Oleh:
Rifat rusifa
41204720119083
Fakultas Mipa Kimia Universitas Nusa Bangsa
Bogor
2021
PERCOBAAN I
1. Pendahuluan
Unsur transisi deret pertama adalah unsur – unsur logam transisi yang terletak
pada periode paling atas dalam kelompok logam transisi pada tabel periodik unsur.
Unsur–unsur tersebut antara lain Sc, Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, dan Zn. Unsur–
unsur ini memiliki elektron valensi pada orbital d sehingga memiliki beberapa sifat
seperti katalis, warna larutan dan kemagnetannya. Unsur – unsur ini meskipun
struktur geometri senyawa kompleksnya lebih mudah diprediksi daripada senyawa
kompleks golongan lantanida, dari kiri ke kanan mempunyai jumlah elektron valensi,
jumlah elektron pada orbital d, muatan inti efektif, jari–jari kation yang berbeda–beda
sehingga memiliki reaktivitas yang berbeda terhadap anion tertentu.
Pada beberapa kasus, reaktivitas ion – ion logam transisi berhubungan dengan
sifat kekerasan dan kelunakan dari kation dan anionnya. Reaktivitas suatu senyawa
dapat diamati dari adanya perubahan warna maupun terbentuknya endapan.
Reaktivitas suatu senyawa khususnya yang mengandung ion logam transisi tergantung
beberapa faktor, misalnya muatan dan jari – jari ion, serta konfigurasi elektron di
orbital d. Reaktivitas berbeda dengan kestabilan, dimana reaktivitas lebih ditekankan
pada kecepatan terjadinya suatu reaksi kimia dengan zat lain sedangkan kestabilan
difokuskan pada besarnya nilai K yang dihasilkan suatu reaksi (Khunur, 2012).
2. Tujuan Percobaan
Mempelajari reaktivitas ion – ion logam transisi.
4. Prosedur Pekerjaan
4.1. Reaktivitas Ion Zn 2+
- Masukkan larutan ZnCl 2 1 M masing-masing sebanyak 1 mL ke dalam 5 buah
tabung reaksi.
- Tambahkan 5 tetes NaOH 2 M ke dalam tabung reaksi yang pertama dan catat
perubahan yang terjadi.
- Tambahkan 5 tetes NaOH pekat 50% ke dalam tabung reaksi yang kedua dan catat
perubahan yang terjadi.
- Tambahkan 5 tetes KSCN 1 M ke dalam tabung reaksi yang ketiga dan catat
perubahan yang terjadi.
- Tambahkan 5 tetes NH 3 1 M ke dalam tabung reaksi yang keempat dan catat
perubahan yang terjadi.
- Tambahkan 5 tetes Na 2 CO 3 1 M ke dalam tabung reaksi yang kelima dan catat
perubahan yang terjadi.
5.1. Hasil
5.2 Pembahasan
Persamaan Reaksi:
Kesimpulan
Saran
- Nadia aida, dkk. 2014. “Reaktivitas ion-ion logam transisi” Program studi kimia
jurusan Ilmu Pengehtahuan Alam. Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah.
- https://123dok.com/document/y4eg3okq-reaktifitas-ion-ion-logam-transisi.html, diakses
pada 1 juli 2021 12.00 WIB
-Petrucci, Ralph. H, 1985, “Kimia Dasar, Prinsip Dan Terapan Modern”, Jilid ketiga.
Jakarta: Erlangga.
- http://prananto.lecture.ub.ac.id/files/2011/12/Diktat-Praktikum-Kimia-Anorganik-2012.pdf,
diakses pada 1 juli 2021 15.30 WIB.
6. Tugas Pendahuluan
Jawab:
2) Karena pada sub kulit 3d, orbitalnya mengalami pemecahan (splitting) menjadi
dua tingkat energi. Karena terjadi splitting, terbentuklah celah energi yang dapat
menyerap energi pada panjang gelombang sinar tampak. Warna yang diserap
akibat celah energi merupakan warna komplemennya.
3)
Masukkan larutan ZnCl 2 1 M masing-masing sebanyak 1 mL ke dalam 5 buah
tabung reaksi.
Tambahkan 5 tetes NaOH pekat 50% ke dalam tabung reaksi yang kedua dan
catat perubahan yang terjadi.
Tambahkan 5 tetes KSCN 1 M ke dalam tabung reaksi yang ketiga dan catat
perubahan yang terjadi.
Data mentah:
PERCOBAAN 2
1. Pendahuluan
- Memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang
dimurnikan dengan zat pengotor.
- Tidak meninggalkan zat pengotor pada Kristal
- Mudah dipisahkan dari Kristal.
- Bersifat inert (tidak mudah bereaksi dengan Kristal).
Salah satu garam yang dapat dimurnikan dengan metode kristalisasi adalah natrium
klorida (NaCl) yang merupakan penyusun utama garam dapur. Komponen lain yang
bersifat pengotor dapat berasal dari ion-ion Ca 2+ , Mg 2+ , Al 3+ , Fe 3+ , SO 4 2- , I
- dan Br -Penambahan zat-zat tertentu pada garam NaCl bertujuan untuk
meningkatkan daya larutnya terhadap pengotor. Kristalisasi dapat dilakukan juga
dengan cara membuat larutan jenuh melalui penambahan ion sejenis ke dalam larutan
zat yang akan dipisahkan.
2. Tujuan percobaan
3.1. Alat
- corong gelas
- kertas saring
- pemanas
- aluminium foil
- pengaduk gelas
- botol semprot
3.2. Bahan
- HCl
- CaO
- Ba(OH) 2
- Akuades
4. Prosedur percobaan
- ditimbang 20 gram garam dapur dimasukkan ke dalam air panas sambil diaduk-aduk
- ditambahkan larutan Ba(OH) 2 tetes demi tetes hingga tidak terbentuk kristal lagi
5.1. Hasil
Data pengamatan:
Kegiatan Pengamatan
Filtrat + CaO(s) Larutan Keruh
Filtrat + CaO(s) + Larutan keruh disertai
Ba(OH)2(aq) endapan putih
Setelah penambahan Kristal NaCl berwarna
HCl(aq) pada filtrat jernih putih
dan diuapkan
Randemen kristal NaCl (%) = M kristal yang diperoleh : M kristal teoritis x 100%
= 92,13%
Kemurnian kristal garam NaCl (%) = M kristal 1 teo – M kristal yang diperoleh : M
kristal teo x 100%
= 0,0786 x 100%
= 7,86%
5.2 Pembahasan
Persamaan reaksi:
Pelarut CaO berfungsi untuk dapat mengikat pengotor berupa Ca2+, Mg2+
atau Fe3+ dalam bentuk endapan yang terdapat dalam garam. Ba(OH)2 berfungsi
untuk menghilangkan endapan atau mencegah terbentuknya endapan lagi karena
penambahan CaO.
Lalu selanjutnya larutan disaring sebanyak 2 kali agar zat pengotor benar-
benar terpisah dan tersaring. Pengotor dalam garam dapur dapat dihilangkan dengan
menambahkan bahan pengikat pengotor (Bahrudin, 2009). Filtrat saringan bersifat
basa yang kemudian dinetralkan dengan ditetesi HCl encer 10 tetes. Larutan HCl
encer merupakan salah satu larutan asam kuat, sehingga ketika ditambahkan larutan
garam tidak dalam keadaan basa maupun asam (netral). Larutan yang netral kemudian
dipanaskan hingga betul-betul didapat kristal bewarna putih halus.
Kesimpulan
6. Tugas Pendahuluan
Jawab:
2). Air (cairan) harus melewati kondisi lewat dingin (untuk lelehan), dengan
pendinginan di bawah titik leleh atau melalui penambahan sehingga dicapai kondisi
lewat jenuh, pada kondisi ini molekul pada cairan yang mengatur diri dan membentuk
struktur matriks kristal.
