Pembangunan dan lingkungan hidup merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak dapat
dipisahkan. Oleh karena itu antara pembangunan dan lingkungan hidup tidak dapat
dipertentangkan mana yang lebih penting. Sesuai dengan Peraturan Daerah kota Makassar
Nomor 13 tahu 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) kota
Makassar tahun 2005 -2025 dan Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD)
yang tercantum dalam Perda Kota Makassar nomor 9 tahun 2006 yang memuat visi, misi dan
arah pembangunan kota Makassar 5 tahun ke depan . Adapun arah pembangunan kota
Makassar yang menyangkut sanitasi diantaranya : (1) program pengembangan lingkungan
sehat, dan (2) Program lingkungan sehat perumahan.
Untuk penangangan strategi ini tidak lepas dari lima bagian wilayah pengembangan dengan
pendekatan fungsi kegiatan utama kota serta tingkat pelayanan .
Di dalam revisi RTRW Kota Makassar 2010-2030, maka salah satu kebijakan pengembangan
struktur ruang yang terkait sanitasi adalah Peningkatan Derajat Kualitas dan Jangkauan
Pelayanan Jaringan Prasarana Telekomunikasi, Sumberdaya air, Energi, dan Infrastruktur
perkotaan lainnya secara terpadu dan merata di seluruh wilayah Kota Makassar,
meliputi:
Bab IV - Halaman 1
Buku Putih Sanitasi Kota Makassar - 2011 POKJA AMPL
Tak lepas dalam Penataan kota terutama pada stategi Sanitasi Pemerintah kota Makassar juga
menerapkan ruang terbuka hijau yang mempunyai fungsi sebagai areal berlangsungnya
fungsi ekologis dan penyangga kehidupan wilayah perkotaan.
Hal ini juga masih banyak ditemukan pembuangan air limbah manusia langsung menuju
saluran drainase dan kanal.
Bab IV - Halaman 2
Buku Putih Sanitasi Kota Makassar - 2011 POKJA AMPL
Model ini diterapkan pada kawasan dengan kepadatan relatif rendah, menggunakan tangki
septic dan peresapan. Hingga tahun 2013 penggunaan tangki septic dan peresapan
direncanakan mencapai 80% dari total penduduk pada kawasan kepadatan rendah. Kawasan
permukiman di atas air atau pesisir pantai, diarahkan untuk mernggunakan sistem tangki
septic terapung sesuai dengan standar untuk pengaruh pasang surut air laut. Hingga tahun
2013 penggunaan tang septic terapung mencapai 90% dari total penduduk pada kawasan
rumah diatas air kepadatan rendah. Sedangkan untuk kawasan permukiman kumuh dan
berpenghasilan rendah diarahkan dengan model IPAL Komunal dengan criteria perbandingan
1 (satu) unit IPAL melayani 50-100 kepala keluarga.
Sistem pengelolaan Limbah cair secara terpusat/komunal dengan perpipaan skala kecil cukup
menjanjikan. Topografi yang memungkinkan teknis gravitasi untuk pengembangan sistem off-
site skala Kota sangat dimungkinkan. Banyak opsi yang dapat ditawarkan dan masing-masing
opsi mengandung konsekuensi terhadap pembiayaan. Selanjutnya dapat dilakukan penilaian
kesesuaiannya terhadap variabel-variabel non teknis.
Pelayanan air limbah rumah tangga secara komunal yakni Program SANIMAS dan SLBM serta
program sejenis lainnya yang ada di 10 lokasi, antara lain:
Bab IV - Halaman 3
Buku Putih Sanitasi Kota Makassar - 2011 POKJA AMPL
Sedangkan Pengelolaan sistem terpusat skala kota, sampai saat ini masih belum ada akan
tetapi Kota Makassar telah mempunyai Master Plan untuk sistem terpusat yang disusun pada
tahun 1996 oleh Konsultan PCI (Pacific Consultant International) dan Yachiyo Engineering CO,
Ltd, Tokyo dan tahun 2007 telah dilakukan Review oleh Konsultan Sehati.
