Klinis
Farmasi Komunitas
2019
Citra Yuliyanda Pardilawati, S.Farm., M.Farm., Apt.
Perkembangan Profesi Kefarmasian
FARMASI KLINIS
Perkembangan Profesi Kefarmasian
Tahap Transisional (sebelum 1960-an – 1970-an)
ROLE MODEL
Perkembangan Profesi Kefarmasian
Tahap Transisional (sebelum 1960-an – 1970-an)
Pada tahun 1965, pioneer farmasi klinis di UCSF mengusulkan proposal ke pimpinan
RS :
School will establish a staff “Drug Station” on the hospital wards
Will relieve nurses of certain drug-related duties
Will make it possible for the physician (If he so wishes), to discuss drug usage with
the pharmacist at the time the decision is being made
Will provide students with experience in applying classroom knowledge to
practical aspects of drug usage in therapeutic situations
Perkembangan Profesi Kefarmasian
Tahap Transisional (sebelum 1960-an – 1970-an)
DIPERLUKAN
di indonesia ?????
“Clinical Pharmacy is not a new
fashion but a necessity”
?????
1. Rumah sakit tidak mampu lagi menahan biaya kesehatan termasuk belanja obat
2. Pengembangan dalam ilmu kedokteran, farmakologi, dan teknologi yang terus
berlangsung dengan pesat dokter memerlukan bantuan dan masukan farmasis
3. Farmasis “overtrained & underutilised”
4. Globalisasi dan pendirian rumah sakit asing serta penempatan pekerja asing akan
merugikan RS Indonesia dan meningkatkan pengeluaran negara
5. Pasien menuntut dan mengharapkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik
Perkembangan Profesi Kefarmasian
Tahap Masa Depan
PHARMACEUTICAL CARE
“A practice in which the practitioner takes responsibility for a patient’s
drug therapy needs and is held accountable for this commitment”
(Cipolle, Strand and Morley ; 1998)
Tahap Proses
Pelayanan Kefarmasian / Pharmaceutical Care
1. Penilaian (Assessment) menjamin semua terapi obat yang diberikan kepada pasien
terindikasi berkhasiat, aman dan sesuai serta untuk mengidentifikasi setiap masalah terapi
obat yang muncul atau memerlukan pencegahan dini
2. Pengembangan perencanaan perawatan (Development of a care plan) :
Menyelesaikan setiap masalah terapi yang muncul
Mencapai tujuan terapi individual
Mencegah masalah terapi obat yang berpotensi terjadi kemudian
3. Evaluasi Mencatat hasil terapi, untuk mengkaji perkembangan dalam pencapaian tujuan
terapi dan menilai kembali munculnya masalah baru
Farmasi Klinik di......
EROPA
Tahun 1979 Didirikan European Society of Clinical Pharmacy (ESCP)
Tahun 1983 ESCP mengkompilasi dokumen pendidikan berisi persyaratan dan
standar untuk keahliann dan ketrampilan seorang farmasis klinik
Tahun 1983, Federation Internationale Pharmaceutique (FIP) mempublikasikan
prosiding simposium bertemakan “Roles and Responsibilities of the Pharmacy in
Primary Health Care” didapat kesimpulan peran klinis seorng farmasis
Tahun1992 ESCP mempublikasikan “The Future of Clinical Pharmacy in Europe”
Merefleksikan perubahan cepat peran farmasis di sistem pelayanan kesehatan
Tujuan menyeluruh aktivitas farmasi klinis : Meningkatkan penggunaan obat yang
tepat dan rasional
Farmasi Klinik di......
AUSTRALIA
90% RS Swasta dan 100% RS Pemerintah memberikan pelayanan farmasi klinik
Organisasi farmasis yang bekerja di RS di Australia : The Society of Hospital
Pharmacist of Australia (SHPA) yang didirikan tahun 1941
Tahun 1996 SHPA mempublikasikan standar pelayanan farmasi klinik di Australia
Standar ini digunakan untuk pelayanan, kebijakan pemerintah dan pendidikan
farmasi di Australia
Farmasi Klinik di......
INDONESIA
Upaya untuk mulai menerapkan strategi pendidikan dan pelatihan seperti yang dilakukan di
negara maju :