DAFTAR ISI
DAFTAR ISTILAH
DESKRIPSI SINGKAT
3. Pokok-Pokok Materi....................................................................................6
6. Hasil...........................................................................................................14
7. Rangkuman................................................................................................16
8. Tes Formatif...............................................................................................16
9. Soal-Soal Tugas.........................................................................................18
Dan Kima
3. Pokok-Pokok Materi..................................................................................19
a. Nyamuk..........................................................................................21
b. Lalat................................................................................................23
c. Kecoa..............................................................................................24
d. Tikus ..............................................................................................26
7. Tes Formatif...............................................................................................30
8. Soal-Soal Tugas.........................................................................................31
3. Pokok-Pokok Materi..................................................................................32
a. Fumigant........................................................................................33
b. umpan racun...................................................................................36
c. flaygirl............................................................................................37
d. pengabutan( fogging.)..................................................................40
e. pengendalian rayap (termit))…......................................................43
f. Pressed Air Sprayerp..................................................................... 47
6. Rangkuman................................................................................................51
7. Tes Formatif...............................................................................................52
8. Soal-Soal Tugas.........................................................................................53
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan kasih
sayang-Nya sehingga Modul Penyediaan Air Bersih ini dapat selesai dengan tepat waktu.
Agar memudahkan Anda mempelajari modul ini, maka materi yang akan dibahas
dibagi menjadi 3 Kegiatan Belajar, yaitu:
Modul ini dapat Anda pelajari secara mandiri. Dalam mempelajari modul ini
sebaiknya Anda pelajari secara bertahap, mulai dari materi pembelajaran yang disajikan
pada Kegiatan Belajar-1 dan mengerjakan soal-soal latihannya serta apabila telah yakin
memahaminya, barulah Anda diperkenankan untuk melanjutkan mempelajari materi
pembelajaran Kegiatan Belajar-2. Anda dapat melanjutkan mempelajari Kegiatan Belajar-2
setelah Anda memahami materi Kegiatan Belajar-1 dan dapat menjawab soal-soal tugasnya
dengan benar. Demikian seterusnya. Anda dapat melanjutkan kegiatan belajar selanjutnya.
Jika Anda telah dapat menyelesaikan Kegiatan Belajar sebelumnya. Satu hal penting adalah
membuat catatan tentang materi pembelajaran yang sulit Anda pahami. Cobalah terlebih
dahulu mendiskusikan materi pembelajaran yang sulit dengan sesama mahasiswa. Apabila
memang masih dibutuhkan, Anda dianjurkan untuk mendiskusikannya dengan narasumber
pada saat kegiatan pembelajaran tatap muka.
Di dalam modul ini tersedia soal tugas mandiri dan hendaknya semua soal tugas ini
Anda kerjakan dengan tuntas. Dengan mengerjakan semua soal tugas yang ada, Anda akan
dapat menilai sendiri tingkat penguasaan atau pemahaman terhadap materi pembelajaran
yang disajikan dalam modul. Dengan mengerjakan semua soal tugas juga akan dapat
Rumus
X100%
- 69% = kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti Anda telah
memahami materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-1. Anda dapat
meneruskan kegiatan belajar Anda mempelajari Kegiatan Belajar-2 dan selanjutnya. Tetapi
bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus bersabar untuk mempelajari
kembali materi pembelajaran yang dibahas pada Kegiatan Belajar-1, terutama bagian materi
pembelajaran yang belum Anda kuasai. Kemudian, kerjakanlah kembali soal tugasnya.
Manfaat mempelajari modul ini adalah membantu Anda untuk dapat memahami cara
menjaga dan menata rumah. Oleh karena itu, pentingnya atau kegunaan menguasai Modul
Tata Graha
Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari modul ini adalah sekitar 6 x 60
menit. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran secara tatap muka
adalah 4 x 60 menit. Oleh karena itu, Anda dapat membuat catatan-catatan mengenai hal-
hal yang perlu didiskusikan pada waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara tatap
muka.
KEGIATAN BELAJAR-1
Ovitrap (singkatan dari oviposition trap) adalah suatu alat yang berupa
kontainer terbuat dari bahan kaleng, plastik, gelas ataupun bambu yang diisi air,
Gambar 9. Ovitrap
Sumber: Flickr, 2010
Modifikasi Ovitrap
Modifikasi ovitrap dapat berupa bentuk, ukuran, warna, dan penambahan
atraktan. Atraktan adalah suatu bahan yang memiliki daya tarik terhadap serangga
(nyamuk) baik secara kimiawi maupun visual. Atraktan dari bahan kimia dapat
berupa senyawa ammonia, CO2, asam laktat, octenol, dan asam lemak. Zat atau
senyawa tersebut dapat berasal dari bahan organik ataupun merupakan hasil proses
metabolisme mahluk hidup. Atraktan fisika dapat berupa getaran suara dan warna
(warna suatu benda atau cahaya). Atraktan dapat juga digunakan sebagai bahan untuk
mempengaruhi perilaku, memonitor atau menurunkan populasi nyamuk secara
langsung, tanpa menyebabkan cedera bagi binatang lain dan manusia, dan tidak
meninggalkan residu pada makanan atau bahan pangan (Weinzierl, 2005).
Penambahan atraktan bervariasi antara air rendaman jerami dan jenis
rerumputan tertentu, air rendaman udang dan kerang. Air rendaman tersebut akan
menghasilkan kadar CO2 dan ammonia yang dapat menarik dan mempengaruhi
penciuman nyamuk untuk memilih tempat bertelurnya (Sant’ana, 2006). Ovitrap
dengan penambahan air jerami 10% terbukti menghasilkan telur terperangkap 8 kali
lebih banyak jika dibandingkan dengan ovitrap standar (Polson, 2002).
b. Ae. aegypti
Nyamuk Ae. aegypti merupakan vektor utama dalam penyebaran penyakit
DBD. Ae. aegypti merupakan nyamuk pemukiman yang habitat perkembangbiakan
stadium pradewasa di tempat penampungan air yang relatif bersih dan yang berada di
pemukiman masyarakat (Kemenkes RI, 2010).
Nyamuk Ae. aegypti disebut juga black white mosquito atau tiger mosquito
karena garis-garis dan bercak putih keperakan di atas warna hitam tubuhnya. Nyamuk
ini memiliki 4 stadium atau siklus hidup yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa.
Morfologi dan siklus hidup nyamuk Ae. aegypti disajikan dalam Gambar 1.
1. Telur
Secara umum nyamuk Ae. aegypti meletakkan telur pada dinding
genangan air kemudian menetas menjadi larva dalam waktu sekitar 2
hari. Letak telurnya terpisah 1 dengan yang lainnya ditunjukan pada
Gambar 2a. Telur Ae. aegypti memiliki warna hitam dan berbentuk
lonjong disajikan dalam Gambar 2b (Kemenkes RI, 2013). Telur
nyamuk Ae. aegypti tahan pada suasana kering sampai 6 bulan pada
suhu -2°C sampai 42°C dan baru menetas setelah terdapat genangan air
dalam waktu 1-2 hari (Depkes RI, 2010).
a. (b)
Gambar 2. Telur Ae. aegypti
Sumber: Kemenkes RI 2013
4. Nyamuk dewasa
Umur nyamuk dewasa betina sekitar 8-15 hari, dan umur nyamuk
dewasa jantan sekitar 3-6 hari (Sutaryo, 2004). Nyamuk Ae. aegypti
Pada bagian tengah thoraks pada bagian dorsal terdapat lyre form
yaitu 2 garis sejajar melengkung di tepi thoraks disajikan dalam Gambar
7 (Soedarto, 2011). Pada anterior kaki nyamuk Ae. aegypti bagian femur
terdapat strip putih memanjang yang disajikan dalam Gambar 8.
5. Perekat
6. Gunting
7. Perekat
8. Air
2 Cara Kerja
2.1 Pembuatan Ovitrap
1. Botol plastik dipotong hingga bagian atasnya terbuka.
2. Kain / plastik hitam direkatkan pada bagian luar botol hingga bagian
dalam terlihat berwarna gelap.
3. Buat lubang pada sisi botol, berjarak 2cm dari bagian atas botol.
4. Kasa nilon di tutupkan ke bagian atas botol, namun bagian tengahnya
menjorok ke arah botol.
5. Isi botol dengan air hingga batas lubang, sesuaikan kasa hingga pada
bagian tengah terendam.
2.2 Penggunaan Ovitrap
1. Letakkan ovitrap di tempat-tempat yang habitat-habitat bagi
nyamuk Aedes aegypty, seperti tempat yang lembab, sedikit cahaya
matahari atau memiliki intensitas cahaya yang rendah.
