Anda di halaman 1dari 56

Tujuan penyusunan UKL/UPL Rencana Kegiatan Usaha

Pernakan Ayam Pedaging dengan pemrakarsa SUHARDI :


1. Menginventarisasi tahapan dan proses pelaksanaan dari
rencana kegiatan/usaha yang dilakukan;
2. Menginventarisasi kondisi lingkungan dan masyarakat di
sekitar rencana kegiatan/usaha yang dilakukan;
3. Mengidentifikasi potensi - potensi dampak yang diprakirakan
timbul dari rencana kegiatan/usaha tersebut;
4. Menganalisis dan memunculkan upaya-upaya pengelolaan
lingkungan yang sebaiknya dilakukan sebagai antisipasi
terhadap dampak yang diprakirakan timbul;
5. Menganalisis dan memunculkan upaya-upaya pemantauan
lingkungan yang sebaiknya dilakukan dalam mendeteksi
tingkat dampak dan efektifitas bentuk pengelolaan yang
dimunculkan.
 Bagi Pemrakarsa / Penanggung Jawab Usaha/Kegiatan
 Sebagai pedoman pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
kegiatan/ usaha yang dilakukan;
 Sebagai salah satu persyaratan dalam pengurusan perijinan terkait
dengan kegiatan/usaha yang dilakukan.
 Bagi Pemerintah dan instansi terkait
 Sebagai alat pengambilan keputusan dalam menentukan kelayakan
lingkungan bagi kegiatan/usaha;
 Sebagai pedoman pengawasan terhadap pengelolaan dan pemantauan
lingkungan yang dilakukan oleh pelaku kegiatan/usaha;
 Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan
lingkungan hidup dan kebijakan terkait lainnya di Kabupaten Lebak.
 Bagi Masyarakat
 Sebagai alat kontrol dalam melihat kesinergisan antara pelaksanaan
kegiatan/usaha dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup di
wilayahnya;
 Sebagai salah satu bahan acuan untuk turut berperan aktif dalam
kegiatan pembangunan di Kabupaten Lebak, baik yang terkait langsung
dengan kegiatan/ usaha maupun efek yang lainnya.
Undang Undang
1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan
2. UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan
2. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2013 tentang Budi Daya Hewan Peliharaan
Peraturan Menteri
1. Permen LHK No.P.38/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2019 TentangJenis Rencana Usaha
Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
2. Permen LHK No.26 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan dan Penilaian serta
Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup dalam Pelaksanaan Pelayanan Perizinan
Berusaha Secara Elektronik (Sistem OSS)
3. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia nomor 61/Permentan/Pk.230/12/2016
tentang penyediaan, peredaran, Dan Pengawasan Ayam Ras
Peraturan Daerah Kabupaten Lebak
1. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No. 2 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Lebak Tahun 2014 -2034
2. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 5 Tahun 2016 Tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Orientasi Lokasi Rencana Kegiatan Peternakan Ayam Pedaging a.n
SUHARDI di Kampung Ciuner Desa Kujangsari Kecamatan Cileles
Kabupaten Lebak

Lokasi Rencana Kegiatan Peternakan Ayam Pedaging


a.n SUHARDI di Kampung Ciuner Desa Kujangsari
Kecamatan Cileles Kabupaten Lebak
Lokasi Rencana Kegiatan Peternakan Ayam Pedaging a.n SUHARDI
di Kampung Ciuner Desa Kujangsari Kecamatan Cileles Kabupaten Lebak
KANDANG BROILER SISTEM CLOSED HOUSE
Kelebihan dan keunggulan kandang closed house :
1. Tingkat kepadatan kandang bisa 2-3 kali
kandang open house. Jika kandang open
house per meter persegi hanya untuk 6-8
ekor maka kandang closed house bisa 14-18
ekor ayam per meter perseginya.
2. Stress lingkungan sangat minim pada
kandang closed house.
3. Temperatur efektif pada kandang closed
house mudah diatur sesuai dengan
kebutuhan hidup ayam.
4. Mudahnya mengontrol bio security pada
kandang closed house dibandingkan open
house.
5. Keseragaman produksi atau pertumbuhan
ayam lebih bagus.
6. Pencahayaan pada kandang closed house
lebih merata dibandingkan open house.
7. Performance ayam sangat bagus sedangkan
biaya per kg ayam hidup rendah.
8. Perawatan kandang murah dan daya tahan
kandang lebih lama.
KONSEP KANDANG TERTUTUP
1. Bangunan kandang : baik bangunan baru maupun renovasi kandang.
2. Kipas/fan : bisa terdiri dari exhaust fan, blower fan, ceilling/roof fan ataupun
wall fan.
3. Material cooling dan perlengkapannya : celpad/evaporative pad, fogging, atau
lainnya.
4. Dinding kandang : dapat berupa solid wall, tirai/curtain system dan ceilling
material.
5. Filter cahaya/light filter/light trap.
6. Air inlet berupa pemasok udara bersih
7. Lighting system
8. Control panel + electrical system

BANGUNAN KANDANG
1. Struktur kandang : Bisa berupa kerangka besi, atau kayu dengan lantai dan dinding
semen.
2. Arah kandang : sebaiknya membujur timur barat, tergantung posisi pencahayaan
agar bisa terdistribusikan dengan baik pada sisi kiri dan kanan yang relatif sama.
3. Jarak kandang : Bila terlalu dekat menyebabkan program biosekuriti tidak
maksimal. Jarak 1 x lebar kandang cukup baik.
4. Struktur atap : Kandang tertutup tidak perlu atap monitor (?), hingga biaya struktur
atap lebih murah dengan material yang sama. Tinggi atap +/- 2,50 meter pada
sisinya dan kemiringan 15o – 20o.
5. Lantai kandang : tergantung manajemen pemeliharaan atau manajemen
litter/jejaba.
TEKNIS BANGUNAN
 Kandang harus kokoh, suhu dalam kandang tidak terlalu panas.
 Dengan mempertimbangkan kebutuhan suhu, kelembaban dan aliran udara,
kandang dapat dirancang agar tercipta atmosfir yang nyaman untuk ternak. Bila
ketiga hal tersebut kurang baik akan menyebabkan “heat stress”, pertumbuhan
terganggu dan produktivitas menurun.
 Heat stress merupakan problem yang banyak dijumpai pada musim panas.
Tingginya suhu dan teriknya matahari berpengaruh nyata terhadap penurunan
produksi. Suhu efektif di atas 25o C merupakan keadaan dimulainya “heat
stress”
PETERNAKAN
AYAM PEDAGING a.n SUHARDI
POPULASI TERNAK

BIBIT TERNAK
Kedudukan Lokasi yang dimohon dalam RTRW Kab. Lebak
LOKASI PENGUKURAN PARAMETER LINGKUNGAN
TAHAP PRA KONSTRUKSI
TAHAP KONSTRUKSI
TAHAP KONSTRUKSI
TAHAP KONSTRUKSI
TAHAP KONSTRUKSI
TAHAP KONSTRUKSI
TAHAP KONSTRUKSI
h. Penghijauan
TAHAP OPERASIONAL
TAHAP OPERASIONAL
TAHAP OPERASIONAL
TAHAP OPERASIONAL
TAHAP PASCA OPERASI
JADWAL RENCANA KEGIATAN USAHA

2020 2021
Dalam upaya pengendalian dan pengelolaan dampak untuk pencegahan maupun
meminimumkan dampak negatif serta upaya pengembangan dampak positif,
dilakukan dengan beberapa pendekatan yang pada dasarnya dilakukan dengan
menggunakan pendekatan rekayasa teknologi, pendekatan sosial ekonomi dan
budaya, serta pendekatan institusional.
Pendekatan rekayasa teknologi merupakan suatu pendekatan dengan
memanfaatkan kemajuan ilmu dan teknologi yang ada saat ini, sehingga dapat
diperoleh berbagai alternatif ilmu dan teknologi yang telah tersedia hasil
pengembangan untuk upaya pengelolaan dampak dan telah dilengkapi dengan
Standard Operation Procedure (SOP), yang sesuai dengan spesifikasi yang
dibutuhkan dalam rangka penanganan dampak.
Pendekatan sosial, ekonomi dan budaya merupakan penanganan dampak dengan
mempertimbangkan kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat setempat,
sehingga RENCANA KEGIATAN PETERNAKAN AYAM PEDAGING a.n SUHARDI DI
KAMPUNG CIUNER DESA KUJANGSARI KECAMATAN CILELES KABUPATEN LEBAK ini
dapat diterima dan didukung oleh seluruh pihak masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai