Nilai Tugas 35 %
Post Test 20 %
Kehadiran 10 %
Nilai Ujian 35 %
Epidemiologi interaksi obat
• The Boston Collaborative Drug Surveillance Program :
4,3 % pasien mengalami ADR,
6,5 %-nya terkait dengan interaksi obat
• Havard Medical Practice Study : 2% pasien mengalami ADR
akibat interaksi obat
• Di Australia: 4,4 % ADR karena interaksi obat
• Di Swedia : 1,9% insidensi interaksi obat
• Kejadian interaksi obat terjadi 6 kali lebih tinggi pada
resep yang mengandung ≥ 5 macam obat dari pada
resep yang mengandung < 5 macam obat per resepnya.
Interaksi obat ?
• Perubahan aktivitas farmakologi suatu obat dengan
adanya pemakaian bersama dengan obat lain
• Bisa meningkatkan efek, mengurangi efek, atau
meningkatkan toksisitas
• Dalam bbrp hal mungkin menguntungkan dokter
membiarkan terjadi mis: penisilin dengan probenesid
meningkatkan serum level penisilin dan memperlama
t1/2
• Interaksi obat:
- farmasetika ?
- farmakokinetika ?
• Penyebab dan signifikansi interaksi obat melibatkan banyak
faktor a.l.:
- dosis obat, kadar dalam serum, cara pemberian,
metabolisme obat, durasi terapi
- faktor pasien: umur, gender, BB, genetik, dll
• Interaksi dapat terjadi antara :
- Obat – obat contoh ?
- Obat – makanan contoh ?
- Obat – obat tradisional contoh ?
Tingkat keparahan
• Minor
Jika interaksi mungkin terjadi tetapi dipertimbangkan signifikan
potensial berbahaya terhadap pasien jika terjadi kelalaian, ex:
penurunan absorbsi ciprofloxacin oleh antasida ketika dosis diberikan
kurang dari dua jam setelahnya
• Moderate
jika satu dari bahaya potensial mungkin terjadi pada pasien, dan
beberapa tipe intervensi atau monitor sering diperlukan, ex: kombinasi
vankomisin dan gentamisin perlu dilakukan monitoring nefrotoksisitas
• Mayor
jika terdapat probabilitas yang tinggi kejadian yang
membahayakan pasien termasuk kejadian yang menyangkut nyawa
pasien dan terjadinya kerusakan permanen, ex: perkembangan aritmia
yang terjadi karena pemberian eritromisin dan terfenadin
Signifikansi interaksi
• Signifikansi interaksi obat diperlukan ketika akan
mengevaluasi potensial kejadian suatu interaksi
obat. Signifikasi atau kemaknaan tergantung
pada jenis dan besarnya efek terapi untuk
menghindari dampak potensial yang merugikan.
Tingkat signifikansi interaksi obat dapat
diketahui dengan menggunakan kisaran angka 1
sampai dengan 5. Angka 1 menyatakan interaksi
yang signifikan, sedangkan angka 5
menyatakan interaksi yang tidak signifikan
Onset
• Rapid : muncul dalam waktu 24 jam
• Delayed : muncul bila digunakan berhari-
hari, berminggu2
Dokumentasi
• Established: interaksi terbukti terjadi dlm
penelitian
• Probable: interaksi sering terjadi tidak terbukti
secraa klinik
• Suspected : interaksi dapat terjadi dengan data
yg cukup dan diperlukan penelitian lbh lanjut
• Possible : interaksi mungkin terjadi dengan data
kejadian yang terbatas
• Unlikely : interaksi obat diragukan, tidak ada
bukti yang cukup
Contoh 1
• Interaksi propranolol dan salbutamol termasuk dalam
tingkat signifikansi 1 dengan onset rapid. Tingkat
keparahan interaksi ini termasuk major dengan
dokumentasi suspected. Mekanisme interaksinya
termasuk farmakodinamik dimana agen beta bloker non-
selektif bersifat antagonis terhadap efek agen beta
agonis sehingga dapat terjadi bronkospasme. Sebaiknya
hindari penggunaan kedua obat ini secara bersamaan,
jika memang dibutuhkan gunakan beta bloker yang
bersifat selektif
Contoh 2
• Interaksi furosemid dan digoxin termasuk dalam tingkat signifikansi
1 dengan onset delayed. Tingkat keparahan interaksi ini termasuk
major dengan dokumentasi probable. Mekanisme interaksinya
termasuk farmakokinetika dalam fase ekskresi yaitu dengan cara
furosemid meningkatkan ekskresi urin dari ion kalium dan
magnesium yang mempengaruhi aktifitas otot jantung sehingga
gangguan keseimbangan elektrolit dapat memicu terjadinya aritmia.
Jika kedua obat ini digunakan bersama-sama maka diperlukan
pengukuran kadar kalium dan magnesium. Pencegahan gangguan
keseimbangan elektrolit dapat diatasi dengan diet rendah natrium
dan penambahan diuretik hemat kalium
Pertanggung-jawaban dalam kejadian
interaksi obat
• Jika pasien mengalami adverse effect akibat interaksi obat dari
obat yang diberikan oleh dokter dan diperoleh dari farmasis,
siapa yang salah ?
