Anda di halaman 1dari 77

STRUKTUR ATOM, NOMOR MASSA, NOMOR ATOM, DAN

KONFIGURASI ELEKTRON
1.       Struktur Atom
Atom adalah partikel terkecil penyusun materi. Atom terdiri atas beberapa partikel dasar, yaitu
elektron, proton, dan neutron. Adanya partikel-partikel inilah yang menyebabkan atom
mempunyai sifat listrik, sebab elektron bermuatan negatif, proton bermuatan positif, dan neutron
tidak bermuatan.
Atom unsur yang satu berbeda dengan atom unsur yang lain disebabkan adanya perbedaan
susunan partikel subatom yang menyusunnya.
                   a.      Elektron ( )
Tahun 1838, Michael Faraday mengemukakan bahwa atom memupnyai muatan listrik. Atom-
atom gas hanya dapat menghantarkan listrik dan menyala terang  pada tekanan rendah dan
tegangan tinggi.
Tahun 1858, Heinrich Geissler dan  Julius Plucker membuat percobaan dengan mengunakan
dua plat logam. Plat yang bermuatan positif disebut anode dan plat yang bermuatan negatif
disebut katode. Kedua plat kemudian ditempatkan dalam tabung gelas yang dihampakan, dimana
kemudian kedalamnya dimasukkan gas bertekanan rendah. Ketika dihubungkan dengan listrik
tegangan tinggi, maka timbullah pancaran sinar dari katodemenuju anode. Sinar itulah yang
disebut sinar katode.
Pada tahun 1891, George J. Stoney menamakan partikel sinar katode dengan nama elektron.
Selanjutnya pada tahun 1897, Joseph John Thomson mengganti katode yang digunakan
Geissler dan Plucker dengan berbagaimacam logam yang ternyata menghasilkan sinar katode
yang sama. Hal ini membuktikan bahwa memang betul bahwa elektron merupakan partikel
penyusun atom.            J.J Thomson juga berhasil menemukan perbandingan antara muatan
dengan massa elektron yaitu  C g-1. Hasil eksperimen Thomson ditindaklanjuti oleh Robert
Andrew Millikan pada tahun 1908 yang dikenal dengan Model Percobaan Tetes Minyak
Millikan, yang berhasil menemukan muatan elektron yaitu sebesar 1,6.10-19 Coulumb.
Berdasarkan ekperimen tersebut di atas, maka massa elektron (m) dapat ditentukan dengan cara
sebagai berikut :
 maka
Massa elektron (m)      =      
                           =       9,11.10-28 g
Sehingga massa elektron adalah 9,11.10-28 gram, harga ini kira-kira  massa atom hidrogen.
 
 
Dari beberapa percobaan yang dilakukan diketahui beberapa sifat sinar katode yaitu sebagai
berikut :
1)        Dipancarkan oleh plat bermuatan negatif dalam tabung hampa apabila dilewati listrik
bertegangan tinggi.
2)        Berjalan dalam garis lurus
3)        Dapat memendarkan berbagai jenis zat termasuk gelas
4)        Bermuatan negatif sehingga dapat dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnet
5)        Memiliki sifat cahaya dan sifat materi
6)        Tidak tergantung pada jenis gas dan jenis elektrode.
                   b.      Proton ( )
Tahun 1886, Eugene Goldstein membuat percobaan yang sama seperti yang dilakukan J.J
Thomson, tetapi dengan memberi lubang pada katode dan mengisi tabung dengan gas hidrogen.
Dari percobaan ini didapat sinar yang diteruskan merupakan radiasi partikel yang bermuatan
positif (dalam medan listrik dibelokkan ke kutub negatif) yang disebut sinar anode. Sinar anode
yang bermuatan positif ini selanjutnya disebut proton.
Beberapa sifat sinar anode yang dapat diketahui adalah sebagai berikut :
1)        Dibelokkan dalam medan listrik dan medan magnet
2)        Merupakan radiasi partikel
3)        Bermuatan positif
4)        Bergantung pada jenis gas dalam tabung
Apabila muatan proton adalah 1,6022.10-19 C, maka massa proton dapat ditentukan sebagai
berikut :
 maka
Massa proton (m)         =      
                           =       1,6726.10-24 g
Sehingga massa proton adalah 1,6726.10-24 gram, harga ini kira-kira 1.836 x massa elektron =
1,007276
                   c.      Neutron ( )
Tahun 1932, James Chadwick melakukan ekperimen/percobaan dengan menembakkan partikel
alfa (a) pada lempeng berilium (Be), ternyata setelah ditembakkan dengan partikel tersebut,
berilium memancarkan suatu partikel yang berdaya tembus besar dan tidak dipengaruhi oleh
medan listrik, hal ini membuktikan bahwa ada partikel inti yang massanya sama dengan proton,
tetapi tidak mempunyai muatan sehingga partile itu ia beri nama sebagai neutron. Proton dan
elektron adalah partikel penyusun inti atom yang dikenal dengan istilah nukleon.
1. 2.       Kategori Unsur
Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan menjadi zat lain yang lebih sederhana
dengan cara kimia biasa. Unsur dapat berubah menjadi unsur lain melalui reaksi inti (nuklir)
Pada suhu kamar (± 25oC) beberapa unsur dapat berupa gas (gasses), cairan (liquid), dan padatan
(solid). Unsur ada yang mempunyai kerapatan sangat rendah, ada yang keras, lunak, dan
sebagainya. Secara umum, unsur dapat digolongkan dalam 3 (tiga) kategori yaitu logam,
nonlogam dan metaloid.
1. a.        Logam
Logam mempunyai beberapa sifat fisik, yaitu :
1)          Pada suhu kamar berwujud padat
2)          Merupakan penghantar listrik yang baik
3)          Merupakan penghantar panas yang baik
4)          Mempunyai kilap logam
5)          Dapat ditempa menjadi membran yang sangat tipis (maleabilitas)
6)          Dapat diregangkan jika ditarik (duktilitas)
 
1. b.        Nonlogam
Unsur nonlogam umumnya ditemukan dalam bentuk senyawa serta mempunyai beberapa sifat
fisik, yaitu :
1)        Bersifat isolator kecuali karbon (C) yang bersifat semikunduktor. Khusus unsur karbon, di
alam terdapat dalam 2 (dua) alotrop, yaitu grafit dan intan. Alotrop adalah dua bentuk atau lebih
molekul/kristal dari suatu unsur tertentu yang memiliki sifat fisik dan kimia berlainan.
2)        Tidak mempunyai kilap logam
3)        Sangat mudah rapuh
4)        Umumnya berwujud gas 
5)        Tidak dapat ditarik
1. c.        Metaloid
Unsur metaloid umumnya disebut juga sebagai semimetal, yaitu unsur peralihan dari logam ke
nonlogam sehingga sebagian memiliki sifat logam dan sebagian mempunyai sifat nonlogam.
Contoh unsur yang paling dikenal adalah Silikon (Si). Unsur metaloid banyak dipergunakan
dalam industri elektronik karena mempunyai sifat semikunduktor (penghantar listrik, namun
tidak sebaik logam).
1. 3.       Nomor Atom dan Nomor Massa
Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan menjadi zat lain yang lebih sederhana
dengan cara kimia biasa. Unsur dapat berubah menjadi unsur lain melalui reaksi inti (nuklir).
Di dalam inti terdapat proton dan neutron yang menentukan besarnya massa sebuah atom.
Jumlah proton atau muatan positif yang terdapat dalam inti atom ditunjukkan oleh Nomor Atom
(NA atau Z). Untuk atom yang netral jumlah muatan positif (proton) sama dengan jumlah
muatan negatif (elektron). Jumlah total keseluruhan proton dan neutron yang terdapat dalam inti
atom ditunjukkan oleh Nomor Massa (NM atau A).
Penulisan simbol atom yang dilengkapi dengan nomor massa dan nomor atom dapat ditulis
sebagai berikut :
dimana;         A = Nomor Massa, Z = Nomor Atom , dan                X = lambang unsur
Perlu diketahui bahwa pada atom netral akan memiliki jumlah proton (p) dan elektron (e) yang
sama dengan Nomor Massa (Z) sehingga  Z = p = e
Contoh 1. :
Jika atom X diketahui mempunyai 12 elektron. Tentukan Nomor Massa (Z) dan proton (p) unsur
tersebut?
Jawab :
Elektron X = 12.
Jika e = p = Z, maka proton (p) = 12, dan Nomor Massa (Z) = 12
Nomor Massa (A) menunjukkan jumlah nukleon yaitu jumlah  proton (p) dan neutron (n) dalam
inti atom. Jumlah nukleon dalam suatu unsur dilambangkan sebagai berikut :
A = p + n; karena p = Z, maka
A=Z+n
Contoh 2. :
Jika atom X diketahui mempunyai 12 elektron dan Nomor Massa 25. Tentukan neutron (n) unsur
tersebut?
Jawab :
Elektron unsur X = 12, maka  proton (p) unsur X = 12
Nomor Massa (A) = 25
Jika A = p + n, maka
n     =   A – p
n     =   25 – 12
n     =   13, sehingga jumlah neutron (n) unsur X adalah 13
Atom netral mempunyai jumlah proton yang sama dengan jumlah elektronnya. Jika suatu atom
melepaskan elektronnya, maka atom tersebut akan bermuatan positif (+) yang disebut sebagai
Kation, (sebab jumlah proton lebih banyak dari jumlah elektron). Namun jika atom menangkap
elektron, maka atom tersebut akan bermuatan negatif (-) yang disebut sebagai Anion, (sebab
jumlah elektron lebih banyak dari proton). Perubahan tersebut hanya terjadi pada elektron,
sedangkan jumlah proton dan neutron tetap sama sebab inti atom tidak berubah.
Contoh 3. :
Tentukan proton, elektron, neutron dan nomor atom dari unsur berikut : a)  b)   c)   d)   e)  
Jawab :
a)     , maka      proton         =   11
                                            elektron     =   11
                                            neutron      =    23 – 11
                                                                 =   12
                                            NA               =   11
b)     , maka       proton         =   20
                                            elektron     =   20
                                            neutron      =    40– 20
                                                                 =   20
                                            NA               =   20
c)      maka    proton         =   11
                                            elektron     =   11 – 1
                                                                 =   10
                                            neutron      =    23 – 11
                                                                 =   12
                                            NA               =   11
c)       maka proton         =    20
                                            elektron     =   20 – 2
                                                                 =   18
                                            neutron      =    40– 20
                                                                 =   20
                                            NA               =   20
e)        maka proton         =   17
                                            elektron     =   17 + 2
                                                                 =   19
                                            neutron      =    35– 17
                                                                 =   18
                                            NA               =   17
4.       Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron adalah susunan elektron dalam atom. Susunan ini ditentukan oleh jumlah
elektron yang bergerak mengelilingi inti atom pada lintasan yang disebut kulit atom.
Kulit pertama diberi nama K, selanjutnya L, M, N, dst. Aturan pengisian jumlah elektron
maksimum per kullit diperkenalkan oleh Pauli, dengan memakai rumum 2n2, dimana n = kulit
atom. Berikut Jumlah elektron maksimum per kulit :
Elektron
Kulit Nomor Kulit Rumusan 2n2
Maksimum
K 1 2.(1)2 2.(1) = 2
L 2 2.(2)2 2.(4) = 8
M 3 2.(3)2 2.(9) = 18
N 4 2.(4)2 2.(16) = 32
O 5 2.(5)2 2.(25) = 50
P 6 2.(6)2 2.(36) = 72
Q 7 2.(7)2 2.(49) = 98
R 8 2.(8)2 2.(64) = 128
S 9 2.(9)2 2.(81) = 162
T 10 2.(10)2 2.(100) = 200
 
Selanjutnya, pengisian elektron per kulit harus berdasarkan aturan Aufbau, (pengisian elektron
dimulai dari tingkat energi terendah ke tingkat energi tertinggi).
Tata Cara Penulisan Konfigurasi Elektron :
1)          Ketahui dahulu nomor atom unsur
2)          Tulislah perlambangan unsur dan nomor atomnya ( Cth.: 3Li)
3)          Isi elekton sesuai kulit dimulai dari Kulit K
4)          Kulit K harus terlebih dahulu diisi maksimum sesuai aturan Pauli
5)          Jika atom memiliki lebih dari 2 elektron, maka sisa elektron dimasukkan ke kulit
berikutnya sampai mencapai maksimum
6)          Jika sisa elektron sesudah dimasukkan ke kuoit berikutnya tidak dapat mencapai
maksimum, maka diisi dengan elektron maksimum di kulit sebelumnya
7)          Selanjutnya jika kulit sebelumnya tidak memenuhi elektron maksimum, maka ditulis
sebagai sisa pada kulit selanjutnya.
 
Contoh 4 :
Tentukan konfigurasi elektron unsur berikut ini
1H, 3Li, 7N, 13Al, 34Se, 35Br, dan 37Rb
Jawab :
                         K         L         M         N         O         P
1H             =           1
3Li           =          2            1
7N             =          2            5
13Al         =          2           8            3
34Se       =           2            8         18         6
35Br         =          2            8          18          7
37Rb       =          2            8         18         8          1
 
1. 5.       Elektron Valensi (eV)
Elektron valensi adalah jumlah elektron maksimum pada kulit terluar atom (Jumlah elektron
pada kulit terluar/yang paling akhir ditulis pada konfigurasi elektron).
Atom-atom yang memiliki elektron valensi yang sama akan memiliki sifat kimia yang relatif
sama/mirip, sebab elektron valensi menentukan sifat kimia suatu atom atau cara atom bereaksi
denan atom lain pada saat membentuk ikatan.
Elektron valensi juga dipakai untuk menentukan/mengetahui letak Golongan suatu atom pada
Tabel Sistem Periodik Unsur.
Contoh 5 :
Tentukan konfigurasi elektron dan Elektron valensi unsur berikut ini
1H, 3Li, 7N, 13Al, 34Se, 35Br, dan 37Rb
Jawab :
                         K         L         M         N         O         P            Elektron
                                                                                                   Valensi
1H             =           1                                                                                        1
3Li           =          2            1                                                                         1
7N             =          2            5                                                                          5
13Al         =          2           8            3                                                            3
34Se       =           2            8         18         6                                                6
35Br         =          2            8          18          7                                               7
37Rb       =          2            8         18         8                                               8
Bila unsur X mempunyai 14 proton, 14 elektron dan 14 neutron. Tentukan cara menuliskan
lambang unsur tersebut.
1. Tentukan nomor atom jika suatu unsur mempunyai jumlah kulit 3 dan elektron valensi 6
 
 
RANGKUMAN
1. 1.       Banyaknya proton dalam inti atom suatu unsur dapat dilihat dari nomor atomnya.
2. 2.       Untuk atom netral jumlah proton sama dengan jumlah elektronnya
3. 3.       Namor Massa (NM) atau (A) menunjukkan jumlah nukleon (proton + neutron)
yang terdapat dalam inti atom
4. 4.       Suatu atom disimbolkan dengan  , A= Nomor Massa, Z=Nomor Atom,
X=lambang Unsur
5. 5.       Elektron mempunyai massa yang sangat kecil bila dibandingkan dengan massa
hidrogen yaitu sebesar  massa hidrogen
6. 6.       Elektron-elektron mengelilingi inti atom dan beredar pada lintasan-lintasan
tertentu yang disebut kulit atom.
7. 7.       Kulit atom dimulai dengan kulit K, L, M, N, O, P, dst.
8. 8.       Elektron maksimum yang dapat menempati kulit harus memenuhi aturan Pauli
yaitu 2n2.
9. 9.       Pengisian elektron maksimum per kulit harus sesuai dengan aturan Aufbau, yaitu
dimulai dari tingkat energi terendah ke tingkat energi tertinggi.
10. 10.     Konfigurasi elektron adalah adalah susunan elektron dalam atom. Susunan ini
ditentukan oleh jumlah elektron yang bergerak mengelilingi inti atom pada lintasan yang
disebut kulit atom.
11. 11.     Elektron valensi adalah jumlah elektron maksimum pada kulit terluar atom
(Jumlah elektron pada kulit terluar/yang paling akhir ditulis pada konfigurasi elektron).
Sumber : http://esdikimia.wordpress.com/2009/09/25/struktur-atom-nomor-massa-nomor-atom-dan-
konfigurasi-elektron/

Kimia SMANDALU
A topnotch WordPress.com site
Juli 30, 2013

Ringkasan materi kimia kelas X semester


I (satu)
Bab I Struktur Atom

1. Partikel-partikel penyusun atom


1. Elektron (

Berdasarkan percobaan tetes minyak yang dilakukan oleh Milikan dan Thomson
diperoleh

Muatan elektron = -1 dan massa elektron = 0

2. Proton (

Eugene Goldstein, menggunakan tabung gas yg memiliki katoda, untuk


mempelajari partikel positif yg disebut dgn proton. Massa proton = 1 s m a
(satuan massa atom) dan muatan proton = +1

3. Inti atom

Percobaan Rutherford, tentang hamburan sinar alfa oleh lempeng emas.


Menyimpulkan bahwa atom tersusun dari inti atom yg bermuatan positif yg
dikelilingi elektron yang bermuatan negatif sehinggaatom bersifat netral.

4. Neutron (

James Chadwick, menyatakan bahwa partikel yg menimbulkan radiasi berdaya


tembus tinggi bersifat netral atau tidak bermuatan dan massanya hampir sama
dengan massa proton disebut neutron.

Uji Kompetensi (A)

Pilihlah Jawaban yang tepat !

