Anda di halaman 1dari 67

PERHITUNGAN BIAYA

PENGOPERASIAN IPAL DAN


SLUDGE YANG DIHASILKAN

Ir. Ratno Sadinata, MT


PT. TRIMITRA GREEN ENVIRO
WATER AND WASTEWATER TREATMENT, CHEMICALS AND CONSULTANT
1 PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

2 Beban biaya pada Unit IPAL


MASALAH UTAMA DALAM
PENGENDALIAN LIMBAH INDUSTRI

Kebijakan internal

Teknologi Pengolahan
Limbah Cair

SDM
SOP/Prosedur
FAKTOR PENENTU

 Spesifikasi teknis dan tata cara pengoperasian IPAL ditentukan :


 Karakteristik limbah cair
 Karakteristik efluen
 Kondisi lahan
 Biaya

 Setiap jenis industri mempunyai karakteristik ai limbah yang berbeda


dengan jenis industri lainnya, dan ini mengakibatkan spesifikasi tekjis
IPAL di tiap idustri bersifat unik.
OPERASI IPAL 1
PRINSIP PENGOLAHAN
• TUJUAN : untuk mengurangi atau menghilangkan kandungan pencemar sampai
setidaknya memenuhi konsentrasi yang ditetapkan dalam baku mutu limbah
cair.

BAHAN KIMIA ENERGI LISTRIK

influen efluen
IPAL

LUMPUR
JENIS UNIT PENGOLAHAN

 Proses fisika ( pengendapan,penyaringan atau filtrai,


perindahan panas dan
elektrolisa.
 Proses kimia (rekasi oksidasi-reduksi,adsobsi,pertukaran ion
dan reaksi asam basa
 Proses biologis dgn memanfaatkan jenis-jenis mikroba tuk
kelangsungan reaksi biodegradasi, bak secara aerobik maupun
anaerobik.

 Untuk satu jenis pencemar terdapat beberapa pilihan unit


pengolahan yang bisa digunakan seperti organik terurai dapat
diturunkan oleh uni lmpur aktif dan unit kolam anaerobik
Jenis-Jenis pengolahan

• ORGANIK TERURAI Unit Lumpur Aktif


Aerated lagoon
Oxidation Ditch
Kolam anaerobik

• ORGANIK SULIT TERURAI Kabon Aktif


Klorinasi

• SEDIMEN Unit Pengendapan

• PADATAN TERSUSPENSI
Organik terurai
Lumpur aktif Organik sulit terurai
Aeated lagoon
Panas Oxidation ditch
Kolam aerobik Karbon Aktif
Klorinasi
Nutrien
Penurunan Suhu
Presipitasi
Klorinasi

Patogen
JENIS JENIS Padatan tersuspensi
Klorinasi PENGOLAHAN Pengendapan kimia
Ultraviolet
Filtrasi

Asam-Basa Apungan
Flotasi
Penyesuaian pH Anoranik Pemisah lminyak dan
Logam Berat lemak
terlarut
Presipitasi
Pertukaran ion Presipitasi
Karbon Aktif
Unit Sedimentasi mampu mengurangi
beberapa jenis kelompok pencemar :

1. Padatan tersuspensi
2. Organik terurai
3. Organik sulit terurai
RANGKAIAN PENGOLAHAN

• Unit Utama untuk menyisihkan kelompok pencemar


dominan(Presipitasi,Pengendapa Kimia,lumpur aktif)

• Unit Persiapan Untuk mempersiapkan air limbah sebelum diterima unit Utama
(Saringan Kasar,Unit Pemisah minyak,Unit Equalisasi,unit penyesuaia pH)

• Unit Penyempurna hanya dipkai untukadanya reuse (Air Baku untuk Air Bersih)
BAGIAN IPAL

1. Bagian Penanganan air Limbah


• Merupakan satu atau beberapa unit pengolahan yg akan menurunkan
kelompok pencemar yg dikandung air limbah

2. Bagian penanganan lumpur


• Untuk menangani lumpur yg telah diendapkan pada bagian penanganan
air limbah dengan dikurang kadar airnya dan distabilkan sebelum dibuang
ke lingkungan.

