Budi Kurniawan
Staf Deputi Pengendalian Pencemaran
BAGIAN III:
Pembuangan Air Limbah ke Laut
PENERAPAN DTBP DALAM PENETAPAN IZIN
Inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar Identifikasi kondisi hidrologi dan
dan parameter pencemar dominanan morfologi sumber air
Budi Kurniawan 4
The Anacostia River
Watershed
Budi Kurniawan 5
DO Criteria for Designated Uses in
the Tidal Anacostia River
Budi Kurniawan 6
Maximum Permitted Concentrations and Flows for
Calculation of
Municipal and Industrial Waste Load Allocations
Budi Kurniawan 7
Paremeter Debit air limbah
30-50 50-1000 1000-5000 >5000
(m3/hr) (m3/hr) (m3/hr) (m3/hr)
BOD 150 (mg/l) 100 (mg/l) 65(mg/l) 40 (mg/l)
TSS 120 80 (mg/l) 50 (mg/l) 30 (mg/l)
8
Metode Neraca Masa
Parameter Zn
(Qr)= Qs + Qd
6.00
5.00
4.00 BOD Skenario 1
BOD Skenario 2
3.00 Baku Mutu BOD Kelas III
2.00
1.00
0.00
0 2 4 6 8 10 12 14
Jarak dari hulu sungai (km)
Skenario 3:
Dampak pertambahan jumlah industri terhadap daya
tampung beban pencemaran air sungai untuk parameter
BOD di lokasi tersebut pada 5 tahun yang akan datang
dapat diprediksi dengan menambahkan 4 industri baru
(jumlah total 10) di bagian tengah dan hulu
Penduduk sejumlah 110000 jiwa yang tinggal di
sepanjang segmen sungai diasumsikan membuang air
limbah langsung ke sungai tanpa pengolahan
(pertumbuhan penduduk di lokasi tersebut sekitar 2 %
per tahun)
10 industri tersebut membuang air limbah ke segmen
sungai melalui effuent IPAL dengan konsentrasi
parameter BOD masing-masing industri 25 mg/l serta
debit 0.1 m3/detik
Debit pengambilan air sungai di bagian tengah segmen
sungai untuk penyiraman tanaman 1.9 m3/detik
Debit Inflow dari air tanah yang masuk ke segmen sungai
0.25 m3/detik
Skenario 4:
Dampak penentuan lokasi industri terhadap
daya tampung beban pencemaran air sungai
untuk parameter BOD dapat diprediksi dengan
memindahan lokasi 4 industri baru dari bagian
tengah ke bagian hulu segmen sungai tersebut.
Penduduk sejumlah 110000 jiwa yang tinggal di
sepanjang segmen sungai diasumsikan
membuang air limbah langsung ke sungai
tanpa pengolahan (pertumbuhan penduduk di
lokasi tersebut sekitar 2 % per tahun)
10 industri tersebut (industri lama dan baru)
membuang air limbah ke segmen sungai
melalui effuent IPAL dengan konsentrasi
parameter BOD masing-masing industri 25
mg/l serta debit 0.1 m3/detik
Skenario 5:
Seandainya teknologi pengelohan air limbah dan atau
minimisasi limbah belum mampu menurunkan
konsentrasi parameter BOD masing-masing industri
menjadi 25 mg/l, maka pada skenario ini dilakukan
penurunan beban pencemar dari sumber tak tentu dari
penduduk dengan pembangunan IPAL terpadu.
IPAL terpadu tersebut dirancang untuk kapasitas 110000
orang dengan effesiensi 80 % yang dibangun di bagian
hulu segmen sungai tersebut.
10 industri (industri lama dan baru) membuang air
limbah ke segmen sungai melalui effuent IPAL dengan
konsentrasi parameter BOD masing-masing industri 40
mg/l serta debit 0.1 m3/detik
Debit pengambilan air sungai untuk penyiraman tanaman
1.9 m3/detik
Debit Inflow dari air tanah yang masuk ke segmen sungai
0.25 m3/detik
Hasil Simulasi Parameter BOD Domestik 20%,
8.00 Industri 80%
7.00
Konsentrasi BOD (mg/l)
6.00
5.00
BOD Skenario 3
4.00 BOD Skenario 4
BOD Skenario 5
3.00
Baku Mutu BOD Kelas III
2.00
1.00
0.00
0 2 4 6 8 10 12 14
Setiap pemrakarsa
kegiatan / usaha yang
menghasilkan air Mendapatkan izin dari MenLH (Psl 3)
limbah pembuangan ke
laut
mengintegrasikan kajian pembuangan air limbah
ke laut kedalam kajian AMDAL/RPL & UPL(Psl 4)
dapat mendelegasikan
kewenangannya kepada
Gubernur
Persyaratan kajian pembuangan
air limbah ke laut sesuai lamp I & II
Pasal 7: Izin Pembuangan air limbah ke laut
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(1) didasarkan pada hasil kajian
pembuangan air limbah ke laut dan
memenuhi semua persyaratan sebagaimana
pada Lampiran I dan Lampiran II Peraturan
Menteri ini
Lampiran I: Formulir isian izin pembuangan
limbah cair ke laut
Informasi Umum tentang perusahaan,
izin dan dokumen lingkungan yang telah
diperoleh,
kapasitas produksi,
sumber air baku dan posisi intake sumber
air baku yang digunakan,
debit dan karakteristik air limbah,
deskripsi proses dan lokasi pengolahan air
limbah,
lokasi titik pembuangan air limbah (outfall)
serta
informasi peruntukan badan air penerima.
Formulir Isian Izin Pembuangan
Limbah Cair ke Laut
LAMPIRAN I
Informasi Umum
DATA PRODUKSI
LAMPIRAN I (Lanjutan)
Karakteristik Kimia
Oseanografi
LAMPIRAN II KAJIAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE
LAUT (Lanjutan)
DAMPAK PEMBUANGAN
Data dan informasi: Informasi peruntukan:
Beban dan Karakteristik air limbah, kawasan suaka alam laut,
rona awal kualitas air laut, kawasan konservasi laut,
Iklim, Hidro-oceanografi taman nasional laut,
Industri, pariwisata,
pelabuhandll
Sampling dan
analisis biologi laut Baku mutu kualitas air
•Melakukan pengumpulan data dan informasi yang diperlukan yang meliputi: jumlah
, jenis dan karakteristik limbah serta iklim-hidro-geo-oceanografi)
SURVEI • Pengambilan Sampel Air Laut
LAPANGAN
• Prediksi dampak pembuangan air limbah terhadap kualias air laut dan ekosistem penting di kawasan
perairan laut berdasarkan ruang dan waktu
• Mutu air limbah (beban atau konsentrasi) yang diperbolehkan untuk dibuang ke badan air laut
PEMBAHASA dimasa sekarang dan masa yang akan datang agar baku mutu air laut yang ditetapkan tidak
terlampaui.
N HASIL • Paparan Hasil Kajian di KLH
LOKASI PENGAMBILAN SAMPEL AIR
LAUT
6
4 1
2
POSISI KOORDINAT DI
NO NAMA X Y
LAUT
LOKASI
1 A1 105.97903 -5.99253
2 A2 105.97632 -5.99377
3 A3 105.97201 -5.99575
4 A4 105.96853 -5.99234
5 A5 105.97259 -5.98950
6 A6 105.97549 -5.98749
LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 2
RONA AWAL
• Karakteristik Kimia
• Biologi
• Oceanografi
DAMPAK PEMBUANGAN
• Penyebaran di badan air
LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 2
• Modeling
• Arah & Kecepatan Arus
• Model Sebaran
• (Suhu, TSS, BOD,COD,
dll)
• Penentuan ZID
MITIGASI
KUALITAS AIR LAUT
No Parameter Satuan A-1S A-2S A-3S Baku mutu**) Metode Uji
Analisis In Situ
1 Kecerahan*) m 2,5 3 3 >3 InSitu
2 Sampah*) - Nihil Nihil Nihil Nihil InSitu
3 Lapisan Minyak*) - Nihil Nihil Nihil Nihil InSitu
4 Kebauan*) - Alami Alami Alami Tdk Berbau InSitu
5 Suhu *) oC 29,8 29,8 30,2 Alami InSitu
6 DO*) mg/l 5,1 5,2 5,5 - InSitu
7 Salinitas*) o/
oo 32.4 32.3 32.3 Alami InSitu
Analisis Laboratorium
1 Zat padat mg/l 8 10 27 80 APHA ,ed. 22, 2012, 2540-D
tersuspensi+
2 pH*) - 8,12 8,25 8,2 6,5-8,5 APHA, ed. 22, 2012, 4500-H+-B
3 BOD5 mg/l 1,90 1,85 1,70 APHA, ed. 22, 2012, 2510-B
4 COD mg/l 22,08 18,74 18,74 APHA, ed. 22,2012, 5220-D
5 Amonia Bebas (NH3- mg/ 1,057 1,012 0,757 0,3 APHA, ed. 22, 2012, 4500-NH3-F
N) +
6 Sulfida (H2S) mg/ <0,001 <0,001 <0,001 0,03 APHA, ed. 22, 2012, 4500-S2-D
7 Fenol mg/ <0,0005 <0,0005 <0,0005 0,002 APHA, ed. 22, 2012, 5530-C
8 Deterjen (MBAS) mg/ <0,010 <0,010 <0,010 1 APHA, ed. 22, 2012, 5540-C
9 Minyak dan Lemak mg/ <1 <1 <1 5 APHA, ed. 22, 2012, 5520-B
10 Raksa (Hg) µg/ <0,002 2,744 1,075 3 APHA, ed. 22, 2012, 3112-B
11 Kadmium (Cd) mg/ <0,001 <0,001 <0,001 0,01 APHA, ed. 22, 2012, 3110
12 Tembaga (Cu) mg/ 0,209 0,191 0,266 0,05 APHA, ed. 22, 2012, 3110
13 Timbal (Pb) mg/ <0,001 0,039 0,007 0,05 APHA, ed. 22, 2012, 3110
14 Seng (Zn) mg/ 0,008 0,053 0,003 0,1 APHA, ed. 22, 2012, 3110
15 B. Coliform MPN/100m 34 280 94 1000 APHA, ed. 22, 2012, 9222 - B
l
KUALITAS AIR
LAUT
No Parameter Satuan A-4S A-5S A-6S Baku mutu**) Metode Uji
Analisis In Situ
1 Kecerahan*) m 2,5 3 3 >3 InSitu
2 Sampah*) - Nihil Nihil Nihil Nihil InSitu
3 Lapisan Minyak*) - Nihil Nihil Nihil Nihil InSitu
4 Kebauan*) - Alami Alami Alami Tdk Berbau InSitu
5 Suhu *) oC 30,4 30,1 30,1 Alami InSitu
6 DO*) mg/l 5,3 5,6 5,5 - InSitu
7 Salinitas*) o/
oo 32,2 32,1 32,2 Alami InSitu
Analisis Laboratorium
1 Zat padat tersuspensi+ mg/l 33 24 24 80 APHA ,ed. 22, 2012, 2540-D
2 pH*) - 8,63 8,31 8,29 6,5-8,5 APHA, ed. 22, 2012, 4500-H+-B
3 BOD5 mg/l 1,65 1,60 1,90 APHA, ed. 22, 2012, 2510-B
4 COD mg/l 18,74 16,83 17,79 APHA, ed. 22,2012, 5220-D
5 Amonia Bebas (NH3-N) mg/ 0,664 0,898 0,245 0,3 APHA, ed. 22, 2012, 4500-NH3-F
+
6 Sulfida (H2S) mg/ <0,001 <0,001 <0,001 0,03 APHA, ed. 22, 2012, 4500-S2-D
7 Fenol mg/ <0,0005 <0,0005 <0,0005 0,002 APHA, ed. 22, 2012, 5530-C
8 Deterjen (MBAS) mg/ <0,010 <0,010 <0,010 1 APHA, ed. 22, 2012, 5540-C
9 Minyak dan Lemak mg/ <1 <1 <1 5 APHA, ed. 22, 2012, 5520-B
10 Raksa (Hg) µg/ <0,002 2,167 1,377 3 APHA, ed. 22, 2012, 3112-B
11 Kadmium (Cd) mg/ <0,001 <0,001 <0,001 0,01 APHA, ed. 22, 2012, 3110
12 Tembaga (Cu) mg/ 0,179 0,251 0,236 0,05 APHA, ed. 22, 2012, 3110
13 Timbal (Pb) mg/ <0,001 0,039 0,007 0,05 APHA, ed. 22, 2012, 3110
14 Seng (Zn) mg/ 0,042 0,113 0,107 0,1 APHA, ed. 22, 2012, 3110
15 B. Coliform MPN/100ml 13 7 4 1000 APHA, ed. 22, 2012, 9222 - B
KUALITAS AIR
LAUT
No Parameter Satuan A-1P A-2P A-3P Baku mutu**) Metode Uji
Analisis In Situ
1 Kecerahan*) m 2 2,5 2,5 >3 InSitu
2 Sampah*) - Nihil Nihil Nihil Nihil InSitu
3 Lapisan Minyak*) - Nihil Nihil Nihil Nihil InSitu
4 Kebauan*) - Alami Alami Alami Tdk Berbau InSitu
5 Suhu *) oC 30,1 30,0 30,1 Alami InSitu
6 DO*) mg/l 5,7 5,9 5,1 - InSitu
7 Salinitas*) o/
oo 32,2 32,3 32,3 6,5-8,5 InSitu
Analisis Laboratorium
1 Zat padat mg/l 8 28 <8 APHA ,ed. 22, 2012, 2540-D
tersuspensi+
2 pH*) - 8,16 8,24 8,25 APHA, ed. 22, 2012, 4500-H+-B
3 BOD5 mg/l 2,05 1,90 1,90 APHA, ed. 22, 2012, 2510-B
4 COD mg/l 26,85 24,94 23,51 APHA, ed. 22,2012, 5220-D
5 Amonia Bebas (NH3- mg/ 0,608 0,635 0,828 0,3 APHA, ed. 22, 2012, 4500-NH3-F
N) +
6 Sulfida (H2S) mg/ <0,001 <0,001 <0,001 0,03 APHA, ed. 22, 2012, 4500-S2-D
7 Fenol mg/ <0,0005 <0,0005 <0,0005 0,002 APHA, ed. 22, 2012, 5530-C
8 Deterjen (MBAS) mg/ <0,010 <0,010 <0,010 1 APHA, ed. 22, 2012, 5540-C
9 Minyak dan Lemak mg/ <1 <1 <1 5 APHA, ed. 22, 2012, 5520-B
10 Raksa (Hg) µg/ 0,397 <0,002 0,737 3 APHA, ed. 22, 2012, 3112-B
11 Kadmium (Cd) mg/ <0,001 <0,001 <0,001 0,01 APHA, ed. 22, 2012, 3110
12 Tembaga (Cu) mg/ 0,196 0,166 0,249 0,05 APHA, ed. 22, 2012, 3110
13 Timbal (Pb) mg/ <0,001 <0,001 <0,001 0,05 APHA, ed. 22, 2012, 3110
14 Seng (Zn) mg/ <0,002 0,110 0,104 0,1 APHA, ed. 22, 2012, 3110
15 B. Coliform MPN/100 20 220 70 1000 APHA, ed. 22, 2012, 9222 - B
ml
KUALITAS AIR
LAUTNo Parameter Satuan A-4P A-5P A-6P Baku mutu**) Metode Uji
Analisis In Situ
1 Kecerahan*) m 3 3,5 3,5 >3 InSitu
2 Sampah*) - Nihil Nihil Nihil Nihil InSitu
3 Lapisan Minyak*) - Nihil Nihil Nihil Nihil InSitu
4 Kebauan*) - Alami Alami Alami Tdk Berbau InSitu
5 Suhu *) oC 30,3 29,6 30,1 Alami InSitu
6 DO*) mg/l 5,5 5,7 6,7 - InSitu
7 Salinitas*) o/
oo 32 32,1 32 6,5-8,5 InSitu
Analisis Laboratorium
1 Zat padat mg/l 10 12 12 80 APHA ,ed. 22, 2012, 2540-D
tersuspensi+
2 pH*) - 8,30 8,30 8,31 6,5-8,5 APHA, ed. 22, 2012, 4500-H+-B
3 BOD5 mg/l 1,80 1,60 1,85 APHA, ed. 22, 2012, 2510-B
4 COD mg/l 22,56 17,79 21,60 APHA, ed. 22,2012, 5220-D
5 Amonia Bebas (NH3- mg/ 0,995 0,840 0,669 0,3 APHA, ed. 22, 2012, 4500-NH3-F
N) +
6 Sulfida (H2S) mg/ <0,001 <0,001 <0,001 0,03 APHA, ed. 22, 2012, 4500-S2-D
7 Fenol mg/ <0,0005 <0,0005 <0,0005 0,002 APHA, ed. 22, 2012, 5530-C
8 Deterjen (MBAS) mg/ <0,010 <0,010 <0,010 1 APHA, ed. 22, 2012, 5540-C
9 Minyak dan Lemak mg/ <1 <1 <1 5 APHA, ed. 22, 2012, 5520-B
10 Raksa (Hg) µg/ <0,002 0,449 0,990 3 APHA, ed. 22, 2012, 3112-B
11 Kadmium (Cd) mg/ <0,001 <0,001 <0,001 0,01 APHA, ed. 22, 2012, 3110
12 Tembaga (Cu) mg/ 0,190 0,236 0,207 0,05 APHA, ed. 22, 2012, 3110
13 Timbal (Pb) mg/ <0,001 <0,001 <0,001 0,05 APHA, ed. 22, 2012, 3110
14 Seng (Zn) mg/ 0,043 0,006 0,004 0,1 APHA, ed. 22, 2012, 3110
15 B. Coliform MPN/10 8 170 22 1000 APHA, ed. 22, 2012, 9222 - B
0ml
FITOPLANKTON
P.5138-5 P.5138-12
ORGANISME A-5P A-5S
CYANOPHYCEAE
Trichodesmium sp. 1.377.600 1.113.667
BACILLARIOPHYCEAE
Chaetoceros sp. 1.921.500 1.196.000
Bacteriastrum sp. 718.200 244.833 Skala kualitas
Lauderia sp. 86.100 32.500
Hemiaulus sp. 109.200 65.000 Parameter Lingkungan Harga atau Nilai Rentangan
Coscinodiscus sp. 29.400 32.500 1 2 3 4 5
Kerapatan Plankton (N, 10 3 N 1
Thalassiosira sp. 4.200 6.500 N<10 10 N 102 102 N 103 N 104
Thalassiothrix sp. 86.100 179.833 individu/L/sts) 04
Thalassionema sp. 23.100 30.333 Jumlah Taksa Plankton
S<5 6 S 20 21 S 55 56 S 99 S 100
Corethron sp. 4.200 6.500 (S/stasiun)
Climacosphenia sp. 2.100 0 Indeks Keragaman 4,0 H’ 4
H’ <1,5 1,5 H’ 3,0 3,0 H’ 4,0 H’>4,6
Pleurosigma sp. 31.500 19.500 Plankton (H’/stasiun) ,6
Navicula sp. 12.600 19.500 Indeks Perataan Spesies 0,61 e 0, 0,81 e 1,
0,01 e 0,2 0,21 e 0,4 0,41 e 0,6
Nitzschia sp. 56.700 65.000 (e/stasiun) 8 0
Leptocylindrus sp. 18.900 15.167 Indeks Dominasi
0,21 d 0 0,01 d 0
Rhizosolenia sp. 88.200 43.333 Spesies Plankton 0,81 d 1,0 0,61 d 0,8 0,41 d 0,6
,4 ,2
Hemidiscus sp. 2.100 0 (d/stasiun)
Guinardia sp. 67.200 26.000 Persentase Distribusi
26 PI 10 PI
Amphiprora sp. 8.400 10.833 Spesies Plankton PI 81 76 PI 80 51 PI 75
50 25
Bacillaria sp. 50.400 19.500 Indikator (PI/stasiun)
Ditylum sp. 23.100 21.667
Surirella sp. 4.200 0 SKALA KUALITAS LINGKUNGAN
Biddulphia sp. 18.900 15.167
Melosira sp. 8.400 0 FITOPLANKTON
Skeletonema sp. 10.500 95.333
Cyclotella sp. 0 2.167
Asterionella sp. 0 39.000
Triceratium sp. 0 2.167
Skala Kualitas Lingkungan
Parameter Struktur Komunitas
Hyalodiscus sp. 0 2.167 Pasang Surut
DINOPHYCEAE Jumlah Taksa Plankton 3 3
Peridinium sp. 25.200 15.167
Ceratium sp. 18.900 30.333 Indeks Keragaman Shannon (H’) 2 2
Dinophysis sp. 2.100 0 Indeks Perataan Jenis (e) 5 5
Podolampas sp. 2.100 0
Phalacroma sp. 2.100 0
Indeks Dominansi (d) 4 4
Jumlah Taksa 30 27
Kelimpahan (sel/m3) 4.813.200 3.349.667
Indeks Keragaman 1,77 1,91
Keterangan: nilai rentangan: 1 = sangat buruk; 2 = buruk; 3 =
Indeks Keseragaman 0,52 0,58 sedang; 4 = baik; 5 = sangat baik/normal
Indeks Dominansi 0,27 0,25
Perhitungan Plankton menggunakan Ln
MAKROBETNTOS
P.5138-5 P.5138-12
ORGANISME
POLYCHAETA
A-5P A-5S
SKALA
Lumbrineris sp. 30 0
Parameter Lingkungan
KUALITAS
Harga atau Nilai Rentangan
Heteromastus sp. 59 0 1 2 3 4 5
Ammotryphane sp. 30 0 Kerapatan Makrobentos
N<10 10<N<20 20<N<30 30<N<40 N 40
(N, individu/m2)
Pseudoeurythoe sp. 30 0 Jumlah Taksa
Prionospio sp. 0 30 Makrobentos (S/stasiun)
S<5 5 <S <10 10<S <20 20<S <40 S 40
SIPUNCULA Indeks Keanekaragaman 3,1 H’
Golfingia sp. 0 30 Makrobentos H’<1,5 1,5 H’ 2,3 2,31 H’ 3,0 H’ 3.7
(H’/stasiun) 3,6
Jumlah Taksa 4 2 Indeks Perataan Spesies 0,81 e 1,
Kepadatan (Ind/m2) 149 60 (e/st)
0,01 e 0,2 0,21 e 0,4 0,41 e 0,6 0,61 e 0,8
0
Indeks Keragaman 1,93 1,00 Indeks Dominasi
0,81 d 1,0 0,61 d 0,8 0,41 d 0,6 0,21 d 0,4
0,01 d 0,
Spesies (d/stasiun) 2
Persentase Jlh Spesies
Indeks Keseragaman 0,96 1,00 51 ME
Makrobentos Bernilai ME 10 11 ME 30 31 ME 50 ME 71
70
Ekonomi (ME, stasiun)
Indeks Dominansi 0,28 0,50
Perhitungan Bentos menggunakan Log2
Metoda :Pencacahan
(Sensus)
SKALA KUALITAS LINGKUNGAN
BENTHOS
Skala Kualitas Lingkungan
Parameter Struktur Komunitas
Surut Pasang
Kerapatan Makrobenthos (individu/m2) 5 5
Keterangan: nilai rentangan: 1 = sangat
Jumlah Taksa Makrobentos (S/stasiun) 1 1
buruk; 2 = buruk; 3 = sedang; 4 = baik;
Indeks Keragaman Shannon (H’/stasiun) 1 2
5 = sangat baik/normal
Indeks Perataan Jenis (e/stasiun) 5 4
Indeks Dominasi (d/stasiun) 3 4
Pola Arus
Persebaran Suhu Skenario 1
Persebaran Suhu Skenario 2
Persebaran COD Skenario 1
Persebaran COD Skenario 2
KESIMPULAN
Air Laut
Gambaran secara umum kualitas air di sekitar outfall, baik parameter kimia dan
fisika secara keseluruhan baik, namun ada beberapa parameter yang melebihi
baku mutu, seperti amoniak dan tembaga.
Kondisi perairan dari beberapa parameter sudah melebihi baku mutu (NH3N
dan Cu), sedangkan PT. A belum operasional, hal ini kemungkian disebabkan
dari limpasan air sungai yang mengalir ke laut dan dari industri di sekitarnya
Fitoplankton
Makrobenthos
Zone of Initial Dilution (ZID) = Zone dimana organisme dapat terpapar oleh
pencemar yang melebihi baku mutu.
Skenario 1 dan 2, semua pengaruh buangan A tidak signifikan. Parameter
model seperti suhu,TSS, BOD dan COD pengaruhnya tidak jauh menyebar ke
badan air, karena masih di bawah baku mutu yang ditetapkan.
Faktor yang terkait dengan akibat dari pembuangan A, dari hasil model
menunjukkan bahwa buangan A tidak berakibat terhadap kualitas badan air.
1. Abbot, M.B and W.A. Price, Coastal, Estuarial and Harbour
Engineers, Reference Book, 1994, E & FN Spon, London
2. Departement of the Army, Waterways Experiment Station, Corps of
Engineers, 1984, Shore Protection Manual, Coastal Engineering
Research Center, USA
3. Technical Guidance Manual for Performing Wasteload Allocations,
Book III: Estuaries –Coastal area
Part 1: Estuaries and Wasteload Allocation Models
Part 2: Application of Estuarine Waste Load Allocation Models
Part 3: Use of Mixing Zone Models in Estuarine Waste Load
Allocations
Part 4: Critical Review Of Coastal Embayment And
Estuarine Waste Load Allocation Modeling (Center for Exposure
Assessment Modeling, Environmental Research Laboratory, U.S. EPA,
Athens, GA AScI Corp., at the Environmental Research Laboratory,
U.S. EPA, Athens, GA, Environmental Research Laboratory, U.S. EPA,
Narragansett, RI, 1992)
4. U.S. EPA NPDES Permit Writers' Manual; U.S. Environmental
Protection Agency, Office of Water, December, 1996
5. Environmental Modeling, Fate and Transport of Pollutants in Water,
Air, and Soil, Jerald L.Schnoor (1996), John Wiley & Sons, Inc.
6. Coastal Oceanography. Yanagi, Tetsuo (1999). Terra Scientific
Publishing Company, Tokyo.
7. Geostatistics, Modeling Spatial uncertainty, Chiles,
J.-P. and P. Delfiner (1999) Wiley Series in
Probability and statistics.
8. Metode numerik, Rinaldi Munir, Informatika ITB,
2003
9. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.
12 Tahun 2006 Tentang Persyaratan dan Tata Cara
Perizinan Pembuangan air Limbah ke laut.
10. Simulasi Komputer Sistem Diskrit, Asmungi,
2006
11. Budi Kurniawan, Kus Prasetiahadi, 2010.”
Pedoman Teknis Kajian Dampak Pembuangan
Limbah ke Laut Menggunakan Metode Pemodelan
dan Pemetaan (Technical Guidance of Impact
Assessment of Liquid Waste Disposal using
Numerical Modeling and Mapping).