Anda di halaman 1dari 57

Pengelohan Air Dengan

Aerasi,Sedimentasi,Filtrasi , Kloronisasi Dan


Arang Aktif

Disusun Oleh : Kel.1


Bida Jerni Hati Nazara ( 1903005 0
Okniel Tarigan ( 1903001 )
PENDAHULUAN
Unit Produksi sistem penyediaan air minum berfungsi untuk mengolah air baku
menjadi air minum. Untuk mencapai kualitas air yang sesuai dengan standar
kualitas air minum tersebut, air baku diolah dengan proses pemisahan partikel
kasar, proses pemisahan tersuspensi, proses pemisahan terlarut, proses netralisasi
dan proses desinfeksi

Komponen • Bangunan Instalasi Pengolahan Air


unit produksi
sistem • Pembubuh Bahan Kimia
penyediaan air
minum terdiri • Bangunan Penunjang
dari 4 (empat)
komponen • Peralatan Mekanikal Elektrikal
utama yaitu :
PENGOLAHAN AIR
Tiga hal penting dalam merakit proses pengolahan yang ekonomis
dan berkesinambungan.

Menghilangkan zat melayang (fraksi lebih besar) dari zat-zat pengotor


harus diberikan prioritas.

Menghilangkan fraksi konsentrasi tinggi dari zat-zat pengotor harus


juga diberikan prioritas.

Dalam kasus dimana tidak mungkin (1) dan (2) untuk diselesaikan pada
saat yang sama, (sebagai contoh kehadiran fraksi-fraksi terlarut dari zat-
zat pengotor pada konsentrasi tinggi), pengolahan pendahuluan untuk
penyesuaian kondisi air harus diperhatikan agar sesuai dengan tujuan kita.
(presipitasi/pengendapan logam-logam atau koagulasi dari fraksi koloid)
AIR BAKU

INTAKE
Zat pengotor
Zat melayang besar · Saringan
DIAGRAM ALIR SISTEM Zat terlarut · Pengendap Pasir

PENGOLAHAN AIR ·
PRAKONDISI

Proses Pre-chlorinasi
Zat anorganik terlarut · Proses Aerasi
· Proses Koreksi pH
· Proses Adsorpsi, dll

Zat koloid KOAGULASI

FLOKULASI

Suspensi kasar Lumpur endapan


PENGENDAPAN
(Konsentrasi tinggi)

PENYARINGAN
Pengolahan
Suspensi kasar Pencucian filter Lumpur/Endapan
· Saringan Pasir Cepat
(Konsentrasi rendah) · Saringan Pasir Lambat backwash dgn pemadatan
(Thichener)
· Reverse Osmosis

Pembuangan
DESINFEKSI

· Kemikal
Mikrobiologi (larutan kaporit, gas chlor, gas ozon)
· Fisikal
(gelombang mikro, ultraviolet)

Penentuan kondisi Kontrol pH Stabilisasi


Komponen Unit Operasi
Sistem Penyediaan Air
Minum
KUALITAS AIR BAKU DAN ALTERNATIF PENGOLAHANNYA
No Parameter Masalah Kualitas Alternatif Pengolahan Kesimpulan

1 Bau Bau tanah Kemungkinan dengan saringan Dapat dipakai jika percobaan pengolahan
karbon aktif berhasil

Bau besi Aerasi + saringan pasir lambat Bisa dipakai dengan pengolahan
atau aerasi + saringan karbon
aktif)

Bau sulfur Kemungkinan aerasi Dapat dipakai jika percobaan pengolahan


berhasil

Bau lain Tergantung jenis bau Dapat dipakai jika percobaan pengolahan
berhasil

2 Rasa Rasa asin/payau Aerasi + saringan karbon aktif Tergantung kadar Cl dan pendapat masyarakat

Rasa besi Aerasi + saringan pasir lambat Bisa dipakai dengan pengolahan
atau aerasi + saringan karbon
aktif

Rasa tanah tanpa Saringan karbon aktif Mungkin bisa dipakai dengan pengolahan
kekeruhan

Rasa lain Tergantung jenis rasa Tidak dapat dipakai


KUALITAS AIR BAKU DAN ALTERNATIF PENGOLAHANNYA
No Parameter Masalah Kualitas Alternatif Pengolahan Kesimpulan

3 Kekeruhan Kekeruhan sedang, coklat Saringan Pasir lambat Bisa dipakai bila dengan pengolahan
(dari lumpur)

Kekeruhan tinggi, coklat Pembubuhan PAC + saringan Bisa dipakai bila dengan pengolahan, dengan
dari lumpur pasir lambat biaya relatif besar

putih Pembubuhan PAC Dapat dipakai jika percobaan pengolahan


berhasil

Agak kuning sesudah air Aerasi + saringan pasir lambat Dapat dipakai jika percobaan pengolahan
sebentar diember atau aerasi + saringan karbon aktif berhasil

4 Warna Coklat tanpa kekeruhan Kemungkinan dengan saringan Dapat dipakai jika percobaan pengolahan
karbon aktif berhasil

Coklat bersama dengan Sama dengan kekeruhan Sama dengan kekeruhan


kekeruhan

Putih Mungkin dengan pembubuhan Tidak dapat dipakai kecuali percobaan


PAC pengolahan berhasil

Lain Tergantung jenis warna Tidak bisa dipakai kecuali percobaan


pengolahan berhasil
Jenis Pengolahan Air Yang Dapat Diterapkan Di
Berbagai Jenis Air Permukaan
PROSES
PENGOLAHAN
PENDAHULUAN
BAK PRASEDIMENTASI

UNIT PRA KONDISI


Proses pre-chlorinasi
Proses aerasi
Proses koreksi pH
Proses adsorpsi, dll AERASI
Tambahan O2
Pembuangan CO2
Pembuangan H2S
Pembuangan minyak

PENGHILANGAN RASA, BAU,WARNA,


PENURUNAN KESADAHAN
KOAGULASI
KOAGULASI
Fungsi dari unit koagulasi atau flash mix adalah untuk mencampur bahan kimia atau
koagulan yang bereaksi dengan air baku, sehingga membentuk koloid yang disebut flok.