3. Bagian Prasarana
• Terdiri dari sisem kelistrikan , sistem penyediaan air bersih,sistem
penyiapan bahan kimia dan sistem drainase air hujan.
4. Bagian Pengaliran
• Berfungsi untuk memindahkan limbah cair dari unit pengolahan yang satu
ke unit pengolahan lainnya seperti :
a. Saluran : - Saluran terbuka (Bata atau Beton bertulang)
- Saluran tertutup ( pipa logam tahan karat)
b. Alat pengatur Aliran ( Katup Air /Valve dan Pintu Air (gate)
c. Alat Pengatur debit
d. Sistem perpompaan

5. Bagian Bangunan Pendukung


 Ruang laboratorium
 Ruang Kontrol
 Ruang Gudang
 Bengkel
PARAMETER OPERASI
 Unit Equalisasi (Q) -> Beban hidrolis limbah cair
 Unit Pengendapan (Q,OR) -> Beban permukaan(over flow rate)
 Unit Koagulasi (Q,Qkimia) -> Beban hidrolis limbah cair, debit
koagulan
 Unit Flokulasi (Q,Qkimia) -> Beban hidrolis limbah cair, debit bahan
kimia(polimer)
 Unit Penyesuian pH (Q kimia) -> Debit bahan kimia (asam/basa)
 Unit Lumpur akif (QL,MLVSS) -> Beban organik, padatan organik (mix
liquor volatile suspended solid)
 Unit Aerasi tank -> F/M, DO, OUR (laju pernapasan
mikroorganisme , BOD:N:P, SA (usia sludge), SVI (Index volume lumpur)
 Unit Lumpur Aktif OR (over flow rate) Q resirkulasi, Q yg dibuang
 Unit Presipitasi Q kimia -> Debit bahan kimia (basa) g ditambahkan
 Unit Clorinasi Q kimia -> Debit bahan kimia (desinfeksi) yg
ditambahkan

PARAMETE R OPERASI MEMPUNYAI BATASAN ATAU RENTANG NILAI


TERTENTU APABILA DLAMPUI AKAN MENGAKIBATKAN IPAL TIDAK
BERLANGSUNG OPTIMAL
OUTLINE

Pendahuluan
Pengolahan Awal
Pengolahan Fisika-Kimia
Pengolahan Biologi
Pengolahan Lanjutan
PENGOLAHAN FISIKA-KIMIA
A. Fisik untuk menyisihkan /mengurangi
zat-zat pencemar melalui:
 Gaya gravitasi
 Karakteristik fisik
[sedimentasi, flotasi, penyaringan,
pemisah minyak, filtrasi]

B. Kimia Untuk penyisihan polutan


melalui:
 Penambahan zat kimia
[koagulasi, flokulasi, netralisasi]
KOAGULASI & FLOKULASI
Tujuan: untuk menyisihkan bahan-bahan
tersuspensi /koloid

Colloidal Coagulation Reaction Flocculation Reaction


Kolloidal Reaksi Reaksi
Koagulasi Flokulasi

Penambahan zat kimia


1. Koagulan : garam-garam logam (metal salts)
[FeCl3, FeSO4, Al2(SO4).n H2O]
Marmer /kapur

2. Flokulan : polimer-polimer
UNIT KOAGULASI
PROSES PENCAMPURAN BAHAN DENGAN SISTEM
ALIRAN TURBULEN
KIMIA (ALUMSULFAT,PAC,COUSTIC SODA,POLIMER)

UNIT FLOKULASI
PROSES PEMBENTUKAN FLOK YG LEBIH BESAR
AGAR DAPAT MENGENDAP DI SEDIMENTASI

SEMUA ITU BIASANYA BERGANTUNG PADA BESARAN DOSIS


PEMBERIAN LARUTAN BAHAN KIMIA YANG OPTIMAL.
PERHITUNGAN BIAYA PEMAKAIAN BAHAN KIMIA

• FOR EXAMPLE
PEMAKAIAN DOSIS BAHAN KIMIA DENGN MENGGUNAKAN PAC 30%
AL2O3 SEBESAR 50 PPM LARUTAN , COSTIC SODA 20 PPM DENGAN DEBIT
AIR LIMBAH 100 M3/HARI ASUMSI HARGA PAC Rp 7500/Kg DAN
COUSTIS SODA RP 5500/ KG
PERTANYAAN :
1. BERAPA KEBUTUHAN POWDER PAC, COUSTIC SODA DALAM 1 BULAN ?
2. BERAPA BIAYA PENGOLAHAN RP/M3 PENGOLAHAN LIMBAH UNTUK
PENGGUNAAN BAHAN KIMIA PAC DALAM 1 BULAN
UNIT PENGENDAPAN

• PENGOPERASIAN
• PARAMETER OPERASI PENGENDAPAN ADALA OR (BEBAN PERMUKAAN):
BESARNYA INFLUEN (Qin) yang dibebankan kesetiap luas permukaan tanki.

