Anda di halaman 1dari 18

Handout

Senyawa yang Mengandung Belerang (tiosianat,


isotiosianat, tial, dan tio keton)
Disusun Oleh:

1. Eka Wahyuni NPM. 2006103040063


2. Nisa Tanzira NPM. 2006103040061
3. Rauzatul Jannah NPM. 2006103040064

Untuk Melengkapi Tugas-tugas Guna Memenuhi Persyaratan


Mengikuti Matakuliah Kimia Organik Monofungsional

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
TAHUN 2021
Senyawa Yang Mengandung Belerang
A. Tiosianat
1. Struktur Tiosianat
Tiosianat juga dikenal sebagai rhodanide adalah anion [SCN]-. Senyawa
ini adalah basa konjugat dari asam tiosianat. Turunan umumnya termasuk
garam tidak berwarna kalium tiosianat dan natrium tiosianat. Senyawa organik
yang mengandung gugus fungsional SCN juga disebut tiosianat.
Tiosianat analog dengan ion sianat, [OCN]-, dengan oksigen digantikan
oleh sulfur. [SCN]- adalah salah satu pseudohalida, karena kesamaan reaksi
dari ion-ion halida. Tiosianat awalnya dikenal sebagai rhodanide (dari bahasa
yunani, kata untuk mawar) karena warna merah akibat kompleks besi.

Struktur umum tiosianat

 Struktur tiosianat alfatik

IUPAC: Tiosianato metana


Trivia: Methyl Thiocyanate

 Struktur tiosianat alisiklik

IUPAC: tiosianato sikloheksana


Trivial: sikloheksil thiocynate
 Struktur tiosianat aromatik

IUPAC : tiosianato benzena


Trivial : Phenyl Thiocyanate

2. Tatanama Tiosianat
a. Tatanama alifatik
o Tentukan rantai karbon utama, yaitu rantai karbon terpanjang yang
mengandung gugus tiosianat (SCN).
o Tentukan cabang dan diberi nama sesuai nama alkil.
o Penomoran rantai utama dimulai dari yang paling dekat dengan
gugus tiosianat (SCN).
o Jika terdapat lebih dari satu jenis substituen, urutkan sesuai huruf
abjad. Misal: butil, etil, metil, propil, dan seterusnya.
o Jika terdapat lebih dari satu substituen sejenis, berikan awalan di (2),
tri (3), tetra (4), dan seterusnya.

Contoh :

IUPAC: 1-tiosianato propana

Trivial: propane-1-
thiocyanate

IUPAC: 3-metil-2-tiosianato butana

Trivial: 3-methylbutane-2-yl thiocyanate


b. Tata nama alisiklik dan aromatik

o Tentukan rantai karbon utama, yaitu cincin alisiklik atau aromatik.


o Tentukan cabang dan diberi nama alkil.
o Penomoran rantai utama dimulai dari yang paling dekat dengan gugus
tiosianat (SCN).
o Jika terdapat lebih dari satu jenis substituen, urutkan sesuai huruf
abjad. Misal: butil, etil, metil, propil, dan seterusnya.
o Jika terdapat lebih dari satu substituen sejenis, berikan awalan di (2),
tri (3), tetra (4), dan seterusnya.
Contoh:

IUPAC: 3-bromo-1-tiosianato benzena

Trivial: 3-bromophenyl thiocyanate

3. Sifat-sifat Tiosianat
a. Sifat fisik
Berdasarkan etiltiosinat
- Etiltiosianat mempunyai titik lebur -85,5 °C
- Etiltiosianat mempunyai tidih 145 °C
- Etiltiosianat mempunyai kepadatan 1,012 g/ml pada suhu 25 °C
- Etiltiosianat mempunyai titik nyala 109 °F
- Etiltioasianat berbentuk cairan
b. Sifat kimia
- etiltiosianat mempunyai bau seperti bau bawang
- etiltiosianat sangat beracun jika tertelan
- saat dipanaskan hingga terurai, etiltiosianat mengeluarkan asap
oksida nitrogen dan belerang yang sangat beracun
- etiltiosianat berbentuk cairan tidak berwarna

4. Pembuatan Tiosianat
Tiosianat dihasilkan oleh reaksi unsur belerang atau tiosulfat dengan
sianida:
8 CN- + S8  8 SCN-
CN- + S2O23-  SCN- + SO23-
Reaksi kedua dikatalisis oleh enzim sulfotransferase dikenal sebagai
rodanase dan dapat berhubungan untuk detoksifikasi sianida dalam tubuh.

5. Kegunaan Tiosianat
- Raksa(II) tiosianat dulunya digunakan untuk kembang api.
- Kalium tiosianat digunakan dalam analisis atau titrasi ion perak, juga
sebagai reagen dan indicator analisis lainnya
- Kalium tiosianat digunakan dalam pewarna dan pigmen.
- Kalium tiosianat digunakan juga dalam pembuatan film fotografi, hal ini
dikarenakan berfungsi untuk memungkinkan deposisi gelatin dari film
plastic.
- Kalium tiosianat telah digunakan dalam perbaikan gigi hewan. Ini telah
berhasil diterapkan pada permukaan denting sebagai pra perawatan
sebelum menerapkan agen untuk menutup lubang terbuka.

B. Isotiosianat
1. Struktur Isotiosianat
Isotiosianat adalah gugus kimia –N =C = S, dibentuk dengan
mensubstitusi oksigen dalam gugus isosianat dengan sulfur. Banyak
isotiosianat alami dari tanaman dihasilkan oleh konversi metabolit enzim
yang disebut glukosinolat.

Struktur umum isotiosianat


 Struktur isotiosianat alifatik

IUPAC: isothiocyanato butane

Trivial: Butane Isothiocyanate

 Struktur isotiosianat alisiklik

IUPAC : isotiosianato sikloheksana


Trivial : sikloheksil isotiosianat
 Struktur isotiosianat aromatik

IUPAC : isotiosianato benzene


Trivial : Phenly Isothiocyanate

2. Tatanama Isotiosianat
a. Tatanama alifatik
o Tentukan rantai karbon utama, yaitu rantai karbon terpanjang yang
mengandung gugus tiosianat (–N=C=S).
o Tentukan cabang dan diberi nama sesuai nama alkil.
o Penomoran rantai utama dimulai dari yang paling dekat dengan
gugus tiosianat (–N=C=S).
o Jika terdapat lebih dari satu jenis substituen, urutkan sesuai huruf
abjad. Misal: butil, etil, metil, propil, dan seterusnya.
o Jika terdapat lebih dari satu substituen sejenis, berikan awalan di (2),
tri (3), tetra (4), dan seterusnya.
Contoh :

IUPAC: 2,5-dimetil-3-isotiosianato heksana

Trivial: 2,5-dimethylhexan-3-isothiocyanate
IUPAC: 3-etil-5-metil-1-isotiosianato heksana

Trivial: 3-ethyl-5-methylhexane-1-isotiosianat

b. Tata nama alisiklik dan aromatik


o Tentukan rantai karbon utama, yaitu cincin alisiklik atau aromatik
o Tentukan cabang dan diberi nama sesuai nama alkil.
o Penomoran rantai utama dimulai dari yang paling dekat dengan
gugus tiosianat (–N=C=S).
o Jika terdapat lebih dari satu jenis substituen, urutkan sesuai huruf
abjad. Misal: butil, etil, metil, propil, dan seterusnya.
o Jika terdapat lebih dari satu substituen sejenis, berikan awalan di (2),
tri (3), tetra (4), dan seterusnya.
Contoh :

IUPAC: 4-floro -1- isotiosianato benzena


Trivial: 4-fluorophenyl isothiocyanate

3. Sifat-sifat Isotiosianat
a. Sifat fisika
Berdasarkan phenyl isothiocyanate
- Fenil isotiosianat memeliki massa molar sebesar 135,19 g/mol
- Fenil isotiosianat merupakan cairan tidak berwarna dengan bau yang
menyengat
- Fenil isotiosianat mempunyai kepadatan 1,1288 g/cm3
- Fenil isotiosianat memiliki titik lebur 21 °C
- Fenil isotiosianat memiliki titik didih 221 °C
b. Sifat kimia
- Beracun
- Fenil isotiosianat direaksikan dalam keadaan sedikit basa dengan
gugus amino terminal-N peptide yang tidak bermuatan untuk
membentuk turunan feniltiokarbamoil yang berbentuk siklik.