Bentuk Pengaduk Cepat atau Koagulator


Tipe hidroulis
• Dalam pipa, dengan menggunakan kecepatan pengaliran sebagai
sumber energi untuk pengadukan
• Stated mixer, merupakan peralatan khusus yang dipasang pada pipa
untuk mempercepat proses pengadukan.
• Terjunan memanfaatkan energi yang terjadi dari tinggi terjunan air.

Tipe mekanis
• Impeller
• Turbin
• Impeller paddle
• Impeller propeller
Faktor Keberhasilan Proses Koagulasi

• Sumber Air Baku

• Temperatur

• Air An-aerobik

• Zat Padat Tersuspensi

• Pengaturan pH

• Pemilihan Bahan Koagulasi

• Flokulasi Acid

• Pengurangan Energi
FLOKULASI
FLOKULASI

Flokulasi secara umum disebut juga pengadukan lambat, dimana dalam flokulasi ini berlangsung
proses terbentuknya penggumpalan flok-flok yang lebih besar dan akibat adanya perbedaan berat jenis
terhadap air, maka flok-flok tersebut dapat dengan mudah mengendap di bak sedimentasi.

FUNGSI : Untuk membentuk flok-flok yang merupakan penggabungan partikel tidak stabil
sehingga terbentuk flok yang mudah mengendap.
Perencanaan Flokulator Hidrolis

BUFFLE CHANNEL HORISONTAL BUFFLE CHANNEL VERTIKALL


ZONE ZONE ZONE ZONE

1,41
10

A A

1,41
35 35 35 35 35 35 35 60 60 60 60 60 72 72 72 72 100 100

DENAH
DENAH
1,41 1,41 1,41
+ 0,60
+ 0,37

+ 3,00
POTONGAN + 2,50

+ 2,20
+ 1,95
+ 1,90

Pengadukan dengan saluran pengaduk


memanfaatkan energi pengadukan yang berasal + 0,00

dari :Friksi pada dinding saluran pada saluran POTONGAN A-A


lurus dan Turbulensi pada belokan
Pada pengadukan vertikal titik berat pengadukan
adalah pada kontraksi pada celah antar buffle yang
tingkat pengadukannya diatur dengan pintu yang
17
ada antar buffle.
1,37

Buffle Channel Vertikal yang melingkar


(cyclone)
INLET
OUTLET
Jenis pengadukan ini dikembangkan dari jenis aliran
vertikal dimana pengadukan dilakukan dalam
kompartemen berbentuk bundar atau bersegi banyak
(enam=hexagonal).
DENAH

+ 4,10

+ 2,97

+ 0,00

1,37 1,37 1,37 1,37 1,37 1,37

POTONGAN

Pengadukan melalui plat


berlubang
Keunggulan pada pengadukan dengan cara ini
adalah penggunaan ruang sangat ringkas, tetapi
mempunyai kelemahan yaitu sulit dilakukan
pengaturan nilai G karena sifatnya statik
Flokulator melalui Sludge Blanket

Pengadukan dalam cone

Pengadukan dalam cone umumnya dilakukan


pada jenis sedimentasi dengan aliran vertikal
(up flow)

Pengadukan dengan Pulsator

Pengadukan dengan pulsator hádala mengakumulasikan flor pada bagian dasar suatu bak
pengendap. Untuk dapat memperbesar flor air yang sudah terkoagulasi dikejut secara berkala
dengan mengalirkan air baku secara tiba-tiba di inlet. Dengan sentakan ini flok yang yang kecil
tertumbuk satu sama lain kemudian menghasilkan flor yang lebih besar. Flor yang telah membesar
dan jenuh dibuang secara kontinu ke saluran pembuang.
SEDIMENTASI
SEDIMENTASI

Proses sedimentasi ADALAH proses pengendapan, dimana akibat gaya gravitasi,


partikel yang mempunyai berat jenis lebih besar dari berat jenis air akan mengendap ke
bawah dan yang lebih kecil berat jenisnya akan mengapung. Kecepatan pengendapan
partikel akan bertambah sesuai dengan pertambahan ukuran partikel dan berat jenisnya.
Prinsip yang digunakan adalah menyaring flok-flok yang telah mengendap.

Fungsi dari bangunan sedimentasi :adalah untuk memisahkan


partikel yang terkandung di dalam air yaitu :
1. Partikel terendapkan
2. Partikel yang sudah terkoagulasi seperti kekeruhan dan
warna, dan
3. Hasil endapan dari proses presipitasi seperti hardneses
(CaCO3), Besi dan Mangan.
Jenis Pengendapan

Pengendapan Partikel Discrete


• Yaitu pengendapan yang terjadi akibat gaya gravitasi dan mempunyai kecepatan
pengendapan yang relatif konstan tanpa dipengaruhi oleh adanya perubahan ukuran
partikel dan berat jenis.

