Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang menjadi sumber kehidupan
bagi seluruh mahluk hidup yang ada di bumi ini, tak ada yang bisa menyangkal,
bahwa air merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia, tidak saja untuk
dikonsumsi, kebutuhan akan air juga menopang banyak aktivitas manusia.
Menurut Kodoatie (2005) air merupakan material yang membuat kehidupan
terjadi di bum. Berdasarkan sudut pandang geografi air adalah salah satu objek
material geografi (geosfer), dimana studi tentang air dikaji menggunakan
pendekatan kelingkungan/ekologi maupun pendekatan keruangan dan wilayah.
Studi tentang air (hidrosfer) mengkaji segala wujud air sebagai objek yang ada di
darat maupun di laut.
Air permukaan (water surface) sangat potensial untuk kepentingan kehidupan.
Potensi sumber daya air sangat tergantung/berhubungan erat dengan kebutuhan,
misalnya untuk air minum tentu dituntut kriteria kualitas yang memenuhi syarat
kesehatan dan sebagainya. Pemenuhan kepentingan dalam berbagai hal akan
membutuhkan tenaga, energi, dan biaya, sehingga dapat menghasilkan manfaat
dan nilai potensinya. Pemanfaatan sumber daya air antara lain untuk irigasi,
pembangkit tenaga air, air baku, penggelontoran, lalu lintas air, rekreasi, dan
perikanan dan sumber air minum. Konservasi tanah dan air di daerah danau/
sungai perlu dilakukan untuk perbaikan lahan dan hidro orologis di daerah danau
untuk menjaga ketersediaan air.
Pengembangan sumber daya air merupakan salah satu faktor penting dalam
menunjang berbagai sektor pembangunan seperti pertanian, industri, penyediaan
sumber energi yang digunakan oleh indutri air minum. Pembangunan dapat
berupa penjagaan sumber air di sekitar danau/sungai atau dapat juga dibangun
bendungan.
Seperti halnya di Provinsi Yogyakarta, tepatnya di Danau Kemuning
Kecamatan Patuk Gunung Kidul, mata air danau dijadikan salah satu andalan
untuk melanjutkan kelangsungan hidup, dari mulai pemenuhan kebutuhan sehari-
hari seperti memasak, minum, mandi, mencuci, sampai untuk mengairi tanaman
pertanian bahkan untuk tempat pariwisata. Danau Kemuning yang terletak di
tengah hutan dan di pinggiran Sungai Oyo memiliki banyak sekali mataair dengan
karakteristik yang hampir serupa, yaitu mata air grafitasi (gravity springs) yang
muncul diakibatkan oleh gaya gravitasi dan keluar akibat terpotong oleh topografi.
Pemandangan sekitar danau yang asri juga menjadikan danau di kunjungi warga
sekitar sebagai tempat wisata. Kemungkinan untuk menjadikan kualitas air
mataair yang berbeda ada banyak faktor yang mempengaruhi baik dari segi
alamiah seperti, kemiringan lereng, strata geologi, dan curah hujan, maupun dari
segi kegiatan manusia yang dapat mencemari kualitas air mataair secara tidak
langsung, seperti limbah rumah tangga yang mengandung bahan kimia, kontak
langsung dengan badan air pada saat pengambilan, tempat pembuangan tinja yang
terlalu dekat dengan mataair atau membuang pada aliran sungai. Segi penggunaan
lahan dan perilaku manusiadi sekitar Danau Kemuning menunjukkan kualitas air
yang baik untuk digunakan air minum melalui berbagai parameter air. PT Aquos
Pure Water tertarik untuk melakukan pengambilan air Danau Kemuning sebagai
sumber mata air yang kemudian diolahmenjadi air minum untuk dipasarkan.
Studi ini akan menelaah seluruh tahapan rencana usaha dan atau kegiatan baik
pada tahap pra konstruksi, konstruksi dan pascaoperasi. Menyadari adanya
pengaruh kegiatan ini terhadap lingkungan hidup maka pengambilan air danau
untuk perusahaan air mineral berpedoman pada Undang-undang Nomor 23 tahun
1997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, dan Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang jenis Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan hidup. Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, rencana
kegiatan pembangunan di sekitar Danau Kemuning dan pengambilan air termasuk
dalam kegiatan yang wajib dilengkapi dengan studi AMDAL.
Penyusunan AMDAL mengikuti standar/pedoman yang telah ditetapkan
sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan pemerintah dengan mengikuti tahapan-
tahapan tertentu. Sebagai tahap awal penyusunan dokumen AMDAL, maka
disusun Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL) yang berfungsi sebagai
dokumen pengarah dalam melakukan studi AMDAL yang terkait dengan dampak
yang ditimbulkan oleh rencana kegiatan.
1.2 Manfaat Dan Tujuan
Manfaat dari Penyusunan Kerangka Acuan Analisis dampak Lingkungan (KA-
ANDAL) pengambilan air sebagai sumber air untuk diolah menjadi air mineral
oleh PT Aquos Pure Water adalah untuk terciptanya pemanfaatan sumber daya
alam yang berwawasan lingkungan serta pembangunan sarana pelayanan yang
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus tetap memperhatikan
keseimbangan dan kelestarian lingkungannya khususnya dalam pemanfaatan air
permukaan.
Tujuan Penyusunan Kerangka Acuan Analisis dampak Lingkungan (KA-
ANDAL) pengambilan air sebagai sumber air untuk diolah menjadi air mineral
oleh PT Aquos Pure Water adalah:
1. Menunjukkan tingkat kepedulian pihak pemrakarsa dalam upaya
menjalankan pembangunan dan pemanfaatan sumber daya alam yang
berwawasan lingkungan.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi
kegiatan dan pihak terkait tentang rencana pengambilan air di Danau
Kemuning untuk kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan dampak
terhadap lingkungan, sehingga masyarakat dapat memberikan masukan,
saran dan tanggapan atas rencana kegiatan tersebut.
3. Pemrakarsa bersama-sama Bapedalda wajib memberitahukan kepada
masyarakat setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan diterbitkan
rekomendasi UKL-UPL.
4. Mengetahui kualitas/rona lingkungan di lokasi rencana pembangunan dan
sekitarnya.
5. Sebagai instrumen pengikat bagi pemrakarsa untuk melaksanakan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
6. Mengkaji dan memperkirakan dampak lingkungan serta mengevaluasi
dampak terhadap lingkungan hidup dari rencana kegiatan pada tahap pra
konstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi terhadap komponen
lingkungan hidup serta mengidentifikasi dampak yang muncul akibat
kegiatan pembangunan.
7. Menyusun rencana pencegahan, penanggulangan dan pengendalian
dampak negatif serta mengoptimalkan dan meningkatkan dampak positif
akibat rencana usaha/kegiatan pembangunan.
8. Menyusun Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dituangkan dalam bentuk Dokumen UKL dan UPL.

1.3 Peraturan Perundang-undangan

Landasan yang digunakan dalam penyusunan Kerangka Acuan Analisis Dampak


Lingkungan (KANDAL) kegiatan pembangunan pabrik air minum adalah sebagai
berikut :

No Peraturan Alasan Pemakaian Peraturan


Keputusan Menteri Kesehatan RI No. Karena pada peraturan ini mengatur tentang
416/MENKES/Per/IX/1990 Tentang syarat-syarat kualitas air bersih dari segi
1
Syarat-syarat dan Pengawasan kimia, fisika maupun mikrobiologi yang
Kualitas Air Bersih berhubungan dengan kesehatan masyarakat.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. Karena peraturan ini mengatur tentang
907/MENKES/Per/2002 Tentang syaratdan pengawasan kualitas air minum
2
Syarat-syarat Pengawasan Air yang dikonsumsi oleh masyarakat sehingga
Minum tidak menimbulkan gangguan kesehatan.
Peraturan Menteri Perindustrian RI Peraturan ini mengatur tentang bahan baku,
No. 96/M-IND/PER/12/2011 proses, pengemasan serta hal-hal yang
3
Tentang Persyaratan Teknis Industri mengenai standar air minum dalam kemasan
Air Minum Dalam Kemasan agar aman untuk dikonsumsi.
Peraturan ini mengatur tentang pemanfaatan,
Peraturan Pemerintah RI No. 35
4 pengelolaan dan pengamanan serta
Tahun 1991 Tentang Sungai
pengawasan tentang perairan sungai.
Peraturan ini mengatur tentang
Undang-undang No. 23 Tahun 1997
pendayagunaan sumber daya alam dan
5 Tentang Pengelolaan Lingkungan
pengelolaan lingkungan hidup serta
Hidup
persyaratan penataan lingkungan hidup.
Peraturan Pemerintah No.82 Tahun Peraturan ini mengatur tentang pelestarian
2001 Tentang Pengelolaan Kualitas fungsi air, pengelolaan air untuk menjamin
6
Air dan Pengendalian Pencemaran kualitas mutu air serta ketentuan mengenai
Air pencemaran air.
Peraturan Pemerintah RI No. 13 Peraturan ini mengatur tentang
7 Tahun 1987 Tentang Ijin Usaha penyempurnaan terhadap ketentuan izin
Industri usaha industry yang harus dipenuhi.
Peraturan Pemerintah RI No. 27 Peraturan ini mengatur tentang analisis
8 Tahun 1999 Tentang Analisis dampak lingkungan yang mungkin akan
Mengenai Dampak Lingkungan terjadi atas rencana usaha yang dilakukan.
Peraturan ini mengatur tentang penggunaan
Undang-undang No. 07 Tahun 2004
9 sumber daya air serta pengendalian daya
Tentang Sumber Daya Air
rusak air.
Peraturan Pemerintah RI No. 16 Peraturan ini mengatur tentang
10 Tahun 2005 Tentang Penyediaan Air pengembangan sistem penyediaan air
Minum minum.
Peraturan Pemerintah RI No. 69 Peraturan ini mengatur tentang pengakuan,
11 Tahun 2014 Tentang Hak Guna pemenuhan dan perlindungan terhadap
Pakai Air pemegang hak guna air.
Peraturan ini mengatur tentang pengendalian
Keputusan Presiden RI No. 77 Tahun
dampak lingkungan yang dihasilkan atau
12 1994 Tentang Badan Pngendalian
yang akan terjadi terhadap rencana
Dampak Lingkungan
pembangunan yang dilakukan.
Keputusan Kepala Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Peraturan ini mengatur tentang pedoman
No. 09 Tahun 2000 Tentang dalam penyusunan analisis mengenai
13
Pedoman Penyusunan Analisis dampak lingkungan hidup dalam rencana
Mengenai Dampak Lingkungan pembangunan.
Hidup

BAB II
RUANG LINGKUP STUDI

2.1 Lingkup Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Akan Ditelaah dan
Alternatif Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
PT Aquos Pure Water mengambil lokasi sampling untuk bahan baku pembuatan air
minum di kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, berdasarkan info yang telah didapatkan dapat disimpulkan bahwa
pembangunan PT Aquos Pure Water sesuai dengan kesesuaian tata ruang.
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang telah dilakukan yaitu dengan melakukan
pembersihan area danau dan sungai dan penanaman sejumlah pohon dalam rangka
penghijauan. Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan yaitu proses paska operasi dengan
bioremediasi lahan.

2.2 Alternatif yang akan dikaji


Pelaksanaan pembangunan pabrik air minum yang akan dilaksanakan didaerah danau
kemuning tidak ada rencana alternatif mengenai lokasi, teknologi maupun system
dalam rencana pembangunan pabrik air minum. Sehingga pembangunan pabrik air
minum yang telah direncanakan dari segi lokasi, teknologi maupun system dilakukan
sesuai yang telah dituliskan.

2.3 Keterkaitan Rencana Usaha untuk Kegiatan dengan Kegiatan Lain di


Sekitarnya

Danau kemuning terletak diantara Hutan Pendidikan Astra Wigatama. Hutan Astra
Wigatama adalah hutan yang dikelola oleh Astra Wigatama dalam rangka
penghijauan di daerah tersebut dan juga untuk memeriahkan hari bumi pada tahun
2012. Hutan ini seluas 90 hektare dan telah ditanam sejumlah 4.444.947 pohon. Selain
hutan, lokasi danau kemuning juga berdekatan dengan pemukiman penduduk yang
berjarak kurang lebih 1 km dari danau kemuning. (sumber:
https://www.google.com/maps/place/Danau+Kemuning/@-
7.8988449,110.5195648,159m/data=!3m1!1e3!4m5!3m4!1s0x2e7a52760a7a54e5:0xe
adc47092065465b!8m2!3d-7.8963889!4d110.5202778)

2.4 Rona Lingkungan Awal

1. Iklim
Hasil pengumpulan data iklim dari Stasiun Klimatologi provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta sebagai stasiun klimatologi terdekat dengan rencana
lokasi proyek yang tercatat selama 3 tahun antara 2016 - 2019, menunjukkan suhu
udara rata-rata bulanan berkisar antara 31-34oC.
Curah hujan disekitar wilayah rencana lokasi proyek terbilang sangat rendah di
daerah sekitar proyek AMDK , hal ini menyebabkan kelembaban rata-rata
Kecamatan Patuk berkisar antara 49% dengan suhu maksimum terjadi pada bulan
Agustus dan suhu minimum terjadi pada bulan Desember sampai Januari.
(sumberdata:https://www.bmkg.go.id/iklim/prakiraan-hujan-
dasarian.bmkg?p=prakiraan-hujan-dasarian-iii-oktober-dan-i-ii-november-
2019&tag=&lang=ID)

2. Kualitas Udara
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pengendalian lingkungan Hidup
Daerah (BPLHD) Provinsi Kota Yogyakarta, parameter kebisingan telah melebihi
ambang batas baku mutu di beberapa semua titik pemantauan udara kota
Yogyakarta.sementara untuk parameter lain seperti NO2, SO2 masih jauh di bawah
ambang batas baku mutu yang ditentukan. Batas kebisingan yang ditentukan dari
dinas Lingkungan Hidup adalah 55 dB sementara semua lokasi yang disampling
melebihi batas tersebut. Berikut data lokasi dan hasil pemantauan kualitas udara
ambien:

(sumber: https://lingkunganhidup.jogjakota.go.id/page/index/basis-data-
lingkungan-hidup)

3. Kualitas Air
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pengendalian Lingkungan Hidup
Daerah (BPLHD) provinsi kota Yogyakarta, dilakukan sampling di Sungai Code
untuk menguji kualitas air di kota Yogyakarta. Parameter yang diuji diantaranya
adalah: Residu terlarut (TDS), Residu tersuspensi (TSS), Daya Hantar Listrik (DHL),
pH, Oksigen Terlarut (DO), Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD), Kebutuhan Oksigen
biologi (BOD), dan salah satu logam berat yaitu Seng (Zn) dan Timbal (Pb). Berikut
data yang diperoleh yang diambil dari beberapa titik di sungai Code:

(sumber: https://lingkunganhidup.jogjakota.go.id/page/index/basis-data-lingkungan-
hidup)

berdasarkan data yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa:TDS dan TSS
di sungai code masih di bawah ambang batas baku mutu, pH di sungai code masih di
bawah ambang batas atas untuk sungai kelas 1, COD yang disampling di jembatan
Gondolayu melebihi batas mutu, BOD di setiap titik penyamplingan melebihi baku
mutu, DO melebihi batas maksimal untuk sungai kelas 1, kadar seng dan timbal masih
jauh dari baku mutu.

2.5 Pelingkupan

A. Proses Pelingkupan

komponen rencana kegiatan


pra
konstruksi konstruksi operasi paska operas
komponen lingkungan 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 1
komponen geofisika-
kimia
kualitas udara ambien V V V V V V V
kebisingan V V V V V V V V V
erosi tanah V V V
sistem drainase dan
irigasi V V V V
kualitas air permukaan V V V V
kualitas air laut V
transportasi darat V V V V V V V V
komponen biologi
vegetasi V V V V V
satwa liar V V V V V

Keterangan:
A. Tahap Prakonstruksi
1. Penetapan lahan dan perizinan peruntukan
2.Pengukuran lahan penyelidikan tanah
3. Sosialisasi kepada masyarakat
B. Tahap Konstruksi
1. Mobilisasi tenaga kerja
2. Mobilisasi materi dan alat berat
3. Penyiapan lahan urugan air danau
4. Transportasi tanah urug
5. Pembuatan saluran drainase
6. Pembukaan dan pematangan lahan
7. Pembangunan instalasi saran dan prasarana danau
8. Pembuatan jalan kerja
C. Tahap Operasi
1. Mobilisasi tenaga kerja
2. Transportasi sampah
3. Pengoperasian Utilitas
D. Tahap Pasca Operasi
1. Bioremediasi lahan

B. Dampak Potensial
dampak potensial sumber
tahap pra konstruksi
-
tahap konstruksi
penurunan kualitas udara pembersihan lahan
peningkatan kebisingan pembersihan lahan
peningkatan erosi tanah pembangunan alat pengambil air
penurunan kualitas sistem drainase dan irigasi pembangunan alat pengambil air
penurunan kualitas air permukaan pembangunan alat pengambil air
peningkatan volume alat berat pembangunan alat pengambil air
tahap operasi
penurunan kualitas udara mobilisasi alat pengangkut air
peningkatan kebisingan mobilisasi alat pengangkut air
penurunan kualitas air permukaan pengambilan air di sungai
peningkatan volume kendaraan alat berat mobilisasi alat pengangkut air
tahap pasca operasi
peningkatan kembali kualitas sistem drainase bioremediasi lahan
dan irigasi
peningkatan kembali kualitas air permukaan bioremediasi lahan

c. Evaluasi Dampak Potensial


Dampak Potensial Sumber Evaluasi Dampak Dampak penting
Hipotetik Hipotetik

Penurunan Kualitas pembersihan lahan, saat tahap pra Debu, CO, SO2,
Udara konstruksi akan NO2
dilakukan
pembershan lahan
menggunakan alat
berat berupa truk
besar sebesar 75
unit/hari. Hasil
pantauan udara
terhadap CO, SO2
dan NO2 masih
dibawah baku mutu
adanya mobilisasi
alat pengangkut air
ini akan
menimbulkan
dampak hipotetik

mobilisasi alat
pengangkut air

peningkatan pembangunan alat saat tahap pra kebisingan


kebisingan pengambil air konstruksi dan
konstruksi sudah
pasti terjadi
peningkatan
kebisingan karena
suara pembangunan
alat pengambil air
dan mobilisasi alat
pengangkut air.
Saat ini tingkat
kebisingam sudah
melebihi batas
mutu maka
kegiatan ini akan
menimbulkan
dampak penting
hipotetik

mobilisasi alat
pengangkut air

peningkatan erosi pembangunan alat pada tahap Peningkatan erosi


tanah pengambil air konstruksi alat tanah
pengambil air akan
dibangun dan jika
tanah tidak cukup
kuat untuk
menopang alat
berat yang
akandibangun
maka akan terjadi
erosi tanah.
Kegiatan ini akan
menimbulkan
dampak penting
hipotetik

D. Klasifikasi dan Prioritas Dampak Penting

Dampak Penting Hipotetik Sumber Alasan Penentuan


Klasifikasi dan Prioritas
Dampak Penting Hipotetik

Peningkatan debu, CO, -Pembersihan Lahan Relatif dapat dikelola


SO2, NO2
-Mobilisasi Alat
Pengangkut Air
BAB III

METODE STUDI

3.1 Pendekatan Studi

PT. Aquos Pure Water berencana melakukan kegiatan pengambilan air sebagai
sumber air industri air mineral dengan proses penyedotan menggunakan pipa yang
berskala besar, pengambilan hanya dilakukan satu kali dalam satu hari sebanyak
56.000 dm3/hari. Lokasi sampling berada di dalam kawasan telaga kemuning yang
dikelilingi hutan pendidikan astra wanagama dan dekat dengan pemukiman warga.

3.2 Metode Pengumpulan dan Analisis Data


Tujuan pengumpulan dan analisis data :
a. Menelaah, mengamati, mengukur parameter lingkungan yang diperkirakan
akan terkena dampak besar dan penting dari kegiatan tersebut.
b. Menentukan kualitas lingkungan dari berbagai parameter yang
diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari kegiatan
tersebut.
c. Menelaah, mengamati, dan mengukur komponen rencana kegiatan yang
diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari lingkungan
sekitar.
d. Memperkirakan perubahan kualitas lingkungan awal akibat kegiatan
proyek.

A. Metode Pengumpulan Data

Pengambilan data parameter air minum dalam kemasan dilakukan pada


SNI (Standar Nasional Indonesia) 3554 tahun 2015 tentang cara uji air minum
dalam kemasan. Parameter air yang dikumpulkan meliputi :

a. Florida

Florida adalah parameter yang dikumpulkan dari SNI cara uji air
minum dalam kemasan. Florida yaitu zat kimia yang dapat ditemukan di
alam bebas Fluorida bisa ditemukan dalam berbagai bentuk, seperti
hidrogen fluoride, sodium fluoride. Kandungan fluorida dalam air yang
kita konsumsi sehari-hari bervariasi, air tanah yang melewati pegunungan
biasanya akan termineralisasi secara alami dan akan mengandung fluorida.
Tinggi rendahnya kandungan fluoride tergantung dari batuan dan mineral
yang dilewatinya. Setelah diminum atau dimakan, hampir seluruh fluorida
akan diserap oleh pencernaan kita, masuk aliran darah, dan disimpan di
tulang atau gigi. Pada dosis yang besar, fluoride bisa membahayakan
kesehatan, namun pada dosis yang kecil fluoride justru bermanfaat bagi
kita. Metode spektrofotometri SPADNS berdasarkan reaksi fluorida dan
penyerapan warna zirkonium. Fluorida bereaksi dengan menyerap warna
zirkonium membentuk anion kompleks yang tidak berwarna ZrF62-.
Kadar maksimum yang diperbolehkan oleh Permenkes RI No.
01/BIRHUKMAS/ I / 1975 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas
Air Minum sebesar 1,5 mg/L.
b. Cromium

Kromium adalah parameter yang dikumpulkan dari SNI cara uji air
minum dalam kemasan. Kromium itu logam berat yang ada di perairan
dekat gunung., kromium juga sangat berbahaya bagi kesehatan. Analisis
cemaran logam Cr dengan SSA menggunakan lampu katoda Cr
berdasarkan penyerapan energi radiasi oleh atom-atom Cr pada tingkat
energi dasar dengan atomisasi tungku karbon Kadar maksimum yang
diperbolehkan oleh Permenkes RI No. 01/BIRHUKMAS/ I / 1975 tentang
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum sebesar 0,05 mg/L.

c. Perak (Ag)

Perak (Ag) adalah parameter yang dikumpulkan dari SNI cara uji air
minum dalam kemasan. Kadar maksimum yang diperbolehkan oleh
Permenkes RI No. 01/BIRHUKMAS/ I / 1975 tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum sebesar 0,05 mg/L. Analisis cemaran
logam Ag dengan SSA menggunakan lampu katoda Ag berdasarkan
penyerapan energi radiasi oleh atom-atom Ag pada tingkat energi dasar
dengan atomisasi tungku karbon.

Paramete Satuan Metode Metode


r Pengumpulan Analisis

Florida mg/L Metode SNI 3554-


spektrofotometri 2015 : Cara
SPADNS Uji Air
berdasarkan reaksi Minum Dalam
fluorida dan Kemasan
penyerapan warna
zirkonium. Fluorida
bereaksi dengan
menyerap warna
zirkonium
membentuk anion
kompleks yang
tidak berwarna
ZrF62-.

Kromium mg/L Analisis SNI 3554-


(Cr) cemaran logam Cr 2015 : Cara
dengan SSA Uji Air
menggunakan Minum Dalam
lampu katoda Cr Kemasan
berdasarkan
penyerapan energi
radiasi oleh atom-
atom Cr pada
tingkat energi dasar
dengan atomisasi
tungku karbon

Perak mg/L Analisis SNI 3554-


(Ag) cemaran logam Ag 2015 : Cara
dengan SSA Uji Air
menggunakan Minum Dalam
lampu katoda Ag Kemasan
berdasarkan
penyerapan energi
radiasi oleh atom-
atom Ag pada
tingkat energi dasar
dengan atomisasi
tungku karbon.

B. Metode Analisis Data

Analisis kualitas air akan dilakukan dengan cara menghitung sesuai indeks
standar pencemaran air (ISPA). Jika Lij menyatakan konsentrasi parameter
kualitas air yang dicantumkan dalam Baku Mutu suatu Peruntukan Air (j), dan
Ci menyatakan konsentrasi parameter kualitas air (i) yang diperoleh dari hasil
analisis cuplikan air pada suatu lokasi pengambilan cuplikan dari suatu alur
sungai, maka PIj adalah Indeks Pencemaran bagi peruntukan (j) yang
merupakan fungsi dari Ci/Lij. Harga Pij ini dapat ditentukan dengan cara :

1. Pilih parameter-parameter yang jika harga parameter rendah maka


kualitas air akan membaik.
2. Pilih konsentrasi parameter baku mutu yang tidak memiliki rentang.
3. Hitung harga Ci/Lij untuk tiap parameter pada setiap lokasi
pengambilan cuplikan.
4. Jika nilai konsentrasi parameter yang menurun menyatakan tingkat
pencemaran meningkat, misal DO. Tentukan nilai teoritik atau nilai
maksimum Cim (misal untuk DO, maka Cim merupakan nilai DO
jenuh). Dalam kasus ini nilai Ci/Lij hasil pengukuran digantikan oleh
nilai Ci/Lijhasil perhitungan,

5. Jika nilai baku Lij memiliki rentang

6. Tentukan harga PIj

7. Keraguan timbul jika dua nilai (Ci/Lij) berdekatan dengan nilai acuan
1,0, misal C1/L1j = 0,9 dan C2/L2j = 1,1 atau perbedaan yang sangat
besar, misal C3/L3j = 5,0 dan C4/L4j = 10,0. Dalam contoh ini tingkat
kerusakan badan air sulit ditentukan.
Evaluasi terhadap nilai PI adalah :
0 ≤ PIj≤ 1,0 yaitu memenuhi baku mutu (kondisi baik)
1,0 < PIj≤ 5,0 yaitu cemar ringan
5,0 < PIj≤ 10 yaitu cemar sedang
PIj > 10 yaitu cemar berat
Tabel 1.2 Penentuan sistem nilai untuk menentukan status mutu air

a. Flourida
Diambil dari SNI 3554-2015 tentang cara uji air minum dalam kemasan
Hitung kadar fluorida di dalam contoh dengan menggunakan kurva
kalibrasi atau persamaan garis regresi linier.
b. Kromium
Diambil dari SNI 3554-2015 tentang cara uji air minum dalam kemasan
Hitung kadar Cr dalam contoh dengan menggunakan kurva standar atau
persamaan garis regresi linier. Kadar Kromium (Cr) = Hasil Pembacaan.
c. Perak (Ag)
Diambil dari SNI 3554-2015 tentang cara uji air minum dalam kemasan
Hitung kadar perak dalam contoh dengan menggunakan kurva kalibrasi
atau persamaan garis regresi linier. Yaitu,

Keterangan :
C = Konsentrasi Perak dalam contoh
A = Absorbansi contoh perak
a = Intersep dari kurva kalibrasi standar perak
B = Slope dari kurva kalibrasi standar perak
C. Lokasi Pengamatan
Dalam observasi ini akan dibuat jalan untuk masuknya mobil untuk
membawa air dan pipa untuk mengambil air dari danau kemuning tersebut.
Dalam observasi lapangan ini akan dikaji secara khusus kemungkinan
pemindahan hutan pendidikan di sepanjang jalan mobil pembawa air serta
alternatif-alternatif tata ruang yang dapat mengakomodasi antara kepentingan
pemukiman penduduk, hutan pendidikan dan kepentingan proyek. Secara
khusus akan dilakukan pula dokumentasi lansekap kawasan agar
pembangunan di kawasan ini tidak mengurangi kualitas lansekap wilayah
studi. Hasil-hasil kajian lapangan dan data sekunder ini akan digunakan untuk
memberikan masukan bagi kajian tata ruang serta mengusulkan ide-ide
penataan ruang wilayah studi. Secara khusus akan diusulkan tata ruang yang
meminimalkan kemungkinan konflik antar kegiatan.
3.3 Metode Prakiraan Dampak Penting
3.3.1 Metode Perkiraan Besaran Dampak
Prakiraan besarnya dampak merupakan selisih kualitas lingkungan antara
kondisi lingkugan dengan adanya kegiatan proyek dengan kondisi lingkungan tanpa
adanya proyek. Metode prakiraan besaran dampak dihitung dengan menggunakan
formula sederhana:

Besar prakiraan dampak = KLP-KLTP

Dimana:
KLP = kondisi lingkungan dengan adanya proyek
KLTP = kondisi lingkungan tanpa adanya proyek. Kondisi tanpa proyek
diasumsikan sama dengan rona lingkungan awal.
Angka prakiraan besaran dampak yang akan diperoleh antara 1 s/d 4,
dengan pengertian:
+/-1 = dampak positif/negatif kecil
+/-2 = dampak positif/negatif sedang
+/-3 = dampak positif/negatif besar
+/-4 = dampak positif/negatif sangat besar
Namun demikian penetapan besaran dampak tersebut di atas tidak terlalu
kaku, khususnya untuk parameter tertentu yang diprakirakan akan melebihi
baku mutu dan atau telah mendekati angka batas pada perubahan skala kualitas
lingkungan.
Penentuan kondisi lingkungan saat kegiatan proyek dari masing-masing
komponen lingkungan yang terkena dampak penting hipotetik menggunakan
pendekatan kimia-fisika sebagai berikut :

a. Penurunan Kualitas udara


Dalam menentukan penurunan kualitas udara digunakan model matematik
untuk menghubungkan sebab akibat dari kegiatan proyek pembangunan
dengan lingkungan, sehingga besaran dampak maupun intensitas dampak lebih
mudah diperoleh dan dianalisa.
Prakiraan penyebaran polutan dihitung menggunakan Gaussian Dispersion
Model untuk parameter debu. Konsentrasi pencemar pada jarak x, y pada
keadaan polutan debu yang kontinyu dengan ketinggian efektif stack H adalah
C (x,y,H), dihitung dengan persamaan berikut :

Dimana :
C = konsentrasi suatu gas diatas permukaan tanah (Ug/m3)
Q = banyaknya gas yang dikeluarkan (Ug/m 3) merupakan variabel
prediktor
ay = pembauran parameter gas secara horizontal
az = pembauran parameter gas secara vertikal
v = rata-rata kecepatan angin (m/detik)
H = tinggi cerobong efektif
x,y = jarak terjauh angin yang searah dan berlawanan arah angin (m)
Y = tinggi permukaan diatas tanah

Dampak terhadap kualitas udara diprediksi dengan membandngkan kualitas


udara sebelum adanya kegiatan (tanpa proyek) dengan kondisi lingkungan dengan
adanya kegiatan (proyek). Kualitas udara selama kegiatan berlangsung diperkirakan
menggunakan model Gaussian. Nilai yang diperoleh hasil model dibandingkan
dengan Baku Mutu Udara Ambien yaitu Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Dampak dikategorikan sebagai dampak
penting apabila hasil pemodelan melebihi baku mutu .

b. Volume air limpahan dengan model :

Q = 0,278.C.I.A

Dimana

Q : volume air limpahan (m3/detik)


C : koefisien aliran
I : Intensitas hujan (mm/jam)
A : Luas daerah (m2)
c. Kebisingan dari kegiatan konstuksi dapat diprediksikan dengan anggapan sebagai
sumber titik dengan menggunakan formal sebagai berikut :

L = PWL – 20 log 10( r )-8

Dimana :

L : Tingkat kebisingan yang diperkirakan, dB (A)


PWL : Tingkat kebisingan pada sumber, dB (A)
r : jarak dari sumber,meter

3.3.2 Penentuan Sifat Penting Dampak


Dengan metode ini hubungan kegiatan terhadap
komponen/parameter lingkungan di prakirakan berdasarkan
pengetahuan/pengalaman para ahli yang tergabung dalm tim studi ini.
Pendekatan ini digunakan untuk memprakirakan dampak perairan baik fisik
maupun biologi serta untuk memprakirakan dampak sosekbud.

Selain itu metode prakiraan dampak dilakukan pula dengan cara


membandingkan dengan baku mutu lingkungan yang bersumber dari Baku
Mutu Air Badan Air sesuai dengan kep-02/MENKLH/I/1988 (lampiran)
kriteria air untuk proses dan bahan baku dan Peraturan Pemerintah no 41 tahu
1999 tentang pengendalian pencemaran udara.
Prakiraan dampak dilakukan dengan mengacu pada kriteria dampak
penting menurut penjelasan pasal 15 ayat 1 Undang-undang Nomer : 23 tahun
1997, serta berdasarkan keputusan kepala Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Nomer : kep -056 Tahun 1994 tanggal 18 Maret 1994 yang
ditentukan melalui kriteria:

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak


b. Luas wilayah persebaran dampak
c. Lamanya dampak berlangsung
d. Intensitas dampak
e. Banyaknya komponen lingkungan yang akan terkena dampak
f. Sifat kumulatif dampak
g. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.

Prakiraan dampak penting ini dilakukan dengan mempertimbangkan :

a. Kemampuan lingkungan (dari rona awal) dalam menetralisir/meredam


dampak
b. Kemungkinan adanya netralisasi atau akumulasi antara dampak yang satu
dengan dampak lainnya dengan cara diskusi di antara anggota tim studi
ANDAL.

Untuk mempermudah penelusuran dampak maka metode diagram alir


yang dilengkapi matrik dengan pembobotan juga digunakan. Sedangkan
pemberian nilai penting dan besarnya dampak, terlebih dahulu ditetapkan
interval nilai sebagai berikut :

a. Pentingnya dampak : 1. Kurang penting


2. cukup penting
5. penting
b. Besarnya dampak : 1. Besar
2. sedang
3. kecil
3.4 Metode Evaluasi Dampak Penting
Tujuan dilakukan evaluasi dampak besar dan penting lingkungan akibat dari
komponen kegiatan yang direncanakan adalah memutuskan/menentukan jenis
dampak hipotetik yang akan dikelola, jenis dampak tersebut ditelaah secara holistik,
dan memberikan arahan atau alternatif pengelolaannya.
Evaluasi dampak penting secara holistik dilakukan untuk berbagai
perubahan lingkungan tersebut atau yang bersifat mendasar, pada ruang dan
waktu tertentu akibat adanya proyek, digunakan metode matrik dan bagan alir
dampak penting.

Hasil prakiraan dampak penting yang akan terjadi terhadap komponen


dan parameter lingkungan sebagai akibat kegiatan proyek ini akan dievaluasi
dengan berpedoman kepada peraturan pemerintah N0. 27 tahun 1997 dan
keputusan Bapedal RI N0.kep. 056 tahun 1994 dengan mengunakan
pendekatan Holistik dan kausatif serta pendekatan arah pengelolaan
lingkungan:

3.4.1 Pendekatan Holistik & Kausatif

Pendekatan disini dilakukan dengan mengunakan diagram alir untuk


mengetahui sumber-sumber dampak serta dampak-dampak turunan atau
dampak primer, sekunder, tersier, dal lain sebagainya. Selain dari itu juga akan
dilengkapi dengan alat bantu dengan metode matrik. Dengan alat bantu ini
pendekatan yang dilakukan dapat terarah lagi untuk mengetahui komponen
lingkungan yang paling banyak terkena dampak, dan komponen kegiatan yang
paling banyak menimbulkan dampak. Selain itu juga akan membantu
memprioritaskan pengelolaan lingkungan dari beberapa komponen lingkungan
yang terkena dampak dan kegiatan sebagai sumber dampak.

3.4.2 Pendekatan Arah Pengelolaan Lingkungan

Dengan alat bantu sebagaimana tersebut diatas maka selanjutnya


dilakukan pendekatan pengelolaan lingkungan dengan mengacu pada :

a. Sumber dampak, apabila komponen kegiatan atau komponen lingkungan yang


memang dapat diatasi melalui sumber dampaknya, misal pencemaran kualitas
air dari aktifitas mobilitas material dan peralatan.
b. Komponen lingkungan, apabila memang tidak memungkinkan untuk
melakukan melalui sumber dampak, misal dampak dari meningkatnya
pencemaran udara akibat banyaknya kendaraan yang masuk ke lokasi proyek.
BAB IV
PELAKSANA STUDI

4.1 Pemrakarsa

a. Identitas Proyek

Nama Proyek : Studi AMDAL Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Harum


Mewangi

Alamat Proyek : Kecamata Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat

Luas Total Lahan : 2,18 Ha

b. Nama Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. Aquos Pure Water

Alamat Kantor : Jalan Kaliurang km. 14,5 Yogyakarta

Telp / fax : (0274) 3816570/ (0274) 3521992

c. Nama dan Alamat Penanggung Jawab Kegiatan

Nama : Ir. Evin Eginer

Jabatan : General Manager Proyek Sampling Danau

Alamat Kantor : Jalan Kaliurang km. 14,5 Yogyakarta

Telp / fax : (0274) 3816570/ (0274) 3521992


4.2 Penyusunan Studi AMDAL

A. Nama dan Alamat Instansi


Nama : Pusat Studi Lingkungan Hidup Islam Indonesia
Alamat : Jl. Lingkungan Budaya, Jakarta 55281
E-mail : pplh@uii.ac.id
Telp. : (021) 565722, 902410
Fax. : (021) 565722
B. Penanggung Jawab Studi
Nama : Aulia Safira Dwi Oktaviani, S.Si.
Jabatan : Kepala Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Islam
Indonesia
Alamat : Jl. Mangga Kecapi, Jakarta 55281
E-mail : pplh@uii.ac.id
Telp. : (062-274) 565-722, 902-410
Fax. : (062-274) 565-722

C. Tim Pelaksana studi AMDAL

Tim pelaksana Studi AMDAL ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu: ketua
tim, koordinator bidang fisik kimia beserta beberapa orang anggota, koordinator
bidang biologi dengan beberapa orang anggota, koordinator bidang sosial ekonomi
dan budaya dengan beberapaorang anggota, koordinator bidang kesehatan masyarakat
dengan seorang anggota dan beberapa narasumber. Susunan tim penyusun AMDAL
selengkapnya disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Daftar Nama Penyusun Studi ANDAL Pembangunan TPA Harum
Mewwangi
Jabatan Nama Keahlian Sertifikat AMDAL

Narasumber Ir. Irvan Zulmi, MA, PhD Ahli


Kepala,Lingkungan
dan GIS

(S3, 15 tahun)

Ketua Tim Drs. David Jonathan, M.Sc Ahli Kepala, A,B


Lingkungan

(S2, 10 tahun)

Koordinator Bidang Drs. Adityo Jati, M.Sc Ahli Kepala, A,B


Geofisik-Kimia Geomorfologi

(S2, 10 tahun)

Anggota Dr. rer. nat. Widyanigrum, M.Si Ahli Kimia A

Ir. Diky Saputra, M.T (S3, 5 tahun) A,B

Ahli Transportasi

Koordinator Bidang Drs. David Jonathan, M.Sc Ahli Kepala, A,B


Biologi Lingkungan

(S2, 10 tahun)

Asisten Danti Fadhila, S.Si Asisten Biologi A,B

Koordinator Bidang Drs. Fikri, M.Si Ahli Kepala, A,B


Sos-Ek-Bud Sos.Ek.Bud

(S2, 10 tahun)

Anggota Dicky, SH., M.Hum Ahli Sos.Ek.Bud A,B


(S2)

Asisten Ir. Anissa Rizky Asisten A,B


Sos.Ek.Bud.

Koordinator Bidang Prof. Dr. Febrian Ahli Kepala, Kes.


Kes Mas Mas.

(Guru Besar)

Asisten Rifky, S.Sos Asisten Kes. Mas. A,B

Nara Sumber Ir. Ni Made, MA, Ph.D Ahli Kepala


Lingkungan dan
GIS

(S3, 15 tahun)
Pemetaan / GIS Kartika, S.Si Pemetaan/GIS A,B

4.3. Biaya Studi


Perkiraan biaya studi AMDAL PT. AQUOS PURE WATE- Proyek
Pembangunan TPA Harum Mewangi termasuk kegiatan konsultasi masyarakat
sebagai kewajiban yang tercantum pada Keputusan Kepala BAPEDAL No. 08 Tahun
2000 adalah sebagai berikut :

1. Konsultasi Masyarakat
a. Jasa tenaga ahli : 11%
b. Survei lapangan/kegiatan konsultasi masyarakat : 19%
c. Dokumentasi/pelaporan : 4%

2. Penyusunan KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL


a. Tenaga ahli : 21%
b. Survei lapangan dan analisis laboratorium : 29%
c. Proses persetujuan dokumen : 10%
d. Dokumentasi/administrasi : 6% +
TOTAL 100%

4.3. Waktu Studi


Studi AMDAL PT. SUKSES TRISAKTI JAYA - Proyek Pembangunan TPA
ini diprakirakan akan berlangsung selama 8 bulan, tidak termasuk waktu tunggu
presentasi di depan Komisi Penilai AMDAL Pusat dan persetujuan dari Komisi
AMDAL Pusat, Kementrian Lingkungan Hidup Jakarta.
Pembagian secara detail tahapan-tahapan penelitian penyusunan laporan Studi
AMDAL disajikan pada Tabel 4.2.

Anda mungkin juga menyukai