Anda di halaman 1dari 97

INTERAKSI OBAT

Apt. Sisri Novrita., M.Clin.Pharm


Kontrak Kuliah
• Pembatalan jadwal kuliah akan
dikonfirmasi ke PJ Mata Kuliah
• Keterlambatan maksimum 15 menit
• Metode Penilaian
KOMPONEN EVALUASI PROPOSI NILAI
PEMBELAJARAN UAS

Nilai Tugas 35 %
Post Test 20 %
Kehadiran 10 %
Nilai Ujian 35 %
Epidemiologi interaksi obat
• The Boston Collaborative Drug Surveillance Program :
4,3 % pasien mengalami ADR,
6,5 %-nya terkait dengan interaksi obat
• Havard Medical Practice Study : 2% pasien mengalami ADR
akibat interaksi obat
• Di Australia: 4,4 % ADR karena interaksi obat
• Di Swedia : 1,9% insidensi interaksi obat
• Kejadian interaksi obat terjadi 6 kali lebih tinggi pada
resep yang mengandung ≥ 5 macam obat dari pada
resep yang mengandung < 5 macam obat per resepnya.
Interaksi obat ?
• Perubahan aktivitas farmakologi suatu obat dengan
adanya pemakaian bersama dengan obat lain
• Bisa meningkatkan efek, mengurangi efek, atau
meningkatkan toksisitas
• Dalam bbrp hal mungkin menguntungkan  dokter
membiarkan terjadi  mis: penisilin dengan probenesid
 meningkatkan serum level penisilin dan memperlama
t1/2
• Interaksi obat:
- farmasetika  ?
- farmakokinetika  ?
• Penyebab dan signifikansi interaksi obat melibatkan banyak
faktor a.l.:
- dosis obat, kadar dalam serum, cara pemberian,
metabolisme obat, durasi terapi
- faktor pasien: umur, gender, BB, genetik, dll
• Interaksi dapat terjadi antara :
- Obat – obat  contoh ?
- Obat – makanan  contoh ?
- Obat – obat tradisional  contoh ?
Tingkat keparahan
• Minor
Jika interaksi mungkin terjadi tetapi dipertimbangkan signifikan
potensial berbahaya terhadap pasien jika terjadi kelalaian, ex:
penurunan absorbsi ciprofloxacin oleh antasida ketika dosis diberikan
kurang dari dua jam setelahnya
• Moderate
jika satu dari bahaya potensial mungkin terjadi pada pasien, dan
beberapa tipe intervensi atau monitor sering diperlukan, ex: kombinasi
vankomisin dan gentamisin perlu dilakukan monitoring nefrotoksisitas
• Mayor
jika terdapat probabilitas yang tinggi kejadian yang
membahayakan pasien termasuk kejadian yang menyangkut nyawa
pasien dan terjadinya kerusakan permanen, ex: perkembangan aritmia
yang terjadi karena pemberian eritromisin dan terfenadin
Signifikansi interaksi
• Signifikansi interaksi obat diperlukan ketika akan
mengevaluasi potensial kejadian suatu interaksi
obat. Signifikasi atau kemaknaan tergantung
pada jenis dan besarnya efek terapi untuk
menghindari dampak potensial yang merugikan.
Tingkat signifikansi interaksi obat dapat
diketahui dengan menggunakan kisaran angka 1
sampai dengan 5. Angka 1 menyatakan interaksi
yang signifikan, sedangkan angka 5
menyatakan interaksi yang tidak signifikan
Onset
• Rapid : muncul dalam waktu 24 jam
• Delayed : muncul bila digunakan berhari-
hari, berminggu2
Dokumentasi
• Established: interaksi terbukti terjadi dlm
penelitian
• Probable: interaksi sering terjadi tidak terbukti
secraa klinik
• Suspected : interaksi dapat terjadi dengan data
yg cukup dan diperlukan penelitian lbh lanjut
• Possible : interaksi mungkin terjadi dengan data
kejadian yang terbatas
• Unlikely : interaksi obat diragukan, tidak ada
bukti yang cukup
Contoh 1
• Interaksi propranolol dan salbutamol termasuk dalam
tingkat signifikansi 1 dengan onset rapid. Tingkat
keparahan interaksi ini termasuk major dengan
dokumentasi suspected. Mekanisme interaksinya
termasuk farmakodinamik dimana agen beta bloker non-
selektif bersifat antagonis terhadap efek agen beta
agonis sehingga dapat terjadi bronkospasme. Sebaiknya
hindari penggunaan kedua obat ini secara bersamaan,
jika memang dibutuhkan gunakan beta bloker yang
bersifat selektif
Contoh 2
• Interaksi furosemid dan digoxin termasuk dalam tingkat signifikansi
1 dengan onset delayed. Tingkat keparahan interaksi ini termasuk
major dengan dokumentasi probable. Mekanisme interaksinya
termasuk farmakokinetika dalam fase ekskresi yaitu dengan cara
furosemid meningkatkan ekskresi urin dari ion kalium dan
magnesium yang mempengaruhi aktifitas otot jantung sehingga
gangguan keseimbangan elektrolit dapat memicu terjadinya aritmia.
Jika kedua obat ini digunakan bersama-sama maka diperlukan
pengukuran kadar kalium dan magnesium. Pencegahan gangguan
keseimbangan elektrolit dapat diatasi dengan diet rendah natrium
dan penambahan diuretik hemat kalium
Pertanggung-jawaban dalam kejadian
interaksi obat
• Jika pasien mengalami adverse effect akibat interaksi obat dari
obat yang diberikan oleh dokter dan diperoleh dari farmasis,
siapa yang salah ?
• Jika ada kejadian yang diderita pasien akibat adanya interaksi
obat yang mestinya dapat dihindari , apakah seorang farmasis
bertanggung-jawab?
• Jika farmasis mengetahui atau seharusnya tahu adanya
interaksi obat potensial yang mungkin life-treathening tapi
kemudian gagal untuk memperingatkan pasien atau dokter
tentang hal tersebut, apakah farmasis bisa dimintai
pertanggung-jawaban ?
• Apakah skrining dan monitoring thd kejadian interaksi obat
perlu dijadikan standar pelayanan farmasi ?
Bagaimana peran farmasis dalam
penatalaksanaan interaksi obat ?
• Banyak kejadian interaksi obat yang sebenarnya
dapat dihindari dan ditangani dengan baik jika
farmasis mengambil tindakan yang tepat dan
dilakukan pada waktu yang tepat
• Cara yang paling berhasil adalah dengan memantau
terapi dan memberikan konseling pada pasien
mengenai cara menggunakan obat dengan benar
Interaksi obat-obat
Interaksi obat