Pengendapan Partikel Flocculants


• Pengendapan partikel flocculant yaitu pengendapan yang terjadi akibat gaya gravitasi
dan mempunyai percepatan pengendapan persatuan waktu sesuai dengan
pertambahan ukuran partikel flocculant

Zone Bak Sedimentasi


ZONA
ZONA ZONA
ZONA INLET PENGENDAPAN
Dengan 2 gaya : Gaya
LUMPUR OUTLET
Tepat masuknya air Baku Tepat Lumpur Berkumpul Tepat keluarnya air Baku
ke Bak sedimentasi Horisontal & gaya
dan dapat dibuang dari Bak sedimentasi
grafitasi
FILTRASI
FILTRASI

Penyaringan telah digunakan di dalam proses pengolahan air terutama untuk menghilangkan sisa-
sisa flok penyebab kekeruhan air. Diharapkan dengan penyaringan ini, akan dapat dihilangkan
kekeruhan tersebut secara total atau dengan perkataan lain, sisa kekeruhan yang terkandung pada
aliran keluar (filtrat) dari proses penyaringan adalah 0,00 mg/l.

Fungsi dari bangunan filtrasi :Untuk menyaring flok-flok halus yang masih lolos dari sub
unit sedimentasi media penyaringan menggunakan pasir silica dengan media tunggal
maupun ganda.

Media yang digunakan :


1. Pasir
2. Anthracite
3. Karbon aktif
4. dll
Elemen-Elemen Perencanaan

• Jumlahnya bervariasi sesuai dengan kapasitas pengolahan, untuk


Jumlah Unit pengolahan dengan kapasitas kecil, jumlah tersebut minimal tiga unit.
• Jumlah penyaring pada pengolahan air dengan kapasitas sedang dan
Penyaring besar, minimal 4 unit. Jumlah ini didasarkan pada saat aliran bertambah
ketika salah satu penyaring harus dicuci.

Pengaturan • Secara normal perletakan penyaringan ditentukan bersebelahan dan


berurutan atau berhadapan terpisah oleh saluran atau pipa aliran masuk
Tata Letak (pipa-inlet).
• Pendekatan cara ini merupakan cara pengaturan yang kompak dan
Penyaring memudahkan di dalam pengoperasian dan perawatannya.

• Dimensi dari bak penyaring dibuat berdasar besarnya kapasitas


Dimensi Bak pengolahan, kecepatan penyaringan dan jumlah penyaring yang
dipergunakan.
Penyaringan • Dimensi yang maksimum didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
hidrolis dan efek langsung ketika salah satu penyaring harus dicuci.
KRITERIA PERENCANAAN SARINGAN PASIR CEPAT

Perhitungan Jumlah Filter N = 1,2 Q 0,5


N = jumlah filter, min 2 buah
Q = debit rencana (m3/hari)
Head loss operasi 2,7 – 4,5 m

Kecepatan operasional 7 – 10 m/jam


Kecepatan backwash 20 – 30 m/jam
Pencucian dengan udara 24 – 36 m/jam
Head loss backwash dgn Head = 100 m
pompa
Luas setiap filter 25 – 100 m2
Lebar : Panjang 1 : 2 sampai 1 : 4
Ketinggian air di atas filter 2 – 2,4 m
Lanjutan..

Ketebalan filter 0,5 – 0,7 m


Lapisan penyangga (kerikil) 0,3 – 0,45 m (4 lapis)
Ketinggian free board > 0,2 m
Ketinggian bak filter 3,2 – 6 m rata-rata 4,5 m
Pasir filter :
Effective Size (ES) 0,4 – 0,8 mm
Uniformity Coefficient (UC) < 2 kurang lebih 1,5
Kerikil filter
Lapis 1 (paling atas) 0,4 – 0,6 mm dgn ketebalan 5 cm
Lapis 2 1,5 – 2,0 mm dgn ketebalan 5 cm
Lapis 3 5 – 8 mm dgn ketebalan 5 cm
Lapis 4 (paling bawah) 15 – 25 mm dgn ketebalan 5 cm
Underdrain Underdrain dapat terbuat dari :
Pipa lateral PVC/GI
Plat berlubang
Plat bernozzle
Kriteria Perencanaan Saringan Pasir Cepat Self Back Wash
Perhitungan Jumlah Filter N=1,2.Q0,5
Dimana :
N=Jumlah filter dimana N minimal 4
Q=Debit rencana (106.m3/hari)

