Anda di halaman 1dari 42

ELIKSIR

Apt. Sisri Novrita., M.ClinPharm


Adalah suatu sediaan berupa larutan yang mempunyai
rasa, bau , mengandung selain obat juga zat tambahan
seperti gula atau pemanis lainnya, zat warna, pewangi
atau pengawet.
Digunakan sebagai obat dalam, sebagai pelarut
digunakan etanol yang tujuan untuk mempertinggi
kelarutan obat dalam air.Dapat juga ditambahkan gliserol,
sorbitol , propilenglikol.
Sebagai pengganti gula dapat digunakan sirop gula.
Secara umum dikenal ;
-         Eliksir rendah [ low elixir ], kadar etanol 8 -10 % v/v.
-         Eliksir tinggi [ high elixir ] , kadar etanol 73 – 78 %
v/v.
Eliksir biasanya dibuat dengan mencampurkan zat
padat dengan pelarut atau campuran pelarut ( cosolven)
sambil diaduk hingga larut.
Atau
Komponen yang larut dalam alkohol dan dalam air
umumnya dilarutkan terpisah dalam alkohol dan air
secara berturut turut. Kemudian larutan air ditambahkan
kelarutan alkohol dan sebaliknya.,

Gliserin , sirup, sorbitol, dan propilenglikol dalam eliksir


memberikan peranan pada kestabilan zat terlarut dan
dapat meningkatkan viskositas.
Sering campuran akhir akan tidak jernih, tetapi keruh,
terutama karena pemisahan beberapa minyak pemberi rasa
dengan menurunnya sedikit konsentrasi alkohol. Bila ini
terjadi eliksir terpaksa disaring, dengan dibiarkan dahulu
selama beberapa jam.
Selama proses penyaringan kertas saring harus dibasahi
dengan larutan alkohol yang mempunya kadar alkohol yang
sama.
Adanya gliserin, sirup, sorbitol, propilenglikol dalam
eliksir umumnya memberi andil pada efek pelarut membantu
kelarutan zat dan meningkatkan kestabilan sediaan.
Kelebihan dan kekurangan
• KELEBIHAN :
• 1. Mudah ditelan dibanding tablet dan kapsul
• 2. Menutupi rasa yang kurang enak dari zat aktif
• 3. larutan jernih tidak perlu dikocok lagi
• KEKURANGAN :
• Alkohol kurang baik untuk kesehatan anak,
diragukan kehalalan.
• Mengandung bahan mudah menguap, disimpan
dalam botok kedap, jauh dari sumber api.
 
KONSTANTA DIELEKTRIK / Dielectric Constant
 

Adalah sifat suatu pelarut yang berhubungan dengan


energi yang dibutuhkan untuk memisahkan dua muatan
yang berlawanan dalam pelarut, bila dibandingkan
dengan energi yang dibutuhkan untuk memisahkannya
dalam keadaan vakum.
 
 
Konstanta dielektrik
 
Adalah suatu pendekatan lain yang dapat dipakai untuk meramalkan
kepolaran , suatu pelarut.
 
Derajat kepolaran dari suatu pelarut, biasanya dinyatakan dengan ;
,, MOMEN DIPOL “
 
Momen dipol terjadi ;
 
1. Muatan positif dan negatif dari suatu molekul tidak berimpit ;
 
H + H Cl H

0 - C +
-
Cl H
 
Sehingga menimbulkan jarak dari muatan tersebut.
Beda panjang ikatan [ A = Amstrong ]
Polar - Polar
• Senyawa polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang
besar , perbedaan harga ini mendorong timbulnya kutub kutub
listrik yang permanen ( dipol permanent )
kutub kutub + dan – ini permanen tidak berubah

+ - + - + -
H - Cl H - Cl H - Cl

Gaya tarik dipol permanen

• Jadi antar molekul polar terjadi gaya tarik dipol permanent


Non Polar – Non Polar
• Senyawa non polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang
kecil ,bahkan untuk senyawa biner dwiatom ( seperti O 2,H2)
perbedaan keelektronegatifannya = 0
• Bila terdapat senyawa non polar terjadi gaya tarik dipol sesaat
( gaya dispersi/ gaya london ) gaya ini terjadi akibat muatan + inti
atom salah satu atom menginduksi elektron atom lain sehingga
terjadilah kutub kutub yang sifatnya sesaat.

