MATERI:
1. TERMOKIMIA
2. IKATAN LOGAM, IONIK, DAN HIDROGEN
3. IKATAN KOVALEN
4. STOIKIOMETRI
PEMBAHASAN MATERI:
1. TERMOKIMIA
Ilmu kimia yang membahas energi panas yang menyertai reaksi kimia.
1.1. Sistem dan Lingkungan
1.1.1. Sistem adalah bagian dari alam semesta di mana kita ingin memusatkan
perhatian. Sistem dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
Sistem terbuka (dapat melakukan pertukaran materi dan pertukaran
energi).
Sistem tertutup (tidak dapat melakukan pertukaran materi, tetapi dapat
melakukan pertukaran energi).
Sistem tersekat (tidak dapat melakukan pertukaran materi maupun
pertukaran energi).
1.2. Entalpi
Reaksi kimia melepaskan energi apabila reaktan memiliki energi lebih tinggi
dibandingkan produk. Reaksi kimia menyerap energi ketika produk memiliki
energi yang lebih tinggi dibandingkan reaktan. Pada tekanan tetap, energi kimia
yang tersimpan di dalam suatu zat disebut entalpi dan dilambangkan dengan
simbol H. Perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi sama dengan jumlah
energi yang dilepaskan atau diserap pada tekanan tetap. Entalpi merupakan fungsi
keadaan. Fungsi keadaan adalah suatu variable yang harga perubahannya hanya
tergantung pada keadaan awal dan akhir, bukan pada jalan yang ditempuh untuk
melakukan perubahan tersebut.
1.3. Reaksi Eksotermik
Reaksi eksotermik adalah suatu reaksi yang berlangsung
dengan pelepasan energi atau penurunan entalpi. Reaksi
eksotermik melepaskan energi ke lingkungan. Reaktan
memiliki entalpi lebih tinggi dibandingkan produk.
Contoh :
2C2H6(g) + 7O2(g) → 4CO2(g) + 6H2O(g) ∆ H °=−169,4 kJ
Entalpi2C
(H)
2H6(g) + 7O2(g)
reaktan
∆ H °=−169,4 kJ
4CO2(g) + 6H2O(g)
produk
1.4. Reaksi Endotermik
Contoh:
N2(g) + O2(g) → 2NO(g) ∆ H =¿+181,8 kJ
Zat ΔHsol˚
∆ H sol˚=∆ H lat˚+∆ H hyd˚
NaOH -42,7
NaCl +3,9
Na2SO4 -2,3
KOH -55,2
KCl +17,2
K2SO4 +23,4
Mg(OH)2 +2,8
MgCl2 -155
1.10. Entalpi Reaksi Standar
Entalpi reaksi standar adalah perubahan entalpi untuk reaksi yang berlangsung
pada keadaan standar dan melibatkan jumlah mol zat yang ditentukan oleh
koefisien persamaan reaksinya. Entalpi reaksi standar dilambangkan dengan
simbol ΔHr˚(r = reaction). Entalpi reaksi standar dapat diperoleh dari hasil
eksperimen menggunakan kalorimeter ataupun hasil perhitungan.
Model awan elektron : logam dianggap terdiri dari ion-ion logam yang
merupakan bola-bola keras yang tersusun teratur dan berulang dimana di
sekitar ion-ion logam tersebut terdapat awan elektron yang terbentuk dari
electron valensi atom-atom logam.
Ikatan logam : gaya Tarik antara kation-kation logam dengan awan
elektron yang bermuatan negatif yang terbentuk dari elektron valensi dari
atom-atom logam.
Kekuatan ikatan logam : Jumlah elektron valensi makin banyak, muatan
kation makin besar, akibatnya gaya tarik kation dan elektron valensinya
makin besar, sehingga ikatan logamnya makin kuat.
2.1.2. Sifat Fisik Logam
Logam dapat ditempa dan direnggangkan
Kation
Berdasarkan Jenis Muatan
Anion
Kesimpulan :
1. Senyawa biner yang tersusun atas atom logam dan atom non-logam tidak
selalu merupakan senyawa ionik.
2. Senyawa ionik dapat tersusun atas atom-atom non-logam.
Ikatan ionik adalah ikatan yang terjadi karena adanya gaya elektrostatik
antara kation dan anion
Representasi Submikroskopik :
Representasi Makroskopik :
2.2.5. Model Senyawa Ionik (Kisi Kristal)
800
-80
Na+Cl-(g)
-160
∆ Hf (NaCl)=-410,9
-240 (6) Ukisi = -336,8
-320 NaCl(s)
-400
2.2.7. Sifat-sifat Senyawa Ionik
Senyawa Ionik dapat menghantarkan listrik dalam keadaan tertentu
Ikatan hidrogen: ikatan yang terjadi apabila atom hidrogen terikat oleh dua atom
yang memiliki keelektronegatifan tinggi, biasanya atom N, O, dan F.
3. IKATAN KOVALEN
3.1. Elektron Valensi dan Elektron Dalam pada Unsur-unsur Golongan
Utama
Elektron valensi adalah elektron yang menempati kulit terluar dari suatu atom.
Elektron dalam adalah elektron yang terletak antara inti atom dan elektron
valensi.
Contoh :
2 2 3
7N = 1s 2s 2p
Jumlah elektron valensi = 5 elektron
Jumlah elektron dalam = 2 elektron
Na = 1s22s22p63s1
11
Jumlah elektron valensi = 1 elektron
Jumlah elektron dalam = 10 eletron
3.10. Keelektronegatifan
Kemampuan relatif suatu atom untuk menarik elektron pada dirinya sendiri pada
waktu atom tersebut berikatan dengan atom lain.
Contoh :
Berapa bilangan koordinasi atom pusat pada :
a. CCl4
b. NH4+
Jawab:
a. CCl4
Atom pusat = C
Subtituen = Cl
BK atom C = ½ [ ev atom C + (jumlah Cl x elektron yg didonorkan Cl)-
muatan]
= ½ [ 4 + (4 x 1) – 0] = 4
b. NH4+
Atom pusat = N
Subtituen = H
BK atom C = ½ [ ev atom N + (jumlah H x elektron yg didonorkan H) –
muatan]
= ½ [ 5 + (4 x 1) – 1] = 4
Muatan hipotetik dari atom-atom yang berikatan kovalen pada molekul atau
ion poliatomik apabila pasangan elektron ikatan dianggap tertarik sama kuat
oleh dua atom yang berikatan
Muatan formal atom-atom dapat dihitung hanya apabila struktur Lewis dari
molekul atau ion poliatomik telah ditulis dengan benar.
QF = EV – NM = EV – NPEB – ½ NPEI
Dimana :
EV adalah elektron valensi,
NM adalaha jumlah elektron yang dimiliki oleh atom dalam molekul atau
ion poliatomik,
NPEB adalah jumlah elektron dari semua PEB pada atom,
NPEI adalah jumlah elektron dari semua PEI pada atom.
Muatan formal atom-atom dalam struktur Lewis suatu molekul dan ion poliatomik
dapat dijadikan sebagai indikator kestabilan dari molekul dan ion poliatomik
tersebut. Molekul dan ion poliatomik cenderung stabil bila atom-atomnya memiliki
muatan formal nol.
Contoh : Hitung muatan formal atom-atom pada BF3
Jawab :
Muatan formal
QF (B) = EV – NPEB – ½ NPEI
=3–0–½x6
=0
QF (F) = EV – NPEB – ½ NPEI
=7–6–½x2
=0
3.14. Struktur Lewis
Langkah-langkah penulisan struktur Lewis:
1. Menentukan atom pusat molekul atau ion poliatomik sederhana
2. Menghitung BK atom pusat, jumlah PEI dan PEB
3. Menuliskan kerangka struktur Lewis
4. Menambahakan elektron pada subtituen selain atom hidrogen sehingga
subtituen tersebut memenuhi aturan oktet
5. Menghitung muatan formal semua atom dalam molekul dan ion poliatomik
sederhana
6. Menjadikan muatan formal atom-atom harganya nol, bila mungkin, dengan cara
merubah PEB pada subtituen, yang muatan formalnya tidak nol, menjadi ikatan
kovalen. Bila tidak mungkin harga muatan formal atom pusat dijadikan negatif
kecil atau positif kecil.
Contoh : Struktur Lewis CF4
Tahap 1
Atom pusat : C
Tahap 2
BK atom C = ½ [ ev atom C + (jumlah F x elektron yg didonorkan F) – muatan]
= ½ [ 4 + (4 x 1) – 0] = 4
Atom C mengikat 4 atom F, PEI = 4
Sehingga PEB = BK – PEI
=4–4=0
Tahap 3
Atom C mengikat empat atom F, kerangka struktur Lewis CF4 adalah sebagai
berikut
F
F C F
F
Tahap 4
Mengoktetkan semua subtituen sehingga diperoleh gambar berikut
Tahap 5
Menghitung muatan formal semua atom
Muatan formal
QF (C) = EV – NPEB – ½ NPEI
=4–0–½x8
=0 Karena muatan formal tiap atom adalah nol,
QF (F) = EV – NPEB – ½ NPEI maka gambar di atas adalah struktur Lewis CF4
=7–6–½x2
=0
3.15. Resonansi
Suatu fenomena dimana molekul atau ion poliatomik dapat digambarkan dengan
lebih dari satu struktur.
4. STOIKIOMETRI
4.1. Hukum-Hukum Dasar Kimia
4.1.1. Hukum Kekekalan Massa atau Hukum Lavoisier
Antoine Lavoisier (1743 – 1794) melakukan percobaan dengan gas
hidrogen (H2) yang dibakar dengan gas oksigen (O2) dalam bejana tertutup,
dihasilkan
Hukum airKekekalan
yang massanya
Massasama
: dengan massa gas hidrogen dan gas
oksigen yangreaksi
“Pada diperlukan dalam
kimia, rekasi
massa zat tersebut.
sebelum reaksi sama dengan
massa zat hasil reaksi” 2H2O(g) + O2(g) →2H2O(g)
Contoh:
1 mol 12C terdiri dari 6,022 × 1023 atom 12C
1 mol H2O terdiri dari 6,022 × 1023 molekul H2O
1 mol NaCl terdiri dari 6,022 × 1023 satuan rumus NaCl
Massa 1 mol senyawa sama dengan massa senyawa tersebut dalam satu gram
Contoh Soal :
Penisilin, antibiotika pertama di dunia, ditemukan secara kebetulan oleh
Alexander Fleming, seorang ahli bakteriologi Skotlandia, pada tahun 1928.
Penisilin F memiliki rumus kimia C14H20N2SO4.
Tentukan persentase massa masing-masing unsur yang terdapat dalam penisilin!
4.6. Rumus Empiris dan Rumus Molekul
4.6.1. Rumus Empiris
• Rumus kimia yang paling sederhana untuk suatu senyawa/ molekul.
• Menggunakan bilangan bulat yang paling kecil sebagai bilangan indeks.
• Ditentukan berdasarkan jumlah mol setiap unsur-unsurnya.
4.6.2. Rumus Molekul
• Menyatakan jumlah atom yang terdapat dalam satu molekul.
• Diperoleh dari rumus empiris dengan mengetahui massa molar molekul.