Head loss operasi 2,7 – 4,5 m


Kecepatan operasional 7 – 10 m/jam
Kecepatan backwash 18 – 25 m/jam
Pencucian dengan udara 24 – 36 m/jam
Head loss back wash dengan pompa Head = 3 – 5 m
Luas setiap filter 25 – 80 m2
Luas filter 3–6m
Lebar : Panjang 1:2 sampai 1:4
Ketinggian air diatas filter 3–4m
Ketebalan filter 0,3 – 0,6 m
Ketinggian freeboard > 0,2 m
Ketinggian bak filter 4,5 – 7,5 m rata-rata 5 m
Pasir filter :  
Effective Size (ES) 0,4 – 0,8 mm
Uniformity Coeficient < 2, kurang lebih 1,5
Under drain Under drain dapat terbuat dari :
(untuk menghemat head backwash pemakaian kerikil dihindari) Plat berlubang
Plat bernozzle
Pengatur ketinggian air di filter menggunakan weir atau V notch Tinggi weir harus 0,2 m diatas permukaan filter
Kriteria Perencanaan Saringan Pasir Cepat Bertekanan (Pressure Filter)
Perhitungan Jumlah Filter N=1,2.Q0,5
Dimana :
N=Jumlah filter dimana N minimal 2
Q=Debit rencana (106.m3/hari)
Head loss operasi 15 – 20 m
Kecepatan operasional 15 – 20 m/jam
Kecepatan backwash 30 – 40 m/jam
Head loss back wash dengan pompa Head = 15 – 20 m
Luas setiap filter 1,2 – 30 m2
Diameter filter 1–6m
Ketebalan filter 0,6 – 0,9 m
Ketinggian bak filter 2,4 – 5 m
Pasir filter :  
Effective Size (ES) 0,4 – 0,8 mm
Uniformity Coeficient < 2, kurang lebih 1,5
Under drain Under drain dapat terbuat dari :
(untuk menghemat head backwash pemakaian Plat berlubang
kerikil dihindari) Plat bernozzle
Kriteria Perencanaan Saringan Pasir Lambat
Perhitungan Jumlah Filter N=0,25.Q0,5
Dimana :
N=Jumlah filter dimana N adalah selalu > 2
Q=Debit rencana (106.m3/hari)
Luas Setiap filter Lebih kecil dari 3000 m2 dengan luas masing-masing filter 100-
200 m2
Kecepatan filtrasi 0,1 – 0,3 m/jam
Ketebalan filter 1 – 1,5 m
Lapisan penyangga (kerikil) 0,3 – 0,45 m (4 lapis)
Ketinggian air diatas media filter 1 – 1,5
Ketinggian freeboard > 0,2 m
Ketinggian bak filter 2,5 – 4 m rata-rata 3,2 m
Pasir filter :  
Effective Size (ES) 0,15 – 0,35 mm
Uniformity Coeficient < 3, kurang lebih 2
Kerikil filter (optional bila tidak pakai nozzle)  
Paling atas (lapis 1) 0,4 - 0,6 mm dengan kedalaman 10 cm
Lapis 2 1,5 - 2.0 mm dengan kedalaman 10 cm
Lapis 3 5 - 8 mm dengan kedalaman 10 cm
15 - 25 mm dengan kedalaman 10 cm
Under drain Under drain dapat terbuat dari :
Pipa lateral PVC
Plat berlubang
Plat bernozzle
Pengatur ketinggian air di filter menggunakan weir atau V notch Tinggi weir harus 0,2 m diatas permukaan filter
Pencucian filter Dilakukan dengan menggaruk bagian atas filter sampai
kedalaman 5 cm
DESINFEKSI
DESINFEKSI

Desinfeksi adalah usaha untuk mematikan mikro-organisme yang masih tersisa dalam
proses, terutama ditujukan kepada yang pathogen
Kemikal
• Larutan kaporit
• Gas Chlor
• Gas Ozon

Fisikal
• Gelombang mikro
• Ultraviolet

Senyawa klor dapat mematikan mikroorganisme dalam air karena oksigen yang Klorinasi
terbebaskan dari senyawa asam hypochlorous mengoksidasi beberapa bagianyang
penting dari sel-sel bakteri sehingga rusak.

Sebagai oksidan Chlorine dapat dipakai untuk


• Mengoksidasi Fe dan Mn
• Menghilangkan rasa yang tidak enak di air
• Menghilangkan warna di air
• Menghilangkan amonia nitrogen
Sistem Penyimpanan dan Pembubuhan Gas Chlorine

Penyimpanan (storage)
• Chlorine hidrous di pasaran tersedia dalam container yaitu silinder 150 lb, silinder 1 ton, truk tangki 15 – 17 ton dan tangki
railroad 16 – 90 ton.
• Tidak boleh ada container chlorine yang langsung terkena panas.
• Container harus dijaga untuk berada di lingkungan yang dapat dipanaskan hingga 650 F.

Evaporator
• Berat kontainer lebih besar atau sama dengan 1 ton
• Laju pembubuhan melebihi laju pembentukan gas melalui metoda evaporasi langsung.

Chlorinator
• Katup penurun tekanan di inlet (inlet-pressure reducing valve)
• Orifice sebagai pengukur debit
• Katup vacum differential regulating

Pipa Gas Chlorine


• Gas chlorine akan mengalir dalam kondisi hampa antara chlorinator dan injector.

Pengadukan Awal dari Chlorine


• Peralatan pengadukan awal harus direncanakan untuk dapat penyebarkan chlorine melalui bagian melintang aliran dalam waktu
terpendek dengan sedikit mungkin back mixing.
erencanaan Sistem Penyimpanan dan Pembubuhan Sodium Hypochlorite
Pertimbangan digunakan hypochlorit adalah karena meningkatnya penekanan pada keselamatan jika sejumlah besar
gas disimpan.
Sodium hypochlorit (cairan pemutih/penglantang) terbentuk dengan menggunakan chlorin dan sodium hypochlorit
sebagai berikut :
 Dibuat di tempat
 Dibuat dari chlorin dan sodium hydroksida yang dikirimkan terpisah hingga ke tempat pembuatan

erencanaan Sistem Penyimpanan dan Pembubuhan Sodium Hypochlorite


Hypochlorit dibubuhkan dengan :
 
 Sistem gravitasi lebih disukai karena menyederhanakan perencanaan dan handal. Aliran gravitasi diperoleh melalui
perbedaan head statis antara tangki penyimpanan hypochlorit dengan titik aplikasinya. Aliran kemudian diatur dengan
menggunakan flow meter dan katup diafragma.
 Jika laju pembubuhan < 200 galon/jam, maka dapat dibubuhkan dengan menggunakan pompa diafragma. Untuk
Sistem yang besar digunakan pompa sentrifugal dengan katup pengatur di hilir untuk mengatur laju aliran. 
 Sistem educator menggunakan prinsip yang sama dengan Sistem injector. Educator digunakan untuk menghasilkan
vacum yang menarik hypochlorit dari tangki penyimpanan menuju ke titik aplikasi. Aliran dikontrol dengan katup
pengatur.
Pengolahan Arang Aktif

Proses pengolahan air minum dengan karbon aktif digunakan untuk


menghilangkan kandungan zat-zat yang tidak dapat dibersihkan atau
dihilangkan dengan teknik pengolahan biasa seperti koagulasi, flokulasi dan
pengendapan
PERALATAN DAN
PERLENGKAPAN
PEMBUBUHAN
BAHAN KIMIA
Bahan Kimia Yang Digunakan Di Unit
Produksi
No. Proses Bahan Kimia Rumus Kimia Bentuk
1 Prekhlorinasi  Klorin Cl2 Gas, butiran, bubuk
 Kalsium hipoklorit Ca (OCl2).4H2O
2 Koagulasi  Alumunium sulfat Al2(SO4)3 Larutan
 Besi (III) sulfat Fe2(SO4)3- 9H2O Bubuk
 Besi (II) sulfat Fe2(SO4)3- 7H2O Bubuk
 Natrium aluminat Bubuk
 Polimer electrolit (PAC) Na AlO2 Bubuk
 Besi (III) klorida Al10 (OH)15 Cl15 Larutan/bubuk
Fe Cl3
3 Desinfeksi  Klorin Cl2 Gas
 Kalsium hipoklorit Ca (OCl2).4H2O Bubuk
 Ozon O3 Gas
 Natrium hipoklorit Bubuk
NaOCl
4 Netralisasi  Kapur Ca(OH)2 Bubuk
 Soda abu Na2CO2 Bubuk
 Soda api NaOH Bubuk
 Asam sulfat H2SO4 Bubuk
 Karbon dioksida Gas
CO2
5 Fluoridisasi  Natrium flourida NaF Bubuk
 Natrium sliko flourida Na2SiF6 Bubuk
 Asam fluosilikat H2SiF6 Larutan

6 Pelunakan  Kapur Ca(OH)2 Bubuk


 Soda abu CaO Bubuk
 Soda api Na2CO3 Larutan
 Natrium heksameta fosfat NaOH (NaPO ) Bubuk
Penyimpanan Bahan Kimia

Fasilitas-fasilitas penyimpanan untuk bahan kimia pengolahan harus aman konstruksinya


dan kapasitasnya mencukupi.
Kapasitas penyimpanan dihitung berdasarkan besarnya kapasitas air tersaring dengan rasio
dosis rata-rata dari setiap bahan dengan spesifikasi berikut :
 Koagulan untuk pemakaian lebih dari sebulan
 Zat alkalin, untuk pemakaian lebih dari sebulan untuk pembubuhan yang besar, dan
lebih dari 10 hari untuk pembubuhan rata-rata.
 Dengan koagulan aids, lebih dari 10 hari pemakaian.

Peralatan Pembubuhan

Peralatan pembubuhan kimia harus memenuhi beberapa hal berikut seperti :


 Kapasitas tangki-tangki pelarut untuk semua jenis bahan kimia (koagulan, koagulan aids,
kapur/soda ash, kaporit) harus mencukupi kebutuhan (maksimum dan minimum)
pembubuhan selama waktu yang telah disiapkan (24 jam/18 jam/12 jam/8 jam/6 jam).
 Semua peralatan/fasilitas yang digunakan untuk proses pembubuhan (tangki pelarut, alat
pengaduk, pompa kimia dan perpipaannya) harus :
- Dapat dijamin ketepatan pembubuhannya dan dapat disetel
- Tidak mudah berkarat atau tidak bersifat korosi
- Tidak mudah rusak sehingga ketelitiannya cepat berkurang
RESERVOIR
RESERVOIR

Reservoir distribusi merupakan bangunan penampungan air minum sebelum dilakukan pendistribusian ke
pelanggan/masyarakat, yang dapat ditempatkan di atas permukaan tanah maupun di bawah permukaan tanah

Penampungan terakhir air


yang telah diolah dan Keseimbangan antara
Fungsi Reservoir memenuhi syarat kualitas air
minum.
kebutuhan dan pasokan air

Meningkatkan kemudahan Mengurangi pemakaian


operasi pompa

Cadangan air pada saat Menyiapkan kebutuhan air


darurat untuk pemadaman kebakaran

Sebagai pengaman untuk


gelombang tekanan balik
Yang Perlu Diperhatikan dalam Perancangan dan Pemakaian Reservoir:

Menjaga Keseimbangan Antara Kebutuhan dan Pasokan Air

PIPA PENGURAS GI 250MM


Meningkatkan Kemudahan Operasi PIPA OUTLET GI 250MM

Mengurangi Pemakaian Pompa

Memperkirakan Cadangan Air Pada Saat Darurat A A

Menyiapkan Kebutuhan Air Untuk Pemadaman Kebakaran

Menyiapkan Pengaman Untuk Gelombang Tekanan Balik

PIPA INLET GI 250MM


Mengurangi Pemakaian Pompa

Meningkatkan Waktu Tinggal DARI FILTRASI DARI FILTRASI

DENAH RESERVOIR

Memperkirakan Kapasitas Reservoir (15-20% dari keb Total) SKALA 1 : 100


PENEMPATAN RESERVOIR

Lokasi dari reservoir distribusi terkait erat dengan Sistem hidrolik dan kebutuhan air, begitu pula dengan
variasinya masing-masing tempat yang berbeda.

RESERVOIR MENARA

Lokasi untuk penempatan reservoir menara dengan tujuan untuk meminimumkan


dimensi distribusi utama. Penempatan yang lebih baik, dimana reservoir menara
diletakan di dalam daerah pelayanan yang semula tekanannya kurang.

