Anda di halaman 1dari 25

Sistem Penghantaran Obat

melalui Paru – Paru

Apt. Sisri Novrita., M.Clin.Pharm


Pendahuluan

Sejak 15 tahun yang lalu penelitian yang


intensif sudah dilakukan terhadap
penghantaran obat melalui paru-paru
tidak hanya digunakan untuk tujuan
pengobatan lokal tapi juga untuk tujuan
sistemik dan diagnosa
Sistem Penghantaran Obat

 Paru-paru merupakan rute yang potensial untuk


penghantaran bahan berkhasiat terutama peptida
dan protein karena paru-paru memiliki
permukaan absorpsi yang luas (sampai 100 m2 )
dan membran mukosanya sangat tipis (0.1 μm –
0.2 μm) serta memiliki sirkulasi darah yang bagus.
 Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah
sistem organ yang digunakan untuk pertukaran
gas.
 Sistem pernafasan manusia merupakan suatu
sistem organ yang rumit dari hubungan fungsi
dan struktur yang sangat tertutup.
Sistem pernafasan terdiri dari dua bagian
• Nasal Cavity
Saluran • Faring
Pernapasan
Bagian Atas • Laring

Saluran • Trakea
Pernapasan • Bronkus
Bagian • Bronkiolus
Bawah • Alveoli
Saluran Pernapasan Bagian
Atas

Saluran Pernapasan Bagian


Bawah
Keuntungan utama rute penghantaran obat melalui
paru-paru dibandingkan dengan rute lainnya

⍟ Obat tidak mengalami first-pass metabolisme


⍟ Obat tidak dirusak oleh asam lambung
⍟ Meningkatkan ketersediaan hayati
⍟ Meningkatkan kepatuhan pasien
⍟ Onset kerjanya cepat
⍟ Tanpa rasa sakit
⍟ Meminimalkan efek samping terutama untuk
pemakaian lokal karena obat dilokalisasi
pada tempat tertentu dan meminimalkan
masuk kesirkulasi sistemik
Kerugian Rute Penghantaran
Obat Melalui Paru-Paru

⦿ Tidak bisa digunakan oleh anak dibawah


usia 3 tahun
⦿ Deposit obat pada saluran pernafasan dan
paru-paru dipengaruhi oleh sistem
fisiologi saluran pernafasan, yaitu adanya
mukus dan cilia
Rute Pemberian Obat Melalui Paru-
Paru (Pulmonary) Secara Umum
Terapi Inhalasi
 Cara pemberian obat dalam bentuk aerosol ⇨
langsung ke target organ di saluran napas
 Dosis 1 semprot obat inhalasi (metered aerosol),
40 x lebih kecil dari dosis obat oral yang
dibutuhkan untuk menghasilkan efek
bronkodilatasi yang sama
 Lebih efektif ⇨ konsentrasi tinggi di jalan napas
 Onset kerja cepat
 Efek sistemik minimal
 Beberapa obat hanya dapat diberikan melalui
inhalasi karena tidak terabsorpsi pada
pemberian oral (antikolinergik dan kromolin )
Keuntungan Terapi Inhalasi Versus
Oral
Inhalasi Oral
Dosis Kecil Besar
Efek Samping Sedikit Banyak
Mula Kerja Obat Cepat Lambat
Tempat Kerja Obat Langsung Tidak
Lama Kerja Obat Sama Sama
Mencegah EIA Baik Tidak
Cara Pakai Perlu Tidak perlu
(koordinasi)
Tujuan Penghantaran Obat Inhalasi
Prinsip Dasar Terapi Inhalasi
Mekanisme
Pengendapan

⦿ Benturan Inersial
⦿ Sedimentasi Gravitasi
⦿Difusi ⇨ gerak bown
Mekanisme Deposisi di Jalan Napas

Impaksi

Sedimentasi Difusi
Pengaruh Ukuran Partikel Dalam Terapi Inhalasi

Terlalu Kecil (< 1 mikron) OPTIMUM (1-5 mikron) TERLALU BESAR (>5
• Keluar saat ekspirasi • Mencapai saluran mikron)
• Berpotensi akan napas kecil dan besar • Terdeposisi di orofaring
terdeteksi sebagai • Aksi bronkodilatasi dan tertelan
benda asing dan dapat melalui reseptor β2 • Meningkatkan efek
difagositosis otot polos bronkus samping sepertI
• Terabsorpsi lewat • Efek anti inflamasi kandidiasis diorofaring
alveolus dan masuk ke lokal melalui reseptor • Meningkatkan absorpsi
sirkulasi darah kortikosteroid sistemik melalui usus
• Mempunyai efek klinis
• Memberikan efek • Tidak ada efek klinis
lokal yang kecil dalam
pengobatan asma klinis
Jenis-Jenis Alat Terapi Inhalasi
Inhaler Dosis Inhaler Bubuk
Terukur Kering Nebuliser
(IDT / MDI) (DPI)

Jet Nebuliser
Spacer
Ultrasound
Nebuliser
MDI (Metered–dose inhaler )
 MDI adalah alat terapi inhalasi
dengan dosis yang terukur yang
disemprotkan dalam bentuk gas ke
dalam mulut dan dihirup.
 Obat dalam MDI dapat berupa larutan
atau suspensi dalam propelan. Dapat
ditambahkan eksipien khusus untuk
meningkatkan stabilitas fisika atau
untuk meningkatkan kelarutan obat.
 Penggunaan alat bantu (spacer)
diperlukan untuk memperbaiki
penghantaran obat ke paru
 Praktis dan mudah dibawa
Contoh MDI (Metered-Dose Inhaler)
Dry-powder inhaler (DPI)
 pada DPI diperlukan energi untuk menggerakkan serbuk
mengikuti aliran udara pernapasan dan memecah formula
serbuk menjadi partikel kecil.
 Pada penggunaan DPI diperlukan hirupan yang cukup kuat
agar obat masuk ke saluran pernapasan.
 Kinerja DPI tergantung dari teknik dan kemampuan pasien
dalam menghirup udara dan kecepatannnya.
 DPI digolongkan berdasarkan disain dosis dan disain alat.
Berdasarkan disain dosis dibagi menjadi tiga kategori. Yang
pertama single-dose DPI, secara individual berisi kapsul yang
mengandung satu dosis pengobatan. Kedua, multiple unit-dose
DPI mendispersikan dosis tunggal yang telah diukur dosisnya
dalam blister obat yang sudah diatur dari pabriknya. ketiga,
multiple-dose DPI, dengan pengukuran dosis dari blister atau
strip dari pabrik obat untuk menghantarkan dosis ulangan.
Jenis-Jenis DPI
Nebulizer
 Nebulizer berupa obat yang dilarutkan atau
disuspensikan ke dalam pelarut yang polar, umumnya air
dan diubah menjadi bentuk gas
 Alat yang digunakan dapat berupa jet nebulizer atau
ultrasonic nebulizer.
 Nebulizer bukanlah produk yang portable, dan pemberian
obatnya membutuhkan waktu yang lama, minimal 15
menit.
 Nebulisasi terutama ditujukan untuk anak-anak dan
lansia penderita asma yang kesulitan menggunakan MDI
atau DPI.
Jet Nebulizer Ultrasound Nebuliser
Transit atau penghirupan

Perjalanan
Penangkapan atau Depo
sediaan aerosol
terdiri dari 4
tahap, yaitu
Penahanan dan pembersihan

Penyerapan
Rute Pemberian Obat Pulmonary
(Aerosol)
Faktor Formulasi yang Mempengaruhi
Efektifitas Terapi Aerosol
 Viskositas

Ketika viskositas meningkat dari pada aliran udara


inspirasi dapat meningkatkan afinitas didaerah
orofaringeal
 Ukuran Partikel Aerosol

Partikel aerosol yg berukuran kecil akan


terdistribusi ke saluran peripheral namun obat
kurang terdeposit dibandingkan dgn partikel
berukuran besar. Sehingga kebanyakan sediaan
aerosol mengandung partikel dgn ukuran yang
beragam disebut heterodispersi
Obat-obat yang diberikan Secara
Inhalasi
1. Adrenergik bronkhodilator
 Salbutamol (Ventolin) 2,5 mg / nebules
Fenoterol
 Terbutaline
 Orciprenaline

2. Kortikosteroid
 Fluticasone Propionate (Flixotide)
 Budesonide

3. Antiholinergik
 Ipratropium bromide

4. Mukolitik
Acetyl cysteine
 Bromhexine Hcl

Anda mungkin juga menyukai