1. Robert Andrew Milikan menentukan besarnya muatan elektron menggunakan


percobaan ….
1. Tetes minyak
2. Hamburan sinar alfa
3. Hamburan sinar beta
4. Tabung gas berkatoda
5. Pembelokan sinar katoda oleh medan listrik
2. Partikel yang menimbulkan radiasi berdaya tembus tinggi dan bersifat netral
ditemukan oleh James Chadwick, partikel itu disebut ….
1. Proton
2. Neutron
3. Nukleon
4. Elektron
5. Inti atom
3. Percobaan yang dilakukan oleh Eugene Goldstein untuk menemukan proton
yaitu….
1. Tetes minyak
2. Hamburan sinar beta
3. Tabung gas berkatoda
4. Penembakan lempeng emas
5. Pembelokan sinar katoda oleh medan listrik
4. Pernyataan yang sesuai untuk neutron adalah….
1. Jumlahnya sama dengan jumlah elektron
2. Merupakan partikel atom bermuatan positif
3. Merupakan partikel atom bermuatan negatif
4. Jumlahnya selalu sama dengan jumlah proton
5. Jumlahnya dapat berbeda sesuai dengan momor massa isotopnya
5. Inti atom ditemukan melalui eksperimen hamburan sinar alfa. Hamburan ini
ditemukan oleh ….
1. Thomson
2. Rutherford
3. Goldstein
4. Becquerel
5. Chadwick

1. Nomor Atom, Nomor Massa, Isotop dan Elektron Valensi

Penulisan lambang atom unsur menyatakan nomor atom dan nomor massa sebagai
berikut

Keterangan :

A = nomor massa
Z = nomor atom

         X = lambang unsur

Nomor massa (A) = jumlah proton (p) + jumlah neutron (n)

     Jumlah neutron (n) = nomor massa (A) – nomor atom (Z)

     Nomor atom (Z) = jumlah proton (p) = jumlah elektron

1. Nomor atom (Z)

Nomor atom (Z) menunjukkan jumlah proton ( muatan positif) atau jumlah elektron
dalam atom tersebut. Nomor atom ini merupakan ciri khas suatu unsur karena nomor
atom juga menunjukkan jumlah elektron.

Elektron inilah yang nantinya paling menentukan sifat suatu unsur. Nomor atom
ditulis agak ke bawah sebelum lambang unsur.

Contoh :

Atom nomor atom = 19

Jumlah proton = 19

Jumlah elektron = 19

Atom netral mempunyai jumlah proton sama dengan jumlah elektronnya. Apabila
suatu atom netral melepaskan elektronnya, atom tersebut menjadi bermuatan positif.
Hal ini karena jumlah proton lebih banyak daripada jumlah elektron. Atom
bermuatan positif disebut kation. Namun, apabila atom netral menangkap elektron,
atom tersebut akan jadi bermuatan negatif. Hal ini karena jumlah elektron lebih
banyak daripada jumlah proton. Atom beermuatan negatif disebut anion. Perubahan
ini hanya terjadi pada elektron, sedangkan jumlah proton dan neutron tetap karena
inti atom tidak berubah.

Contoh :

Atom kalium mempunyai nomor atom 19 dan nomor massa 39 (). Ini berarti, atom K
terdiri atas 19 proton, 19 elektron, dan 20 neutron.

Apabila atom K melepaskan satu elektron, atom K menjadi ion , artinya ion terdiri
atas 19 proton, 18 elektron, dan 20 neutron.

2. Nomor Massa (A)


karena jumlah proton sama dengan nomor atom maka nomor massa juga merupakan
jumlah nomor atom ditambah neutron. Semakin banyak proton dan neutron yang
dimiliki sebuah atom, semakin besar massanya. Nomor massa ditulis disebelah kiri
atas sebelum lambang unsur.

Contoh :

Atom nomor massa = 23

Jumlah proton + neutron = 23

3. Isotop, Isoton, dan Isobar

Isotop yaitu atom yang mempunyai nomor atom sama,tetapi memiliki nomor massa
yang berbeda. Contoh :

    , ,

P=7p=7p=7

E=7e=7e=7

N=6n=7n=8

Setiap isotop satu unsur memiliki sifat kimia yang sama. Oleh karena setiap isotop
mem-punyai massa yang berbeda, maka harga massa atom setiap unsur merupakan
harga rata-rata setiap isotopnya. Isotop-isotop ini dapat digunakan untuk menentukan
massa atom relatif (Ar) atom tersebut berdasarkan kelimpahan isotop dan massa atom
semua isotop.

Contoh :

Oksigen di alam terdiri dari 3 isotop dengan kelimpahan sebagai berikut;

(99,76 (0,04 (0,20

Hitunglah massa atom rata-rata (Ar) dari unsur oksigen !

Jawab :

     (99,76 x 16) + (0,04 x 17) + (0,20 x 18)

Ar =    _____________________________ = 16,0044
         100

Ar = 16

Isoton, adalah atom atom unsur yang berbeda yang mempunyai neutron yang sama,
tetapi nomor atom berbeda.

Contoh :

Isoton antara dan

Jumlah neutron O = 31 – 15 = 16 dan N 32 – 16 =16

Isobar, adalah atom-atom unsur berbeda yang mempunyai nomor atom berbeda,
tetapi mempunyai nomor massa yang sama.

Contoh :

Isobar antara dan

Isoelektron, merupakan atom-atom yang jumlah elektron sama setelah melepaskan


atau menangkap elektron.

Contoh :

11Na+ dan 9F- Keduanya mempunyai jumlah elektron sama.

4. Menentukan Elektron Valensi Berdasarkan Konfigurasi Elektron

Elektron-elektron yang mengelilingi inti beredar pada lintasan-lintasan tertentu yang


disebut kulit atom. Lambang kulit dimulai dari K, L, M, N dan seterusnya dimulai
dari kulit yang dekat inti. Semakin jauh dari inti, tingkat energi dari kulit tersebut
semakin tinggi. Susunan elektron pada setiap kulitnya disebut konfigurasi elektron.
Elektron disusun sedemikian rupa pada tiap-tiap kulit dan diisi maksimum sesuai
daya tampung kulit tersebut. Jika masih ada sisa elektron yang tidak dapat ditampung
pada kulit tersebut, diletakkan pada kulit selanjutnya.

Konfigurasi (susunan) elektron suatu atom berdasarkan kulit-kulit atom tersebut.


Setiap kulit atom dapat terisi elektron maksimum 2n2, dengan menunjukkan kulit ke-
n.

Jika n = 1 maka berisi 2 elektron


Jika n = 2 maka berisi 8 elektron

Jika n = 3 maka berisi 18 elektron

Perhatikan konfigurasi elektron pada unsur dengan nomor atom 19!

Konfigurasi elektronnya adalah ;

KLMN

2881

Hal ini dapat dijelaskan bahwa kapasitas elektron maksimum di kulit M dari unsur
tersebut sebanyak 8, sehingga sisa 1 harus diletakkan di kulit terluar.

Elektron yang berperan dalam reaksi pembentukan ikatan kimia dan dalam reaksi
kimia yaitu elektron pada kulit terluar atau elektron valensi . Jumlah elektron valensi
suatu atom ditentukan berdasarkan elektron yang terdapat pada kulit terakhir dari
konfigurasi elektron atom tersebut.

Unsur-unsur yang mempunyai jumlah elektron valensi yang sama memiliki sifat
kimia yang sama pula.

Contoh :

Unsur natrium dan kalium memiliki sifat yang sama karena kedua unsur tersebut
memiliki sifat elektron valensi = 1

UJI KOMPETENSI B

Pilihlah jawaban yang tepat!

1. Apabila elektron valensi pada kulit ketiga = 3, nomor atom unsur tersebut …..
1. 3
2. 4
3. 5
4. 8
5. 13
2. Di antara unsur di bawah ini yang memiliki elektron valensi terbanyak yaitu unsur yang
mempunyai nomor atom ….
1. 13
2. 15
3. 17
4. 19
5. 20
3. Atom-atom berikut ini yang termasuk kelompok isoton yaitu ….
1. dan
2. dan
3. dan
4. 12 Mg2+ dan 8O2_
5. dan
4. Periode terpanjang dalam sistem periodik dimiliki oleh ….
1. Periode 3
2. Periode 4
3. Periode 5
4. Periode 6
5. Periode 7
5. Apabila unsur X mempunyai 14 proton, 14 buah elektron, dan 14 neutron, unsur
tersebut dilambangkan dengan ….
1.
2.
3.
4.
5.
6. Nomor massa unsur X adalah 27 dan mempunyai 12 buah elektron. Jumlah neutron

Unsur tersebut adalah ….

1. 5
2. 10
3. 15
4. 12
5. 17
7. Unsur C mempunyai tiga buah isotop, yaitu , , . Ketiganya berbeda dalam
1. Nomor atom
2. Nomor massa
3. Jumlah elektron
4. Jumlah proton dan elektron
5. Nomor massa dan jumlah neutron
8. Suatu unsur mempunyai jumlah kulit 3 dan elektron valensi 6, unsur tersebut
mempunyai nomor atom ….
1. 14
2. 16
3. 18
4. 20
5. 22
9. Pasangan unsur-unsur di bawah ini memiliki jumlah elektron valensi sama kecuali ….
1. dan
2. dan
3. dan
4. dan
5. dan
10. Di antara unsur-unsur, , , , , dan , pasangan unsur yang memiliki elektron valensi sama
adalah ….
1. A dan C
2. A dan D
3. B dan C
4. B dan E
5. C dan E

1. Perkembangan Teori Atom

Perkembangan konsep atom secara ilmiah dimulai oleh John Dalton (1805), kemudian
dilanjutkan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911), dan disempurnakan oleh Bohr
(1914).

Eksperimen yang memperkuat konsep atom ini menghasilkan gambaran mengenai


susunan partikel-partikel di dalam atom. Gambaran susunan partikel-partikel dasar di
dalam atom disebut model atom.

1. Model Atom Dalton


1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang tidak dapat dibagi lagi
2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil.

Suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbedauntuk unsur


yang berbeda.

3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan


bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri dari atom-atom hidrogen dan atom-
atom oksigen
4. Reaksi kimia merupakan pemisahan, penggabungan atau penyusunan kembali
atom- atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.

Hipotesis Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal


seperti bola tolak peluru.

2. Model Atom Thomson

Menurut Thomson, atom adalah bola padat bermuatan positif dan di dalamnya
tersebar elektron yang bermuatan negatif. Model atom Thomson digambarkan
dengan sebagai kismis yang tersebar pada seluruh bagian roti sehingga disebut
sebagai model roti kismis.

3. Model Atom Rutherford

Teori atom Rutherford muncul berdasarkan eksperimen hamburan sinar alfa dan
uranium. Brerdasarkan percobaan tersebut, Rutherford menyimpulkan bahwa;

1. Atom adalah bola berongga yang tersusun dari inti atom dan elektron yang
mengelilinginya.
2. Inti atom bermuatan positif dan massa atom terpusat pada inti atom.

Kelemahan dari Rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa elektron


tidak jatuh

Ke dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai

Pemancaran energi. Oleh karenanya elektron lama-kelamaan akan berkurang dan lin-

Tasannya makin lama mendekati inti kemudian jatuh ke dalam inti.

1. Model Atom Niels Bohr

Kesimpulan Bohr adalah;

1. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif yang dikelilingi elektron bermuatan
negatif di dalam suatu lintasan
2. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan yang lain dengan menyerap
atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan berkurang.
Jika erlektron berpindah kelintasan yang lebih tinggi maka elektron akan menyerap
energi. Jika beralih kelintasan yang lebih rendah maka akan memancarkan energi
radiasi.
3. Elektron-elektron berkedudukan pada tingkat-tingkat energi tertentu yang disebut
kuli-kulit elektron.
2. Kulit-kulit elektron bukan merupakan kedudukan yang pasti dari suatu elektron. Tetapi
hanyalah suatu kebolehjadiannya saja. Teori ini sesuai dengan teori ketidakpastian yang
dikemukakan oleh Heisenberg. Yang menyatakan bahwa kedudukan dan kecepatan gerak
elektron tidak dapat ditentukan secara pasti, yang dapat ditentukan hanyalah kemungkinan
terbesarnya atau probabilitasnya. Dengan demikian kedudukan dan kecepatan gerakan
elektron dalam atom berada diruang tertentu dalam atom tersebut yang disebut orbital.
Teori mengenai elektron berada dalam orbital-orbital diseputar inti atom inilah yang
merupakan pokok teori atom modern.

KOMPETENSI C

Pilihlah jawaban yang tepat !

1. Eksperimen tabung sinar katoda menghasilkan penemuan ….


1. Elektron
2. Massa elektron
3. Muatan elektron
4. Massa proton
5. Muatan proton
2. Elektron dapat berpindah dari suatu lintasan ke lintasan yang lain sambil menyerap
atau memancarkan energi. Teori ini merupakan penyempurnaan teori atom
Rutherford yang dikemukan oleh ….
1. Becquerel
2. Bohr
3. Dalton
4. Rontgen
5. Thomson
3. Kelemahan model atom Bohr adalah ….
1. Elektron akan jatuh ke inti
2. Belum ada muatan dalam atom
3. Elektron bergerak stasioner pada lintasannya
4. Hanya tepat untuk atom-atom dengan nomor atom kecil
5. Belum menggambarkan lintasan dan letak elektron dalam atom
4. Model atom Dalton digambarkan sebagaibola berbentuk bola bulat masif.
Kelemahan model atom ini adalah ….
1. Belum menggambarkan letak dan lintasan elektron dalam suatu atom
2. Belum mengemukakan adanya muatan dalam suatu atom
3. Dalton gtidak mampu menerangkan mengapa elektron tidak jatuh ke inti
atom
4. Atomnya digambarkan sebagai bola yang berbentuk bulat masif
5. Hanya tepat untuk atom dengan nomor atom kecil
5. Suatu atom terdiri atas inti yang bermuatan positif dengan elektron-elektron yang
mengelilinginya. Elektron-elektron tidak akan jatuh ke dalam intinya karena …..
1. Elektron selalu dalam keadaan diam
2. Energi tolak menolak partikel pasif dan partikel negatif cukup besar
3. Elektron bergerak menurut lintasannya yang tertentu dengan gerak tertentu
pula dari inti
4. Elektron terlalu jauh dari inti sehingga ada efek tarik-menarik
5. Antara inti dan elektron terdapat penghalang

BAB II SISTEM PERIODIK UNSUR

6. Perkembangan Dasar Pengelompokan Unsur-Unsur

Pengelompokan unsur-unsur mengalami perkembangan dari yang paling


sederhana hingga modern. Sejarah perkembangan tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut;

1. Logam dan Nonlogam

Para ahli kimia Arab dan Persia pertama kali mengelompokkan unsur-
unsur menjadi dua, yaitu Lugham (logam) dan Laysa lugham (non
logam). Unsur logam yang dikenal saat itu ada 16 unsur, diantaranya
besi, emas, perak, seng, nikel dan tembaga. Sementara unsur non
logam yang dikenal ada 7, yaitu arsen, hidrogen, nitrogen, oksigen,
karbon, belerang, dan fosfor.

2. Hukum Triade Dobereiner

Pada tahun 1829, John Wolfgang Dobereiner, ahli kimia dari Jerman
melihat adanya kemiripan sifat diantara beberapa unsur. Dobereiner
mengelompokkan unsur-unsur tersebut menurut kemiripan sifat yang
ada. Ternyata setiap kelompok terdiri atas tiga unsur (sehingga disebut
triade).

Unsur-unsur dalam satu triade juga disusun menurut kenaikan massa


atom relatifnya. Berdasarkan aturan tersebut massa atom relatif unsur
unsur kedua merupakan rata-rata dari massa atom relatif unsur pertama
dan ketiga. Penemuan ini memperlihatkan adanya hubungan antara
massa atom relatif dengan sifat-sifat unsur.

Contoh : Triade Cl Br I, massa atom relatif Br adalah

Ar = Ar Cl + Ar I

2
Ar = 35,5 + 127

     Ar = 81,25

Pengelompokan ini ternyata memiliki kelemahan. Kemiripan sifat


tidak hanya terjadi pada tiga unsur dalam tiap kelompok.

3. Hukum Oktaf Newlands

Tahun 1864, A.R. Newlands, seorang ahli kimia berkebangsaan


Inggris mengemukakan penemuannya yang disebut hukum oktaf.
Berdasarkan hukum ini unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan
massa atom relatifnya. Ternyata unsur-unsur yang berselisih 1 oktaf
(misalnya, unsur H dengan unsur kedelapan yaitu F pada tabel 2.2)
menunjukkan kemiripan sifat dan keteraturan perubahan sifat unsur.
Hukum Oktaf menyatakan ” jika unsur-unsur disusun berdasarkan
kenaikan nomor massa atom, sifat unsur tersebut akan berulang pada
unsur kedelapan”.

Pada saat daftar Oktaf Newlands disusun, unsur-unsur gas mulia


belum ditemukan. Pengelompokan ini ternyata hanya sesuai untuk
unsur-unsur ringan dengan massa atom relatif rendah.

4. Hukum Mendeleyev

Tahun 1869, sarjana bangsa Rusia Dmitri Ivanovich Mendeleyev,


mengadadakan pengamatan terhadap 63 unsur yang sudah dikenal saat
itu. Mendeleyev menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur fungsi periodik
diketahui dari massa atom relatifnya. Hal ini berarti jika unsur-unsur
disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya. Akibat cara
pengelompokan ini terdapat tempat-tempat kosong dalam tabel
periodik tersebut. Tempat-tempat kosong ini diramalkan akan diisi
unsur-unsur yang waktu itu belum ditemukan. Di kemudian hari
ramalan itu terbukti dengan ditemukannya unsur-unsur yang
mempunyai kemiripan sifat. Unsur-unsur tersebut yaitu germanium di
bawah silikon dan galium di bawah aluminium.

Sistem periodik Mendeleyev masih mempunyai kelemahan-


kelemahan. Kelemahan sistem periodik Mendeleyev yaitu;
1. Penempatan unsur tidak sesui dengan kenaikan massa atom
relatifnya. Hal ini terjadi karena penempatan unsur
mempertahankan kemiripan sifat unsur dalam satu golongan
2. Masih banyak unsur yang belum dikenal pada masa itu sehingga
banyak tempat kosong dalam tabel.
5. Sistem Periodik Modern

Tahun 1914, Henry G.J. Moseley, ahli kimia dari Inggris menemukan
bahwa urutan unsur dalam tabel periodik sesuai kenaikan nomor atom.
Sistem periodik modern yang disebut juga sistem periodik bentuk
panjang, disusun menurut kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat.
Sistem periodik modern ini dapat dikatakan sebagai penyempurnaan
sistem periodik Mendeleyev.

Sistem periodik bentuk panjang terdiri atas lajur vertikal (golongan)


dan lajur horizontal (periode). Golongan disusun menurut kemiripan
sifat, sedangkan periode disusun berdasarkan kenaikan nomor
atomnya.

1. Lajur Vertikal (golongan)

Golongan ditulis dengan angka Romawi, terdiri atas 19


golongan. Unsur-unsur yang berada pada lajur vertikal
dikelompokkan dalam satu golongan. Unsur-unsur yang berada
dalam satu golongan mempunyai persamaan sifat karena
mempunyai elektron valensi (elektron di kulit terluar) yang
sama.