4.6.3. Langkah penentuan rumus empiris dan rumus molekul
1. Menentukan massa (gram) setiap unsur dalam senyawa
2. Menentukan mol unsur setiap senyawa
3. Membagi nilai mol setiap unsur dengan nilai mol paling kecil, sehingga
didapatkan rumus empiris
4. Menentukan massa molar berdasarkan rumus empiris
5. Menentukan rumus molekul
Contoh Soal :
Tentukan rumus empiris dan rumus molekul untuk senyawa yang mempunyai
persentase massa sebagai berikut:
Cl = 71,65% C = 24,27% H = 4,07%
Diketahui massa molar senyawa adalah 98,96 g/mol
Massa (gram) setiap unsur dalam senyawa
Cl = 71,65 gram C = 24,7 gram H = 4,07 gram
Mol setiap unsur dala senyawa
massa Cl 71,65 gram
Mol Cl = = = 2,021 mol Cl
massa molar Cl 35,45 g /mol
massa C 24,27 gram
Mol C = = = 2,021 mol C
massa molar C 12,01 g/mol
massa H 4,07 gra m
Mol H = = = 4,04 mol H
massa molar H 1,008 g /mol
Membagi nilai mol setiap unsur dengan nilai mol paling kecil
2,021 mol Cl
2,021 mol C mol Cl : mol C : mol H = 1:1:2 ClCH2
4,04 mol H
Rumus Empiris : ClCH2
Menentukan massa molar berdasarkan rumus empiris
1 atom Cl = 1 x 35,45 g/mol = 35,45 g/mol
1 atom C = 1 x 12,01 g/mol = 12,01 g/mol
2 atom H = 2 x 1,008 g/mol = 2,032 g/mol
49.48 g/mol
Menentukan rumus molekul
massa molar
Rumus molekul = rumus empiris x
massa molar rumus empiris
98,96 g/mol
= (ClCH2) x
49,48 g/mol
= (ClCH2) x 2
= Cl2C2H4
4.7. Reaksi Kimia
Reaksi kimia adalah suatu proses dimana sejumlah zat yang disebut reaktan atau
pereaksi berubah menjadi sejumlah zat baru yang disebut produk atau hasil reaksi.
Suatu reaksi secara simbolik dinyatakan dengan persamaan reaksi. Contoh : N2(g) +
O2(g) → 2NO(g). Dalam reaksi kimia, kecuali reaksi nuklir, dianggap bahwa atom
tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Bukti terjadinya reaksi kimia:
Berkurang atau menghilangnya suatu zat
Terjadinya perubahan warna
Dihasilkannya suatu gas
Terjadinya endapan dalam larutan yang jernih
Timbulnya bau
Terjadinya perubahan temperature
4.7.1. Jenis-jenis Reaksi Kimia
Reaksi Kombinasi/ Reaksi Adisi
Reaksi penggabungan zat-zat sederhana menjadi sat yang lebih
rumit.
Contoh : 2Na(s) + Cl2(g) → 2NaCl(s)
Reaksi Dekomposisi
Reaksi dimana suatu zat terurai menjadi zat-zat yang lebih
sederhana.
Contoh : 2AgBr(s) → 2Ag(s) + Br2(g)
Reaksi Pembakaran
Reaksi antara unsur dan senyawa dengan gas oksigen menghasilkan
zat baru disertai pelepasan panas atau cahaya.
Contoh : 4Na(s) + O2(g) → 2Na2O (s)
Reaksi Penggantian
Reaksi dimana suatu unsur menggantikan unsur yang lain yang ada
dalam suatu senyawa.
Contoh : Zn(s) + 2HCl(aq) → ZnCl2(aq) + H2(g)
Representasi mikroskopis
Pereaksi Berlebih
Pereaksi yang memiliki kuantitas lebih besar daripada pereaksi
pembatas, dimana jumlahnya lebih banyak daripada kebutuhan
reaksi.
“Pada temperatur dan tekanan yang sama, gas-gas yang memiliki volum
yang sama mengandung jumlah partikel yang sama”
Artinya : Pada temperatur dan tekanan yang sama, volum yang ditempati oleh
satu mol (volum molar) gas apapun harus SAMA.
Keadaan standar:
STP (standard condition of temperature and pressure)
◦ Temperatur standar : 273 K (0˚C)
◦ Tekanan standar : 1,0 atm
4.12.1. Volum molar beberapa gas (tekanan standar)
Gas Rumus Volum molar standar (L)
Helium He 22,398
Argon Ar 22,402
Hydrogen H 22,410
Nitrogen N 22,413
Oksigen O 22,414
Massa gas
Karbon monoksida CO 22,414
Mol x NA