PROGRAM STUDI
PROFESI APOTEKER - FAKULTAS FARMASI
INSTITU SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan dasar kepada masyarakat adalah fungsi pemerintah dalam
memberikan dan mengurus keperluan kebutuhan dasar masyarakat untuk meningkatkan
taraf kesejahteraan rakyat (Menteri Kesehatan RI, 2008). Pembangunan kesehatan
diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat,
pelindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban, keadilan, gender dan
nondiskriminatif dan norma-norma agama.Salah satu badan pemerintah berwenang
yang dibentuk di tingkat Kabupaten/Kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di
provinsi DKI Jakarta.Suku Dinas Kesehatan merupakan percabangan dari Dinas
Kesehatan Provinsi yang bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan dan
Walikota yang bersangkutan (Presiden Republik Indonesia, 2004).
Dinas kesehatan adalah unsur pelaksanan otonomi daerah bidang kesehatan,
dinas kesehatan dipimpin oleh kepala dinas yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Gubernur melalui sekretaris daerah sedangkan suku dinas
kesehatan adalah unit kerja dinas kesehatan pada kota administrasi yang dipimpin oleh
seorang kepala suku dinas yang secara teknis dan administrasi bertanggung jawab
kepada kepala dinas serta secara operasional berkedudukan di bawah dan bertangjawab
kepada Walikota.Beberapa tugas atau peran apoteker pada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota/Sudin antara lain di BPOM, kantor wilayah yaitu dinas kabupaten kota
atau dinas kabupaten provinsi, puskesmas dan gudang farmasi.
Apoteker dapat melakukan pelayanan kefarmasian berupa farmasi klinik dan
manajerial yang meliputi diantaranya pengelolaan, pengaturan obat serta alat kesehatan.
Dalam melakukan manajerial hal-hal yang perlu diketahui Apoteker adalah pemilihan,
perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian serta
pencatatan/dokumentasi.Sedangkan farmasi klinik yang dilakukan dan dimiliki
pemerintah adalah Puskesmas, Rumah Sakit, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kota.
Adapun tugas dinas kesehatan kabupaten/kota secara umum di antaranya adalah
berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Pembinaan, Pengawasan dan
Pengendalian (BinWasDal). Berdasarkan SPM diantaranya menjaga atau menjamin
ketersediaan obat untuk pelayanan kesehatan dasar/tingkat pertama misalnya
puskesmas maka akan selalu ada instalasi Farmasi di kabupaten kota sedangkan pada
BinWasDal di antaranya perizinan dalam rangka pengawasan yang mana tugasnya pada
sarana pelayanan kefarmasian yaitu instalasi farmasi, Rumah Sakit Daerah, Apotek,
Makanan&minuman/kosmetik.Misalnya pada pembinaan dilakukan dengan diundang
ke Dinas Kesehatan atau langsung ke Sarana pelayanan untuk dilakukan pengecekan,
Pada pengawasan dilakukan dengan pemeriksaan setempat pada sarana tersebut atau
pelaporan seperti SIPNAP yang diawasi oleh BPOM dan Dinkes Kota. Pada
pengendalian dilakukan dengan menjamin suatu tindakan yang berhubungan dengan
sangsi atau peringatan dan hukuman dapat juga berupa pemberitahuan/pemberhentian
kerja sementara kegiatan pelayanan kefarmasian bahkan pencabutan dan yang
mengeluarkan surat-surat adalah Dinas Kesehatan kemudian dibantu oleh BPOM dalam
bentuk peringatan dan lain sebagainya.
Pusat kesehatan Masyarakat adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
di suatu wilayah kerja.Secara nasional standar wilayah kerja Puskesmas adalah satu
kecamatan.Apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka
tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas dengan memperhatikan keutuhan
konsep wilayah yaitu desa/ kelurahan.Kegiatan kefarmasian di Puskesmas meliputi
kegiatan pengelolaan obat dan pelayanan obat.
Hal ini yang melatarbelakangi, perlunya dilakukan PKPA oleh calon Apoteker
ISTN untuk dapat menerapkan ilmu kefarmasian di instansi pemerintahan, membekali
diri dengan pengetahuan dan pengalaman sehingga menghasilkan Apoteker-apoteker
yang berkompeten serta profesional pada bidangnya.Fakultas Farmasi ISTN berharap
mahasiswa PSPA dapat melaksanakan kegiatan PKPA dengan baik dan ilmu yang
diperoleh dari instansi pemerintahan dapat bermanfaat dalam pengabdian mereka kelak
sebagai seorang apoteker.
B. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dalam praktek kefarmasian di instansi pemerintahan
adalah meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi dan tanggung
jawab apoteker dalam melaksanakan praktek kefarmasian di pemerintahan.Melatih
kemampuan calon apoteker dalam berkomunikasi, berinteraksi, membuat keputusan
ketika melaksanakan pekerjaan kefarmasian berdasarkan ilmu pengetahuan yang
mengikuti standar praktek kefarmasian, serta etika profesi yang tetap berlandaskan
landasan hukum yang berlaku.
C. Sasaran
Mahasiswa tingkat profesi dari Program Studi Profesi Apoteker Fakultas
Farmasi Institut Sains dan Teknologi Nasional yang telah memenuhi persyaratan untuk
mengikuti Praktik Kerja Profesi Apoteker di instansi pemerintahan yang akan mendapat
bimbingan dari pembimbing ISTN dan pembimbing dari Instansi pemerintah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Nomor 150 tahun 2009