potensiasi, kuratif, desensitisasi,


sinergisme, antagonisme
1. Yang merugikan
Peristiwa interaksi obat dikatakn merugikan bila kerja suatu
obat diperkuat atau dihambat oleh obat/makanan
sehingga diperoleh tanggapan yang merugikan seperti
berkurang kemanjuran atau bertambah ketoksikan

Interaksi obat ini lebih mudah terjadi bila :


• Obat dgn Indeks terapi sempit
• Efek kedua obat serupa
• Interaksi diperantarai gangguan mekanisme
keseimbangan fisiologi
• Sifat perubahan hayati obat tergantung dosis
Akibatnya :
Efek potensiasi berlebihan
Antar obat berinteraksi secara kimia
Efek resultant kurang dibanding obat
tunggal
Table 2
Drugs With Narrow Therapeutic Index
Aminoglycoside antibiotics
    (gentamicin, tobramycin)
Anticoagulants (warfarin, heparins)
Aspirin
Carbamazepine
Conjugated estrogens
Cyclosporine
Digoxin
Esterified estrogens
Hypoglycemic agents
Levothyroxine sodium
Lithium
Phenytoin
Procainamide
Quinidine sulfate/gluconate
Theophylline
Tricyclic antidepressants
Valproic acid
Table 1
Conditions that Place Patients at High Risk for Drug
Interactions

High risk associated with the severity of disease state being treated
    Aplastic anemia
    Asthma
    Cardiac arrhythmia
    Critical care/intensive care patients
    Diabetes
    Epilepsy
    Hepatic disease
    Hypothyroid

High risk associated with drug interaction potential of related therapy


    Autoimmune disorders
    Cardiovascular disease
    Gastrointestinal disease
    Infection
    Psychiatric disorders
    Respiratory disorders
    Seizure disorders
Contoh interaksi obat yang merugikan

Obat I Obat II Akibat


Aspirin Antasida Kadar terapi salisilat
Kortikosteroid serum berkurang
Fenitoin Kloramfenikol Kadar fenitoin
meningkat
Teofilin Eritromisin Kadar teofilin serum
meningkat