3)
ditambahkan larutan Ba(OH) 2 tetes demi tetes hingga tidak terbentuk kristal
lagi lalu laruta disaring dan dinetralkan
1. Pendahuluan
Garam kompleks merupakan suatu garam yang terbentuk dari suatu anion atau
kation kompleks, misalnya [Co(NH 3 ) 6 ] 3+ dan [Fe(CN) 6 ] 3- , atau dikenal
sebagai senyawa koordinasi. Garam kompleks misalnya heksaminkobalt(III) klorida
atau [Co(NH 3 ) 6 ]Cl 3 dan kalium heksasianoferat(III) atau K 3 [Fe(CN) 6 ].
Tembaga merupakan logam berwarna merah dan mudah dibengkokkan. Atom
tembaga membentuk senyawa sebagai kation dengan bilangan oksidasi +1 dan +2.
Salah satu senyawaan Cu dengan bilangan oksidasi 2 adalah kompleks ion khelat
tetraamin tembaga(II) sulfat hidrat yang dapat dibuat dengan mereaksikan CuSO 4
dengan amonia berlebih. Atom nitrogen dari amina terikat kuat pada Cu hingga pada
tekanan 1 atm dan pada suhu 90 o C tidak terjadi disosiasi NH 3 . Beberapa garam
dapat mengkristal dari larutannya dengan mengikat sejumlah molekul air sebagai
hidrat. Sebagai contoh adalah tembaga sulfat pentahidrat, besi sulfat heptahidrat dan
aluminium sulfat nonhidrat. Bentuk struktur dalam kristal terdiri atas kation terhidrat
dan anion terhidrat, seperti Cu(H 2 O) 4 2+ dan SO 4 (H 2 O) 2- dalam tembaga sulfat
pentahidrat.
2. Tujuan percobaan
3.1. Alat
- corong gelas
- pipet tetes
- kertas saring
- pemanas
- aluminium foil
- pengaduk gelas
- botol semprot
3.2. Bahan
- CuSO 4 •5H 2 O
- NH 4 OH 15 M
- Etanol
- Akuades
4. Prosedur percobaan
- Tambahkan 8 mL etanol setetes demi setetes melalui dinding gelas beaker dan
jangan diaduk atau digoyang.
- Campuran ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan pada suhu kamar selama
satu malam.
- Pisahkan kristal dengan melakukan dekantasi dan dipindahkan dalam kertas saring.
- Cuci kristal dengan 3-5 mL campuran larutan ammonia pekat dengan etanol dalam
perbandingan volume yang sama.
- Cuci kembali dengan 3-5 mL etanol dan disaring dengan alat penyaring vakum.
- Letakkan kristal dalam gelas arloji lalu keringkan dengan oven pada suhu 60˚C
selama kurang lebih 2 jam.
- Timbang massa kristal yang diperoleh dan hitung persentase rendemennya.
5.1. Hasil
1) Stoikiometri =
4Nh4OH + CuSO4 . 5H2O Cu(NH3)2SO4 . H2O + 8H2O
M 0,3571 0,0201 - -
R 0,0804 0,0201 0,0201 0,0201
____________________________________________________
S 0,2767 - 0,0201 0,0201
= 0,0201 . 245,5
= 4,9345 gr
= 81,63%
5.2 Pembahasan
Garam kompleks merupakan garam yang tersusun dari atom pusat (Logam
transisi) yang dikelilingi oleh sejumlah anion atau molekul netralnya. Pada percobaan
ini membuat garam kompleks diawali dengan mereaksikan CuSO4.5H2O dengan
larutan amonia (NH3) dengan melakukan pengadukan sehingga semua kristal larut
sempurna, pencampuran ke dua bahan tersebut dihasilkan larutan bewarna biru tua.
Adanya penambahan dari ammonia ini bertujuan untuk membentuk ligan amin
(NH3) pada kompleks yang akan terbentuk, selanjutnya sampel ditambahkan etanol
setetes demi setetes pada dinding gelas, etanol termasuk sebagai pelarut yang mudah
menguap oleh karena itu selanjutnya sampel ditutup menggunakan alumunium foil
yang bertujuan untuk mengurangi penguapan selama pembentukan kristal lalu
dibiarkan selama 24 jam, proses pembentukan garam tersebut sangat lambat sehingga
perlu dibiarkan semalaman atau 24 jam agar kristal terbentuk dengan sempurna.
