PENDAHULUAN
BAB II
RUANG LINGKUP STUDI
2.1 Lingkup Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Akan Ditelaah dan
Alternatif Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
PT Aquos Pure Water mengambil lokasi sampling untuk bahan baku pembuatan air
minum di kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, berdasarkan info yang telah didapatkan dapat disimpulkan bahwa
pembangunan PT Aquos Pure Water sesuai dengan kesesuaian tata ruang.
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang telah dilakukan yaitu dengan melakukan
pembersihan area danau dan sungai dan penanaman sejumlah pohon dalam rangka
penghijauan. Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan yaitu proses paska operasi dengan
bioremediasi lahan.
Danau kemuning terletak diantara Hutan Pendidikan Astra Wigatama. Hutan Astra
Wigatama adalah hutan yang dikelola oleh Astra Wigatama dalam rangka
penghijauan di daerah tersebut dan juga untuk memeriahkan hari bumi pada tahun
2012. Hutan ini seluas 90 hektare dan telah ditanam sejumlah 4.444.947 pohon. Selain
hutan, lokasi danau kemuning juga berdekatan dengan pemukiman penduduk yang
berjarak kurang lebih 1 km dari danau kemuning. (sumber:
https://www.google.com/maps/place/Danau+Kemuning/@-
7.8988449,110.5195648,159m/data=!3m1!1e3!4m5!3m4!1s0x2e7a52760a7a54e5:0xe
adc47092065465b!8m2!3d-7.8963889!4d110.5202778)
1. Iklim
Hasil pengumpulan data iklim dari Stasiun Klimatologi provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta sebagai stasiun klimatologi terdekat dengan rencana
lokasi proyek yang tercatat selama 3 tahun antara 2016 - 2019, menunjukkan suhu
udara rata-rata bulanan berkisar antara 31-34oC.
Curah hujan disekitar wilayah rencana lokasi proyek terbilang sangat rendah di
daerah sekitar proyek AMDK , hal ini menyebabkan kelembaban rata-rata
Kecamatan Patuk berkisar antara 49% dengan suhu maksimum terjadi pada bulan
Agustus dan suhu minimum terjadi pada bulan Desember sampai Januari.
(sumberdata:https://www.bmkg.go.id/iklim/prakiraan-hujan-
dasarian.bmkg?p=prakiraan-hujan-dasarian-iii-oktober-dan-i-ii-november-
2019&tag=&lang=ID)
2. Kualitas Udara
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pengendalian lingkungan Hidup
Daerah (BPLHD) Provinsi Kota Yogyakarta, parameter kebisingan telah melebihi
ambang batas baku mutu di beberapa semua titik pemantauan udara kota
Yogyakarta.sementara untuk parameter lain seperti NO2, SO2 masih jauh di bawah
ambang batas baku mutu yang ditentukan. Batas kebisingan yang ditentukan dari
dinas Lingkungan Hidup adalah 55 dB sementara semua lokasi yang disampling
melebihi batas tersebut. Berikut data lokasi dan hasil pemantauan kualitas udara
ambien:
(sumber: https://lingkunganhidup.jogjakota.go.id/page/index/basis-data-
lingkungan-hidup)
3. Kualitas Air
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pengendalian Lingkungan Hidup
Daerah (BPLHD) provinsi kota Yogyakarta, dilakukan sampling di Sungai Code
untuk menguji kualitas air di kota Yogyakarta. Parameter yang diuji diantaranya
adalah: Residu terlarut (TDS), Residu tersuspensi (TSS), Daya Hantar Listrik (DHL),
pH, Oksigen Terlarut (DO), Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD), Kebutuhan Oksigen
biologi (BOD), dan salah satu logam berat yaitu Seng (Zn) dan Timbal (Pb). Berikut
data yang diperoleh yang diambil dari beberapa titik di sungai Code:
(sumber: https://lingkunganhidup.jogjakota.go.id/page/index/basis-data-lingkungan-
hidup)
berdasarkan data yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa:TDS dan TSS
di sungai code masih di bawah ambang batas baku mutu, pH di sungai code masih di
bawah ambang batas atas untuk sungai kelas 1, COD yang disampling di jembatan
Gondolayu melebihi batas mutu, BOD di setiap titik penyamplingan melebihi baku
mutu, DO melebihi batas maksimal untuk sungai kelas 1, kadar seng dan timbal masih
jauh dari baku mutu.
2.5 Pelingkupan
A. Proses Pelingkupan
Keterangan:
A. Tahap Prakonstruksi
1. Penetapan lahan dan perizinan peruntukan
2.Pengukuran lahan penyelidikan tanah
3. Sosialisasi kepada masyarakat
B. Tahap Konstruksi
1. Mobilisasi tenaga kerja
2. Mobilisasi materi dan alat berat
3. Penyiapan lahan urugan air danau
4. Transportasi tanah urug
5. Pembuatan saluran drainase
6. Pembukaan dan pematangan lahan
7. Pembangunan instalasi saran dan prasarana danau
8. Pembuatan jalan kerja
C. Tahap Operasi
1. Mobilisasi tenaga kerja
2. Transportasi sampah
3. Pengoperasian Utilitas
D. Tahap Pasca Operasi
1. Bioremediasi lahan
B. Dampak Potensial
dampak potensial sumber
tahap pra konstruksi
-
tahap konstruksi
penurunan kualitas udara pembersihan lahan
peningkatan kebisingan pembersihan lahan
peningkatan erosi tanah pembangunan alat pengambil air
penurunan kualitas sistem drainase dan irigasi pembangunan alat pengambil air
penurunan kualitas air permukaan pembangunan alat pengambil air
peningkatan volume alat berat pembangunan alat pengambil air
tahap operasi
penurunan kualitas udara mobilisasi alat pengangkut air
peningkatan kebisingan mobilisasi alat pengangkut air
penurunan kualitas air permukaan pengambilan air di sungai
peningkatan volume kendaraan alat berat mobilisasi alat pengangkut air
tahap pasca operasi
peningkatan kembali kualitas sistem drainase bioremediasi lahan
dan irigasi
peningkatan kembali kualitas air permukaan bioremediasi lahan
Penurunan Kualitas pembersihan lahan, saat tahap pra Debu, CO, SO2,
Udara konstruksi akan NO2
dilakukan
pembershan lahan
menggunakan alat
berat berupa truk
besar sebesar 75
unit/hari. Hasil
pantauan udara
terhadap CO, SO2
dan NO2 masih
dibawah baku mutu
adanya mobilisasi
alat pengangkut air
ini akan
menimbulkan
dampak hipotetik
mobilisasi alat
pengangkut air
mobilisasi alat
pengangkut air
METODE STUDI
PT. Aquos Pure Water berencana melakukan kegiatan pengambilan air sebagai
sumber air industri air mineral dengan proses penyedotan menggunakan pipa yang
berskala besar, pengambilan hanya dilakukan satu kali dalam satu hari sebanyak
56.000 dm3/hari. Lokasi sampling berada di dalam kawasan telaga kemuning yang
dikelilingi hutan pendidikan astra wanagama dan dekat dengan pemukiman warga.
a. Florida
Florida adalah parameter yang dikumpulkan dari SNI cara uji air
minum dalam kemasan. Florida yaitu zat kimia yang dapat ditemukan di
alam bebas Fluorida bisa ditemukan dalam berbagai bentuk, seperti
hidrogen fluoride, sodium fluoride. Kandungan fluorida dalam air yang
kita konsumsi sehari-hari bervariasi, air tanah yang melewati pegunungan
biasanya akan termineralisasi secara alami dan akan mengandung fluorida.
Tinggi rendahnya kandungan fluoride tergantung dari batuan dan mineral
yang dilewatinya. Setelah diminum atau dimakan, hampir seluruh fluorida
akan diserap oleh pencernaan kita, masuk aliran darah, dan disimpan di
tulang atau gigi. Pada dosis yang besar, fluoride bisa membahayakan
kesehatan, namun pada dosis yang kecil fluoride justru bermanfaat bagi
kita. Metode spektrofotometri SPADNS berdasarkan reaksi fluorida dan
penyerapan warna zirkonium. Fluorida bereaksi dengan menyerap warna
zirkonium membentuk anion kompleks yang tidak berwarna ZrF62-.
Kadar maksimum yang diperbolehkan oleh Permenkes RI No.
01/BIRHUKMAS/ I / 1975 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas
Air Minum sebesar 1,5 mg/L.
b. Cromium
Kromium adalah parameter yang dikumpulkan dari SNI cara uji air
minum dalam kemasan. Kromium itu logam berat yang ada di perairan
dekat gunung., kromium juga sangat berbahaya bagi kesehatan. Analisis
cemaran logam Cr dengan SSA menggunakan lampu katoda Cr
berdasarkan penyerapan energi radiasi oleh atom-atom Cr pada tingkat
energi dasar dengan atomisasi tungku karbon Kadar maksimum yang
diperbolehkan oleh Permenkes RI No. 01/BIRHUKMAS/ I / 1975 tentang
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum sebesar 0,05 mg/L.
c. Perak (Ag)
Perak (Ag) adalah parameter yang dikumpulkan dari SNI cara uji air
minum dalam kemasan. Kadar maksimum yang diperbolehkan oleh
Permenkes RI No. 01/BIRHUKMAS/ I / 1975 tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum sebesar 0,05 mg/L. Analisis cemaran
logam Ag dengan SSA menggunakan lampu katoda Ag berdasarkan
penyerapan energi radiasi oleh atom-atom Ag pada tingkat energi dasar
dengan atomisasi tungku karbon.
Analisis kualitas air akan dilakukan dengan cara menghitung sesuai indeks
standar pencemaran air (ISPA). Jika Lij menyatakan konsentrasi parameter
kualitas air yang dicantumkan dalam Baku Mutu suatu Peruntukan Air (j), dan
Ci menyatakan konsentrasi parameter kualitas air (i) yang diperoleh dari hasil
analisis cuplikan air pada suatu lokasi pengambilan cuplikan dari suatu alur
sungai, maka PIj adalah Indeks Pencemaran bagi peruntukan (j) yang
merupakan fungsi dari Ci/Lij. Harga Pij ini dapat ditentukan dengan cara :
7. Keraguan timbul jika dua nilai (Ci/Lij) berdekatan dengan nilai acuan
1,0, misal C1/L1j = 0,9 dan C2/L2j = 1,1 atau perbedaan yang sangat
besar, misal C3/L3j = 5,0 dan C4/L4j = 10,0. Dalam contoh ini tingkat
kerusakan badan air sulit ditentukan.
Evaluasi terhadap nilai PI adalah :
0 ≤ PIj≤ 1,0 yaitu memenuhi baku mutu (kondisi baik)
1,0 < PIj≤ 5,0 yaitu cemar ringan
5,0 < PIj≤ 10 yaitu cemar sedang
PIj > 10 yaitu cemar berat
Tabel 1.2 Penentuan sistem nilai untuk menentukan status mutu air
a. Flourida
Diambil dari SNI 3554-2015 tentang cara uji air minum dalam kemasan
Hitung kadar fluorida di dalam contoh dengan menggunakan kurva
kalibrasi atau persamaan garis regresi linier.
b. Kromium
Diambil dari SNI 3554-2015 tentang cara uji air minum dalam kemasan
Hitung kadar Cr dalam contoh dengan menggunakan kurva standar atau
persamaan garis regresi linier. Kadar Kromium (Cr) = Hasil Pembacaan.
c. Perak (Ag)
Diambil dari SNI 3554-2015 tentang cara uji air minum dalam kemasan
Hitung kadar perak dalam contoh dengan menggunakan kurva kalibrasi
atau persamaan garis regresi linier. Yaitu,
Keterangan :
C = Konsentrasi Perak dalam contoh
A = Absorbansi contoh perak
a = Intersep dari kurva kalibrasi standar perak
B = Slope dari kurva kalibrasi standar perak
C. Lokasi Pengamatan
Dalam observasi ini akan dibuat jalan untuk masuknya mobil untuk
membawa air dan pipa untuk mengambil air dari danau kemuning tersebut.
Dalam observasi lapangan ini akan dikaji secara khusus kemungkinan
pemindahan hutan pendidikan di sepanjang jalan mobil pembawa air serta
alternatif-alternatif tata ruang yang dapat mengakomodasi antara kepentingan
pemukiman penduduk, hutan pendidikan dan kepentingan proyek. Secara
khusus akan dilakukan pula dokumentasi lansekap kawasan agar
pembangunan di kawasan ini tidak mengurangi kualitas lansekap wilayah
studi. Hasil-hasil kajian lapangan dan data sekunder ini akan digunakan untuk
memberikan masukan bagi kajian tata ruang serta mengusulkan ide-ide
penataan ruang wilayah studi. Secara khusus akan diusulkan tata ruang yang
meminimalkan kemungkinan konflik antar kegiatan.
3.3 Metode Prakiraan Dampak Penting
3.3.1 Metode Perkiraan Besaran Dampak
Prakiraan besarnya dampak merupakan selisih kualitas lingkungan antara
kondisi lingkugan dengan adanya kegiatan proyek dengan kondisi lingkungan tanpa
adanya proyek. Metode prakiraan besaran dampak dihitung dengan menggunakan
formula sederhana:
Dimana:
KLP = kondisi lingkungan dengan adanya proyek
KLTP = kondisi lingkungan tanpa adanya proyek. Kondisi tanpa proyek
diasumsikan sama dengan rona lingkungan awal.
Angka prakiraan besaran dampak yang akan diperoleh antara 1 s/d 4,
dengan pengertian:
+/-1 = dampak positif/negatif kecil
+/-2 = dampak positif/negatif sedang
+/-3 = dampak positif/negatif besar
+/-4 = dampak positif/negatif sangat besar
Namun demikian penetapan besaran dampak tersebut di atas tidak terlalu
kaku, khususnya untuk parameter tertentu yang diprakirakan akan melebihi
baku mutu dan atau telah mendekati angka batas pada perubahan skala kualitas
lingkungan.
Penentuan kondisi lingkungan saat kegiatan proyek dari masing-masing
komponen lingkungan yang terkena dampak penting hipotetik menggunakan
pendekatan kimia-fisika sebagai berikut :
Dimana :
C = konsentrasi suatu gas diatas permukaan tanah (Ug/m3)
Q = banyaknya gas yang dikeluarkan (Ug/m 3) merupakan variabel
prediktor
ay = pembauran parameter gas secara horizontal
az = pembauran parameter gas secara vertikal
v = rata-rata kecepatan angin (m/detik)
H = tinggi cerobong efektif
x,y = jarak terjauh angin yang searah dan berlawanan arah angin (m)
Y = tinggi permukaan diatas tanah
Q = 0,278.C.I.A
Dimana
Dimana :
4.1 Pemrakarsa
a. Identitas Proyek
b. Nama Perusahaan
Tim pelaksana Studi AMDAL ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu: ketua
tim, koordinator bidang fisik kimia beserta beberapa orang anggota, koordinator
bidang biologi dengan beberapa orang anggota, koordinator bidang sosial ekonomi
dan budaya dengan beberapaorang anggota, koordinator bidang kesehatan masyarakat
dengan seorang anggota dan beberapa narasumber. Susunan tim penyusun AMDAL
selengkapnya disajikan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Daftar Nama Penyusun Studi ANDAL Pembangunan TPA Harum
Mewwangi
Jabatan Nama Keahlian Sertifikat AMDAL
(S3, 15 tahun)
(S2, 10 tahun)
(S2, 10 tahun)
Ahli Transportasi
(S2, 10 tahun)
(S2, 10 tahun)
(Guru Besar)
(S3, 15 tahun)
Pemetaan / GIS Kartika, S.Si Pemetaan/GIS A,B
1. Konsultasi Masyarakat
a. Jasa tenaga ahli : 11%
b. Survei lapangan/kegiatan konsultasi masyarakat : 19%
c. Dokumentasi/pelaporan : 4%