Kadar serum
Barbiturat Fenobarbital
menurun
Alkohol, depressan
Penguatan efek
ssp lain
depressan
2. Yang menguntungkan

Interaksi obat dikatakan menguntungkan bila


akibat yang ditimbulkan mampu memperbaiki
terapi :
• Batas aman yang lebih besar
• Mula kerja/masa kerja yang lebih sesuai
• Ketoksikan berkurang
• Efek potensiasi
• Mencegah resistensi bakteri
Contoh interaksi obat yang menguntungkan

Obat I Obat II Akibat


Sulfametoksazol Trimetoprin Efek antibakteri
lebih besar
Amoksisilin Asam Penghambatan

klavulanat resistensi bakteri


amoksisilin
Pencegahan
HCT Spironolakton
hipokalemia,
peningkatan
diuresis
Menurut mekanisme kerja interaksi obat-
obat dibedakan :

Interaksi farmakokinetik
Interaksi farmakodinamik
INTERAKSI FARMAKOKINETIK

1. Saluran cerna
2. Protein plasma
3. Aneka sistem enzim biotransformasi obat
4. Ekskresi empedu, sirkulasi enterohepatik
5. Ekskresi ginjal
1. Interaksi proses absorbsi

Formulasi
Sifat fisikokimia
Dosis
Rute pemberian
Stabilitas terhadap asam dan enzim
Motilitas usus
Makanan dalam lambung
Ingat kembali
Derajat metabolisme lintas pertama
faktor-faktor
Kelarutan dalam lemak
yang mempengaruhi absorbsi
integritas membran
Drug interaction

Gastrointestinal pH
Adsorption, chelation
Gastrointestinal motility
Malabsorption

Increase/ Decrease rate of drug absorption and extent of


drug absorption
Perubahan pH saluran cerna

Berkurangnya keasaman lambung, mengurangi


pengrusakan obat tidak tahan asam
Cairan saluran cerna alkalis meningkatkan
kelarutan obat bersifat asam, absorbsi
diperlambat
Peningkatan pH karena adanya antasida, H2
bloker, ataupun proton pump inhibitor akan
menurunkan absorbsi basa-basa lemah (misal,
ketokonazole, itrakonazole) dan akan
meningkatkan absorbsi obat-obat asam lemah
(misal, glibenklamid, glipizid, tolbutamid)
Motilitas saluran cerna

1. Perubahan waktu pengosongan lambung


Obat yang memperpendek waktu pengosongan
lambung(metoklopramid) akan mempercepat
absorbsi obat lain
Obat yang memperpanjang waktu pengosongan
lambung (antikolinergik, antidepresi trisiklik,
antihistamin, antasida, analgesik narkotik) akan
memperlambat absorbsi obat lain
2. Waktu transit usus
Tdk mempengaruhi absorbsi kecuali :
Obat sukar larut(digoksin, kortiksteroid)
Obat sukar diabsorbsi (dikumarol)
Obat diabsorbsi secara aktif hanya di usus halus
saja (Fe, riboflavin di usus halus atas)
Contoh interaksi obat pada proses
absorbsi
Drug affected Interacting drugs Effect of interaction
Digoxin Metoclopramide Reduced absorbtion
Propantheline Increased absorbtion
(gut motility)
Digoksin, Thyroxine, Cholestyramie Reducedabsorbtion
Warfarin (complexation)
Ketoconazole Antacids Reduced absorption
H2 blockers (dissolution)
Penicillin neomycin Malabsorption

Quinolon antibiotics Antacids, milk, Zn, Fe Formation of poorly


absorbed complexes
Tetracyclines Antacids, milk, Zn, Fe Reduced antibiotic
(Formation of poorly
soluble chelates)
2. Interaksi proses distribusi

Besarnya kompartemen air tubuh


Sifat hemodinamika organisme,
aliran darah ke organ
Besarnya kompartemen lipid
Ingat kembali faktor-faktor Derajat pengikatan obat pada protein plasma
yang mempengaruhi dan jaringan
absorbsi
• Interaksi obat yang melibatkan proses distribusi akan
bermakna klinik jika:
• (1) obat indeks memiliki ikatan protein sebesar ≥ 85%,
volume distribusi (Vd) obat ≤ 0,15 L/kg dan memiliki
batas sempit;
• (2) obat presipitan berikatan dengan albumin pada
tempat ikatan (binding site) yang sama dengan obat
indeks, serta kadarnya cukup tinggi untuk menempati
dan menjenuhkan binding site-nya.

• Interaksi lebih mudah terjadi pada keadaan


hipoalbuminemia, gagal ginjal, hati berat
Contoh interaksi obat pada proses distribusi

Senyawa yg Senyawa kerja


mengusir yang diusir

Fenilbutason fenprokouman Perdarahan


klofibrat

Fenilbutason tolbutamid Hipoglikemia


salisilat

Salisilat Bilirubin Kernikterus bayi


sulfonamid baru lahir
3. Interaksi proses metabolisme

Enzym inhibitor

Parent drugs
biotransformation metabolite
enzim

Enzym inductor
• Beberapa jenis obat yang dapat menghambat isoenzim
CYP yang penting dalam metabolisme obat antara lain:
(1) CYP2D6 yang dikenal juga sebagai debrisoquin
hidroksilase, aktivitas dihambat oleh obat-obat seperti
kuinidin, paroxetin, dan terbinafine;
• (2) CYP3A yang memetabolisme lebih dari 50% obat-
obat yang banyak digunakan dan terdapat selain di hati
juga di usus halus dan ginjal, dihambat oleh
ketokonazole, itrakonazole, eritromisin, klaritromisin,
diltiazem
• (3) CYP1A2 merupakan enzim pemetabolis penting di
hati untuk teofilin, kafein, clozapine dan R-warfarin,
dihambat oleh obat-obat seperti ciprofloxasin, fluvoxamin
Obat I menginduksi obat II met obat II naik, kadar palsma turun

Drug affected Inducing agent Effect of interaction


Anticoagulants Aminoglutethimide,barbitur Anticoagulant effects reduced
ates, carbamazepine,
dichloralphenazone,rifampi
cin
Contraceptives Barbiturates, Contraceptive effects reduced
carbamazepine,phenytoin,p
rimidone, rifampicin

Phenitoin Rifampicin Phenitoin effects reduced


ketoconazole Seizure risk increased
Ketoconazole serum reduced
corticosteroid Aminoglutethimide, corticosteroid effects reduced
Barbiturates,
carbamazepine,phenytoin,p
rimidone, rifampicin

theophylline Barbiturates, rifampicin, Theophylline effects reduced


tobacco
An enzym induction interaction
An enzym induction interaction
Obat I menghambat obat II efek/toksisitas obat II naik

Drug affected Inhibiting agent Effect of


interaction
Diazepam Cimetidin Diazepam, warfarin
warfarin effects increased

anticoagulant Metronidazole, Anticoagulant


phenylbutazone, effects increased,
sulphinpyrazone bleeding

corticosteroids Erythromycin, Corticosteroid


triacetyl- effects increased
oleandomycin

phenytoin Chloramfenicol, Phenytoin effects


isoniazid increased
An enzym inhibition interaction
3. Interaksi proses ekskresi

Interaksi obat-obat pada proses ekskresi


berakibat :
Perubahan pH pada urin
Perubahan mekanisme ekskresi
Perubahan aliran darah ginjal
Ekskresi billier dan siklus enterohepatik
Ekskresi billier dan siklus enterohepatik

Gangguan terjadi akibat kompetisi obat dan metabolit obat untuk


sistem transport sama:
Ex: itrakonazole, suatu inhibitor P-glikopreotein di ginjal, akan
menurunkan klirens ginjal digoxin (substrat P-glikoprotein) jika
diberikan bersama-sama, sehingga kadar plasma digoxin akan
meningkat
Sirkulasi enterohepatik diputuskan dengan mensupresi bakteri usus
yang menghidrolisis konjugat obat atau dengan mengikat obat yang
dibebaskan sehingga tdk dapat direabsorbsi
Ex: kolestiramin, suatu binding agents, akan mengikat parent drug
(misalnya warfarin) sehingga reabsorbsinya terhambat dan klirens
meningkat
INTERAKSI FARMAKODINAMIK
Adalah interaksi antara obat yang bekerja
pada sistem reseptor, tempat kerja atau
sistem fisiologik yang sama

Efek aditif/sinergistik, antagonistik


Additive, synergistic or summation interaction

Drugs Result of interaction


Anticholinergics + Increased anticholinergic effects,
anticholinergics(antiparkinson toxic psychoses
agents, phenothiazines, tricyclic
antidepressant)

Antihypertensives + drugs causing Increased antihypertensives


hypotension (antianginal, effects, orthostatics
vasodilators)

Reduced alertness, drowsines,


CNS depressant +CNS stupor, respiratory depression,
depressant(alcohol, antiemetics, coma, death
antihistamine, hypnosedatives,
tranquillizers)
Kompetitif
Nonkompetitif
Kombinasi
Fungsional
Fisiologi
Ingat kembali komplex
antagonisme antar obat
Opposing or antagonistic interaction

Drug effect Interacting drug Results of


interaction
Antikoagulants Vitamin K Anticoagulants effect
opposed
Hypoglycaemic glukokortikoid Hypoglycaemic effect
agents opposed
Contoh
• interaksi antara beta bloker dengan agonis
beta-2 pada penderita asma; interaksi
antara penghambat reseptor dopamin
(haloperidol, metoklopramid) dengan
levodopa pada pasien parkinson.
Obat A Obat B Efek
Digitalis Diuretik kuat Hipokalemia oleh
obat B, toksisitas
obat A
Antihipertensi Fenilbutazon, Retensi air dan
indometasin garam oleh obat B,
efek obat A

Spironolakton Garam K
Hiperkalemia
Captopril
INTERAKSI OBAT- MAKANAN
Pengaruh makanan bisa mempengaruhi
efek obat baik pada proses absorbsi,
metabolisme maupun ekskresi
Interaksi Obat – Makanan

Pengaruh makanan terhadap efek obat sering


tidak diperhatikan  dapat menimbulkan efek
merugikan  efek samping atau berkurangnya
efek.
Secara umum makanan dapat berinteraksi
dengan : obat, lemak, karbohidrat, protein,
asam, alkohol, dsb.
Makanan dapat mempengaruhi obat pada
tahap ADME.
Kekurangan protein  berpengaruh pada
biotransformasi dan toksisitas obat
Interaksi Obat – Makanan
• Umumnya interaksi obat-makanan
berupa turunnya derajat absorpsi 
melalui pembentukan kompleks,
perubahan pH, perubahan motilitas,
perubahan fungsi mukosa dan
perubahan mekanisme transport.
• Pencegahan  gunakan obat saat
lambung kosong (kecuali obat yang
mengiritasi lambung  gunakan saat
lambung isi)
Table 3
Effects of Food on Drugs
Drugs    Effect(s) of Food*
Acetaminophen, aspirin, digoxin    Decreased/delayed drug absorption
ACE inhibitors (captopril and moexipril)    Significant decrease in serum drug levels
Fluoroquinolones (ciprofloxacin, levofloxacin, Avoid taking with antacids (esp. magnesium and
ofloxacin, trovafloxacin),  Tetracycline   aluminum types) and iron products; significantly
decreased drug absorption
Didanosine or ddI Food in general and acidic foods/juices
significantly decrease drug absorption
Saquinavir, griseofulvin, itraconazole,  lovastatin, Food, especially high-fat meals, improves drug
spironolactone  absorption; take with food, or within two hours of a
meal
Famotidine    Decreased/delayed drug absorption
Ketoconazole     Acidic foods/juices and sodas (e.g., cola)
significantly increase drug absorption
Iron, levodopa, penicillins (most), tetracycline, High-carbohydrate meals decrease drug
erythromycin   absorption

*When the increased or decreased absorption effects of food are undesirable, take drug on an empty stomach,
either one hour before or two hours after meals.
Fatty acids
Reduction in the gastric emptying rate is
proportional to the amount of fatty acid in the
stomach as well as the side chain Length

Triglycerides
Unsaturated triglycerides reduce the gastric
emptying rate to a greater extent than saturated
triglycerides
Carbohydrates
Reduction in the gastric emptying rate is
proportional to the amount of carbohydrates in
the stomach
Amino acids
Reduction in the gastric emptying rate is
proportional to the amount of amino acids in the
stomach
Physical properties of stomach contents
Liquids empty faster than solids; the rate of
gastric emptying is reduced in proportion
to the size of the solid material that must
be broken down
EFFECT OF ETHANOL INGESTION ON
PARTICULAR NUTRIENTS

Nutrients Mechanism
Folate Malabsorption
Intestinal absorption
Hepatobiliary
interference
Increased requirement
Niacin Increased renal
excretion
Vitamin B6 Low plasma levels
Magnesium Low intracellular levels
Nutrients Mechanism

Phosphorus Refeeding syndrome


Vitamin A Low hepatocyte level
Vitamin C Low absorption
Calcium Low duodenal
absorption
Zinc Low intake and
absorption
Iron High excretion
Low absorption
Occult bleeding
EFFECT OF FOOD/NUTRIENTS ON
MEDICATION ABSORPTION
The presence of food changes gastric
motility,changes the gastrointestinal pH, and
provides substances for drug and nutrient
chelation and adsorption

• Water-insoluble drugs (such as the prescription


drugs spironolactone and griseofulvin) are
better absorbed when taken directly after a
meal
• Cimetidine is given with food to assist in
maintaining a therapeutic blood
concentration
• Supplements for vitamins A, E, D, and K
have enhanced absorption when taken
with a high-fat meal
Chelation involves the formation of a complex between
certain dietary components, especially divalent or
trivalent cations (e.g., Ca, Mg, Al, Fe, and Zn) and
certain drugs.
• The complex is a less soluble substance; therefore,
absorption of the nutrient and drug is decreased.
• Antacids containing aluminum, magnesium, and calcium
or foods rich in copper, calcium, magnesium, zinc, and
iron are most often responsible for chelation.
• To prevent chelation, antacids should be dosed 2–3 h
apart from foods containing these nutrients
Tannins, a component of strong tea, coffee, and
some wines, form complexes with iron and
other heavy metals, which are then not
absorbed.
A high-carbohydrate meal slows the absorption of
many drugs.
Fiber and calcium can bind with a drug to prevent
absorption
The absorption of acetaminophen is slowed by the
presence of pectin, a fiber.
Acidic juices and cola may cause rapid dissolution
of some drugs
Juice with a high vitamin C content enhances the
absorption of iron supplements
EFFECT OF MEDICATION ON
FOOD/NUTRIENT ABSORPTION
• Antacids and H2 antagonists, may influence the
absorption of other drugs and nutrients
• Omeprazole, lansoprazole, pantoprazole, famotidine,
ranitidine, nizatidine,or cimetidine, may decrease the
absorption of vitamin B12, thiamin, and iron
• Antacids can combine with phosphorus to form an
insoluble complex that is excreted in the feces, with
decreased phosphate absorption and blood levels
Calcium carbonate given in 500mg or greater doses
increases the rate of absorption of folic acid
Potassium chloride found in salt substitutes lowers the
pH in the ileum, impairing vitamin B12 absorption

Bisacodyl, a stimulant laxative, should not be taken


with milk. The milk may cause the drug to dissolve in
the stomach, rather than in the small intestine,
resulting in severe abdominal cramping and
gastrointestinal irritation
Antacids and anticholinergic drugs affect bowel
motility and thus the rate at which the nutrient
moves through the gastrointestinal tract
Aluminum antacids may relax the gastric smooth
muscle and cause a delay in gastric emptying.
Anticholinergic drugs, such as antihistamines, slow
peristalsis, thus slowing gastric emptying
Mineral oil acts as a physical barrier to the
absorption of fat-soluble vitamins A, D, E, and K,
as well as beta carotene and phosphorus
EFFECT OF FOOD/NUTRIENTS ON
MEDICATION METABOLISM
Dietary components of food may alter this hepatic
metabolism by induction or inhibition of the
mixed-function oxidase system.
Inducer :
• High-protein diets
• Low carbohydrate diets
• Indoles found in vegetables (such as cabbage)
• Smoked and preserved meats
Inhibitor :
• Bioflavanoids and other substances found naturally in
fruits and vegetables
• Chemicals in charcoal-broiled meats
• High-protein, low carbohydrate diets induce the mixed-
function oxidase system and promote metabolism of
drugs that are substrates of this system.
• Indoles found in cruciferous vegetables,such as cabbage
and chemicals in charcoal-broiled meats significantly
induce chemical oxidations of medications as well
• Smoked and preserved meats likely also contain
chemicals oxidized by CYP450 isoenzymes
• Bioflavanoids and other substances found naturally in
fruits and vegetables may inhibit drug hepatic
metabolism
EFFECT OF MEDICATION ON
FOOD/NUTRIENT METABOLISM
Anticonvulsants,phenobarbital, and
phenytoin increase the metabolism of folic
acid and vitamins D and K
The antituberculosis drug, isoniazid, inhibits
the conversion of B6 to its active form
EFFECT OF FOOD/NUTRIENTS ON
MEDICATION EXCRETION
• Food and nutrients may alter the renal excretion
of some drugs
Vegetables, carbohydrats diets urinal pH
Protein diets, ascorbat acid urinal pH

• Laxatives are the primary drug class that


causes increased excretion of nutrients.
• Loop diuretics increase the excretion of
Na, K, Cl, Mg, and Ca
Drug Nutrient Involved Effect on Recommendation
Involved Nutrient for Drug
Alcohol Magnesium, Increased renal Consume more
potassium, zinc, Excretion foods rich in these
folate, thiamine Nutrients
Aluminum Phosphate Less absorption Dose on empty
hydroxide Stomach
Vitamin A Decreased Take 2 hr before or
Absorption after antacid
Cimetidine Calcium, Decreased Take 2 hr before or
magnesium, absorption after antacid
aluminum
Drug Involved Nutrient Effect on Recommendati
Involved Nutrient on
for Drug
Iron Food - Absorption
Riboflavin + Absorption
Thiamine Absorption, onset
Acetaminophen pectin Absorption, onset
Cimetidin Absorption, onset
Aspirin
Ibuprofen Food delays Administer with
Ketoprofen absorption and food
Naproxen onset but not to decrease GI
significant; may upset
cause GI upset,
bleeding, ulceration
or perforation
Famotidin + Absorption
Potassium Absorption, onset
Interaksi Obat – Makanan
• Beberapa obat yang strukturnya mirip
asam amino  berkompetisi pada
absorpsi gastrointestinal
• Makanan berlemak  meningkatkan
absorpsi obat yang larut dalam lemak
• Makanan yang bersifat asam 
menguraikan obat yang tidak tahan
asam
• Obat analeptik dapat meningkat
efeknya dengan minum kopi.
Interaksi Obat – Makanan
• Beberapa obat (glikosida jantung,
antihistamin, alkaloid, logam ) 
mengendap oleh tanin
• Konsumsi alkohol, kangkung 
meningkatkan efek sedatif dan
depresan SSP.
Contoh
• Sefalosporin, penisilin  minum saat
lambung kosong untuk mempercepat
absorpsi
• Eritromisin  jangan minum bersama jus
buah atau anggur  menurunkan
efektivitas obat
• Tetrasiklin  produk susu menurunkan
efektivitas obat.
• Linkomisin  makanan menurunkan kadar
plasma  hindari
INTERAKSI OBAT-BAHAN ALAM
OBAT BAHAN ALAM

• Pada umumnya dianggap tidak toksik


• Mengandung senyawa-senyawa kimia
sehingga berpeluang berinteraksi
dengan senyawa-senyawa kimia tubuh
• Berpeluang mengubah fungsi faal, eg.
blood flow, enzim metabolisme
INTERAKSI OBAT - JAMU
 Persepsi banyak orang bahwa jamu / obat
tradisional  aman, tanpa efek samping
salah !
 Jamu bisa berinteraksi dengan obat yang
diminum bersama  selalu informasikan jamu
yang diminum pada dokter
 Perhatian terutama untuk pasien dengan
resiko tinggi seperti pasien geriatri, diabetes,
hipertensi, depresi, kolesterol tinggi, gagal
jantung, dsb.
• Mampukah obat bahan alam mengubah
fungsi faal (eg. kecepatan aliran darah,
enzim metabolisme) ?
• Pada gilirannya, mampukah obat bahan
alam mengubah profil farmakokinetik
obat lain ?
Obat-obat Rasio Ekstraksi Tinggi

Aldosteron Metoprolol Verapamil


Alprenolol Metirapon
Chlormetiazol Morfin
Hidrokortison Nitrogliserin
Imipramin Nortriptilin
Isoproterenol Pentazosin
Labetalol Fenilefrin
Lidokain Propranolol
Lorkainid Propoksifen
Meperidin Salisilamid
Clearance obat-obat :
High Eh

• Kurang dipengaruhi induser enzim


• Dipengaruhi inhibitor enzim dan LBF
Obat-obat Rasio Ekstraksi Rendah

Asetaminofen Diazepam Oxazepam


Amobarbital Digitoksin Fenobarbital
Antipirin Griseofulvin Fenilbutazon
Azapropazon Heksobarbital Fenitoin
Chloramfenikol Isoniazid Prednisolon
Chlordiazepoksid Linkomisin Probenesid
ChlorpromazinLorazepam Kinidin
Clindamisin Minosiklin Asam Salisilat
Sulfadimetoxin Teofilin Tiopental
Tolbutamid Warfarin
Clearance obat-obat :
Low Eh

Dipengaruhi oleh :

