Anda di halaman 1dari 17

Tugas III Termokimia

Nama : Ahmad
Maulana
Nim : DBD 118 045
Definisi Termokimia

Termokimia dapat didefinisikan sebagai bagian ilmu


kimia yang mempelajari dinamika atau perubahan
reaksi kimia dengan mengamati panas/termalnya saja.
Salah satu terapan ilmu ini dalam kehidupan sehari-
hari ialah reaksi kimia dalam tubuh kita dimana
produksi dari energi-energi yang dibutuhkan atau
dikeluarkan untuk semua tugas yang kita lakukan.
Pembakaran dari bahan bakar seperti minyak dan batu
bara dipakai untuk pembangkit listrik.
Definisi Entalpi
Entalpi (H) adalah jumlah total dari semua bentuk
energi. Entalpi (H) suatu zat ditentukan oleh jumlah
energi dan semua bentuk energi yang dimiliki zat yang
jumlahnya tidak dapat diukur dan akan tetap konstan
selama tidak ada energi yang masuk atau keluar dari
zat. Energi kinetik ditimbulkan karena atom – atom
dan molekul molekul dalam zat bergerak secara acak.
Jumlah total dari semua bentuk energi
itu disebut entalpi (H) . Entalpi akan tetap konstan
selama tidak ada energi yang masuk atau keluar dari
zat. Misalnya entalpi untuk air dapat ditulis H H20 (l)
dan untuk es ditulis H H20 (s).
Perubahan Entalpi Pada Reaksi Kimia

Dalam termokimia, perubahan entalpi merupakan


salah satu konsep dasar yang sangat penting untuk
dipahami. Dilansir dari Chemguide, perubahan entalpi
adalah perubahan energi dari awal hingga akhir suatu
reaksi kimia. Perubahan entalpi berkaitan erat dengan
hukum kekekalan energi bahwa energi tidak dapat
diciptakan ataupun dimusnahkan tapi dapat berubah
bentuk menjadi energi lain.
Dari gambar diatas, terlihat bahwa perubahan entalpi adalah selisih dari energi akhir dan energi awal
reaksi atau dapat disimpulkan dalam persamaan:
Dimana:
ΔH = perubahan entalpi reaksi,
ΔH produk = entalpi hasil reaksi,
ΔH reaktan = entalpi awal reaksi.
jika perubahan entalpi lebih besar dari nol atau bertanda positif maka reaksi tersebut melakukan
penyerapan kalor dari lingkungan ke sistem. Adapun jika nilai entalpi menunjukkan nilai dibawah
nol atau negatif, menandakan bahwa sistem tersebut melepaskan energi ke lingkungan sekitarnya.
Contoh Soal :
1. Jika ΔH CH4 Penyelesaian:
adalah -75 kJ/mol, Reaksi pembakaran CH4
ΔH2O adalah
-242 kJ/mol, ΔH
adalah -394
kJ/mol, berapakah
perubahan entalpi
nya apabila CH4
melalui proses
pembakaran
dalam kondisi
standar?
Contoh soal
2. Persamaan termokimia dari reaksi penguraian 1 mol
uap air yang membutuhkan energi sebesar 242 kJ
adalah sebagai berikut.
Penyelesaian:
H2O (g) → H2 (g) + ½ O2 (g)          ∆Hd⁰ = +242 kJ

3. Berapa enguraian standar satu mol CO2(g) menjadi


unsur-unsur tersebut?
Penyelesaian:
CO2(g) → C(s) + O2(g) = +393,5 kJ mol–1
Macam – Macam Entalpi Reaksi

Entalpi Pembentukan Standar (ΔH°f)


Perubahan entalpi pembentukan standar (ΔH°f) yaitu perubahan entalpi yang
diperlukan atau dilepaskan pada pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-
unsurnya pada suhu dan keadaan standar. Jika tidak diukur pada keadaan standar,
perubahan entalpi pembentukan dinotasikan ΔH° f. Perubahan entalpi
pembentukan disebut juga kalor pembentukan.
Entalpi Penguraian Standar (ΔH°d)
Perubahan entalpi penguraian standar yaitu perubahan entalpi yang diperlukan
atau dilepaskan pada penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya pada
keadaan standar. Hukum Laplace menyatakan bahwa jumlah kalor yang
dilepaskan pada pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah
kalor yang diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya.
Entalpi Pembakaran Standar (ΔH°C)
Perubahan entalpi pembakaran standar yaitu perubahan entalpi yang diperlukan
dan dilepaskan pada pembakaran sempurna 1 mol zat pada keadaan standar.
Entalpi Netralisasi Standar  (ΔH°n)
Perubahan entalpi netralisasi standar yaitu perubahan entalpi yang diperlukan atau
dilepaskan untuk menetralkan 1 mol asam oleh basa atau 1 mol basa oleh asam yang
diukur pada keadaan standar.
Entalpi Penguapan Standar (ΔH°vap)
Perubahan entalpi penguapan standar yaitu perubahan entalpi yang diperlukan atau
dilepaskan pada saat 1 mol zat dalam fase cair berubah menjadi fase gas pada
keadaan standar.
Entalpi Peleburan Standar (ΔH°fus)
Perubahan entalpi peleburan standart yaitu perubahan entalpi yang diperlukan atau
dilepaskan pada saat 1 mol zat fase padat berubah menjadi fase cair pada keadaan
standart.
Entalpi Sublimasi Standar (AH°sub)
Perubahan entalpi sublimasi standar yaitu perubahan entalpi yang diperlukan atau
dilepaskan pada saat 1 mol zat fase padat berubah menjadi fase gas pada keadaan
standar.
Entalpi Pelarutan Standar  (ΔH°sol)
Perubahan entalpi pelarutan standar yaitu perubahan entalpi yang diperlukan atau
dilepaskan ketika 1 mol zat melarut dalam suatu pelarut pada keadaan standar.
Contoh Soal :
Jika Na(s) + ½ (g) → NaCI(s), maka : 
ΔH = -401,9 kJ/mol
Jika ΔH°f  H2O(g) = -285,85 kJ/mol, maka :
ΔH°d H2O (g) = +285,85 kJ/mol.
Jika C2H5OH(ℓ) + 302(g) -> 2CO2(g) + 3H20(g), maka:           
ΔH = -1.350 kJ/mol
Jika H2O(t) -> H2O(g), maka:                              
ΔH°vap = + 44 kJ
Jika H2O(s) -> H2O(ℓ), maka:      
ΔH°fus =+6,01 kj
Hukum Hes

