“GOLONGAN ISOPRENOID(TEREPENOID)”
OLEH :
KELOMPOK II
KONVERSI E
MARPUL
INDAR ALAM
SUWERSI YANTI
RAHMI SALEHA
WIJAKSANI
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
CH3
CH2
H2C
Terpenoid merupakan derivat dehidrogenasi dan oksigenasi dari senyawa
terpen. Terpen merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh
tumbuhan dan sebagian kelompok hewan. Rumus molekul terpen adalah (C 5H8)n.
Terpenoid disebut juga dengan isoprenoid. Hal ini disebabkan karena kerangka
karbonnya sama seperti senyawa isopren. Secara struktur kimia terpenoid merupakan
penggabungan dari unit isoprena, dapat berupa rantai terbuka atau siklik, dapat
mengandung ikatan rangkap, gugus hidroksil, karbonil atau gugus fungsi lainnya.
Kepala
Ekor
Kepala Kepala
4 2 3 4
2 3 1
1 Ekor Ekor
2-metil-1,3-butena (isopren)
2
Berdasarkan jumlah atom C yang terdapat pada kerangkanya, terpenoid dapat dibagi
menjadi hemiterpen dengan 5 atom C, monoterpen dengan 10 atom C, seskuiterpen dengan
15 atom C, diterpen dengan 20 atom C, triterpen dengan 30 atom C, dan seterusnya sampai
dengan politerpen dengan atom C lebih dari 40. Beberapa contoh senyawa terpenoid
diberikan pada gambar di bawah ini :
OH
OH
Karotol
Mentol B
A
CH2OH
Fitol HO Lanosterol
C D
Contoh Senyawa Terpenoid : Monoterpen (A), Seskuiterpen (B), Diterpen (C) dan Triterpen (D)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud senyawa tepenoid ?
2. Apa saja Klasifikasi Senyawa terpenoid ?
3. Bagaimana sifat fisika dan kimia terpenoid ?
4. Bagaimana cara biosintesis senyawa terpenoid ?
5. Bagaimana cara isolasi senyawa terpenoid dari suatu spesies ?
6. Apa saja manfaat/kegunaan senyawa terpenoid ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian terpenoid
2. Untuk mengetahui Klasifikasi Senyawa terpenoid
3. Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia terpenoid
4. Untuk mengetahui biosintesis senyawa terpenoid
5. Untuk mengetahu cara isolasi senyawa terpenoid dari suatu spesies
6. Untuk mengetahui manfaat/kegunaan senyawa terpenoid
BAB. II
3
PEMBAHASAN
A. Pengertian Terpenoid
Terpenoid merupakan golongan senyawa hidrokarbon yang tersusun oleh unit-unit
isoprene. Ingold (1925) mengatakan pula bahwa isopren unit yang terdapat di alam
masing-masing bergabung dengan ikatan “head to tail” yang bahagian ujung suatu molekul
berikatan dengan bagian kepala molekul isopren lainnya. Secara umum terpenoid terdiri
dari unsur-unsur C dan H dengan rumus molekul umum (C 5H8). Dari rumus di atas
sebagian besar terpenoid mengandung atom karbon yang jumlahnya merupakan
kelipatan lima. Penyelidikan selanjutnya menunjukan pula bahwa sebagian besar
terpenoid mempunyai kerangka karbon yang dibangun oleh dua atau lebih unit C 5 yang
disebut unit isopren. Unit C5 ini dinamakan demikian karena kerangka karbonnya seperti
senyawa isopren.
Struktur rangka terpenoid dibangun oleh dua atau lebih molekul isopren. Pendapat
ini dikenal dengan “hukum isopren” .
Hukum Isopren:
1.Pembentukan isoprene aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat.
a.
Suasana asam
4
O O
H3 C C H3C C
SCoA SCoA
O Elektrofil
H3C C
SCoA
H O O
H2C C
HC C
Asetil Co A SCoA
H SCoA
Suasana basa
Nukleofil
OH
b.
O O
H3C C + H2C C
SCoA SCoA
elektrofil nukleofil
O O
O O
H3C C CH2 C H3C C CH2 C
SCoA SCoA
SCoA
H
O OH
O O O
H3C C CH2 C + H2C C H3C C CH2 C
SCoA SCoA CH2 SCoA
C
SCoA O
Dihidrolisis
menjadi
karboksilat
5
O OH O
C CH2 C CH2 C Dihidrolisis dan dieduksi
SCoA menjadi alkohol
CoAS CH3
OH
O
C CH2 C CH2
OH
HO CH3
Asam mevalonat
CH3 O CH3
O
C CH2 C CH2 CH2 C CH2 C CH2 CH2
O O OH
OH O
H OH
H H
CH3
O
O + C + H2C C CH2 CH2
H
H O
ATP OH
O O
O P O P OH H2C
C CH2 CH2
OH OH
H3C OPP
OPP IPP
6
H
H2C H3 C
C CH CH2 C CH CH2
OPP
H3C H3 C OPP
IPP DMAPP
(isopentenyl pyrophospat) (dimetilalil pyrophospat)
OPP OPP
Isoprene
2. Penggabungan kepala dan ekor dua unit isoprene akan membentuk mono-,seskui-, di-.
sester-, dan poli-terpenoid. Mekanisme reaksinya :
kepala
ekor
OPP
Mekanismenya
H ikatan baru
OPP OPP
OPP
3. Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20 menghasilkan triterpenoid
dan steroid. Mekanisme reaksinya :
7
O O O
O O P
O P O P O
O H 2C O O H 2C O
H 2C
PPO CH2
O O O
P O
O P
CH2 O O
CH H
H 2C H 2C CH
8
1. Monoterpenoid
CH3
H3C CH3
CH 2OH
OH CH3
H3C CH3 O
H3C CH3
g e ra n io l ( p a d a r o se b e n g a l) M e n th o l ( p a d a p a p e r m in t) C am p h or ( P oh on cam p h or)
2. Seskuiterpenoid
9
CH3
H3C H3C
H3C
CH3 HO CH3 CH3
H3C CH3
H3C H3C CH3
g e r a n iu m o il F arn esol b is a b o le n
3. Diterpenoid
H3C CH3
H3C CH3
p ir a m ic a c id M anool
4. Sesterpen
Sesterpen adalah kelompok terpen yang lebih besar daripada diterpen, memiliki 25 atom
karbon atau terbentuk dari 5 isopren. Kelompok sesterpen diturunkan dari geranil-farnesil
pirofosfat. Ofiobolin-F adalah salah satu sesterpen yang telah ditemukan dan telah
dipelajari mekanisme transformasinya dari geranil-farnesil pirofosfat.
10
Contoh senyawa sesterpen
H3C H3C
CH3
H3C
CH3H3C CH3
CH3
H3C CH3
CH3
HOOC
OH
G a s c a r d ic a c id o p h io b o lin F
5. Triterpenoid
Lebih dari 4000 jenis triterpenoid telah diisolasi dengan lebih 40 jenis kerangka
dasar yang sudah dikenal dan pada prinsipnya merupakan proses siklisasi dari skualen.
Triterpenoid terdiri dari kerangka dengan 3 siklik 6 yang bergabung dengan siklik 5 atau
berupa 4 siklik 6 yang mempunyai gugus fungsi pada siklik tertentu. Sedangkan
penamaan lebih disederhanakan dengan memberikan penomoran pada tiap atom
karbon, sehingga memudahkan dalam penentuan substituen pada masing-masing atom
karbon. Triterpenoid biasanya terdapat pada minyak hati ikan hiu,minyak nabati
(minyak zaitun) dan ada juga ditemukan dalam tumbuhan seprimitif sphagnum,tetapi
yang paling umum adalah pada tumbuhan berbiji, bebas dan glikosida. Triterpenoid telah
digunakan sebagai tumbuhan obat untuk penyakit diabetes, gangguan menstruasi,
patukan ular, gangguan kulit, kerusakan hati dan malaria. Struktur terpenoida yang
bermacam ragam timbul sebagai akibat dari reaksi-reaksi sekunder berikutnya seperti
hidrolisa, isomerisasi, oksidasi, reduksi dan siklisasi atas geranil, farnesil dan
geranilgeranil pirofosfat
11
H3C
CH3
H3C
H3C H3C
CH3
H3C CH3
dam m aran e
6. Tetraterpenoid
H3C
H3C CH3 CH3 H3C
CH3 CH3
CH3 H3C
CH3
Gambar : β-carotene
1) Dalam keadaan segar merupakan cairan tidak berwarna tetapi jika teroksidasi warna
akan berubah menjadi gelap.
12
4) Kebanyakan optik aktif
2) Isoprenoid kebanyakan bentuknya khiral dan terjadi dalam dua bentuk enantiomer.
Squalene merupakan salah satu jenis polimer alam yang sebagian besar banyak
terdapat pada hati ikan hiu. Pada umumnya squalene banyak digunakan dalam industri
kesehatan/farmasi sebagai food supplement, penyembuh luka, penghalus kulit, pelembab
(emollient), pelindung kulit dari sengatan matahari, dan mencegah penyakit kanker. Proses
biosintesis sgualena adalah sebagai berikut :
Pembentukan skualen
O PP
FPP FPP
H2C
CH2
Mekanisme Reaksinya :
13
Mekanisme Reaksinya
O
P
O
O O
O
H2 C H 2C
P
O
O
PPP
PPO CH 2
H2C
O O
P
O
O
PPP
O
CH O P
H2 C O
O
H P
C O
O
H 2C
H2
C
H2 C
Skualen
14
flavoprotein
O
NADPH O
O O H
O
O
O
HO O
OH
H
H
karbokation
15
Misalnya, isolasi senyawa terpenoid yang aktif antibakteri pada Herba Meniran
(Phyllanthus niruri Linn) (Gunawan dan Sutrisnayanti, 2008:31-39). Dalam penelitian
Gunawan dan Sutrisnayanti, Isolasi senyawa terpenoid aktif pada Herba Meniran
(Phyllantus niruri Linn) dilakukan dengan teknik ekstraksi yaitu:
1) Maserasi (ekstraksi dingin) dengan pelarut alkohol
Seberat 1000 g serbuk kering herba meniran dimaserasi menggunakan pelarut metanol.