Dan pada Tahun 2011 Kota Makassar telah memiliki Rencana Induk Investasi Air Limbah Kota
Makassar, melalui Program Water and Sanitation Inisiative/WSI yang dilaksanakan oleh
Indonesia Infrastructure Initiative (IndII) yang didanai oleh AusAid (Agen Australia uantuk
pembangunan Internasional).
Model pengelolaan ini diterapkan pada kawasan permukiman perkotaan atau kawasan dengan
penduduk yang relatif tinggi dengan menggunakan tangki septic komunal. Hingga tahun 2013
pengelolaan limbah domestik direncanakan mencapai 80% dari total limbah cair perkotaan.
Untuk permukiman di atas air dimungkinkan menggunakan septic tank terapung komunal yang
sesuai dengan standar teknis untuk pasang surut air laut Hingga tahun 2013 pengelolaan
limbah domestik direncanakan mencapai 90% dari total penduduk kawasan permukiman
diatas air kepadatan tinggi.
Kriteria kebutuhan prasarana air limbah dengan tangki septic komunal adalah 1 unit tangki
septic komunal melayani 10 – 15 KK.
Untuk kawasan strategi da kawasan pengembangan baru, pengelolaan limbah memakai sistem
assainering (terpusat menggunakan roil-riol). Kriteria perencanaan kebutuhan untuk
penggunaan sistem assainering, meliputi :
Topografi lahan mencukupi kelandaiannya karena aliran menggunakan roil. Pengaliran air
limbah dari rumah tangga menuju roil menggunakan sistem pengolahan yang ditetapkan.
Ukuran roil minimum 200 mm, sambungan pipa rapat air, pada saat tertentu dilakukan
penggelontoran air sehingga limbah yang mengendap atau masih tertinggal dapat
mengalir ke tangki penampungan.
Air limbah dari roil dialirkan ke bak penampungan dengan kapasitas sesuai kebutuhan.
Bak penampungan harus melalui sistem pengolahan yang memenuhi standar yang berlaku
atau diambil dan dibawa ke IPLT untuk diolah.
Skala prioritas dalam jangka waktu lima tahun (2009-2014) pengelolaan air limbah
menekankan pada pilihan teknologi tepat guna dengan startegi teknik sebagai berikut :
a. Implementasi proyek Communal sistem (Pengelolaan Lumpur Tinja sistem komunal)
untuk di daerah padat penduduk serta di daerah yang tidak bisa memakai sanitasi
setempat didasarkan pada pendekatan bertahap.
b. Pemantapan teknis operasi dan pemeliharan yang tepat pada IPLT sehingga fasilitas
IPLT dapat berfungsi secara efesien
c. Penyedian subsidi dan bantuan teknis bagi masyarakat kurang mampu untuk
membangun dan merenovasi fasilitas pembuangan tinja individu dan komunal.
d. Pembangunan MCK umum/komunal bagi mereka yang tak mampu membangun asalkan
masyarakat atau pengguna dapat menggunakan dan melakukan pemeliharaan dengan
baik.
Bab IV - Halaman 4
Buku Putih Sanitasi Kota Makassar - 2011 POKJA AMPL
Tabel 4.2 Target dan Strategi Sistem Sanitasi Berbasis Masyarakat Kota Makassar
No Input Output
Tersedianya regulasi tentang sanitasi pada
Advokasi dampak program sanitasi
tahun 2009
terhadap kesehatan dan benefit
1 Tersusunnya master plan sanitasi yang
terhadap peningkatan kualitas hidup
terintegrasi dengan kesehatan dan termuat
manusia (HDI)
dalam RPJM Kota tahun 2008
Penetapan anggota komisi AMDAL
Komisi AMDAL dapat memproses dokumen dan yang legitimate
2 tindak lanjut proses sanksi terhadap pelanggaran Terlaksananya perlakuan hukum
