oleh masing-masing kelompok yang
nantinya video tersebut akan diunggah di YouTube serta mengumpulkan produknya
sebagai bukti fisik telah melaksanakan project akhir Praktikum Kimia Organik II.
11. Praktikan wajib memakai APD (Jas lab, alas kaki tertutup, lateks, masker) selama
berada di dalam ruang Laboratorium Kimia FKIP UNTIRTA serta wajib membawa 1
buah susu ketika melakukan praktikum.
FORMAT JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK : REAKSI – REAKSI SENYAWA ORGANIK

1. Judul
2. Hari,Tanggal Praktikum
3. Tujuan Praktikum
Note : minimal 3 tujuan praktikum
4. Prinsip Percobaan
5. Alat dan Bahan
6. Prosedur Kerja
Note : dibuat bagan alir
Contoh:

Sampel

Hasil

7. Data Pengamatan
8. Kesimpulan

NOTE : Ditulis tangan pada buku tulis dengan rapih dan dikumpulkan sebelum praktikum di
laboratorium.
FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK: REAKSI-REAKSI SENYAWA ORGANIK

Cover:
Dibuat secara umum seperti penugasan di mata kuliah lain
Isi:
1. Nama Percobaan
2. Tujuan Percobaan
Note: tambahkan secara mandiri tujuan lainnya di luar panduan minimal 3 tujuan.
3. Dasar Teori (minimal 5 Jurnal)
Note: kembangkan dasar teori dengan lengkap di luar panduan
4. Alat dan Bahan
5. MSDS
6. Bagan Alir Langkah Kerja
Contoh:

Sampel

Hasil

7. Hasil Pengamatan
8. Reaksi dan Perhitungan
9. Pembahasan
10. Kesimpulan
11. Daftar Pustaka
12. Lampiran

NOTE : Diketik rapih dan dikumpulkan melalui Link Gform yang telah disediakan oleh
Aslab.
Percobaan 1
Pembuatan Struktur Molekul dengan Aplikasi Chemsketch

A. Tujuan Percobaan
Menggambarkan struktur molekul dengan Aplikasi Chemsketch
B. Dasar Teori
Molekul merupakan gabungan dari dua atom atau lebih baik yang sejenis atau
tidak sejenis yang dapat terbentuk melalui proses kimia. Gabungan atom-atom yang
sejenis dapat membentuk molekul unsur, sedangkan gabungan atom-atom tidak sejenis
akan membentuk molekul senyawa. Molekul ini dapat dikatakan bagian dari terkecil
benda yang dapat berdiri sendiri. Seperti halnya atom, molekul juga memiliki massa dan
bentuknya. Massa molekul suatu zat merupakan jumlah massa atom yang
membentuknya.
Untuk mengetahui bagaimana bentuk molekul dapat digambarkan melalui
beberapa software diantaranya adalah ACD/Chemsketch, Chemoffice, Chemdraw, dan
lain-lain. ACD/Chemsketch merupakan program software dari Advanced Chemistry
Development. Inc., (ACD/Labs) yang berfungsi untuk menggambarkan struktur kimia,
reaksi, diagram skema, memprediksikan sifat kimia, serta mendesain laporan dan
presentasi. Dengan program ACD/Chemsketch diharapakan sebagai media pembelajaran
bagi mahasiswa agar dapat memahami struktur kimia, terutama struktur organik baik dari
secara dua dimensi maupun tiga dimensi. Berikut adalah tampilan pada software
Chemsketch:
C. Prosedur Percobaan
1. Buka software ACD/Chemsketch yang sudah terinstall.
2. Agar semua atom C muncul, atur terlebih dahulu propertiesnya di Tools-Structures
Properties. Centang All pada Show Carbons pada tab Common.
3. Pastikan anda berada pada mode stuktur dan bukan mode Draw.
4. Klik atom C pada menu yang ada di samping kiri layar kerja Chemsketch.
5. Drag kemudian klik sekali untuk membuat satu C (metana) dan drag lagi dengan
menyambung C pertama itu dan klik untuk menambah satu atom C untuk menjadi
etanan. Untuk membuat percabangan klik pada C utama yang akan dijadikan tempat
percabangan kemudian di drag dan klik.
6. Pastikan rumus struktur yang digambar pada langkah sebelumnya terpilih, jika
belum klik toolbar yang berada di bawah tulisan mode draw. Kemudian lakukan
penyeleksian struktur untuk menampilkan secara struktur terkembang dengan atom
H dan C Nampak. Klik Tools-Add explicit hydrogens.
7. Untuk mengetahui nama sistematik dari struktur yang telah dibuat, klik menu Tools
kemudian Generate lalu klik name for structure atau dapat dilakukan dengan
menekan shortcut Ctrl+Shift+I.
8. Salin agar bisa dicopypastekan ke Microsoft word, pindahkan dari mode struktur
ke mode draw.
9. Buatlah struktur di bawah ini, beri nama sesuai petunjuk, dan carilah nama trivial
beserta kegunaan dan manfaatnya berdasarkan literatur.
H3C
CH3 CH3
H3C CH3

CH3 CH3 H3C CH3


CH3

OH CH3
O
HO O H3C
OH

OH CH3

OH
O O

HO OH
O
O O
H3C H3C

O
OH
O O HN

O O S N
+ S N
Na O O
O – –
O O O
+
+ S S Na
Na
O O

O OH O

O
O O
– +
HO O Na
N
O O
O
N
HO

– +
O O Na
O
O
N

O O OH
CH3
H3C N
N
CH3
H
N N
O HO
CH3 OCH 3
CH3
HO O
NH
H3C CH3
O
OH CH3

H3C CH3

CH3 OH
O CH3
N OH
HO CH3
HO O

OH
OH
HO O

OH
OH
CH3 CH3
O

OH

H3C
O
H3C CH3 H3C CH3

HO CH3
Percobaan 2
Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair: Destilasi
1. Tujuan Percobaan:
A. Untuk memisahkan campuran larutan dengan menggunakan destilasi sederhana
B. Untuk menunjukan destilasi dapat memurnikan cairan

2. Dasar Teori

Destilasi merupakan salah satu metode pemisahan dan pemurnian zat cair. Pada
destilasi sederhana, uap ditarik kemudian dikondensasi. Metode ini digunakan untuk
memisahkan zat cairan volatile (mudah menguap) dari zat terlarut yang bersifat non
volatile atau padatan. Cairan cair – cair atau cair – padat yang akan didestilasi memiliki
titik didih yang berbeda.

Prinsip kerja destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap
pada tekanan dan suhu tertentu. Cairan akan dipanaskan pada titik didih tertentu dan
uap yang dihasilkan akan dihubungkan dengan kondensor (alat pendingin), sehingga
uap berubah kembali menjadi cairan. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana
tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfir. Titik didih cairan ditentukan dengan
menempatkan thermometer pada bagian uap. Suhu uap akan konstan jika uap berupa
senyawa murni. Artinya, titik didih destilat (hasil destilasi atau uap yang terkondensasi
menjadi cairan) sama dengan suhu yang tercatat pada thermometer.

Oleh karena itu, titik didih pada tekanan tertentu merupakan salah satu
parameter sifat fisik khas untuk senyawa murni seperti halnya titik leleh pada senyawa
Kristal murni. Untuk campuran larutan ideal, tekanan dan komposisi uap campuran bisa
ditentukan dan komposisi zat murninya diketahui (hokum Raoult).

PA = PA0.XA

Dimana PA adalah tekanan uap parsial pada campuran dan PA0 adalah tekanan
uap murni A, sedangkan XA adalah fraksi komponen A dalam campuran. Komposisi
uap yang dinyatakan dengan fraksi mol dapat dihitung dari hokum Dalton:

XA = PA / Ptotal = PA / (PA + PB + ….)


Pada destilasi fraksinasi, siklus pendidihan dan kondensasi diulang secara
kontinu. Teknik ini digunakan untuk memisahkan cairan volatile.

3. Prosedur Percobaan
A. Pemisahan air murni dari air laut atau air garam
1. Percobaan ini memisahkan campuran garam-air yang dipisahkan dengan
destilasi. Air yang bersifat volatile akan dipisahkan dari garam yang bersifat
non volatile. Destilat yang dikumpulkan di uji dengan uji Na dan Cl.
2. Susun peralatan sesuai dengan gambar. Sebelum memasang rangkaian,
tambahkan Vaseline diantara penghubung.
3. Gunakan labu bundar 100 mL untuk labu didih dan labu penampung destilat.
Masukan 50 mL sampel air garam (air laut) pada labu didih. Tambahkan batu
didih agar proses pendidihan berjalan pelan dan menghindari bumping.
4. Pastikan selang air kondensor terpasang secara benar. Sebelum proses
pendidihan, pastikan air kondensor sudah berjalan. Kemudian adaptor vakum
terbuka dengan udara atmosfir.
5. Thermometer dipasang di atas labu destilasi. Air akan menguap pada titik didih
100˚C.
6. Destilat yang dihasilkan merupakan air murni. Untuk menguji kemurnian
destilat, di uji kadar Na dan Cl dari garam. Bandingkan dengan air yang tersisa
di labu didih.

B. Pemisahan Etanol dari Air dari Campuran Air dan Etanol


1. Susunlah peralatan destilasi dan tambahkan vaselin diantara penghubung
2. Gunakan labu bundar 100 mL untuk labu didih dan penampung campuran
3. Masukan campuran etanol 45 mL dan 15 mL air pada labu didih
4. Tambahkan batu didih agar tidak bumping
5. Pastikan selang air kondensor terpasang dengan benar
6. Pastikan air kondensor berjalan sebelum pendidihan
7. Adaptor vakum terbuka dengan udara atmosfer
8. Pasang thermometer di atas labu destilasi
9. Uji kemurnian dengan bara api dan uji pH
C. Pemisahan Heksana dari Air dari Campuran Air dan heksana
1. Susunlah peralatan destilasi dan tambahkan vaselin diantara penghubung
2. Gunakan labu bundar 100 mL untuk labu didih dan penampung campuran
3. Masukan campuran heksana 45 mL dan 15 mL air pada labu didih
4. Tambahkan batu didih agar tidak bumping
5. Pastikan selang air kondensor terpasang dengan benar
6. Pastikan air kondensor berjalan sebelum pendidihan
7. Adaptor vakum terbuka dengan udara atmosfer
8. Pasang thermometer di atas labu destilasi
9. Uji kemurnian dengan bara api dan uji pH

Pertanyaan

1. Jelaskan sistem K3 dari alat destilasi!


2. Jelaskan definisi titik didih!
3. Apakah yang disebut dengan titik azeotrop!
4. Sebutkan jenis-jenis destilasi selain destilasi di atas!
5. Jika ingin memisahkan campuran dua cairan. Titik didih cairan A pada 112˚C dan titik
cairan B 70˚C. Dari manakah tetesan pertama destilat berasal? Mengapa?
6. Apakah fungsi thermometer pada rangkaian destilasi di atas!
7. Mengapa aliran air kondensor megalir dari atas ke bawah?
8. Apa fungsi dari batu didih dalam praktikum diatas?jelaskan!
Percobaan 3
Ekstraksi
A. Tujuan
a. Mempelajari teknik ekstraksi
b. Melakukan ekstraksi dari sampel daun atau bunga

B. Dasar Teori
Sebagian besar senyawa organik didapatkan dari bahan alam melalui proses
ekstraksi padat – cair. Ekstraksi adalah metode pemisahan yang melibatkan proses
pemindahan satu atau lebih senyawa dari satu fasa ke fasa lain berdasarkan prinsip
kelarutan. Kelarutan senyawa dalam suatu pelarut dinyatakan dengan jumlah gram zat
terlarut dalam 100 ml pelarut pada suhu 25⁰C. Kelarutan suatu senyawa bergantung
sifat kepolaran. Senyawa polar akan larut pada senyawa polar dan sebaliknya. Prinsip
kelarutan inilah yang dijadikan dasar pemilihan pelarut pada proses ekstraksi.
Pengeringan ekstrak yang masih mengandung air dilakukan dengan
menambahkan zat pengeringan garam anorganik anhidrat. Zat pengering ini adalah
anhidrat dan garam berair Kristal yang kapasitasnya sebanding dengan jumlah air
kristalnya. Yang umum digunakan adalah MgSO4, Na2SO4, dan CaCl. Pengeringan
yang paling efektif yaitu dengan magnesium sulfat.

C. Prosedur kerja
1. Siapkan sampel daun atau bunga yang sudah dicuci dan dilap hingga kering, lalu
timbang sampel sebesar 0,001 gram.
2. Pada gelas kimia 150 ml, masukan sampel tersebut dan tambahkan 30 ml air
aquades dan 2 gram natrium karbonat anhidrat. Kemudian panaskan diatas hotplate,
biarkan mendidih pelan sampai 20 menit. Saat mendidih tempatkan kaca arloji
diatas gelas kimia. Sewaktu – waktu sampel daun atau bunga diaduk dengan batang
pengaduk.
3. Saring larutan ekstrak sampel dengan corong dan kertas saring ke dalam labu
Erlenmeyer 50 ml.
4. Dinginkan larutan pada suhu ruang.
5. Pindahkan larutan ke dalam corong pisah 125 ml yang ditopang dengan batang
penyangga klem cincin.
6. Secara hati – hati tambahkan 5 ml diklorometana dalam corong pisah. Kemudian
ambil corong pisah dari penyangga. Posisi pemakaian corong pisah seperti
disamping. Pastikan keran sumbat (stopper) tertutup dan bagian bagian stopcock
tertutup. Kemudian dikocok pelan – pelan, kemudian dibuka keran stopcock untuk
mengeluarkan gas yang ada di dalam. Dan lakukan berulan.
7. Tempatkan kembali corong pisah padan batang penyangga dan lepaskan stopper
dan biarkan lapisan air terpisah dari klorometana. Setelah beberapa menit, terbentuk
dua lapisan, buka stopcock pelan – pelan dan turunkan lapisan diklorometana dan
jangan sampai lapisan air terbawa (dengan kondisi labu Erlenmeyer 25 ml berada
dibawah corong pisah untuk menampung lapisan diklorometana)
8. Ulangi ekstraksi dengan menambahkan 5 ml diklorometana ke dalam corong pisah.
Lakukan seperti langkah 7.
9. Gabungkan larutan diklorometana dan tambahkan 0,5 gram kalsium klorida dan
kocok. Garam anhidrat berfungsi sebagai pengering.
10. Timbang labu didih yang kering dan potongan batu didih. Kemudian larutan
diklorometana disaring dengan kertas saring. Endapan yang tersisa dikertas saring
dicuci dengan 2 ml diklorometana.
11. Pisahkan pelarut diklorometana dari ekstrak dengan cara destilasi (cari titik didih
diklorometana). Hati – hati jangan sampai labu didih kering. Jika diklorometana
sudah menguap dan tersisa sekitar 1 ml, hentikan destilasi (matikan hotplate) dan
biarkan menguap diudara.
12. Setelah kering dan dingin, timbang labu didih. Selisih berat labu didih merupakan
berat ekstrak.
13. Ekstrak yang didapat diuji dengan pereaksi mayer (uji alkaloid)
14. Hasil rendeman (% yield)
massa ekstrak
% yield= ×100
massa sampel