OR = Qin/A dimana : Qin = debit influen (m3/jam)


A = luas permukaan tanki (m2)

• Operasi unit pengendapan harus dijaga agar debit influennya tidak melebihi nilai
OR ideal yaitu sekitar 1,3 m3/m2/jam
• Lumpur endapan didasar tanki secara berkala harus dipompakan kebagian
penanganan lumpur endapan yg terlalu tebal akan menghambat efesiensi unit
pengendapan.
• Konsentrat dapat dihitung dan disiapkan konsentrasi koagulan umumnya berkisar
50 – 100 mg/l, sedangkan konsentrasi flokulan umumnya berkisar 2 – 5 mg/l
MASALAH & PENANGANANNYA

Masalah Sumber Penanganan

Terbentuk flok-flok Tipe koagulan dan flokulan Pilih tipe koagulan dan
berukuran kecil yang tidak sesuai flokulan lain

Dosis koagulan dan flokulan Periksa & sesuaikan dosis


yang tidak sesuai koagulan dan flokulan

Turbulensi tinggi di tangki Pengaturan pencampuran


flokulasi [rpm]

Variasi nilai pH Pengecekan pH checking


pada unit pengolahan
sebelumnya

Hancurnya flok-flok yang Pengecekan konsentrasi &


sudah terbentuk pencampuran koagulan &
flokulan
SEDIMENTASI
Tujuan : Untuk menyisihkan padatan
tersuspensi melalui pengendapan
Prinsip pengendapan secara
gravitasi
P s >1
V > Vo [perbedaan arah aliran]

Prinsip selimut lumpur (sludge Gambar Pengaruh arus terhadap


sedimentasi
blanket)
Pemisahan TSS/TDS dari air melalui pembentukan selimut
lumpur yang berfungsi sebagai filter

V = Vo [perbedaan arah aliran]


TIPE TANGKI SEDIMENTASI
1. Persegi 2.Lingkaran

Parameter- 1. Efisiensi [%]


parameter 2. Beban permukaan (overflow rate), [So]

operasi = Q/A = Flow/luas permukaan tangki


( biasanya kurang dari 1,000 gal/day-ft.2 )
3. Waktu tinggal [td]
SEDIMENTASI

3-6m
12 - 45 m

V aliran

3 - 4.5 m

V pengendapan
V partikel
PARAMETER OPERASI UNIT PENGENDAPAN KIMIA
• WAKTU DETENSI PENGADUKAN CEPAT 30 DETIK - 2 MENIT
• WAKTU DETENSI PENGADUKAN CEPAT , 20 – 30 MENIT
• BEBAN PERMUKAAN UMUMNYA 30 – 40 M3/M2/HARI

• PERMASALAHAN :
• PEMBENTUKAM FLOK GAGAL - JENIS DAN DOSIS KOAGULAN-FLOKULAN YG TDK
TEPAT
- DEBIT TERLALU TINGGI
- PUTRAN PENGADUK TIDAK TEPAT
• FLOK TERPECAH - PUTARAN PENGADUK TERLALU TINGGI
• PENGENDAPAN GAGAL - FLOK BELUM TERBENTUK SEMPURNA
- DEBIT TERLALU TINGGI
- ENDAPAN TERLALU TEBAL
• PENGGERUSAN ENDAPAN - ENDAPAN TERLALU TEBAL
- DEBIT TERLALU TINGGI
• ENDAPAN TERANGKAT - ENDAPAN TERLALU LAMA DIDASAR TANKI
- PROSES PEMBUSUKAN (biodegradasi anaerobik)
UNIT LUMPUR AKTIF

• Prinsip kerja

mikroba+ (organik terurai+O2+nutrien) CO2 + H2O + NH3 + mikroba aerobik


baru

 Untuk dapat berlangsung efektif :


a) Semua elemen abiotik berada kondisi terlarut
b) pH netral (6,5 – 8,0)
c) Suhu ( 25 C – 3 5 C )
d) Tidak ada senyawa toksik
e) Adany pencampuran yang merata

• Sumber utama dari berbagai permasalahan operasioanal suatu unit lumpur aktif adalah
dominasi pertemuan bakteri filamen yg menyebabkan lumpur menjadi gembur (bulking)
Lumpur Aktif merupakan suatu padatan organic yang telah
mengalami peruraian secara hayati sehingga terbentuk
biomassa yang aktif dab mampu menyerap partikel serta
merombaknya dan kemudian membentuk massa yang
mudah mengendap dan atau menyerap sebagai Gas.

Kkeaktifan lumpur dtentukan oleh konsentrasi MLSS dimana


jumlah total suspended solid yang berasal dari bak
pengendap lumpur aktif.
Dalam proses lump9r aktif erdapat dua proses penting yaitu
Proses penumbuhan bakteri dan lumpur
Proses penambahan oksigen yang disebut dengan aerasi
untuk mendukung kehidupan bbakteri.
Secara umum prosesnya adalah sebbagai berikut :

1. Lumpur aktif dimasukkan oleh konsentrasi MLSS Air limbah di aerasi


melalui aerator Limbbah air di alirkan ke tangki pemiisah dimana
lumpur mengendap pada jjangka waktu tertentu.

