Anda di halaman 1dari 7

NAMA : NURIL IDHA PUSPITANINGTYAS

KELAS : IPA D
NIM : 207190105

COVID 19 dengan Komponen SETS

TEKNOLOGI
Pemanfaatan Bahan Alami Sebagai
Disinfektan dan Hand Sanitizer

SAINS LINGKUNGAN

MASYARAKAT COVID-19 adalah virus yang


Di Indonesia banyak sekali rempah-rempah yang
menginfeksi system pernapasan. Virus
 Saat ini banyak orang yang memanfaatkan dapat digunakan sebagai bahan pembuatan
ini memiliki gejala awal mirip dengan
keadaan dengan menaikkan harga disinfektan disinfektan dan hand sanitizer. Selain untuk
flu, seperti demam, pilek, batuk kering,
dan hand sanitizer, sehingga banyak masyarakat menbuat disinfektan dan hand sanitizer, banyak
sakit tenggorokan, dan sakit kepala.
yang kesulitan untuk mencarinya dan banyak sekali rempah-rempah yang bisa digunakan untuk
Jika sudah parah penderita bisa
juga yang tidak mampu untuk membelinya. membuat minuman untuk menambah daya tahan
mengalami demam tinggi, batuk
 Ekonomi masyarakat yang mulai terganggu. tubuh, mengingat virus covid-19 ini sangat mudah
berdahak bahkan berdarah, sesak napas,
 Akibat dari ekonomi yang terganggu banyak dan nyeri dada. Cara penyebaran virus
menyerang apabila orang tersebut mempunyai
masyarakat yang mulai membuat inofasi untuk melalui udara, media yang sudah daya tahan tubuh yang lemah.
menambah penghasilan, misalnya dengan terkontaminasi virus, memegang area
membuat dan menjual masker handmade, muka sebelum cuci tangan, dan kontak
membuat disinfektan dan handsanitizer sendiri, langsung dengan penderita covid-19.
dll.
 Dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran.
Terbukti dengan banyaknya siswa yang
mendapat tugas mengenai covid-19.
Lembar Diskusi

1. Teknologi
Karena COVID-19 ini lebih mudah menyerang orang yang daya imunitasnya lemah maka kita perlu mengantisipasinya dengan meningkatkan
system imun dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan bisa menambah daya imunitas kita. Selain mengonsumsi makanan yang bisa
meningkatkan imunitas kita juga perlu melindungi daya tahan tubuh kita dari luar seperti menggunakan disinfektan atau hand sanitizer saat kita
berada diluar rumah dan mencuci tangan sesuai prosedur yang telah dianjurkan oleh WHO setelah bepergian.
Karena pada saat ini harga disinfektan dan hand sanitizer dipasaran sangat mahal, dengan pemanfaatan bahan alami sebagai bahan untuk
membuat disinfektan dan hand sanitizer, akan menjadi salah satu solusi dalam menghadapi pandemic yang sedang terjadi sekarang ini. Melindungi
diri dengan penggunaan disinfektan atau hand sanitizer juga bisa mengurangi kemungkinan orang terkena COVID-19. Rempah-rempah atau
tumbuhan yang bisa digunakan sebagai bahan membuat disinfetkan dan hand sanitizer sangatlah banyak, antara lain daun sirih, lidah buaya,
kemangi, jeruk nipis, lemon,dll.
Metode pembuatan hand sanitizer dengan menggunakan daun sirih dan jeruk nipis:
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4

Letakkan daun sirih pada


Cuci 10 lembar daun Cuci 3 buah jeruk nipis Kukus selama 30-45
wadah stainless steel
sirih lalu iris kecil-kecil lalu potong dan peras menit
tambahkan air panas
Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7

Pisahkan daun sirih dengan


Setelah 30-40 menit, airnya menggunakan Jika sudah dingin masukkan
matikan kompor lalu saringan kemudian kedalam botol spray bekas parfum
keluarkan mangkuk campurkan dengan perasan atau pewangi. Hand sanitizer siap
dari kukusan jeruk nipis, tunggu hingga digunakan
dingin

2. Sains

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus,
virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa
menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Selain virus SARS-
CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory
Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus,
COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan
penyebaran dan keparahan gejala.
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit
kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk
berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona. Secara umum,
ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:
 Demam (suhu tubuh di atas 38˚ C)
 Batuk
 Sesak napas
Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah penderita terpapar virus Corona.
Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian
besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan
infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Ada
dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia
ke manusia. Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:
 Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19 batuk atau bersin
 Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19
 Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19

Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil,
orang yang memiliki penyakit tertentu, perokok, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah, misalnya pada penderita kanker. Karena mudah
menular, virus Corona juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Oleh karena itu, para tenaga medis dan
orang-orang yang memiliki kontak dengan pasien COVID-19 perlu menggunakan alat pelindung diri (APD).
Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan
mencegah penyebaran virus, yaitu:
 Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani perawatan dan karatina di rumah sakit rujukan
 Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan istirahat yang cukup
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah
dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:
 Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan
mendesak.
 Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan.
 Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar
rumah atau di tempat umum.
 Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
 Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.
 Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk,
atau pilek.
 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat sampah.
 Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan rumah.

Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan),
ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular ke orang lain, yaitu:

 Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur
dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
 Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
 Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu pihak rumah sakit untuk menjemput.
 Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-benar sembuh.
 Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.
 Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur dengan orang lain.
 Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama orang lain.
 Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat sampah.

Tanaman sirih (Piper betle L) merupakan salah satu jenis obat-obatan dari alam yang dapat dijadikan alternatif sebagai antiseptik di samping aman
(tidak ada efek samping). Jenis antiseptik ini juga mudah terdegradasi (terurai) murah dan mudah diperoleh serta mengandung senyawa eugenol,
kavikol, allipyrokatekol dan kavibetol yang dapat berfungsi sebagai zat antiseptik (Oswald,1981). Bagian tumbuhan ini yang banyak dimanfaatkan
sebagai obat adalah bagian daun karena pada daun sirih mengandung minyak atsiri, fenil propana, estragol, kavicol, hidroksikavicol, kavibetol,
caryophyllene, allylpyrokatekol, cyneole, cadinene, tanin, diastase, pati, terpennena, seskuiterpena, dan gula. Semua zat itu, menyebabkan sirih
seperti ditakdirkan menjadi tanaman yang dapat menyehatkan manusia, karena kaya manfaat dan kegunaannya (imroatun,2012).
Pada penelitian menyatakan bahwa perasan air jeruk nipis memiliki efek antibakteri dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus, hal ini ditunjukan dengan terbentuknya zona hambat perasan air jeruk nipis terhadap Staphylococcus aureus sebesar 14,22 mm (Lauma,
2015). Penelitian uji daya hambat air perasan buah jeruk nipis terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus menunjukan bahwa air perasan
buah jeruk nipis dengan konsenrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% dapat menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Hal ini menunjukkan adanya
senyawa aktif antibakteri dalam air perasan buah jeruk nipis yang diduga diperoleh dari kandungan kimia yang terdapat di dalamnya, seperti minyak
atsiri, diantaranya fenol yang bersifat sebagai bakterisidal, yang mungkin mampu menghambat pertumbuhan dari bakteri Staphylococcus aureus
(Razak, 2013).

3. Masyarakat
Dampak virus corona bagi perekonomian UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) sangat nyata. Dilansir dari BBC Indonesia, hal ini
disampaikan oleh Ketua Asosiasi UMKM Indonesia sendiri, yaitu Ikhsan Ingatubun. Anjuran physical distancing yang dikeluarkan oleh pemerintah
Indonesia membuat orang-orang tetap di rumah dan tidak pergi keluar untuk melakukan aktivitas biasanya. Salah satu kegiatan yang menghilang dari
rutinitas adalah tidak berbelanja ke luar rumah melalui UMKM yang ada. Karena inilah, UMKM kesulitan membayar biaya-biaya yang ada. Hal itu
seperti gaji dan honor pekerja, serta biaya-biaya operasional dan non-operasional lainnya. Hal ini berdampak buruk, karena apabila pekerja tidak bisa
menghasilkan uang, mereka terpaksa pulang kampung dan tidak punya pilihan lain. Pasalnya, mereka tidak memiliki penghasilan yang cukup untuk
hidup di tempat perantauan. Mau tidak mau, pulang ke rumah adalah hal yang harus dilakukan untuk bertahan hidup.
Agen perjalanan, hotel, transportasi, pemandu wisata, hingga restoran pun terkena dampak dari virus corona ini. Tidak hanya turis lokal,
anjloknya angka turis mancanegara juga merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Pekerja juga terkena dampak virus corona bagi perekonomian
sektor pariwisata, dan akan membutuhkan cara menghasilkan uang dari rumah saat wabah. Hal ini terjadi karena pola yang mirip dengan lesunya
industri UMKM. Dilansir dari Liputan6, World Travel & Tourism Concil memprediksi, akan ada 75 juta tenaga industri perjalanan dan pariwisata
yang bisa kehilangan pekerjaan mereka.
Menjelang Ramadan, dunia manufaktur normalnya menggenjot industri karena naiknya permintaan masyarakat. Sayangnya, karena corona
datang, manufaktur tidak bisa melakukan hal itu. Dilansir dari Katadata, dampak virus corona bagi perekonomian ini memaksa perusahaan
manufaktur untuk menurunkan produksinya. Ada karyawan harian yang diminta untuk libur bergantian, sehingga pendapatannya berkurang
setengahnya. Apabila dirumahkan sepenuhnya, perusahaan juga harus melakukan perhitungan pesangon. Karyawan harian juga terancam kehilangan
pekerjaannya, dan berakhir “terpaksa” pulang kampung atau cari pekerjaan lain. Karena proses pengolahan berkurang, impor bahan baku juga
mengalami penurunan. Selain itu, hasil akhir proses manufaktur juga akan mengalami penurunan ekspor karena penurunan permintaan dari luar
negeri.
Karena hal-hal tersebut, akhirnya banyak masyrakat yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan penghasilan mulai dari usaha yang tidak
merugikan orang lain hingga berbuat curang sehingga merugikan banyak orang. Banyak orang yang memanfaatkan keadaan dengan mebuat usaha
untuk menabah penghasilan dengan menbuat masker dari kain sehingga dapat dicuci dan dapat dipakai berkali-kali dan tidak menimbulkan limbah
yang banyak. Tetapi ada pula yang memanfaatkan keadaan ini dengan menimbun masker, disinfektan, hand sanitizer, sarung tangan, bahkan pakaian
hazmat lalu mereka menjualnya dengan harga yang tidak sewajarnya. Bahkan tenaga medis yang sangat membutuhkan alat-alat itu, karena mereka
berada pada barisan paling depan untuk melawan pandemic ini tidak kebagian karena banyaknya masyarakat yang menimbunnya. Banyak tenaga
medis yang tidak kebagian pakaian hazmat bahkan rela memakai jas hujan sebagai perlindungan, sedangkan ada beberapa orang-orang yang
memakai baju hazmat, sarung tangan, dan masker hanya untuk berbelanja dipusat perbelanjaan dengan alasan takut terkena virus corona. Padahal
pemerintah sudah memberikan anjuran untuk menjalankan physical distancing.
Selain mempengaruhi perekonomian masyarakat, covid-19 ini juga sangat mempangaruhi dalam kegiatan belajar dan mengajar. Akibatnya
pembelajaran diadakan secara online, tugas dikirim secara online, dan apa-apa serba online. Hal tersebut sebenarnya tidak terlalu berpengaruh pada
siswa tingkat SMP sampai dengan tingkat perguruan tinggi, tetapi untuk tingkat SD hal tersebut sangat berpengaruh, karena masih banyak anak SD
yang belum begitu paham dengan alat elektronik, kebanyakan anak SD menggunakan smartphone hanya untuk bermain game online. Bahkan ada
seorang guru SD honorer di daerah Purworejo, Jawa Tengah yang rela berkeliling untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada muridnya
karena banyak dari muridnya yang belum atau tidak memiliki smartphone. Selain itu, banya siswa yang mengeluh mengenai pembelajaran secara
online karena materi yang disampaika kurang maksimal, hal tersebut terjadi karena banyak rumah siswa yang terletak di daerah yang susah signal,
sehingga dengan tugas yang sangat banyak siswa merasa kesulitan pada saat menerima materi dan saat akan mengumpulkan tugas.

4. Lingkungan
Keadaan iklim, cuaca, dan tanah di Indonesia yang sesuai untuk tempat tumbuh rempah-rempah, mengakibatkan Indonesia menjadi salah satu
Negara dengan penghasil rempah-rempah terbanyak di dunia, bahkan menempati posisi kelima. Walaupun rempah-rempah di Indonesia sangat
melimpah, sayangnya masyarakat belum terlalu memaksimalkan dalam pemakaiannya, padahal banyak sekali rempah-rempah yang selain untuk
bumbu dapur juga bisa dimanfaatkan sebagai obat herbal bahkan banyak sekali rempah-rempah yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan
disinfektan dan hand sanitizer yang sangat kita butuhkan saat ini. Selain untuk membuat disinfektan dan hand sanitizer, banyak sekali rempah-
rempah yang bisa digunakan untuk membuat minuman untuk menambah daya tahan tubuh, mengingat virus covid-19 ini sangat mudah meneyerang
orang dengan daya tahan tubuh yang lemah.

Anda mungkin juga menyukai