2. Tunggu selama 1-2 minggu, awasi agar tidak tumpah.
3. Ambil ovitrap, kemudian tuangkan airnya kedalam wadah bening atau
berwarna terang.
4. Amati jika terdapat telur atau larva nyamuk.
5. Ambil larva atau nyamuk untuk di identifikasi dan diawetka.
1. Hasil
a. Tabet Pengamatan
Tanggal :............ ,
Lokasi :................
….dst
Keterangan :
- Beri tanda V untuk jenis umpan yang paling banyak dimakan.
- Jumlah jenis umpan yang terbanyak dimakan berarti jenis umpan yang paling
disukai.
b. Trapping
Tanggal : .............................
Lokasi : .........................
RANGKUMAN
Ovitrap (singkatan dari oviposition trap) adalah suatu alat yang berupa
kontainer terbuat dari bahan kaleng, plastik, gelas ataupun bambu yang diisi air
diletakkan pada tempat-tempat yang telah ditentukan. Digunakan untuk mendeteksi
adanya nyamuk Aedes dan juga untuk pemberantasan larvanya (Kemenkes, 2012).
Umumnya ovitrap terbuat dari gelas plastik kecil dengan mulut gelas yang
lebar, dicat warna hitam pada bagian luarnya dan dilengkapi dengan kayu atau bambu
yang dijepitkan secara vertikal pada dinding dalam gelas. Gelas tersebut diisi air
sebanyak setengah sampai ¾ gelas disajikan dalam gambar 9 (Polson, 2002).
Tes Formatif
Kerjakan soal berikut ini dengan memberi tanda silang (x) pada salahsatu huruf
yang dianggap paling tepat!
dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini.
Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini
Rumus
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat Penguasaan = x 100
5
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
70 % = Kurang
70 % = Kurang
B. MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR-1
5. Pengendalian Vektor
A. Vector nyamuk
1.nyamuk Aedes aegypti
Nyamuk Aedes aegypti dapat menularkan penyakit demam berdarah
dengue (DBD)melalui tusukanya. Nyamuk ini berwarna gelap yang dapat
diketahui dari adanya garis putihkeperakan dengan bentuk lyre pada
toraknya dan mempunyai gelang putih pada bagianpangkal kaki,proboscis
bersisik hitam. (Suroso Thomas,1998).
Pengendalian
1. fisik
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
PSN dilakukan dengan kegiatan 3M (mengubur,menguras dan
mengubur).
Pemasangan Ovietrap
Ovietrap adalah perangkap telur nyamuk, dengan meletakan tempat
penampungan air di dalam maupun di luar rumah, dan membuang/mengganti
airnya seminggu sekali.
2. Pengendalian Biologi
Menggunakan ikan predator larva, dan penaburan parasit dan Bacillus
thuringiensis
3. Pengendalian Kimia
Menggunakan bahan kimia, seperti fogging, abate dan insektisida
rumah tangga.
4. Repellent/Pengusir Nyamuk
Repellent digunakan saat jam kepadatan vektor tinggi, atau akan ke
tempat-tempat umum yang memungkinkan kontak dengan nyamuk.
2. Nyamuk culex sp
Nyamuk Culex sp merupakan golongan serangga penular
(vektor). Nyamuk dari genus Culex sp dapat menyebarkan penyakit
Japanese Encephalitis (radang otak), dan Filariasis. Japanese Encephalitis
(JE) adalah suatu penyakit yang menyerang susunan syaraf pusat yang
disebabkan oleh virus. Ada beberapa macam encephalitis diantaranya
Japanese Encephalitis dan St Louis Encephalitis.Di lingkungan pemukiman
nyamuk Culex sp mempunyai aktivitas pada malam hari, yaitu pada permulaan
malam, sesudah matahari terbenam sampai dengan matahari terbit. Tempat
perindukan nyamuk Culex sp di sembarang tempat misalnya di air bersih,
air kotor yaitu genangan air, got terbuka. Nyamuk Culex sp suka
beristirahat dalam rumah pada kelambu, tali jemuran atau kain/benda
tergantung yang berada di tempat lembab dan kurang cahaya,pada ketinggian
0 - > 225 cm di atas permukaan tanah. Tempat-tempat yang disenangi
nyamuk untuk hinggap dan beristirahat adalah tempat gelap, lembab dan
sedikit angin. Termasuk di kamar tidur, kamar mandi, kamar kecil,
maupun di dapur. Di dalam ruangan, permukaan istirahat yang mereka suka
adalah di bawah furniture, benda yang tergantung seperti baju dan korden.