2. Air yang bersih dialirkan ke out fall Lumpur yang mmengendap


kebagian dasar dibuang dan sebbaggian di kkembalikan ke reactor
(Return aktifity sludge /RAS)).
3. Bila lumpur terlalu banyak akan menutupi permukaan dan
menyebabkan pertumbuhan miikro organisme tidak baik.butiran ini
terjadi karena rrendahnya oxygen yang terlarut,tidak tersedia
nuttrisi yang cukup, waktu tinggal terlalu lama.
Maka perlu diketahui perbandingan Volume lumpur atau SVI
(Sludge volume Indeks .

Untuk mendapatkan proses pengolahan yang baik perlu


dipertimbangkan adalah :

a. Perlu ditetapkan udara untuk setiap meter kubik limbah


yang diolah (power yan dibutuhkan serta kemampuan
transfer udara seiap waktu).

b. Perlu di tentukan penahanan hidrolis yang maksimum


dan waktu penahanan lumpurr.
Kebutuhan udara yang di masukkan dengan jumlah BOD yang diolah
untuk menentukan efektifitas pengolahan.
Untuk menentuka waktu Tinnggal lumpur dengan menggunakan
perhitungan :

MLSSx V aerasi
CRT = -----------------------
Wr x Ki

CRT = Cell retention tim


MLSS = mixliquor suspended solid (mg/L)
Vta = volume tangki aerasi
Wr = Jumlah lumpur yang di bbuang dzri tangki aerasi L/dt)
Ki = jumlah lumpur yang dikembalikan ke tangki aerasi mg/l)
Perbandingan jjumlah makanan dan mikro organisme pada umumnnya
mempunyai anngka 0,2-0,53 dihitung dengan rumus :

BOD x Vl
Fm =----------------------------
MLSS x V ta

Fm = perbandingan makanan dan mikro organisme


Vl = Voume limbah (m3/hari)
Vta = Volume tangki aerasi

Perhitungan indeks Volume lumpur

ML
IVL= ------------------ x 100 % nilai antara 100- 150
MLSS
PENGOPERASIAN

 PENGENDALIAN JUMLAH MIKROBA F/M 90,2 – 0,4 BOD5/Kg


VSS/hari
 PENGENDALIAN KARAKTERISTIK LIMBAH

a) Mengatur jumlah lumpur yang di buang


b) Menjaga jumlah oksigen terlarut
c) Jumlah nutrien mencukupi

 PARAMETER OPERASI
1. F/m = 0,2 – 0,4 BOD/Kg VSS /hari
2. Usia lumpur 8 – 15 hari (pengaturan debit lumpur yg dibuang)
3. Oksigen terlarut > 2 mg/l (mengatur volume udara yg disuntikan ke mixed
liquor)
4. Ratio nutrien (BOD5:N:P) 100:5:1 (pengaturan jumlah nutrien yg ditambhkan )
5. Beban permukaan 0,5 – 1 m3/m2/jam (pengaturan debit influen)
Semakin tinggi angka IVL lumpur semakin tidak memenuhii
syarat maka butiran lumpur harus di cegah denggan cara :

1. Menambah oxygen terlarut


2. Lumpur harus cepat di lewatkan
3. Influent kalau muungkin di encerkan
4. Lumpur yang dikembbalikan harus selektif

ML Jumlah pennggemmbaliian llumpur l/hari) x waktu aerasi


Umur lumpur = --------------------------------------------------------------------------
24 x jumlah lumpur yang ada(MLSS)

Nilai MLSS 1000 sd 3000 mg/ldalam berat kkering


Untuk pengggnaan aerator permuukaan mmberikan
pengadukan denngan daya 1 KW per 126 mm33 ddan mampu
menstranfer oksigen 2 per HP/jam

Cara menhitung kebuutuhan aerator :


Missal kita ingin menurukan limbah g BOD 400 mg/l menjjadi
BOD5 = 100 mg/l, maka harrus diuurang 300 mg/l jumlah
denit setiap hhariyya 200 m3/hari
Maka beban BOD5 yan hharus dikuranggi 300 ,mg/l x 200
m3/hari = 60 Kg/hri
Untuk menhilangkan 1 Kg BOD5 dibutuhkan 1,3 Kg OO2
dengan demikian maka kebuttuhan O2 per hari = 60 x 1,3 = 78
Kg/hari
Untuk mengambbiil oksigen sebesar 78 Kg/hari maka udara
yang diperlukan (78) (100/23,22)(1,201) = 403,8 m3/hari
Kemampuan limbah menyyerap udara hanyya 8% maka 403,8
m3/hari/8% = 5047 m3.
1 KW mampu mennsuply udara 57,5 m3

maka power daya yang di butuhkan

5047
=-------------------------------------= 3,6 Kw
57,5 x 24

Berarti aerator yang di perlukan adalah 4 KwH ( di bulatkan) untuk


meuurukan BOD5 dari 400 g/l menjadi 300 mg/l dengan ddebit
limbbahh 200 mm3/hari
 F/M = OL/(MLVSSxVOL ta) Kg BOD5/Kg VSS/hari

 Usia lumpur

O = (MLVSSx VOLta)/(Qwas x VSSres) hari

 Beban permukaan (OR)

OR = Qin/(luas permukaan clarifier ) m3/m2/jam

OL = beban organik (Kg BOD5/hari) Qin x BOD5


MLVSS= konentrasi padatanorganik
VOLta= Volume efektif tanki aerasi
Qwas = debit lumpur yg dibung (m3/hari)
VSS res = berat padatan organik dalam aliran lumpur resirkulasi
(mg/l)
PERMASALAHAN UMUM DI
UNIT LUMPUR AKTIF

 Lumpur berbusa (floaming) :


penyebab adanya kandungan .
detergen yg tinggi atau gangguan mikrobiologis akibat dominasi
mikroba filamentous
Lumpur Gembur :
Perbandingan ratio nutrien yg tidak tepat atau gangguan
mikrobiologis akibat dominasi mikroba filamentous.
Mixed liquor hitam dan berbau :
proses anaerobik telah terjadi yang mungkin diakibatkan terlalu
kecilnya DO mixed liquor.
Lumpur tidak mengendap :
gangguan mikrobiologi akibat dominasi mikroba filamentous atau
terjadi kondisi septik di endapan lumpur.
Lumpur terbawa keluar :
terlalu tebalnya endapan didasar clarifier akibat jarangnya lumpur
dikeluarkan atau karena bebqan hidrolis clarifier terlalu besar.
 1. Konsentrasi sludge solids dari proses di bak
pengendap I :Primary dan waste activated sludge
=3-8%
 2. Konsentrasi sludge solids dari proses di bak
pengendap II :Primary dan waste activated
sludge = 0.5 - 1 %
 3. Konsentrasi sludge solids dari proses di
gravity thickener :Primary dan waste activated
sludge = 2 - 8 %
 4. Hydraulic loading = 4 - 10 m 3 /m 2 .hari
 5. Solid loading (SL) = 25 - 80 kg/m2 .hari
 6. Solid capture = 80 - 90 %7. Kemiringan bak = 1
: 4 - 1 : 68. Sludge Volume Ratio (SVR) = 0.5 - 3 hari
 Direncanakan :
 Jumlah bak = 2 buah2. Lumpur yang masuk ke thickener berasal
dari bak pengendap I dan bak pengendap II

 Dari Bak Pengendap I
 - Berat solid = Berat solid x jumlah BP I= 1119.744 x 2= 2239,48
kg/hari
 - Ss (lumpur) = 1,02
 - % solid = 5 %
 - Volume lumpur = Berat solid / (r
 air x Ss x % solid)= 43,911 m3 /hari
 - Volume solid = % solid x volume lumpur= 2,196 m 3 /hari-
Berat lumpur = (100/5) x berat solid= 44789,6 kg/hari
 - Volume air = volume lumpur - volume solid= 41,716 m 3 /hari
 Dari Bak Pengendap II

 - Berat solid = Berat solid x jumlah BP II= 7457,67 kg/hari
 - Ss (lumpur) = 1,005
 - % solid = 1 %
 - Volume lumpur = Berat solid / (rair x Ss x % solid)=
742,057 m3 /hari
 - Volume solid = % solid x volume lumpur= 7,421 m
3 /hari
 - Berat lumpur = (100/5) x berat solid= 745767 kg/hari
 - Volume air = volume lumpur - volume solid
 = 742,057 m3/hari-7,421 m3/hari
 = 734,636 m3/hari
 Biaya penegelolaan lumpur Rp 400,- /m3 = Rp 1,2 jt
SDB
Slude Drying Bed sudah lama digunakan sebagai method
untuk pengeringan lumpur. Teknik pengolahan dengan sistem
ini sangat mudah dioperasikan, murah dalam pemeliharaan,
dan tidak memerlukan tenaga ahli khusus untuk operasi dan
pemeliharaan.

Kelemahan pengolahan lumpur dengan SDB adalah


dibutuhkan lahan yang cukup luas, karena kedalaman lumpur
yang diolah tidak boleh terlalu dalam. Ketebalan lumpur yang
terlalu dalam akan menyebabkan lumpur susah untuk
diambil secara manual, serta memperlama waktu
pengeringan lumpur.
Unit Pengolahan Lumpur

Lumpur yang berasal dari ruang lumpur sedimentasi baik dari


proses kimia serta proses biologi dialirkan ke bak pengumpul.
Dari bak pengumpul lumpur dialirkan menggunakan sistem
pemompaan menuju sedimentasi lumpur. Pada sedimentasi
lumpur terjadi pengentalan kadar solid 2% menjadi 10%
melalui bantuan penambahan polimer, kemudian ke proses
dewatering. Solid content lumpur setelah proses dewatering
meningkat dari 10% menjadi 30% dengan waktu pengeringan
lumpur selama 7 hari. Supernatan yang berasal dari unit
sedimentasi lumpur dan dewatering ditampung bak
supernatan dan dialirkan kembali menuju intake air baku
Secara keseluruhan tahapan pengolahan lumpur akan dilaksanakan
sebagai berikut :
1. Cairan lumpur dari hasil pengendapan pada bangunanan sedimentasi dan backwash filtrasi
dari Instalasi Pengolahan Air, dialirkan secara gravitasi ke bangunan penampung lumpur.
Bangunan ini berfungsi untuk menampung lumpur sementara waktu sebelum di alirkan
menuju sedimentasi lumpur melalui sistem pemompaan. Bangunan dilengkapi dengan
pompa submersible yang dioperasikan secara intermitten, tergantung waktu retensi, proses
pengendapan lumpur dan pengurasan lumpur di bak sedimentasi .

2. Sedimentasi lumpur berfungsi ntuk meningkatkan solid content lumpur dengan target dari
2% menjadi 10%. Sedimentasi lumpur juga berfungsi untuk mengatur pendistrbusian
lumpur ke Sludge Drying Bed. pada bangunan pengendap. Lumpur ini dialirkan setiap waktu
tertentu ke Sludge Drying Bed (SDB). Supernatan yang dihasilkan dari proses peningkatan
kadar solid ini dialirkan menuju bak supernatan dengan sistem gravitasi.

3. Lumpur pada SDB dipisahkan secara alami melalui proses penguapan (evaporasi)
dan peresapan peresapan melaui perpipaan yang ada pada bagian bawah SDB.
Setelah beberapa hari lumpur akan mengering dan diambil secara manual
dengan menggunakan sekop. Bak SupernatanBak supernatan dibuat untuk menampung
air (supernatan) dari Sedimentasi lumpur dan air hasil resapan SDB.
Kuantitas Lumpur
IPAL 100 l/dt (8640 m3/har
Data Perencanaan

Parameter Simbol Besaran Satuan

Panjang ruang lumpur P 5,5 m

Lebar ruang lumpur L 4 m

Kedalaman ruang lumpur h 2 m


Data Perhitungan

Parameter Simbol Besaran Satuan

Volume limas V 14,67 m3

Dosis Alum 40 mg/L


Si
Kekeruhan m 1000 NTU

Lumpur yang dihasilkan bolk


m 3090,4
Parameter l Besaran Satuan
370,35 mg/Lair
Panjang ruang lumpur P 5,5 m
Massa jenis lumpur kering Plk 2200 kg/m3
Lebar ruang lumpur L 4 m
Kadar air dalam
Kedalaman lumpur
ruang lumpur Chw 20,98 m
Berat lumpur ml 18517,58 mg/Lair

Massa jenis lumpur pl 1008,73 kg/m3

Volume Lumpur Vl 1,84 x 10-5 m3/Lair

Debit lumpur ql 6,61 m3/jam

Periode pengurasan ruang lumpur T 2 jam


Pipa Drain Lumpur
Pipa Drain Lumpur

Parameter Simbol Besaran Satuan


Jarak antara katup penguras dengan sludge drying bed 3 m

Waktu pengurasan lumpur t 2 menit

Diameter pipa pengurasan d 6 inchi

15,24 cm

Volume lumpur yang dikeluarkan setiap periode pengurasan Vp 13,22 m3

Debit pengurasan lumpur Q 0,11 m3/s

Luas penampang pipa penguras A 0,02 m2

Kecepatan aliran lumpur pada saat pengurasan V 6,04 m/s

Kemiringan pipa S 0,28

Kehilangan tekan pada sistem perpipaan Hl 0,85 m


Rekapitulasi

Volume Ruang lumpur


Volume Volume Waktu Pengurasan (jam)
Turbidity TSS Dosis (m3)
Lumpur Pengurasan
(NTU) (mg/L) (mg/L)
(m3) (m3)
100 L/s 200 L/s 100 L/s 200 L/s

1120
1600 40 1936,32 10,46 1,40 0,67

700
1000 40 1270,64 6,61 2,22 1,07

560
800 40 1048,75 5,32 2,76 1,33
14,67 7,1
420
600 40 826,86 4,04 3,63 1,76

350
500 40 715,91 3,40 4,32 2,09

280
400 40 604,96 2,76 5,32 2,58
Pengoperasian
Bak Penampung
Bak penampung dilengkapi dengan 2 buah pompa submersible, 1 untuk operasional 1
untuk cadangan. Pembuangan lumpur dengan pompa dilakukan secara otomatis setiap
setengah jam sekali.

Sedimentasi Lumpur
Sedimentasi lumpur dioperasikan kontinu selama 24 jam. Pembuangan lumpur
dilakukan setiap 2,5 jam sekali. Sistem pengambilan lumpur harus aman dan fleksible.
Valve untuk pengabilan lumpur posisinya harus sedekat mungkin dengan sludge
hopper.

Kelemahan dari penggunaan sedimentasi lumpur adalah ganggunan pada saat


pengolahan lumpur dengan organik yang cukup tinggi. Cara untuk untuk menghindari
gangguan ini adalah dengan menjamin bahwa proses pengolahan dilakukan secara
regular dan dengan melalui prosedur yang benar. Gangguan terhadap lingkungan
dapat dilakukan dengan menutup sedimentasi lumpur dan menghidari bau dengan
menghinadri genangan air. Bau dapat juga dihindari dengan pemberian lime pada
lumpur.
Sludge Drying Bed
Keseluruhan tahapan pengolahan diopersikan selama 24 jam. Pembuangan dari
Bangunan Pengumpul ke SDB kurang dilakukan 10 kali per hari dengan debit 10,8
m3/jam atau kurang lebih 20 m3 untuk sekali pembuangan. Kapasitas SDB 80 m3,
sehingga selama 1 hari proses, SDB yang digunakan 3 kurang lebih 3 buah SDB. Dengan
jumlah 10 SDB berarti pengambilan lumpur dilakukan setiap 3 hari sekali. Pengambilan
dilakukan dengan mengunakan skop, kemudian diangkut dengan menuju tempat
pembuangan yang telah ditentukan. Pembuangan biasanya dilakukan dengan cara
ditebarkan di atas tanah lapang, digunakan sebagai tanah urugan, atau digunakan
sebagai pupuk untuk tanaman.

Bak Supernatan

Bak penampung dilengkapi dengan 2 buah pompa submersible, 1 untuk


operasional 1 untuk cadangan. Pembuangan lumpur dengan pompa
dilakukan secara otomatis setiap setengah jam sekali.
Potongan melintang sludge drying bed
Let’s save our generations by protecting
the environment
and let’s make the world better place to
live in

Thank you
PT. TRIMITRA GREEN ENVIRO
WATER AND WASTEWATER TREATMENT, CHEMICALS AND CONSULTANT

JL. HASAN SAPUTRA IV NO.10A – TURANGGA - LENGKONG – BANDUNG –


JAWA BARAT - INDONESIA
(022) 7351 8234 | admin@trimitrapuri.com
www.trimitragreenenviro.com
PT. Trimitra Green Enviro adalah salah satu perusahaan
yang bergerak dalam bidang pengolahan air bersih
(Water Treatment Plant, WTP) dan pengolahan air kotor
(Waste Water Treatment Plant, WWTP). Kami sangat
konsen terhadap lingkungan air, sehingga kami
Tentang berupaya semaksimal mungkin untuk membantu
Industry, RS, Mall, Hotel, Apartement dan perusahaan-
Perusahaan perusahaan lain di dalam pengelolaan WTP maupun
WWTPnya

PT. Trimitra Green Enviro merupakan perusahaan yang


bergerak dibidang Perencanaan serta barang dan jasa
untuk WTP dan WWTP yang berbasis di Bandung yang
didirikan pada tahun 2014, memberikan layanan kepada
seluruh pelanggan dengan kualitas yang selalu terbaik
PRODUK DAN JASA 56

1. Jasa Rehabilitasi dan


7. Bakteri aerob dan Pembuatan instalasi
bakteri anaerob pengolahan air (WTP
dan WWTP)

2. Jasa dan Konsultasi


Perencanaan WTP
dan WWTP
6. Bahan kimia
(Koagulan, Flokulan,
Decoloring Agent, 3. Media Filter (pasir
PAC, dll.) silica, pasir aktif,
manganese zeolit,
karbon aktif, resin
penukar ion, dll.)

5. Nutrisi untuk bakteri aerob dan 4. Pembuatan Instalasi pengolahan


anaerobik air limbah domestik (IPAL
Domestik)

Digital Utopia Powerpoint Template


57

Jasa WTP dan WWTP

Jasa Pengolahan Air Bersih Jasa Pengolahan Air Limbah


(WTP) (WWTP)

Sistem Pengolahan Air Bersih Sistem Pengolahan air

(WTP) dilakukan dengan cara: kotor (WWTP) dengan cara


:
 Kimia – Fisika
 Biologi
 Filtrasi
1. Aerobik system

2. Anaerobik system

 Kimia-Fisika

Digital Utopia Powerpoint Template


Chemical Boiler
1. Boiler Tekanan Rendah s.d sedang (max 15 bar)
 Multifungsi Chemical (BL 805 / anti scalling dan anti
korosi)
 Dispersant (BL 320

Produk 2. Boiler Tekanan Sedang


 Anti scalling (BL 433)
 Dispersant (BL 320)

&  Anti Korosi (OS)


a. Food grade ( BP 101)
b. Non food grade (BL 104)

Jasa 3. Tekanan Tinggi (Turbin Power Plant)


 Anti scalling (BHP 2800)
 Anti korosi (OS)
 Condensate line treatment (BHP 6520)
Chemical Cooling Water System
1. Anti Scalling

Produk - Make up Soft Water (CL 321)


- Make up Hard Water (CL 320)
- Food grade (CL 328)

&
2. Anti Lumut (non oksidasi biosida)
Jasa - CL 650
- CL 653
- Food grade (CL 652)
CLIENTS 60

Kepercayaan yang diberikan pihak klien memang sangat besar kepada PT Trimitra Green
Enviro. Dengan produk dan layanan yang kami tawarkan.

Adapun Perusahaan-perusahaan yang kami bantu dalam penanganan pengolahan air


limbahnya meliputi :

Industri Tekstil Rumah Sakit/Farmasi


Industri Kulit Hotel

Industri Kertas Industri Makanan dan Mall


Minuman

Untuk pengolahan air bersih


:

Sistem Pengendalian Air Bersih


Perumahan/Apartment

Perusahaan Daerah Air Minum


Digital Utopia Powerpoint Template
VISI DAN MISI
VISI

Terwujudnya Pelestarian Lingkungan Hidup dengan Ber-Inovasi melalui


penerapan Teknologi Lingkungan.

MISI

• Terciptanya Lingkungan Hidup yang bersih dan lestari dari pencemaran lingkungan agar
tetap bermanfaat bagi kehidupan baik kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya
• Melalui Inovasi teknologi lingkungan akan terciptanya SDM yang handal dalam
penanganan perencanaaan air dan kerusakan lingkungan hidup.
• Terciptanya lingkungan hidup yang bersih dan lestari membawa dampak pada
meningkatnya kesehatan dan nilai tambah perekonomian masyarakat.
PHILOSOPHY PERUSAHAAN

The Success is Born Through Honesty Persistance and


Commitment In The Light Of Constans Prayer

Sukses Itu Lahir Dari Kejujuran, Keuletan dan Ketekunan yang


Diiringi Dengan Doa
Workshop
Workshop
Workshop
Workshop
PROYEK YANG TELAH DIKERJAKAN 67

07
Pembuatan IPA paket baja
01 Pembuatan IPA paket baja 10L/detik, Pemkab Deli
50L/detik. Pidie Jaya Aceh Serdang

Uprating IPA Beton kapasitas Pembuatan IPA paket baja 20


02 60-150 L/detik, Teluk Jambe 08
L/detik, PT. Glico Wings,
PDAM Karawang Karawang Barat
Pembuatan IPA beton
Pembuatan IPAL Domestik 5
03 300L/detik Kota Pontianak. 09
m3, PT. KNSS, Cilegon, Banten
SPAM Strategis Kemen
PUPERA
Pembuatan IPA Paket Baja
Pembuatan Filter , PT
04 2x25 L/detik, Aceh Besar. 10
SPAM Strategis Kemen Hanyoung, Cianjur
PUPERA
Pembuatan IPA Paket Baja
Pembuatan IPA Paket Baja 5
05 2x50 L/detik, Lubuk Paraku 11
LPD, PT. Indofood (Proses
PDAM Padang
Negosiasi)
Pembuatan IPA Beton
06 500L/detik, Gambut, PDAM
Digital Utopia Powerpoint Template

Banjarbaru.

Anda mungkin juga menyukai