• Jika ada kejadian yang diderita pasien akibat adanya interaksi
obat yang mestinya dapat dihindari , apakah seorang farmasis
bertanggung-jawab?
• Jika farmasis mengetahui atau seharusnya tahu adanya
interaksi obat potensial yang mungkin life-treathening tapi
kemudian gagal untuk memperingatkan pasien atau dokter
tentang hal tersebut, apakah farmasis bisa dimintai
pertanggung-jawaban ?
• Apakah skrining dan monitoring thd kejadian interaksi obat
perlu dijadikan standar pelayanan farmasi ?
Bagaimana peran farmasis dalam
penatalaksanaan interaksi obat ?
• Banyak kejadian interaksi obat yang sebenarnya
dapat dihindari dan ditangani dengan baik jika
farmasis mengambil tindakan yang tepat dan
dilakukan pada waktu yang tepat
• Cara yang paling berhasil adalah dengan memantau
terapi dan memberikan konseling pada pasien
mengenai cara menggunakan obat dengan benar
Interaksi obat-obat
Interaksi obat
High risk associated with the severity of disease state being treated
Aplastic anemia
Asthma
Cardiac arrhythmia
Critical care/intensive care patients
Diabetes
Epilepsy
Hepatic disease
Hypothyroid
Kadar serum
Barbiturat Fenobarbital
menurun
Alkohol, depressan
Penguatan efek
ssp lain
depressan
2. Yang menguntungkan
Interaksi farmakokinetik
Interaksi farmakodinamik
INTERAKSI FARMAKOKINETIK
1. Saluran cerna
2. Protein plasma
3. Aneka sistem enzim biotransformasi obat
4. Ekskresi empedu, sirkulasi enterohepatik
5. Ekskresi ginjal
1. Interaksi proses absorbsi
Formulasi
Sifat fisikokimia
Dosis
Rute pemberian
Stabilitas terhadap asam dan enzim
Motilitas usus
Makanan dalam lambung
Ingat kembali
Derajat metabolisme lintas pertama
faktor-faktor
Kelarutan dalam lemak
yang mempengaruhi absorbsi
integritas membran
Drug interaction
Gastrointestinal pH
Adsorption, chelation
Gastrointestinal motility
Malabsorption
Enzym inhibitor
Parent drugs
biotransformation metabolite
enzim
Enzym inductor
• Beberapa jenis obat yang dapat menghambat isoenzim
CYP yang penting dalam metabolisme obat antara lain:
(1) CYP2D6 yang dikenal juga sebagai debrisoquin
hidroksilase, aktivitas dihambat oleh obat-obat seperti
kuinidin, paroxetin, dan terbinafine;
• (2) CYP3A yang memetabolisme lebih dari 50% obat-
obat yang banyak digunakan dan terdapat selain di hati
juga di usus halus dan ginjal, dihambat oleh
ketokonazole, itrakonazole, eritromisin, klaritromisin,
diltiazem
• (3) CYP1A2 merupakan enzim pemetabolis penting di
hati untuk teofilin, kafein, clozapine dan R-warfarin,
dihambat oleh obat-obat seperti ciprofloxasin, fluvoxamin
Obat I menginduksi obat II met obat II naik, kadar palsma turun
Spironolakton Garam K
Hiperkalemia
Captopril
INTERAKSI OBAT- MAKANAN
Pengaruh makanan bisa mempengaruhi
efek obat baik pada proses absorbsi,
metabolisme maupun ekskresi
Interaksi Obat – Makanan
*When the increased or decreased absorption effects of food are undesirable, take drug on an empty stomach,
either one hour before or two hours after meals.
Fatty acids
Reduction in the gastric emptying rate is
proportional to the amount of fatty acid in the
stomach as well as the side chain Length
Triglycerides
Unsaturated triglycerides reduce the gastric
emptying rate to a greater extent than saturated
triglycerides
Carbohydrates
Reduction in the gastric emptying rate is
proportional to the amount of carbohydrates in
the stomach
Amino acids
Reduction in the gastric emptying rate is
proportional to the amount of amino acids in the
stomach
Physical properties of stomach contents
Liquids empty faster than solids; the rate of
gastric emptying is reduced in proportion
to the size of the solid material that must
be broken down
EFFECT OF ETHANOL INGESTION ON
PARTICULAR NUTRIENTS
Nutrients Mechanism
Folate Malabsorption
Intestinal absorption
Hepatobiliary
interference
Increased requirement
Niacin Increased renal
excretion
Vitamin B6 Low plasma levels
Magnesium Low intracellular levels
Nutrients Mechanism
Dipengaruhi oleh :
• Induser enzim
• Inhibitor enzim
Obat model : High Eh
• CL ≈ LBF
• CL ≈ Eh (induksi enzim)
• CL ≈ Eh (inhibisi enzim)
• Benarkah kunyit, kurkuminoid,
dan kencur mempercepat aliran
darah hepatik ?
• Kunyit, kurkuminoid, atau kencur
diberikan PO pada kucing
teranestesi (kontrol Tween 80
dan akuades)
• Kecepatan aliran darah vena
portae kucing diukur 1 jam
setelah pemberian obat bahan
alam
Kecepatan aliran darah vena portae
(tetes per menit) pada kucing
• Jus seledri dan sirih menghambat clearance total dan renal sefaleksin
dan sulfamezatin