RESERVOIR TIMBUNAN TANAH

Bangunan ini biasanya dibuat ditanah yang tinggi atau dekat dengan daerah pelayanan

Kekurangan Ground ReservoIr: :


• Kehilangan air akibat dari resapan dan penguapan
• Pembekuan (pada musim dingin)
• Kehilangan bahan klor karena kontak dengan udara, sinar
• Pencemaran dari burung, binatang, manusia, polusi udara
• Peningkatan biaya pemeliharaan dan timbulnya masalah rasa dan bau karena
tumbuhnya algae
KONSTRUKSI RESERVOIR PERLENGKAPAN RESERVOIR

Konstruksi reservoir direncanakan berdasarkan


Pada reservoir ini harus diperlengkapi dengan Sistem
standard-standard yang berlaku di Indonesia.
perpipaan yang terdiri dari pipa masuk dan
Konstruksi ini dapat berupa konstruksi beton atau
pelampung, keluaran, peluap dan penguras serta
baja. Reservoir ini harus ditutup, untuk mencegah
manhole dan ventilasi.
masuknya air hujan atau sampah/kotoran
Variasi dari perlengkapan aksesoris dapat dipasang
kedalamnya.
pada reservoir yang tergantung dari kebutuhan.

 Tangki Baja 
1. Pipa Inlet 8. Lubang Lorong
 Tangki Beton dan Reservoir
 Tangki Beton Cetakan  2. Pipa Outlet 9.Tangga
 Tangki Beton Presstressed  3. Pipa Peluap 11. Pengecatan/Pelapisan
 Reservoir yang Dilapisi dengan Beton 4. Pipa drainase 12. Cathodic Protection
Penggunaan Hidrolik 5. Alat Monitor 13. Lampu
6. Katup
7. Ventilasi udara
Cek bagian luar untuk rembesan, tanda noda Setengah tahunan
Pengecekan Bangunan Reservoir dan Interval Pengecekan Cek bagian luar untuk retak-ratak, kebocoran, dll Tahunan
Tangki Beton Cek bersama perluasan lantai (jika ada) untuk kebocoran, cek bersama perluasan Setiap lima tahun
atap (jika ada) Setengah tahun
Cek kondisi atap, cek kapak kayu dan sekat pembuka

Cek untuk kerusakan es Tahunan


Cek dinding bagian dalam dan luar untuk karat, kerusakan, sekala bebas, lapisan- Tahunan
Tangki Jalan lapisan bocor dan paku sumbat dan untuk kondisi cat.

Cek bangunan menara (jika dapat dipakai untuk karatan, lepas, bebas, bengkok Setengah tahunan
atau anggota yang patah, peralihan gagangan bebas, ketidak sejajaran kaki- Setengah tahunan
kaki menara, bukti ketidakstabilan
Bangunan Menara Cek permukaan batang-batang, kisi-kisi, bout jangkar, kolom-kolom, saluran yang
dikotaki

Cek gangguan (navigasi) lampu-lampu, kap, pelinding-pelinding, stop kontak dan Bulanan
Penutup pencacahan untuk kehilangan atau bagian-bagian yang rusak

Cek bahan isolasi pipa yang naik dan sistem pemanas Tahunan, 2 bulan sebelum
Kenaikan musim hujan

Cek peralatan memilit instruksi pabrik Bulanan


Cek kondisi anoda dan hubungan-hubungan Bulanan
Proteksi Katoda Melakukan dibagian dalam tangki kepada survey potensial survey Tahunan (musim hujan)

Perlengkapan Cek tangga-tangga, tempat berjalan, pagar, dll untuk karat, karatan, kerusakan Setengah tahunan
Panas atau keburukan
PROSES
PENGOLAHAN
LUMPUR
BUANGAN
Proses Pengolahan Lumpur Buangan

Lumpur dari instalasi pengolahan secara kasarnya adalah berasal dari kolam
sedimentasi dan air backwash dari filter

Air
Airlimbah
limbah Pemisahan zat cair Pemisahan zat cair Pemisahan zat cair
Backwash
Backwashdari
darifilter
filter dengan sedimentasi dengan penyaringan dengan penguapan
wake

(100-1000 mg/l)
Penebalan
Penebalan Dewatering Pengeringan
(thickening) Dewatering Pengeringan(drying)
(drying)
(thickening)

(2 - 3 %) (kira-kira 50 %)
Lumpur
Lumpurdari
daritangki
tangki
sedimentasi
sedimentasi

(0,5 - 1 %)
Perencanaan Unit Pengolahan Lumpur

Teknik Sludge Dewatering

Tujuan umum dari teknik dewatering ini adalah untuk mengurangi volume
lumpur dan menghasilkan suatu bentuk bahan yang memudahkan bagi
proses pembuangan

1. Kolam Air Limbah dan Tangki Lumpur

• Kapasitas harus lebih dari mencukupi untuk penanganan dalam suatu waktu
• Pengadaan dua kolam lebih yang dibutuhkan
• Kedalaman efektif dan free board harus dipertimbangkan
• Pipa overflow, pipa drain atau bypass harus dilakukan

2. Ruang Penebalan

• Kapasitas ruang penebalan seharusnya berada diantara 24 - 48 jam bagian dari kuantitas yang
dirancang, dan untuk beban padat, 10 - 20 kg/m2/d harus merupakan suatu standar.
• Struktur dan bentuk ruangan harus memadai untuk tujuannya. Selanjutnya, jarak antara ketinggian air
dan puncak dinding harus diatas 30 cm dan dasarnya (bottom grade) 1/10 atau lebih.
3. Fasilitas Pengeringan Dengan Matahari (sun drying bed)

• Tujuan pengeringan dengan matahari ini pada dasarnya adalah dehidrasi lumpur melalui penguapan
(evaporasi)
• Beban lumpur (kg/m2)= kedalaman lumpur yang dimasukan X kepadatan lumpur
• Tempat pengeringan ini harus dibuat dengan sarana yang demikian efektif untuk mengembangkan usaha
pengeringan lumpur seperti alat untuk pengambilan air supernatant atau sistem-sistem saluran bawah.
• Lokasi dan struktur lantai harus tidak menyebabkan kontaminasi terhadap air tanah

4. Lagoon

• Lagoon harus dapat menerima lumpur yang diendapkan pada waktu pertama kalinya, dan mengeringkannya
pada jumlah yang sedemikian untuk mendapatkan pembuangan yang efisien
•Beban lumpur (kg/m2)= kedalaman lumpur yang dimasukan X kepadatan lumpur

5. Fasilitas untuk Dehidrasi

• Tujuan dari Dehidrasi adalah untuk membawa lumpur yang berasal dari suatu instalasi penyaringan agar
dapat dibuang baik dengan sarana mesin atau tenag alamiah
• Fasilitas dehidrasi adalah dehidrator, supernatant-water
Lokasi Pembuangan Lumpur

Fasilitas pembuangan lumpur harus dalam skala dan kapasitas yang sesuai
dengan metoda pengolahan dan pembuangan air limbah serta lumpur.

Lokasi tanah yang dimanfaatkan harus memadai yaitu mengingat untuk


keperluan fasilitas pengolahan limbah, jumlah wake yang dihasilkan dan
rute pengangkutan.

Area lahan yang digunakan harus memadai bagi penggunaan tanah,


kedalaman, dan kuantitas dari wake yang ada.

Langkah-langkah yang berguna harus disusun sebelum pelaksanaannya


dimulai yaitu seandainya air rembesan (tirisan) dari area/lahan yang
digunakan dapat mencemarkan air tanah, tempat penampungan air umum.

Langkah-langkah pencegahan harus dibuat terhadap kemungkinan luapan


wake dari tempat yang digunakan.
OPERASIONAL
DAN
PEMELIHARAAN
UNIT PRODUKSI
Operasional Unit Produksi

Pelaksanaan Operasi Unit produksi Sistem penyediaan air minum dilakukan sebagai
berikut :
Pengoperasian
No. Komponen Jenis Pekerjaan
Instalasi Tenaga Pelaksana Bahan/Peralatan
1. Unit Jumlah operator tiap ship min. 2 orang Alat ukur debit; Pembacaan debit air pada alat ukur;
pengendapan yaitu operator pengolahan dan operator Wadah contoh uji air; Pemeriksaan kekeruhan dan pH air baku
pendahuluan mekanik listri dengan kualifikasi STM/SMK Peralatan turbidimeter; (dilapangan dan di laboratorium)
kimia yang telah mengikuti pelatihan Peralatan tabung imhoff.  
operator;
Tenaga laboratorium min. 1 orang dengan
kualifikasi Analis/SMU yang telah
mengjkuti pelatihan laboratorium

2. Unit 1) Jumlah operator tiap ship min. 2 orang Kunci pipa; Pengoperasian pompa pembubuh bahan
pengaduk yaitu operator pengolahan dan Pealatan pompa; kimia;
cepat operator mekanik listrik dengan Bahan kimia; Pengaturan pH;
kualifikasi STM/SMK kimia yang telah Pealatan uji pH. Pengamatan kinerja pompa pembubuh,
mengikuti pelatihan operator; persediaan dan aliran larutan bahan kimia
2) Tenaga laboratorium minimal 1 orang
dengan kualifikasi Analis/SMU yang
telah mengikuti pelatihan laboratorium
Pengoperasian
No. Komponen Instalasi Tenaga Pelaksana Bahan/Peralatan Jenis Pekerjaan
3. Sarana pencampur Jumlah operator tiap ship Bahan kimia Pengamatan dosis koagulan dengan
kimia min. 2 orang yaitu berupakoagulan, percobaan jar test
operator pengolahan dan netralisasi dan Pengamatan dosis kapur atau soda abu
operator mekanik listrik desinfektan Pengamatan dosis penggunaan
dengan kualifikasi STM Bahan kimia untuk desinfektan
yang telah mengikuti pemeriksaan air
pelatihan operator;
Tenaga laboratorium min. 1
orang dengan kualifikasi
Analis/SMU yang telah
mengikuti pelatihan
laboratorium
4. Pompa pembubuh 1) Jumlah operator tiap ship 1) Bahan bakar 1) Pengoperasian pompa pembubuh
min 2 orang yaitu 2) Pelumas koagulan;
operator mekanik listrik 3) Suku cadang 2) Pengamatan kinerja pompa
dengan kualifikasi STM pembubuh, persediaan dan aliran
yang telah mengikuti larutan bahan kimia
pelatihan operator;
No. Komponen Instalasi Pengoperasian Jenis Pekerjaan
Tenaga Pelaksana Bahan/Peralatan
5. Unit pengaduk lambat Jumlah operator tiap ship min 2 orang pH meter Pengamatan flock-flock
yaitu operator pengolahan dan yang terbentuk;
operator mekanik listrik dengan Pemeriksaan
kualifikasi STM/SMK Kimia yang pembentukan buih di
telah mengikuti pelatihan permukaan air
operator; Pemeriksaan pH
Tenaga laboratorium minimal 1 orang
dengan kualifikasi Analis/SMU yang
telah mengikuti pelatihan
laboratorium.
 
6. Unit pengendapan 1) Jumlah operator tiap ship min 2 Peralatan turbidimeter 1) Pemeriksaan
orang yaitu operator pengolahan Peralatan imhoff cakupan air yang
dan operator mekanik listrik keluar dari unit
dengan kualifikasi STM/SMK pengendapan;
Kimia yang telah mengikuti 2) Pengukuran
pelatihan operator; lumpur dari ruang
2) Tenaga laboratorium minimal 1 lumpur;
orang dengan kualifikasi 3) Pembersihan buih
Analis/SMU yang telah mengikuti atau bahan yang
pelatihan laboratorium terapung;
  4) Pemeriksaan
katup, plat dan
tube settler.
Pengoperasian
No. Komponen Instalasi Tenaga Pelaksana Bahan/Peralatan Jenis Pekerjaan
7. Unit Penyaring 1) Jumlah operator tiap ship min 2 orang yaitu Peralatan kunci pipa Pemeriksaan katup
operator pengolahan dan operator mekanik Meter ukur penguras, katup
listrik dengan kualifikasi STM/SMK Kimia yang Turbidimeter pencucian dan outlet
telah mengikuti pelatihan operator; penyaring
2) Tenaga laboratorium minimal 1 orang dengan Pemeriksaan air sampai
kualifikasi Analis/SMU yang telah mengikuti ketinggian ambang
pelatihan laboratorium bebas
  Pemeriksaan kekeruhan
air pada outlet
penyaring
 
8. Unit Reservoir 1) Jumlah operator tiap ship min 2 orang yaitu 1) Alat ukur debit; 1) Pemeriksaan
operator pengolahan dan operator mekanik 2) Wadah contoh uji air; kualitas air lengkap
listrik dengan kualifikasi STM/SMK Kimia yang 3) Peralatan turbidimeter; dan sisa klor yang
telah mengikuti pelatihan operator; 4) Peralatan tabung imhoff. masuk;
2) Tenaga laboratorium minimal 1 orang dengan 2) Pengukuran debit
kualifikasi Analis/SMU yang telah mengikuti yang masuk;
pelatihan laboratorium 3) Pembubuhan
  netralisator sesuai
dengan perhitungan;
4) Pembubuhan
larutan desinfektan
sesuai dengan
perhitungan.
Pemeliharaan Unit Produksi
No. Komponen Instalasi Pemeliharaan Jangka Waktu
1. Unit Pengendapan Pembersihan sampah dan kotoran; Harian dan sesuai kebutuhan;
Pendahuluan Pemeriksaan dan pembersihan lumpur; Harian;
Pemeriksaan inlet dan outlet. Harian.
 
2. Sarana Pencampur 1) Bersihkan sarana lingkungan pencampur kimia; 1) Harian;
Kimia 2) Bersihkan bak dan pengaduk kimia dengan air; 2) Harian;
3) Bersihkan bak pengaduk kimia dengan asam encer; 3) Bulanan;
4) Periksa dan perbaiki bak dan pengaduk kimia bila terjadi 4) Sesuai kebutuhan.
kerusakan  
3. Pompa Pembubuh 1) Bersihkan pompa pembubuh kimia; 1) Harian;
Kimia 2) Bersihkan lingkungan ruang pompa; 2) Harian;
3) Bersihkan saringan pompa; 3) Harian;
4) Bilas saluran pembubuh dengan air bersih, bila pompa akan 4) Harian;
dihentikan; 5) Harian;
5) Periksa kebocoran pompa, saluran pembubuh kimia dan 6) Tahunan.
perbaiki bila terjadi kebocoran;
6) Periksa tingkat akurasi
4. Unit Pengaduk Cepat 1) Melakukan pembubuhan kaporit atau bahan desinfektan 1) Harian atau sesuai kebutuhan;
lainnya dengan dosis yang cukup untuk menghindari lumut; 2) Harian atau sesuai kebutuhan.
2) Pemeriksaan fungsi alat pengaduk (jika ada), bila perlu
melakukan perbaikan atau penggantian bagian-bagian yang
tidak berfungsi.
 
No. Komponen Instalasi Pemeliharaan Jangka Waktu
5. Pengaduk Lambat 1) Pemeriksaan pertumbuhan lumut pada dinding bak; Harian;
2) Pemeriksaan katup-katup pembuangan lumpur dan bila perlu melakukan perbaikan. Harian;
3) Pemeriksaan fungsi dari peralatan pengaduk dan bila perlu melakukan perbaikan atau Mingguan;
penggantian bagian yang tidak berfungsi; Tahunan;
4) Melakukan pengecatan bila unit terbuat dari logam; Bulanan.
5) Pemeriksaan kondisi katup-katup dan melakukan perbaikan serta pengecatan apabila  
perlu.  
 

6. Unit pengendapan Pemeriksaan dan pembersihan plat pengendap dengan menyemprotkan air; 1) Mingguan;
Pemeriksaan kebocoran dan fungsi dari pipa dan katup penguras lumpur; 2) Harian;
Pemeriksaan dan pembersihan kotoran serta busa yang mengapung diatas permukaan air; 3) Harian;
Pemeriksaan pertumbuhan lumut dan melakukan pembersihan; 4) Mingguan;
Melakukan pengecatan bila unit terbuat dari logam; 5) Tahunan;
Pemeriksaan kondisi katup dan perbaikan serta pengecatan apabila perlu. 6) Bulanan.

7. Unit Penyaringan 1) Pemeriksaan dan pembersihan sisi ruang alat penyaring; 1) Harian;
2) Pemeriksaan ketebalan media penyaringan dan penambahan kekurangan bila perlu; 2) Bulanan;
3) Pemeriksaan dan pembersihan pertumbuhan lumut; 3) Bulanan;
4) Melakukan pengecatan bila unit terbuat dari logam; 4) Bulanan;
5) Pemeriksaan kondisi katup dan perbaikan serta pengecatan apabila perlu. 5) Tahunan;
 
8. Unit Reservoir 1) Pemeriksaan dan pembersihan lingkungan bak penampung air minum dari rumput dan Harian;
kotoran-kotoran; Bulanan;
2) Pemeriksaan dan pembersihan kelengkapan sarana dan melakukan perbaikan jika ada Bulanan;
kebocoran katup dan pipa; Tahunan;
3) Pembersihan endapan lumpur atau pasir jika ada; Bulanan.
4) Melakukan pembersihan karat dan pengecatan;
5) Pemeriksaan kemungkinan terbentuknya endapan dalam bak, bila pelru melakukan
pengurasan.

Anda mungkin juga menyukai