Pngendalian
Pengendalian secara mekanik
Cara ini dapat di lakukan dengan mengubur kaleng-kaleng atau
tempat-tempat sejenis yang dapat menampung air hujan dan membersihkan
lingkungan yang berpotensial di jadikan sebagai sarang nyamuk Culex sp
misalnya got dan potongan bambu. Pengendalian mekanis lain yang dapat
dilakukan adalah pemasangan kelambu dan pemasangan perangkap nyamuk
baik menggunakan cahaya lampu dan raket pemukul.
Pengendalian secara biologi
Intervensi yang di dasarkan pada pengenalan organisme pemangsa,
parasit, pesaing untuk menurunkan jumlah Culex sp. Ikan pemangsa larva
misalnya ikan kepala timah, gambusia ikan mujaer dan nila di bak dan tempat
yang tidak bisa ditembus sinar matahari misalnya tumbuhan bakau sehingga
larva itu dapat di makan oleh ikan tersebut dan merupakan dua organisme
yang paling sering di gunakan. Keuntungan dari tindakan pengendalian secara
biologis mencakup tidak adanya kontaminasi kimiawi terhadap lingkungan.
Selain dengan penggunaan organisme pemangsa dan pemakan larva nyamuk
pengendalian dapat di lakukan dengan pembersihan tanaman air dan rawa-
rawa yang merupakan tempat perindukan nyamuk, menimbun, mengeringkan
atau mengalirkan genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk dan
membersihkan semak-semak di sekitar rumah dan dengan adanya ternak
seperti sapi, kerbau dan babi dapat mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada
manusia apabila kandang ternak di letakkan jauh dari rumah
Pengendalian secara kimia
Penggunaan insektisida secara tidak tepat untuk pencegahan dan
pengendalian infeksi dengue harus dihindarkan. Selama periode sedikit atau
tidak ada aktifitas virus dengue, tindakan reduksi sumber larva secara rutin,
pada lingkungan dapat dipadukan dengan penggunaan larvasida dalam wadah
yang tidak dapat dibuang, ditutup, diisi atau ditangani dengan cara lain.
B. Vector Lalat
2. Secara kimia
Penggunaan insectisida hanya priode singkat apa bila sangat di
butuhkan (resistensi)
Dapat di lakukan dengan cara umpan (baits) penyemprotan dengan
efek residu (residual, spraying), pengasapan ( space spraying)
3. Secara biologi
Memanfaatkan sejenis semut kecil berwarna hitam
(phiedologelonaffimis) untuk mengurangi populasi lalat rumah
tempat sampah ( Filipina)
C. Vektor Kecoa
D. Vektor Tikus
bersekat atau lewat jalur kabel telepon dan listrik dari bangunan yang
tersambung disekitarnya.
d. Rodent Killing
Pengendalian dengan tikus dapat dilakukan dengan dua cara, sebagai
berikut:
a) Pengendalian non kimia (trapping)
Trapping adalah satu dari sekian cara yang paling efektif untuk
mengendalikan tikus, kelebihan penggunaan sistem Trapping adalah
satu dari sekian cara yang paling efektif untuk mengendalikan tikus,
kelebihan penggunaan sistem trapping :
- Trapp sangat aman,karena tidak mengandung racun seperti halnya
umpan.
- Cepat mendatangkan hasil.
- Menghindari tersebarnya bangkai tikus yang sangat sulit ditemukan.
- Cara penangkapan tikus dengan traping/ perangkap:
RANGKUMAN
Tes Formatif
Kerjakan soal berikut ini dengan memberi tanda silang (x) pada
salahsatu huruf yang dianggap paling tepat.
1. Pengendalian menggunakan trap, merupakan pengendalian vektor dengan
tipe....
a. Non-kimia
b. Kimia
c. Fisik
d. Mekanik
2. Pengendalian menggunakan predator, merupakan pengendalian vektor
dengan tipe....
a. Biologi
b. alami
c. Fisik
d. Mekanik
3. Pengendalian menggunakan Dieldrin, Heptachlor, merupakan
pengendalian vektor dengan tipe....
a. Kimia
b. alami
c. Fisik
d. Mekanik
4. Waktu yang diperlukan lalat , menjadi larva adalah...
a. 3-7 hari
b. 3-6 hari
c. 3-5 hari
d. 3-4 hari
5. Pengendaliannya dapat dengan menyiram tempat perindukan dengan air
panas, adalah...
a. Nyamuk
b. Kecoa
c. Tikus
d. Semuanya benar
dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini.
Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini
Rumus
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat Penguasaan = x 100
5
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
70 % = Kurang
70 % = Kurang
Soal-soal Tugas
B. MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR-3
orang yang sehat, serta dapat membawa kotoran dari tempat hinggapnya
yang jorong menuju kerumah bahkan langsung kebahan makanan jadi.
Kepadatan lalat disuatu tempat perlu diketahui untuk menentukan apakah
daerah tersebut potensial untuk terjadinya fly borne diseases atau tidak.
metode pengukuran kepadatan lalat yang populer dan sederhana adalah
dengan menggunakan alat flygrill. Prinsip kerja dari alat ini didasarkan pada
sifat lalat yang menyukai hinggap pada permukaan benda yang bersudut
tajam vertikal.
Lokasi yang perlu dilakukan pengukuran kepadatan lalat, utamanya
adalah perumahan, rumah makan dan tempat pembuangan sampah.
Keuntungan penggunaan flygrill diantaranya adalah mudah, cepat dan
murah. Dengan demikian dapat dengan cepat menentukan kriteria suatu
daerah potensial atau tidak. Kendati demikian, flygrill mempunyai beberapa
kelemahan. Utamanya adalah bahwa flygrill sangat tidak cocok untuk
menghitung kepadatan lalat, dimana populasinya sangat banyak atau sangat
sedikit. Dalam kondisi seperti itu, penghitungan kepadatan lalat dengan
flygrill, hasilnya tidak dapat mewakili keadaan yang sesungguhnya.
Prosedur Kerja
a. Alat
Fly Grill
Counter
Timer
Hygrothermometer
Alat tulis
Blanko Pengukuran
b. Bahan
Lalat liar
c. Cara Kerja
Letakan flygril secara datar pada tempat dan jarak yang telah
ditentukan
Biarkan beberapa saat (untuk penyesuaian bagi lalat)
Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran densitas lalat selanjutnya diinput pada tabel di bawah ini :
Lokasi :
Kelurahan :
Titik :
Hasil Pengukuran
Lokasi / Titik Lima Nilai tertinggi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 /5
II
III
Dst….
Umpan : …………………..
Temperatur : ……oC / Kelembaban : ……….. %
Musim : …………………..
Kecepatan angin : ………………….. (bila dianggap perlu)
Standar Penilaian
0 – 2 ekor : rendah (tidak jadi masalah)
3 – 5 ekor : sedang (perlu dilakukan pengamanan)
6 – 20 ekor : cukup (lakukan penanganan pada tempat berkembang
biaknya, jika perlu lakukan pengendalian
≥ 20 ekor : sangat (lakukan pengendalian)
4. Pengabutan ( Fogging)
Nyamuk dapat merugikan manusia dan pada gilirannya akan
mengganggu kesejahteraan manusia, oleh karena itu keberadaan vector dan
binatang pengganggu tersebut harus dikendalikan, sehingga langkah yang
tepat untuk dilakukan untuk mencegah penyebaran nyamuk dengan
memotong siklus penyebaran dengan cara memberantas nyamuk tersebut.
Salah satu cara untuk memberantas nyamuk yang merupakan vector
pembawa penyakit aedes Aegypti adalah dengan cara pengabutan.
Fogging adalah kabut yang dihasilkan dengan cara menguapkan
insektisida kemudian dikondensasi dengan mengontakkan dengan udara luar
yang dingin sehingga membentuk awan yang tipis. Pengasapan atau fogging
yang dimaksud, bertujuan untuk Menyebarkan pestisida ke
udara/lingkungan melalui asap, yang diharapkan dapat membunuh nyamuk
dewasa (yang infektif), sehingga rantai penularan DHF bisa diputuskan dan
populasinya secara keseluruhan akan menurun.
Pelaksanaan fogging yang paling baik adalah pada saat suhu bumi
masih rendah yaitu kurang lebih 2 jam sebelum matahari terbit atau 2 jam
setelah matahari terbenam. Dalam pelaksanaan diharapkan kabut yang
terbentuk akan bertahan lama dipermukaan tanah sehingga mencapai
sasarannya. Kabut ini akan melembabkan sebuah objek yang dilewatkannya.
Insektisida yang digunakan biasanya bentuk cair yang dilarutkan dalam
minyak (oil bassed) atau campuran pelarut air dan minyak dengan tambahan
pengemulsi.
Adapun kelebihan dari thermal fogging yaitu dapat terlihat sesuatu
setelah dilakukan, mudah terlihat asap yang dihasilkan, jangkauan
penyebaran dapat diamati, konsentrasi larutan rendah dan relative aman
dalam pengamanan, sedangkan kekurangan dari teknik ini yaitu penyebaran
droplet tidak terlihat.
Dalam program pemberantasan DBD racun serangga untuk fogging
yang digunakan adalah golongan organophospores terinsectisida seperti
icon, malathion, seruni, dll.
b. Bahan
Insektisida (mis : icon 25 EC)
Bahan pelarut (solar)
Bahan bakar (bensin)
Batu batera1 (4 buah)
Sabun cuci
c. Cara Kerja
(1) Membuat solusi (larutan pestisida)
Takar pestisida dan pelarutnya, sesuai dengan konsentrasi pada label.
Campurkan pestisida dan bahan pelarutnya pada jerigan dan kocok
hingga larut merata.
(2) Pelaksanaan fogging
Siapkan semua peralatan yang diperlukan dan periksa lokasi yang
akan di fog.
Masukan larutan insektisida, bensin dan baterai sesuai dengan
tempatnya pada fog machine.
Hidupkan fog machine dengan cara : Buka kran bensin secukupnya,
kemudian tekan bulb (dipompa) beberapa kali hingga mesin hidup.
Atur kran bensin dan katup udara hingga bunyi mesin terdengar
normal dan stabil.
Angkat (gendong) fog machine, Arahkan moncong mesin ketempat-
tempat yang akan di fog, dan moncong mesin dengan lantai
diusahakan membentuk sudut lancip. Kemudian kran larutan dibuka,
asap akan menyembur keluar dari moncong mesin.
Jika target sudah selesai, kran larutan ditutup kembali, hingga asap
tidak lagi menyembur keluar dari moncong mesin. Matikan mesin
dengan cara menutup kran bahan bakar.
(3) Pemeliharaan fog machine
Bilas tangki solusi dengan solar, kemudian hidupkan mesin dan kran
larutan dibuka hingga semua solar habis. Bersihkan mesin dengan
serbet yang ibasahi solar.
Ambil sisa bahan bakar dan batu bateray. Simpanlah mesin di tempat
yang aman.
b. Kasta Reproduktif
Fungsinya hanya bertelur, untuk mempertahankan kelangsungan
generasi dari koloninya. Seekor ratu rayap mampu bertelur ribuan telur
perharinya.
c. Kasta Prajurit
Menjaga koloni dan sarang dari serangan atau gangguan
serangga lain, misalnya semut.
keluaran 0.2 gallon (757 cc) per menit. lebar semprotan (swat) 75 Cm,
lebar efektip 70 Cm.
c. Jarak nozle dengan dinding 46 Cm.
d. Tekanan dalam tangki 40 - 55 psi
e. kecepatan menyemprot 19 M2 per menit, dan iramanya (langkah dan
goyang) yang benar.
Disamping hal tersebut diatas, perlu diperhatikan pula tentang waktu,
cakupan dan keteraturan dalam penyemprotan.
PROSEDUR KERJA
a. Alat
Spraycan HUDSON dan kelengkapannya
Nozzletip
Gelas ukur
stop watch
Timbangan
Ember saringan
Pengaduk
Alat pelindung diri
b. Bahan
Termitisida
Pelarut (air)
c. Cara Kerja
Isilah tangki spraycan dengan air sebanyak 8,5 liter.
Pompa sebanyak 55 kali (periksa manometer, tekanan = 55 psi).
Tempatkan ujung nozle pada mulut gelas kimia, kemudian semprotkan
selama 1 menit. Cairan yang tertampung diukur volumenya. Kerjakan
sebanyak 3 kali, kemudian pompa sebanyak 25 kali. Kerjakan dengan
cara yang sama sampai air dalam tangki habis. Volume cairan yang
keluar pada setiap menit, idealnya harus 0,8 gallon ( = 757 ml).