Kesimpulan
Saran
Diharapkan fokus dalam menjalankan praktikum terutama dalam hal kecil
seperti menutup sampel dengan alumunium, dan lain lain agar praktikum berjalan
seperti yang diharapkan.
- https://pdfcoffee.com/pembuatan-garam-kompleks-tetra-amin-tembagadocx-pdf-
free.html diakses pada 28 juli 2021 18.00 WIB
- https://www.academia.edu/36064926/Garam_rangkap_and_garam_kompleks
diakses pada 27 juli 2021 21.00 WIB
- https://123dok.com/document/qoj3v6kz-garam-rangkap-dan-garam-kompleks.html
diakses pada 1 juni 2021 17.00 wib
6. Tugas Pendahuluan
Jawab
Tambahkan 8 mL etanol setetes demi setetes melalui dinding gelas beaker dan jangan
diaduk atau digoyang.
Campuran ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan pada suhu kamar selama satu
malam.
Pisahkan kristal dengan melakukan dekantasi dan dipindahkan dalam kertas saring.
Cuci kristal dengan 3-5 mL campuran larutan ammonia pekat dengan etanol dalam
perbandingan volume yang sama.
Cuci kembali dengan 3-5 mL etanol dan disaring dengan alat penyaring vakum.
Letakkan kristal dalam gelas arloji lalu keringkan dengan oven pada suhu 60˚C
selama kurang lebih 2 jam.
Timbang massa kristal yang diperoleh dan hitung persentase rendemennya.
Lampiran:
1.Pendahuluan
Garam rangkap merupakan suatu garam yang terbentuk dari kristalisasi larutan
campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam tertentu, misalnya FeSO4(NH4)SO
4 •6H 2 O dan K 2 SO 4 Al 2 (SO 4 ) 3 •24H 2 O. Garam rangkap terbentuk apabila
dua garam mengkristal bersama-sama dengan perbandingan molekul tertentu. Garam-
garam itu memiliki struktur tersendiri dan tidak harus sama dengan struktur garam
komponennya. Garam rangkap dalam larutan akan terionisasi menjadi ion-ion
komponennya, misal FeSO 4 (NH 4 )SO 4 .6H 2 O akan terion menjadi Fe 2+ , SO 4
2- dan NH 4 + . Namun bila suatu garam kompleks dilarutkan, maka akan terion
menjadi ion penyusun dan ion kompleksnya, misal K 3 [Fe(CN) 6 ] akan terion
menjadi K + dan [Fe(CN) 6 ] 3- . Beberapa garam dapat mengkristal dari larutannya
dengan mengikat sejumlah molekul air sebagai hidrat. Sebagai contoh adalah tembaga
sulfat pentahidrat, besi sulfat heptahidrat dan aluminium sulfat nonhidrat. Bentuk
struktur dalam kristal terdiri atas kation terhidrat dan anion terhidrat, seperti Cu(H 2
O) 4 2+ dan SO 4 (H 2 O) 2- dalam tembaga sulfat pentahidrat.
2. Tujuan Percobaan
3.1. Alat
- corong gelas
- pipet tetes
- kertas saring
- pemanas
- aluminium foil
- pengaduk gelas
- botol semprot
3.2. Bahan
- CuSO 4 •5H 2 O
- (NH 4 ) 2 SO 4
- Akuades
4. Prosedur Percobaan
5.1. Hasil
= 5,0368/185
= 0,0272 mol
= 2,6445/132
= 0,0200 mol
Stoikiometri:
________________________________________________________
= 7,99 gram
Randemen CuSO4(NH4)2 SO4. 6H2O (%) = Massa kristal hasil total : Massa
(NH4)2Cu(SO4)2.6H2O x 100%
= 92,04%
5.2 Pembahasan
Garam merupakan salah satu contoh zat padat kristal, garam adalah produk
lain di luar air yang terbentuk ketika sebuah asam bereaksi dengan sebuah basa (Day
& Underwood, 2002). Pada percobaan ini membuat garam rangkap kupri ammonium
sulfat. Dimulai dengan memasukan CuSO4.5H2O dan (NH4)2SO4 yang sudah
ditimbang ke dalam gelas beker lalu masukkan aquades maka akan terbentuk cairan
bewarna biru, warna biru berasal dari Cu2+ , reaksi yang terjadi:
Dari hasil reaksi di atas dapat dilihat bahwa terbentuk garam kupri ammonium
sulfat, apabila yang menggunakan garam rangkap karena garam rangkap dibentuk
apabila dua garam mengkristal bersama-sama dengan perbandingan molekul tertentu.
Kesimpulan
Saran
- Rosida, 2016. “Pembuatan garam kompleks dan garam langkap” Universitas Halu
Oleo
-Day, R. A., & Underwood, A. L. (2002). Analisis Kimia Kualitatif Edisi ke Enam.
Erlangga.
- https://www.academia.edu/36064926/Garam_rangkap_and_garam_kompleks
diakses pada 27 juli 2021 21.00 WIB
-
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:Wqt4VkXiLSAJ:repository.uki.ac.id
/4099/1/BukuPenuntunPraktikumKimiaAnorganikII.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id&clie
nt=firefox-b-d
- https://123dok.com/document/qoj3v6kz-garam-rangkap-dan-garam-kompleks.html
diakses pada 1 juni 2021 17.00 wib
6. Tugas Pendahuluan
Jawab:
Lampiran:
1. Pendahuluan
2. Tujuan Percobaan
3.1. Alat
- corong gelas
- pengaduk gelas
- kertas saring
- pemanas
- termometer
3.2. Bahan
- CuSO 4 •5H 2 O
- Tiourea
- Akuades
- Etanol
- Es batu
4. Prosedur Percobaan
- Tambahkan larutan CuSO 4 •5H 2 O ke dalam larutan tiourea tetes demi tetes
hingga habis.
- Diamkan larutan hingga terbentuk kristal pada dinding gelas beaker (larutan
campuran).
- Saring kristal yang diperoleh dan cuci dengan 5 mL akuades dan dilanjutkan
pencucian dengan 5 mL etanol.
- Keringkan kristal dengan cara dioven pada suhu 60˚C selama 2 jam.
5.1. Hasil
Stoikiometri :
6NH4 CSNH2 + CuSO4.5H2O (Cu(Cs(NH2)2)3)2 (SO4)2 + 10H2O
M 0,1974 0,0100 -
R 0,0033 0,0100 0,005
S 0,1974 - 0,005
Randemen kristal (%) = Massa kristal yang diperoleh / Massa kristal teoritis x
100%
= 1,7706 / 3,3993 x 100%
= 52,08%
5.2 Pembahasan
Selanjutnya dimasukan lagi tiourea 1gr dalam 10ml aquades ke dalam larutan
campuran yang tadi.
Larutan Cu(II)sulfat saat dilarutkan dalam air akan terurai menjadi:
CuSO4 Cu2+ + SO42-
Pencampuran larutan CuSO4 ke dalam larutan thiourea akan menyebabkan terjadinya
reaksi redoks sebagai berikut:
16 Cu2+ + 16e 16Cu+
8 (H2N)2 CS + 16 H2O 16 Cu+ + S8 + 16NH4+ + 8CO2 + 16 e
16Cu2+ + 8 H2N 2CS + 16H2O 16 Cu+ + 16Cu+ + S8 + 16NH4+ + 8CO2
Kemudian bereaksi dengan thiourea membentuk ion kompleks:
Cu+ + 3(H2N)2 CS Cu (H2N)2 CS3+
Ion kompleks tersebut selanjutnya dengan adanya sulfat bereaksi menjadi senyawa
kompleks.
2 Cu (H2N)2 CS3+ + SO42- Cu (H2N)2 CS3 )2 SO4
Lalu larutan yang telah tercampur disaring, hal ini bertujuan agar dapat
dipisahkan antara residu dengan filtratnya.
Lalu larutan dicuci dengan aquades 5 ml dan dicuci dengan etanol 5 ml
bertujuan untuk membersihkan kristal dari senyawa yang bersifat polar. Lalu hasil
saring tadi dipanaskan dengan oven pada suhu 60 derajat Celcius selama 2 jam,
setelah dikeluarkan dari oven kemudian sampel dimasukan ke dalam desikator untuk
menghilangkan uap yang masih tersisa dari proses pemanasan dengan oven tadi.
Sehingga pada akhirnya didapat massa kristal yang diperoleh dengan berat 3,3993 g
dengan randemen 52,08 %.
5.3 Kesimpulan dan saran
Kesimpulan
Massa kristal yang diperoleh seberat 33,7721 gram dilakukan dengan teknik
pemurnian kristal rekristalisasi. Reaktan yang dibutuhkan untuk membuat senyawa
kompleks tris(thiourea)tembaga(I)sulfat yakni berupa thiourea dan tembaga (II) sulfat
pentahidrat.
Saran
Tetap fokus dan hati-hati saat berada di lab dan tak lupa pula untuk selalu jaga
kebersihan dan ketertiban.
6. Tugas Pendahuluan
Jawab:
1)
Tambahkan larutan CuSO 4 •5H 2 O ke dalam larutan tiourea tetes demi tetes hingga
habis.
Diamkan larutan hingga terbentuk kristal pada dinding gelas beaker (larutan
campuran).
Saring kristal yang diperoleh dan cuci dengan 5 mL akuades dan dilanjutkan
pencucian dengan 5 mL etanol.
Keringkan kristal dengan cara dioven pada suhu 60˚C selama 2 jam.
Lampiran:
Gambar proses dilarutkannya Gambar hasil pelarutan CuSO4
CuSO4 ke dalam larutan urea. Yang menghasilkan gumpalan kekuningan
Gambar memasukan sampel ke dalam oven Proses memasukan sampel ke dalam desikator
Data mentah:
PERCOBAAN 6
1. Pendahuluan
2. Tujuan
Mempelajari pembuatan mangan oksida dengan metode sol-gel dan metode ceramic.
3.1. Alat
- Furnace
- Batang pengaduk
- Kaca arloji
- Spatula
- Crussible
3.2. Bahan
- KMnO 4
- Asam sitrat
- HCl 0,1 M
- Akuades
- Kertas Saring
4. Prosedur Percobaan
- Sambil diaduk, Tambahkan asam sitrat kedalam larutan KMnO4 dan biarkan selama
20 menit (sampai gel terbentuk). Gel yang terbentuk didekantasi dan dikalsinasi
selama 100 menit.
- Cuci kristal yang terbentuk dengan HCl 0,1 M dan akuades masing-masing 3 kali
- Campurkan KMnO4 kedalam lumpang dan digerus sampai halus dan dikalsinasi
- Cuci kristal yang diperoleh dengan HCl 0,1 M dan akuades masing-masing tiga kali
= 0,0127 mol
= 0,0052 mol
Stoikiometri:
______________________________________________________________
*Metode ceramic
= 0,0127 mol
= 0,0052 mol
Stoikiometri:
M 0,0762 0,0052 - - - -
R 0,0312 0,0052 -
_____________________________________________________________
S 0,045 0,0312
= 28,3%
5.2 Pembahasan
Kesimpulan
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pembuatan kristal dengan proses sol
gel menghasilkan kristal seberat 0,3573 dengan randemen 14,03%
Sedangkan hasil yang didapat dengan metode ceramic yaitu seberat 1,8000
gram dengan randemen 28,3%.
Saran
Diharapkan para praktikan fokus dan tenang juga berhati-hati agar praktikum
berjalan dengan semestinya.
-Brock, S. L., Duan, N., Tian, Z. R., Giraldo, O., Zhou, H., & Suib, S. L. (1998). A
review of porous manganese oxide materials. Chem. Mater., 10(10), 2619–2628.
https://doi.org/10.1021/cm980227h
6. Tugas Pendahuluan
Gel adalah zat yang memiliki pori yang semi-rigid yang terdiri atas jaringan kontiniu
dalam tiga dimensi. Gel dapat terbentuk dari rantai polimer.
Lampiran: