Anda di halaman 1dari 6

TUGAS UNDANG UNDANG DAN ETIKA FARMASI

KELOMPOK 10

DISUSUN OLEH

1. MOHAMMAD GHANI SETIAWAN 20344136


2. THAMRIN ROSADI 20344137
3. LIA WULANDARI 20344138

PROGRAM STUDI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA 2021
KASUS NO. 24

Apoteker melayani penjualan Triheksipenidil kepada seorang pasien tetangganya

No Per-UU-an / Butir/Isi yang dilanggar Sanksi Jika Melanggar Upaya Pencegahan Kata Kunci
PDAI / 1. Apotek dalam melakukan
KDEAI yang kegiatan penyerahan
dilanggar Obat-Obat Tertentu wajib
1. Per-UU-an PMK No. 51 Tahun 2009 Perka BPOM RI No. 10
sesuai dengan:  Apoteker
Pasal 21 ayat 2 : Penyerahan dan /2019  Penjualan bebas
a. kewajaran jumlah
pelayanan obat berdasarkan resep Pasal 11  Trihexilpenidil
obat yang akan
dokter dilaksanakan oleh Apoteker. Sanksi administratif berupa:  Obat-Obat
diserahkan
Pasal 24 bagian c : a. peringatan lisan; Tertentu
b. frekuensi penyerahan
Dalam melakukan Pekerjaan b. peringatan keras tertulis; Apoteker menjual tablet
obat kepada pasien
Kefarmasian pada Fasilitas c. penghentian sementara Trihexilpenidil secara
yang sama.
Pelayanan Kefarmasian, Apoteker kegiatan; bebas tanpa resep dokter
2. Apotek wajib
dapat menyerahkan obat keras, d. rekomendasi pencabutan
narkotika dan psikotropika kepada izin mengarsipkan secara
masyarakat atas resep dari dokter oleh Kepala Badan dengan terpisah seluruh dokumen
sesuai dengan ketentuan peraturan tembusan kepada Kepala yang berhubungan dengan Jenis pelanggaran :
perundang-undangan. Dinas Kesehatan Provinsi, pengelolaan Obat-Obat Hukum, disiplin dan kode
Kepala Dinas Kesehatan Tertentu. etik.
Perka BPOM RI No. 10 /2019 Kabupaten/Kota atau Kepala 3. Apotek dalam
Pasal 1 Ayat 1 Perangkat Daerah penerbit menyerahkan Obat-Obat
Obat-Obat Tertentu yang Sering izin. Tertentu wajib
Disalahgunakan yang selanjutnya berdasarkan resep atau
disebut dengan Obat-Obat Tertentu salinan resep.
adalah obat yang bekerja di sistem Resep ditulis oleh dokter
susunan syaraf pusat selain dan salinan resep ditulis
narkotika dan psikotropika , yang dan disahkan oleh
pada penggunaan di atas dosis apoteker.
terapi dapat menyebabkan 4. Tenaga kefarmasian harus
ketergantungan. mencatat nama, alamat,
dan nomor telepon yang
Pasal 2 ayat 1 bisa dihubungi dari pihak
Kriteria Obat-Obat Tertentu dalam yang mengambil obat.
Peraturan Badan ini terdiri atas obat 5. BPOM RI harus
atau Bahan Obat yang melaksanakan sidak
mengandung: a. tramadol; secara rutin terhadap
b. triheksifenidil; apotek agar tidak ada
c. klorpromazin; penjualan bebas obat-
d. amitriptilin; obatan tertentu yang
e. haloperidol; dan/atau sering disalahgunakan.
f. dekstrometorfan.
Pasal 10 6. Kewajiban mengikuti
(1) Fasilitas Pelayanan pendidikan atau pelatihan
Kefarmasian dalam menyerahkan di institusi pendidikan
Obat-Obat Tertentu sebagaimana apoteker dapat berupa
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) Pendidikan formal dan
huruf a sampai dengan huruf e Pelatihan dalam
wajib berdasarkan resep atau pengetahuan dan atau
salinan resep. ketrampilan, magang di
(2) Resep sebagaimana dimaksud institusi pendidikan atau
pada ayat (1) ditulis oleh dokter. sarana pelayanan
(3) Salinan resep sebagaimana kesehatan jejaringnya atau
dimaksud pada ayat (1) ditulis dan sarana pelayanan
disahkan oleh apoteker. kesehatan yang ditunjuk,
(4) Tenaga kefarmasian harus sekurang-kurangnya 3
mencatat nama, alamat, dan nomor (tiga) bulan dan paling
telepon yang bisa dihubungi dari lama1 (satu) tahun.
pihak yang mengambil obat.

2 PDAI Surat Keputusan Pengurus Pusat Sanksi disiplin yang dapat


Ikatan Apoteker Indonesia dikenakan oleh MEDAI
Nomor : PO. 004/ berdasarkan Peraturan per-
PP.IAI/1418/VII/2014 tetang UndangUndang an yang
Pedoman Disiplin Apoteker berlaku adalah:
Indonesia 1. Pemberian peringatan
BAB IV BENTUK tertulis;
PELANGGARAN DISIPLIN 2. Rekomendasi pembekuan
APOTEKER dan/atau pencabutan Surat
Butir 12 Tanda Registrasi Apoteker,
Dalam penatalaksanaan praktik atau Surat Izin Praktik
kefarmasian, melakukan yang Apoteker, atau Surat Izin
seharusnya tidak dilakukan atau Kerja Apoteker; dan/atau
tidak melakukan yang seharusnya 3. Kewajiban mengikuti
dilakukan, sesuai dengan tanggung pendidikan atau pelatihan di
jawab profesionalnya, tanpa alasan institusi pendidikan apoteker.
pembenar yang sah, sehingga dapat
membahayakan pasien
3 KDEAI Kode Etik Apoteker Indonesia Pembinaan dan peringatan
Pasal 5 tertulis dari organisasi profesi
Di dalam menjalankan tugasnya,
setiap Apoteker harus berusaha
menjauhkan diri dari usaha mencari
keuntungan diri semata yang
bertentangan dengan martabat dan
tradisi luhur jabatan kefarmasian

Pedoman Pelaksanaan :
1. Seorang Apoteker dalam
tindakan profesionalnya harus
menghindari diri dari perbuatan
yang akan merusak atau
merugikan orang lain
2. Seorang Apoteker dalam
menjalankan tugasnya dapat
memperoleh imbalan dari pasien
dan masyarakat atau jasa yang
diberikannya dengan tetap
memegang teguh kepada prinsip
mendahulukan kepentingan
pasien
3. Seorang Apoteker dalam
tindakan profesionalnya harus
menghindari diri dari perbuatan
yang akan merusak atau
merugikan orang lain

Anda mungkin juga menyukai