Pada sistem unsur periodik modern (sistem periodik panjang)


ada delapan golongan utama dan delapan golongan transisi.

1. Golongan A (Golongan Utama)

Golongan utama terdiri atas delapan golongan unsur


sebagai berikut :

Golongan IA : Alkali terdiri atas unsur-unsur H, Li, Na,


K,Rb, Cs , Fr

Golongan IIA : Alkali tanah terdiri atas unsur-unsur Be,


Mg, Ca, Sr,

    Ba, dan Ra

Golongan IIIA : Aluminium terdiri atas unsur-unsur B,


Al, Ga, In, Ti
Golongan IVA : Karbon terdiri atas unsur-unsur C, Si,
Ge, Sn,Pb

Golongan V A : Nitrogen terdiri atas unsur-unsur N, P,


As, Sb, Bi

Golongan VIA : Oksigen terdiri atas unsur-unsur O, S,


Se, Te, Po

Golongan VIIA : Halogen terdiri atas unsur-unsur F, Cl,


Br, I, At

Golongan VIIIA : Gas mulia terdiri atas unsur-unsur


He, Ne, Ar, Kr,

     Xe dan Rn

Unsur yang berada dalam satu golongan mempunyai


kemiripan sifat atau hampir sama. Hal ini karena
elektron valensi unsur-unsur tersebut sama. Misalnya
pada golongan IA bersifat logam lunak, mudah bereaksi
dengan air, dan warnanya putih seperti perak.

Tabel unsur-unsur golongan IA

Unsur Susunan Elektron Elektron Valensi

3Li 2. 1 1

11Na 2. 8. 1 1

19K 2. 8. 8. 1             1

37Rb 2. 8. 18. 8. 1             1

55Cs 2. 8. 18. 18.8. 1 1

87Fr 2. 8. 18. 32. 18. 8. 1 1

2. Golongan transisi atau golongan tambahan (golongan B)


1. Golongan transisi (Golongan B), yaitu IIIB, IVB, VB,
VIB, VIIB, VIIIB, IB, dan IIB, dimulai dari periode 4.
Golongan B terletak di antara golongan IIA dan IIIA.
Khusus golongan VIIIB terdiri atas tiga lajur vertikal.
Unsur transisi yang mengisi periode empat
merupakan unsur logam, misalnya krom, besi,
nikel, tembaga, dan seng. Unsur-unsur logam
dan unsur non logam dibatasi secara tegas
dengan garis tebal.

Sebanyak 20 unsur non logam terpusatkan di


daerah sudut kanan ke bawah.

Unsur-unsur yang paling reaktif terletak di


sebelah kiri dan kanan

Dalam tabel periodik. Unsur-unsur yang kurang


reaktif berada di tengah. Natrium (Na) dan
Kalium (K) merupakan dua unsur logam yang
sangat reaktif, terletak di daerah paling kiri.
Logam-logam reaktif lainnya berada pada
golongan II. Logam-logam yang kurang reaktif
berada di tengah pada tabel periodik tersebut,
misalnya besi (Fe) dan tembaga (Cu).

Unsur unsur non logam yang tidak reaktif pada


sistem periodik berada di tengah, yaitu karbon
(C), silikon (Si), belerang (S) dan oksigen (O)
yang terletak di sisi kanannya bersifat lebih
reaktif. Unsur-unsur nonlogam yang paling
reaktif yaitu flourin (F) dan klorin (Cl). Kedua
unsur itu terletak pada sisi kanan atas sistem
periodik.

2. Golongan Transisi Dalam, ada dua deret yaitu :


1. Deret Lantanida (unsur dalam deret ini
mempunyai kemiripan sifat dengan 57La)
2. Deret Aktinida (unsur dalam deret ini
mempunyai kemiripan sifat dengan 89Ac)

Pada periode 6 golongan IIIB terdapat


14 unsur yang sangat

Mirip sifatnya, yaitu unsur-unsur Lantanida. Demikian juga pada

Periode 7 golongan yang sama, terdapat unsur-unsur Aktinida.

Unsur-unsur tersebut ditempatkan tersendiri pada bagian bawah

Sistem periodik.
1. Lajur Horisontal (periode)

Periode ditulis dengan angka Arab, terdiri atas 7 periode berikut;

Periode 1 berisi 2 unsur

Periode 2 berisi 8 unsur

Periode 3 berisi 8 unsur

Periode 4 berisi 18 unsur

Periode 5 berisi 18 unsur

Periode 6 berisi 32 unsur

Periode 7 berisi 32 unsur

UJI KOMPETENSI

Pilihlah jawaban yang tepat !

1. Menurut hukum Triade, jika massa atom relatif kalsium 40 dan massa atom relatif barium 137
maka massa atom relatif stronsium sebesar …..
1. 80,5
2. 85,5
3. 88,5
4. 90,5
5. 98,5
2. Unsur aluminium yang mempunyai nomor atom 13 terletak pada ….
1. Periode 4 golongan IIA
2. Periode 4 golongan IIIA
3. Periode 3 golongan IIIA
4. Periode 2 golongan IVA
5. Periode 1 golongan VA
3. Salah satu tanda unsur golongan halogen adalah ….
1. Elektron valensinya 5
2. Elektron valensinya 7
3. Elektron valensinya 8
4. Memiliki jumlah proton = elektron
5. Memiliki jumlah proton > neutronnya
4. Suatu atom memiliki neutron yang jumlahnya sama dengan protonnya. Atom tersebut
mempunyai nomor massa 40. Atom tersebut terletak pada ….
1. Golongan IIA periode 4
2. Golongan IVA periode 2
3. Golongan IVA periode 5
4. Golongan VA periode 4
5. Golongan VA periode 5
5. Suatu atom memiliki 4 kulit elektron dan 6 elektron valensi. Jika atom tersebut memiliki jumlah
neutron 45. Unsur tersebut memiliki nomor mssa …..
1. 24
2. 34
3. 45
4. 69
5. 79
6. Diketahui ciri-ciri sistem periodik unsur sebagai berikut;
1. Terdapat 18 golongan
2. Terdapat 8 periode
3. Periode terbanyak berisi 32 unsur
4. Golongan terbanyak berisi 9 unsur
5. Terdapat golongan transisi luar dan transisi dalam

Ciri-ciri yang ditunjukkan oleh sistem periodik unsur modern yaitu ….

6. 1), 2), dan 3)


7. 1), 3), dan 5)
8. 2), 3), dan 4)
9. 2), 3), dan 5)
10. 3), 4), dan 5)
7. Perhatikan beberapa golongan utama berikut !
1. Golongan IA : Alkali
2. Golongan IIA : Alkali tanah
3. Golongan VA : Halogen
4. Golongan VIA : Karbon
5. Golongan VIIA : Nitrogen

Nama golongan yang sesui dengan letak golongan pada sistem periodik unsur modern
yaitu ….

6. 1), dan 2)
7. 2), dan 3)
8. 3), dan 4)
9. 3), dan 5)
10. 4), dan 5)
8. Suatu unsur mempunyai konfigurasi elektron 2. 8. 18. 7. Unsur tersebut terletak pada golongan
….
1. IA
2. IIA
3. VA
4. VIA
5. VIIA
9. Ion Sr2+ mempunyai konfigurasi elektron 2. 8. 18. 8. Unsur tersebut terletak pada periode ….
1. 3
2. 4
3. 5
4. 6
5. 7
10. Periode dalam sistem periodik unsur menyatakan banyaknya ….
1. Elektron pada kulit terluar
2. Neutron dalam inti
3. Kulit elektron
4. Orbital elektron
5. Proton dalam inti
1. Mssa Atom Relatif (Ar) dan Sifat Keperiodikan Unsur

Unsur-unsur dalam sistem periodik disusun berdasarkan kenaikan nomor atom. Kenaikan
tersebut menentukan sifat fisik dan sifat kimia unsur. Selain nomor atom, unsur dalam sistem
periodik dilengkapi dengan nomor massa yang menunjukkan massa atom relatif dari unsur
tersebut.

1. Massa Atom Relatif (Ar)

Massa satu atom adalah satuan massa atom (sma). Massa atom ditentukan dari
perbandingan massa atom yang akan ditentukan terhadap massa atom unsur yang telah
ditetapkan (massa atom acuan). Dengan cara ini, massa setiap atom dapat ditentukan.

Pada tahun 1825, Jons Jacob Berzelius ahli kimia berkebangsaan Swedia, mendefenisikan
massa atom suatu unsur sebagai perbandingan massa satu unsur tersebut terhadap massa
satu atom hidrogen. Jika massa atom karbon = 12, berarti massa satu atom karbon 12 kali
lebih besar daripada massa satu atom hidrogen.

Atom karbon merupakan atom paling stabil dibandingkan atom-atom lain. Oleh karena
itu, atom karbon paling cocok digunakan sebagai standar penentuan harga massa atom
unsur-unsur.

Sejak tahun 1961, IUPAC telah mendefenisikan massa atom relatif (Ar) suatu unsur.
Menurut IUPAC, massa atom relatif adalah perbandingan massa satu atom unsur tersebut
terhadap kali massa satu atom karbon- 12 (C – 12). Defenisi tersebut dirumuskan sebagai
berikut;

Ar X = massa rata-rata atom unsur X

x massa 1 atom C – 12

Adapun penentuan massa satu molekul senyawa digunakan istilah massa molekul relatif
(Mr). Massa molekul relatif adalah perbandingan massa satu molekul senyawa terhadap
massa satu atom C – 12.

Pengertian tersebut dirumuskan sebagai berikut ;


 

Mr X =

Massa molekul relatif mempunyai kesamaan dengan massa rumus relatif, yaitu sama-
sama mempunyai lambang Mr. perbedaan terletak pada partikel penyusunnya. Partikel
penyusun massa molekul relatif berupa molekul atau senyawa. Sementara itu, massa
rumus relatif partikel penyusunnya berupa ion-ion. Harga Mr suatu senyawa merupakan
jumlah total Ar unsur-unsur penyusun senyawa tersebut.

2. Sifat Keperiodikan Unsur


1. Jari-jari Atom

Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit elektron terluar.

1. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom smakin besar.

Dalam satu golongan dari atasb ke bawah, kulit atom bertambah (ingat
jumlah kulit = nomor periode), sehingga jari-jari atom juga bertambah
besar.

2. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari atom semakin kecil.

Dari kiri ke kanan, jumlah kulit tetap tetapi muatan inti (nomor atom) dan
jumlah elektron pada kulit bertambah. Hal tersebut mengakibatkan gaya
tarik – menarik antara inti dengan kulit elektron semakin besar. Oleh
karena itu, jari-jari atom semakin kecil.

2. Energi Ionisasi

Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan


elektron dari suatu atom netral dalam wujud gas. Energi yang diperlukan untuk
melepaskan elektron kedua disebut energi ionisasi tingkat kedua. Dan seterusnya.
Apabila tidak ada keterangan khusus maka yang disebut energi ionisasi adalah
energi ionisasi tingkat pertama.

Energi ionisasi merupakan ukuran mengenai mudah dan tidaknya suatu atom
untuk menjadi ion positif. Apabila atom mudah melepaskan elektron (mempunyai
energi ionisasi kecil), atom tersebutmudah menjadi ion positif. Apabila atom
sukar melepaskan elektron (mempunyai energi ionisasi besar), atom tersebut
sukar bermuatan positif. Misalnya energi ionisasi Li lebih besar dibanding Na
maka Li lebih sukar bermuatan bermuatan positif dibanding Na. perhatikan
penjelasan berikut;

3Li + energi ionisasi Li+ + e-

(2. 1)     (2)

11Na + energi ionisasi Na+ + e-

(2. 8. 1)     (2. 8)

Harga energi ionisasi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu muatan inti dan jari-jari
atom.

1. Muatan inti, semakin besar muatan inti, semakin besar pula tarikan inti
terhadap elektron. Akibatnya elektron sukar lepas sehingga energi yang
diperlukan untuk melepaskannya besar.
2. Jari-jari atom, semakin kecil jari-jari atom, jarak antara inti dan elektron semakin
pendek. Dengan demikian, tarikan terhadap elektron semakin kuat sehingga
energi ionisasinya semakin besar.

Besarnya energi ionisasi unsur-unsur dalam keperiodikan dapat


disimpulkan sebagai berikut;

1. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, energi ionisasi semakin


berkurang.
2. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, energi ionisasi cenderung
bertambah.

Kecenderungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut;

3. Dari atas ke bawah dalam satu golongan, jari-jari atom bertambah. Hal ini
mengakibatkan daya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil. Elektron
semakin mudah dilepas dan energi yang diperlukan untuk melepaskannya
semakin kecil.
4. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, daya tarik inti terhadap elektron semakin
besar. Oleh karena itu, elektron semakin sukar dilepas. Energi yang diperlukan
untuk melepaskan elektron tentunya semakin besar.
3. Afinitas Elektron

Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan satu atom netral dalam
wujud gas. Pembebasan energi ini terjadi pada waktu menerima satu elektron
sehingga terbentuk ion negatif. Afinitas elektron merupakan ukuran mengenai
mudah atau tidaknya suatu atom menjadi ion negatif. Apabila atom menangkap
elektron, atom bermuatan negatif. Semakin besar energi yang dilepaskan suatu
atom, semakin mudah atom-atom tersebut menangkap elektron.

Misalnya, atom Cl akan menjadi ion negatif (ion Cl- ) jika menangkap elektron.

17Cl + e Cl- + afinitas elektron

(2. 8. 7) (2. 8. 8)

Apabila ion negatif yang terbentuk stabil, energi dibebaskan dan dinyatakan
dengan tanda negatif (-). Apabila ion negatif yang terbentuk tidak stabil, eneri
diperlukan atau diserap dan dinyatakan dengan tanda positif (+).

Kecenderungan dalam afinitas elektron lebih bervariasi dibandingkan dengan


energi ionisasi. Unsur-unsur halogen (golongan VIIA) mempunyai afinitas
elektron paling besar atau paling negatif yang berarti paling mudah menerima
elektron.

4. Keelektronegatifan

Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu unsur untuk menarik elektron


sehingga bermuatan negatif. Dalam satu golongan dari atas ke bawah,
keelektronegatifan semakin berkurang. Sementara itu dalam satu periode dari kiri
ke kanan keelektronegatifan semakin bertambah. Harga keelektronegatifan ini
bersifat relatif antara satu atom dengan atom lainnya. Oleh karenanya tidak ada
sifat tertentu yang dapat diukur untuk menentukan atau membandingkan unsur-
unsur.

Linus Pauling membuat skala keelektronegatifan yang terkenal dengan skala


Pauling. Skala ini berfungsi untuk mengukur keelektronegatifan suatu unsur.
Harga skala Pauling berkisar antara 0,7 (dimiliki oleh fransium) sampai dengan
4,0 (dimiliki oleh fluorin).

Energi ionisasi dan afinitas elektron berkaitan dengan besarnya daya tarik
elektron. Semakin besar daya tarik elektron semakin besar energi ionisasi dan
afinitas elektronnya. Jadi suatu unsur (misalnya flourin) yang mempunyai energi
ionisasi dan afinitas elektron besar, keelektronegatifannya juga besar. Semakin
besar keelektronegatifan unsur cenderung semakin mudah membentuk ion
negatif. Semakin kecil keelektronegatifan, unsur cenderung semakin sulit
membentuk ion negatif, tetapi semakin mudah membentuk ion positif.

UJI KOMPETENSI

Pilihlah jawaban yang tepat !


1. Pernyataan tentang energi ionisasi yang paling tepat adalah ….
1. Dalam satu golongan besarnya sama
2. Dalam satu periode dari kiri ke kanan bertambah kecil
3. Semakin besar energi ionisasi semakin sukar melepas elektron
4. Semakin besar energi ionisasi semakin mudah bermuatan positif
5. Dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin besar
2. Kelompok unsur berikut ini yang mempunyai sifat afinitas elektron semakin besar adalah
….
1. Pb, Ge, dan Sn
2. Ge, Sn, dan Pb
3. Pb, Sn, dan Ge
4. Sn, Pb, dan Ge
5. Sn, Ge, dan Pb
3. Unsur-unsur dari golongan gas mulia yang sifat elektronegativitasnya paling besar adalah
…..
1. Xe
2. Rn
3. Ne
4. Ar
5. Kr
4. Secara umum di antara pernyataan berikut yang benar mengenai sistem periodik unsur
dari atas ke bawah adalah …..
1. Keelektronegatifan cenderug semakin besar
2. Energi ionisasi cenderung semakin besar
3. Afinitas elektronnya cenderung semakin besar
4. Jari-jari atom cenderung semakin besar
5. Muatan positifnya cenderung semakin besar
5. Unsur K, L, M, N, dan O mempunyai keelektronegatifan berturut-turut 1,50 ; 2,50 ; 0,90 ;
0,50 ; 3,00 unsur yang paling mudah menerima elektron adalah ….
1. K
2. L
3. M
4. N
5. O

BAB III IKATAN KIMIA

1. Terbentuknya Ikatan Kimia

Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul. Interaksi
ini selalu disertai dengan pelepasan energi. Adapun gaya-gaya yang menahan atom-atom
dalam molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia
terbentuk karena unsur-unsur cenderung membentuk struktur elektron stabil. Struktur
elektron stabil yang dimaksud yaitu struktur elektron gas mulia (golongan VIIIA).
Walter Kossel, dan Gilbert Lewis pada tahun 1916 menyatakan bahwa terdapat hubungan
antara stabilnya gas mulia dengan cara atom berikatan. Mereka mengemukakan bahwa
jumlah elektron terluar dari dua atom yang berikatan, akan berubah sedemikian rupa
sehingga susunan elektron kedua atom tersebut sama dengan susunan elektron gas mulia
atau konfigurasi elektron gas mulia atau 8 elektron pada kulit terluar disebut kaidah oktet.

Sementara itu, atom-atom yang mempunyai nomor atom kecil dari hidrogen sampai
dengan boron cenderung memiliki konfigurasi elektron gas helium atau mengikuti kaidah
duplet.

Elektron yang berperan dalam reaksi kimia yaitu elektron pada kulit terluar atau elektron
valensi. Elektron valensi menunjukkan kemampuan suatu atom untuk berikatan dengan
atom lain.