• Induser enzim
• Inhibitor enzim
Obat model : High Eh

• CL ≈ LBF

• CL ≈ LBF x Eh (inhibisi enzim)


Obat model : Low Eh

• CL ≈ Eh (induksi enzim)

• CL ≈ Eh (inhibisi enzim)
• Benarkah kunyit, kurkuminoid,
dan kencur mempercepat aliran
darah hepatik ?
• Kunyit, kurkuminoid, atau kencur
diberikan PO pada kucing
teranestesi (kontrol Tween 80
dan akuades)
• Kecepatan aliran darah vena
portae kucing diukur 1 jam
setelah pemberian obat bahan
alam
Kecepatan aliran darah vena portae
(tetes per menit) pada kucing

Perlakuan Sebelum Sesudah


Kunyit 94.5 ± 7.1 123.5 ± 9.5
Kurkuminoid 73.5 ± 8.7 108.5 ± 9.0
Kencur 63.5 ± 5.6 92.0 ± 8.8
Tween 80 52.0 ± 10.3 48.0 ± 10.8
Akuades 65.5 ± 8.5 61.5 ± 7.5
• Obat-obat dari bahan alam mampu mengubah fungsi faal
(kecepatan aliran darah dan enzim metabolisme),
sehingga mengubah profil farmakokinetik obat lain.

• Jus kencur, kunyit, jahe, dan kurkuminoid meningkatkan


clearance obat-obat model (salisilamid, propranolol,
sulfamezatin), sehingga menurunkan kadar obat dalam
darah.

• Jus Jahe menghambat clearance (metabolisme) salisilat,


namun tidak mengubah clearance kinidin
• Merica, piperin, jus sirih menghambat clearance (metabolisme)
salisilamid dan salisilat, sehingga meningkatkan kadar obat dalam
darah

• Jus seledri dan sirih menghambat clearance total dan renal sefaleksin
dan sulfamezatin

• Bunga kol dan brokoli mempercepat clearance (menginduksi enzim


metabolisme) salisilat dan kinidin, sehingga menurunkan kadar obat
dalam darah
• Jus kencur, kunyit, jahe, dan kurkuminoid mempercepat
clearance obat-obat yang memiliki rasio ekstraksi tinggi,
eg. beta-blockers, lidokain, nitrogliserin, imipramin,
desipramin, verapamil, morfin, meperidin.

• Piperin, merica, jus sirih, seledri atau jahe menghambat


clearance obat-obat dengan rasio ekstraksi rendah, eg.
parasetamol, diazepam, oxazepam, lorazepam,
kloramfenikol, klordiazepoksid, digoxin, teofilin, fenitoin,
prednisolon, klindamisin, griseofulvin, minosiklin,
linkomisin
Gingseng
• Dapat meningkatkan tekanan darah 
berbahaya bila digunakan oleh penderita
hipertensi.
• Hati-hati bila digunakan bersama obat anti
koagulan  resiko perdarahan.
• Gingseng merupakan stimulansia  bila
digunakan bersama kafein dapat
menyebabkan insomnia.
• Mengganggu siklus menstruasi. Tidak
direkomendasikan untuk wanita hamil &
menyusui.
Garlic
• Bila dikonsumsi penderita DM  penurunan
kadar gula yang berbahaya.
• Pada konsumen yang sensitif dapat terjadi
tukak lambung.
• Mempunyai efek anti-koagulan  hati-hati
bila diberikan bersama anti koagulan oral.
Ginkgo biloba
• Aktivitas farmakologi Ginkgo biloba didasarkan pada
kemampuannya sebagai antioksidan dan inhibitor agregasi
platelet  digunakan untuk meningkatkan fungsi kognitif dan
aliran darah.
• Dilaporkan ada efek samping perdarahan spontan karena
pemakaian ginkgo biloba  hati-hati interaksi dengan
antikoagulan.

• Pasien yang mengkonsumsi garlic, vitamin E, warfarin,


asetosal atau obat-obat lain dengan efek antiplatelet atau
antikoagulan  hati-hati terhadap potensi interaksi dengan
produk ginkgo.
• Pasien yang mengkonsumsi ginkgo harus
menginformasikan pada dokter bila terjadi perdarahan yang
tidak biasa, sakit kepala yang tiba-tiba atau gangguan
penglihatan.
Penatalaksanaan interaksi
• Menghindari kombinasi obat yang saling
berinteraksi
• Menyesuaikan dosis
• Memantau pasien
• Melanjutkan pengobatan sebelumnya
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai