“Air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang
berwujud cair”
(Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 5 Tahun 2014)
“ Air limbah adalah air yang berasal dari suatu proses dalam suatu
kegiatan “
(Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan kehutanan RI No
5 Tahun 2021)
2
SUMBER AIR LIMBAH
fasyankes
Unit Pelayanan Medis
1. Rawat Inap
2. Rawat Jalan
3. Rawat Darurat
4. Rawat Intensif
Unit Penunjang Pelayanan Non Medis
5. Logistik
6. Laundry
7. Rekam Medis
8. Masjid dan Kantin
9. Administrasi
10. Dapur Gizi,
Unit Penunjang Pelayanan Medis
11. Laboratorium
12. Radiologi
13. Farmasi
14. Sterilisasi
15. Kamar Jenasah 3
AIR LIMBAH
FASYANKES
Prosentase terbesar dari air limbah
Fasyankes adalah limbah domestik
sedangkan sisanya adalah limbah yang
terkontaminasi oleh infectious agents kultur
mikroorganisme, darah, buangan pasien
pengidap penyakit infeksi, dan lain-lain.
4
Baku Mutu Air Limbah FASYANKES
Keterangan penggunaan:
Rumah susun, penginapan, asrama, pelayanan
kesehatan, lembaga pendidikan, perkantoran,
perniagaan, pasar, rumah makan, balai
pertemuan, arena rekreasi, permukiman, industri,
IPAL kawasan, IPAL permukiman, IPAL perkotaan,
pelabuhan, bandara, stasiun kereta api,terminal
dan lembaga pemasyarakatan.
5
LAMPIRAN XLIV b PERMENLH 5/2014 ….
6
INTI PENGOLAHAN AIR
Lima tahap pengolahan :
LIMBAH
1. Pengolahan Awal (Pretreatment)
2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Proses
Anaerobik
Pengolahan limbah menggunakan reaktor dengan baffle yang diisi
Proses anaerobic baffled reactor (ABR) lumpur mikroorganisme.
Pengolahan air limbah dengan cara mengalirkan air limbah secara upflow
Proses upflow anaerobic sludge blanket ke dalam reaktor anaerobik yang mengandung granular sludge
(UASB) tersuspensi.
11
CONTOH PROSES BIOLOGIS DALAM
PENGOLAHAN LIMBAH (AEROBIK)
Penguraian senyawa organik dalam air limbah menggunakan lumpur yang
Proses lumpur aktif kaya akan bakteri. Dalam prosesnya, dilakukan aerasi. Endapan yang
terbentuk sebagian dibuang, sebagian digunakan kembali
Proses rotating Bakteri aerobik tumbuh pada disk/piringan yang sekitar 40% bagiannya
Proses terendam dalam air limbah. Piringan tersebut berputar agar mikroba
Proses Biofilm biological contactor
Aerobik memperoleh oksigen dari udara untuk mengurai senyawa organik
(RBC)
Proses aerasi Penguraian senyawa organik dalam air limbah dengan cara melekatkan
mikroorganisme pada media filter terendam
kontak
12
Proses Biofilter Anaerob Aerob (BANYAK
DIGUNAKAN UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH
FASYANKES)
Diagram Proses Pengolahan Air Limbah Domestik dengan Proses Biofilter Anaerob - Aerob
13
Proses Penghilangan Amoniak
● Di dalam proses biofiltrasi, senyawa amoniak akan diubah menjadi nitrit, kemudian
senyawa nitrit akan diubah menjadi nitrat. Proses nitrifikasi menurut Grady & Lim
(1980) didefinisikan sebagai konversi nitrogen ammonium (NH4-N) menjadi nitrit
(NO2-N) yang kemudian menjadi nitrat (NO3-N) yang dilakukan oleh bakteri
autotropik dan heterotropik.
Faktor yang mempengaruhi
proses nitrifikasi :
DO
TEMPERATUR
PH
Rasio Organik dan Total
Nitrogen (BOD/T-N)
14
Moving Bed Bioreactor System (MBBR)
• Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) adalah salah satu unit pengolahan biologis yang memanfaatkan biofilm
yaitu dengan sistem fluidized attached growth (mikroorganisme yang tumbuh pada media) tanpa terjadi
clogging. Moving Bed Biofilm Reactor memanfaatkan proses anaerobik untuk mengolah konsentrasi organik
(COD) yang tinggi mencapai 80.000 mg/L. Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) juga memanfaatkan proses
aerobik-anoksik yang berpotensi dalam mengolah nitrogen melalui nitrifikasi dan denitrifikasi.
• Secara umum proses pengolahan air limbah dengan sistem MBBR mengikuti pola aliran sebagai berikut:
Inlet Screening Grit & Grease Removal MBBR Secondary Set tler (Koagulasi & Flokulasi) UV
Disinfection Outlet
Keunggulan
Keunggulan
Tanpa
Tanpa perlu
perlu melakukan
melakukan pengembalian
pengembalian lumpur,
lumpur, proses
proses ini
ini
•• Teknologi
Teknologi ini
ini tidak
tidak terlalu
terlalu mengeluarkan
mengeluarkan biaya
biaya yang
yang memberikan
memberikan peningkatan
peningkatan perlindungan
perlindungan terhadap
terhadap toxic
toxic
besar dan perawatannya juga sangat mudah
besar dan perawatannya juga sangat mudah karena karena shock,
shock, sementara
sementara secara
secara otomatis
otomatis menyesuaikan
menyesuaikan untuk
untuk
MBBR
MBBR mampu
mampu memproses
memproses secara
secara alamiah
alamiah merawat
merawat memuat
memuat fluktuasi.
fluktuasi.
bakterinya
bakterinya sendiri
sendiri pada
pada level
level optimum
optimum dari
dari biofilm
biofilm
yang produktif.
yang produktif. Proses
Proses MBBR
MBBR cocok
cocok diterapkan
diterapkan untuk
untuk permasalahan
permasalahan
•• Dalam
Dalam prosesnya,
prosesnya, tidak
tidak membutuhkan
membutuhkan pengembalian
pengembalian nitrifikasi
nitrifikasi karena
karena prosesnya
prosesnya memungkinkan
memungkinkan
lumpur
lumpur dan tidak perlu mengatur F/M ratio
dan tidak perlu mengatur F/M ratio atau
atau perkembangbiakan
perkembangbiakan bakteri bakteri nitrifikasi
nitrifikasi dalam
dalam area
area
tingkat
tingkat MLSS
MLSS yangyang ada
ada dalam
dalam reaktor.
reaktor. permukaan
permukaan dilindungi
dilindungi dari
dari ribuan
ribuan potongan
potongan plastik,
plastik,
•• MBBR
MBBR sangat
sangat efektif
efektif dalam
dalam mereduksi
mereduksi BOD, BOD, disebut
disebut biocarriers
biocarriers atau
atau media.
media.
nitrifikasi, dan meremoval nitrogen
nitrifikasi, dan meremoval nitrogen 15
Reaktor moving bed biofilm dapat dioperasikan
dalam kondisi aerobik untuk penghilangan zat
organik dan nitrifikasi atau dalam kondisi
anoxic untuk denitrifikasi
16
SISTEM MEMBRAN BIOREACTOR (MBR)
Membrane bioreactor (MBR) merupakan suatu sistem
pengolahan air limbah yang mengaplikasikan
penggunaan membran yang terendam di dalam
bioreaktor.
BAB III PP RI Nomor 22 Tahun 2021 menyusun ketentuan baru terkait PPMA serta
mencabut PPRI yang lama yaitu PP RI Nomor 82 Tahun 2001
Upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk menjaga Mutu Air
Lingkup Bahasan Bab III PPMA
Bagian Kesatu: Ketentuan Umum, pasal 107
Bagian Kedua: Perencanaan, pasal 108
Paragraf 1: Inventarisasi Badan Air, pasal 109-112
Paragraf 2: Penyusunan dan Penetapan BMA, pasal 113-115
Paragraf 3: Perhitungan dan Penetapan Alokasi beban Pencemar Air, pasal 116
Paragraf 4: Penyusunan dan Penetapan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air, pasal 117-124
Bagian Ketiga: Pemanfaatan, pasal 125-126
Bagian Keempat: Pengendalian
Paragraf 1: Umum, pasal 127
Paragraf 2: Pencegahan Pencemaran Air, pasal 128-150
PERENCANAAN
Paragraf 3: Penanggulangan, pasal 151-152
PEMANFAATAN
Paragraf 4: Pemulihan Mutu Air, pasal 153-155
PENGENDALIAN
Bagian Kelima: Pemeliharaan, pasal 156 PEMELIHARAAN
Bagian Keenam: Hak, Kewajiban, dan Larangan, pasal 157-159
Bagian Ketujuh: Peran Serta Masyarakat, pasal 160-161
Ketentuan lebih lanjut, pasal 162
1 2 3 4
1 2 3
1 2 3
Pemulihan Mutu
Pencegahan Penanggulangan Pencemaran Air : Air :
Pencemaran Air
1. pengisolasian pencemaran air 1. Pembersihan
Dilakukan pada 2. penghentian sumber cemaran air unsur pencemar
3. cara lain sesuai dengan 2. Remediasi
sumber pencemar
perkembangan ilmu pengetahuan dan 3. Rehabilitasi
nirtitik & titik
teknologi
4. Restorasi
“Remediasi" adalah upaya pemulihan pencemaran Lingkungan
Hidup untuk memperbaiki mutu Lingkungan Hidup.
“Pemanfaatan Air Limbah untuk aplikasi ke tanah" adalah pemanfaatan air limbah dari suatu jenis
Usaha dan/atau Kegiatan, yang pada kondisi tertentu masih mengandung unsur yang dapat
dimanfaatkan, baik dijadikan sebagai substitusi pupuk maupun penyiraman tanah pada lahan
budidaya atau nonbudidaya atau pemanfaatan lain pada tanah”. 03 PEMBUANGAN
“Pengurangan (reduce), penggunaan kembali (reuse), pendauran ulang (recgcle), perolehan kembali 1. Badan Air Permukaan
manfaat (recouery), dan/atau pengisian kembali (recharge) air limbah" adalah kegiatan yang ditujukan 2. Formasi Tertentu
untuk mengurangi Air Limbah yang dilepas ke media Air, melalui pemanfaatan Air Limbah, efisiensi
penggunaan Air, penyimpanan Air Limbah, dan/atau bentuk lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi”
PENCEGAHAN PENCEMARAN AIR UNTUK
SUMBER TITIK
3. Melakukan Penetapan Baku Mutu Air Limbah
1 2 3
Konservasi Badan Air dan Pengendalian perubahan
ekosistemnya : Pencadangan Badan Air
iklim :
dan ekosistemnya :
perlindungan Badan Air dengan dilakukan melalui
klasifikasi kelas satu; merupakan badan air
pengelolaan air limbah
yang tidak dapat
untuk memitigasi
perlindungan ekosistem di sekitar dimanfaatkan dalam
pelepasan emisi gas
Badan Air dengan klasifikasi kelas jangka waktu tertentu
rumah kaca
satu
Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan RI No.05
Tahun 2021
Tentang Tata Cara Penerbitan Persetujuan Teknis Dan Surat Kelayakan
Operasional (SLO) Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan
DEFINISI
PERSETUJUAN DEFINISI
TEKNIS STANDAR
Persetujuan dari Pemerintah Pusat
atau Pemerintah Daerah berupa
TEKNIS
ketentuan mengenai standar
perlindungan dan pengelolaan Standar Teknis yang Ditetapkan oleh
lingkungan hidup dan/atau Pemerintah adalah standar yang
analisis mengenai dampak lalu ditetapkan sebagai acuan bagi Usaha
lintas Usaha dan/atau Kegiatan dan/atau Kegiatan tertentu untuk
sesuai peraturan perundang- pencegahan pencemaran lingkungan.
undangan
DEFINISI SURAT
KELAYAKAN
OPERASIONAL (SLO)
Surat yang memuat pernyataan pemenuhan mengenai
standar perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
Usaha dan/atau Kegiatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Pembuangan dan/atau pemanfaatan Air Limbah
• Setiap Usaha dan/atau kegiatan Wajib Amdal/UKL UPL yang membuang dan/atau memanfaatkan Air
Limbah wajib memiliki PERTEK & SLO
• Kegiatan yang dimaksud :
a. Pembuangan AL ke BAP
b. Pembuangan AL ke Formasi Tertentu
c. Pemanfaatan AL ke Formasi Tertentu
d. Land application
e. Pembuangan AL ke Laut
T Alokasi Y
Y Y Y Susun
Beban
Air limbah dibuang ke Ada Alokasi Beban Kajian Alternatif
Pencemar Air
badan air permukaan? Pencemar Air? Kompensasi
Terlampaui?
T T
Y Baku
T Mutu Air
Baku Mutu Air
T Susun
Tidak diperlukan persetujuan teknis Terlampaui? terlampaui =
Parameter kajian
dengan ketentuan : T teknis
Air Limbah
Susun standar teknis dengan
1. Air Limbah wajib masuk ke IPAL dengan BMAL yang Ada Baku Mutu menggunak
T
Terpadu melalui saluran atau belum ditetapkan secara Air Limbah Y an BMAL in
pengangkutan Susun standar
Spesifik spesifik situ/ lokal
2. Penanggungjawab wajib teknis Dengan
memasukkan pengelolaan air Susun kajian teknis untuk menggunakan
limbahnya ke dokumen lingkungan menentukan BMAL BMAL spesifik
Spesifik
PENAPISAN PERSETUJUAN
TEKNIS
PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE
FORMASI TERTENTU
Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang melakukan
pembuangan Air Limbah ke formasi tertentu wajib
menyusun kajian teknis.
PENAPISAN PERSETUJUAN TEKNIS
PEMANFAATAN AIR LIMBAH UNTUK APLIKASI
Usaha&/kegiatan KE TANAH
Y Susun kajian
Apakah air
limbah infeksius? teknis
T T Untuk
T T T Untuk
Untuk Untuk produk menambah
Untuk proses utama? samping? penyiraman
penunjang? nutrisi tanah
untuk budidaya? dan pencucian?
Y
Y Y
Y
Tidak diperlukan
persetujuan teknis , Susun standar
pengelolaan terintegrasi teknis
dalam dokumen lingkungan
Pengajuan = Kajian Teknis Atau Standar Teknis + Sistem Manajemen Lingkungan (Lampiran IV)
PENILAIAN SUBSTANSI
Kajian Teknis Standar Teknis :
• besaran Usaha dan/ atau Kegiatan
• besaran Usaha dan/ atau Kegiatan dengan dengan volume Air Limbah
volume Air Limbah • Baku Mutu Air Limbah yang
• sistem pengolahan Air Limbah dan/ atau ditetapkan oleh Menteri dan/ atau
pemanfaatan Air Limbah standar teknologi dan
• beban Air Limbah yang dibuang atau • rencana pemantauan lingkungan
dimanfaatkan terhadap potensi dampak
lingkungannya dan
• rencana pemantauan lingkungan yang dapat
digunakan mengevaluasi efektifitas rencana
pengelolaan lingkungan
Terpenuhi :
PERTEK PEMBUANGAN DAN/ATAU Tidak Terpenuhi :
PEMANFAATAN AIR LIMBAH DITOLAK
ISI Persetujuan Teknis
1. standar teknis pemenuhan BMAL 3. sistem manajemen lingkungan
• Parameter & nilai BMAL • Pemantauan Mutu Air Limbah
• Desain IPAL • Penaatan BMAL
• Titik penaatan , Titik pembuangan , Titik • Pemantauan air dan atau air tanah berkala
pemantauan , nama , titik koordinat perencanaan,pelaksanaan , pemeriksaan ,
• Biaya PPMA tindakan
• Kewajiban • Pelaporan
• Larangan
• Periode waktu pemenuhan BMAL termasuk uji 4. periode waktu uji coba sistem
coba pengolahan Air Limbah dan/atau
fasilitas injeksi
2. standar kompetensi sumber daya
manusia Pemenuhan standar kompetensi SDM paling
• Penanggung Jawab PPA
lambat 1 tahun sejak SLO terbit
• Penanggung Jawab operasional IPAL
• Personel dengan kompetensi sesuai kebutuhan
Kemampuan : identifikasi sumber pencemar ,
karakteristik pencemar. Identifikasi bahaya,
melakukan Tindakan keselamatan ,
Kewajiban :
a) memisahkan saluran Air Limbah dengan
saluran limpasan air hujan ; Perubahan teknis meliputi :
b) memiliki unit pengolahan dan saluran Air a) perubahan desain dan/atau teknologi instalasi
Limbah kedap air; pengolahan Air Limbah
c) memiliki alat ukur debit; dan b) pembangunan instalasi pengolahan Air
d) memiliki Sistem Tanggap Darurat Limbah
Pencemaran Air c) perubahan pengelolaan Air Limbah.
• melihat kesesuaian antara standar teknis pemenuhan Baku Mutu Air Limbah dengan pembangunan sarana dan
prasarana pengolahan Air Limbah
• memastikan berfungsinya sarana dan prasarana pengolahan Air Limbah, serta terpenuhinya Baku Mutu Air
Limbah yang ditetapkan dalam Persetujuan Teknis, dilakukan dengan cara
1. mengevaluasi sistem pengolahan Air Limbah sesuai dengan standar operasional prosedur; dan
2. membandingkan hasil uji Air Limbah paling lama 2 (dua) bulan terakhir dengan nilai Baku Mutu Air
Limbah.