4. Pembuatan Isotiosianat
Isothiocyanates umumnya dibuat dengan reaksi amina primer
(misalnya anilin ) dan karbon disulfida dalam amonia berair . Kombinasi ini
menghasilkan pengendapan garam amonium dithiocarbamate padat , yang
kemudian diolah dengan timbal nitrat untuk menghasilkan isothiocyanate

yang sesuai. (Dains FB; Brewster RQ; Olander CP (1926))

5. Kegunaan Isotiosianat
Isotiosianat terkandung dalam sayuran berdaun hijau, seperti selada air,
yang berguna untuk melawan dan melindungi dari kanker. Isotiosianat
alami, seperti allyl isothiocyanate juga dikenal sebagai minyak mustard.

C. Tial
1. Struktur tial
Sebuah thial atau thioaldehyde adalah kelompok fungsional di kimia
organik yang mirip dengan aldehida, RC(O)H dimana sulfur (S) atom
menggantikan oksigen (O) atom dari aldehida (R merupakan alkil atau aril
kelompok). Tioaldehida bahkan lebih reaktif daripada tioketon .

Struktur umum tial


 Struktur tial alifatik

IUPAC: thioaldehido butana

Trivial: buthyl thioaldehyde

 Struktur tial alisiklik

IUPAC: tioaldehido sikloheksana

Trivial: cyclohexyl thioaldehyde

 Struktur tial aromatik

IUPAC: tioaldehido benzena

Trivial: Phenylthioaldehyde

2. Tatanama thial
a. Tatanama alifatik
o Tentukan rantai karbon utama, yaitu rantai karbon terpanjang yang
mengandung gugus tial (S=C–H).
o Tentukan cabang dan diberi nama sesuai nama alkil.
o Penomoran rantai utama dimulai dari yang paling dekat dengan
gugus tial (S=C–H).
o Jika terdapat lebih dari satu jenis substituen, urutkan sesuai huruf
abjad. Misal: butil, etil, metil, propil, dan seterusnya.
o Jika terdapat lebih dari satu substituen sejenis, berikan awalan di
(2), tri (3), tetra (4), dan seterusnya.

Contoh:

IUPAC: 3,4-dimetil-1-tioaldehido heksana

Trivial: 3,4-dimethylhexan-thioaldehyde

b. Tatanama alisiklik dan aromatik


o Tentukan rantai karbon utama, yaitu cincin alisiklik atau aromatik
o Tentukan cabang dan diberi nama sesuai nama alkil.
o Penomoran rantai utama dimulai dari yang paling dekat dengan
gugus tial (R–C=S–H).
o Jika terdapat lebih dari satu jenis substituen, urutkan sesuai huruf
abjad. Misal: butil, etil, metil, propil, dan seterusnya.
o Jika terdapat lebih dari satu substituen sejenis, berikan awalan di
(2), tri (3), tetra (4), dan seterusnya.

Contoh:

IUPAC: 3-iodo-1-tioaldehido benzene


Trivial: 3-iodophenyl thioaldehyde

3. Sifat-sifat thial
a. Sifat fisika
- Memiliki berat molekul sebesar 46.09
- Tioformaldehida terdapat dalam bentuk gas, larutan dan padatan
- Tioformaldehida adalah cairan jernih, tidak berwarna atau hampir
tidak berwarna, bau menusuk, uap merangsang selaput lendir
hidung dan tenggorokan dan jika disimpan di
- tempat dingin dapat menjadi keruh.
b. Sifat kimia
- Tioaldehid lebih reaktif daripada tioketon
- Tioaldehid tanpa hambatan umumnya terlalu reaktif untuk diisolasi,
misalnya: Tioformaldehida
- Thiacrolein, H2C=CHCH=S, dibentuk pleh dekomposisi allicin dari
bawang putih, mengalami reaksi Diels-Alder sendiri yang
menghasilkan vinildithiins isomer.
4. Pembuatan thial
formaldehida terbentuk akibat reasi oksidasi katalitik pada metanol.
Oleh sebab itu, formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan
yang mengandung karbon dan terkandung dalam asap pada kebakaran
hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi,
formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap
metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam
kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan
organisme, termasuk manusia.

5. Kegunaan thial

Formaldehida digunakan sebagai pembasmi sebagian besar bakteri,


sehingga sering digunakan sebagai disinfektan dan juga sebagai bahan pengawet,
sebagai disinfektan, Formaldehida dikenal juga dengan nama formalin dan
dimanfaatkan sebagai pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian.

D. Tioketon
1. Struktur tioketon
Tioketon (juga dikenal sebagai tion atau tiokarbonil ) adalah senyawa
organosulfur yang terkait dengan keton konvensional di mana oksigen telah
digantikan oleh belerang. Alih-alih struktur R2C=O, tioketon memiliki
struktur R2C=S, yang dicerminkan oleh awalan " thio- " pada nama gugus
fungsi. Alkiltioketon tanpa hambatan biasanya cenderung membentuk
polimer atau cincin .
Struktur umum tioketon

 Struktur tioketon alifatik

IUPAC: 3-thiono-pentana
Trivial : Dietil Thioketon

 Struktur tioketon alisiklik

IUPAC: thiono sikloheksana


Trivial : cyclohexanethione

 Struktur tioketon aromatik

IUPAC: Dipenilmetanation
Trivial: Thiobenzopenon

2. Tatanama tioketon
a. Tatanama alifatik
o Tentukan rantai karbon utama, yaitu rantai karbon terpanjang yang
mengandung gugus tioketon (R2C=S).
o Tentukan cabang dan diberi nama sesuai nama alkil.
o Penomoran rantai utama dimulai dari yang paling dekat dengan
gugus tioketon (R2C=S).
o Jika terdapat lebih dari satu jenis substituen, urutkan sesuai huruf
abjad. Misal: butil, etil, metil, propil, dan seterusnya.
o Jika terdapat lebih dari satu substituen sejenis, berikan awalan di
(2), tri (3), tetra (4), dan seterusnya.

Contoh :

IUPAC: 2-Thiono butana IUPAC: 5-metil-2-thiono heksana

Trivial: buthyl-2- thioketon Trivial: 5-methylhexsan-2-thioketon

b. Tatanama alisiklik dan aromatik


o Tentukan rantai karbon utama, yaitu cincin alisiklik atau aromatik
o Tentukan cabang dan diberi nama sesuai nama alkil.
o Penomoran rantai utama dimulai dari yang paling dekat dengan
gugus tioketon (R2C=S).
o Jika terdapat lebih dari satu jenis substituen, urutkan sesuai huruf
abjad. Misal: butil, etil, metil, propil, dan seterusnya.
o Jika terdapat lebih dari satu substituen sejenis, berikan awalan di
(2), tri (3), tetra (4), dan seterusnya.
Contoh:

IUPAC: 2-metiltiono siklopentana


Trivial: 2-methylcyclopentane-1-thione
3. Sifat-sifat thioketon
a. Sifat fisika
• Keadaan fisik : Padat dan cair
• Titik lebur : Thiobenzopenon (53-54oC)
• Titik didih : Thiobenzopenon(174oC)
• Bentuk/warna : Tioketon adalah senyawa yang selalu berwarna,
dimana warna yang muncul berbeda. Sementara lebih rendah,
tioketon alifatik sering diamati sebagai minyak merah , tioketon
aromatik tampak biru hingga ungu (misalnya tiobenzon tampak
biru)
• Bau : Tidak sedap
• Kelarutan : Larut dalam pelarut non-polar
• Kepolaran : Mudah terpolarisasi

b. Sifat kimia
 mudah tertrimerisasi dan berpolimerasi
 Alkiltioketon tanpa hambatan biasanya membentuk polimer atau
cincin.
 Reaksi tioketon dengan diazometana menghasilkan senyawa
heterolistrik

Se
buah dipolar menengah yang dibentuk dengan penghapusan nitrogen
(N2). Ini dapat direaksikan lagi dengan tioketon, dengan senyawa
heterosiklik diperoleh dengan dimerisasi . Namun, kaleng menengah
juga masuk ke dalam sebuah ireversibel , intramolekul sikloadisi dan
bentuk thiiran.
 Reaksi tioketon dengan azida organik menghasilkan keton dan amina
primer
Tioketon juga dapat direaksikan dengan azida organik , dengan imina
yang terbentuk sebagai zat antara. Jika ini dibelah secara hidrolitik,
keton dan amina primer dapat diperoleh.