AMDAL tahun 2010 terhadap pelanggaran peraturan
AMDAL
Gerakan PKK dalam kegiatan PHBS terlaksana di Memberikan kepercayaan penuh kepada
3
seluruh kelurahan pada tahun 2015 PKK untuk mengelola kegiatan
Diseminasi kualitas limbah kepada
Kawasan pulau, pesisir dan pantai memenuhi
masyarakat
4 standar air limbah dan bebas dari pencemaran
Pemberian sanksi hokum terhadap
logam berat pada tahun 2010
pelanggaran
Tertatanya TPA sampah Tamangapa
sesuai standar teknis pada tahun
2010
Minimisasi sampah dengan program
Terkelolanya sampah secara maksimak di
5 3R
berbagai kawasan
Penerapan teknologi ramah
lingkungan
Penggerakan masyarakat peduli
sampah
Pengelola sampah terpadu antar
industri
6 Sampah industri dapat terkelola dengan baik Mengikutsertakan industri
bertanggung jawab mengatasi
sampah
Rehabilitasi dan pembangunan
drainase
Terbangunnya sistem Drainase yang memenuhi
7 Penerapan hukum bagi warga yang
standar
tidak memelihara fungsi drainase
kota
Terlaksananya Pengelolaan Air Limbah di
Pembangunan IPAL terpadu pada
8 Kawasan bisnis dengan menggunakan IPAL pada
kawasan bisnis
tahun 2015
Mengikutsertakan masyarakat dalam
memfungsikan selokan tesier
Pengembangan sistem perpipaan air
85% kelurahan pada tahun 2015 menggunakan
limbah dari rumah tangga
9 sistem Pembuangan Air Limbah tersier yang
Pengembangan sanitasi dari
memenuhi syarat
sederhana ke septic tank sanimas
menjadi perpipaan dengan IPAL di
kawasan permukiman
Sumber : Buku Strategi Sanitasi dan Kesehatan Masyarakat Kota Makassar Tahun 2008 -2012
Bab IV - Halaman 5
Buku Putih Sanitasi Kota Makassar - 2011 POKJA AMPL
Cakupan dan kualitas layanan bidang persampahan tergantung dengan adanya sarana dan
prasarana persampahan. Cakupan pelayanan persampahan di Kota Makassar Tahun 2010
sudah mencapai 89,21% dari total timbulan sampah per harinya. Sisanya tertangani dengan
pengelolaan sampah dan sebesar 6,61% tidak terangkut. Sarana dan prasarana persampahan
Kota Makassar dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Volume
No. Tempat Penanganan Lokasi Jumlah
(M³/Unit)
TPS/Kontainer
a. Terbuka
Tersebar 276 6 – 10
1. b. Tertutup
Tersebar 78 6
c. Dengan Pemisahan Sesuai
Tersebar 563 0,03 – 0,06
Jenis Sampah
2. Fasilitas pengolahan sampah TPA Tamangapa 2 150
Sumber : Dinas Pertamanan dan Kebersihan , 2011
Bab IV - Halaman 6
Buku Putih Sanitasi Kota Makassar - 2011 POKJA AMPL
Sejalan dengan rencana pembangunan TPA baru, arahan pengelolaan persampahan Kota Makassar
secara prinsipil mengikuti arahan yang diberikan dari Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan
Mamminasata yang mengusulkan 4 lokasi alternative tempat pembuangan akhir sampah selain
Tamangapa yaitu : Samata, Bajeng dan Pattalassang. Hasil studi diatas mengungkapkan bahwa
lokasi Pattalassang adalah lokasi paling layak untuk bisa di jadikan tempat pembuangan akhir
sampah, selain merupakan tanah Negara (luas lahan sekitar220 Ha), juga layak dijadikan sebagai
tempat pembuangan akhir sampah oleh kota Makassar dan kabupaten Gowa.
4.4.4. Konsep 3R
Bab IV - Halaman 7
Buku Putih Sanitasi Kota Makassar - 2011 POKJA AMPL
B. Reuse
Reuse yaitu memanfaatkan lagi sampah yang masih bisa dimanfaatkan sehingga akan
berpengaruh pada keberlangsungan umur TPA.
C. Recycle
Recycle yaitu mendaur ulang sampah untuk konservasi sumberdaya dan
mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA. Keuntungan dari reuse dan recycle
adalah:
Terbuka kesempatan bagi pihak swasta untuk terlibat dalam usaha ini
Usaha daur ulang sampah pada umumnya telah dilakukan oleh sebagian masyarakat
walaupun masih dalam skala terbatas
Potensi pasar untuk produk daur ulang ada
Drainase adalah prasarana yang berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air yaitu
sumber air permukaan tanah yang berupa sungai, danau, laut dan dibawah permukaan tanah
berupa air tanah di dalam tanah atau bangunan. Sistem drainase Makassar dimaksudkan untuk
memanfaatkan seoptimal mungkin jaringan yang ada baik berupa saluran drainase lingkungan,
drainase jalan, saluran pembuangan irigasi (Avour ), maupun saluran alam yang telah ada.
Drainase Kota Makassar mempunyai beragam kendala dan masalah yang membutuhkan solusi
untuk mengurangi kerawanan air terhadap genangan air, permasalahan ini timbul dari perilaku
masyarakat sebagai pengguna dan kurangnya perawatan. Maka rekomendasi rencana
penanganan perencanaan sistem drainase Kota Makassar dilakukan dengan konsep
perencanaan sebagai berikut:
Bab IV - Halaman 8
Buku Putih Sanitasi Kota Makassar - 2011 POKJA AMPL
a. Agar saluran drainase tetap bertahan dalam waktu yang yang lama maka dibutuhkan
kepedulian dan keterlibatan masyarakat di Kota Makassar terhadap pemeliharaan dan
perawatan saluran drainase yang ada. Dan perlu adanya tindakan sosialisasi untuk
melibatkan semua komponen masyarakat untuk menjaga dan memelihara saluran
drainase yang ada.
b. Meningkatkan kegiatan perawatan, pemeliharaan saluran drainase lingkungan dari
sampah-sampah dan endapan secara berkala oleh Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan
dan Pertamanan Kota Langsa.
c. Pembersihan endapan dan penyesuaian elevasi dasar saluran melalui kegiatan normalisasi
saluran induk dan sungai.
d. Penyesuaian dimensi saluran drainase (pelebaran dan pendalaman elevasi dasar saluran)
yang cukup sesuai dengan kebutuhan akibat debit aliran/limpasan.
e. Pembangunan saluran drainase yang baru.
f. Rehabilitasi dan perbaikan saluran drainase yang telah rusak..
g. Penyesuaian elevasi dan kemiringan dasar saluran drainase.
h. Mengganti buis beton/gorong-gorong dengan plat beton permanen.
i. Penataan kembali dan penertiban bangunan (kios-kios pedagang) diatas saluran drainase
bersama instansi terkait.
Peningkatan kebutuhan terhadap air minum sebagai akibat dari perkembangan dan
pertumbuhan penduduk kota Makassar menuntut pihak pemerintah, masyarakat dan swasta
untuk menyediakan kebutuhan air minum dengan sebaik-baiknya. Kebutuhan ini cenderung
meningkat dari tahun ketahun seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di perkotaan.
Keterbatasan penyediaan prasarana air minum perkotaan yang memadai dapat mempengaruhi
kehidupan manusia, produktivitas ekonomi, dan kualitas kota secara keseluruhan.
Program yang telah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan air minum Kota
Makassar yakni Program Pamsimas untuk memenuhi sarana penyedian air minum dan sarana
sanitasi berbasis masyarakat berupa pembuatan tandon air untuk memenuhi kebutuhan air
bersih masyarakat dalam skala komunal. Selain itu Kota Makassar juga memiliki program
penyediaan air bersih yang ditangani oleh Care dan PNPM Mandiri Perkotaan.
Adapun program kegiatan PDAM Kota Makassar Tahun 2011 – 2015 dalam bentuk rencana
tindakan sebagai berikut :
a. Peningkatan Coverage :
- Menurunkan tingkat kehilangan air
- Meningkatkan kapasitas produksi
- Meningkatkan sambungan rumah
- Pengembangan jaringan pada daerah padat penduduk
- Penggantian meteran rusak, kabur, dan hilang
- Blok renovasi dan pemetaan jaringan
- Pemutusan jaringan SR yang tertunggak
b. Peningkatan Mutu Pelayanan :
- Penyesuaian tarif
- Melakukan survei kepuasan pelanggan
Bab IV - Halaman 9
Buku Putih Sanitasi Kota Makassar - 2011 POKJA AMPL
Bab IV - Halaman 10