Unsur-unsur dari golongan alkali dan alkali tanah, untuk mencapai kestabilan cenderung
melepaskan elektron terluarnya sehingga membentuk ion positif. Unsur-unsur yang
mempunyai kecenderungan membentuk ion positif termasuk unsur elektropositif. Unsur-
unsur dari golongan halogen dan khalkogen mempunyai kecenderungan menangkap
elektron untuk mencapai kestabilan sehingga membentuk ion negatif. Unsur-unsur yang
demikian termasuk unsur elektronegatif.

Contoh;

1. Fluorin (9F) mempunyai susunan elektron 2. 7. Flourin memerlukan satu elektron untuk
mencapai kestabilan (elektron terluar 8).
2. Kalsium (20Ca) mempunyai susunan elektron 2. 8. 8. 2. Kalsium melepaskan 2 elektron
untuk mencapai kestabilan (elektron terluar 8).

Atom-atom yang belum stabil yaitu unsur-unsur selain gas mulia. Unsur ini selalu
berusaha untuk mencapai keadaan yang stabil. Agar dapat mencapai struktur
elektron seperti gas mulia, antar unsur melakukan hal-hal berikut;

1. Perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain (serah terima elektron)

Atom yang melepaskan elektron akan membentuk ion positif, sedangkan


atom yang menerima elektron akan berubah menjadi ion negatif, sehingga
terjadilah gaya elektrostatik atau tarik-menarik antara kedua ion yang
berbeda muatan. Ikatan ini disebut ikatan ion.

2. Pemakaian bersama pasangan elektron oleh dua atom yang bergabung


membentuk susunan elektron seperti gas mulia, yang dikenal dengan ikatan
kovalen.

Selain itu, dikenal juga adanya ikatan lain yaitu;

3. Ikatan logam
4. Ikatan hidrogen
5. Ikatan Van der Waals

Uji Kompetensi A

Pilihlah jawaban yang tepat !

1. Unsur-unsur di alam cenderung saling berikatan karena tiap-tiap unsur mempunyai ….


1. Jumlah proton dan elektron yang sama banyak
2. Kecenderungan untuk memiliki susunan elektron yang stabil
3. Neutron dalam intinya
4. Lintasan elektron lebih dari satu
5. Elektron valensi
2. Kr yang mempunyai nomor atom 36 termasuk golongan gas mulia. Hal ini ditunjukkan oleh ….
1. Keelektronegatifan Kr besar
2. Mudahnya bereaksi dengan unsur lain
3. Membentuk ikatan ion
4. Elektron valensinya 8
5. Termasuk golongan VIIA
3. Atom akan mencapai kestabilan dengan cara ….
1. Menangkap 1 elektron
2. Melepas 2 elektron
3. Menangkap 2 elektron
4. Melepas 3 elektron
5. Menangkap 3 elektron
4. Atom berikut ini yang mencapai kestabilan dengan mengikuti kaidah duplet yaitu ….
1. Litium
2. Natrium
3. Magnesium
4. Aluminium
5. Klor
5. Unsur 35Br cenderung membentuk ion ….
1. Br+
2. Br2+
3. Br-
4. Br2-
5. Br3-

1. Ikatan Ion (Ikatan Elektrovalen)

Ikatan ion yaitu ikatan yang terbentuk sebagai akibat adanya gaya tarik-menarik antara
ion positif dan ion negatif. Ion positif terbentuk karena unsur logam melepaskan
elektronnya. Sedangkan ion negatif terbentuk karena unsur non logam menerima
elektron. Ikatan ion terjadi karena adanya serah-terima elektron. Pada saat terjadi
pelepasan elektron, atom tersebut berubah menjadi sebuah kation (ion positif) karena
kelebihan muatan positif. Energi ionisasi diperlukan untuk melepas sebuah elektron.
Berbeda antara atom satu dengan lainnya.

Pada umumnya, atom-atom dari unsur logam memiliki energi ionisasi yang lebih rendah.
Oleh karena itu unsur-unsur tersebut, cenderung melepas elektron dan berubah menjadi
kation. Sebagai contoh unsur natrium (Na) mudah melepaskan satu elektron menjadi ion
natrium (Na+). Sementara itu atom-atom dari unsur non logam memiliki afinitas elektron
yang tinggi sehingga cenderung untuk menangkap elektron. Saat terjadi penangkapan
elektron, atom tersebut berubah menjadi anion (ion negatif). Misalnya atom klor (Cl)
mudah menangkap satu elektron dan menjadi ion klorida (Cl-).

Terjadinya ikatan antara 11Na dengan 17 Cl sebagai berikut ;

KLM

11Na 2. 8. 1 melepas 1 elektron, membentuk Na+ : 2. 8

17Cl : 2. 8. 7 menerima satu elektron, membentuk Cl- : 2. 8. 8

Na Na+ + e-

Cl + e-Cl-

Na + Cl Na+ + Cl-

Na + dan Cl- membentuk ikatan ion NaCl (Natrium klorida)

Ikatan ion mudah terjadi jika atom-atom suatu unsur mempunyai perbedaan
elektronegativitas yang besar ( lebih besar dari 1,7). Menurut Pauling, jika perbedaan
elektronegativitas semakin besar, ikatan kimia yang terbentuk semakin bersifat ionik.
Pada umumnya ikatan ion terjadi antara unsur-unsur golongan IA dan IIA (unsur logam)
dengan unsur-unsur golongan VIIA dan VIA ( unsur nonlogam).

Sifat-sifat senyawa ion sebagai berikut,

1. Dalam bentuk padatan tidak dapat menghantarkan listrik karena partikel-partikel ionnya
terikat kuat pada kisi, sehingga tidak ada elektron yang bebas bergerak.
2. Leburan dan larutannya menghantarkan listrik
3. Umumnya berupa zat padat kristal yang permukaannya keras dan sukar digores
4. Titik leleh dan titik didihnya tinggi
5. Larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut non polar

Uji Kompetensi B

Pilihlah jawaban yang tepat !


1. Pernyataan di bawah ini yang sesuai dengan sifat-sifat senyawa ion yaitu ….
1. Dalam bentuk padatan bersifat konduktor
2. Titik didih dan titik lelehnya relatif rendah
3. Dalam bentuk leburan bersifat isolator
4. Larut dalam pelarut nonpolar
5. Dalam bentuk larutan bersifat konduktor
2. Unsur Y mempunyai konfigurasi elektron 2. 8. 2. Unsur ini lebih mudah membentuk ikatan ion
dengan unsur lain yang mempunyai konfigurasi elektron ….
1. 2. 8. 1
2. 2. 8. 4
3. 2. 8. 5
4. 2. 8. 6
5. 2. 8. 7
3. Pasangan senyawa berikut ini yang merupakan senyawa ion yaitu ….
1. SO3 dan HCl
2. H2O dan KBr
3. KBr dan NaCl
4. CH4 dan NH3
5. KCl dan HCl
4. Suatu unsur dengan konfigurasi elektron 2. 8. 6 mempunyai ciri-ciri ….
1. Dapat membentuk senyawa ionik dengan oksigen
2. Merupakan unsur logam
3. Dapat membentuk ion dengan muatan 2-
4. Hanya dapat bereaksi dengan unsur nonlogam
5. Memiliki 6 proton dalam setiap atomnya
5. Atom X mempunyai nomor atom 19 dan atom Y mempunyai nomor atom 8. Senyawa yang
terbentuk antara X dan Y adalah ….
1. XY
2. XY2
3. X2Y
4. X2Y3
5. X3Y2

1. Ikatan Kovalen dan Ikatan Logam


1. Ikatan Kovalen

Ikatan kovalen dapat terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur nonlogam lain
dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron. Jadi secara langsung ikatan
ini bersifat nonelektrostatik. Adakalanya dua atom dapat menggunakan lebih dari
satu pasang elektron. Apabila yang digunakan bersama dua pasang atau tiga
pasang maka akan terbentuk ikatan kovalen rangkap dua atau rangkap tiga.
Jumlah elektron valensi yang digunakan untuk berikatan tergantung pada
kebutuhan tiap atom untuk mencapai konfigurasi elektron seperti gas mulia
(kaidah oktet atau duplet).
Penggunaan bersama pasangan elektron digambarkan oleh Lewis menggunakan
titik elektron. Rumus Lewis merupakan tanda atom yang di sekelilingnya terdapat
titik (), silang (x), atau bulatan kecil (.

Tanda ini menggambarkan elektron valensi atom yang bersangkutan. Oleh karena
itu, rumus ini sering disebut sebagai rumus elektron atau titik elektron.

Langkah-langkah untuk menulis rumus molekul Lewis sebagai berikut;

1. Menuliskan simbol atom unsurnya


2. Menentukan jumlah elektron valensi atom tersebut
3. Meletakkan titik (.), silang (x), atau bulatan kecil ( yang mewakili elektron valensi
pada sisi simbol atom.

Berdasarkan bentuk ikatanya, ikatan kovalen dibedakan menjadi tiga, yaitu


kovalen normal, kovalen koordinasi, serta kovalen polar dan nonpolar.

1. Ikatan kovalen Normal

Dalam ikatan kovalen normal digunakan dasar pemakaian bersama pasangan elektron.
Dalam hal ini pasangan elektron tersebut berasal dari kedua atom. Jumlah ikatan yang
terdapat dalam suatu molekul dapat diramalkan dengan menghitung jumlah elektron yang
digunakan bersama-sama, selain itu juga, jumlah dan jenis atom yang membentuk
molekul. Oleh karena itu, dalam ikatan ini dikenal adanya ikatan kovalen tunggal, ikatan
kovalen rangkap dua, dan kovalen rangkap tiga.

1. Ikatan Kovalen Tunggal

Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan
bersama satu pasang elektron, ikatan ini digambarkan dengan satu garis lurus.

Contoh:

1. Ikatan H dengan H dalam molekul H2

rumus titik elektronnya H

rumus titik elektronnya H

1 atom H berikatan dengan 1 atom H yang lain dan tiap-tiap atom H


menyumbangkan 1 elektron.

H + H H H H – H H2
2. Ikatan H dengan Cl dalam molekul HCl

1 atom H berikatan dengan 1 atom Cl yang masing-masing


menyumbangkan 1 elektron.

H + xCl H xCl H – Cl HCl

2. Ikatan Kovalen Rangkap Dua

Ikatan kovalen rangkap dua adalah ikatan kovalen yang terjadi karena
penggunaan bersama dua pasang elektron. Ikatan ini digambarkan dengan dua
garis lurus.

Contoh;

Ikatan antara atom O dengan atom O yang lain dalam molekul O2

O = O O2

3. Ikatan Kovalen Rangkap Tiga

Ikatan kovalen rangkap tiga adalah ikatan kovalen yang terjadi karena
penggunaan bersama tiga pasang elektron. Ikatan ini digambarkan dengan tiga
garis lurus.

Contoh;

Ikatan antara atom N dengan atom N lain dalam molekul N2

N N N2

2. Ikatan Kovalen Koordinasi

Ikatan kovalen koordinasi yaitu ikatan kovalen dimana pasangan elektron yang
digunakan bersama berasal dari salah satu atom yang berikatan. Ikatan kovalen
koordinasi dapat terjadi antara suatu atom yang mempunyai pasangan elektron bebas dan
sudah mencapai konfigurasi oktet dengan atom lain. Atom lain ini membutuhkan dua
elektron dan belum mencapai konfigurasi oktet.

Contoh; senyawa SO3, NH4+ dan lain-lain

3. Ikatan Kovalen Polar dan Nonpolar


Perbedaan keelektronegatifan dua atom menimbulkan kepolaran senyawa. Adanya
perbedaan keelektronegatifan tersebut menyebabkan pasangan elektron ikatan lebih
tertarik ke salah satu unsur sehingga membentuk dipol. Adanya dipol inilah yang
menyebabkan senyawa menjadi polar.

Pada senyawa HCl, pasangan elektron milik bersama akan lebih dekat pada Cl karena
daya tarik terhadap elektronnya lebih besar dibandingkan H. Hal itu menyebabkan
terjadinya polarisasi pada ikatan H –Cl. Atom Cl lebih negatif daripada atom H, hal
tersebut menyebabkan terjadinya ikatan kovalen polar.

Contoh;

1. Senyawa kovalen polar; HCl, HBr, HI, HF, H2O, NH3.


2. Senyawa kovalen nonpolar; H2, O2, Cl2, N2, CH4, C6H6, BF3.

Pada ikatan kovalen yang terdiri lebih dari dua unsur, kepolaran senyawanya
ditentukan beberapa hal berikut;

1. Jumlah momen dipol. Jika jumlah momen dipol = 0, senyawanya bersifat


nonpolar. Jika momen dipol tidak sama dengan 0 maka senyawanya bersifat
polar.

Besarnya momen dipol suatu senyawa dapat ditentukan dengan:

=dxl

Keterangan;

= momen dipol dalam Debye (D)

d = muatan dalam satuan elektrostatis (ses)

l = jarak dalam cm

1. Bentuk molekul. Jika bentuk molekulnya simetris maka senyawanya bersifat nonpolar,
sedangkan jika bentuk molekulnya tidak simetris maka biasanya senyawanya bersifat polar.
2. Jika molekul terdiri atas dua buah unsur.
1. Jika kedua unsur itu sejenis ikatannya nonpolar

Contoh; H2 dan Cl2

2. Jika kedua unsur itu tidak sejenis, biasanya ikatannya polar.

Contoh; HCl dan HBr

3. Jika molekul terdiri atas tiga atau lebih unsur yang berbeda.
1. Jika atom yang berada di tengah molekul (atom pusat) mempunyai pasangan
elektron bebas sehingga pasangan elektron ikatan akan tertarik ke salah satu atom,
ikatannya polar.

Contoh; H2O, dan NH3

2. Jika atom pusat tidak mempunyai pasangan elektron bebas sehingga pasangan
elektron tertarik sama kuat ke seluruh atom, ikatannya nonpolar.

Contoh; CH4 dan CO2

Sifat-sifat senyawa kovalen;

1. Pada suhu kamar umumnya berupa gas (misalnya H2, O2, N2, Cl2, dan CO2 ), cair (misalnya H2O
dan HCl), ataupun berupa padatan.
2. Titik didih dan titik lelehnya rendah, karena gaya tarik-menarik antara molekulnya lemah
meskipun ikatan antar atomnya kuat
3. Larut dalam pelarut nonpolar dan beberapa diantaranya dapat berinteraksi dengan pelarut
polar
4. Larutannya dalam air ada yang menghantarkan arus listrik (misal HCl) tetapi sebagian besar tidak
dapat menghantarkan arus listrik, baik padatan, leburan, atau larutannya.

Anda dapat memprediksi ikatan kimia apabila mengetahui konfigurasi elektron dari atom unsur
tersebut (elektron valensinya). Berdasarkan elektron valensi, akan diketahui jumlah kekurangan
elektron masing-masing unsur untuk mencapai kaidah oktet (kestabilan struktur seperti struktur
elektron gas mulia).

Jarak antara dua inti atom yang berikatan disebut panjang ikatan, sedangkan energi yang
diperlukan untuk memutuskan ikatan disebut energi ikatan. Pada pasangan unsur yang sama,
ikatan tunggal merupakan ikatan yang paling lemah dan paling panjang. Semakin banyak
pasangan elektron milik bersama maka semakin kuat ikatan. Namun, panjang ikatannya semakin
kecil atau pendek.

Contoh;

Ikatan : N – N N N N N

Panjang ikatan (A) : 1,47 1,24 1,10

Energi ikatan (kJ/mol) : 163 418 941

1. Ikatan Logam

Logam mempunyai sifat-sifat berikut;

1. Pada suhu kamar umumnya padat


2. Mengkilap
3. Menghantarkan panas dan listrik dengan baik
4. Dapat ditempa dan dibentuk

Dalam bentuk padat, atom-atom logam tersusun dalam susunan yang sangat rapat (closly
packed). Susunan logam terdiri atas ion-ion logam dalam larutan elektron. Dalam
susunan seperti ini elektron valensinya relatif bebas bergerak dan tidak terpaku pada
salah satu inti atom. Ikatan logam terjadi akibat interaksi antara elektron valensi yang
bebas bergerak dengan inti atau kation-kation logam yang menghasilkan gaya tarik.

UJI KOMPETENSI C

Pilihlah jawaban yang tepat !

1. Ikatan kovalen dapat terbentuk antara unsur ….


1. Logam alkali dengan halogen
2. Logam alkali tanah dengan halogen
3. Logam alkali dengan gas mulia
4. Halogen dengan golongan oksigen
5. Golongan oksigen dengan logam alkali
2. Elektron yang digunakan bersama pada molekul N 2 berjumlah ….
1. 2
2. 3
3. 5
4. 6
5. 7
3. Air (H2O) merupakan senyawa kovalen polar karena ….
1. Atom H dan O sama-sama nonlogam
2. Atom O lebih negatif daripada atom H
3. Jumlah momen dipol = 0
4. Pasangan elektron bersama lebih dekat pada H
5. Daya tarik O terhadap elektron lebih kecil
4. Emas merupakan logam yang dapat dibuat lembaran tipis atau disebut emas perada. Sifat logam
yang ditunjuukan oleh peristiwa tersebut yaitu ….
1. Sifat mengkilap
2. Daya hantar listrik
3. Daya hantar panas
4. Berwujud padat pada suhu kamar
5. Dapat ditempa
5. Atom dapat membentuk ikatan kovalen dengan atom menurut aturan Lewis. Senyawa yang
terbentuk yaitu ….
1. CCl2
2. CCl3
3. CCl4
4. C2Cl3
5. C3Cl2
6. Diketahui beberapa unsur dengan konfigurasi elektron sebagai berikut.

P = 2 S = 2.8

Q = 2. 8. 2 T = 2. 4

R = 2.7

Ikatan kovalen dapat terbentuk pada pasangan ….

1. P dengan R
2. R dengan S
3. R dengan T
4. S dengan T
5. P dengan T
7. Kelompok senyawa berikut yang semuanya merupakan senyawa polar yaitu ….
1. HCl, HBr, NH3, H2O
2. CO2, Cl2, Br2, H2O
3. H2, O2, CO, HCl
4. MgO, NH3, CO, CO2
5. SO2, Cl2, N2, NH3
8. Senyawa yang mempunyai ikatan kovalen koordinasi yaitu ….
1. CO2
2. C2H5OH
3. SO2
4. CH4
5. H2O
9. Senyawa yang mempunyai ikatan rangkap tiga yaitu ….
1. CO2
2. SO2
3. SO3
4. PCl3
5. C2H2
10. Suatu unsur X dapat membentuk senyawa Na 2X, XO2, dan XO3. Unsur X tersebut yaitu ….
1. Karbon
2. Klorin
3. Timbal
4. Nitrogen
5. Sulfur

 
BAB IV TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI SEDERHANA

1. Rumus Kimia

Rumus kimia adalah lambang molekul unsur atau senyawa yang menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat dalam suatu zat.

Contoh;

1. Molekul gas oksigen terdiri atas 2 atom O. Rumus kimia gas oksigen adalah O 2
2. Molekul air terdiri atas 2 atom hidrogen (indeks H = 2) dan 1 atom oksigen. Rumus kimia
air adalah H2O dan lambangnya ditulis H2O.
3. Molekul asam cuka terdiri atas 2 atom karbon, 4 atom hidrogen, dan 2 atom oksigen.
Rumus kimia asam cuka adalah CH3COOH.
4. Rumus kimia amonium sulfat adalah (NH 4)2SO4. Artinya setiap molekul amonium sulfat
terdiri atas 2 atom nitrogen (N), 8 atom hidrogen (H), 1 atom belerang (S), dan 4 atom
oksigen (O).

Rumus kimia sering dinyatakan dalam rumus molekul dan rumus empiris. Rumus
molekul adalah rumus kimia yang menyatakan jenis dan jumlah atom yang
membentuk molekul senyawa. Rumus empiris atau rumus perbandingan
menyatakan perbandingan paling sederhana jumlah atom-atom penyusun senyawa
tersebut.

1. Tata Nama Senyawa

Sistem penamaan senyawa kimia dibedakan menjadi dua, yaitu penamaan untuk senyawa
organik dan senyawa anorganik. Penamaan senyawa-senyawa ini didasarkan pada rumus
kimia dengan aturan-aturan tertentu. Aturan penamaan senyawa anorganik adalah,

1. Tata Nama Senyawa Biner


1. Senyawa Biner yang Terdiri atas Unsur Logam dan Nonlogam

Aturan penamaan;

1. Unsur yang berada di depan (logam) diberi nama sesuai dengan nama
unsur tersebut
2. Unsur yang berada di belakang (nonlogam) diberi nama sesuai dengan
nama unsur tersebut dengan menambahkan akhiran – ida.

Contoh; KCl nama, kalium klorida

3. Muatan kation ditulis menggunakan angka Romawi(jika diperlukan).


Unsur logam sebagai kation (ion positif) dan unsur nonlogam (ion
negatif). Penulisan angka Romawi berlaku apabila unsur logam di
dalamnya memiliki kation lebih dari satu macam.

Contoh;

Logam Fe memiliki kation Fe2+ dan Fe3+ sehingga penulisan nama


senyawa FeCl3 : besi (III) klorida.

Rumus umum penggabungan kation dan anion pada senyawa


biner.

Xa+ + Yb-→ XbYa

Keterangan; Xa+ = kation

Yb- = anion

Perhatikan beberapa contoh berikut;

Mg2+ + Cl-→ MgCl2

Ag+ + Br-→ AgBr

Na+ + O2-→ Na2O

2. Senyawa Biner yang Terdiri Atas Unsur Nonlogam dan Nonlogam

Aturan penamaannya ditandai dengan awalan angka Yunani yang


menyatakan jumlah atom nonlogam diikuti dengan nama unsur dan
diakhiri dengan akhiran- ida.

Awalan angka Yunani:

Mono     : 1

Di    : 2

Tri    : 3

Tetra    : 4

Penta    : 5

Heksa    : 6

Hepta    : 7
Okta    : 8

Nona    : 9

Deka    : 10

Awalan mono hanya dipakai pada unsur nonlogam yang kedua.

Penulisan dilakukan berdasarkan urutan; B- Si- As- C- P- N- H- S- I- Br-


Cl- O- F

Contoh;

CO = karbon monoksida

CO2 = karbon dioksida

N2O5 = dinitrogen pentaoksida

2. Tata Nama Senyawa Poliatom

Senyawa poliatom adalah senyawa yang terdiri atas lebih dari dua macam unsur
penyusun yang berbeda. Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif, kecuali ion
amonium

(NH4+) yang bertindak sebagai kation. Penamaan senyawa poliatom sama dengan
aturan penamaan senyawa biner logam dan nonlogam. Naqmun terdapat
perbedaan pada penamaan anionnya sebagai berikut.

1. Anion yang terdiri dari atom penyusun yang sama, untuk jumlah oksigen yang
lebih sedikit diberi akhiran-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran-at.

Contoh;

SO32- : sulfit

SO42- : sulfat

2. Khusus untuk CN- dan OH- mendapat akhiran-ida.


3. Anion yang mengandung unsur golongan VIIA (F, Cl, Br, dan I), urutan penamaan
anion dengan jumlah oksigen terkecil sampai terbesar, yaitu: hipo + nama unsur
+ akhiran-it,

Nama unsur + akhiran –it, nama unsur + akhiran –at, sampai per + nama
unsur + akhiran –at.
Contoh:

ClO- : hipoklorit

ClO2- : klorit

ClO3- : klorat

ClO4- : perklorat

Rumus umum penggabungan kation dan anion pada senyawa poliatom:

Xa+ + YZb-→ Xb(YZ)a

Contoh:

NH4+ + Cl-→ NH4Cl : amonium klorida

K+ + CN-→ KCN : kalium sianida

Zn2+ + OH-→ Zn(OH)2 : seng hidroksida

Fe3+ + SO42-→ Fe2(SO4)3 : besi (III) sulfat

Mg2+ + SO42-→ MgSO4 : magnesium sulfat

    Tidak ditulis Mg2(SO4)2, karena rumus empirisnya

     MgSO4.

3. Tata Nama Senyawa Asam

Asam adalah zat yang di dalam air larut dan terurai menghasilkan ion hidrogen
(H+) dan ion negatif. Semua asam diberi nama dengan awalan asam yang diikuti
nama ion negatifnya.

Contoh:

Asam-asam anorganik atau asam mineral.

HF = asam fluorida

H2SO4 = asam sulfat


HClO2 = asam hipoklorit

HClO3 = asam klorit

HClO4 = asam perklorat

HNO3 = asam nitrat

H2C2O4 = asam oksalat

H3PO3 = asam fosfit

H3PO4 = asam fosfat

H2CrO4 = asam kromat

H2Cr2O7 = asam dikromat

H2CO3 = asam karbonat

Contoh asam-asam organik, yaitu asam yang diperoleh dari hewan dan tumbuhan
diberi nama dengan nama trivial.

HCOOH asam format

C6H8O7 asam sitrat

C4H6O5 asam malat

C4H4O6 asam tartarat

C4H6O2 asam butirat

C4H12O2 asam kaproat

C6H8O6 asam askorbat

4. Tata Nama Senyawa Basa

Basa ditandai dengan adanya ion hidroksida (OH-). Penamaan basa selalu diakhiri
dengan anion hidroksida.

Contoh: NaOH natrium hidroksida


Ba(OH)2 barium hidroksida

NH4OH amonium hidroksida

5. Oksida dan Tata Nama Oksida

Oksida adalah senyawa berupa unsur dan oksigen yang terbentuk pada peristiwa
oksidasi. Secara umum oksida dibedakan menjadi oksida logam dan oksida
nonlogam. Berdasarkan sifat-sifatnya, oksida dibagi menjadi oksida basa, oksida
asam, oksida amfoter, oksida indifferen, dan peroksida.

1. Oksida basa adalah oksida logam yang dengan air akan menghasilkan basa atau
hidroksida.

Contoh: Na2O + H2O → 2NaOH

Natrium oksida natrium hidroksida

2. Oksida asam adalah oksida nonlogam yang bereaksi dengan air akan
menghasilkan asam.

Contoh: CO2 + H2O → H2CO3

Karbon dioksida asam karbonat

3. Oksida amfoter adalah oksida logam atau nonlogam yang dapat bersifat sebagai
oksida asam atau oksida basa.

Contoh: Al2O3 (aluminium oksida) dan PbO (timbal oksida)

4. Oksida Indifferen adalah oksida logam atau nonlogam yang tidak bersifat
sebagai oksida asam ataupun oksida basa.

Contoh: H2O (air), NO (nitrogen monoksida), dan MnO2 (mangan


dioksida)

5. Peroksida adalah oksida logam atau oksida nonlogam yang kelebihan atom O.

Contoh: H2O2 (hidrogen peroksida) dan Na2O2 (natrium peroksida).

Pemberian nama senyawa oksida berdasarkan IUPAC (International Union Of Pure Applied
Chemistry) sebagai berikut.

1. Untuk senyawa oksida yang tersusun atas unsur yang mempunyai bilangan oksidasi hanya satu
macam, pemberian nama dilakukan dengan menyebutkan nama unsurnya yang kemudian
dibutuhkan kata oksida.
Contoh:

1. Senyawa Al2O3 tersusun atas unsur Al yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +3
dinamai senyawa aluminium oksida.
2. Senyawa Na2O yang tersusun atas unsur Na yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +1
dinamai senyawa natrium oksida.
2. Untuk oksida yang tersusun atas unsur logam yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu
macam, pemberian nama dilakukan dengan menyebutkan nama unsur logamnya yang diikuti
dengan tingkat bilangan oksidanya yang ditulis dengan angka Romawi dalam kurung dan diikuti
kata oksida.

Contoh:

1. Senyawa oksida tembaga dapat terbentuk dari unsur tembaga yang mempunyai
bilangan oksidasi +1 (Cu2O) dan +2(CuO), sehingga senyawa Cu2O dinamakan senyawa
tembaga (I) oksida dan senyawa CuO dinamakan senyawa tembaga (II) oksida.
2. Senyawa oksida besi dapat terbentuk dari unsur besi yang mempunyai bilanagan
oksidasi +2 (FeO) dan +3 (Fe2O3), sehingga senyawa FeO dinamakan besi (II) oksida dan
senyawa Fe2O3 dinamakan besi (III) oksida.
3. Untuk senyawa oksida yang tersusun atas unsur nonlogam yang mempunyai bilangan oksidasi
lebih dari satu macam, pepberian nama dilakukan dengan menyebutkan jumlah atom unsur dan
oksida yang terikat pada unsur dengan awalan .

Contoh:

1. Senyawa oksida klor dapat terbentuk dari unsur klor yang mempunyai bilangan oksidasi
+1(Cl2O), +5(Cl2O5), dan +7(Cl2O7), sehingga nama senyawa tersebut berturut-turut
adalah diklor monoksida, diklor pentaoksida dan diklor heptaoksida.
2. Senyawa oksida nitrogen dapat terbentuk dari unsur nitrogen yang mempunyai bilangan
oksidasi +1 (N2O), +2 (NO), +4 (NO2), dan +5 (N2O5), sehingga senyawa N2O5 dinamakan
dinitrogen pentaoksida.
3. Tata Nama Senyawa Hidrat

Beberapa senyawa yang berwujud kristal mampu mengikat air dari udara atau
bersifat higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut mengandung “air kristal” .
Senyawa yang mengandung air kristal disebut hidrat. Kristal hidrat tidak berair
karena molekul air terkurung rapat dalam kristal senyawa. Senyawa hidrat dibeeri
nama dengan menambahkan angka Yunani yang menyatakan banyaknya air
kristal hidrat diakhir nama senyawa tersebut.

Contoh:

CuSO4 . 5H2O = Tembaga (II) sulfat pentahidrat

Na2CO3 . 10H2O = Natrium karbonat dekahidrat


4. Beberapa Senyawa Kimia di Sekitar Kita

Beberapa senyawa kimia yang serin ditemui dalam kehidupan sehari- hari sebagai
berikut.

1. Dacron atau poliethiena glikol tereftalat dengan rumus molekul (C 10H8O4)n .


Dacron digunakan sebagai busa pada peralatan rumah tangga, seperti bantal
dan kasur.
2. Freon atau dicloro difluoro karbon, dengan rumus molekul CCl 2F2 digunakan
sebagai bahan pendingin lemari es dan AC, serta pengisi obat semprot (spay).
3. Kloroform atau triklorometana, dengan rumus molekul CHCl 3. Kloroform pada
suhu kamar berupa zat cair, berbau, mudah menguap, dan bersifat membius.
4. DDT atau dikloro difenil trikloro etana, dengan rumus molekul C 14H9Cl5 ,
digunakan sebagai pestisida.
5. PVC atau polivinil klorida, dengan rumus molekul (H 2CCClH)n . Digunakan untuk
membuat pipa pralon, pembungkus kabel, dan tas plastik.
6. Teflon atau tetrafluoroetena, dengan molekul (F 2C = CF2)n. Sifatnya sangat keras
dan tahan panas, sehingga banyak digunakan sebagai pengganti logam pada
peralatan mesin-mesin dan peralatan rumah tangga.
7. Aseton, mempunyai rumus kimia CH3COOCH3 dipakai sebagai pelarut pada
industri selulosa asetat, serat, fotografi film, cat, dan pernis serta digunakan
sebagai pembersih cat kuku.

UJI KOMPETENSI (A) DAN (B)

Pilihlah jawaban yang tepat!

1. Tawas mempunyai rumus kimia K2SO4Al2(SO4)3 . 24H2O . Senyawa tersebut mengandung ….


1. 2 atom K, 2 atom 9, atom O, 2 atom Al, dan 2 atom H
2. 2 atom K, 4 atom S, 17 atom O, 2 atom Al, dan 2 atom H
3. 2 atom K, 4 atom S, 17 atom O, 2 atom Al, dan 48 atom H
4. 2 atom K, 4 atom S, 40 atom O, 2 atom Al, dan 2 atom H
5. 2 atom K, 4 atom S, 40 atom O, 2 atom Al, 48 atom H
2. Cermati beberapa pasangan rumus kimia berikut !
1. CH2 dan C4H8
2. CH4 dan C2H6
3. CH2O dan C6H12O6
4. C2H2N dan C4H4N2
5. H2 dan H2O2
6. NaOH dan NaCl

Diantara pasangan rumus kimia tersebut, yang merupakan pasangan rumus


empiris dan rumus molekul yaitu …..
7. I, IV, VI
8. I, III,IV
9. II, III, V
10. II, IV,VI
11. III,V, VI
3. Dua molekul gula pasir C12H22O11 mengandung …..
1. 11 atom oksigen
2. 12 atom karbon
3. 22 atom hidrogen
4. 33 atom oksigen
5. 44 atom hidrogen
4. Menurut IUPAC, BaSO4 mempunyai nama….
1. Barium sulfida
2. Barium sulfit
3. Boron sulfida
4. Boron sulfat
5. Barium sulfat
5. Di antara oksida-oksida berikut yang termasuk oksida indifferen adalah ….
1. H2O2
2. H2O
3. CO2
4. Al2O3
5. Na2O
6. Nama senyawa hidrat BaCl2 . 4H2O yaitu ….
1. Barium dikloro tetrahidrat
2. Barium (II) kloro tetrahidrat
3. Barium klorida tetrahidrat
4. Barium klorida heksahidrat
5. Barium klorida oktahidrat

1. Persamaan Reaksi

Persamaan reaksi menggambarkan reaksi kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
(reaktan) dan hasil reaksi (produk) yang dipisahkan dengan tanda (→) disertai
koefisiennya masing-masing.

Prinsip yang mendasari penulisan persamaan reaksi adalah hukum kekekalan massa oleh
Lavoisier. Hukum ini menyatakan bahwa massa sebelum reaksi sama dengan massa
ssudah reaksi. Dengan demikian, persamaan reaksi disetarakan dengan syarat-syarat
sebagai berikut.

1. Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama


2. Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan rumus kimia yang benar. Pereaksi ditulis di
sebelah kiri tanda panah, sedangkan hasil reaksi ditulis di sebelah kanan tanda panah.

Contoh : A + B → C + D
3. Persamaan reaksi pembakaran senyawa organik dengan menambahkan O 2, yaitu :
1. Reaksi pembakaran sempurna menghasilkan CO 2 dan H2O
2. Reaksi pembakaran tidak sempurna menghasilkan CO dan H 2O
4. Perasamaan reaksi harus memenuhi hukum Kekekalan Massa. Apabila jumlah unsur di
sebelah kiri tanda panah berbeda dengan jumlah unsur di sebelah kanan, ditambahkan
angka sebagai koefisien reaksi di depan senyawa yang berhubungan. Perbandingan
koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol.

Contoh:

H2 + O2→ H2O (belum setara)

Setelah ditambahkan angka menjadi

2H2O + O2→ 2H2O

5. Pada reaksi yang kompleks, penyetaraan reaksi dilakukan dengan cara aljabar, yaitu
dengan menggunakan variabel-variabel sebagai koefisien senyawa.

Contoh:

aHNO3 + bH2S → cNO + dS + eH2O

atom N : a = c (sebelum dan sesudah reaksi)

atom O : 3a = c + e, karena a = c, maka

3a = a + e

2a = e

Atom H : a + 2b = 2e, karena e = 2a, maka:

a + 2b = 2(2a)

2b = 4a – a

2b = 3a

b=a

atom S : b = d = a

Misal a = 2, persamaan reaksi tersebut menjadi:

2HNO3 + 3H2S → 2NO + 3S + 4H2O


6. Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus dinyatakan dalam tanda kurung setelah rumus
kimia. Wujud zat dalam persamaan reaksi disingkat dengan:

(s) : solid (zat padat)

(l) : liquid (zat cair)

(aq) : aqueous (larut dalam air)

(g) : gas

Contoh:

2HNO3(aq) + 3H2S(aq) → 2NO(g) + 3S(s) + 4H2O(l)

UJI KOMPETENSI (C)

Pilihlah Jawaban Yang Tepat!

1. Koefisien dalam persamaan reaksi menunjukkan ….


1. Jumlah molekul zat dalam reaksi
2. Perbandingan berat zat dalam reaksi
3. Jumlah volume zat dalam reaksi
4. Jumlah atom zat dalam reaksi
5. Perbandingan mol zat dalam reaksi
2. Persamaan reaksi kalsium karbida dengan air sebagai berikut:

CaC2(s) + 2H2O(l) → Ca(OH)2(aq) + C2H2(g)

Gas yang terbentuk pada persamaan reaksi tersebut adalah ….

1. Hidrogen
2. Asetilen
3. Amonia
4. Nitrogen
5. Karbon dioksida
3. Diketahui persamaan reaksi sebagai berikut:

Mg3N2(s) + H2O(l) → Mg(OH)2(aq) + NH3(g)

Setelah disetarakan, koefisien H2O yaitu ….