Hukum Hess adalah hukum yang digunakan untuk


menentukan besarnya perubahan entalpi suatu reaksi. Dalam
hukum Hess, nilai perubahan entalpi dinyatakan sebagai
fungsi keadaan (∆H). Menurut hukum ini, karena perubahan
entalpi merupakan fungsi keadaan maka perubahan reaksi
kimia akan bernilai sama meskipun langkah-langkah yang
diperlukan untuk menghasilkan hasil reaksi berbeda.
Bunyi Hukum Hess:“Jumlah panas yang dibutuhkan atau
dilepaskan pada suatu reaksi kimia tidak tergantung pada
jalannya reaksi tetapi ditentukan oleh keadaan awal dan
akhir”.
Berdasarkan percobaan-percobaan yang telah dilaku- kannya,
pada tahun 1840 Germain Hess (1802-1850) merumuskan:

Perubahan A menjadi C dapat berlangsung 2 tahap. Tahap I


(secara Iangsung)
A → C AH1
Tahap II (secara tidak langsung)
Faktor-faktor yang mempengaruhi hukum hess yaitu:
Jumlah zat yang bereaksi
Suhu atau temperatur
Jenis reaksi
Pelarut
Sifat zat
Konsentrasi
Perubahan tekanan
Katalisator,
Kalor
Penerapan Hukum Hess

Berikut ini terdapat beberapa penerapan hukum hess, terdiri


atas:
Kita dapat mengkombinasikan beberapa reaksi yang telah
diketahui entalpinya untuk memperoleh entalpi reaksi yang kita
cari.
Kebalikan dari suatu reaksi mengakibatkan perubahan tanda
entalpi, artinya jika suatu reaksi berjalan secara eksoterm maka
kebalikan reaksi tersebut adalah endoterm dengan tanda entalpi
yang saling berlawanan.
Jika suatu reaksi dikalikan dengan suatu bilangan maka entalpi
reaksi tersebut juga harus dikalikan dengan bilangan yang sama.
 
contoh soal :
2.Perhatikan diagram reaksi berikut :
1. Diketahui diagram
siklus Hess

Berdasarkan diagram tersebut, berapakah nilai X?


Pembahasan:
Menurut Henry Hess, “Kalor yang diserap atau
dibebaskan oleh suatu reaksi tidak tergantung pada
jalannya reaksi, tetapi tergantung pada keadaan awal dan
akhir reaksi”. Ini berarti:
∆H3 = ∆H1 + ∆H2
-398 = X + (-100)

Pembahasan : X = -398 + 100 = -298 kJ


Jadi, nilai X adalah -298 kJ.
Kesimpulan :
Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika
terhadap peristiwa kimia yang membahas tentang kalor yang menyertai
reaksi kimia.Termokimia dapat didefinisikan sebagai bagian ilmu kimia
yang mempelajari dinamika atau perubahan reaksi kimia dengan
mengamati panas/termalnya saja. Salah satu terapan ilmu ini dalam
kehidupan sehari-hari ialah reaksi kimia dalam tubuh kita dimana
produksi dari energi-energi yang dibutuhkan atau dikeluarkan untuk
semua tugas yang kita lakukan. Pembakaran dari bahan bakar seperti
minyak dan batu bara dipakai untuk pembangkit listrik.
Hukum Hess adalah hukum yang digunakan untuk menentukan besarnya
perubahan entalpi suatu reaksi.Bunyi Hukum Hess:“Jumlah panas yang
dibutuhkan atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia tidak tergantung pada
jalannya reaksi tetapi ditentukan oleh keadaan awal dan akhir”.

Anda mungkin juga menyukai