Tangki diisi kembali dengan air sebanyak 8,5 liter, lalu pompa sebanyak
55 kali.
Ujung nozle diarahkan tegak lurus bidang dinding dengan jarak 46 cm.
Posisi lubang nozle mendatar.
Semprotkan pada bidang dinding, kemudian ukurlah lebar semprotan
(swat) yang mengenai dinding tersebut. Lebar swat idealnya harus 75
Cm.
Interpretasi : Apabila volume keluaran per menit dan lebar swat tidak
sesuai, maka spraycan atau nozle tidak layak pakai.
Pelaksanaan Pengendalian Rayap
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Buatlah larutan anti rayap dengan mencampurkan termisida dengan air
kedalam ember dengan dosis tertentu yang ada pada label termisida.
Aduk hingga larutan tersebut tercampur rata
Kemudian masukkan larutan tersebut dengan menggunakan corong
kedalam tangki handsprayer
Tutup dengan rapat, kemudian pastikan kran tertutup dan lakukan
pemompaan hingga tekanan pada manometer mencapai 55 psi atau 3,8
kg/cm2
Setelah tekanan menunjukkan 55 psi maka lakukan penyemprotan dengan
membuka kran pengatur aliran dari tangki dan kran pengendali
Dan lakukan penyemprotan pada tempat yang menjadi sasaran
Prosedur Kerja
a. Alat dan Bahan
Spraycan HUDSON dan kelengkapannya
Nozzletip HSS 8002
Gelas ukur
Stop watch
Timbangan
Ember saringan
Pengaduk
Icon 25 EC
Air
c. Cara kerja
Isilah tangki spraycan dengan air sebanyak 8,5 liter
Pompa sebanyak 55 kali (periksa manometer, tekanan = 55 psi).
Tempatkan ujung nozle pada mulut gelas kimia, kemudian
semprotkan selama 1 menit. Cairan yang tertampung diukur
volumenya. Kerjakan sebanyak 3 kali, kemudian pompa sebanyak 25
kali. Kerjakan dengan cara yang sama sampai air dalam tangki
habis. Volume cairan yang keluar pada setiap menit, idealnya harus
0,8 gallon ( = 757 ml).
Tangki diisi kembali dengan air sebanyak 8,5 liter, lalu pompa
sebanyak 55 kali.
Ujung nozle diarahkan tegak lurus bidang dinding dengan jarak 46
cm. Posisi lubang nozle mendatar.
Semprotkan pada bidang dinding, kemudian ukurlah lebar semprotan
(swat) yang mengenai dinding tersebut. Lebar swat idealnya harus 75
Cm.
Interpretasi : Apabila volume keluaran per menit dan lebar swat tidak
sesuai, maka spraycan atau nozle tidak layak pakai.
d. Pelaksanaan Penyemprotan
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
RANGKUMAN
Tes Formatif
Kerjakan soal berikut ini dengan memberi tanda silang (x) pada
salahsatu huruf yang dianggap paling tepat.
1. Prinsip kerjanya yaitu dengan cara menyebarkan asap hasil pembakaran ke
seluruh ruangan yang tertutup adalah....
a. Fumigasi
b. Fogging
c. Spraying
d. Umpan racun
2. Jika ingin digunakan harus dipompa sebanyak 30 kali untuk setiap kali
pemakaian....
a. Fumigasi
b. Spraying
c. Fogging
d. Umpan racun
3. Teknik pemakaiannya dengan cara melawan arah angin...
a. Fumigasi
b. Spraying
c. Fogging
d. Umpan racun
4. Sebelum digunakan , harus membungkus barang barang, dan menutup
ruangan dengan rapat...
a. Fumigasi
b.Spraying
c. Fogging
d.Umpan racun
5. Menggunakan spiritus pada saat pemakaian, merupakan pengendalian
menggunakan...
a. Fumigasi
b. Spraying
c. Fogging
d. Umpan racun
Nah, setelah anda mengerjakan tes formatif, cocokkanlah jawaban Anda
dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini.
Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini
Rumus
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat Penguasaan = x 100
5
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
70 % = Kurang
70 % = Kurang
Soal-soal Tugas
DAFTAR PUSTAKA
Ain Khaer, dkk. 2010. Panduan praktek teknik survey pengendalian vector dan
binatang pengganggu. Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan Kesling
Yoky Edi, 2009. Dampak pencemaran udara oleh belerang oksida (SOX)