HANDO LARUTAN
UT
KOMPETENSI DASAR
KELAS 1. Menganalisis perbedaaan sifat koligatif larutan elektrolit dan larutan
XII/ nonelektrolit.
2. Menentukan faktor van’t Hoff (i) suatu larutan elektrolit.
GANJIL
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui diskusi kelompok, diharapkan
siswa dapat:
1. Menganalisis perbedaaan sifat koligatif larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit.
2. Menentukan faktor van’t Hoff (i) suatu larutan elektrolit.
PENDAHULUAN
Ingat Kembali!
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dibedakan menjadi larutan
elektrolit dan non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik
karena adanya ion-ion yang bergerak bebas dalam larutan tersebut yang
menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit masih dibedakan menjadi dua, yaitu
elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Larutan elektronik kuat adalah larutan
elektrolit yang mudah menghantarkan arus listrik karena ion-ion senyawa terurai
sempurna dalam larutannya. Larutan elektrolit lemah adalah larutan elektrolit
yang relatif lebih sukar menghantarkan arus listrik karena tidak semua senyawa
terurai menjadi ion-ionnya.
Sifat koligatif larutan nonelektrolit telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya, yaitu penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik didih larutan,
penurunan titik beku larutan dan tekanan osmosis.
Bagaimana dengan sifat koligatif larutan elektrolit?
Apakah sama dengan sifat koligaitf larutan nonelektrolit?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ikutilah pembelajaran kali ini dengan
semangat dan antusias.
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Perbandingan antara harga sifat koligatif yang terukur dari suatu larutan elektrolit
dengan harga sifat koligatif yang diharapkan dari suatu larutan non elektrolit pada konsentrasi
yang sama disebut faktor van’t Hoff. Faktor van’t Hoff dinyatakan dengan lambang i. Harga
i untuk larutan NaCl 0,01 m pada Gambar 1 dapat dihitung sebagai berikut:
∆𝑇𝑓 larutan NaCl 0,01 m
Harga 𝑖 NaCl 0,01 m =
∆𝑇𝑓 larutan urea 0,01 m
0,0359°C
=
0,0186°C
= 1,93
Harga i dari berbagai larutan pada berbagai konsentrasi dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Harga i dari berbagai larutan pada berbagai konsentrasi
Larutan Harga i pada Konsentrasi
Batas Teoritis
Elektrolit 0,1 molal 0,01 molal 0,005 molal
NaCl 1,87 1,93 1,94 2
KCl 1,86 1,94 1,96 2
MgSO4 1,42 1,62 1,69 2
K2SO4 2,46 2,77 2,86 3
HCl 1,91 1,97 1,99 2
H2SO4 2,22 2,59 2,72 3
CH3COOH 1,01 1,05 1,06 2
Satu mol zat nonelektrolit dalam larutan menghasilkan satu mol (6,02 x 1023 partikel).
Sedangkan satu mol elektrolit, seperti NaCl dalam larutannya terurai menjadi satu mol ion
Na+ dan satu mol ion Cl-.
NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)
1 mol - -
1 mol 1 mol 1 mol
- 1 mol 1 mol
Berarti dalam 1 mol larutan NaCl terdapat jumlah partikel total sebanyak:
1 mol ×2× 6,02 × 1023 partikel.
Satu mol larutan elektrolit K2SO4 terurai menjadi dua mol ion K+ dan satu mol ion SO42-
sesuai persamaan berikut:
K2SO4(aq) → 2 K+(aq) + SO42-(aq)
1 mol - -
1 mol 2 mol 1 mol
- 2 mol 1 mol
Berarti dalam 1 mol larutan K2SO4 terdapat jumlah partikel total sebanyak:
1 mol ×3× 6,02 × 1023 partikel
Ingat! Sifat koligatif larutan sebanding dengan pertambahan jumlah partikel zat terlarut.
Berdasarkan penjelasan di atas, semakin banyak ion yang terurai dari suatu molekul
maka jumlah partikel semakin banyak. Pada larutan elektrolit kuat, jumlah partikel (ion)
pada suatu molekul sama dengan nilai i secara teoritis. Secara teoritis,larutan NaCl akan
mempunyai penurunan titik beku dua kali lebih besar dibandingkan larutan urea (mempunyai
harga i = 2), sedangkan larutan K2SO4 tiga kali lebih besar (i = 3).Namun, seperti tampak
pada Tabel 1, harga i larutan tersebut lebih kecil dari pada harga teoritis (harga perhitungan).
Hal ini disebabkan oleh gaya tarik antar ion yang berbeda muatan, sehingga ion-ion tersebut
tidak 100% bebas. Semakin kecil konsentrasi larutan, jarak antar ion semakin besar dan ion-
ion tersebut semakin bebas. Akibatnya, harga i semakin mendekati harga teoritis.
Secara umum, guna menghitung faktor van’t Hoff, perhatikan penjelasan di bawah ini!
Misal, terdapat larutan elektrolit AB.
AB(aq) → A+(aq) + B-(aq) Keterangan:
Mula-mula a mol - - ɑ= derajat disosiasi
Reaksi aɑmol aɑ mol aɑ mol n = banyaknya ion yang
Akhir (a-aɑ) mol aɑ mol aɑ mol terbentuk oleh tiap
molekul zat terlarut
naɑ mol
Jumlah zat sebelum terdisosiasi = a mol
Jumlah zat pada keadaan akhir =(a-aɑ) mol+ naɑmol
= a (1-ɑ + nɑ) mol
= a (1 + nɑ - ɑ) mol
= a {1 + (n-1)ɑ} mol
Jumlah zat sebelum terdisosiasi : Jumlah zat pada keadaan akhir
a {1 + (n − 1) ɑ} mol
=
a mol
= 𝟏 + (𝐧 − 𝟏)𝛂 Faktor van’t Hoff (i)
CONTOH SOAL
1. Perkirakan mana diantara larutan berikut yang mempunyai titik didih terrendah?
a. Larutan urea 0,5 molal
b. Larutan NaCl 0,5 molal
c. Larutan asam asetat 0,5 molal (α = 0,1)
Jelaskan alasannya!
Jawaban:
Pada konsentrasi yang sama, sifat koligatif larutan elektolit lebih besar
dibandingkan larutan nonelektrolit. Sedangkan sifat koligatif larutan elektrolit kuat
lebih besar dibandingkan elektrolit lema. Hal ini terjadi karena jumlah partikel yang
terdapat dalam larutan elektrolit kuat > larutan elektrolit lemah > larutan non
elektrolit.
Larutan urea merupakan non elektrolit, NaCl merupakan elektrolit dan asam
asetat merupakan elektrolit lemah. Hal ini berarti ∆Tb NaCl > ∆Tb asam asetat > ∆Tb
urea. Oleh sebab itu urutan larutan yang memiliki titik didih terrendah yaitu:
Larutan urea 0,5 molal; larutan asam asetat 0,5 molal; larutan NaCl 0,5 molal.
RANGKUMAN