Ekstrak metanol dipekatkan lalu dihidrolisis dalam 100 mL HCl 4 M.
Hasil hidrolisis diekstraksi dengan 5x50 mL n-heksana. Ekstrak n-heksana dipekatkan
lalu disabunkan dalam 10 mL KOH 10%, kemudian dikentalkan.
2) Sokletasi dengan pelarut n-heksana
Seberat 1000 g serbuk kering herba meniran disokletasi dengan 5 L pelarut n-heksana.
Ekstrak n-heksana dipekatkan lalu disabunkan dalam 50 mL KOH 10%. Dan terkahir
ekstrak dikentalkan
Untuk mengetahui adanya kandungan senyawa terpenoid aktif, hasil ekstrak diuji
fitokimia dan aktivitas antibakteri (dalam kasus ini Eschericia coli dan Staphyloccocus
aureus) menggunakan pereaksi Lieberman-Buchard. Hasil maserasi dan sokletasi
menunjukkan bahwa kedua ekstrak tersebut positif mengandung senyawa terpenoid.
Hasil uji aktivitas tersebut menunjukkan hasil bahwa akivitas antibakteri pada ektstrak
dengan metode sokletasi lebih tinggi dibandingkan maserasi.
Selanjutnya, Ekstrak n-heksana hasil sokletasi dimurnikan dengan menggunakan
kromatografi kolom dan didentifikasi dengan kromatografi gas-spektroskopi massa.
Berdasarkan data Kromatografi gas- spektoskopi massa meunjukkan kemungkinan
hasil sokletasi mengandung duah buah senyawa yaitu phytadiene [M+] 278 dan 1,2-
seco-cladiellan m/z 335 [M+-H].
F. Manfaat/Kegunaan Senyawa Terpenoid
Pemanfaatan berbagai senyawa terpenoid sangat luas, secara umum dapat
dikategorikan dalam beberapa bagian, seperti:
1. Berperan penting bagi spesies penghasil terpenoid itu sendiri, misalnya Gibberelin
pada tanaman berfungsi :
a. Merangsang pertumbuhan batang
b. Menginduksi pemecahan mitosis dalam daun beberapa tumbuhan
c. Mempercepat perkecambahan biji atau benih
d. Merangsang benih yang dorman untuk berkecambah
16
Secara garis besar ada tiga fungsi utama metabolit sekunder (termasuk terpenoid)
yang diproduksi tumbuhan :
a. Melindungi tumbuhan dari serangan herbivora dan infeksi mikroba
b. Penarik serangga atau hewan penyerbuk dan penebar biji
c. Agen alelopati yang berperan dalam kompetisi antar spesies tumbuhan
2. Industri
a. Karena hampir semua terpenoid harum dan memiliki bau yang khas dan
menyenangkan, maka banyak digunakan dalam parfum, kosmetik, pewangi, misalnya
bisabolol/levomenol.
b. Menthol dijadikan sebagai aditif pada berbagai makanan dan minuman, odol, obat
kumur, dll.
c. Sebagai pestisida alami misalnya pada farnesol
d. Kembang api (Camphor), obat nyamuk (geraniol).
3. Kesehatan (Pharmakologi)
a. Berbagai terpenoid dapat digunakan sebagai obat, misalnya menthol sebagai
anastesi lokal, topikal analgesik (mengurangi rasa sakit, kram, dan sakit kepala),
mengobati iritasi pada tenggorokan, obat pilek, obat luka bakar.
b. Sebagai antiseptik karena bersifat aktif terhadap bakteri dan jamur.
c. Mengurangi “gastrointestinal spasm” dan efektif terhadap insomia
d. Anti Inflammatory
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Chavan R. B. dan Gaikwad D. K.2013. Antibacterial Activity of Medicinally
Important Two Species of Allophylus- Allophylus cobbe (L.) Raeusch. and
Allophylus serratus (Roxb.) Kurz. Journal of Pharmacognosy and
Phytochemistry. Vol.2(1):1-7
Faikoh E. N., et all. 2013. Studies of Antibacterials effect of Fresh Soft Coral
(Geodia sp.) Extract Against Escherichia coli and Vibrio parahaemolyticus
and The Content of Active Compounds. Jurnal Teknologi Pertanian Vol.
14(3)201-208
Hanson J. R., et all.1977. Terpenoids and Steroids Vol.7. The Chemical Society
Burlington House. London
Hanson J. R., et all.1982. Terpenoids and Steroids Vol.11. The Chemical Society
Burlington House. London
Overton K. H., et all.1972. Terpenoids and Steroids Vol.2. The Chemical Society
Burlington House. London
Overton K. H., et all.1973. Terpenoids and Steroids Vol.3. The Chemical Society
Burlington House. London
19