Kutub kutub ini terjadinya sesaat tidak permanen dan dapat berpindah
tempat muncul hilang , muncul hilang oleh karenanya gaya ini lebih
lemah dari dipol permanen

+ - + - +
- H-H H-H H-H

gaya dipol sesaat / gaya london

• Jadi antar molekul polar terjadi gaya tarik dipol permanent


Polar - non polar
• Contoh : Dalam air sungai terlarut gas 02
• Terjadi induksi muatan + dari air dengan elektron 02
membentuk polar sesaat
• Jadi jenis gaya tariknya adalah dipol sesaat/gaya london
karena adanya dipol terimbas.

+ - + -
H–O
l O = O
H

Gaya dipol terimbas


2. Sifat keelektronegatifan
 
! _
- C – Cl
!
+ ikatan akan tertarik kearah Chlor
Contoh : dalam susunan berkala atom
Sp2 akan elektronegatif dari Sp3
 
3. Adanya perpindahan muatan [ Resonansi ]

0 0 + 0 0 -

N N
 

 
N - N +
Suatu pelarut polar akan lebih mudah melarutkan zat polar. Sebaliknya
zat yang non polar akan mudah melarutkan zat non polar pula.
Contoh ; Carbon tetrachloride [ non polar ] akan mudah larut dalam benzene
[ non polar ]
Pelarut polar mempunyai nilai Konstanta dielektriknya besar [ 50 keatas ] Contoh
air, Kd = 80. Semipolar [ 20 – 50 ], Non polar = [ 1 - 20 ] Contoh ;
Chloroform , Kd = 5.
Eliksir : Eliksir bukan obat
  Eliksir obat
Eliksir bukan obat dapat digunakan oleh ahli farmasi dalam pembuatan resep yang
dibuat segar, yang meliputi ;
 
1. Penambah zat zat obat untuk pembawa yang membawa rasa enak.
2. Pengencer eliksir obat yang ada.
 
Eliksir obat :
Seperti dinyatakan sebelumnya eliksir obat digunakan untuk
pengobatan .
Umumnya eliksir resmi yang beredar diperdagangan
Mengandung zat obat tunggal, tapi untuk hal hal terapi tertentu
dibuat lebih dari satu obat berkhasiat.
Perhitungan Konstanta Dielektrik
 
** Berapakah Konstanta Dielektrik dari Chloroform spirit ?
Dalam literatur Chloroform spirit, komposisinya ;
 
R / Chloroform 5%
Etanol 95 %
 
Diketahui ; Kd untuk Chloroform = 5
Kd untuk Etanol = 25
Kd Air = 80

Kd total : [ 5/100 x 5 ] + [ 95/100 x 25 ] = 24.

** Berapakah Konstanta Dielektrik dari Etanol 70 %

 
Komposisinya ; R / Etanol 70 %
Air 30 %
 
Kd total : [ 70 /100 x 25 ] + [ 30 / 100 x 80 ] = 41.25
Suatu sediaan eliksir ;
 
R / Acetaminofen 2,4 gram
Benzyl alkohol 1,5 % v /v Kd = 13
Propilen glikol 15 % v /v Kd = 33
Etanol 10 % v /v Kd = 25
Aqua ad 120 ml Kd = 80

Buatlah sediaan tanpa menggunakan Benzylalkohol


Yang berbentuk larutan adalah ; Benzylalkohol, Propilenglikol, Etanol,
dan Aqua, jumlah 100 %. Dihitung Kd total adalah semua larutan

= [1,5/100 x 13] + [15/100 x 33] + [10/100 x 25] + [73,5/100 x 80] = 66,45


Kd total = 66,45. Berarti Asetaminofen akan larut dalam pelarut tunggal atau
pelarut campur yang lain asal nilai Kd nya sama atau
hampir sama dengan 66,45.
Bila benzylalkohol dihilangkan berarti untuk melarutkan zat aktif, salah satu antara
Propilenglikol dan Etanol harus ditambah [ dinaikkan ].
Dimisalkan Propilenglikol ditambah sebanyak y %, total = [ 15 + Y ] %.
Aqua sekarang = 100 – [ 15 + Y + 10 ] = [ 75 – Y ] %
 
Persamaan sekarang ;
 
[15+Y]/100 x 33} + [10/100 x 25] + {[75-Y]/100 x 80 } = 66,45

Y=2%
Propilenglikol dalam formula diatas menjadi 15% + 2 % = 17 %
 
Formulasi dibawah ini adalah eliksir yang baik.

