Anda di halaman 1dari 4

NAMA : WINDA OKTIWILIANTI

NPM : 18344139
KELAS : APOTEKER D PARALEL
TUGAS UNDANG-UNDANG DAN ETIKA KEFARMASIAN

KATA KUNCI DAN JUDUL DAN PASAL UU/BUTIR


KASUS PELUANG PEDOMAN DISIPLIN/ KODE ETIK SANKSI Pencegahan Pelanggaran
PELANGGARAN YANG DILANGGAR + IDENTIFIKASI

24. Apoteker Identifikasi kata UU no. 5 tahun 1997 UU no. 5 tahun 1997 1. BPOM memperketat
melayani kunci: Apoteker, penjualan dan
Pasal 14 Pasal 60
penjualan Triheksipenidil, pendistribusian obat
Ayat 2: Penyerahan psikotropika dalam Ayat 4
Triheksipenidil tetangganya. rangka peredaran hanya dapat dilakukan oleh psikotropika.
Barangsiapa menyerahkan
kepada seorang
Peluang terjadi a. Apotek 2. Apoteker memahami
psikotropika selain yang
pasien
pelanggaran: b. rumah sakit dan mengetahui sanksi-
ditetapkan dalam Pasal 14
tetangganya. c. puskesmas sanksi yang akan
Apoteker menjual ayat (1), Pasal 14 ayat (2),
d. balai pengobatan, diterima dari
Triheksipenidil secara Pasal 14 ayat (3), dan Pasal
e. dokter. pelanggaran
bebas tanpa ada resep 14 ayat (4) dipidana dengan
Ayat 3: Penyerahan psikotropika oleh apotek
kepada tetangganya. pidana penjara paling lama
hanya dapat dilakukan kepada 3 (tiga) tahun dan pidana
a. apotek lainnya
b. rumah sakit denda paling banyak Rp. Calon Apoteker diberi bekal
c. puskesmas 60.000.000,00 (enam puluh mengenai hukum profesi
d. balai pengobatan juta rupiah). kefarmasian
e. dokter
Ayat 5
f. pengguna/pasien.
Barangsiapa menerima
PMK no. 3 tahun 2015 penyerahan psikotropika
Pasal 19 selain yang ditetapkan dalam
Ayat 1: Penyerahan Narkotika dan/atau Pasal 14 ayat (3), Pasal 14
Psikotropika hanya dapat dilakukan oleh: ayat (4) dipidana dengan
Apotek, Puskesmas, Instalasi Farmasi Rumah pidana penjara paling lama
Sakit, Instalasi Farmasi Klinik, Dokter. 3 (tiga) tahun dan pidana

Ayat 2: Apotek hanya dapat menyerahkan denda paling banyak Rp.


Narkotika dan/atau Psikotropika kepada: 60.000.000,00 (enam puluh
Apotek lainnya, Puskesmas, Instalasi Farmasi juta rupiah). Apabila yang
Rumah Sakit, Instalasi Farmasi Klinik, menerima penyerahan itu
pengguna, maka dipidana
Dokter, Pasien.
dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) bulan.
PMK no. 3 tahun 2015
Pasal 47

Pelanggaran terhadap
ketentuan dalam Peraturan
Menteri ini dikenai sanksi
administratif sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang- undangan.

25. Apoteker Kata Kunci: BUTIR PEDOMAN DISIPLIN yang Sanksi disiplin yang dapat 1. Apoteker menggali
menyarankan dan dilanggar: dikenakan oleh MEDAI lebih dalam kondisi
Apoteker,
menjual tablet Levonogestrel-etinil Butir 1 berdasarkan PerUU yang pasien terlebih dahulu
Levonorgestrel- berlaku: sebelum menyarankan
estradion, gangguan Melakukan praktik kefarmasian dengan
etinil estradiol terapi pada pasien.
ginjal 1. Pemberian peringatan
tidak kompeten.
kepada seorang 2. Apoteker meng-update
tertulis
Peluang terjadi Butir 12
pasien yang telah pengetahuan terkait
pelanggaran: 2. Rekomendasi
dikenalnya dan Dalam penatalaksanaan praktik kefarmasian, obat agar dapat
pembekuan dan/atau
mengalami oedem Apoteker menjual mengoptimalkan
melakukan yang seharusnya tidak dilakukan
pencabutan Surat Tanda
/ pembengkakan tablet Levonorgestrel- pengobatan pasien.
atau tidak melakukan yang seharusnya
etinil estradiol pada Registrasi Apoteker, atau
pada pergelangan dilakukan, sesuai dengan tanggung jawab
kaki karena pasien dengan profesionalnya, tanpa alasan pembenar yang Surat Izin Praktek, atau 3. Apoteker bertanggung
gangguan ginjal gangguan ginjal. sah, sehingga dapat membahayakan pasien. Surat Izin Kerja jawab secara
Apoteker professional untuk
Butir 13
memberikan nasehat dan
3. Kewajiban mengikuti
Melakukan pemeriksaan atau pengobatan
informasi yang benar,
pendidikan atau
dalam pelaksanaan praktik swa-medikasi
cukup, dan objektif
pelatihan di institusi
(self medication) yang tidak sesuai dengan
tentang swamedikasi
pendidikan apoteker
kaidah pelayanan kefarmasian.
dan semua produk yang
tersedia untuk

BUTIR KODE ETIK yang dilanggar: swamedikasi.

Pasal 9 SANKSI KODE ETIK

Seorang Apoteker dalam melakukan praktik Pembinaan dan peringatan


kefarmasian harus mengutamakan tertulis dari organisasi
kepentingan masyarakat, menghormati profesi
hak azazi pasien dan melindungi makhluk
hidup insani.

Anda mungkin juga menyukai