4. Pembuatan thioketon
 Metode Tionisasi

Metode tionisasi yang lebih efisien ada saat ini. Ini sering melibatkan
reaksi keton dengan reagen Lawesson . Varian lain mengubah keton
dengan fosfor pentasulfida, dengan aluminium oksida yang bertindak
sebagai katalis . Ide menggunakan fosfor pentasulfida sebagai reagen
untuk sintesis tioketon telah disarankan sejak awal dan sering digambarkan
sebagai cara yang baik untuk mengsulfurisasi keton. Penambahan
aluminium oksida adalah varian modern, yang sangat mempercepat reaksi
dan sangat meningkatkan hasil.
 Eliminasi kloroetan dan karbonil sulfida

Aril , geminal diklorida (Ketoklorida) dapat digunakan. Produk ini ,


yang mudah diperoleh dari keton , direaksikan dengan kalium O-
etilditiokarbonat. Produk antara yang dihasilkan bereaksi dengan eliminasi
kloroetan dan karbonil sulfida untuk membentuk tioketon yang sesuai.
5. Kegunaan thioketon
 ROC(=S)OR yang dibuat dari alkohol dan karbon disulfida digunakan
untuk menghasilkan bentuk selulosa yang larut yang dapat diekstrusi
menjadi larutan asam, yang mengganggu gugus xantat , meregenerasi
selulosa dalam bentuk serat (rayon) atau film (cellophane).
 Tiourea dapat digunakan dalam sintesis tiol yang menghindari
pembentukan produk sampingan sulfida.
 Turunan divalen yang mengandung sulfur dariasam fosfat, H 3PO4,
dengan ikatan P=S telah digunakan dalam pestisida
(misalnya,malathion danparathion ), aditif pelumas, dan agen flotasi
bijih.

Referensi :
Dains FB; Brewster RQ; Olander CP (1926). "Phenyl Isothiocyanate". Organic
Syntheses. 6: 72. doi:10.15227/orgsyn.006.0072
Greenwood, Norman N.; Earnshaw, Alan (1997). Kimia Unsur (edisi ke-2).
Butterworth-Heinemann . ISBN 978-0-08-037941-8.
Kellogg, Richard M:. Molekul-molekul R2CXCR2 termasuk azomethine, karbonil
dan tiokarbonil ilida. Sintesis, sifat, dan reaksinya. Tetrahedron , 1976 ,
32 (18) , hlm. 2165-2184.
Mayer, R. et al. Aliphatic Thioketones . Angewandte Chemie , 1964 , 76 (4) , hlm.
157-167.
Metzner, P. (1999): tiokarbonil senyawa sebagai alat khusus untuk sintesis
organik. Di Halaman, PCB (Eds.): Kimia Organosulfur I. Berlin:
Springer. Hal.127-181.
Opitz, G:. Sulfine dan Sulfene - S-oksida dan S, S-dioxide dari tioaldehida dan
thioketones . Angewandte Chemie , 1967 , 79 (4) , hlm. 161-177.
Schönberg, A. & Wagner, A. (1955): Metode untuk produksi dan konversi
tioaldehida dan thioketones. Dalam Müller, E. (Ed.): Metode Kimia
Organik . Volume IX: senyawa belerang, selenium, telurium. Stuttgart:
Thieme Verlag. Hal.699-740.
Thioketones. Dalam: Römpp Online . Georg Thieme Verlag, diakses pada 21 Okt
2021 https://roempp.thieme.de/lexicon/RD-20-01469
Verani, G. & Garau, A. (2013): Chalcogenone C = E Senyawa (E = S, Se, Te). Di
Devillanova, FA & du Mont, W.-W. (Eds.): Handbook of Chalcogen
Chemistry: Perspektif Baru dalam Sulphur, Selenium dan Tellurium.
volume pertama. Dorchester: Royal Society of Chemistry. Hal.118-149.
Voss, J. (1985): Thioaldehyde dan Thioketone. Dalam Klamann, D. (Ed.): Metode
Kimia Organik . Volume E11: Senyawa Sulfur Organik. Stuttgart:
Thieme Verlag. Hal. 195-231
Viola, H. et al.: Reaksi Friedel-Crafts dengan asam tioat klorida . Polimer , 1968 ,
101 (10) , hlm. 3517-3529.

Anda mungkin juga menyukai