D. Pertanyaan
Kalkulasikan jumlah sampel yang dibutuhkan untuk menghasilkan 500 gram ekstrak!
Percobaan 4
Saponifikasi

A. Tujuan
a. Untuk membuat sabun sederhana
b. Untuk menguji sifat sabun

B. Dasar teori
Sabun merupakan garam natrium atau kalium dari asam lemak berantai panjang.
Asam lemak biasanya memiliki 12 – 18 atom karbon. Sabun padat terdiri dari garam
kalium asam lemak. Natrium stearat terdiri dari ujung non polar (rantai hidrokarbon
asam lemak) dan ujung polar (ion karboksilat). Bagian ujung nonpolar (hidrofob)
molekul sabun dapat melarutkan kotoran berminyak. Sementara ujung ionic atau
polar (hidrofil) molekul menarik molekul air. Kotoran dari permukaan yang akan
dibersihkan tertarik keluar dan tersuspensi di dalam air. Oleh karena itu, sabun
berperan sebagai agen emulsifier, senyawa yang digunakan untuk mendispersi satu
cairan (molekul minyak) dalam bentuk partikel tersuspensi atau droplet pada cairan
lain (molekul air).
Reaksi lemak atau minyak dengan basa kuat seperti NaOH atau KOH,
mengakibatkan terjadi hidrolisis (saponifikasi) membenuk gliserol dan garam asam
lemak berantai panjang (sabun). Karena sabun merupakan garam dari basa kuat dan
asam lemak maka sabun akan sedikit alkali dalam bentuk larutan. Sabun yang
mengandung alkali bebas akan menyebabkan kerusakan kulit, kain, dan wool. Oleh
karena itu uji kebasaan sabun sangat penting. Kekurangan sabun dibandingkan
deterjen diantaranya yaitu tidak efektif dalam air sadah dan larutan asam.
Menurut SNI (1994), pH sabun yang aman berkisar 9-11. Menurut Hernani
(2010), pH sabun yang aman digunakan sekitar 7-10 karena pH sabun yang terlalu
tinggi akan mengakibatkan iritasi kulit, sedangkan jika pH sabun terlalu rendah
akan meningkatkan daya adsorpsi sabun di kulit sehingga menyebabkan iritasi
juga.
C. Prosedur Kerja
a. Pembuatan sabun
Masukan 23 ml minyak sayur ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml. tambahkan
20 ml etanol dan 20 ml larutan NaOH 25%. Larutan diaduk menggunakan
stirrer atau batang pengaduk secara konstan dan dipanaskan diatas waterbath
mendidih. Waterbath menggunakan gelas kimia 500 ml yang berisi 200 ml air.
[hati – hati terhadap alcohol yang digunakan, jangan ada api terbuka di
laboratorium]. Setelah dipanaskan sekitar 20 menit, bau alcohol akan
menghilang. Hal ini menunjukan reaksi selesai berlangsung sempurna. Larutan
berubah bentuk menjadi pasta yang terdiri dari campuran sabun, gliserol, dan
NaOH berlebih. Gunakan ice waterbath untuk mendinginkan labu Erlenmeyer
dan isinya. Untuk mengendapkan sabun atau salting out, ditambahan 150 ml
larutan NaCl ke dalam campuran sabun sambil diaduk terus. Proses ini
meningkatkan densitas larutan cairan, sementara sabun akan mengapung dari
larutan cairan. Seiring sabun yang mengendap dan dicuci dengan 10 ml air es
dingin. Amati sabun yang terbentuk (warna, bau, berat, bentuk endapan).

b. Uji sifat sabun


 Sifat emulsifier
Siapkan 2 tabung reaksi yang terdiri dari 5 tetes minyak pada 5 ml air.
Salah satu tabung reaksi ditambahkan sedikit butiran sabun yang telah
dibuat tadi. Keduanya digoyangkan dan didiamkan. Amati emulsi yang
terjadi dan kedua tabung tersebut. Dan bandingkan bentuk kestabilan
relative dari dua emulsi tersebut.
 Reaksi air sadah
Ambil sabun sebanyak sepertiga bagian spatula dan campurkan ke dalam
25 ml air digelas kimia 50 ml. panaskan untuk melarutkan sabun.
Masukan 5 ml larutan sabun kedalam lima tabung reaksi. Tabung 1
tambahkan 5 tetes larutan kalsium klorida 5%, tabung II 5 tetes larutan
magnesium klorida 5%, tabung II 5 tetes larutan besi (III) klorida 5%,
tabung IV tambahkan aquadest.
 Uji PH
Ambil sampel sabun,letakkan pada kaca arloji,lalu larutkan dengan
sedikit aquades (10-20 tetes). Gunakan Indikator universal dan kertas
lakmus untuk menguji pH sabun tersebut. Catat dan jelaskan hasil yang
didapat.
D. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan salting out?
2. Carilah data pH yang aman sabun untuk kulit (cantumkan sumber)!
3. Kekurangan sabun dibandingkan deterjen diantaranya yaitu tidak efektif dalam
air sadah dan larutan asam. Jelaskan mengapa hal tersebut terjadi!
4. Bagaimana cara membuat 100 ml larutan NaOH 25%?
Percobaan 5
Project Akhir

A. Tujuan
a. Dapat membuat essential oil
b. Dapat membuat produk dari hasil essential oil

B. Dasar teori
Minyak atsiri merupakan produk hasil penyulingan dengan uap dari bagian-
bagian suatu tumbuhan. Minyak atsiri artinya dalam bahasa Indonesia berarti minyak
terbang atau minyak kabur karena minyak atsiri mudah menguap apabila dibiarkan
begitu saja dalam keadaan terbuka. Terdapat beberapa istilah lain dari minyak atsiri
yaitu lainessential oil, etherial oils dan volatile oil. Kata essential oil berasal dari kata
quintessence, yang berarti bagian penting atau perwujudan murni dari suatu material,
dan pada konteks ini ditujukan pada aroma atau essence yang dikeluarkan oleh
beberapa tumbuhan (misalnya rempah-rempah, daun-daunan dan bunga.
Aplikasi dari minyak atsiri yaitu sebagai salah satu campuran pada bahan baku
pada industri kosmetik, sabun dan deterjen, farmasi, produk makanan dan minuman.
Minyak atsiri juga dipakai dalam mengikat aroma pada industri kosmetik dan farmasi
serta sebagai pemberi rasa pada industri makanan.

C. Prosedur kerja
Susunlah prosedur kerja berdasarkan berbagai literature yang telah didapat.

D. Pertanyaan
1. Senyawa fitokimia apa yang ada dalam essential oil tersebut? Jelaskan!
2. Deskripsikan produk yang telah dibuat dalam suatu pamphlet!
TIMELINE PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

Hari Tanggal Kegiatan


Jum’at. 25 Februari 2022 Kontrak dan Asistensi Chemsketch
Jumat, 4 Maret 2022 Asistensi Destilasi
Jumat, 11 Maret 2022 Pengumpulan Laporan Chemsketch
7 – 23 Maret 2022 Praktikum Destilasi
Pengumpulan Laprak Destilasi
Jumat, 25 Maret
Asistensi Praktikum Ekstraksi
28 Maret – 6 April 2022 Praktikum Ekstraksi
Pengumpulan Laprak Ekstraksi
Jumat, 8 April 2022
Asistensi Saponifikasi
11 – 14 April 2022 Praktikum Saponifikasi
Jumat, 15 April 2022 Pengumpulan Laporan Saponifikasi
Jumat, 22 April 2022 Asistensi Project Akhir
25 April – 5 Mei 2022 Pembuatan Project
Pengumpulan Laporan Project
Jumat,6 Mei 2022
Presentasi project
14-28 Mei 2022 Ujian Akhir Praktikum

NOTE : Timeline sewaktu waktu dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi.

Anda mungkin juga menyukai