R/ Acetaminofen 2,4 gram


Etanol 20 % v/v Kd = 25
Gliserol 15 % v/v Kd = 46
Propilenglikol 5 % v/v Kd = 33
Aqua ad 120 ml Kd = 80
 
Karena etanol sangat tinggi, buatlah sediaan dengan kadar etanol = 10 %
Sebelum etanol diturunkan :
 
Kd total = [20/100 x 25] + [15/100 x46] + [5/100 x 33] + [60/100 x 80]
= 5 + 6,9 + 1,65 + 48
= 61,55

Artinya Asetaminofen akan larut dengan baik pada larutan dengan


Nilai Kd nya = 61,55.

Agar obat kembali larut, dalam perencanaan kadar Propilenglikol


dinaikkan Y %....... total menjadi [ 5 + Y ] %
Gliserol 15% ; Etanil 10% ; Aqua sekarang : [ 70 – Y ] %
Persamaan sekarang ;

[10/100 x 25] + [15/100 x 46] + {[5 + Y]/100 x 33} + {[70-Y]/100 x 80}


= 61,55.
Y = 11,7
Jadi kadar Propilenglikol sekarang : 5% + 11,7% = 16,7 %

# Membuat eliksir dengan cara perhitungan berdasarkan kelarutan zat


aktif sulit sekali. Yang paling tepat adalah dengan membuat beberapa
percobaan sehingga didapat, persentase masing masing pelarut.
 
# Membuat eliksir dapat juga dilakukan dengan melihat formula yang ada
dibeberapa buku resmi. Kemudiaan kita ganti persentase pelarut yang
dianggap terlalu besar, dengan cara menghitung dahulu Kd total.
Phenobarbital Eliksir

• R/ Phenobarbital 0,5
• Ol.citri 0,25
• Propilenglikol 25 ml
• Aethanolum 30 ml
• Sorbitol solutio 150 ml
• corrigen color qs
• Aguadest ad 250 ml
• 1. Kalibrasi botol
• 2. Timbang bahan 2.
• 3. Larutkan phenobarbital ke dalam etanol,
masukkan kedalam botol.
• 4. Larutkan Propilenglikol ke dalam etanol, lalu
masukkan larutan Sorbitol, masukkan kedalam
botol.
• 5. LarutkanCorr.coloris ke dalam etanol,
masukkan ke dalam botol.
• 6. Teteskan oleum Citri sebanyak 0,25 ml
• 7. Masukkan air ad 250 ml sedikit demi sedikit
kedalam larutan etanol, campur kan dan tutup
botol.
Rancanglah Formula PARASETAMOL
ELIKSIR

• R/ Parasetamol 80 mg/ 5 ml
etanol 5 %
mf. Eliksir 100 ml
KD = 73,84
60/ 5 ml x 80 = 960 mg
Jumlah etanol ...% atau ml, gunakan pelarut
lain , propilenglikol atau gliserol.
• TUGAS : KUALITI KONTROL SEDIAAN
ELIKSIR
• JELASKAN METODE DAN CARA
KERJANYA KUALITI KONTROL
TERSEBUT
• Tugas dikumpulkan lewat siak.
Thank You for Your
21
1.Larutan sejati, larutan yang homogen, tidak dapat dipisahkan
secara mekanik

2.Larutan kasar, larutan yang heterogen contoh, campuran tanah


dan pasir atau gula dengan garam [dapat dipisahkan secara
mekanik ]

3.Larutan koloid, larutan yang heterogen, contoh tanah liat dan


air.

 Zat yang akan dilarutkan disebut Solute sedangkan pelarut


disebut Solvent.
 
Dalam Farmakope Indonesia;
Jumlah bagian pelarut diperlukan untuk
melarutkan 1 bagian zat
 
Sangat mudah larut : Kurang dari 1
Mudah larut : 1 sampai 10
Larut : 10 sampai 30
Agak sukar larut : 30 sampai 100
Sukar larut : 100 sampai 1000
Sangat sukar larut : 1000 sampai 10.000
Praktis tidak larut : Lebih dari 10.000.
 
Dalam F.I . persentase [ % ] adalah bagian bobot per bobot [ b/b ]

 
{ % b/b = % bobot / bobot }

 
jumlah gram zat dalam 100 gram bahan atau hasil akhir

% b/v = % berat / volume = Jumlah gram zat 100 ml bahan atau


hasil akhir.
 % v/v = % volume / volume = jumlah ml zat dalam 100 ml bahan
atau hasil akhir.
 % v/b = % volume / berat = jumlah ml zat dalam 100 gram bahan
atau hasil akhir.
 
M = molaritas = jumlah mole zat terlarut tiap liter larutan
m = molalitas = jumlah mole zat terlarut tiap 1000 gram pelarut.
N = normalitas = jumlah grek zat terlarut tiap liter larutan
Jenis larutan : 1. Larutan gas dalam gas
2. Larutan cair dalam gas
3. Larutan zat padat dalam gas
4. Larutan gas dalam zat padat
5. Larutan cair dalam zat padat
6. Larutan zat padat dalam zat padat
7. Larutan gas dalam zat cair
8. Larutan zat padat dalam zat cair
9. Larutan zat cair dalam zat cair
 
Contoh : Aerosol ; obat inhalasi.
LARUTAN YANG DIGUNAKAN DALAM SEDIAAN
OBAT
 

Mata Hidung Mulut


 

Kulit OBAT Suntik

 
Anus Dekok Infus
 
Anggur Obat

Yang paling banyak dalam Farmasi, zat padat dalam larutan


1. Solven dan solute harus murni
2. Suhu harus dikontrol dengan baik
 

konsentrasi
 

t = waktu.
 
** Solute dalam keadaan berlebih dimasukkan kedalam
solvent
** Priode waktu [ t ] larutan diambil [ pengocokkan ] dan
tentukan kadarnya.
** Mula mula kurvanya naik dan akhirnya tetap [ sejajar dgn
absis ]
 
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELARUTAN
ZAT PADAT

1. Suhu
Terjadi absorbsi panas [ proses endothermic ] = panas
positif dari larutan.
Disini akan terjadi ,, kenaikan suhu “ menyebabkan
kenaikan kelarutan. Tetapi bila terjadi pembebasan
panas [ proses exothermic ] dengan panas negative
dari larutan ,, kenaikan suhu “… kelarutan berkurang.
KNO3 Na2SO4 10 H2O
0,6
Kelarutan
kg / kg air 0,5 NaCl
Ca acetat
0,4
 
0,3
 

273 293 303 … suhu Kelvin


 
 
Catatan : KNO3 suhu naik……… kelarutan naik.
Ca Acetat suhu naik ……... kelarutan turun
NaCl suhu naik ………hampir tdk berpengaruh
[ horizontal ]
Na2SO4 10 H20 suhu naik ……... naik dahulu kmd hampir
tidak berarti [ horizon ]
sampai H2O habis.
Zat yang berkurang kelarutannya bila
suhu naik;
= Ca Hypophosphit
= Ca Glycerophosphat
= Urotropin
= Ca sulphat
 

Terjadi penguraian bila ada panas ;


= Ascal
= Acetosal
= Luminal Natrium
= Natrium Carbonat
= Protargol
2. Ukuran partikel [ luas permukaan partikel ]
Ukuran partikel makin kecil akan terjadi kenaikan kelarutan. Tapi ada
Batas tertentu [ bisa menyebabkan penurunan kelarutan ].
Partikel makin kecil ……. Luas permukaan partikel bertambah besar.
 
3. Jenis Pelarut / solvent
  Air, Etanol, Glyserol, Propilenglikol, Chloroform, Aseton, Eter dst.
 
4. pH.
  Zat asam akan larut dalam suasana alkalis dan akan mengendap bila
Suasana asam. Dan begitu pula sebaliknya. [ basa ]
 
5. Pengadukan
 
6. Penambahan zat surfaktan [ surface active agent ].
Tween 80, Tween 60, Tween 40, Tween 20, Myrj, Brij. Dst.
 
7. Polimorphisme : bentuk struktur lebih dari Satu
Prednisolon ; 3 bentuk polimorfisa
Aspirin : 2 bentuk
8. Zat tambahan
a. Efek ion bersamaan. [ common ion effect ]
kelarutannya akan berkurang.
AB …….. A + B
Bila ditambahkan larutan A yang berasal dari AC….. A + C
maka kelarutan AB akan berkurang.

b. Elektrolit lain [ indifferent electrolytes ]


Kelarutan dari elektrolit yang kelarutannya kecil mungkin akan menaik
dengan penambahan elektrolit kedua yang tidak mempunyai ion yang
sama dengan elektrolit pertama.
 
Jika dibandingkan bentuk larutan obat dengan sediaan tablet / kapsul ;
 
= Larutan kurang stabil dan dapat terurai
Rasa dan bau kadang kadang sukar ditutupi
Untuk dibawa bawa, untuk volume besar susah, jika botol pecah / rusak.
Dibutuhkan alat pembantu [ sendok, alat takar, pipet dll ]
9. Pembentukan senyawa komplek
 
Absorbsi dapat segera di usus.
Takaran obat – uniform [ suspensi memerlukan pengocokkan yang lama ]
Cara aman
Bentuk lebih menarik.
 
Formula lengkap sediaan larutan ;

R/ Zat aktif
Zat pembantu … [ Untuk keperluan zat aktif, misalnya ;
Zat pembasah, zat peningkatan kelarutan
pensuspensi, pengemulsi, pensolubilisi ]
Pemanis [ saporis ]
Pengharum [ odoris ]
Pewarna [ coloris ]
Pengawet [ preservative ]
pH
Antioksidan
Pelarut
Catatan ; Warna , bau dan rasa ,, memilihnya haruslah saling terkait “.

Misal ; Rasanya rasa jeruk maka warnanya harus kuning, rasa


agak asam dan bau seperti oleum citri.
 
Ketentuan ini harus dipakai kalau tidak dianggap
penipuan.
 
** Pemanis : sorbitol, sucrose, siklamat, sakharin,
campuran siklamat dengan sakharin [ 1 : 10 ]
campuran siklamat dengan sakharin [ 10 : 1 ]
Sakharin dan siklamat, telah menghadapi tantangan
tantangan
tentang keselamatannya oleh FDA dan ketentuan pengetatan
penggunaan dan penjualannya. Siklamat dilarang akhir akhir
ini
dari penggunaannya di Amerika oleh FDA [ Food and Drug
Administration ]

 
 
 
Umumnya pasien yang dimaksud juga harus dipertimbangkan
dalam pemilihan zat pemberi rasa, karena kelompok umur ter
tentu tampaknya memilih rasa tertentu.

== Bayi ; Rasa susu ibu.


== Anak anak ; :Memilih rasa manis, preparat
yang seperti
kembang gula, rasa buah [ rasa jeruk dll ].
== Orang dewasa ; Tampaknya memilih preparat yang
tidak
begitu manis . Wanita rasa asam asam dan
pria dengan rasa coklat.
== Lanjut usia ; Menyukai rasa permen, kopi atau
anggur
 
 
 
Penggunaan zat pemberi warna dalam preparat farmasi
untuk tujuan estetika, sebagai pembantu sensori untuk
pemberi rasa yang digunakan dan untuk tujuan khas
produk.
Kebanyakan berasal senyawa sintetis [ perkin purple =
ungu ] , zat warna alam [ natural coloring ] seperti ;
tumbuhan [ chlorofil ] dan anorganik [ pigmen ]
Pigmen = arang hitam, titanium oksida, ultra marine.
Sekarang penggunaan zat warna dalam makanan, obat
dan kosmetika diatur oleh Food, Drug and Cosmetic.
[ FD & C ] dan Drug and Cosmetic [ D & C ].

FDA mengelompokan ;
1. Golongan FD & C ; Indogotine, Amaranth, Ponceou 3 R
2. D & C external ; obat kosmetik pemakaian luar ]
Methylen blue, Metanyl yellow.
3. D & C internal ; Fluorescin, Alizarin.
#> Umumnya minyak menguap / atsiri berbau khas
yang bersal dari tumbuh tumbuhan, mudah me-
nguap pada suhu kamar tanpa mengalami peng-
uraian.
Minyak ; lavender, rosae, jasmine dll.
Bentuk kristal spt vanillin , cumarin.
 
Syarat syarat zat warna, bau dan rasa secara umum ;
 
1. Tahan terhadap suhu 10 – 110 C
2. Stabil terhadap penyinaran cahaya
3. Stabil pada pH 2 – 9
4. Larut dalam air / minyak
5. Tahan terhadap oksidasi dan reduksi
6. Tidak memberikan efek karsinogenik
7. Tidak mengganggu pemeriksaan kadar
8. Aman dan khasiat tidak berkurang.
 
** Pengawet anti jamur : Digunakan dalam preparat cairan dan preparat
setengah padat untuk mencegah pertumbuhan
jamur. Asam benzoat, butyl paraben, etil paraben,
metil paraben [ nipagin ], propil paraben [ nipasol ],
natrium
benzoate. Natrium propionat

** Pengawet antimikroba :
Digunakan dalam preparat cair dan preparat
setengah padat untuk mencegah pertumbuhan
mikroorganisme.
Benzalkonium khlorida, benzyl alkohol, fenol,
fenil etilalkohol, fenil merkuri nitrat, timerosal.
#> Suatu zat yang menghambat oksidasi dan dengan
demikian digunakan untuk mencegah penguraian
preparat dengan proses oksidasi.
Contoh, Natrium bisulfit, natrium formaldehid,
sulfoksilat, natrium metabisulfit. Asam askorbat,
L – Tocopherol, asam gallat.

Anda mungkin juga menyukai