1. 2
2. 3
3. 4
4. 5
5. 6
4. Pada reaksi aFe + bO2→ cFe2O3 agar persamaannya setara maka harga a,b, dan c adalah ….
1. 4,3,2
2. 4,2,2
3. 2,3,2
4. 2,2,3
5. 1,2,3
5. Karbit (kalsium karbida) yang mempunyai padatan putih pada umumnya digunakan orang untuk
mengelas. Karbit dihasilkan dari pemanasan kalsium oksida dan karbon dalam tanur listrik
dengan hasil samping gas karbon dioksida. Persamaan reaksi yang terjadi adalah ….
1. Ca(s) + 2C(s) → CaC2(s)
2. CaO(s) + 2C(s) → CaC2(s)
3. 2CaO(s) + 5C(s) → 2CaC2(s) + CO2(g)
4. CaC2(s) + H2O(l) → C2H2(g) + CaO(g)
5. C2H2(s) → 2C(s) + H2(s)

BAB V HUKUM DASAR KIMIA

1. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)

Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa, “Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah tetap”.

Contoh: hidrogen + oksigen → hidrogen oksida

(4g) (32g) (36g)

2. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)

Proust mengemukakan teorinya yang dikenal dengan hukum perbandingan tetap yang
berbunyi; “Perbandingan massa unsur-unsur penyusun suatu senyawa selalu tetap”

Contoh:

Jika 4 gram hidrogen dengan 40 gram oksigen, berapa gram air yang terbentuk?

Penyelesaian:

Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen = 1 : 8

Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen yang dicampurkan = 4 : 40

Oleh karena perbandingan hidrogen dan oksigen = 1 : 8 maka 4 gr hidrogen memerlukan


4x8

Gram oksigen yaitu 32 gram.


Pada kasus ini oksigen yang dicampurkan tidak bereaksi semuanya, oksigen masih
bersisa sebanyak (40 – 32) gram = 8 gram

Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi


Posted on May 4, 2012 by shashabhon

Standard

tatanama senyawa kimia

Tata Nama Senyawa Sederhana


1). Tata Nama Senyawa Molekul ( Kovalen ) Biner.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terdiri dari dua jenis unsur.

Contoh : air (H 2 O), amonia (NH 3 )

a). Rumus Senyawa

Unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut, ditulis di depan.

B-Si-C-Sb-As-P-N-H-Te-Se-S-I -Br-Cl-O-F
Contoh : ………(lengkapi sendiri)

b). Nama Senyawa

Nama senyawa biner dari dua jenis unsur non logam adalah rangkaian nama kedua jenis unsur
tersebut dengan akhiran –ida (ditambahkan pada unsur yang kedua).

Contoh : ………(lengkapi sendiri)


Catatan :

Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari sejenis senyawa, maka senyawa-
senyawa yang terbentuk dibedakan dengan menyebutkan angka indeks dalam bahasa Yunani.

1 = mono 2 = di 3 = tri 4 = tetra

5 = penta 6 = heksa 7 = hepta 8 = okta

9 = nona 10 = deka

Angka indeks satu tidak perlu disebutkan, kecuali untuk nama senyawa karbon monoksida.

Contoh : ……….(lengkapi sendiri)


c). Senyawa yang sudah umum dikenal, tidak perlu mengikuti aturan di atas.

Contoh : ………(lengkapi sendiri)

2). Tata Nama Senyawa Ion.

Kation = ion bermuatan positif (ion logam)

Anion = ion bermuatan negatif (ion non logam atau ion poliatom)

a). Rumus Senyawa

Unsur logam ditulis di depan.

Contoh : ………(lengkapi sendiri)

Rumus senyawa ion ditentukan oleh perbandingan muatan kation dan anionnya.

Kation dan anion diberi indeks sedemikian rupa sehingga senyawa bersifat netral ( jumlah
muatan positif = jumlah muatan negatif).

b). Nama Senyawa

Nama senyawa ion adalah rangkaian nama kation (di depan) dan nama anionnya (di belakang);
sedangkan angka indeks tidak disebutkan.

Contoh : ………(lengkapi sendiri)


Catatan :

Ø Jika unsur logam mempunyai lebih dari sejenis bilangan oksidasi, maka senyawa-senyawanya
dibedakan dengan menuliskan bilangan oksidasinya (ditulis dalam tanda kurung dengan angka
Romawi di belakang nama unsur logam itu).

Contoh : ………(lengkapi sendiri)

Ø Berdasarkan cara lama, senyawa dari unsur logam yang mempunyai 2 jenis muatan dibedakan
dengan memberi akhiran –o untuk muatan yang lebih rendah dan akhiran – i untuk muatan yang
lebih tinggi.

Contoh : ………(lengkapi sendiri)

Cara ini kurang informatif karena tidak menyatakan bilangan oksidasi unsur logam yang
bersangkutan.

3). Tata Nama Senyawa Terner.


Senyawa terner sederhana meliputi : asam, basa dan garam.

Reaksi antara asam dengan basa menghasilkan garam.

a). Tata Nama Asam.

Asam adalah senyawa hidrogen yang di dalam air mempunyai rasa masam.

Rumus asam terdiri atas atom H (di depan, dianggap sebagai ion H + ) dan suatu anion yang
disebut sisa asam .

Catatan : perlu diingat bahwa asam adalah senyawa molekul, bukan senyawa ion.

Nama anion sisa asam = nama asam yang bersangkutan tanpa kata asam.

Contoh : H 3 PO 4

Nama asam = asam fosfat

Rumus sisa asam = PO 4 3- (fosfat)

b). Tata Nama Basa.

Basa adalah zat yang jika di dalam air dapat menghasilkan ion OH-

Pada umumnya, basa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion

Nama basa = nama kationnya yang diikuti kata hidroksida .

Contoh : ………(lengkapi sendiri)

c). Tata Nama Garam.

Garam adalah senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion sisa asam .

Rumus dan penamaannya = senyawa ion.

Contoh : ………(lengkapi sendiri)

4). Tata Nama Senyawa Organik.

Senyawa organik adalah senyawa-senyawa C dengan sifat-sifat tertentu.

Senyawa organik mempunyai tata nama khusus, mempunyai nama lazim atau nama dagang
( nama trivial ).
 

Persamaan reaksi

Menggambarkan reaksi kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi dan hasil reaksi disertai
dengan koefisiennya masing-masing.

1). Menuliskan Persamaan Reaksi.

o Reaksi kimia mengubah zat-zat asal (pereaksi = reaktan ) menjadi zat baru (produk).

o Jenis dan jumlah atom yang terlibat dalam reaksi tidak berubah, tetapi ikatan kimia di
antaranya berubah.

o Ikatan kimia dalam pereaksi diputuskan dan terbentuk ikatan baru dalam produknya.

o Atom-atom ditata ulang membentuk produk reaksi.

Contoh :

Keterangan :

 Tanda panah menunjukkan arah reaksi (artinya = membentuk atau bereaksi menjadi).
 Huruf kecil dalam tanda kurung menunjukkan wujud atau keadaan zat yang bersangkutan ( g =
gass, l = liquid, s = solid dan aq = aqueous / larutan berair ).
 Bilangan yang mendahului rumus kimia zat disebut koefisien reaksi (untuk menyetarakan atom-
atom sebelum dan sesudah reaksi).
 Koefisien reaksi juga menyatakan perbandingan paling sederhana dari partikel zat yang terlibat
dalam reaksi.

Ø Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan dengan 2 langkah :

1). Menuliskan rumus kimia zat pereaksi dan produk, lengkap dengan keterangan wujudnya.

2). Penyetaraan, yaitu memberi koefisien yang sesuai sehingga jumlah atom setiap unsur sama
pada kedua ruas ( cara sederhana ).

Contoh :

Langkah 1 : (belum setara)


Langkah 2 : (sudah setara)
2). Menyetarakan Persamaan Reaksi.

Langkah-langkahnya ( cara matematis ) :


a). Tetapkan koefisien salah satu zat, biasanya zat yang rumusnya paling kompleks = 1,
sedangkan zat lain diberikan koefisien sementara dengan huruf.

b). Setarakan terlebih dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang diberi koefisien 1 itu.

c). Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan membantu jika atom O disetarakan paling akhir.
Contoh :
Langkah 1 :
Persamaan reaksi yang belum setara.

Langkah 2 :
Menetapkan koefisien C 2 H 6 = 1 sedangkan koefisien yang lain ditulis dengan huruf.

Langkah 3 :
Jumlah atom di ruas kiri dan kanan :

Atom Ruas kiri Ruas kanan

C 2 b

H 6 2c

O 2a 2b+c

Langkah 4 :
Jumlah atom di ruas kiri = jumlah atom di ruas kanan.

Dari langkah 3, diperoleh :


b = 2 ……………. (i)
2c = 6 ……………. (ii)
2a = (2b + c) …….. (iii)
Dari persamaan (ii), diperoleh :

2c = 6
c = 6/2 = 3 ………. (iv)
Persamaan (i) dan (iv) disubstitusikan ke persamaan (iii) :
2a = (2b + c) …….. (iii)
2a = {(2).(2) + 3} = 7
a =7/2 …………… (v)

Langkah 5 :
Nilai-nilai a, b dan c disubstitusikan ke persamaan reaksi :

…………..(x 2)

Langkah 6 :
Memeriksa kembali jumlah atom di ruas kiri dan kanan, serta melengkapi wujud zatnya.

Filed under materi kimia kelas X, materi kimia kelas X semester 1 | Leave a comment

May4

Ikatan Kimia
Posted on May 4, 2012 by shashabhon

Standard

Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi gaya tarik
menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau
poliatomik menjadi stabil. Penjelasan mengenai gaya tarik menarik ini sangatlah rumit dan
dijelaskan oleh elektrodinamika kuantum. Dalam prakteknya, para kimiawan biasanya
bergantung pada teori kuantum atau penjelasan kualitatif yang kurang kaku (namun lebih mudah
untuk dijelaskan) dalam menjelaskan ikatan kimia. Secara umum, ikatan kimia yang kuat
diasosiasikan dengan transfer elektron antara dua atom yang berpartisipasi. Ikatan kimia menjaga
molekul-molekul, kristal, dan gas-gas diatomik untuk tetap bersama. Selain itu ikatan kimia juga
menentukan struktur suatu zat.

Kekuatan ikatan-ikatan kimia sangatlah bervariasi. Pada umumnya, ikatan kovalen dan ikatan
ion dianggap sebagai ikatan “kuat”, sedangkan ikatan hidrogen dan ikatan van der Waals
dianggap sebagai ikatan “lemah”. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa ikatan “lemah”
yang paling kuat dapat lebih kuat daripada ikatan “kuat” yang paling lemah.
Contoh model titik Lewis yang menggambarkan ikatan kimia anatara karbon C, hidrogen H, dan
oksigen O. Penggambaran titik lewis adalah salah satu dari usaha awal kimiawan dalam
menjelaskan ikatan kimia dan masih digunakan secara luas sampai sekarang.
Daftar isi

 1 Tinjauan
 2 Sejarah
 3 Teori ikatan valensi
 4 Teori orbital molekul
 5 Perbandingan antara teori ikatan valensi dan teori orbital molekul
 6 Ikatan dalam rumus kimia
 7 Ikatan kuat kimia
o 7.1 Ikatan kovalen
o 7.2 Ikatan polar kovalen
o 7.3 Ikatan ion
o 7.4 Ikatan kovalen koordinat
o 7.5 Ikatan pisang
o 7.6 Ikatan 3c-2e dan 3c-4e
o 7.7 Ikatan tiga elektron dan satu elektron
o 7.8 Ikatan aromatik
o 7.9 Ikatan logam
 8 Ikatan antarmolekul
o 8.1 Dipol permanen ke dipol permanen
o 8.2 Ikatan hidrogen
o 8.3 Dipol seketika ke dipol terimbas (van der Waals)
o 8.4 Interaksi kation-pi
 9 Elektron pada ikatan kimia
 10 Lihat pula
 11 Referensi
 12 Pranala luar

Tinjauan

Elektron yang mengelilingi inti atom bermuatan negatif dan proton yang terdapat dalam inti
atom bermuatan positif, mengingat muatan yang berlawanan akan saling tarik menarik, maka
dua atom yang berdekatan satu sama lainnya akan membentuk ikatan.

Dalam gambaran yang paling sederhana dari ikatan non-polar atau ikatan kovalen, satu atau
lebih elektron, biasanya berpasangan, ditarik menuju sebuah wilayah di antara dua inti atom.
Gaya ini dapat mengatasi gaya tolak menolak antara dua inti atom yang positif, sehingga atraksi
ini menjaga kedua atom untuk tetap bersama, walaupun keduanya masih akan tetap bergetar
dalam keadaan kesetimbangan. Ringkasnya, ikatan kovalen melibatkan elektron-elektron yang
dikongsi dan dua atau lebih inti atom yang bermuatan positif secara bersamaan menarik elektron-
elektron bermuatan negatif yang dikongsi.

Dalam gambaran ikatan ion yang disederhanakan, inti atom yang bermuatan positif secara
dominan melebihi muatan positif inti atom lainnya, sehingga secara efektif menyebabkan satu
atom mentransfer elektronnya ke atom yang lain. Hal ini menyebabkan satu atom bermuatan
positif dan yang lainnya bermuatan negatif secara keseluruhan. Ikatan ini dihasilkan dari atraksi
elektrostatik di antara atom-atom dan atom-atom tersebut menjadi ion-ion yang bermuatan.

Semua bentuk ikatan dapat dijelaskan dengan teori kuantum, namun dalam prakteknya, kaidah-
kaidah yang disederhanakan mengijinkan para kimiawan untuk memprediksikan kekuatan, arah,
dan polaritas sebuah ikatan. Kaidah oktet (Bahasa Inggris: octet rule) dan teori VSEPR adalah
dua contoh kaidah yang disederhanakan tersebut. Ada pula teori-teori yang lebih canggih, yaitu
teori ikatan valens yang meliputi hibridisasi orbital dan resonans, dan metode orbital molekul
kombinasi linear orbital atom (Bahasa Inggris: Linear combination of atomic orbitals molecular
orbital method) yang meliputi teori medan ligan. Elektrostatika digunakan untuk menjelaskan
polaritas ikatan dan efek-efeknya terhadap zat-zat kimia.

Sejarah
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah kimia dan Sejarah molekul

Spekulasi awal dari sifat-sifat ikatan kimia yang berawal dari abad ke-12 mengganggap spesi
kimia tertentu disatukan oleh sejenis afinitas kimia. Pada tahun 1704, Isaac Newton
menggarisbesarkan teori ikatan atomnya pada “Query 31″ buku Opticksnya dengan mengatakan
atom-atom disatukan satu sama lain oleh “gaya” tertentu.

Pada tahun 1819, setelah penemuan tumpukan volta, Jöns Jakob Berzelius mengembangkan
sebuah teori kombinasi kimia yang menekankan sifat-sifat elektrogenativitas dan elektropositif
dari atom-atom yang bergabung. Pada pertengahan abad ke-19 Edward Frankland, F.A. Kekule,
A.S. Couper, A.M. Butlerov, dan Hermann Kolbe, beranjak pada teori radikal, mengembangkan
teori valensi yang pada awalnya disebut “kekuatan penggabung”. Teori ini mengatakan sebuah
senyawa tergabung berdasarkan atraksi kutub positif dan kutub negatif. Pada tahun 1916,
kimiawan Gilbert N. Lewis mengembangkan konsep ikatan elektron berpasangan. Konsep ini
mengatakan dua atom dapat berkongsi satu sampai enam elektron, membentuk ikatan elektron
tunggal, ikatan tunggal, ikatan rangkap dua, atau ikatan rangkap tiga.

Dalam kata-kata Lewis sendiri:


“ An electron may form a part of the shell of two different atoms and cannot be said to belong to
either one exclusively. ”

Pada tahun yang sama, Walther Kossel juga mengajukan sebuah teori yang mirip dengan teori
Lewis, namun model teorinya mengasumsikan transfer elektron yang penuh antara atom-atom.
Teori ini merupakan model ikatan polar. Baik Lewis dan Kossel membangun model ikatan
mereka berdasarkan kaidah Abegg (1904).

Pada tahun 1927, untuk pertama kalinya penjelasan matematika kuantum yang penuh atas ikatan
kimia yang sederhana berhasil diturunkan oleh fisikawan Denmark Oyvind Burrau.[1] Hasil kerja
ini menunjukkan bahwa pendekatan kuantum terhadap ikatan kimia dapat secara mendasar dan
kuantitatif tepat. Namun metode ini tidak mampu dikembangkan lebih jauh untuk menjelaskan
molekul yang memiliki lebih dari satu elektron. Pendekatan yang lebih praktis namun kurang
kuantitatif dikembangkan pada tahun yang sama oleh Walter Heitler and Fritz London. Metode
Heitler-London menjadi dasar dari teori ikatan valensi. Pada tahun 1929, metode orbital molekul
kombinasi linear orbital atom (Bahasa Inggris: linear combination of atomic orbitals molecular
orbital method), disingkat LCAO, diperkenalkan oleh Sir John Lennard-Jones yang bertujuan
menurunkan struktur elektronik dari molekul F2 (fluorin) dan O2 (oksigen) berdasarkan prinsip-
prinsip dasar kuantum. Teori orbital molekul ini mewakilkan ikatan kovalen sebagai orbital yang
dibentuk oleh orbital-orbital atom mekanika kuantum Schrödinger yang telah dihipotesiskan
untuk atom berelektron tunggal. Persamaan ikatan elektron pada multielektron tidak dapat
diselesaikan secara analitik, namun dapat dilakukan pendekatan yang memberikan hasil dan
prediksi yang secara kualitatif cukup baik. Kebanyakan perhitungan kuantitatif pada kimia
kuantum modern menggunakan baik teori ikatan valensi maupun teori orbital molekul sebagai
titik awal, walaupun pendekatan ketiga, teori fungsional rapatan (Bahasa Inggris: density
functional theory), mulai mendapatkan perhatian yang lebih akhir-akhir ini.

Pada tahun 1935, H. H. James dan A. S. Coolidge melakukan perhitungan pada molekul
dihidrogen.Berbeda dengan perhitungan-perhitungan sebelumnya yang hanya menggunakan
fungsi-fungsi jarak antara elektron dengan inti atom, mereka juga menggunakan fungsi yang
secara eksplisit memperhitungkan jarak antara dua elektron.[2] Dengan 13 parameter yang dapat
diatur, mereka mendapatkan hasil yang sangat mendekati hasil yang didapatkan secara
eksperimen dalam hal energi disosiasi. Perluasan selanjutnya menggunakan 54 parameter dan
memberikan hasil yang sangat sesuai denganhasil eksperimen. Perhitungan ini meyakinkan
komunitas sains bahwa teori kuantum dapat memberikan hasil yang sesuai dengan hasil
eksperimen. Namun pendekatan ini tidak dapat memberikan gambaran fisik seperti yang terdapat
pada teori ikatan valensi dan teori orbital molekul. Selain itu, ia juga sangat sulit diperluas untuk
perhitungan molekul-molekul yang lebih besar.

Teori ikatan valensi


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Teori ikatan valensi

Pada tahun 1927, teori ikatan valensi dikembangkan atas dasar argumen bahwa sebuah ikatan
kimia terbentuk ketika dua valensi elektron bekerja dan menjaga dua inti atom bersama oleh
karena efek penurunan energi sistem. Pada tahun 1931, beranjak dari teori ini, kimawan Linus
Pauling mempublikasikan jurnal ilmiah yang dianggap sebagai jurnal paling penting dalam
sejarah kimia: “On the Nature of the Chemical Bond”. Dalam jurnal ini, berdasarkan hasil kerja
Lewis dan teori valensi ikatan Heitler dan London, dia mewakilkan enam aturan pada ikatan
elektron berpasangan:

1. Ikatan elektron berpasangan terbentuk melalui interaksi elektron tak-berpasangan pada


masing-masing atom.

2. Spin-spin elektron haruslah saling berlawanan.

3. Seketika dipasangkan, dua elektron tidak bisa berpartisipasi lagi pada ikatan lainnya.

4. Pertukaran elektron pada ikatan hanya melibatkan satu persamaan gelombang untuk setiap
atom.

5. Elektron-elektron yang tersedia pada aras energi yang paling rendah akan membentuk ikatan-
ikatan yang paling kuat.

6. Dari dua orbital pada sebuah atom, salah satu yang dapat bertumpang tindih paling banyaklah
yang akan membentuk ikatan paling kuat, dan ikatan ini akan cenderung berada pada arah
orbital yang terkonsentrasi.

Buku teks tahun 1939 Pauling: On the Nature of Chemical Bond menjadi apa yang banyak orang
sebut sebagai “kitab suci” kimia modern. Buku ini membantu kimiawan eksperimental untuk
memahami dampak teori kuantum pada kimia. Namun, edisi 1959 selanjutnya gagal untuk
mengalamatkan masalah yang lebih mudah dimengerti menggunakan teori orbital molekul.
Dampak dari teori valensi ini berkurang sekitar tahun 1960-an dan 1970-an ketika popularitas
teori orbital molekul meningkat dan diimplementasikan pada beberapa progam komputer yang
besar. Sejak tahun 1980-an, masalah implementasi teori ikatan valensi yang lebih sulit pada
program-program komputer telah hampir dipecahkan dan teori ini beranjak bangkit kembali.

Teori orbital molekul


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Teori orbital molekul

Teori orbital molekul (Bahasa Inggris: Molecular orbital tehory), disingkat MO, menggunakan
kombinasi linear orbital-orbital atom untuk membentuk orbital-orbital molekul yang
menrangkumi seluruh molekul. Semuanya ini seringkali dibagi menjadi orbital ikat, orbital
antiikat, dan orbital bukan-ikatan. Orbital molekul hanyalah sebuah orbital Schrödinger yang
melibatkan beberapa inti atom. Jika orbital ini merupakan tipe orbital yang elektron-elektronnya
memiliki kebolehjadian lebih tinggi berada di antara dua inti daripada di lokasi lainnya, maka
orbital ini adalah orbital ikat dan akan cenderung menjaga kedua inti bersama. Jika elektron-
elektron cenderung berada di orbital molekul yang berada di lokasi lainnya, maka orbital ini
adalah orbital antiikat dan akan melemahkan ikatan. Elektron-elektron yang berada pada orbital
bukan-ikatan cenderung berada pada orbital yang paling dalam (hampir sama dengan orbital
atom), dan diasosiasikan secara keseluruhan pada satu inti. Elektron-elektron ini tidak
menguatkan maupun melemahkan kekuatan ikatan.
Perbandingan antara teori ikatan valensi dan teori orbital molekul

Pada beberapa bidang, teori ikatan valensi lebih baik daripada teori orbital molekul. Ketika
diaplikasikan pada molekul berelektron dua, H2, teori ikatan valensi, bahkan dengan pendekatan
Heitler-London yang paling sederhana, memberikan pendekatan energi ikatan yang lebih dekat
dan representasi yang lebih akurat pada tingkah laku elektron ketika ikatan kimia terbentuk dan
terputus. Sebaliknya, teori orbital molekul memprediksikan bahwa molekul hidrogen akan
berdisosiasi menjadi superposisi linear dari hidrogen atom dan ion hidrogen positif dan negatif.
Prediksi ini tidak sesuai dengan gambaran fisik. Hal ini secara sebagian menjelaskan mengapa
kurva energi total terhadap jarak antar atom pada metode ikatan valensi berada di atas kurva
yang menggunakan metode orbital molekul. Situasi ini terjadi pada semua molekul diatomik
homonuklir dan tampak dengan jelas pada F2 ketika energi minimum pada kurva yang
menggunakan teori orbital molekul masih lebih tinggi dari energi dua atom F.

Konsep hibridisasi sangatlah berguna dan variabilitas pada ikatan di kebanyakan senyawa
organik sangatlah rendah, menyebabkan teori ini masih menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
kimia organik. Namun, hasil kerja Friedrich Hund, Robert Mulliken, dan Gerhard Herzberg
menunjukkan bahwa teori orbital molekul memberikan deskripsi yang lebih tepat pada
spektrokopi, ionisasi, dan sifat-sifat magnetik molekul. Kekurangan teori ikatan valensi menjadi
lebih jelas pada molekul yang berhipervalensi (contohnya PF5) ketika molekul ini dijelaskan
tanpa menggunakan orbital-orbital d yang sangat krusial dalam hibridisasi ikatan yang diajukan
oleh Pauling. Logam kompleks dan senyawa yang kurang elektron (seperti diborana) dijelaskan
dengan sangat baik oleh teori orbital molekul, walaupun penjelasan yang menggunakan teori
ikatan valensi juga telah dibuat.

Pada tahun 1930, dua metode ini saling bersaing sampai disadari bahwa keduanya hanyalah
merupakan pendekatan pada teori yang lebih baik. Jika kita mengambil struktur ikatan valensi
yang sederhana dan menggabungkan semua struktur kovalen dan ion yang dimungkinkan pada
sekelompok orbital atom, kita mendapatkan apa yang disebut sebagai fungsi gelombang interaksi
konfigurasi penuh. Jika kita mengambil deskripsi orbital molekul sederhana pada keadaan dasar
dan mengkombinasikan fungsi tersebut dengan fungsi-fungsi yang mendeskripsikan keseluruhan
kemungkinan keadaan tereksitasi yang menggunakan orbital tak terisi dari sekelompok orbital
atom yang sama, kita juga mendapatkan fungsi gelombang interaksi konfigurasi penuh.
Terlihatlah bahwa pendekatan orbital molekul yang sederhana terlalu menitikberatkan pada
struktur ion, sedangkan pendekatan teori valensi ikatan yang sederhana terlalu sedikit
menitikberatkan pada struktur ion. Dapat kita katakan bahwa pendekatan orbital molekul terlalu
ter-delokalisasi, sedangkan pendekatan ikatan valensi terlalu ter-lokalisasi.

Sekarang kedua pendekatan tersebut dianggap sebagai saling memenuhi, masing-masing


memberikan pandangannya sendiri terhadap masalah-masalah pada ikatan kimia. Perhitungan
modern pada kimia kuantum biasanya dimulai dari (namun pada akhirnya menjauh) pendekatan
orbital molekul daripada pendekatan ikatan valensi. Ini bukanlah karena pendekatan orbital
molekul lebih akurat dari pendekatan teori ikatan valensi, melainkan karena pendekatan orbital
molekul lebih memudahkan untuk diubah menjadi perhitungan numeris. Namun program-
progam ikatan valensi yang lebih baik juga tersedia.
Ikatan dalam rumus kimia

Bentuk atom-atom dan molekul-molekul yang 3 dimensi sangatlah menyulitkan dalam


menggunakan teknik tunggal yang mengindikasikan orbital-orbital dan ikatan-ikatan. Pada
rumus molekul, ikatan kimia (orbital yang berikatan) diindikasikan menggunakan beberapa
metode yang bebeda tergantung pada tipe diskusi. Kadang-kadang kesemuaannya dihiraukan.
Sebagai contoh, pada kimia organik, kimiawan biasanya hanya peduli pada gugus fungsi
molekul. Oleh karena itu, rumus molekul etanol dapat ditulis secara konformasi, 3-dimensi, 2-
dimensi penuh (tanpa indikasi arah ikatan 3-dimensi), 2-dimensi yang disingkat (CH3–CH2–OH),
memisahkan gugus fungsi dari bagian molekul lainnnya (C2H5OH), atau hanya dengan
konstituen atomnya saja (C2H6O). Kadangkala, bahkan kelopak valensi elektron non-ikatan
(dengan pendekatan arah yang digambarkan secara 2-dimensi) juga ditandai. Beberapa kimiawan
juga menandai orbital-orbital atom, sebagai contoh anion etena−4 yang dihipotesiskan (\/C=C/\ −4)
mengindikasikan kemungkinan pembentukan ikatan.sehingga terjadi ikatan rangkap dua antara
banci2 dgn germo.wkwkwk iya kan gan…

Ikatan kuat kimia


Panjang ikat dalam pm
dan energi ikat dalam kJ/mol.
Panjang ikat dapat dikonversikan menjadi Å
dengan pembagian dengan 100 (1 Å = 100 pm).
Data diambil dari [1].

Panjang Energi
Ikatan
(pm) (kJ/mol)

H — Hidrogen

H–H 74 436

H–C 109 413

H–N 101 391

H–O 96 366

H–F 92 568

H–Cl 127 432

H–Br 141 366

C — Karbon

C–H 109 413

C–C 154 348


C=C 134 614

C≡C 120 839

C–N 147 308

C–O 143 360

C–F 135 488

C–Cl 177 330

C–Br 194 288

C–I 214 216

C–S 182 272

N — Nitrogen

N–H 101 391

N–C 147 308

N–N 145 170

N≡N 110 945

O — Oksigen

O–H 96 366

O–C 143 360

O–O 148 145

O=O 121 498

F, Cl, Br, I — Halogen

F–H 92 568

F–F 142 158

F–C 135 488

Cl–H 127 432

Cl–C 177 330

Cl–Cl 199 243


Br–H 141 366

Br–C 194 288

Br–Br 228 193

I–H 161 298

I–C 214 216

I–I 267 151

S — Belerang

C–S 182 272

Ikatan-ikatan berikut adalah ikatan intramolekul yang mengikat atom-atom bersama menjadi
molekul. Dalam pandangan yang sederhana dan terlokalisasikan, jumlah elektron yang
berpartisipasi dalam suatu ikatan biasanya merupakan perkalian dari dua, empat, atau enam.
Jumlah yang berangka genap umumnya dijumpai karena elektron akan memiliki keadaan energi
yang lebih rendah jika berpasangan. Teori-teori ikatan yang lebih canggih menunjukkan bahwa
kekuatan ikatan tidaklah selalu berupa angka bulat dan tergantung pada distribusi elektron pada
setiap atom yang terlibat dalam sebuah ikatan. Sebagai contohnya, karbon-karbon dalam
senyawa benzena dihubungkan satu sama lain oleh ikatan 1.5 dan dua atom dalam nitrogen
monoksida NO dihubungkan oleh ikatan 2,5. Keberadaan ikatan rangkap empat juga diketahui
dengan baik. Jenis-jenis ikatan kuat bergantung pada perbedaan elektronegativitas dan distribusi
orbital elektron yang tertarik pada suatu atom yang terlibat dalam ikatan. Semakin besar
perbedaan elektronegativitasnya, semakin besar elektron-elektron tersebut tertarik pada atom
yang berikat dan semakin bersifat ion pula ikatan tersebut. Semakin kecil perbedaan
elektronegativitasnya, semakin bersifat kovalen ikatan tersebut.

1. REDIRECT Nama halaman tujuan

Ikatan kovalen

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ikatan kovalen

Ikatan kovalen adalah ikatan yang umumnya sering dijumpai, yaitu ikatan yang perbedaan
elektronegativitas (negatif dan positif) di antara atom-atom yang berikat sangatlah kecil atau
hampir tidak ada. Ikatan-ikatan yang terdapat pada kebanyakan senyawa organik dapat dikatakan
sebagai ikatan kovalen. Lihat pula ikatan sigma dan ikatan pi untuk penjelasan LCAO terhadap
jenis ikatan ini.

Ikatan polar kovalen


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ikatan polar kovalen

Ikatan polar kovalen merupakan ikatan yang sifat-sifatnya berada di antara ikatan kovalen dan
ikatan ion.

Ikatan ion

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ikatan ion

Ikatan ion merupakan sejenis interaksi elektrostatik antara dua atom yang memiliki perbedaan
elektronegativitas yang besar. Tidaklah terdapat nilai-nilai yang pasti yang membedakan ikatan
ion dan ikatan kovalen, namun perbedaan elektronegativitas yang lebih besar dari 2,0 bisanya
disebut ikatan ion, sedangkan perbedaan yang lebih kecil dari 1,5 biasanya disebut ikatan
kovalen.[3] Ikatan ion menghasilkan ion-ion positif dan negatif yang berpisah. Muatan-muatan
ion ini umumnya berkisar antara -3 e sampai dengan +3e.

Ikatan kovalen koordinat

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ikatan kovalen koordinat

Ikatan kovalen koordinat, kadangkala disebut sebagai ikatan datif, adalah sejenis ikatan kovalen
yang keseluruhan elektron-elektron ikatannya hanya berasal dari salah satu atom, penderma
pasangan elektron, ataupun basa Lewis. Konsep ini mulai ditinggalkan oleh para kimiawan
seiring dengan berkembangnya teori orbital molekul. Contoh ikatan kovalen koordinat terjadi
pada nitron dan ammonia borana. Susunan ikatan ini berbeda dengan ikatan ion pada perbedaan
elektronegativitasnya yang kecil, sehingga menghasilkan ikatan yang kovalen. Ikatan ini
biasanya ditandai dengan tanda panah. Ujung panah ini menunjuk pada akseptor elektron atau
asam Lewis dan ekor panah menunjuk pada penderma elektron atau basa Lewis

Ikatan pisang

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ikatan pisang

Ikatan pisang adalah sejenis ikatan yang terdapat pada molekul-molekul yang mengalami terikan
ataupun yang mendapat rintangan sterik, sehingga orbital-orbital ikatan tersebut dipaksa
membentuk struktur ikatan yang mirip dengan pisang. Ikatan pisang biasanya lebih rentan
mengalami reaksi daripada ikatan-ikatan normal lainnya.

Ikatan 3c-2e dan 3c-4e

Dalam ikatan tiga-pusat dua-elektron, tiga atom saling berbagi dua elektron. Ikatan sejenis ini
terjadi pada senyawa yang kekurangan elektron seperti pada diborana. Setiap ikatan mengandung
sepasang elektron yang menghubungkan atom boron satu sama lainnya dalam bentuk pisang
dengan sebuah proton (inti atom hidrogen) di tengah-tengah ikatan, dan berbagi elektron dengan
kedua atom boron. Terdapat pula Ikatan tiga-pusat empat-elektron yang menjelaskan ikatan pada
molekul hipervalen.

Ikatan tiga elektron dan satu elektron

Ikatan-ikatan dengan satu atau tiga elektron dapat ditemukan pada spesi radikal yang memiliki
jumlah elektron gasal (ganjil). Contoh paling sederhana dari ikatan satu elektron dapat
ditemukan pada kation molekul hidrogen H2+. Ikatan satu elektron seringkali memiliki energi ikat
yang setengah kali dari ikatan dua elektron, sehingga ikatan ini disebut pula “ikatan setengah”.
Namun terdapat pengecualian pada kasus dilitium. Ikatan dilitium satu elektron, Li2+, lebih kuat
dari ikatan dilitium dua elektron Li2. Pengecualian ini dapat dijelaskan dengan hibridisasi dan
efek kelopak dalam. [4]

Contoh sederhana dari ikatan tiga elektron dapat ditemukan pada kation dimer helium, He2+, dan
dapat pula dianggap sebagai “ikatan setengah” karena menurut teori orbital molekul, elektron ke-
tiganya merupakan orbital antiikat yang melemahkan ikatan dua elektron lainnya sebesar
setengah. Molekul oksigen juga dapat dianggap memiliki dua ikatan tiga elektron dan satu ikatan
dua elektron yang menjelaskan sifat paramagnetiknya.[5]

Molekul-molekul dengan ikatan elektron gasal biasanya sangat reaktif. Ikatan jenis ini biasanya
hanya stabil pada atom-atom yang memiliki elektronegativitas yang sama.[5]

Ikatan aromatik

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Aromatisitas

Pada kebanyakan kasus, lokasi elektron tidak dapat ditandai dengan menggunakan garis
(menandai dua elektron) ataupun titik (menandai elektron tungga). Ikatan aromatik yang terjadi
pada molekul yang berbentuk cincin datar menunjukkan stabilitas yang lebih.

Pada benzena, 18 elektron ikatan mengikat 6 atom karbon bersama membentuk struktur cincin
datar. “Orde” ikatan antara dua atom dapat dikatakan sebagai (18/6)/2=1,5 dan seluruh ikatan
pada benzena tersebut adalah identik. Ikatan-ikatan ini dapat pula ditulis sebagai ikatan tunggal
dan rangkap yang berselingan, namun hal ini kuranglah tepat mengingat ikatan rangkap dan
ikatan tunggal memiliki kekuatan ikatan yang berbeda dan tidak identik.

Ikatan logam

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ikatan logam

Pada ikatan logam, elektron-elektron ikatan terdelokalisasi pada kekisi (lattice) atom. Berbeda
dengan senyawa organik, lokasi elektron yang berikat dan muatannya adalah statik. Oleh karena
delokalisai yang menyebabkan elektron-elektron dapat bergerak bebas, senyawa ini memiliki
sifat-sifat mirip logam dalam hal konduktivitas, duktilitas, dan kekerasan.
Ikatan antarmolekul

Terdapat empat jenis dasar ikatan yang dapat terbentuk antara dua atau lebih molekul, ion,
ataupun atom. Gaya antarmolekul menyebabkan molekul saling menarik atau menolak satu sama
lainnya. Seringkali hal ini menentukan sifat-sifat fisik sebuah zat (seperti pada titik leleh).

Dipol permanen ke dipol permanen

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Gaya antarmolekul

Perbedaan elektronegativitas yang bersar antara dua atom yang berikatan dengan kuat
menyebabkan terbentuknya dipol (dwikutub). Dipol-dipol ini akan saling tarik-menarik ataupun
tolak-menolak.

Ikatan hidrogen

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ikatan hidrogen

Ikatan hidrogen bisa dikatakan sebagai dipol permanen yang sangat kuat seperti yang dijelaskan
di atas. Namun, pada ikatan hidrogen, proton hidrogen berada sangat dekat dengan atom
penderma elektron dan mirip dengan ikatan tiga-pusat dua-elektron seperti pada diborana. Ikatan
hidrogen menjelaskan titik didih zat cair yang relatif tinggi seperti air, ammonia, dan hidrogen
fluorida jika dibandingkan dengan senyawa-senyawa yang lebih berat lainnya pada kolom tabel
periodik yang sama.

Dipol seketika ke dipol terimbas (van der Waals)

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Gaya van der Waals

Dipol seketika ke dipol terimbas, atau gaya van der Waals, adalah ikatan yang paling lemah,
namun sering dijumpai di antara semua zat-zat kimia. Misalnya atom helium, pada satu titik
waktu, awan elektronnya akan terlihat tidak seimbang dengan salah satu muatan negatif berada
di sisi tertentu. Hal ini disebut sebagai dipol seketika (dwikutub seketika). Dipol ini dapat
menarik maupun menolak elektron-elektron helium lainnya, dan menyebabkan dipol lainnya.
Kedua atom akan seketika saling menarik sebelum muatannya diseimbangkan kembali untuk
kemudian berpisah.

Interaksi kation-pi

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Interaksi kation-pi


Interaksi kation-pi terjadi di antara muatan negatif yang terlokalisasi dari elektron-elektron pada
orbital dengan muatan positif.

Elektron pada ikatan kimia

Banyak senyawa-senyawa sederhana yang melibatkan ikatan-ikatan kovalen. Molekul-molekul


ini memiliki struktur yang dapat diprediksi dengan menggunakan teori ikatan valensi, dan sifat-
sfiat atom yang terlibat dapat dipahami menggunakan konsep bilangan oksidasi. Senyawa lain
yang mempunyai struktur ion dapat dipahami dengan menggunakan teori-teori fisika klasik.

Pada kasus ikatan ion, elektron pada umumnya terlokalisasi pada atom tertentu, dan elektron-
elektron todal bergerak bebas di antara atom-atom. Setiap atom ditandai dengan muatan listrik
keseluruhan untuk membantu pemahaman kita atas konsep distribusi orbital molekul. Gaya
antara atom-atom secara garis besar dikarakterisasikan dengan potensial elektrostatik kontinum
(malaran) isotropik.

Sebaliknya pada ikatan kovalen, rapatan elektron pada sebuah ikatan tidak ditandai pada atom
individual, namun terdelokalisasikan pada MO di antara atom-atom. Teori kombinasi linear
orbital yang diterima secara umum membantu menjelaskan struktur orbital dan energi-energinya
berdasarkan orbtial-orbital dari atom-atom molekul. Tidak seperti ikatan ion, ikatan kovalen bisa
memiliki sifat-sifat anisotropik, dan masing-masing memiliki nama-nama tersendiri seperti
ikatan sigma dan ikatan pi.

Atom-atom juga dapat membentuk ikatan-ikatan yang memiliki sifat-sifat antara ikatan ion dan
kovalen. Hal ini bisa terjadi karena definisi didasari pada delokalisasi elektron. Elektron-elektron
dapat secara parsial terdelokalisasi di antara atom-atom. Ikatan sejenis ini biasanya disebut
sebagai ikatan polar kovalen. Lihat pula elektronegativitas.

Oleh akrena itu, elektron-elektron pada orbital molekul dapat dikatakan menjadi terlokalisasi
pada atom-atom tertentu atau terdelokalisasi di antara dua atau lebih atom. Jenis ikatan antara
dua tom ditentukan dari seberapa besara rapatan elektron tersebut terlokalisasi ataupun
terdelokalisasi pada ikatan antar atom

Pengertian Ilmu Kimia beserta Materi kelas X bab semester 1

BAB I
BERKENALAN DENGAN ILMU KIMIA

1.1     Ruang Lingkup Ilmu Kimia


Definisi :
       Secara singkat, Ilmu Kimia adalah ilmu rekayasa materi yaitu mengubah suatu materi menjadi materi yang lain.
       Secara lengkap, Ilmu Kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang :
usunan materi        =  mencakup komponen-komponen pembentuk materi dan perbandingan tiap komponen tersebut.
ktur materi          = mencakup struktur partikel-partikel penyusun suatu materi atau menggambarkan bagaimana atom-atom penyusun materi tersebut
saling berikatan.
materi                =  mencakup sifat fisis (wujud dan penampilan) dan sifat kimia. Sifat suatu materi dipengaruhi oleh : susunan dan struktur dari
materi tersebut.
erubahan materi     = meliputi perubahan fisis/fisika (wujud) dan perubahan kimia (menghasilkan zat baru).
ubahan materi =  menyangkut banyaknya energi yang menyertai sejumlah materi dan asal-usul energi itu.

       Ilmu Kimia dikembangkan oleh para ahli kimia untuk menjawab pertanyaan “apa” dan “mengapa” tentang sifat materi yang ada
di alam.
       Pengetahuan yang lahir dari upaya untuk menjawab pertanyaan “apa” merupakan suatu fakta yaitu : sifat-sifat materi yang
diamati sama oleh setiap orang akan menghasilkan Pengetahuan Deskriptif.
       Pengetahuan yang lahir dari upaya untuk menjawab pertanyaan “mengapa” suatu materi memiliki sifat tertentu akan
menghasilkan Pengetahuan Teoritis.

bagaimana Ilmu Kimia dikembangkan :

                                                                Mengamati

                                                                Menggolongkan

                                                                Menafsirkan data                                                    


                                                                Menarik kesimpulan umum
                                                                Merancang dan melakukan eksperimen
                                                                Menciptakan teori

1.2   Manfaat Mempelajari Ilmu Kimia


Meliputi :

a. Pemahaman kita menjadi lebih baik terhadap alam sekitar dan berbagai proses yang berlangsung di dalamnya.
b. Mempunyai kemampuan untuk mengolah bahan alam menjadi produk yang lebih berguna bagi manusia.
c. Membantu kita dalam rangka pembentukan sikap.
         Secara khusus, ilmu kimia mempunyai peranan sangat penting dalam bidang : kesehatan, pertanian, peternakan, hukum,
biologi, arsitektur dan geologi. (Sebutkan peranan ilmu kimia dalam bidang-bidang tersebut!)

         Dibalik sumbangannya yang besar bagi kehidupan kita, secara jujur harus diakui bahwa perkembangan ilmu kimia juga
memberikan dampak negatif bagi kehidupan manusia. (Sebutkan contohnya!)

1.3   Cabang-Cabang Ilmu Kimia


Meliputi :
1)       Kimia Analisis
=  mempelajari tentang analisis bahan-bahan kimia yang terdapat dalam suatu produk.
2)       Kimia Fisik
=  fokus kajiannya berupa penentuan energi yang menyertai terjadinya reaksi kimia, sifat fisis zat serta perubahan senyawa kimia.
3)       Kimia Organik
=  mempelajari bahan-bahan kimia yang terdapat dalam makhluk hidup.
4)       Kimia Anorganik
=  kebalikan dari kimia organik; mempelajari benda mati.
5)       Kimia Lingkungan
=  mempelajari tentang segala sesuatu yang terjadi di lingkungan, terutama yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan dan
cara penanggulangannya.
6)       Kimia Inti ( Radiokimia )
=  mempelajari zat-zat radioaktif.
7)       Biokimia
=  cabang ilmu kimia yang sangat erat kaitannya dengan ilmu biologi.
8)       Kimia Pangan
=  mempelajari bagaimana cara meningkatkan mutu bahan pangan.
9)       Kimia Farmasi
=  fokus kajiannya berupa penelitian dan pengembangan bahan-bahan yang mengandung obat.

1.4   Perkembangan Ilmu Kimia


1)       Sekitar tahun 3500 SM, di Mesir Kuno sudah mempraktekkan reaksi kimia (misal : cara membuat anggur, pengawetan mayat).
2)       Pada abad ke-4 SM, para filosofis Yunani yaitu Democritus dan Aristoteles mencoba memahami hakekat materi.
o        Menurut Democritus    =  setiap materi terdiri dari partikel kecil yang disebut atom.
o        Menurut Aristoteles      =  materi terbentuk dari 4 jenis unsur yaitu : tanah, air, udara dan api.
3)       Abad pertengahan (tahun 500-1600), yang dipelopori oleh para ahli kimia Arab dan Persia.
         Kimia lebih mengarah ke segi praktis. Dihasilkan berbagai jenis zat seperti : alkohol, arsen, zink asam iodida, asam sulfat dan
asam nitrat.
         Nama ilmu kimia lahir, dari kata dalam bahasa Arab ( al-kimiya = perubahan materi) oleh ilmuwan Arab Jabir ibn Hayyan (tahun
700-778).
4)       Abad ke-18, muncul istilah Kimia Modern. Dipelopori oleh ahli kimia Perancis Antoine Laurent Lavoisier (tahun 1743-1794) yang
berhasil mengemukakan hukum kekekalan massa.
5)       Tahun 1803, seorang ahli kimia Inggris bernama John Dalton (tahun 1766-1844) mengajukan teori atom untuk pertama kalinya.
Sejak itu, ilmu kimia terus berkembang pesat hingga saat ini.

1.5   Pengenalan Laboratorium


Laboratorium    = suatu tempat bagi seorang praktikan untuk melakukan percobaan.
Praktikan            = orang yang melakukan percobaan / praktikum.

       Bahan Kimia


Jenis bahan kimia berdasarkan sifatnya :
a)       mudah meledak (explosive)
b)       pengoksidasi (oxidizing)
c)        karsinogenik (carcinogenic : memicu timbulnya sel kanker)
d)       berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
e)       mudah menyala (flammable)
f)         beracun (toxic)
g)       korosif (corrosive)
h)       menyebabkan iritasi (irritant)

      Persiapan kerja di laboratorium :


1.        Merencanakan percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai praktikum
2.        Menggunakan peralatan kerja (kacamata, jas praktikum, sarung tangan dan sepatu tertutup)
3.        Bagi wanita yang berambut panjang, diharuskan mengikat rambutnya
4.        Dilarang makan, minum dan merokok
5.        Menjaga kebersihan meja praktikum dan lingkungan laboratorium
6.        Membiasakan mencuci tangan dengan sabun dan air bersih terutama sehabis praktikum
7.        Bila kulit terkena bahan kimia, jangan digaruk agar tidak menyebar
8.        Memastikan bahwa kran gas tidak bocor sewaktu hendak menggunakan bunsen
9.        Pastikan bahwa kran air selalu dalam keadaan tertutup sebelum dan sesudah melakukan praktikum

1.6   Teknik Bekerja di Laboratorium


ganan terhadap bahan kimia :
a)       Menghindari kontak langsung dengan bahan kimia
b)       Menghindari untuk mencium langsung uap bahan kimia
c)        Menggunakan sarung tangan

o        Jika ingin memindahkan bahan kimia :


a)       Membaca label bahan kimia (minimal 2 kali)
b)       Memindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan
c)        Tidak menggunakan secara berlebihan
d)       Jika ada sisa, jangan mengembalikan bahan kimia ke dalam botol semula untuk mencegah kontaminasi
e)       Menggunakan alat yang tidak bersifat korosif untuk memindahkan bahan kimia padat
f)         Untuk bahan kimia cair, pindahkan secara hati-hati agar tidak tumpah

o        Jika terkena bahan kimia :


Bersikap tenang dan jangan panik
Meminta bantuan teman yang ada di dekat Anda
  Membersihkan bagian yang mengalami kontak langsung (dicuci dengan air bersih)
Jangan menggaruk kulit yang terkena bahan kimia
Menuju ke tempat yang cukup oksigen
  Menghubungi paramedis secepatnya

o        Masalah penanganan limbah bahan kimia :


a)       Limbah berupa zat organik harus dibuang terpisah agar dapat didaur ulang
b)       Limbah cair yang tidak berbahaya dapat langsung dibuang tetapi harus diencerkan dulu dengan menggunakan air secukupnya
c)        Limbah cair yang tidak larut dalam air dan limbah beracun harus dikumpulkan dalam botol penampung dan diberi label
d)       Limbah padat harus dibuang terpisah karena dapat menyumbat saluran air
e)       Sabun, deterjen dan cairan yang tidak berbahaya dalam air dapat langsung dibuang melalui saluran air kotor dan dibilas dengan
air secukupnya
f)         Gunakan zat / bahan  kimia secukupnya
PENGGOLONGAN MATERI

Skema Klasifikasi Materi


( berdasarkan komposisi kimia )

   I.      Zat Tunggal ( Zat Murni )


       Zat tunggal adalah suatu zat yang komposisinya terdiri atas zat-zat dengan sifat kimia yang sama.
       Zat tunggal (zat murni) terdiri dari sejenis materi.
Contohnya : karbon, belerang, oksigen, air, alkohol
A.       UNSUR
         Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi secara kimia menjadi zat-zat lain yang lebih sederhana.
         Unsur merupakan zat tunggal yang paling sederhana dari materi.
Contohnya : H, C, N, P, Fe, Au, Mg

o        Lambang Unsur ( Lambang Atom )


Menurut Jons Jakob Berzelius (Swedia) :
       Setiap unsur dilambangkan dengan satu huruf yaitu huruf awal dari nama Latin unsur yang bersangkutan dan ditulis dengan
huruf besar / kapital.
       Unsur yang mempunyai huruf awal yang sama, lambangnya dibedakan dengan menambahkan satu huruf lain dari nama Latin
unsur tersebut; yang ditulis dengan huruf kecil.
Contohnya : Perhatikan Lampiran 2 Buku Paket Kimia!

B.       SENYAWA
      Senyawa terbentuk oleh perikatan kimia dari dua atau lebih jenis unsur.
      Sifat suatu senyawa berbeda dengan sifat unsur penyusunnya.
Contohnya : senyawa H2O(l) dan NaCl(s)

 II.      Campuran

Campuran adalah materi yang terdiri atas 2 (dua) atau lebih zat dan masih mempunyai sifat zat asalnya.
Contohnya : larutan garam, air lumpur, santan
       Permasalahan : Apa perbedaan bersenyawa dengan bercampur?

Partikel Dasar Penyusun Materi

Dapat berupa :
1)       Atom
       Atom adalah partikel terkecil dari suatu unsur yang masih mempunyai sifat-sifat unsur itu
atu unsur diberi lambang sama dengan lambang unsur tersebut
Na, Mg, Ba, Ca, Fe

2)       Molekul
         Molekul adalah partikel netral yang terdiri dari 2 atau lebih atom, baik atom sejenis maupun atom yang berbeda.
         Molekul yang terdiri dari sejenis atom disebut  Molekul Unsur
         Molekul yang terdiri dari atom-atom yang berbeda disebut Molekul Senyawa
         Contoh : H2O; CO2; H2SO4

3)       Ion
       Ion adalah atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik
       Ion yang bermuatan positif disebut Kation, sedangkan ion yang bermuatan negatif disebut Anion
       Ion yang terdiri dari 1 atom disebut Ion Tunggal ( monoatom ), sedangkan ion yang terdiri dari 2 atau lebih atom disebut Ion
Poliatom
       Contoh :
Kation Tunggal : Na+, K+

Kation Poliatom : NH4+ , H3O+

Anion Tunggal : Cl-, S2-

Anion Poliatom : NO3-, OH-

Partikel Unsur ( bisa berupa atom ; bisa berupa molekul )


a.        Pada umumnya, setiap unsur termasuk unsur logam mempunyai partikel berupa Atom
b.        Hanya beberapa unsur non logam yang partikelnya berupa Molekul ( contoh hidrogen H2 ; fosforus P4 ; belerang S8 )
c.        Molekul yang terdiri atas 2 atom disebut Molekul Diatomik ( contoh molekul hidrogen, nitrogen )
d.        Molekul yang terdiri atas lebih dari 2 atom disebut Molekul Poliatomik ( contoh molekul fosforus, belerang )

Partikel Senyawa ( bisa berupa molekul ; bisa berupa ion )


o        Dapat berupa Molekul ( disebut Senyawa Molekul ) atau Ion ( disebut Senyawa Ion )
o        Senyawa dari unsur logam termasuk senyawa ion, sedangkan senyawa dari unsur non logam termasuk senyawa molekul.
Contoh senyawa molekul : air ( H2O ) ; senyawa ion : Kalsium karbonat ( CaCO3 )

Rumus Kimia
Menyatakan jenis dan jumlah relatif atom yang menyusun suatu zat.
Dibedakan menjadi 3 :
a.        Rumus Molekul
Menyatakan jenis dan jumlah atom yang menyusun molekul suatu zat
Contoh : rumus molekul air ( H2O )
b.       Rumus Kimia Senyawa Ion
Menyatakan jenis dan jumlah atom yang menyusun suatu senyawa ion
Ciri khas senyawa ion adalah salah satu atom penyusun senyawa tersebut bersifat logam ( letaknya di depan )
Contoh : Mg(NO3)2 ; BaCl2 ; CuSO4 ; NaCl
c.        Rumus Empiris
Disebut juga Rumus Perbandingan; menyatakan jenis dan perbandingan paling sederhana dari atom-atom dalam suatu
senyawa
Contoh : Etuna dengan rumus molekul C2H2 dan mempunyai rumus empiris CH
Rumus kimia senyawa ion adalah rumus empiris
Contoh : garam dapur ( NaCl )
Sumber         : inspiria.wordpress.com/2010/.../download-materi-kimia-kelas-x-sma/
Sumber

Anda mungkin juga menyukai